PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN PADA PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN (Studi Kasus Pada PT.Jawa Mentari Press Surabaya).
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJ AWABAN PADA
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada PT.J awa Mentar i Pr ess Sur abaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan dalam Memper oleh Gelar
Sarjana Ekonomi Progr am Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
Rizka Alifya Wiramihar dja
0813010103/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJ AWABAN PADA
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada PT.J awa Mentar i Pr ess Sur abaya)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Rizka Alifya Wiramihar dja
0813010103/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJ AWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
(Studi Kasus pada PT. J awa Mentari Pr ess )
yang diajukan
Rizka Alifya Wir amihardja
0813010103/FE/EA
telah disetujui untuk lisan oleh :
Pembimbing Utama
Rina Mustika, SE, MMA
Tanggal:......................
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
DRS.EC.R.A. SUWAIDI, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, sehingga skripsi yang
berjudul
“PENERAPAN
AKUNTANSI
PERTANGGUNGJ AWABAN
DALAM PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN DI PT. J AWA
MENTARI PRESS” dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna
memperoleh gelar kesarjanaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa
adanya bantuan, bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.
3. Bapak Drs.Ec. H. R.A Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi., selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
5. Ibu Rina Moestika, SE, MMA., selaku Dosen Pembimbing yang dengan
kesabaran, ketelatenan dan kerelaan telah membimbing dan memberikan
petunjuk sampai terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan
Ibu
Dosen
Pengajar
Fakultas
Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Pimpinan
dan
Staf
Tata
Usaha
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
8. Keluargaku yang tercinta terutama Papa Achmad Kamil W dan Mama
iyan serta kakak saya Norilsya Yala Dika, yang telah memberikan
dukungan moral maupun materiil serta doa hingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
9. Almh. Mama tercinta Sri Dina Rachman yang selalu memberikan doa dan
kasih sayang tiada hentinya.
10. Keluarga besar di Surabaya, bandung dan manado, terimakasi atas doa dan
dukungannya.
11. Sahabatku tercinta, Dinda, Dilla, Drajat, Meck, Desy, Yuni, Ana, Rizal,
Josua, Ganda, Ina yang senantiasa memberikan bantuan, smangat dan
dukungan dalam menyelesaikan kuliah hingga akhir penyusunan skripsi.
12. Dimas dan keluarga, terimakasih telah memberikan doa, nasehat dan
dukungan dalam menyelesaikan kuliah.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas doa,
dukungan,dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, April 2012
Peneliti
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJ AWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
PT. J AWA MENTARI PRESS SURABAYA
Oleh :
RizkaAlifyaWir amihar dja
Abstraksi
Akuntansipertanggungjawabanmerupakansistemakuntansi
yang
mengakuiadanyapusatpusatpertanggungjawabanpadasebuahperusahaan.Akuntansipertanggungjawaba
ntimbulsebagaiakibatadanyawewenang
yang
diberikandanbagaimanamempertanggungjawabkannyadalambentuktertulis.Lap
orantersebutberupalaporanpertanggungjawaban
yang
dapatdigunakansebagaidasaranalisapengukuranprestasikinerjamanajeruntukseti
appusatpertanggungjawaban.Pusatpendapatandalamsistemakuntansipertanggun
gjawabandihubungkandenganmanajer
yang
memilikiwewenangdalammengaturkeuanganperusahaan.
Tujuan
yang
ingindicapaidalampenelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanapenerapanaku
ntansipertanggungjawabandalampenilaiankinerjapusatpendapatanmelaluipende
katanstudikasauspada PT. JawaMentari Press Surabaya.
Berdasarkanpembahasandananalisi data, dapatdisimpulkanbahwa PT.
JawaMentari
Press
telahmenerapkanakuntansipertanggungjawabandenganbaikterlihatpadapenyusu
nananggaranpendapatan,
Penerapanakuntansipertanggungjawabandapatdilihatberdasarkan anggaran dan
realisasi penjualan PT. Jawa Mentari Press, secara kumulatif kinerja manajer
pusat pendapatan dikatakan baik karena hal ini dapat terlihat dari peningkatan
realisasi penjualan dan pendapatan.
Kata kunci:AkuntansiPertanggungjawaban, Pusatpendapatan, kinerja
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
x
ABSTRAKSI ...............................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah ...................................................
1
1.2
Rumusan Masalah .............................................................
5
1.3
Tujuan Penelitian ..............................................................
5
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................
5
KAJIAN PUSTAKA .................................................................
6
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ................................................
6
2.2
Landasan Teori .................................................................
10
2.2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ...........
10
2.2.2 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban ........
13
2.2.3 Informasi Akuntansi pertanggungjawaban .............
15
2.2.4 Tujuan
dan
keuntungan
Akuntansi
Pertanggungjawaban .............................................
17
2.2.5 Responsibility Reporting ………………………… .
18
BAB II
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3
2.2.6 Hubungan Responsibility Reporting dengan
Responsibility Accounting ………………………..
19
Pusat pertanggungjawaban ................................................
22
2.3.1 Definisi pusat Akuntansi Pertanggungjawaban ......
22
2.3.1.1
23
2.3.2 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban ...................
26
2.3.2.1
Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan.........
29
2.3.2.2
Biaya Realisasi …………………………….
30
2.3.2.3
Pusat Pendapatan ………………………….
31
Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan ..................................
32
2.4.1 Definisi Kinerja…………………………………….
32
2.4.2 Aspek Kinerja ……………………………………...
34
2.4.3 Faktor-faktor Kinerja ..............................................
34
2.4.3.1 Evaluasi Kinerja ............................................
35
2.4.3.1 Pelaporan Kinerja Pusat Pendapatan ...............
37
Hubung
Akuntansi
Pertanggungjawaban
Dengan
Pengkuran Kinerja …………………………. .....................
38
Proses
Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban……………………………………. ...
39
METODOLOGI PENELITIAN .................................................
40
3.1
Jenis Penelitian .................................................................
40
3.2
Lokasi Penelitian ..............................................................
44
3.3
Jenis Data dan Sumber Data .............................................
44
3.4
Metode Pengumpulan Data ................................................
47
3.5
Pengujian Kredibilitas Data ..............................................
48
2.4
2.5
2.6
BAB III
Sistem Anggaran dalam Akuntansi
Pertanggungjawaban ...................................
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
54
4.1
Sejarah perusahaan ...........................................................
54
4.2
Struktur Organisasi ...........................................................
55
4.3
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban .......................
58
4.4
Pusat Pert6anggungjawaban ..............................................
63
4.5
Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan ..............................
66
4.5.1 Penyusunan Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan
Perusahaan .............................................................
68
4.6
Pusat Pendapatan ..............................................................
71
4.7
Penilian Kinerja Pusat Pendapatan ....................................
72
4.8
Pelaporan Kinerja Pusat Pendapatan ..................................
75
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
77
5.1
Kesimpulan ......................................................................
77
5.2
Keterbatasan Penelitian …………………………………...
79
5.3
Saran ................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perusahaan adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut, sebuah perusahaan memerlukan sebuah manajemen yang
baik. Sebuah perusahaan tidak akan berjalan mulus tanpa adanya manajemen.
Kegiatan-kegiatan yang berjalan dengan lancar dicapai oleh orang-orang yang
aktivitasnya direncanakan secara cermat. oleh karena itu, dalam suatu
perusahaan pihak manajemen memiliki peranan yang sangat penting.
Manajemen memiliki beberapa fungsi yang terdiri dari, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Perencanaan merupakan
suatu tahap yang dilakukan oleh manajemen berupa penyusunan anggaran.
Penyusunan anggaran ini bertujuan untuk menentukan peran setiap manajer
dalam melaksanakan program atau bagian program(Supriyono,2000:40).
Selain fungsi perencanaan fungsi manajemen lainnya adalah pengendalian
atau control yang meliputi kegiatan penerapan (action) dan evaluasi kinerja
(performance evaluation). Fungsi manajemen ini harus dilaksanakan dan
dikuasai oleh setiap tingkat manajeman yang ada pada perusahaan
(Sidharta,2004:92).
40
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
Salah satu bagian dari akuntansi manajemen adalah akuntansi
pertanggungjawaban,
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
sisitem akuntansi yang ditujukan mengukur prestasi kerja tiap bagian yang
berfokus pada pengendalian biaya (Christina,2004). pengelompokan dan
pelaporan biaya dilakukan tiap tingkatan manajemen yang hanya dibebani
dengan biaya yang berada dibawah tanggungjawabnya. menurut sistem ini,
tiap bagian yang ada dalam bagian organisasi dibagi menjadi pusat
pertanggungjawaban. Keselurahan pusat pertanggungjawaban ini membentuk
jenjang hierarki dalam organisasi (rambe,2004). Horngren(2003) menegaskan
akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasi bagian organisasi yang
mempunyai tanggungjawab untuk setiap tujuan, mengembangkan ukuran dan
target untuk dicapai, dan menciptakan laporan ukuran oleh bagian kecil
organisasi pusat pertanggungjawaban (jurnal riset ekonomi dan bisnis vol 9
no. 2,September 2009).
Dengan ditetapkan akuntansi pertanggungjawaban maka dapat
diketahui siapa saja orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas
kinerja yang hubungannya dengan wewenang yang dimiliki tiap-tiap manager.
Untuk evaluasi keuangan, pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi
empat bagian,yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat
investasi. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai pusat
pendapatan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
Pusat Pendapatan merupakan pusat
pertanggungjawaban yang
manajernya diberi tanggung jawab untuk meningkatkan pendapatan pusat
pertanggungjawaban tersebut. Manajer yang bertanggungjawab pada suatu
pusat
pendapatan
diharuskan
untuk
membuat
suatu
laporan
pertanggungjawaban yang berisi target pendapatan serta realisasinya,
sehingga melalui laporan tersebut akan dapat diketahui selisih (Variance) dari
target pendapatan yang telah ditetapkan, baik yang bersifat menguntungkan
maupun yang merugikan. Untuk mengetahui seberapa baik manajer pusat
pendapatan melaksanakan tanggung jawabnya tersebut, maka perusahaan
memerlukan suatu alat pengukuran kinerja yaitu salah satunya dengan
menggunakan sistem akuntansi pertanggungjawaban.
PT. Jawa Mentari Press merupakan perusahaan penerbitan majalah
“Mentari” yang kini sedang menghadapi persaingan-persaingan yang begitu
banyak dari perusahaan penerbit lainnya yang begitu gencar menerbitkan
majalah yang sejenis dengan segmen pasar yang sama. Sehingga
menimbulkan turunnya omset penjualan pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data penjualan PT.
Jawa Mentari Press yaitu sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
Target Penjualan dan Realisasi
PT. Jawa Mentari Press
Tahun 2007-2011
Tahun
Target
Realisasi
Selisih
(EKS)
(EKS)
(EKS)
2007
2.500.000
2.352.000
148.000
2008
2.600.000
2.653.000
53.000
2009
2.650.000
2.544.000
106.000
2010
2.650.000
2.735.000
85.000
2011
2.650.000
2.752.000
102.000
Sumber : PT. Jawa Mentari Press
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi, evaluasi kinerja manajer
pusat pendapatan dilakukan secara berkala. Evaluasi ini dilakukan dengan
cara membandingkan antara anggaran penjualan dengan realisasinya.
Berdasarkan perbandingan laporan tersebut akan dapat diketahui besarnya
penyimpangan
yang
terjadi
apakah
bersifat
menguntungkan
atau
merugikan,dengan adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut maka
penilaian terhadap manajer dapat dilakukan. Dari latar belakang masalah
tersebut maka penelitian ini mengambil judul : “Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. J awa Mentari Press”.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
1.2.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
“ Bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian
kinerja pusat pendapatan pada PT. Jawa Mentari Press”
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini oleh peneliti ialah :
Untuk mengetahui gambaran akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai
kinerja pusat pendapatan pada PT. Jawa Mentari Press.
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai informasi
dan sarana perbaikan yang diperlukan sehubungan dengan penerapan
akuntansi pertanggungjawaban.
2. bagi penulis, dapat mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh
perusahaan
serta
mengetahui
sampai
sejauh
mana
akuntansi
pertanggungjawaban dapat digunakan untuk pengendalian biaya dan
mengukur prestasi kerja manajer pusat pertanggungjawaban.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
3. Bagi dunia akademisi, dapat memotivasi penelitian-penelitian selanjutnya
terutama
didalam
bidang
akuntansi
pertanggungjawaban
mengeliminasi keterbatsan-keterbatasan yang ada.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan
46
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
1. Bayu Haryanto (2010)
Judul :
“Peran Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Hubungannya Dengan
Penilaian kinerja Manajer “
Permasalahan :
1. Apakah struktur organisasi perusahaan telah mencerminkan sistem
akuntansi pertanggungjawaban?
2. Bagaimana pembuatan rekening pada sistem pelaporan?
3. Bagaimana penyusunan anggaran perusahaan terhadap efektifitas dan
efesiensi biaya pemasaran?
4. Bagaimana sistem pelaporan perusahaan berkenaan dengan laporan
pertanggungjawaban?
5. Apakah akuntansi pertanggungjawaban manager PT.Pakerin Surabaya
sudah dapat digunakan dalam penilaian kinerja manajer?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
Kesimpulan
a. Perusahaan belum menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini
dapat
dilihat
dari
penyusunan
anggaran
dan
laporan
pertanggungjawaban yang belum mencerminkan tanggungjawab
masing-masing pusat pertanggungjawaban.
b. Struktur organisasi sudah disusun berdasarkan desentralisasi namun
belum dibuat suatu kode pusat-pusat pertanggungjawaban.
c. Dengan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban, maka
manajemen dapat dimintai pertanggungjawaban atas kinerja, para
manajer pusat pertanggungjawaban khususnya pusat biaya, karena
dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban proses penyusunan
anggaran dan penilaian kinerja disusun berdasarkan biaya terkendali.
d. berdasarkan evaluasi kinerja manajer dapat disimpulkan bahwa
beberapa pusat pertanggungjawaban seperti kepala bagian pemasaran
divisi duplex terlihat perlu meningkatkan efisiensi kinerja.
2. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No. 2
Judul:
“Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian
Kinerja, Bagian Produksi PT.PAL ”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
Hasil Penelitian
a. Akuntansi pertanggungjawaban hanya dibatasi pada biaya produksi
tahun 2008 pada bagian produksi dengan divisi kapal perang sebagai
pusat biaya
b. Analisis laporan pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja
diukur melalui struktur organisasi, penyusunan anggaran produksi,
pemisahan biaya produksi dan pengkodean rekening serta pelaporan
biaya produksi
Kesimpulan:
a. Struktur organisasi pada divisi kapal perang PT.PAL perlu
didesain kembali untuk memungkinkan diterapkannya akuntansi
pertanggungjawaban
b. Dalam menyusun anggaran biaya produksi, manajemen belum
memenuhi syarat akuntansi pertanggungjawaban karena belum
mengikutsertakan bagian-bagian yang ada dibawah departemen
produksi.
c. Penyebab terjadinya penyimpangan biaya produksi disebabkan
karena kurangnya pengendalian biaya produksi, dimana biaya
produksi belum dipisahkan antara biaya terkendali dan tidak
terkendali.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
d. Dalam sistem akuntansi biaya dank ode rekening, perusahaan telah
melakukan sesuai sistem akuntansi pertanggungjawaban. Namun,
masih perlu dilakukan pembenahan dengan menambahkan kode
untuk membedakan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali.
e. Sistem pelaporan belum sesuai dengan struktur organisasi. Perlu
disusun kembali untuk memperjelas garis wewenang dan
tanggungjawab.
3. Iswahyudi (2006)
Judul :
“Pengaruh penganggaran partisipatif dan motivasi terhadap kinerja
manajerial”
Permasalahan
Apakah penganggaran partisipatif dan motivasi mempunyai pengaruh
terhadap kinerja manajerial PT.Wangta Agung Surabaya
Hipotesis :
Diduga penganggran partisipatif dan motivasi berpengaruh terhadap
kinerja manajerial pada PT. Wangta Agung Surabaya.
Kesimpulan :
Besarnya nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,596 atau sebesar
59,6%, sedangkan sisanya sebesar 40,6% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak ikut diteliti dalam model regresi ini. Sehingga hipotesis yang
menyatakan diduga penganggaran partisipatif dan motivasi berpengaruh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
terhadap kinerja manajerial pada PT.Wangta Agung Surabaya bahwa telah
dapat dibuktikan kinerjanya.
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Seorang pimpinan diharapkan mampu memantau seluruh kegiatan
operasi perusahaan secara langsung. Namun, semakin kompleksnya kegiatan
suatu perusahaan menyebabkan pimpinan tak lagi mampu memantau seluruh
kegiatan perusahaan secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pendelegasian wewenang dan tanggungjawab melalui penerapan akuntansi
pertanggungjawaban. Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat
mengendalikan
tanggung
jawab
tiap
unit
kerja
atau
pusat
pertanggungjawaban.
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur
berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut
informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoprasikan pusat
pertanggungjawaban mereka. (Hansen dan Mowen, 2000: 63)
Dengan menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja para
manajer akan meningkat. Hal didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu
tujuan atau standart yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka
karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standart yang ditetapkan, dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
karyawan juga memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya
karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya (Milani, 1975) dalam
Ratnawati kurnia, semakin tinggi tingkat keterlibatan manajer dalam proses
penyusunan anggaran, akan semakin meningkat kinerja (Indriantoro, 2000)
Ada
beberapa
pendapat
mengenai
definisi
akuntansi
pertanggungjawaban, antara lain dikemukakan oleh Hansen dan Mowen
(2000: 63) adalah sebagai berikut :
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban.
Menurut Mulyadi (1981 : 379) bahwa :
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah satu system akuntansi yang disusun
sedemikian rupa sehingga pengumpulan serta pelaporan biaya dan pendapatan
dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan
tujuan
agar
dapat
ditunjuk
orang
atau
kelompok
orang
yang
bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan atau pendapatan yang
dianggarkan.”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
Menurut Samryn (2000 : 258) didefinisikan sebagai berikut :
“Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang
digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai
dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoprasikan pusat
pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian
manajemen”.
Sedangkan
menurut
Matz
dan
Usry
(dikutip oleh Bayu
Haryanto,2010) adalah sebagai berikut :
“Akuntansi pertanggungjawaban sebagai suatu program yang meliputi
semua manajemen operasi dengan dibantu oleh devisi akuntansi biaya
atau
anggaran
yang
menyediakan
laporan
dalam
bentuk
harian,
mingguan, atau bulanan.”
Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
akuntansi
pertanggungjawaban
merupakan
sistem
akuntansi
yang
disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan, dimana pada masingmasing tingkatan manajemen yang lebih rendah diberi berbagai macam
tugas, wewenang dan tanggung jawab. Selain itu juga memberikan
informasi tentang
pertanggungjawaban.
prestasi yang
Dalam
dicapai oleh masing-masing
akuntansi
pertanggungjawaban,
pusat
dengan
adanya penilaian prestasi melalui laporan pertanggungjawaban, tiap-tiap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
manajer pusat pertanggungjawaban lebih termotivasi untuk bekerja lebih
baik lagi dan lebih berprestasi.
Tujuan
dari
akuntansi
pertanggungjawaban
adalah
untuk
mengadakan evaluasi hasil kerja dan memberikan atau menghasilkan arus
balik
sehingga
operasi-operasi
diwaktu
yang
akan
datang
dapat
ditingkatkan.
2.2.2. Karakteristik akuntansi pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (dikutip oleh Athena,2010) yaitu :
1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
Akuntansi
pertanggungjawaban
mengidentifikasi
pusat
pertanggungjawaban sebagai unit organisasi departemen, keluarga
produk,
tim
kerja,
pertanggungjawaban
atau
yang
individu.
Apa
dibentuk,
pun
satuan
system
pusat
akuntansi
pertanggungjawaban membebankan tanggungjawab kepada individu yang
diberi wewenang. Tanggung jawab dibatasi dalam satuan keuangan
(seperti biaya).
2. Standar
ditetapkan
sebagai
tolak
ukur
kinerja
manajer
yang
bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu.
Setelah pusat pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, system
akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54
sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar
yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya
standard
anggaran
merupakan
ukuran
kinerja
manajer
pusat
pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam
anggaran.
3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran
Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh manajer
pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan
dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi
akuntansi pertanggungjawaban, yang mencerminkan ukuran kinerja
manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaran.
Dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, secara prinsip individu
hanya dimintai pertanggungjawaban atas biaya yang dimiliki dan individu
tersebut memiliki wewenang untuk mempengaruhinya secara signifikan.
Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
menyajikan
biaya
sesungguhnya dan informasi biaya yang dianggarkan kepada setiap
manajer yang bertanggung jawab, untuk memungkinkan setiap manajer
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
anggaran
mereka
dan
memungkinkan mereka untuk memantau pelaksanaan anggaran mereka.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
4. Manajer secara individu diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan
kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu para
manajer dalam mengelola biaya untuk mencapai target standar biaya
yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab
terjadinya penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang
dianggarkan, para manajer secara individual diberi penghargaan atau
hukuman menurut system penghargaan dan hukuman yang ditetapkan.
2.2.3.
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan
memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai
perusahaan itu sendiri atau bagiannya. Informasi keuangan ini merupakan
masukan yang penting bagi para manajer dalam mengelola perusahaan atau
bagiannya. Berbeda dengan pihak luar yang memerlukan informasi keuangan
guna mengambil keputusan untuk menentukan hubungan mereka dengan
suatu perusahaan, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang
dipimpin oleh manajer yang bersangkutan. Informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh para manajer tersebut diolah dan disajikan oleh tipe
akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56
Oleh karena karakteristik keputusan yang dibuat oleh pihak luar
berbeda dengan karakteristik keputusan yang dibuat oleh para manajer, maka
hal ini mempunyai dampak terhadap karakteristik system pengelolahan
informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan tersebut.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi biaya,
pendapatan,
dan
aktiva
yang
dihubungkan
dengan
manajer
yang
bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam
penyusunan anggaran, tiap manajer dalam organisasi merencanakan biaya dan
pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya dibawah koordinasi manajemen
puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna
memantau sampai seberapa jauh tiap manajer tersebut melaksanakan
rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian
merupakan dasar untuk menganalisis prestasi manajer dan sekaligus untuk
memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang
dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing
Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
merupakan
asset,
pendapatan dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi ini
dapat berupa informasi historis yang berupa asset, pendapatan dan atau biaya
masa lalu, dan dapat pula informasi masa yang akan datang. Informasi
pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan dating
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
57
bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai
penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan pemotivasi manajer
(Mulyadi,1997). (dikutip oleh Athena, 2010)
2.2.4. Tujuan Dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban
Didalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu
perusahaan, terlebih dahulu harus diketahui apa yang menjadi tujuan dari
akuntansi pertanggungjawaban itu sendiri.
Menurut Robert N.Anthony dan Roger H. Hermanson (2001)
dikemukakan bahwa :
“Tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah meningkatkan operasi-operasi
perusahaan diwaktu yang akan datang”.
Adapun keuntungan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah
individu dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran
perusahaan secara efektif dan efisien.
Manfaat dari Akuntansi pertanggungjawaban adalah :
1. Dasar penyusunan anggaran
2. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58
3. Pemotivasi manajer
4. Alat untuk memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas
2.2.5. Responsibility Reporting
Sejalan dengan perkembangan usaha dan peningkatan volume
aktivitas serta ruang lingkup usaha yang semakin kompleks kemampuan
untuk mengendalikan organisasi oleh seorang pimpinan akan semakin
sulit, maka pimpinan membuat suatu sistem dan metode serta alat-alat
pengendalian yang dapat membantu didalam pelaksanaan tugasnya. Agar
hal tersebut terpenuhi dibutuhkan suatu informasi berupa informasi
akuntansi manajemen yang berguna sebagai alat untuk komunikasi,
motivasi, penarikan perhatian dan penilai.
Informasi akuntansi manajemen yang dimaksud adalah suatu
laporan yang berisikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan oprasional
tugas dan pekerjaan yang dibebankan selama periode tertentu atau
disebut dengan Responsibility Reporting. Pelaksanaan berkewajiban untuk
membuat laporan pertanggungjawaban kepada pihak pimpinan. Laporan
tersebut akan digunakan oleh pimpinan untuk berbagai keperluan, antara
lain
untuk
mengevaluasi
keberhasilan,
penilaian
prestasi
dan
sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lain
59
Laporan
pertanggungjawaban
membuat
informasi
anggaran
pendapatan dan atau biaya yang dapat dikendalikan serta selisih antara
anggaran dan realisasinya, sehingga laporan pertanggungjawaban dapat
digunakan sebagai sarana mengefektifkan pengendalian biaya sebab
informasi yang disajikan lebih lengkap dan lebih rinci. Laporan ini
berfokus pada prestasi keuangan dari setiap pusat pertanggungjawaban,
system pelaporan ini sangat dipengaruhi oleh lini pertanggungjawaban
dan wewenangnya ditetapkan didalam struktur organisasial. Sebagai
suatu elemen dalam proses pengendalian manajemen perusahaan, setiap
laporan pertanggungjawaban berisikan standar prestasi. Sistem pelaporan
pertanggungjawaban
pengendalian
dapat
anggaran
digambarkan
yang
mengikuti
sebagai
suatu
struktur
sistem
organisasional
perusahaan, memuat penyimpangan-penyimpangan biaya antara anggaran
dan realisasinya sehingga bisa diketahui ketidakefesienan dan masalahnya
dalam
perusahaan.
Laporan
ini
berguna
bagi
tiap
pusat
pertanggungjawaban untuk mengetahui kelemahan atau kekeliruan yang
dilakukan, sehingga memotivasi mereka untuk memperbaiki.
2.2.6. Hubungan Responsibility Reporting dengan Responsibility Accounting
Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat
diperoleh gambaran mengenai Responsibility Reporting dan Responsibility
Accounting, selanjutnya akan dikaitkan hubungan antar keduanya. Pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
hakekatnya sistem pelaporan pertanggungjawaban, yang juga dikenal
sebagai sistem akuntansi pertanggungjawaban, terdiri dari seperangkat
laporan yang berhubungan yang disiapkan bagi para manajer diberbagai
pusat pertanggungjawaban didalam suatu perusahaan.
Laporan
pertanggungjawaban
mencakup
pelaporan
dalam
akuntansi pertanggungjawaban, bahkan umumnya istilah Responsibility
Reporting, dan
Responsibility Accounting,
dianggap
sama
maknanya.
Responsibility Reporting merupakan inti dari penerapan Responsibility
Accounting.
Responsibility
pengendali
biaya
yang
Reporting
telah
dapat
digunakan
dikeluarkan
oleh
sebagai
suatu
alat
pusat
pertanggungjawaban dan mampu memotivasi manajer untuk bertindak
langsung apabila dipandang perlu untuk dapat memperbaiki prestasi
kerja.
Menurut Mulyadi (dikutip oleh Diana Putri, 2005) Terdapat 5 syarat
yang dapat diterapkan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu
:
1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan
tanggungjawab dari tiap tingkatan manajemen.
2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkat manajemen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61
3. Penggolongan biaya yang sesuai dapat dikendalikan atau tidak
oleh manajemen tertentu dalam organisasi.
4. Sistem
akuntansi
biaya
yang
disesuaikan
dengan
struktur
organisasi.
5. sistem pelaporan biaya kepada manajer yang dapat bertanggung
jawab penuh.
Akuntansi
pertanggungjawaban
dapat
menarik
perhatian
bagi
kebanyakan pimpinan tertinggi karena hal itu memudahkan pelimpahan
(delegasi)
pengambilan
kekuasaan,
jadi
setiap
pimpinan
diberikan
kekuasaan atas sesuatu bagian yang lebih kecil (sub unit) bersama-sama
dengan suatu wewenang. Dilain pihak, akuntansi pertanggungjawaban
memberikan
sarana-sarana
kemampuan
setiap
dasar
manajer.
untuk
Akibatnya
mengadakan
pimpinan
evaluasi
tertinggi
atas
selalu
mendapatkan informasi, Akuntansi pertanggungjawaban membantu untuk
memotivasi bagi setiap manajer melalui laporan prestasi kerja atau
laporan pertanggungjawaban yang dirancang untuk mengukur prestasi
manajer yang dinyatakan melalui biaya dan atau pendapatan yang dapat
dikendalikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62
2.3.
Pusat pertanggungjawaban
2.3.1. Definisi Pusat Akuntansi Pertanggungjawaban
Pusat Pertanggungjawaban adalah setiap unit kerja dalam organisasi
yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas
yang dilakukan, atau unit organisasi yang dipimpinnya. Dalam kaitan ini suatu
organisasi terdiri dari kumpulan
beberapa pusat pertanggungjawaban.
Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam
organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat
pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi,regular bergilir, serta
unit-unit
kerja
lainnya,
pada
tingkatan
yang
lebih
tinggi
pusat
pertanggungjawaban dibentuk dalam departemen-departemen ataupun divisidivisi. Biasanya istilahpusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk
unit-unit kerja yang terletak pada tingkat bawah dalam suatu lingkup
organisasi.
Dalam struktur organisasi perusahaan, organisasi perusahaan dibentuk
untuk menentukan posisi, wewenang, kewajiban, tanggungjawab, serta
hubungan antara manajer di dalam perusahaan. (Supriyono 1999 : 8)
Definisi
pusat
pertanggungjawaban
menurut
Hansen,Mowen
(2001:818) adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63
“Pusat pertanggungjawaban (Responsibility Center) merupakan suatu segmen
bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatankegiatan tertentu”.
Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2002 : 12) Pusat
pertanggungjawaban adalah organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan”.
Sedangkan Menurut Moriarty and Allen (1991) mengartikan pusat
pertanggungjawaban sebagai berikut :
“A Responsibility centuries an activity on collection of activities
supervised by a single individual.”
Dengan demikian dari berbagai pendapat diatas, penulis mengambil
suatu kesimpulan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit
organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang
dan
tanggungjawab
atas
aktivitas
unit
yang
dipimpinnya.
Pusat
pertanggungjawaban dapat berupa unit organisasi seperti seksi, segmen,
departemen, divisi atas sebuah perusahaan.
2.3.2.1. Sistem Anggaran dalam Akuntansi Pertanggungjawaban
Salah satu syarat utama dari sistem akuntansi pertanggungjawaban
adalah dapat dibuatnya laporan tentang pertanggungjawaban yang disusun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64
berdasarkan tingkat pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan. Untuk
menghasilkan laporan yang efektif, maka penyusunan anggaran harus dibuat
disetiap pusat pertanggungjawaban yang ada. Oleh karena itu pada proses
penyusunan anggaran, masing-masing bagian akan terlibat secara aktif untuk
menyusun anggaran di masing-masing bagian tersebut.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan pesan (role setting) dalam tujuan pencapaian tujuan perusahaan,
dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan
dalam melaksanakan sebagian kegiatan pencapaian tujuan perusahaan dan
ditetapkan pula sumber ekonomi yang disediakan untuk memungkinkan
manajer berperan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan tersebut diukur
dalam satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena
itu penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi
akuntansi pertanggungjawaban.
Penyusunan anggaran perusahaan secara keseluruhan harus didukung
oleh anggaran-anggaran dari seluruh unit aktivitas. Antara unit aktivitas satu
dengan aktivitas unit lainnya harus saling menunjang dan melengkapi.
Keikutsertaan setiap tingkat manajemen dalam menyusun anggaran akan
memberikan motivasi bagi tiap manajer pusat pertanggungjawaban untuk
melaksanakan anggarannya dengan sebaik-baiknya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
65
Dalam akuntansi pertanggungjawaban anggaran dapat digunakan
sebagai tolak ukur pengendalian biaya (Mulyadi,1981 : 382). Lebih lanjut
dijelaskan bahwa untuk tujuan pengendalian biaya, organisasi harus disusun
sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap manajer
jelas. Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, tiap-tiap
manajernya mengetahui wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
Dengan demikian, jika terjadi sesuatu dengan yang direncanakan dalam
anggaran akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggungjawab.
Untuk pengendalian biaya, anggaran biaya harus disusun sesuai
dengan tingkat manajemen dalam organisasi. Tiap-tiap manajer harus
mengajukan
tanggungjawab
rancangan
anggaran
masing-masing.
biaya-biaya
Rancangan
yang
anggaran
ada
ini
dibawah
kemudian
dikombinasikan di selaraskan satu sama lain oleh komite anggaran. Setiap
perubahan yang dilakukan terhadap rancangan anggaran tersebut harus
dirundingkan dengan dan diberitahukan kepada manajer penyusunan anggaran
biaya, sehingga menciptakan peran serta dan komitmen mereka dalam
mencapai target yang ditetapkan. Dengan demikian, masing-masing manajer
akan merasa bahwa anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya adalah anggarannya dan dia akan bersedia dinilai atas tolak ukur
anggaran tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
Menurut Mulyadi (1981 : 384) Bahwa dalam sistem penyusunan
anggaran dalam laporan pertanggungjawaban, setiap manajer berpartisipasi
dalam penyusunan anggaran bagiannya masing-masing dan oleh karna itu,
masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban mengenai realisasi
anggaran tersebut, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian
dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, maka hanya
biaya-biaya terkendalikan saja yang harus dipertanggungjawabkan.
2.3.2. J enis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Dalam organisasi perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban
dan manajer yang bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusatpusat
pertanggungjawaban dan tolak ukur kinerjanya. Suatu pusat
pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu system yang mengolah
masukan menjadi keluaran. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang
dinyatakan dalam satuan uang disebut dengan pendapatan.
Hubungan
antara
masukan
dan
keluaran
suatu
pusat
pertanggungjawaban mempunyai karakteristik tertentu. Hampir semua
masukan pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif, namun
tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara
kuantitatif.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67
Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban, digolongkan menurut
sifat input Sdan output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian
(Anthony dan Govidaraja,2002 :115-117,168) :
a. Pusat pendapatan
Dipusat pendapatan, suatu output (yaitu,pendapatan) diukur secara moneter,
akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengkaitkan input
(yaitu, beban atau biaya) dengan output. Pada umumnya, pusat pendapatan
merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak memiliki wewenang untuk
menetapkan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga pokok
penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan
actual diukur terhadap anggaran dan kuota, dan manajer dianggap
bertanggung jawab atas biaya yang terjadi secara langsung di dalam unitnya,
akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
b. Pusat Biaya
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur secara
moneter, namun outputnya tidak. Pusat biaya (cost center), manajer
departemen atau divisi diserahi tanggung jawab untuk mengendalikan biaya
yang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan yang
mempengaruhi
biaya
tersebut.
Pusat
biaya
merupakan
jenis
pusat
pertanggungjawaban yang digunakan secara luas. Hal ini karena bidangbidang di mana manajer mempunyai tanggungjawab dan otoritas atas biaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68
yang dapat diidentifikasi dengan cepat pada sebagian besar perusahaan. Besar
atau kecilnya pusat biaya tergantung pada aktivitas-aktivitasnya.
Manajer pusat biaya perlu memastikan bahwa tugas-tugas yang
diembannya dituntaskan dalam batasan yang diperkenankan oleh anggaran
atau biaya standar. Manajer pusat biaya memakai biaya standard an anggaran
yang fleksibel untuk mengendalikan biaya. Apabila selisih dari standar
bersifat signifikan, manajemen haruslah menginvestigasi aktivitas-aktivitas
pusat biaya dalam upaya menentukan apakah biaya diluar kendali, atau
sebaliknya, standar biayanya yang memang perlu direvisi. Manajer pusat
biaya tidak membuat keputusan menyangkut penjualan ataupun jumlah asset
tetap yang diinvestasikan pada pusat biaya tersebut.
c. Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan
(biaya yang dikonsumsi) maupun keluaran (pendapatan yang berhasil dicapai)
dapat diukur dengan satuan moneter. Selisih antara pendapatan dan biaya
adalah laba yang diperoleh atau rugi yang diderita. Pembentukan pusat laba
memerlukan perincian tugas, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab
serta
dukungan
informasi
agar
manajer
yang
bersangkutan
dapat
merencanakan kegiatan-kegiatan pada unit dengan baik.
d. Pusat Investasi
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling
luas, karenanya manajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69
biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yangtimbul sehubungan dengan
usaha memperoleh sumber daya dan menentukan barang modal yang akan
dibeli.
Masalah utama dalam sebuah pusat investasi adalah laba yang
dihasilkan dan harta yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, yaitu
apakah yang dihasilkan telah sebanding dengan modal yang diinvestasikan.
Manajemen pusat investasi diharapkan memperoleh laba sebesar jumlah yang
ditetapkan untuk setiap nilai rupiah yang diinvestasikan. Prestasi pusat
investasi ini diukur dengan menilai tingkat Residual, Income maupun tingkat
Return On Investment.
2.3.2.1. Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan
Anggaran Penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam
penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung
utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip perusahaan, Sebab
jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis atau terlalu percaya diri maka
sebagian besar rencana laba secara keseluruhan juga akan ikut tidak realistis.
Selain itu, anggaran penjualan juga dapat dijadikan sebagai pedoman dan
motivasi bagi setiap individu dalam perusahaan untuk berusaha mengerahkan
sedluruh sumber daya dan kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
70
Menurut Mulyadi (2001 : 488) Anggaran merupakan suatu rencan
kerj
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada PT.J awa Mentar i Pr ess Sur abaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syar atan dalam Memper oleh Gelar
Sarjana Ekonomi Progr am Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
Rizka Alifya Wiramihar dja
0813010103/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJ AWABAN PADA
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada PT.J awa Mentar i Pr ess Sur abaya)
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Rizka Alifya Wiramihar dja
0813010103/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJ AWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
(Studi Kasus pada PT. J awa Mentari Pr ess )
yang diajukan
Rizka Alifya Wir amihardja
0813010103/FE/EA
telah disetujui untuk lisan oleh :
Pembimbing Utama
Rina Mustika, SE, MMA
Tanggal:......................
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
DRS.EC.R.A. SUWAIDI, MS
NIP. 196003301986031003
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala rahmat, karunia dan pertolongan-Nya, sehingga skripsi yang
berjudul
“PENERAPAN
AKUNTANSI
PERTANGGUNGJ AWABAN
DALAM PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN DI PT. J AWA
MENTARI PRESS” dapat diselesaikan dengan lancar.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh
mahasiswa jenjang pendidikan Strata-1 (Sarjana) Jurusan Akuntansi, Fakultas
Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur guna
memperoleh gelar kesarjanaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa
adanya bantuan, bimbingan serta saran-saran dari berbagai pihak, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, Mp., selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.
3. Bapak Drs.Ec. H. R.A Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi., selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa
Timur.
5. Ibu Rina Moestika, SE, MMA., selaku Dosen Pembimbing yang dengan
kesabaran, ketelatenan dan kerelaan telah membimbing dan memberikan
petunjuk sampai terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak dan
Ibu
Dosen
Pengajar
Fakultas
Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Pimpinan
dan
Staf
Tata
Usaha
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
8. Keluargaku yang tercinta terutama Papa Achmad Kamil W dan Mama
iyan serta kakak saya Norilsya Yala Dika, yang telah memberikan
dukungan moral maupun materiil serta doa hingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
9. Almh. Mama tercinta Sri Dina Rachman yang selalu memberikan doa dan
kasih sayang tiada hentinya.
10. Keluarga besar di Surabaya, bandung dan manado, terimakasi atas doa dan
dukungannya.
11. Sahabatku tercinta, Dinda, Dilla, Drajat, Meck, Desy, Yuni, Ana, Rizal,
Josua, Ganda, Ina yang senantiasa memberikan bantuan, smangat dan
dukungan dalam menyelesaikan kuliah hingga akhir penyusunan skripsi.
12. Dimas dan keluarga, terimakasih telah memberikan doa, nasehat dan
dukungan dalam menyelesaikan kuliah.
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
13. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas doa,
dukungan,dan bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kesalahan
dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki, maka penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, April 2012
Peneliti
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJ AWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJ A PUSAT PENDAPATAN
PT. J AWA MENTARI PRESS SURABAYA
Oleh :
RizkaAlifyaWir amihar dja
Abstraksi
Akuntansipertanggungjawabanmerupakansistemakuntansi
yang
mengakuiadanyapusatpusatpertanggungjawabanpadasebuahperusahaan.Akuntansipertanggungjawaba
ntimbulsebagaiakibatadanyawewenang
yang
diberikandanbagaimanamempertanggungjawabkannyadalambentuktertulis.Lap
orantersebutberupalaporanpertanggungjawaban
yang
dapatdigunakansebagaidasaranalisapengukuranprestasikinerjamanajeruntukseti
appusatpertanggungjawaban.Pusatpendapatandalamsistemakuntansipertanggun
gjawabandihubungkandenganmanajer
yang
memilikiwewenangdalammengaturkeuanganperusahaan.
Tujuan
yang
ingindicapaidalampenelitianiniadalahuntukmengetahuibagaimanapenerapanaku
ntansipertanggungjawabandalampenilaiankinerjapusatpendapatanmelaluipende
katanstudikasauspada PT. JawaMentari Press Surabaya.
Berdasarkanpembahasandananalisi data, dapatdisimpulkanbahwa PT.
JawaMentari
Press
telahmenerapkanakuntansipertanggungjawabandenganbaikterlihatpadapenyusu
nananggaranpendapatan,
Penerapanakuntansipertanggungjawabandapatdilihatberdasarkan anggaran dan
realisasi penjualan PT. Jawa Mentari Press, secara kumulatif kinerja manajer
pusat pendapatan dikatakan baik karena hal ini dapat terlihat dari peningkatan
realisasi penjualan dan pendapatan.
Kata kunci:AkuntansiPertanggungjawaban, Pusatpendapatan, kinerja
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................
i
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
x
ABSTRAKSI ...............................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................
1
1.1
Latar Belakang Masalah ...................................................
1
1.2
Rumusan Masalah .............................................................
5
1.3
Tujuan Penelitian ..............................................................
5
1.4
Manfaat Penelitian ............................................................
5
KAJIAN PUSTAKA .................................................................
6
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu ................................................
6
2.2
Landasan Teori .................................................................
10
2.2.1 Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban ...........
10
2.2.2 Karakteristik Akuntansi Pertanggungjawaban ........
13
2.2.3 Informasi Akuntansi pertanggungjawaban .............
15
2.2.4 Tujuan
dan
keuntungan
Akuntansi
Pertanggungjawaban .............................................
17
2.2.5 Responsibility Reporting ………………………… .
18
BAB II
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3
2.2.6 Hubungan Responsibility Reporting dengan
Responsibility Accounting ………………………..
19
Pusat pertanggungjawaban ................................................
22
2.3.1 Definisi pusat Akuntansi Pertanggungjawaban ......
22
2.3.1.1
23
2.3.2 Jenis-jenis Pusat Pertanggungjawaban ...................
26
2.3.2.1
Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan.........
29
2.3.2.2
Biaya Realisasi …………………………….
30
2.3.2.3
Pusat Pendapatan ………………………….
31
Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan ..................................
32
2.4.1 Definisi Kinerja…………………………………….
32
2.4.2 Aspek Kinerja ……………………………………...
34
2.4.3 Faktor-faktor Kinerja ..............................................
34
2.4.3.1 Evaluasi Kinerja ............................................
35
2.4.3.1 Pelaporan Kinerja Pusat Pendapatan ...............
37
Hubung
Akuntansi
Pertanggungjawaban
Dengan
Pengkuran Kinerja …………………………. .....................
38
Proses
Penyusunan
Laporan
Pertanggungjawaban……………………………………. ...
39
METODOLOGI PENELITIAN .................................................
40
3.1
Jenis Penelitian .................................................................
40
3.2
Lokasi Penelitian ..............................................................
44
3.3
Jenis Data dan Sumber Data .............................................
44
3.4
Metode Pengumpulan Data ................................................
47
3.5
Pengujian Kredibilitas Data ..............................................
48
2.4
2.5
2.6
BAB III
Sistem Anggaran dalam Akuntansi
Pertanggungjawaban ...................................
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................
54
4.1
Sejarah perusahaan ...........................................................
54
4.2
Struktur Organisasi ...........................................................
55
4.3
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban .......................
58
4.4
Pusat Pert6anggungjawaban ..............................................
63
4.5
Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan ..............................
66
4.5.1 Penyusunan Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan
Perusahaan .............................................................
68
4.6
Pusat Pendapatan ..............................................................
71
4.7
Penilian Kinerja Pusat Pendapatan ....................................
72
4.8
Pelaporan Kinerja Pusat Pendapatan ..................................
75
KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................
77
5.1
Kesimpulan ......................................................................
77
5.2
Keterbatasan Penelitian …………………………………...
79
5.3
Saran ................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perusahaan adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut, sebuah perusahaan memerlukan sebuah manajemen yang
baik. Sebuah perusahaan tidak akan berjalan mulus tanpa adanya manajemen.
Kegiatan-kegiatan yang berjalan dengan lancar dicapai oleh orang-orang yang
aktivitasnya direncanakan secara cermat. oleh karena itu, dalam suatu
perusahaan pihak manajemen memiliki peranan yang sangat penting.
Manajemen memiliki beberapa fungsi yang terdiri dari, perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Perencanaan merupakan
suatu tahap yang dilakukan oleh manajemen berupa penyusunan anggaran.
Penyusunan anggaran ini bertujuan untuk menentukan peran setiap manajer
dalam melaksanakan program atau bagian program(Supriyono,2000:40).
Selain fungsi perencanaan fungsi manajemen lainnya adalah pengendalian
atau control yang meliputi kegiatan penerapan (action) dan evaluasi kinerja
(performance evaluation). Fungsi manajemen ini harus dilaksanakan dan
dikuasai oleh setiap tingkat manajeman yang ada pada perusahaan
(Sidharta,2004:92).
40
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
41
Salah satu bagian dari akuntansi manajemen adalah akuntansi
pertanggungjawaban,
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu
sisitem akuntansi yang ditujukan mengukur prestasi kerja tiap bagian yang
berfokus pada pengendalian biaya (Christina,2004). pengelompokan dan
pelaporan biaya dilakukan tiap tingkatan manajemen yang hanya dibebani
dengan biaya yang berada dibawah tanggungjawabnya. menurut sistem ini,
tiap bagian yang ada dalam bagian organisasi dibagi menjadi pusat
pertanggungjawaban. Keselurahan pusat pertanggungjawaban ini membentuk
jenjang hierarki dalam organisasi (rambe,2004). Horngren(2003) menegaskan
akuntansi pertanggungjawaban mengidentifikasi bagian organisasi yang
mempunyai tanggungjawab untuk setiap tujuan, mengembangkan ukuran dan
target untuk dicapai, dan menciptakan laporan ukuran oleh bagian kecil
organisasi pusat pertanggungjawaban (jurnal riset ekonomi dan bisnis vol 9
no. 2,September 2009).
Dengan ditetapkan akuntansi pertanggungjawaban maka dapat
diketahui siapa saja orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab atas
kinerja yang hubungannya dengan wewenang yang dimiliki tiap-tiap manager.
Untuk evaluasi keuangan, pusat pertanggungjawaban diklasifikasikan menjadi
empat bagian,yaitu pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, dan pusat
investasi. Dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai pusat
pendapatan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
42
Pusat Pendapatan merupakan pusat
pertanggungjawaban yang
manajernya diberi tanggung jawab untuk meningkatkan pendapatan pusat
pertanggungjawaban tersebut. Manajer yang bertanggungjawab pada suatu
pusat
pendapatan
diharuskan
untuk
membuat
suatu
laporan
pertanggungjawaban yang berisi target pendapatan serta realisasinya,
sehingga melalui laporan tersebut akan dapat diketahui selisih (Variance) dari
target pendapatan yang telah ditetapkan, baik yang bersifat menguntungkan
maupun yang merugikan. Untuk mengetahui seberapa baik manajer pusat
pendapatan melaksanakan tanggung jawabnya tersebut, maka perusahaan
memerlukan suatu alat pengukuran kinerja yaitu salah satunya dengan
menggunakan sistem akuntansi pertanggungjawaban.
PT. Jawa Mentari Press merupakan perusahaan penerbitan majalah
“Mentari” yang kini sedang menghadapi persaingan-persaingan yang begitu
banyak dari perusahaan penerbit lainnya yang begitu gencar menerbitkan
majalah yang sejenis dengan segmen pasar yang sama. Sehingga
menimbulkan turunnya omset penjualan pada perusahaan tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data penjualan PT.
Jawa Mentari Press yaitu sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
43
Target Penjualan dan Realisasi
PT. Jawa Mentari Press
Tahun 2007-2011
Tahun
Target
Realisasi
Selisih
(EKS)
(EKS)
(EKS)
2007
2.500.000
2.352.000
148.000
2008
2.600.000
2.653.000
53.000
2009
2.650.000
2.544.000
106.000
2010
2.650.000
2.735.000
85.000
2011
2.650.000
2.752.000
102.000
Sumber : PT. Jawa Mentari Press
Setelah mengetahui masalah yang dihadapi, evaluasi kinerja manajer
pusat pendapatan dilakukan secara berkala. Evaluasi ini dilakukan dengan
cara membandingkan antara anggaran penjualan dengan realisasinya.
Berdasarkan perbandingan laporan tersebut akan dapat diketahui besarnya
penyimpangan
yang
terjadi
apakah
bersifat
menguntungkan
atau
merugikan,dengan adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut maka
penilaian terhadap manajer dapat dilakukan. Dari latar belakang masalah
tersebut maka penelitian ini mengambil judul : “Penerapan Akuntansi
Pertanggungjawaban Dalam Penilaian Kinerja Pusat Pendapatan Pada
PT. J awa Mentari Press”.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
1.2.
Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah :
“ Bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian
kinerja pusat pendapatan pada PT. Jawa Mentari Press”
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini oleh peneliti ialah :
Untuk mengetahui gambaran akuntansi pertanggungjawaban dalam menilai
kinerja pusat pendapatan pada PT. Jawa Mentari Press.
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan, dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai informasi
dan sarana perbaikan yang diperlukan sehubungan dengan penerapan
akuntansi pertanggungjawaban.
2. bagi penulis, dapat mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh
perusahaan
serta
mengetahui
sampai
sejauh
mana
akuntansi
pertanggungjawaban dapat digunakan untuk pengendalian biaya dan
mengukur prestasi kerja manajer pusat pertanggungjawaban.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
3. Bagi dunia akademisi, dapat memotivasi penelitian-penelitian selanjutnya
terutama
didalam
bidang
akuntansi
pertanggungjawaban
mengeliminasi keterbatsan-keterbatasan yang ada.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan
46
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain yang
dapat dipakai sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini antara lain :
1. Bayu Haryanto (2010)
Judul :
“Peran Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Hubungannya Dengan
Penilaian kinerja Manajer “
Permasalahan :
1. Apakah struktur organisasi perusahaan telah mencerminkan sistem
akuntansi pertanggungjawaban?
2. Bagaimana pembuatan rekening pada sistem pelaporan?
3. Bagaimana penyusunan anggaran perusahaan terhadap efektifitas dan
efesiensi biaya pemasaran?
4. Bagaimana sistem pelaporan perusahaan berkenaan dengan laporan
pertanggungjawaban?
5. Apakah akuntansi pertanggungjawaban manager PT.Pakerin Surabaya
sudah dapat digunakan dalam penilaian kinerja manajer?
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
Kesimpulan
a. Perusahaan belum menerapkan akuntansi pertanggungjawaban. Hal ini
dapat
dilihat
dari
penyusunan
anggaran
dan
laporan
pertanggungjawaban yang belum mencerminkan tanggungjawab
masing-masing pusat pertanggungjawaban.
b. Struktur organisasi sudah disusun berdasarkan desentralisasi namun
belum dibuat suatu kode pusat-pusat pertanggungjawaban.
c. Dengan menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban, maka
manajemen dapat dimintai pertanggungjawaban atas kinerja, para
manajer pusat pertanggungjawaban khususnya pusat biaya, karena
dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban proses penyusunan
anggaran dan penilaian kinerja disusun berdasarkan biaya terkendali.
d. berdasarkan evaluasi kinerja manajer dapat disimpulkan bahwa
beberapa pusat pertanggungjawaban seperti kepala bagian pemasaran
divisi duplex terlihat perlu meningkatkan efisiensi kinerja.
2. Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis Vol.9 No. 2
Judul:
“Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian
Kinerja, Bagian Produksi PT.PAL ”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
48
Hasil Penelitian
a. Akuntansi pertanggungjawaban hanya dibatasi pada biaya produksi
tahun 2008 pada bagian produksi dengan divisi kapal perang sebagai
pusat biaya
b. Analisis laporan pertanggungjawaban sebagai alat penilaian kinerja
diukur melalui struktur organisasi, penyusunan anggaran produksi,
pemisahan biaya produksi dan pengkodean rekening serta pelaporan
biaya produksi
Kesimpulan:
a. Struktur organisasi pada divisi kapal perang PT.PAL perlu
didesain kembali untuk memungkinkan diterapkannya akuntansi
pertanggungjawaban
b. Dalam menyusun anggaran biaya produksi, manajemen belum
memenuhi syarat akuntansi pertanggungjawaban karena belum
mengikutsertakan bagian-bagian yang ada dibawah departemen
produksi.
c. Penyebab terjadinya penyimpangan biaya produksi disebabkan
karena kurangnya pengendalian biaya produksi, dimana biaya
produksi belum dipisahkan antara biaya terkendali dan tidak
terkendali.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
49
d. Dalam sistem akuntansi biaya dank ode rekening, perusahaan telah
melakukan sesuai sistem akuntansi pertanggungjawaban. Namun,
masih perlu dilakukan pembenahan dengan menambahkan kode
untuk membedakan biaya terkendali dan biaya tidak terkendali.
e. Sistem pelaporan belum sesuai dengan struktur organisasi. Perlu
disusun kembali untuk memperjelas garis wewenang dan
tanggungjawab.
3. Iswahyudi (2006)
Judul :
“Pengaruh penganggaran partisipatif dan motivasi terhadap kinerja
manajerial”
Permasalahan
Apakah penganggaran partisipatif dan motivasi mempunyai pengaruh
terhadap kinerja manajerial PT.Wangta Agung Surabaya
Hipotesis :
Diduga penganggran partisipatif dan motivasi berpengaruh terhadap
kinerja manajerial pada PT. Wangta Agung Surabaya.
Kesimpulan :
Besarnya nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,596 atau sebesar
59,6%, sedangkan sisanya sebesar 40,6% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak ikut diteliti dalam model regresi ini. Sehingga hipotesis yang
menyatakan diduga penganggaran partisipatif dan motivasi berpengaruh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
50
terhadap kinerja manajerial pada PT.Wangta Agung Surabaya bahwa telah
dapat dibuktikan kinerjanya.
2.2.
Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Seorang pimpinan diharapkan mampu memantau seluruh kegiatan
operasi perusahaan secara langsung. Namun, semakin kompleksnya kegiatan
suatu perusahaan menyebabkan pimpinan tak lagi mampu memantau seluruh
kegiatan perusahaan secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan adanya
pendelegasian wewenang dan tanggungjawab melalui penerapan akuntansi
pertanggungjawaban. Dengan akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat
mengendalikan
tanggung
jawab
tiap
unit
kerja
atau
pusat
pertanggungjawaban.
Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang mengukur
berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut
informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoprasikan pusat
pertanggungjawaban mereka. (Hansen dan Mowen, 2000: 63)
Dengan menyusun anggaran secara partisipatif diharapkan kinerja para
manajer akan meningkat. Hal didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu
tujuan atau standart yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka
karyawan akan menginternalisasikan tujuan atau standart yang ditetapkan, dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
51
karyawan juga memiliki rasa tanggungjawab pribadi untuk mencapainya
karena mereka ikut serta terlibat dalam penyusunannya (Milani, 1975) dalam
Ratnawati kurnia, semakin tinggi tingkat keterlibatan manajer dalam proses
penyusunan anggaran, akan semakin meningkat kinerja (Indriantoro, 2000)
Ada
beberapa
pendapat
mengenai
definisi
akuntansi
pertanggungjawaban, antara lain dikemukakan oleh Hansen dan Mowen
(2000: 63) adalah sebagai berikut :
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang
mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan
pusat pertanggungjawaban.
Menurut Mulyadi (1981 : 379) bahwa :
“Akuntansi pertanggungjawaban adalah satu system akuntansi yang disusun
sedemikian rupa sehingga pengumpulan serta pelaporan biaya dan pendapatan
dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan
tujuan
agar
dapat
ditunjuk
orang
atau
kelompok
orang
yang
bertanggungjawab atas penyimpangan biaya dan atau pendapatan yang
dianggarkan.”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
52
Menurut Samryn (2000 : 258) didefinisikan sebagai berikut :
“Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem akuntansi yang
digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban sesuai
dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoprasikan pusat
pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian
manajemen”.
Sedangkan
menurut
Matz
dan
Usry
(dikutip oleh Bayu
Haryanto,2010) adalah sebagai berikut :
“Akuntansi pertanggungjawaban sebagai suatu program yang meliputi
semua manajemen operasi dengan dibantu oleh devisi akuntansi biaya
atau
anggaran
yang
menyediakan
laporan
dalam
bentuk
harian,
mingguan, atau bulanan.”
Dari definisi-definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
akuntansi
pertanggungjawaban
merupakan
sistem
akuntansi
yang
disesuaikan dengan struktur organisasi perusahaan, dimana pada masingmasing tingkatan manajemen yang lebih rendah diberi berbagai macam
tugas, wewenang dan tanggung jawab. Selain itu juga memberikan
informasi tentang
pertanggungjawaban.
prestasi yang
Dalam
dicapai oleh masing-masing
akuntansi
pertanggungjawaban,
pusat
dengan
adanya penilaian prestasi melalui laporan pertanggungjawaban, tiap-tiap
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
53
manajer pusat pertanggungjawaban lebih termotivasi untuk bekerja lebih
baik lagi dan lebih berprestasi.
Tujuan
dari
akuntansi
pertanggungjawaban
adalah
untuk
mengadakan evaluasi hasil kerja dan memberikan atau menghasilkan arus
balik
sehingga
operasi-operasi
diwaktu
yang
akan
datang
dapat
ditingkatkan.
2.2.2. Karakteristik akuntansi pertanggungjawaban
Menurut Mulyadi (dikutip oleh Athena,2010) yaitu :
1. Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban
Akuntansi
pertanggungjawaban
mengidentifikasi
pusat
pertanggungjawaban sebagai unit organisasi departemen, keluarga
produk,
tim
kerja,
pertanggungjawaban
atau
yang
individu.
Apa
dibentuk,
pun
satuan
system
pusat
akuntansi
pertanggungjawaban membebankan tanggungjawab kepada individu yang
diberi wewenang. Tanggung jawab dibatasi dalam satuan keuangan
(seperti biaya).
2. Standar
ditetapkan
sebagai
tolak
ukur
kinerja
manajer
yang
bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu.
Setelah pusat pertanggungjawaban diidentifikasi dan ditetapkan, system
akuntansi pertanggungjawaban menghendaki ditetapkannya biaya standar
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
54
sebagai dasar untuk menyusun anggaran. Anggaran berisi biaya standar
yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Biaya
standard
anggaran
merupakan
ukuran
kinerja
manajer
pusat
pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan dalam
anggaran.
3. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran
Pelaksanaan anggaran merupakan penggunaan sumber daya oleh manajer
pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran yang ditetapkan
dalam anggaran. Penggunaan sumber daya ini diukur dengan informasi
akuntansi pertanggungjawaban, yang mencerminkan ukuran kinerja
manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran anggaran.
Dengan informasi akuntansi pertanggungjawaban, secara prinsip individu
hanya dimintai pertanggungjawaban atas biaya yang dimiliki dan individu
tersebut memiliki wewenang untuk mempengaruhinya secara signifikan.
Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
menyajikan
biaya
sesungguhnya dan informasi biaya yang dianggarkan kepada setiap
manajer yang bertanggung jawab, untuk memungkinkan setiap manajer
mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
anggaran
mereka
dan
memungkinkan mereka untuk memantau pelaksanaan anggaran mereka.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
55
4. Manajer secara individu diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan
kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Sistem penghargaan dan hukuman dirancang untuk memacu para
manajer dalam mengelola biaya untuk mencapai target standar biaya
yang dicantumkan dalam anggaran. Atas dasar evaluasi penyebab
terjadinya penyimpangan biaya yang direalisasikan dari biaya yang
dianggarkan, para manajer secara individual diberi penghargaan atau
hukuman menurut system penghargaan dan hukuman yang ditetapkan.
2.2.3.
Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
Manajemen dari berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan
memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai
perusahaan itu sendiri atau bagiannya. Informasi keuangan ini merupakan
masukan yang penting bagi para manajer dalam mengelola perusahaan atau
bagiannya. Berbeda dengan pihak luar yang memerlukan informasi keuangan
guna mengambil keputusan untuk menentukan hubungan mereka dengan
suatu perusahaan, para manajer memerlukan informasi keuangan sebagai
dasar untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan atau bagian yang
dipimpin oleh manajer yang bersangkutan. Informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh para manajer tersebut diolah dan disajikan oleh tipe
akuntansi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
56
Oleh karena karakteristik keputusan yang dibuat oleh pihak luar
berbeda dengan karakteristik keputusan yang dibuat oleh para manajer, maka
hal ini mempunyai dampak terhadap karakteristik system pengelolahan
informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan tersebut.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi biaya,
pendapatan,
dan
aktiva
yang
dihubungkan
dengan
manajer
yang
bertanggungjawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam
penyusunan anggaran, tiap manajer dalam organisasi merencanakan biaya dan
pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya dibawah koordinasi manajemen
puncak. Pelaksanaan anggaran tersebut memerlukan informasi akuntansi guna
memantau sampai seberapa jauh tiap manajer tersebut melaksanakan
rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian
merupakan dasar untuk menganalisis prestasi manajer dan sekaligus untuk
memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang
dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing
Informasi
akuntansi
pertanggungjawaban
merupakan
asset,
pendapatan dan atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang
bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi ini
dapat berupa informasi historis yang berupa asset, pendapatan dan atau biaya
masa lalu, dan dapat pula informasi masa yang akan datang. Informasi
pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang akan dating
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
57
bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Sedangkan informasi akuntansi
pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu bermanfaat sebagai
penilaian kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan pemotivasi manajer
(Mulyadi,1997). (dikutip oleh Athena, 2010)
2.2.4. Tujuan Dan Keuntungan Akuntansi Pertanggungjawaban
Didalam penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada suatu
perusahaan, terlebih dahulu harus diketahui apa yang menjadi tujuan dari
akuntansi pertanggungjawaban itu sendiri.
Menurut Robert N.Anthony dan Roger H. Hermanson (2001)
dikemukakan bahwa :
“Tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah meningkatkan operasi-operasi
perusahaan diwaktu yang akan datang”.
Adapun keuntungan dari Akuntansi Pertanggungjawaban adalah
individu dalam organisasi ikut berperan serta dalam mencapai sasaran
perusahaan secara efektif dan efisien.
Manfaat dari Akuntansi pertanggungjawaban adalah :
1. Dasar penyusunan anggaran
2. Penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
58
3. Pemotivasi manajer
4. Alat untuk memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas
2.2.5. Responsibility Reporting
Sejalan dengan perkembangan usaha dan peningkatan volume
aktivitas serta ruang lingkup usaha yang semakin kompleks kemampuan
untuk mengendalikan organisasi oleh seorang pimpinan akan semakin
sulit, maka pimpinan membuat suatu sistem dan metode serta alat-alat
pengendalian yang dapat membantu didalam pelaksanaan tugasnya. Agar
hal tersebut terpenuhi dibutuhkan suatu informasi berupa informasi
akuntansi manajemen yang berguna sebagai alat untuk komunikasi,
motivasi, penarikan perhatian dan penilai.
Informasi akuntansi manajemen yang dimaksud adalah suatu
laporan yang berisikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan oprasional
tugas dan pekerjaan yang dibebankan selama periode tertentu atau
disebut dengan Responsibility Reporting. Pelaksanaan berkewajiban untuk
membuat laporan pertanggungjawaban kepada pihak pimpinan. Laporan
tersebut akan digunakan oleh pimpinan untuk berbagai keperluan, antara
lain
untuk
mengevaluasi
keberhasilan,
penilaian
prestasi
dan
sebagainya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
lain
59
Laporan
pertanggungjawaban
membuat
informasi
anggaran
pendapatan dan atau biaya yang dapat dikendalikan serta selisih antara
anggaran dan realisasinya, sehingga laporan pertanggungjawaban dapat
digunakan sebagai sarana mengefektifkan pengendalian biaya sebab
informasi yang disajikan lebih lengkap dan lebih rinci. Laporan ini
berfokus pada prestasi keuangan dari setiap pusat pertanggungjawaban,
system pelaporan ini sangat dipengaruhi oleh lini pertanggungjawaban
dan wewenangnya ditetapkan didalam struktur organisasial. Sebagai
suatu elemen dalam proses pengendalian manajemen perusahaan, setiap
laporan pertanggungjawaban berisikan standar prestasi. Sistem pelaporan
pertanggungjawaban
pengendalian
dapat
anggaran
digambarkan
yang
mengikuti
sebagai
suatu
struktur
sistem
organisasional
perusahaan, memuat penyimpangan-penyimpangan biaya antara anggaran
dan realisasinya sehingga bisa diketahui ketidakefesienan dan masalahnya
dalam
perusahaan.
Laporan
ini
berguna
bagi
tiap
pusat
pertanggungjawaban untuk mengetahui kelemahan atau kekeliruan yang
dilakukan, sehingga memotivasi mereka untuk memperbaiki.
2.2.6. Hubungan Responsibility Reporting dengan Responsibility Accounting
Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat
diperoleh gambaran mengenai Responsibility Reporting dan Responsibility
Accounting, selanjutnya akan dikaitkan hubungan antar keduanya. Pada
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
60
hakekatnya sistem pelaporan pertanggungjawaban, yang juga dikenal
sebagai sistem akuntansi pertanggungjawaban, terdiri dari seperangkat
laporan yang berhubungan yang disiapkan bagi para manajer diberbagai
pusat pertanggungjawaban didalam suatu perusahaan.
Laporan
pertanggungjawaban
mencakup
pelaporan
dalam
akuntansi pertanggungjawaban, bahkan umumnya istilah Responsibility
Reporting, dan
Responsibility Accounting,
dianggap
sama
maknanya.
Responsibility Reporting merupakan inti dari penerapan Responsibility
Accounting.
Responsibility
pengendali
biaya
yang
Reporting
telah
dapat
digunakan
dikeluarkan
oleh
sebagai
suatu
alat
pusat
pertanggungjawaban dan mampu memotivasi manajer untuk bertindak
langsung apabila dipandang perlu untuk dapat memperbaiki prestasi
kerja.
Menurut Mulyadi (dikutip oleh Diana Putri, 2005) Terdapat 5 syarat
yang dapat diterapkan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban yaitu
:
1. Struktur organisasi yang menetapkan secara tegas wewenang dan
tanggungjawab dari tiap tingkatan manajemen.
2. Anggaran biaya yang disusun untuk tiap tingkat manajemen.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
61
3. Penggolongan biaya yang sesuai dapat dikendalikan atau tidak
oleh manajemen tertentu dalam organisasi.
4. Sistem
akuntansi
biaya
yang
disesuaikan
dengan
struktur
organisasi.
5. sistem pelaporan biaya kepada manajer yang dapat bertanggung
jawab penuh.
Akuntansi
pertanggungjawaban
dapat
menarik
perhatian
bagi
kebanyakan pimpinan tertinggi karena hal itu memudahkan pelimpahan
(delegasi)
pengambilan
kekuasaan,
jadi
setiap
pimpinan
diberikan
kekuasaan atas sesuatu bagian yang lebih kecil (sub unit) bersama-sama
dengan suatu wewenang. Dilain pihak, akuntansi pertanggungjawaban
memberikan
sarana-sarana
kemampuan
setiap
dasar
manajer.
untuk
Akibatnya
mengadakan
pimpinan
evaluasi
tertinggi
atas
selalu
mendapatkan informasi, Akuntansi pertanggungjawaban membantu untuk
memotivasi bagi setiap manajer melalui laporan prestasi kerja atau
laporan pertanggungjawaban yang dirancang untuk mengukur prestasi
manajer yang dinyatakan melalui biaya dan atau pendapatan yang dapat
dikendalikan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
62
2.3.
Pusat pertanggungjawaban
2.3.1. Definisi Pusat Akuntansi Pertanggungjawaban
Pusat Pertanggungjawaban adalah setiap unit kerja dalam organisasi
yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas
yang dilakukan, atau unit organisasi yang dipimpinnya. Dalam kaitan ini suatu
organisasi terdiri dari kumpulan
beberapa pusat pertanggungjawaban.
Keseluruhan pusat pertanggungjawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam
organisasi tersebut. Pada tingkatan yang terendah bentuk dan pusat
pertanggungjawaban ini kita dapatkan sebagai seksi,regular bergilir, serta
unit-unit
kerja
lainnya,
pada
tingkatan
yang
lebih
tinggi
pusat
pertanggungjawaban dibentuk dalam departemen-departemen ataupun divisidivisi. Biasanya istilahpusat pertanggungjawaban hanya kita terapkan untuk
unit-unit kerja yang terletak pada tingkat bawah dalam suatu lingkup
organisasi.
Dalam struktur organisasi perusahaan, organisasi perusahaan dibentuk
untuk menentukan posisi, wewenang, kewajiban, tanggungjawab, serta
hubungan antara manajer di dalam perusahaan. (Supriyono 1999 : 8)
Definisi
pusat
pertanggungjawaban
menurut
Hansen,Mowen
(2001:818) adalah :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
63
“Pusat pertanggungjawaban (Responsibility Center) merupakan suatu segmen
bisnis yang manajernya bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatankegiatan tertentu”.
Menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan (2002 : 12) Pusat
pertanggungjawaban adalah organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan”.
Sedangkan Menurut Moriarty and Allen (1991) mengartikan pusat
pertanggungjawaban sebagai berikut :
“A Responsibility centuries an activity on collection of activities
supervised by a single individual.”
Dengan demikian dari berbagai pendapat diatas, penulis mengambil
suatu kesimpulan bahwa pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit
organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang mempunyai wewenang
dan
tanggungjawab
atas
aktivitas
unit
yang
dipimpinnya.
Pusat
pertanggungjawaban dapat berupa unit organisasi seperti seksi, segmen,
departemen, divisi atas sebuah perusahaan.
2.3.2.1. Sistem Anggaran dalam Akuntansi Pertanggungjawaban
Salah satu syarat utama dari sistem akuntansi pertanggungjawaban
adalah dapat dibuatnya laporan tentang pertanggungjawaban yang disusun
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
64
berdasarkan tingkat pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan. Untuk
menghasilkan laporan yang efektif, maka penyusunan anggaran harus dibuat
disetiap pusat pertanggungjawaban yang ada. Oleh karena itu pada proses
penyusunan anggaran, masing-masing bagian akan terlibat secara aktif untuk
menyusun anggaran di masing-masing bagian tersebut.
Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses
penetapan pesan (role setting) dalam tujuan pencapaian tujuan perusahaan,
dalam proses penyusunan anggaran ditetapkan siapa yang akan berperan
dalam melaksanakan sebagian kegiatan pencapaian tujuan perusahaan dan
ditetapkan pula sumber ekonomi yang disediakan untuk memungkinkan
manajer berperan dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan tersebut diukur
dalam satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi. Oleh karena
itu penyusunan anggaran hanya mungkin dilakukan jika tersedia informasi
akuntansi pertanggungjawaban.
Penyusunan anggaran perusahaan secara keseluruhan harus didukung
oleh anggaran-anggaran dari seluruh unit aktivitas. Antara unit aktivitas satu
dengan aktivitas unit lainnya harus saling menunjang dan melengkapi.
Keikutsertaan setiap tingkat manajemen dalam menyusun anggaran akan
memberikan motivasi bagi tiap manajer pusat pertanggungjawaban untuk
melaksanakan anggarannya dengan sebaik-baiknya.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
65
Dalam akuntansi pertanggungjawaban anggaran dapat digunakan
sebagai tolak ukur pengendalian biaya (Mulyadi,1981 : 382). Lebih lanjut
dijelaskan bahwa untuk tujuan pengendalian biaya, organisasi harus disusun
sedemikian rupa sehingga wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap manajer
jelas. Anggaran menghendaki adanya organisasi yang baik, tiap-tiap
manajernya mengetahui wewenang dan tanggung jawab masing-masing.
Dengan demikian, jika terjadi sesuatu dengan yang direncanakan dalam
anggaran akan mudah ditunjuk siapa yang bertanggungjawab.
Untuk pengendalian biaya, anggaran biaya harus disusun sesuai
dengan tingkat manajemen dalam organisasi. Tiap-tiap manajer harus
mengajukan
tanggungjawab
rancangan
anggaran
masing-masing.
biaya-biaya
Rancangan
yang
anggaran
ada
ini
dibawah
kemudian
dikombinasikan di selaraskan satu sama lain oleh komite anggaran. Setiap
perubahan yang dilakukan terhadap rancangan anggaran tersebut harus
dirundingkan dengan dan diberitahukan kepada manajer penyusunan anggaran
biaya, sehingga menciptakan peran serta dan komitmen mereka dalam
mencapai target yang ditetapkan. Dengan demikian, masing-masing manajer
akan merasa bahwa anggaran biaya untuk pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya adalah anggarannya dan dia akan bersedia dinilai atas tolak ukur
anggaran tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
66
Menurut Mulyadi (1981 : 384) Bahwa dalam sistem penyusunan
anggaran dalam laporan pertanggungjawaban, setiap manajer berpartisipasi
dalam penyusunan anggaran bagiannya masing-masing dan oleh karna itu,
masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban mengenai realisasi
anggaran tersebut, karena tidak semua biaya yang terjadi dalam suatu bagian
dapat dikendalikan oleh manajer pusat pertanggungjawaban, maka hanya
biaya-biaya terkendalikan saja yang harus dipertanggungjawabkan.
2.3.2. J enis-jenis Pusat Pertanggungjawaban
Dalam organisasi perusahaan, penentuan daerah pertanggungjawaban
dan manajer yang bertanggungjawab dilaksanakan dengan menetapkan pusatpusat
pertanggungjawaban dan tolak ukur kinerjanya. Suatu pusat
pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu system yang mengolah
masukan menjadi keluaran. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang
dinyatakan dalam satuan uang disebut dengan pendapatan.
Hubungan
antara
masukan
dan
keluaran
suatu
pusat
pertanggungjawaban mempunyai karakteristik tertentu. Hampir semua
masukan pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara kuantitatif, namun
tidak semua keluaran pusat pertanggungjawaban dapat diukur secara
kuantitatif.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
67
Ada empat jenis pusat pertanggungjawaban, digolongkan menurut
sifat input Sdan output moneter yang diukur untuk tujuan pengendalian
(Anthony dan Govidaraja,2002 :115-117,168) :
a. Pusat pendapatan
Dipusat pendapatan, suatu output (yaitu,pendapatan) diukur secara moneter,
akan tetapi tidak ada upaya formal yang dilakukan untuk mengkaitkan input
(yaitu, beban atau biaya) dengan output. Pada umumnya, pusat pendapatan
merupakan unit pemasaran/penjualan yang tidak memiliki wewenang untuk
menetapkan harga jual dan tidak bertanggungjawab atas harga pokok
penjualan dari barang-barang yang mereka pasarkan. Penjualan atau pesanan
actual diukur terhadap anggaran dan kuota, dan manajer dianggap
bertanggung jawab atas biaya yang terjadi secara langsung di dalam unitnya,
akan tetapi ukuran utamanya adalah pendapatan.
b. Pusat Biaya
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang inputnya diukur secara
moneter, namun outputnya tidak. Pusat biaya (cost center), manajer
departemen atau divisi diserahi tanggung jawab untuk mengendalikan biaya
yang dikeluarkan dan otoritas untuk mengambil keputusan-keputusan yang
mempengaruhi
biaya
tersebut.
Pusat
biaya
merupakan
jenis
pusat
pertanggungjawaban yang digunakan secara luas. Hal ini karena bidangbidang di mana manajer mempunyai tanggungjawab dan otoritas atas biaya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
68
yang dapat diidentifikasi dengan cepat pada sebagian besar perusahaan. Besar
atau kecilnya pusat biaya tergantung pada aktivitas-aktivitasnya.
Manajer pusat biaya perlu memastikan bahwa tugas-tugas yang
diembannya dituntaskan dalam batasan yang diperkenankan oleh anggaran
atau biaya standar. Manajer pusat biaya memakai biaya standard an anggaran
yang fleksibel untuk mengendalikan biaya. Apabila selisih dari standar
bersifat signifikan, manajemen haruslah menginvestigasi aktivitas-aktivitas
pusat biaya dalam upaya menentukan apakah biaya diluar kendali, atau
sebaliknya, standar biayanya yang memang perlu direvisi. Manajer pusat
biaya tidak membuat keputusan menyangkut penjualan ataupun jumlah asset
tetap yang diinvestasikan pada pusat biaya tersebut.
c. Pusat Laba
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban dimana baik masukan
(biaya yang dikonsumsi) maupun keluaran (pendapatan yang berhasil dicapai)
dapat diukur dengan satuan moneter. Selisih antara pendapatan dan biaya
adalah laba yang diperoleh atau rugi yang diderita. Pembentukan pusat laba
memerlukan perincian tugas, pendelegasian wewenang dan tanggungjawab
serta
dukungan
informasi
agar
manajer
yang
bersangkutan
dapat
merencanakan kegiatan-kegiatan pada unit dengan baik.
d. Pusat Investasi
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang paling
luas, karenanya manajer berwenang dalam mengendalikan pendapatan dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
69
biayanya, baik biaya operasi maupun biaya yangtimbul sehubungan dengan
usaha memperoleh sumber daya dan menentukan barang modal yang akan
dibeli.
Masalah utama dalam sebuah pusat investasi adalah laba yang
dihasilkan dan harta yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut, yaitu
apakah yang dihasilkan telah sebanding dengan modal yang diinvestasikan.
Manajemen pusat investasi diharapkan memperoleh laba sebesar jumlah yang
ditetapkan untuk setiap nilai rupiah yang diinvestasikan. Prestasi pusat
investasi ini diukur dengan menilai tingkat Residual, Income maupun tingkat
Return On Investment.
2.3.2.1. Anggaran Penjualan Pusat Pendapatan
Anggaran Penjualan merupakan anggaran yang sangat penting dalam
penentuan proyeksi penjualan dan penghasilan yang realistis dan pendukung
utama dalam menyusun rencana anggaran komprehensip perusahaan, Sebab
jika anggaran penjualan bersifat tidak realistis atau terlalu percaya diri maka
sebagian besar rencana laba secara keseluruhan juga akan ikut tidak realistis.
Selain itu, anggaran penjualan juga dapat dijadikan sebagai pedoman dan
motivasi bagi setiap individu dalam perusahaan untuk berusaha mengerahkan
sedluruh sumber daya dan kemampuan yang dimiliki dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
70
Menurut Mulyadi (2001 : 488) Anggaran merupakan suatu rencan
kerj