ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) (Distributor PT.Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya).

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN
DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DENGAN
PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE
QUALITY (PDSQ)
(Distr ibutor PT.Rofaca Kar almasih Abadi cabang Sur abaya)

SKRIPSI

Oleh :

TEDDY GUNARSO SAPUTRA
0932115015

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN
DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN ( KUCING) DENGAN
PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE
QUALITY ( PDSQ)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

TEDDY GUNARSO SAPUTRA
0932115015

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN
DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DENGAN PENDEKATAN
PHYSCAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ)
(Distributor PT. Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya)

OLEH :

TEDDY GUNARSO SAPUTRA
NPM : 0932115015

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan
Gelombang II Tahun Akademik 2012 / 2013

Surabaya, 23 November 2012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I


Dosen Pembimbing II

Dr.Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Drs. Sartin. Mpd
NIP. 19580427 199003 1 001

Ketua J urusan
J urusan Teknik Industri
UPN “Veteran” J awa Timur

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN
DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DENGAN

PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE
QUALITY (PDSQ)
(Distr ibutor PT.Rofaca Kar almasih Abadi cabang Sur abaya)
SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri

Disusun Oleh :
TEDDY GUNARSO SAPUTRA
NPM. 0932115015

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN
DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DENGAN PENDEKATAN
PHYSCAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ)
(Distributor PT. Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya)
Disusun Oleh :
TEDDY GUNARSO SAPUTRA
NPM. 0932115015
Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Pada Tanggal : 23 November 2012

Tim Penguji :
1.

Pembimbing :
1.


Ir. Sumiati. MT
NIP. 19601213 199103 2 001
2.

Dr. Ir. Minto Waluyo. MM
NIP. 19611130 19903 1 001
2.

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001

Dr s. Sartin, Mpd
NIP. 19580427 199003 1 001

3.
Dr. Ir. Minto Waluyo. MM
NIP. 19611130 19903 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Indsutri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat rahmat Tuhan YME yang telah memberikan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Penelitian Tugas Akhir (Skripsi) dengan
judul “Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Layanan Distribusi Makanan
Hewan (Kucing) Dengan Pendekatan Physical Distribution Service Quality
(PDSQ) pada Distributor PT.Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya”
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan kelulusan
Program Sarjana Strata - 1 (S-1) di Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Terselesaikannya Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya tak lepas dari
bantuan banyak pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT karena atas ijin-NYA lah laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini bisa
terselesaikan tepat pada waktunya.
2. Orang Tua saya yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada saya.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto,MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku ketua jurusan Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM. Selaku Dosen Pembimbing I
7. Bapak Drs. Sartin. Mpd, Selaku Dosen Pembimbing II
8. Dosen penguji Seminar 1 & 2 maupun Dosen Penguji Skripsi saya.
9. Ibu Erie sebagai salah satu agen makanan kucing yang telah banyak
membantu saya dalam menyelesaikan skrispsi saya ini.
10. Teman - teman dan Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
Skripsi saya.
11. Seluruh mahasiswa Teknik Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur, khususnya

angkatan 2008

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya masih dapat di
katakan jauh dari sempurna dan saya mohon maaf jika penulisan Laporan Tugas
Akhir (Skripsi) ini terdapat kesalahan. Dan semoga Laporan Tugas Akhir
(Skripsi) ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Sidoarjo, 07 Oktober 2012
Hormat kami

Penyusun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


ii

ABSTRAK

PT. Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya yang berlokasi di Jl. Raya
Jemursari no 76 Wonocolo Surabaya adalah salah satu distributor PT. Rofaca
Karalmasih Abadi yang berpusat di Jakarta. PT. Rofaca Karalmasih Abadi
merupakan industri besar di Indonesia yang bergerak dalam bidang produksi
makanan kucing merk Royal Canin.
Saat ini kualitas sistem distribusi produk makanan hewan (kucing) pada
distributor PT.Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya belum maksimal, hal
ini ditunjukkan oleh banyaknya pengiriman tidak tepat waktu, pengiriman barang
– barang seringkali telat, dan walaupun barang di distributor selalu tersedia,
barang tidak selalu ada di agen. Dari sekian banyak permasalahan yang
ditemukan, penyebab permasalahan terbesar terdapat pada proses distribusinya
yang kurang bagus. Dari permasalahan tersebut maka perlu dianalisis seberapa
baik kepuasan pelanggan terhadap layanan distribusi makanan hewan (kucing)
dengan pendekatan Physical Distribution Service Quality (PDSQ).
Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur kepuasan konsumen terhadap
terhadap kualitas layanan sistem distribusi dan usulan perbaikan terhadap layanan

distribusi makanan hewan (kucing) Cara pengumpulan data yang digunakan
adalah menggunakan metode wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner.
Pengolahan data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji hipotesis, dan
perhitungan indeks kepuasan pelanggan dengan dimensi physical distribution
service quality.
Berdasarkan hasil pengolahan yang telah dilakukan, untuk memperoleh
indeks kepuasan pelanggan berdasarkan distribusi fisik, serta dengan
mengevaluasi gap antara harapan dan persepsi terhadap kualitas layanan yang
paling besar. Hasil penelitian ini menyimpulkan hasil perhitungan Indeks
Kepuasan Pelanggan terhadap dimensi kualitas layanan distribusi fisik adalah
sebesar 60,4 % dan Dimensi PDSQ yang mengalami kesenjangan adalah dimensi
Timeliness, Availability dan Condition. Atribut yang memiliki kesenjangan
tertinggi adalah variabel Timeliness pada atribut frekuensi pengiriman 0,680.
Kata kunci : Kualitas layanan distribusi fisik, harapan, persepsi, kepuasan
pelanggan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ix
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan
sumber.

ABSTRACT

Rofaca Karalmasih Abadi Ltd located on Jl. Raya Jemursari 76 Wonocolo
Surabaya is one of the branch distributors of Rofaca Karalmasih Abadi Ltd
Jakarta. The company is the biggest industry for sector animal feeding especially
cat with Royal Canin brand.
Nowadays, distribution quality system of Royal Canin products for Rofaca
Karalmasih Abadi Surabaya distributor is considered to minimal level of
performance. It is indicated by some cases such as timeliness, long delivery of
goods, unavailability of goods, and unstable between demand and supply. From
some cases above, the greatest problem is on distribution process that keeps the
important roles in measure consumer satisfy in this sector. However, the research
has to analyze the problems above by using Physical distribution Service Quality
approach for measuring level of consumer satisfy to physical distribution service
of Royal Canin in Surabaya.
The purpose of the research is measuring consumer satisfy toward
Physical Distribution Service Quality and to suggests that distribution service of
Royal Canin has to be improved in order to reach high level of consumer satisfy.
The collection data is using interview and questionnaire techniques. Data
analysis in this research is using validity, reliability, and hypothesis tests, and
consumer satisfy index calculation with Physical Distribution Service Quality
dimension.
Based on the data analysis that was done, to obtain consumer satisfy index
according to physic distribution, and with evaluate of gab between expectation
and perception for the greatest of service quality. Result in this research
concludes that consumer satisfy index calculation for Physical Distribution
Quality Service is accounted 60,4% and PDSQ dimension that having asymmetry
is timeliness, Availability, and Condition dimensions. Thus, attribute that having
the highest asymmetry is timeliness variable for delivery frequency attribute
accounted 0,680.
Keywords : Physical Distribution Service Quality, expectation, perception,
Customer Satisfaction

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
x
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan
sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang.
Pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar

serta mempermudah penyampaian produk dan jasa dari produsen kepada
konsumen sehingga penggunaannya sesuai (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat)
dengan yang diperlukan.Distribusi yang efektif akan memperlancar arus atau
akses

barang

oleh

konsumen

sehingga

dapat

diperoleh

kemudahan

memperolehnya. Disamping itu konsumen juga akan dapat memperoleh barang
sesuai dengan yang diperlukan.
PT Rofaca Karalmasih Abadi merupakan suatu perusahaan yang
menghasilkan produk makanan kucing merk Royal Canin yang berpusat di
Jakarta. Untuk jenis makanan Royal Canin sangatlah beragam jenis, adapun
makanan khusus untuk anak kucing sampai dengan khusus makanan kucing
dewasa. PT. Rofaca Karalmasih Abadi mendistribusikan semua produk makanan
kucing kepada para distributor dari berbagai kota, seperti Malang, Yogjakarta,
Bandung, Surabaya dll.
Saat ini kualitas sistem distribusi produk makanan hewan (kucing) pada
distributor PT.Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya belum maksimal, hal
ini ditunjukkan oleh banyaknya pengiriman tidak tepat waktu, pengiriman barang
– barang seringkali telat, dan walaupun barang di distributor selalu tersedia,
barang tidak selalu ada di pelanggan (agen). Dari sekian banyak permasalahan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang ditemukan, penyebab permasalahan terbesar terdapat pada proses
distribusinya yang kurang bagus.
Dengan masalah tersebut, metode Physical Distribution Service Quality
(PDSQ) merupakan metode yang tepat untuk mengukur kualitas layanan suatu
distribusi. PDSQ terkait dengan ketepatan waktu dan flow of goods yang mampu
dipertanggung jawabkan mulai dari penerimaan hingga barang – barang tersebut
sampai ke tangan konsumen. Metode PDSQ diklasifikasikan menjadi 3 dimensi,
yakni Timeliness, Availability, dan Quality. Quality dalam hal ini mengacu pada
bentuk dan komposisi delivered order, yakni kondisi dari produk yang
dikirimkan.
Dengan demikian diharapkan pendekatan menggunakan metode PDSQ ini
mampu mengetahui seberapa baik kualitas layanan distribusi yang sedang
berlangsung dan mampu memberikan usulan perbaikan terhadap layanan
distribusi.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ Seberapa besar kepuasan pelanggan terhadap layanan distribusi
makanan hewan (kucing) dengan pendekatan Physical Distribution Service
Quality (PDSQ)? ”

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.3

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang diberikan pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :
1. Produk makanan kucing yang paling banyak laku di petshop (Royal Canin).
2. Pengisian kuisioner hanya pada agen / pelanggan produk makanan hewan
(kucing) berjumlah 47 agen / pelanggan.
3. Cara pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan metode
wawancara, observasi dan penyebaran kuisioner.
4. Yang dievaluasi dalam hasil perhitungan peringkat besarnya kesenjangan
hanya peringkat 1 dan peringkat 2.

1.4

Asumsi
Adapun asumsi-asumsi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Responden mengetahui merek jenis makanan kucing.
2. Data kuisioner diisi responden oleh agen dan dianggap memahami maksud
pertanyaan.
3. Produksi makanan kucing selalu tersedia.

1.5

Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian skripsi ini adalah yaitu

Menganalisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas layanan sistem distribusi dan
usulan perbaikan terhadap layanan distribusi makanan hewan (kucing).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.6

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tugas akhir ini adalah :

1. Manfaat Bagi Perusahaan :
-

Dengan adanya penelitian ini, pihak perusahaan dapat memperbaiki kualitas
layanan distribusinya.

-

Dapat mengetahui prioritas tindakan perbaikan dan melakukan perbaikan yang
terbaik secara kontinyu.

2. Bagi Peneliti :
-

Dapat memenuhi persyaratan kelulusan program pendidikan S1 di UPN
‘Veteran’ Jatim

-

Dapat mengetahui proses produksi pembuatan baut

-

Menambah pengetahuan mengenai analisis kualitas layanan distribusi
makanan hewan ( kucing ).

3. Manfaat bagi Universitas
− Menambah referensi perpustakaan.
− Diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa yang mengadakan penelitian
dengan permasalahan yang serupa dan untuk penelitian lebih lanjut dimasa
yang akan datang.

1.7

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat, asumsi, dan sistematika
penulisan.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang landasan teori-teori yang digunakan
dalam pelaksanaan penelitian sebagai penunjang untuk mengolah
dan menganalisa data-data yang diperoleh secara langsung maupun
tidak langsung yaitu teori tentang layanan distribusi.

BAB III

METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang langkah-langkah dalam melakukan
penelitian, mulai dari lokasi pencarian data, metode pengambilan
data, identifikasi variabel, dan metode pengolahan data, yang
dilakukan

untuk

mencapai

tujuan

dari

penelitian

selama

pelaksanaan penelitian.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang data-data yang telah terkumpul,
kemudian diolah dengan menggunakan metode yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah yang ada.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan penutup tulisan yang berisi kesimpulan
dan saran mengenai analisa yang telah dilakukan sehingga dapat
memberikan

suatu

rekomendasi

perbaikan bagi pihak perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

sebagai

masukan

ataupun

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Distribusi.
Kita mengetahui bahwa distribusi adalah salah satu faktor penting dalam

keputusan pemasaran. Setelah produk dihasilkan perusahaan harus dapat
mendistribusikannya kepada konsumen. Adapun pengertian dari distribusi
menurut Corey yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2006:181) adalah :
Sumber daya eksternal utama. Biasanya sistem tersebut memerlukan waktu
bertahun-tahun untuk membangunnya, dan tidak mudah mengubahnya. Distribusi
tersebut sama pentingnya dengan sumber daya internal yang utama seperti
produksi, riset, rekayasa dan tenaga dan fasilitas penjualan lapangan. Sistem
tersebut melambangkan komiten korporat yang penting bagi sejumlah besar
perusahaan independen yang bisnisnya adalah distribusi dan bagi pasar-pasar
tertentu yang dilayaninya. Sistem itu juga melambangkan komitmen terhadap
kebijakan dan praktik yang merupakan jaringan dasar yang diatasnya dirangkai
sekelompok besar hubungan jangka panjang.(Gartustiadi, Teddy. 2011)

2.1.1. Sistem Distribusi
Secara umum, sistem distribusi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
(1) sistem distribusi langsung dan (2) sistem distribusi tidak langsung. Sistem
distribusi langsung mendistribusikan barang secara langsung dari produsen ke

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

konsumen. Sedang sistem distribusi tidak langsung menggunakan perantara
(midleman) sehngga tidak langsung bertemu konsumen.

SISTEM DISTRIBUSI

SISTEM LANGSUNG

SISTEM TIDAK LANGSUNG

Gambar 2.1 : sistem ditribusi.

SISTEM LANGSUNG

SISTEM LANGSUNG

SISTEM DISTRIBUSI

Gambar 2.1.1 : Sistem distribusi langsung.
Tipe saluran distribusi tidak langsung menggunakan satu atau berbagai
perantara untuk sampai ke konsumen. Dapat berbentuk : sistem pendistribusian
konvensional (tradisional), maupun sistem pemasaran vertikal (vertical marketing
system). System pendistribusian konvensional menggunakan perantara yang
independen dari pengendalian produsen. Sistem ini dapat menciptakan konflik
apabila ada perbedaan pendapat atau perbedaan kepentingan. Untuk mengatasi hal
itu, produsen berupaya dengan mengintegrasikan kegiatan maupun organisasi
lembaga perantara ke dalam organisasi produsen agar dicapai hasil kerjasama
yang optimal. Sistem pemasaran vertikal dapat dilakukan melalui cara : (1)
administrasi,(2) kontraktual, maupun (3) korporasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

TIDAK LANGSUNG

Produsen

Perant ara

Konsm en

Gambar 2.1.2 : Skema distribusi tidak langsung.
Tipe saluran distribusi langsung tidak menggunakan perantara yang
independen. Produsen (dapat menggunakan agen penjual) langsung kepada
konsumen. Sistem distribusi langsung umumnya digunakan pada sistem Direct
Order (pelanggan dapat memesan langsung kepada penjual melalui surat, telepon,
atau bentuk komunikasi lain), Direct Selling (penjual didatangi atau mendatangi
pembeli) maupun Direct Relationship Marketing (bentuk pemasaran yang
mendasarkan pada respon individual pelanggan)(elearning.gunadarma.ac.id).

Gambar 2.2 : Sistem distribusi tidak langsung.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 2.1 : Komparasi berbagai sistem distribusi.

2.1.2. Pengertian Saluran Distribusi.
David A. Revzan dalam Marketing Organization Through The Channel
mendefinisikan saluran distribusi sebagai suatu jalur yang dilalui oleh arus barang
– barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada pemakai.
Namun, American Marketing Association mendefiniskan saluran distribusi
sebagai suatu struktur yaitu organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan
yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar dan pengecer, yang melaluinya
sebuah komoditi, produk atau jasa dipasarkan. Konsep distribusi telah berevolusi
dari physical distribution managment menjadi logistic management dan
selanjutnya menjadi supply chain management (Gattorna dan Walters, 1996).
Dari kedua definisi ini dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi merupakan
perantara untuk memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen.
Dalam hal ini, distribusi fisik merupakan kegiatan yang penting.
Manajemen distribusi adalah mengembangkan strategi yang searah dengan
visi dan misi perusahaan, berdasarkan pada berbagai keputusan yang berkaitan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

untuk memindahkan barang – barang secara fisik maupun non fisik guna
mencapai tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu
(Walters, 1977) dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Jadi
manajemen distribusi adalah sebuah pendekatan yang berorientasi pada keputusan
(decision oriented approach) yang berarti bahwa perhatian diarahkan pada
pengembangan

kebijkan

mengorganisasikan

efektif

(organization),

mulai

dari

perencanaan

mengoperasikan

(planning),

(actualization)

dan

mengendalikan (controlling), tidak hanya pada deskripsi tentang bagaimana
sebuah saluran beroperasi saja.
Pengambilan keputusan menitikberatkan pada ruang lingkup yang luas
tentang masalah manajemen saluran dan bagaimana hubungannya dengan masing
– masing masalah. Tentu saja sulit bagi manajer untuk menentukan keputusan
yang baik. Yang penting, manajer harus mengadakan pertimbangan –
pertimbangan untuk memilih berbagai alternatif.
Intinya berbicara mengenai saluran distribusi membicarakan dua kutub
yaitu kutub prinsipal (produsen) dan kutub konsumen. Kutub produsen adalah
bagaimana produk tersebut dapat tersebar (spread) secara luas. Adapun dari sisi
konsumen adalah bagaimana konsumen bisa memperoleh produk dengan mudah.
Namun dari kedua titik ini ada titik temunya yakni faktor kedekatan dan
kemudahan. Produsen maupun distributor ingin mendekatkan produknya ke
konsumen sehingga konsumen merasa mudah untuk mendapatkan produk.
Khususnya untuk fast moving consumer products, distribusi yang intensif menjadi
penentu kecepatan , ketepatan, dan ketersediaan produk di target pelanggan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Berbeda dengan supply chain management yang membahas mulai dari pengadaan
bahan (procurement), memproduksi (production), menyimpan (storage) dan
mengirim (transportation), sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 : Old Paradigma and New Paradigma
Gambar 2.3 menjelaskan bahwa pada paradigma lama (old paradigm) dalam
penentuan target penjualan untuk setiap saluran distribusi lebih berorientasi pada
prinsipal, biasa dikenal dengan sales target driven. Artinya bahwa prinsipal
menetapkan target dan target ini di break down ke setiap distributor dan
distributor mem-break down-nya kembali untuk setiap salesman-nya. Namun
pada paradigma baru (new paradgm) dalam menyusun target penjualan untuk
setiap saluran distribusi lebih berorientasi pada pelanggan, biasanya dikenal
dengan actual demand driven. Artinya distributor menyusun target penjualan
bersasarkan permintaan dari pelanggan, kemudian distributor merekap semua
permintaan dari seluruh distributor untuk dibuatkan perimntaan bahan baku ke
supplier (Kodrat, David Sukardi. 2009.Manajemen Distribusi).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.3. Fungsi Saluran Distribusi.
Saluran pemasaran melaksanakan tugas memindahkan barang dari
produsen ke konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan
kepemilikan yang memisahkan barang dan Jasa dari orang-orang yang
membutuhkan atau menginginkannya. Anggota-anggota saluran pemasaran
melaksanakan sejumlah fungsi utama. Menurut Kotler (2006:183) fungsi utama
tersebut adalah :
a.

Mereka mengumpulkan informasi mengenai calon pelanggan dan
pelanggan sekarang, pesaing, dan pelaku dan kekuatan lainnya dalam
lingkungan pemasaran tersebut.

b.

Mereka mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk
merangsang pembeli.

c.

Mereka mencapai kesepakatan mengenai harga ketentuan-ketentuan lain
sehingga peralihan kepemilikan dapat terlaksanakan.

d.

Mereka melakukan pemesanan kepada produsen.

e.

Mereka memperoleh dana untuk membiayai persediaan pada tingkat yang
berbeda pada saluran pemasaran.

f.

Mereka menanggung resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi
saluran.

g.

Mereka mengatur kesinambungan penyimpangan dan perpindahan
produk-produk fisik.

h.

Mereka mengatur pelunasan tagihan mereka kepada pembeli melalui bank
dan lembaga yang lainnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i.

Mereka mengawasi peralihan kepemilikan aktual dari suatu organisasi atau
orang kepada organisasi atau orang lainnya. Beberapa fungsi (fisik,
kepemilikan, promosi) merupakan aliran maju aktifitas dari perusahaan
tersebut ke pelanggan, fungsi lainnya (pemesanan dan pembayaran)
merupakan aliran mundur dari pelanggan ke perusahaan tersebut. Sebagai
lainnya lagi (informasi, negoisasi, pembiayaan, dan pengambilan resiko)
terjadi dalam dua arah.(Gartustiadi, Teddy. 2011).

2.1.4. Lembaga Saluran Distribusi.
Lembaga saluran distribusi, perantara (middleman, intermediary), atau
penyalur (distributors) adalah individu, atau lembaga organisasi yang melakukan
atau melaksanakan seluruh atau sebagaian kegiatan penyampaian barang dari
produsen ke konsumen.
Lembaga saluran distribusi meliputi lembaga utama dan lembaga
penunjang (facilitators). Lembaga utama dapat dibedakan antara perantara
pedagang (merchant middleman) dan perantara agen (agent middleman). Lembaga
penunjang meliputi lembaga pengawas, transportasi, pembungkusan, asuransi,
periklanan, dan lembaga keuangan (elearning.gunadarma.ac.id).

2.1.5.

Rantai Saluran Distribusi.
Sistem distribusi tidak langsung

mempunyai keragaman dalam

penggunaan banyaknya tingkatan saluran yang diperlukan. Semakin panjang
jenjang saluran distribusi yang dipergunakan berarti semakin tidak langsung
penyampaian barang dari produsen ke konsumen. Dengan kata lain, jenjang atau

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

panjangnya rantai saluran distribusi menunjukkan tingkatan tidak langsungnya
sistem saluran distribusi. Rantai saluan distribusi untuk produk – produk
konsumen mempunyai pola yang berbeda dengan pola untuk produk – produk
industrial.Skema sistem saluran distribusi produk konsumen dan produk industrial
adalah sebagai berikut (elearning.gunadarma.ac.id):

A. RANTAI SALURAN DISTRIBUSI PRODUK KE KONSUMEN.

Gambar 2.4 : Saluran distribusi produk konsumen.
(0)

Rantai saluran distribusi jenjang 0 : dipergunakan terutama untuk
jasa, peralatan rumah tangga, kosmetika, minuman kesehatan.

(1)

Rantai saluran distribusi jenjang 1 : dipergunakan umunya untuk
produk – produk pakaian, mebel, peralatan rumah tangga.

(2)(3) Rantai saluran distribusi jenjang 2 atau 3 : dipergunakan untuk
barang – barang kebutuhan sehari – hari, stasioneri, obat – obatan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

B. JENJANG SALURAN DISTRIBUSI PRODUK INDUSTRIAL.

Gambar 2.5 : Saluran distribusi produk industrial.
(0) Rantai saluran distribusi jenjang 0 : dipergunakan sebagaian besar
untuk produk industrial peralatan dan mesin utama, jasa dan pesanan
dalam jumlah besar.
(1)(2) Rantai saluran distribusi jenjang 1 atau 2 : pada umumnya
dipergunakan untuk produk industrial supplies, sebagian kecil peralatan
dan pesanan dalam jumlah sedikit atau sering.

2.16.

Proses Pendistribusian.
Proses pendistribusian merupakan kegiatan pemasaran yang mampu :

(1). Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi – fungsi pemasaran
(marketing function),dan.
(2). Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing – channel flow) secara fisik
dan non fisik.
Fungsi yang dijalankan oleh kegiatan pemasaran mampu menciptakan
kegunaan bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Gambar 2.6 : Fungsi pemasaran dan penciptaan kegunaan.
Arus pemasaran meliputi :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Kegiatan proses pendistribusian :
Secara fungsional, maka proses pendistribusian dapat dibedakan menjadi 3
kegiatan yaitu:
Kegiatan pemilihan
Kegiatan pertemuan,dan.
Kegiatan pertukaran.
Produsen

Pem ilihan Pert emuan Pertukaran

Konsumen

Gambar 2.7 : kegiatan dalam proses pendistribusian.
1. Kegiatan pemilihan, meliputi :
a. Fungsi akumulasi merupakan kegiatan pengumpulan dan penyimpanan
persediaan dari beberapa pemasok barang untuk memenuhi kebutuhan
permintaan pasar.
b. Fungsi klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan (grading) produk
– produk kedalam beberapa tingkatan kualitas atau kriteria lain yang
berbeda – beda.
c. Fungsi alokasi adalah kegiatan penguraian (breaking – bulk) besaran
atau jumlah unit persediaan yang homogen menjadi besaran jumlah
yang lebih kecil.
d. Fungsi gabungan adalah kegiatan pengumpulan (product assortment)
beberapa jenis produk menjadi kelompok produk untuk penggunaan
yang berkaitan.
2. Kegiatan pertemuan merupakan usaha mempertemukan produsen dengan
konsumen. Kegiatannya meliputi usaha mencari informasi tentang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

permintaan produk dan informasi pasar yang lain serta mencari pelanggan
melalui kegiatan promosi.
3. Kegiatan pertukaran merupakan kegiatan negoisasi dan transaksi yang
meliputi pertukaran produk beserta kepemilikannya hingga kegiatan
pembayaran dan pengiriman barang. Pertukaran meliputi keputusan –
keputusan pembelian tentang jumlah, jenis, saat atau waktu, dan syarat –
syarat pembayarannya dengan memperhatikan syarat atau kondisi
pertukaran yang wajar (elearning.gunadarma.ac.id).

2.1.7 Intensitas Saluran Distribusi.
Penetapan jumlah atau banyaknya penyalur bagi masing – masing jenis
produk atau perusahaan mempunyai intensitas yang berbeda. Perbedaan intensitas
tersebut didasarkan pada perbedaan jenis produk yang akan disalurkan, perilaku
pembeli, karakter penyalur, kapasitas maupun strategi produsen Intensitas saluran
distribusi dibedakan sebagai distribusi intensif, distribusi selektif dan distribusi
eksklusif.
Distribusi intensif adalah penjualan produk melalui segala kemungkinan
saluran distribusi secara intensif. Umumnya dipergunakan untuk Convenience
Products dan Industrial Suppliers. Pelanggan memerlukan produk – produk
tersebut dengan segera dari tempat atau toko yang familiar dengan kebiasaan
pembelian sehari – hari.
Distribusi selektif adalah penjualan produk melalui saluran distribusi yang
mempunyai perhatian khusus terhadap produk tersebut. Untuk itu produsen perlu
melakukan seleksi terhadap penyalur yang benar –benar baik. Distribusi selektif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

umumnya diperlukan untuk Shopping goods dan Material products, tetapi dapat
juga

digunakan

untuk

seluruh

kategori

produk.

Pemilihan

penyalur

memperhatikan beberpa kriteria misalnya reputasi, kapasitas, dan kolateral
penyalur.
Distribusi Eksklusif adalah penjualan produk melalui satu penyalur pada
wilayah atau daerah tertentu. Sehingga pengendalian harga maupun pelayanan
yang diberikan produsen kepada pelanggan akan lebih baik. Umumnya diperlukan
perjanjian tertulis atau lesan agar hubungan yang eksklusif tersebut dapat
dipertahankan. Specialty goods dan Capatical goods seringkali menggunkan
distribusi eksklusif (elearning.gunadarma.ac.id).
Secara ringkas, intensitas untuk masing – masing klasifikasi produk –
produk konsumen dan produk – produk industrial dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 2.8 : Intensitas saluran distribusi dan produk yang disalurkan.

2.2.

Manajemen Distribusi.
Distribusi berkenaan dengan penentuan dan pengelolaan saluran distribusi

yang digunakan oleh produsen atau distributor untuk memasarkan barang dan
jasanya sehingga produk tersebut dapat sampai di tangan konsumen sasaran dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

jumlah dan jenis yang dibutuhkan, pada saat diperlukan, dan ditempat yang sesuai
dengan yang dijanjikan. Pada prinsipnya kebijakan manajemen distribusi dapat
dikelompokan menjadi 7 kategori, yaitu struktur saluran distribusi, cakupan
distribusi, saluran distribusi ganda, modifikasi saluran distribusi, strategi
distribusi, pengendalian saluran distribusi dan manajemen konflik dalam saluran
distribusi (Kodrat, David Sukardi. 2009.Manajemen Distribusi).

2.3. Manajemen Pakan pada Kucing
Kucing sampai saat ini tetap merupakan hewan kesayangan yang paling
banyak dipelihara di Indonesia. Baik yang sekedar hidup dan berkembang biak di
lingkungan rumah ataupun memang dipelihara secara khusus dengan perhatian
yang lebih. Seiring meningkatnya kesadaran pemilik akan pentingnya kesehatan
kucing, keberadaan ICA (International Cat Assosiation) sebagai wadah komunitas
pecinta dan pemilik kucing, sudah barang tentu menjadikannya ikut bertanggung
jawab dalam usaha peningkatan mutu dan kualitas hidup kucing di Indonesia, baik
yang ras maupun lokal.
Dalam pemeliharaan kucing baik hanya sebagai hewan kesayangan di
rumah maupun untuk dikembangbiakkan (Cattery), masalah nutrisi seringkali
masih menjadi persoalan yang merepotkan.Banyak keluhan pemilik yang
menyatakan kucingnya mudah bosan dan pilih – pilih makanannya, mudah diare,
bulu jadi rontok, sulit bunting, anaknya sedikit, susunya sedikit dan sebagainya.
Persoalan tersebut seringkali memang dapat terselesaikan hanya dengan
penanganan nutrisi yang tepat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dasar pemilihan pakan kucing dapat kita sederhanakan sebagai berikut :
1. Kandungan nutrisinya lengkap dan seimbang.
2. Disukai rasanya, kecenderungan menunjukkan bahwa semakin tinggi
protein dan lemaknya akan lebih disukai.
3. Mudah dicerna.
4. Cukup kandungan energinya.
5. Dari produsen yang memiliki reputasi.
6. Memiliki informasi produk yang lengkap dan jelas.
7. Ekonomis.
Lengkap berarti mengandung semua komponen nutrisi yang dibutuhkan, secara
umum mengandung : Energi, Karbohidrat, lemak, Protein dan asam amino,
Vitamin dan mineral. Seimbang artinya masing – masing komponen sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan untuk tumbuh normal dan memelihara kesehatan
ketika dewasa.
Kucing sebagai hewan kesayangan bersifat karnivora sejati, soliter dan
memiliki spesifik anomali, harus diusahakan untuk memperoleh kesehatan yang
maksimal, agar berumur panjang dengan kualitas hidup yang baik. Untuk
mencapai hal tersebut, pemberian pakan harus benar – benar diperhatikan.
1. Berikan selalu pakan yang berkualitas dan mudah terkontrol.
2. Pilihlah pakan yang sesuai dengan umur, status reproduksi dan status
kesehatannya.
3. Pemberian food supplement dapat merupakan tindakan yang sia – sia dan
bahkan mungkin menjadi sangat berbahaya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Jangan sekali - kali memberikan pakan dalam jangka panjang.
5. Usahakan untuk selalu konsisten menggunakan pakan yang sudah terbukti
tepat. Sering merubah atau mengganti pakan yang sudah terbukti tepat.
Sering merubah atau mengganti pakan dapat berakibat langsung pada
kesehatan kucing.
6. Jangan membatasi pemberian pakan kucing, walaupun obesitas dapat
menjadi problem dikemudian hari.
Akhirnya kesadaran dan tanggung jawab melekat pada diri pemilik kucing untuk
merawat dan menyediakan pakan yang tepat serta di satu pihak dokter hewan
berkompeten secara benar dalam memberikan solusi pemilihan pakan, diharapkan
menjadi bagian dalam mewujudkan apa yang menjadi visi dan misi dari ICA
(Perdanawinata. 2005. ICA (International Cat Association)) .

2.4. Perencanaan Distributor dan Agen.
Strategi distribusi tidak terlepas dari peran distributor dan agen. Distributor
dan agen perlu diberdayakan, agar bisa memperluas area distribusi. Masalahnya
adalah prinsipal dapat memperoleh distributor dan agen yang handal. Tanpa
distributor dan agen yang andal, produk tidak dapat didistribusikan dengan baik.
Akibatnya, produsen akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan omsetnya
sementara ia juga harus mempertahankan produknya berhadapan dengan banyak
kompetitor. Dalam perencanaan distribusi, produsen harus mempertimbangkan
masak – masak untuk mendapatkan distributor dan agen yang andal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pertimbangan dalam mencari distributor dan agen adalah kapabilitas
distributor atau agen. Ada beberapa kriteria untuk distributor dan agen yang
bonafid dan andal (Bradley, 1995 dan Royan, 2005) adalah :
• Memiliki jaringan distribusi yang luas, menguasai toko eceran, grosir,
minimarket, supermarket, hypermarket maupun horeka (hotel, restoran,
dan kantin / koperasi). Produsen akan mendapat keuntungan yang cukup
besar, jika distributornya memiliki jaringan distribusi yang kuat. Sebab,
pemilik brand yakin bahwa dengan nama besar dan tingkat pelayanan
yang diberikan distributor akan sangat mempengaruhi pendistribusian
produk.
• Memiliki kapasitas keuangan yang memadai. Setiap distributor dituntut
untuk menyediakan “ bank garansi “ dalam jumlah tertentu. Inilah salah
satu syarat yang sering dituntut produsen terhadap distributor yang
mengoperasikan pendistribusian produk.
• Memiliki sarana transportasi atau armada pengiriman yang memadai.
Bagaimanapun sarana transportasi sangatlah vital dalam pelaksanaan
distribusi. Armada pengiriman juga merupakan alat yang mutlak
diperlukan dalam pendistribusian.
• Memiliki cakupan area yang luas. Distributor yang menguasai cakupan
area yang luas memiliki keunggulan tersendiri, sehingga produk dapat
terdistribusi secara merata.
• Memiliki pengalaman yang memadai dalam mendistribusikan produk
sejenis. Syarat ini penting, agar jangan sampai terjadi distributor berminat

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

terhadap suatu produk, namun tidak berpengalaman dalam produk yang
sama atau komplementer.
• Memiliki tingkat pelayanan yang baik di mata pelanggan. Produsen perlu
menyelidiki dan menganalisis hal ini, sebab tingkat pelayanan sangat
penting untuk meningkatkan awareness terhadap brand corporate.
Produsen sengaja mendompleng distributor yang memiliki nama besar
untuk membuka pasar baru. Banyak sekali produsen yang menggunakan
cara ini, sebab menguntungkan sekali. Selain produk dapat terdistribusi
dengan baik, produsen dengan sendirinya juga membangun jaringan
distribusi lewat

jaringan yang telah dibangun oleh distributor.

Pendistribusian produk memang lebih baik menggunakan jalur aliansi
dengan distributor yang sudah mapan, lebih – lebih jika produk yang
dimiliki adalah produk baru.
• Mempunyai kemampuan, reputasi dan sejarah prestasi perantara yang
baik.
Agen diperlukan dalam jaringan distribusi karena ada dua alasan. Pertama,
produk dapat terdistribusi dengan baik karena terfokus pada produk yang ada.
Kedua, sistem keagenan memberi kinerja yang penuh komitmen karena agen
harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh produsen yaitu hanya menjual
produk dari suatu produsen. Kalau dalam praktik ada agen yang tidak hanya
menjual satu produk , ia telah melanggar sistem keagenan (Kodrat, David Sukardi.
2009.Manajemen Distribusi).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.5.

Konsep Kebijakan Distribusi Fisik.
Perubahan dalam arah strategis perusahaan tidak timbul secara otomatis.

Dalam kenyataan sehari-hari, kebijakan dibutuhkan untuk membuat strategi
bekerja.

Kebijakan

menjembatani

pemecahan

masalah

dan

memandu

implementasi strategi. Definisi Umum kebijakan menurut David (2006: 343) yaitu
: Kebijakan mengacu pada panduan spesifik, metode, prosedur, aturan, formulir,
dan praktik administrasi yang dibuat untuk mendukung dan mendorong pekerjaan
melalui tujuan yang ditetapkan.Kebijakan dapat diterapkan disetiap divisi dan
departemen. Apapun ruang lingkup dan bentuknya, kebijakan digunakan sebagai
mekanisme utuk menerapkan strategi untuk mencapai tujuan. Kebijakan harus
dinyatakan secara tertulis jika dimungkinkan. Kebijakan mewakili cara untuk
mengambil keputusan strategis (Gartustiadi, Teddy. 2011).

2.5.1. Pengertian Distribusi Fisik.
Secara tradisional distribusi fisik sama dengan proses meyampaikan
barang kepada konsumen namun sekarang ini distribusi fisik telah berkembang
menjadi konsep yang lebih luas lagi. Sehingga perusahaan mencari cara
bagaimana mendistribusikan barang-barang tersebut kepada konsumen secara
cepat dan tepat, dan hal ini sangat dipengaruhi oleh sistem distribusi fisik yang
dimiliki oleh perusahaan. Penentuan lokasi gudang, jenis pengangkutan, volume
sarana pengangkutan dan sarana gudang mempengaruhi tingkat pemberian jumlah
pesanan pelanggan bisnis. Sudah selayaknya perusahaan memulai memikirkan
pelanggannya, lokasi langganan, kebutuhan dan ketersediaan barang. Perencanaan
suatu distribusi fisik sebenarnya bertitik tolak dari apa yang diinginkan pelanggan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dan apa yang ditawarkan pesaing. Jika kegiatan distribusi fisik dijalankan secara
efektif dengan memberikan pelayanan penuh bagi pelanggan maka dapat
memungkinkan perusahaan untuk memperkuat posisinya sehingga diharapkan
mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis dan mampu merebut pangsa
pasar yang luas sehingga perusahaan tersebut mampu mengembangkan
perusahaannya. Distribusi fisik telah dikembangkan menjadi konsep manajemen
rantai pemasaran yang lebih luas. Manajemen rantai penawaran dimulai sebelum
distribusi. Manajemen tersebut meliputi pembelian masukan yang tepat (bahan
mentah, komponen, dan peralatan modal), mengubahnya dengan efisien menjadi
produk jadi dan mengirimkannya ke tujuan terakhir. Sudut pandang yang lebih
luas lagi memerlukan studi tentang bagaimana pemasok perusahaan itu
memperoleh masukannya. Perspektif rantai penawaran dapat membantu
perusahaan mengidentifikasi pemasok dan distributor yang lebih unggul dan
membantu keduanya meningkatkan produktifitas, yang akhirnya menurunkan
biaya perusahaan tersebut (Kotler dan Keller (2006:233)). Adapun pengertian
distribusi fisik menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
Menurut (Kotler dan Keller (2006:485)) menjelaskan :Distribusi Fisik
Melibatkan perencanaan, penerapan, dan pengendalian arus fisik bahan dan
produk akhir dari titik asal ke titik penggunaan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan pada titik yang menguntungkan.
Artinya : Pelaksanaan distribusi fisik yang dilaksanakan melibatkan
perencanaan arus fisik, penerapan arus fisik, pengendalian arus fisik, dan
perpindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain, sehingga konsumen
terpenuhi kebutuhannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Menurut (Bowersox (2006:13)) menjelaskan : Distribusi fisik adalah
proses pengolahan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan
barang, suku cadang dan barang jadi dari para suplier, diantara fasilitas
perusahaan dan kepada para pelanggan.
Artinya : Pelaksanaan distribusi fisik yang dilaksanakan melibatkan,
pengolahan arus fisik yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan
barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier, sehingga konsumen
terpenuhi kebutuhannya.
Menurut (Fandy Tjiptono (2008:204)) menjelaskan : Segala kegiatan
untuk memindahkan barang dalam kuantitas tertentu, ke suatu tempat tertentu,
dan dalam jangka waktu tertentu, perpindahan fisik ini dapat berupa
perpindahan barang jadi dari jalur produksi ke konsumen akhir dan
perpindahan mentah dari sumber ke jalur produksi.
Artinya : Pelaksanaan distribusi fisik yang dilaksanakan melibatkan,
perpindahan barang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam jangka waktu
tertentu, ini adalah suatu perpindahan fisik dari jalur produksi suatu perusahaan
ke konsumen, sehingga konsumen akan terpenuhi kebutuhannya.
Menurut Frank Woodward dalam bukunya managing the transport service
function

yang

dikutip

(M.

Nasuttion

(2008:21))

menjelaskan

:

In industry distribution has been accepted as the performance of all business
activities involved in moving the goods from the point of processing of
manufacture to the point sala to the custumer and would include, warehousing,
inventory, contol of finished goods, materials handling and packaging,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

documentation and dispatch, traffic and transportation, and after sales
services to custumers.
Dalam distribusi industri telah diterima sebagai kinerja dari semua
kegiatan usaha yang terlibat dalam pemindahan barang dari titik pengolahan
manufaktur ke sala menunjuk ke custumers dan akan termasuk, pergudangan,
persediaan, control barang jadi, penanganan bahan dan kemasan,dokumentasi
dan pengiriman, lalu lintas dan transportasi, dan pelayanan purna jual untuk
custumers.
Menurut (Gundlach, Bolumole, Eltantawy and Frankel (2006)) dalam
jurnalnya menjelaskan :
Logistics refers the inbound and outbound flow and storage of goods,
services, and information within and between organizations.
Logistik mengacu aliran inbound dan outbound dan penyimpanan barang,
jasa, dan informasi dalam dan di antara organisasi.
Kotler dan Keller (2006 :485) Distribusi fisik melibatkan perencanaan,
penerapan, dan pengendalian arus fisik bahan dan produk akhir dari titik asal
ke titik penggunaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan pada titik yang
menguntungkan.
Bowersox (2006 : 485) Distribusi fisik adalah proses pengolahan yang
strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan
barang jadi dari para suplier, diantara fasilitas perusahaan dan kepada para
pelanggan.
Fandy Tjiptono (2008 : 204) Segala kegiatan untuk memindahkan barang
dalam kuantitas tertentu, kesuatu tempat tertentu, dan dalam jangka waktu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

tertentu, perpindahan fisik ini dapat berupa perpindahan barang jadi dari jalur
produksi ke konsumen akhir dan pepindahan mentah dari sumber ke jalur
produksi.
Frank Woodward yang dikutip M.NNasuttion (2008:21) Dalam distribusi
industri telah diterima sebagai kinerja dari semua kegiatan usaha yang terlibat
dalam pemindahan barang dari titik pengolahan manufaktur ke sala menunjuk
ke custumers dan akan termasuk, pergudangan, persediaan, control barang jadi,
penanganan bahan dan kemasan,dokumentasi dan pengiriman, lalu lintas dan
transportasi,

dan

pelayanan

purna

jual

untuk

custumers.

Gundlach, Bolumole, Eltantawy and Frankel Logistik mengacu aliran inbound
dan outbound dan penyimpanan barang, jasa, dan informasi dalam dan diantara
organisasi
Dari berbagai definisi–definisi distribusi fisik dan tabel indikator distribusi
fisik, dapat diambil kesimpulan bahwa distribusi fisik adalah segala upaya
untuk menggerakkan arus bahan dan produk juga dengan suatu perencanaan
arus fisik, pengendalian arus fisik, penerapan arus fisik, dan perpindahan
barang dari satu tempat ke tempat lainnya, dan pengendalian dalam jumlah,
waktu, dan pemikiran dengan cara-cara yang efisien. Untuk memenuhi
kebutuhan pelanggan/distributor, sehinggan memperoleh suatu keuntungan
bagi suatu perusahaan.
Distribusi fisik meningkatkan nilai form utility dengan menjamin nilai
produk yang dikirimkan berada dalam kuantitas yang tepat serta utuh
(undamaged ) serta memainkan instrument role, baik time utility maupun
place utility, dengan cara menjamin produk datang, sesuai dengan waktu dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumk

Dokumen yang terkait

KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) PADA DISTRIBUSI PRODUK KONSTRUKSI DI CV. TUNGGAL TEKNIK SURABAYA.

0 0 10

PENDEKATAN PHYSCAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) UNTUK MENGANALISIS DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DI PT. X.

0 0 10

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN DISTRIBUSI PRODUK KONSTRUKSI DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) (STUDI KASUS DI CV. TUNGGAL TEKNIK Surabaya).

1 2 97

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) ( CV. Lintang Timur Surabaya ).

3 15 88

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) (Distributor PT.Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya).

2 10 102

Analisis Service Quality terhadap Kepuasan Pelanggan pada PDAM Kota Surabaya

0 0 8

PERBAIKAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI IKAN DENGAN MENGINTEGRASIKAN METODE PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) DAN LEAN SIX SIGMA PADA DISTRIBUSI IKAN DI KABUPATEN SIDOARJO

0 0 6

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN DISTRIBUSI MAKANAN HEWAN (KUCING) DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) (Distributor PT.Rofaca Karalmasih Abadi cabang Surabaya)

0 0 15

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LAYANAN DISTRIBUSI PRODUK KONSTRUKSI DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) (STUDI KASUS DI CV. TUNGGAL TEKNIK Surabaya)

0 0 19

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN DENGAN PENDEKATAN PHYSICAL DISTRIBUTION SERVICE QUALITY (PDSQ) ( CV. Lintang Timur Surabaya )

1 5 15