MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR Melek Geografi SMA 7 Surakarta Dan MA Al Islam Di Kecamatan Serengan Dalam Mengenal Bencana Banjir Dan Lingkungan.

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN
SERENGAN DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

ARTIKEL PUBLIKASI
GunaMencapai Derajat
Sarjana S-1
PendidikanGeografi

Diajukan Oleh :
TEGUH SETYAWAN
A 610090051

Kepada :
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2013

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN


MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN
SERENGAN DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN Oleh
Teguh Setyawan
A.610090051
Abstrak
Penanganan terhadap melek Geografi belum dilakukan secara optimal. Selama ini,
pembelajaran mengenahi Geografi dianggap bukan prioritas utama dan hanya sebagai
pengetahuan yang umum, padahal melek Geografi adalah hal yang penting bagi masyarakat
Indonesia yang merupakan wilayahnya rawan terhadap bencana. Dalam hal ini pendidikan
baik kurikulum maupun budaya, pemahaman Geografi sekolah harus ditanamkan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam mengenal karakteristik
bencana dengan melek Geografinya dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari
pihak sekolah dan dari guruyang merupakan faktor paling ber pengaruh. Penelitian
dilakukan dengan pendekatan diskriptif-kuantitatif, dengan menggunakan menelaah Rpp
guru yang mengajar mata pelajaran yang bersangkutan yaitu Geografi selain itu di lakukan
juga wawancara untuk memperkuat data. Data dianalisis dengan melakukan kategori dan
reduksi data. Data ditampilkan secara naratif dengan dukungan data kuantitaif yang
dihitung dengan prosentase. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa 1) Pengetahuan siswa

SMA terhadap melek geografi dikategorikan cukup baik dengan prosentase mencapai
52,12% 2) Sekolah belum memiliki kebijakan mengenahi kegiatan yang bersangkutan
langsung dengan lingkungan baik dari kurikulum maupun dari rpp guru yang bersangkutan
dan peran gurupun juga kurang begitu maksimal karna kebijakan yang ingin di ambil tida
sesuai dengan kebijakan yang sudah di buat sekolah.
Kata kunci : Pengetahuan melek Geografi dan faktor penghambat, faktor pendukung

lingkungan

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Geografi

adalah

ilmu

yang

dan


kewilayahan

konteks

keruangan.

semakin

mengerucut

dalam

Ketajaman
dengan

seiring

mempelajari/mengkaji bumi dan segala


berjalanya

waktu

sesuatu yang ada di atasnya, seperti

masyarakat

harus

penduduk, flora, fauna, iklim, udara dan

memahami geografi itu sendiri, namun

segala interaksi (Bintarto, 1979). Seminar

dalam perjalanannya pengertian geografi

dan lokakarya Ikatan Geograf Indonesia


sangat panjang sampai abad 15 Masehi

(SEMILOKA IGI) Tahun 1989, Geografi

(Maryani, 2006).

adalah ilmu yang mempelajari tentang
persamaan
geosfer

yang

ilmu

memaksa

mempelajarai

dan


Pengambilan keputusan pada jangka

dan

perbedaan

fenomena

waktu yang panjang atau pengambilan

dalam

sudut

pandangan

keputusan dengan tepat dan cepat sebelum

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS


1

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

kejadian terjadi, istilah yang di kemukakan

ilmu terapan di lingkungan, keterangan di

di

mungkin

atas menyebutkan bahwa Geografi juga di

masyarakat hanya menjalani dengan apa

sebut ilmu yang dapat memutuskan dalam


adanya namun masyarakat yang ada di

jangka panjang. Namun pemerintah kota

lingkungan kita kurang sadar dan mengerti

kurang

bahwa apa yang sudah di lakukan mereka

kurang di angap begitu penting, BPBD

merupakan

yang

Surakarta juga masih menjadi berita yang

seharusnya mereka ketahui, Indonesia


belum pasti apakah akan segera di bentuk

sendiri kurang mengerti mengenai arti

atau hanya akan menjadi wacana saja

melek geografi semua bencana yang

setelah Surakarta dilanda bencana yang

terjadi

berulang-ulang yaitu banjir, hal tersebut

kehidupan

di

menekan
seandainya


sehari-hari,

salah

satu

Indonesia
angka

ilmu

harusnya
korban

mereka

dapat

bencana


mengerti

melek

geografi.
Ada

beberapa

hal

yang

harus

memperhatikan

menandakan

bahwa

hal-hal

Surakarta

yang

sendiri

kurang memperhatikan betapa pentingnya
pemahaman

mengenahi

bagaimana

kita

dapat

dan

mengajarkan

diperhatikan mengapa semua kalangan

kemasyarakat

siswa harus dapat memahami dan mengerti

memahami keadaan lingkungan untuk

melek Geografi dengan matang karena di

mengetahui bencana, Inilah yang akan

sebabkan kota Surakarta terjadi bencana

menjadi pertanyaan ketika bencana itu

yang hampir tiap tahun terjadi yaitu banjir,

sedang berlangsung namun pemerintah

menurut Krishna S. Pribadi (2008:VII-1)

kurang begitu peka mengenai hal itu

Banjir adalah suatu kejadian saat air

sehingga melalui sekolah harusnya hal itu

menggenangi daerah yang biasanya tidak

di terapkan, mulai dari bangku sekolah

digenangi air dalam selang waktu tertentu.

harus sudah di perkenalkan mengenahi

Kota

bentuk

Surakarta

nmendapatkan

skore

mengenahi

bencana

pentingnya

bencana yang mengancam Kota

nasional 60 yang dikategorikan tinggi

Surakata

mengenahi

kerawanan

dan

diSurakarta merupakan kawasan rawan

menduduki

ringking

(BNPB).

bencana banjir Kecamatan yang akan

bencana
207.

sendiri.

Bencana yang sudah di identifikasi itu

menjadi

menjadi bahan acuan bahwa sekolah tidak

Kecamatan Serengan

hanya

mengajarkan

dan

sampel

Lima

Kecamatan

penelitian

adalah

menganggap

geografi sebagai pengetahuan yang hanya
di pelajari namun Geografi merupakan
Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

2

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

Sadar atau tidak setiap manusia

berhubungan fisik, sistem biologi,

moderen membuat keputusan jauh ke

dan sosial. Sistem ini membuat,

depan setiap hari. Sebuah keputusan jauh

memindahkan,

dan

adalah salah satu yang memiliki dampak

sumber

Misalnya,

jauh melampaui waktu dan tempat di

ekosistem,

mana keputusan sedang dibuat. Misalnya,

diubah, dan diangkut melalui rantai

ketika memilih antara mengemudi sendiri

makanan. Demikian pula, dalam

atau naik kendaraan umum, ketika harus

sistem ekonomi, orang mengubah

memilih studinya ke luar Negeri atau di

sumber daya alam menjadi objek

dalam Negeri, dan ketika pasukan di

dengan nilai ekonomi, yang dapat

lapangan menerjemahkan perintah ke

diangkut,

dalam tindakan, mereka semua membuat

diperdagangkan, dan dijual. Setiap

keputusan yang jauh jangkauannya.

keputusan manusia dipengaruhi oleh

Sementara
keputusan

dampak

yang

jauh

dari

nutrisi

dalam

diciptakan,

digunakan,

sistem dan memiliki efek pada

setiap

jangkauannya

tertentu mungkin kecil, dampak kumulatif

daya.

mengubah

mereka.
2.

Bagaimana dunia kita terhubung.

dari keputusan yang di buat oleh jutaan

Saat ini lebih dari sebelumnya,

orang

setiap

sangat

besar.

Bekerja

untuk

tempat

di

dunia

kita

mempersiapkan generasi muda kita untuk

terhubung ke setiap tempat lainnya.

jauh dalam menentukan keputusan yang

Untuk memahami implikasi luas

akan mereka hadapi sepanjang hidup

dari keputusan, seseorang harus

mereka.

Untuk menjadi siap dalam

memahami bagaimana sistem alam

mengambil keputusan ini, mereka harus

dan manusia terhubung satu sama

mampu mengenali implikasi luas dari

lain tempat. Misalnya, pada 1980-

keputusan yang mereka buat, dan mereka

an,

harus dapat mengambil dampak-dampak

bahwa

tersebut ke pemikiran mereka ketika

kecepatan

membuat

Chicago ke Boston juga membawa

keputusan.

Hal

ini

para

ilmuwan
angin

menemukan

yang

berlaku

penerbangan

dari

mensyaratkan bahwa mereka memiliki

emisi

tiga bentuk pemahaman:

Midwest yang menyebabkan hujan

1.

modern

mencirikan

dunia kita sebagai satu set saling

listrik

dari

asam di New England.

Bagaimana dunia kita bekerja. Ilmu
pengetahuan

pembangkit

3.

Cara

membuat

beralasan.

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

Baik

keputusan

baik

pengambilan
3

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

keputusan

melibatkan

analisis

sistematis dari hasil berdasarkan
prioritas. Sebagai contoh, dalam
memutuskan

di

mana

untuk

membangun jalan, perencana akan
menetapkan prioritas untuk biaya,
kapasitas, dan dampak terhadap
masyarakat dan lingkungan alam.

5) Movement/Gerakan
Definisi dari lima tema mendasar
dalam ilmu geografis dengan contoh
masing-masing-lokasi, daerah, hubungan
manusia bumi, gerakan, dan tempa.
(Robert w. Christopherson)
B. Teknik Pengumpulan Data

Dia kemudian akan memprediksi

Data pada penelitian ini adalah

hasil dari pilihan yang berbeda

penyebaran angket/quisioner, observasi

berdasarkan kriteria tersebut, dan

dan dokumentasi. Apabila dilakukan

akan

interaksi

mempertimbangkan

dengan

subyek

melalui

ini

wawancara mendalam dan observasi

didasarkan pada nilai-nilai yang

pada latar, dimana fenomena tersebut

berkaitan

dengan

kriteria

berlansung dan di samping itu untuk

berbeda.(

Daniel

C.

pengorbanan

antara

pilihan

yang

Edelson,

National geographic)
Geografi terutama

didasari oleh

analisis spasial. Geosophy atau juga
disebut

istilah

melek

melengkapi

data

dokumentasi

(tentang

diperlukan
bahan-bahan

yang ditulis oleh atau tentang subyek).
a. Studi Pustaka.
Penelitian ini mengacu pada

geografi

mendasarkan pada kemampuan analisa

buku

keruangan karena geografi mensintesis

mengatakan

bahawa

dalam

(menyatukan) pengetahuan dari berbagai

mempelajari

Geografi

harus

bidang,

untuk

meyangkut lima aspek pembahasan

membentuk sebuah konsep seluruh bumi

yaitu analisis Geografis, tempat,

(Robert

integrasi

w.

informasi

Christopherson,

2003).,

Analisa keruangan meliputi:

4) Place/Tempat

gerakan, hubungan manusia-bumi,
dan wilayah.

untuk membaca

2) Region/wilayah

manusia-bumi.

yang

Studi perpustakaan dilakukan

1) Location/lokasi

3)Human-earth

Geosystems

dalam

bentuk

buku,majalah maupun tulisan lain
relationship/Hubungan

yang diterbitkan secara umum yang
berkenan dengan topik penelitian
pendidikan melek Geografi,teknik

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

4

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

ini digunakan untuk pengambilan

ditunjukan pihak sekolah dalam

data sekunder. Data yang didapat

mendukung melek geografi

adalah teori- teori maupun yang
digunakan sebagai acuan kerangka
pemikiran penelitian.

C. Hasil
1. Deskripsi Data Melek Geografi

b. kuesioner (Angket)
Metode ini digunakan untuk
mengukur terhadap melek Geogafi
terhadap

karakteristik

bencana

banjir serta media yang didapat
selain di sekolah dan pengetahuan
mengenahi

lingkungan

dengan

melihat

Data variabel lokasi, tempat, dan
gerakan menggunakan data kuantitatif
yang

berdasarkan

kuseioner.

Jumlah

responden adalah 94 siswa yang terdiri
dari SMA di Kecamatan Serengan, yaitu
SMA Negeri 7 dan SMA Al Islam.

sehingga
Pengambilan data dilakukan pada kelas

pemahaman

individu

dengan

XI IPS yang di ajar oleh guru yang sudah

Kuesioner

dapat

mengajar kurang lebih 6 tahun pada setiap

dilihat realitas (kenyataan) dalam

sekolah sehingga mendapatkan 3 kelas

kemampuan Melek Geografi

yang menejadi obyek penelitian, yaitu 1

masing-masing
mengunakan

kelas di SMA 7 (Kelas XI IPS 3) dan 2

c. Dokumentasi
Dokumentasi
gambar

maupun

Pengambilan

kelas di SMA AL ISLAM (Kelas XI IPS 1

data

dan Kelas XI IPS 2).

yang

Berdasarkan data yang diperoleh

digunakan untuk memperkuat hasil
dari

observasi

Dokumentasi

dan

kuesioner.

digunakan

dapat disimpulkan sebagai berikut:
-

juga

Komposit Lokasi, Tempat, dan
Pergerakan SMA AL ISLA

sebagai pembukti kebenaran yang
diambil daerah penelitian.
d. Wawancara

No

Nilai

frekuensi

Fr

1

10-22,2

2

22,3-34,5

0

0

0%

3

34,6-46.,8

1

1

3,3 %

mengetahui hal-hal apa saja yang

4

46,9-59,1

5

5

16,7 %

sudah di lakukan untuk mengetahui

5

59,2-71,4

6

6

20 %

6

71,5-83,7

0

0

0%

7

83,8-100

16

16

53 %

Pengambilan data dengan
wawancara

berguna

untuk

faktor strategis yang laen yang
tidak tertulis

1

fk
1

3,3 %

atau hal-hal yang

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

5

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

Tabel 4.6 melek geografi SMA 7

M elek Geografi berdasarka lokasi,
tempat, dan pergerakan di M A AL
ISLAM
50

0

M elek Geografi berdasarkan lokasi,
pergerakan, tempat
SM A 7 Surakarta

100
Frekuensi

Frekuensi

Tabel 4.9 melek geograafi SMA AL
ISLAM

50
0

Nilai

Nilai

Gambar 4.8 Grafik Melek geografi SMA
AL ISLAM
Paparan ke tiga variabel di atas

Gambar 4.4 grafik melek geografi
SMA 7

menunjukan hasil yaitu 50% dikategorikan

Dari ketiga variable yang sudah

sangat baik, 28,1% kategori cukup, yang

ada sekolahan SMA 7 Surakarta tentang

17,1% sangat cukup dan yang 1,5%

melek geografi mendapatkan prosentase

dikategorikan kurang, dari data tersebut

sebesar 53,3% yang dapat dikatakan

dikatakan sudah baik secara keseluruhan

sangat

karena terdapat prosentase yaitu 50% yang

kemudian 16,6% dikatakan sangat cukup,

menunjukan hasil sangat baik.

3,3% dikategirikan kurang, dan 3,3 %

-

Komposit Lokasi,

Tempat, dan

baik,

20%dikatakan

cukup

,

dikategorikan kurang sekali, sehingga
proisentase yang terdapat pada SMA 7

Pergerakan SMA 7 Surakarta

dikategorikan sangat baik terkait dengan
melek geografi.
No

Nilai

frekuensi

fk

Fr

-

Komposit Lokasi, Tempat, dan

1

10-22,2

0

0

0%

2

22,3-34,5

0

0

0%

3

34,6-46.,8

1

1

1,5 %

4

46,9-59,1

11

11

17 %

Gambar 4.14 Tabel melek geografi SMA

5

59,2-71,4

18

18

28 %

di kecamatan Serengan

6

71,5-83,7

0

0

0%

7

83,8-100

32

32

50 %

Pergerakan SMA di Kecamatan
Serengan

Frekuen
No Nilai
1 10-

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

si

Fk
1

Fr
1

1.06%

6

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

22.2

prosentase 0% sehingga tidak ada siswa

22.3-

yang mendapatkan nilai yang sudah di

2 34.5

0

0

0%

kategorikan

34.63 46.8

3

4

46.94 59.1

19

14

59.25 71.4

42

kurang

14.89

tersebut adalah 3.19%, kemudian nilai

%

%

yang

selanjutnya

44

83.894

49

46.9-59.1

kategori

hampir tau dengan prosentase siswa
sebanyak

14.89%,

dikategorikan
2

dengan

prosentase siswa yang mendapatkan nilai

71.56 83.7

tahu

3.19%

25.53
24

7 100

tetapkan, data selanjutnya 34.6-46.8 di

nilai

cukup

59.2-71.4

tahu

dengan

2.12%

prosentase siswa 25.53%, berikutnya 71.5-

52.12

83.7 yang dapat dikategorikan tahu yang

%

mempunyai prosentase 2.12%, sedangkan
83.8-100 diprosentasekan sangat tahu, dari
paparan data diatas dapat di katakana
siswa yang mendapat nilai rendah hanya

Frekuensi

M elek Geografi Siswa SM A
mengenai Lokasi, Tempat, dan
Pergerakan

1.06%
Kesimpulan

50

Berdasarkan

analisis

data

dan

0

pembahasan data pada BAB IV, maka
dapat disimpulkan:
1. Tingkat melek Geografi siswa SMA

Nilai

yang berada di Kecamatan Serengan
Gambar 4.12 Grafik Melek Geografi di
Kecamtan Serengan

di ukur

berdasarkan

lingkungan sekitar maka di dapatkan

Tabulasi data yang sudah didapatkan pada

hasil sebagai berikut :

penelitian

-

yang

pengetahuan

sudah

dilakukan

Melek Geografi siswa terhadap

dikelompokan menjadi tujuh kriteria yaitu

lingkungan sekitar dan bencana

dengan nilai 10-22.2 dikategorikan amat

banjir yang sering terjadi di kota

sangat tidak tahu yang mendapatkan

Surakarta sendiri

prosentase sebesar 1,06%, nilai 22.3-34.5

prosentasekan 52.12% sehingga

di

dapat

kategorikan

tidak

tahu

dengan

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

apabila di

dikualifikasikan

melek
7

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

-

Geografi sekitar dan mengenal

yang pernah melakuakn kegiatan

karakteristik

banjir

di luar sekolah data yang kita

SMA se-kecamatan Serengan di

temukan siswa cenderung tidak

kategorikan tinggi dan cukup

mengetahui

baik.

sekitar mereka, cenderung acuh

bencana

Keaktifan

lingkungan

terhadap

dan tidak mau mengerti hal ini

lingkungan sangat kurang karna

juga di sebabkan karena faktor

dalam hal yang terkaid dengan

dari guru dan sekolahan yang juga

lingkungan kurang menarik dan

tidak menerapkan pembelajaran

tidak terlalu penting bagi siswa

mengenahi lingkungan.

sekarang.

Siswa sendiri akan merasakan dan

2. Ditinjau

siswa

area

dari

parameter

sekolah

membutuhkan betapa pentingnya

mengenahi faktor pendukung dan

pengetahuan karakteristik bencan

penghambat

melek Geografi siswa

apabila mereka sudah mengalami

dalam mengehal karakteristik bencana

dan terkena banjir, sehingga hal

banjir

ini juga yang menjadi salah satu

mendapatkan hasil sebagai

berikut :
a. Guru

factor
yang

pelajaran

mengampu

yang

mata

bersangkutan

penghambat

dalam

keingintahuan/belajar mengenahi
lingkungan

dan

untuk

dengan lingkungan yaitu geografi

menghilangkan pemahaman yang

belum

sedemikian peran sekolah dan

merumuskan

secara

kongkrit mengenahi pentingnya
melek geografi untuk mengenal
karakteristik

bencana

banjir

guru sangatlah di butuhkan.
b. Mobilitas

sumberdaya

yang

telah dilakukan oleh sekolah baru

dilingkungan yang di tempati oleh

sebatas

kedua

dilokasi

penanggulangan bencana dengan

penelitianSiswa yang berada di

pihak luar sekolah dan itu hanya

sekoalahan dalam melek Geografi

satu sekoalah yang mendapatkan

dapat

baik

perhatian.Data ini di dapat setelah

dengan prosentase 52,12 % 64
secara

mewawancarai dari pihak sekolah

keseluruan,

dan guru yang berkaitan dengan

sekolah

dikatakan

cukup

sedangkan

dengan

sosialisasi

data wawancara yang sudah kita

pelajaran,

sedangkan

untuk

lakuakn dengan beberapa siswa

mobilitas

sumberdaya

dalam

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

8

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN
DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR
DAN LINGKUNGAN

internal sekolah
terlaksanan,

masih belum

sehingga

dalam

melek geografi untuk mengetahui
karakteristik bencan banjir di
lingkungan mereka belum begitu
baik dan masih cenderung tidak
mengangap hal itu penting bagi
diri mereka.

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

9

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Australian Journal of Environmental Education / Volume 28 / Issue 01 / July
2012, pp 1-16
Fatimah, Enung. Psikologi Perkembangan; Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Pustaka Setia, 2006.
Maryani, enok. (1997). ”Kiprah Geografi dalam Kepariwisataan”.dalam geosfer,
majalah geografi IKIP bandung
Maryani, enok. (2006). ”pendidikan geografi”. Dalam ilmu aplikasi pendidikan.
Karangan mohammad ali, dkk, bandung : pedagogianana press
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Unnes Press
Nasution ,S.Metode Research(penelitian Ilmiah ) .Jakarta:Bumi Aksara
Sukmadinata,Nana Syoidih.2011.Metode Penelitian Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
Suparno,Paul , 2008.Riset Tindakan untuk Pendidikan, Jakarta : Grasindo
Utaya ,Sugeng.2012 Pendidikan Bencana alam Pada Pendidikan Formal.Kuliah
Umum Progdi Pendidikan Geografi UMS
BNPB.2011. Indeks Rawan Bencana.
http://npsn.data.kemdiknas.go.id/
http://indonesiaindonesia.com
http://education.nationalgeographic.com/education/media/what-is-geoliteracy/?ar_a=1
http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.pdf
http://www.menulisproposalpenelitian.com/2010/10/variabel-penelitian-jugadapat.html

Teguh Setyawan, Pendidikan Geografi 2009, FKIP UMS

10

Dokumen yang terkait

ANALPELAKS Analisis Dampak Banjir Pada Tahun 2007 Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Sekolah, Dan Kemampuan Masyarakat Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Surakarta.

0 2 15

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di SMA Islam 1 Surakarta.

0 2 18

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X DALAM MITIGASI BENCANA BANJIR DI SMA ISLAM 1 SURAKARTA Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas X Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di SMA Islam 1 Surakarta.

0 2 16

MELEK GEOGRAFI SMA 7 SURAKARTA DAN MA AL ISLAM DI KECAMATAN SERENGAN DALAM MENGENAL BENCANA BANJIR Melek Geografi SMA 7 Surakarta Dan MA Al Islam Di Kecamatan Serengan Dalam Mengenal Bencana Banjir Dan Lingkungan.

0 1 14

PENDAHULUAN Melek Geografi SMA 7 Surakarta Dan MA Al Islam Di Kecamatan Serengan Dalam Mengenal Bencana Banjir Dan Lingkungan.

0 1 7

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP ISLAM BAKTI 1 KELURAHAN JOYOTAKAN Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Islam Bakti 1 Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 1 16

PENDAHULUAN Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Islam Bakti 1 Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 1 7

KESIAPSIAGAAN SEKOLAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP ISLAM BAKTI 1 KELURAHAN JOYOTAKAN Kesiapsiagaan Sekolah Dalam Menghadapi Bencana Banjir Di SMP Islam Bakti 1 Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 1 12

SKRIPSI Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13

PENDAHULUAN Pengaruh Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Di Kelurahan Joyotakan Kecamatan Serengan Kota Surakarta.

0 0 13