TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGANTIAN NARAPIDANA YANG DIGANTIKAN OLEH ORANG LAIN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN BOJONEGORO YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERADILAN PIDANA.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGGANTIAN NARAPIDANA YANG
DIGANTIKAN OLEH ORANG LAIN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
BOJONEGORO YANG DIKAITKAN DENGAN SISTEM PERADILAN PIDANA
ABSTRAK
ANITA RAHMAN
A10050345
Pada tanggal 31 Desember 2010 di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Bojonegoro, Jawa Timur terjadi pergantian narapidana. Seorang Terpidana yang
bernama Kasiem yang telah dinyatakan bersalah atas penyelewengan pupuk
bersubsidi dan divonis pidana penjara tiga bulan 15 hari. Dalam proses menjalani
hukumannya, Kasiem digantikan oleh Karni. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis apa yang menyebabkan terjadinya pergantian narapidana yang terjadi
di Lembaga Pemasyarakatan Bojonegoro dan bagaimana pertanggungjawaban para
pihak yang terlibat dalam kasus penggantian narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Bojonegoro dikaitkan dengan sistem peradilan pidana.
Metode penelitian dalam Skripsi ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian
yang menggambarkan situasi atau peristiwa yang sedang diteliti untuk dianalisa
berdasarkan fakta-fakta berupa data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Metode pendekatan yang
digunakan adalah yuridis normatif dengan berusaha meneliti ketentuan dan datadata yang berkaitan dengan permasalahan hukum. Teknik pengumpulan data dari
penelitian ini dilakukan dengan cara studi literatur/dokumen untuk memperoleh data

sekunder
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pergantian
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Bojonegoro pada dasarnya disebabkan
oleh motif ekonomi. Dari sisi sistem peradilan pidana, terjadinya pergantian
narapidana terjadi karena kurangnya sinkronisasi dan koordinasi setiap subsistem
dalam sistem peradilan sehingga memunculkan peluang untuk terjadinya pergantian
narapidana. Dalam kasus pergantian narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Bojonegoro terdapat beberapa penegak hukum yang terlibat, yakni Hasmono,
pengacara Kasiem, telah diputus terbukti dan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 263 ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) huruf ke-2
KUHPidana, petugas Lembaga Pemasyarakatan Bojonegoro, Atmari diputus dan
dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam Pasal
263 ayat (1) jo. Pasal 55 ayat (1) huruf ke-1 KUHPidana, dan Jaksa Penuntut
Widodo Priyono diputus terbukti dan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 426 KUHPidana. Pengadilan Bojonegoro
memberikan vonis tujuh bulan penjara kepada ketiga oknum tersebut. Sebagai
penegak hukum yang seharusnya menjunjung tinggi hukum dan menjadi panutan
masyarakat, seharusnya ketiganya dijatuhi hukuman pidana yang lebih berat dari
apa yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Bojonegoro.


iv

Dokumen yang terkait

Penjatuhan Sanksi Terhadap Narapidana yang Melakukan Tindak Pidana Selama Menjalani Pembinaan Menurut Hukum Pidana di Indonesia (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Tanjung Gusta Medan)

19 145 116

Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan ( Studi Deskriptif : Perempuan di Lembaga Pemasyarakatan)

0 56 127

Kedudukan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Sebagai Sub Sistem Peradilan Pidana (SPP)

11 104 86

Akuntabilitas Tim Pengamat Pemasyarakatan (Tpp) Pada Pelaksanaan Pembinaan Narapidana Dalam Prespektif Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Tentang Pemasyarakatan

2 75 143

Pengawasan Pemberian Remisi Terhadap Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Dihubungkan Dengan Tujuan Sistem Pemasyarakatan

5 32 141

Efektifitas Pembinaan Narapidana yang dilakukan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I Sukamiskin dikaitkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan

0 7 77

PERAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PENANGGULANGAN KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH NARAPIDANA (Studi Pada Lembaga Pemasyarakatan II B Kotaagung)

1 16 63

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TEHADAP NARAPIDANA YANG MELARIKAN DIRI DARI LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 A Rajabasa)

3 37 63

PERANANAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN DALAM PERSPEKTIF KESATUAN KONSEP SISTEM PERADILAN PIDANA

0 8 91

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP NARAPIDANA YANG MELAKUKAN PENGANIAYAAN DI DALAM LEMBAGA PEMASYARAKATAN (Studi Pada Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Bandarlampung)

0 0 16