Hasil Evaluasi Program Pembangunan Peternakan Dan Tinjauan Masa Depan Melalui Perspective Analysis.

BAHAN SEMINAR
EVALUASI PEMBANGUNAN PETERNAKAN
DI PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

HASIL EVALUASI PROGRAM PEMBANGUNAN
PETERNAKAN DAN TINJAUAN MASA DEPAN
MELALUI PERSPECTIVE ANALYSIS

Ditulis oleh:
Achmad Firman, S.Pt., M.Si

Tanggal : 14 September 2006
Tempat : Dinas Pertanian dan Kehutanan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN 2006

HASIL EVALUASI PROGRAM PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN
TINJAUAN MASA DEPAN MELALUI PERSPECTIVE ANALYSIS

Oleh:
Achmad Fiman
PENDAHULUAN
Paradigma manajeman pembangunan pertanian telah berubah, yaitu dari sebelumnya
menempatkan pemerintah sebagai pelaku menjadi fasilitator, akselerator, dan regulator.
Dengan paradigma baru ini program-program pembangunan pertanian lebih diarahkan
lepada pemberdayaan masyarakat atau dengan kata lain peran pemerintah adalah
menyiapkan suatu kondisi yang memungkinkan berkembangnya proses kreatif di
masyarakat.
Paradigma baru tersebut diciptakan untuk menjawab tantangan perubahan lingkungan.
Otonomi Daerah, telah menempatkan kabupaten/kota sebagai pelaksana pembangunan,
dan propinsi sebagai pelaksana pembangunan yang bersifat lintas kabupaten/kota atau
kegiatan yang belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Pemerintah pusat
mempunyai kewenangan dalam hal penyusunan, pengawasan, penentuan kriteria,
standar dan norma, prosedur dan bimbingan, serta evaluasi pada aspek teknis
fungsional.
Dalam kapasitasnya sebagai fasilitator, akselerator, dan regulator; pemerintah, dalam
hal ini direktorat jenderal peternakan, telah menyususn kebijakan pembangunan
peternakan jangka panjang dalam Rencana Strategis dan Program Kerja Pembangunan
Peternakan Tahun 2006-2009. Kebijakan tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai

salah satu acuan penting dalam merumuskan lebih lanjut langkah-langkah operasional
yang terkait dengan pembangunan peternakan yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh
pihak terkait, baik pemerintah, swasta, praktisi, maupun kelompok masyarakat lainnya.
Idealnya kegiatan manajemen paling tidak mencakup tiga kiomponen utama, yaitu
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi atau mengendalikan. Untuk
memperoleh kinerja yang optimal dari suatu kebijakan (yang telah ditetapkan dan
kemudian diimplementasikan dalam suatu program dan untuk dioperasionalkan lebih
lanjut dalam suatu kegiatan) diperlukan suatu pengendalian yang intensif. Hal ini
dimaksudkan untuk mencermati permasalahan-permasalahan yang mungkin timbul
untuk perbaikan perencanaan berikutnya.
Monitoring dan evaluasi adalah suatu aktivitas dalam siklus manajemen suatu organisasi
yang dilakukan secara intensif setelah rencana ditetapkan atau untuk memantau dan
kemudian mengukur pencapaian sasaran maupun cara mencapainya pada kurun waktu
tertentu. Dari monitoring dan evaluasi tersebut akan dapat diketahui kemajuan yang
dicapai, hal tersebut mengandung adanya fungís pengendalian (controlling function),
seluruh aktivitas yang menjamin agar hasil-hasil aktual dapat sesuai dengan hasil-hasil

1

yang direncanakan. Sehingga dapat diketahui apabila ternyata ada penyimpangan atau

hambatan yang belum diperhitungkan sehingga dapat segera diambil tindakan korektif.
Tiga persyaratan yang diperlukan untuk pengendalian yang efektif adalah adanya
standar yang ditetapkan sebelumnya, informasi, dan tindakan korektif. Namun dari
tahun ketahun aspek inilah yang menjadi titik lemah karena laporan yang masuk sebagai
salah satu informasi kemajuan aktivitas masih sangat rendah, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Selain itu standar yang ditetapkan masih bersifat administratif, namun
yang memprihatinkan adalah tindakan korektif belum sepenuhnya efektif. Karena
seringkali standar tersebut harus diambil oleh individu-individu yang memiliki
wewenang yang lemah tetapi harus mempengaruhi fihak lain untuk menerima solusi
yang dilakukannya.
Evaluasi kinerja yang biasa dilakukan oleh instansi pemerintah didasarkan kepada
akuntabilitasnya. Sistem pelaporannya disajikan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas
Instansi Pemerintah (LAKIP DEPTAN). Dalam menghadapi era persaingan bebas
(pasar global) sangat ditentukan oleh teknologi driven dan kesiapan SDM yang handal.
Untuk mengetahui capaian kinerja terhadap implementasi program/kegiatan
pembangunan peternakan yang menggunakan dana APBN, pada setiap satuan kerja
(SATKER) maka dilaksanakan Evaluasi Program Pengembangan Peternakan.

TUJUAN
Adapun tujuan kegiatan ini adalah:

1. Memantau tingkat capaian kinerja dan manfaat alokasi anggaran pembangunan
peternakan pada SATKER Sub Dinas Peternakan – Dinas Pertanian dan Kehutanan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2006 yang dikaitkan pada fokus
kegiatan yang mendukung program kecukupan daging sapi tahun 2010 dan
kesesuaian komoditas terhadap pembangunan peternakan di Propinsi.
2. Mengevaluasi perkembangan pelaksanaan BLM/BPLM/PMUK periode 2002-2005
dan mengidentifikasi kelompok yang memiliki kemampuan untuk dapat
ditransformasikan menjadi lembaga keuangan mikro (LKM) di pedesaan.
SASARAN
Teridentifikasinya keterkaitan program pembangunan peternakan di Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung dengan program pembangunan peternakan nasional.
KELUARAN
1. Dokumen keluaran evaluasi program pengembangan peternakan TA 2005-2006.
2. Profil potensi usaha kelompok peternakan BLM/BPLM/PMUK periode tahun 20022005.
3. Profil kelompok yang dapat ditransformasikan menjadi LKM.
4. Saran dan Rekomendasi perencanaan program/kegiatan tahun berikutnya.

2

PEMBAHASAN

A.

Evaluasi Program Satuan Kerja Dinas/Subdinas Peternakan

Secara umum hasil evaluasi kegiatan satuan kerja (satker) Sub Dinas Peternakan –
Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang didanai dari
APBN Tahun 2006 Direktorat Jenderal Peternakan adalah sebagai berikut :
1. Program unggulan satker dalam bidang sapi potong
2. Kegiatan program aksi difokuskan pada program perbibitan sapi potong.
a. Lokasi perbibitan berada diwilayah agropolitan.
b. Penempatan sapi dikandangkan dalam bentuk koloni atau disatu kawasan
c. Kandang telah terbangun dalam bentuk permanen (bantuan dari Dinas
Kimpraswil)
d. Introdusir ternak bibit rencananya minggu depan sebanyak 125 ekor.
e. Hanya saja, kawasan agropolitan tersebut belum ditata dengan baik terutama
pembagian luas wilayah peruntukan komoditas agropolitan dan non agropolitan
(permukiman)
f. Land clearing (pembersihan lahan), tidak menyisakan pohon-pohon yang telah
tumbuh, seharusnya menyisakan beberapa pohon untuk naungan
3. Kegiatan Tugas Perbantuan difokuskan pada program sapi potong. Saat ini rata-rata

ditiap kabupaten/kota telah membentuk kelompok peternak penerima dana tugas
pembantuan
B.

Evaluasi BLM/BPLM/PMUK

Adapun kondisi umum kelompok peternak penerima dana BLM/BPLM/PMUK yang
dilakukan survei terhadap dua kelompok peternak hasil seleksi, yaitu Kelompok
Mekarsari (Tahun 2003) di Kabupaten Bangka dan Kelompok Bina Bersama (Tahun
2005) di Kabupaten Bangka Tengah. Usaha yang dilakukan adalah penggemukan untuk
Kelompok Mekarsari dan usaha perbibitan untuk Kelompok Bina Bersama.
Kondisi umum dari kedua sampel tersebut adalah sebagai berikut:
1. Profil Kelompok
• Tahun Berdiri (Sama dengan Tahun penerimaan BLM )
• Jumlah Anggota (Sesuai dengan dana yang diterima dari BLM)
• Tingkat Pendidikan (SD-D3)
• Modal Kelompok yang dikutkan ( 6% dari uang BLM) belum ada
• Jumlah Penerimaan Dana BLM ( Sesuai dengan Program)
2. Sarana Dan Parasarana
• Kandang Memadai

• Pukeswan Ada
• Jalan Raya Memadai
• Telpon Tersedia
• Listrik Tersedia

3

3. Sumberdaya
• Kesuburan Tanah Sedang
• Luas Kepemilikan Lahan 1-4 Ha
• Ketersedian Pakan Cukup
4. Teknologi
• Kemanpuan Teknis Beternak
:Memadai
• Bimbingan Petugas
: Cukup
• Pengusaan teknologi
: Memadai
5. Sosial
• Penerimaan masyarakat terhadap kehadiran ternak Baik

6. Manajeman
• Pencatatan Produksi ,Belum dilakukan dengan baik
• Pencatatan Keuangan, Belum dilakukan dengan baik
• Pengembalian MODAL, Belum dilakukan dengan baik
7. Pemasaran
• Pemasaran Hasil Ternak Lancar
• Harga Jual Baik
• Penjualan dilakukan secar individu
8. Pemahaman Terhadap Blm
• Belum memahami program
9. Organisasi
• Kelompok belum berperan secara nyata
• Kordinasi ada yang telah berjalan dan ada yang belum
C.

Hasil Perspective Analysis

Ada dua isu yang menjadi pembahasan focus group discussion melalui metode
perspective analysis, yaitu Isu Daya Dukung Wilayah dan Isu Pembangunan Peternakan
di Provinsi. Analisis kemungkinan di masa depan ini melibatan seluruh peserta seminar

yang terdiri dari perwakilan Dinas/Subdinas Peternakan Kabupaten/Kota di Provinsi
Bangka Belitung, Perwakilan Kelompok Penerima BLM/BPLM/PMUK, Perwakilan
dari Direktorat Jenderal Peternakan, dan difasilitasi oleh Tim Fakultas Peternakan
UNPAD, dengan rincian peserta sebagai berikut:
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nama
Erwin Hidayat
Darmawan
Drh. H. Rahmani
Burhanudin

S. Alamsyah
Ghozali
Novi Rosmawan
Muh. Nasir
Dedin Suryana

Instansi
Distanhut Provinsi Babel
Pertanhut Kab. Bangka
Pertanhut Kab. Bangka
Disperhut Kab. Bangka Tengah
Distanhut Kab. Bangka Selatan
Dispernaktan Kota Pangkal Pinang
Dispernaktan Kota Pangkal Pinang
Distanhut Provinsi Babel
Distanhut Provinsi Babel

4

No

10.
11.
12.
13.
14.
15.
15.
16.
17.

Nama

Instansi

Drh. Junaedi
Supriyadi
Dodi N
Zubirio
Achmad Firman
Sri Setyawati
Ellis Herawati
Nur Fauziah
Endah

Distanhut Provinsi Babel
Distanhut Provinsi Babel
Distanhut Provinsi Babel
Kelompok Tani Darma Mulya
Fak. Peternakan UNPAD
Direktorat Jenderal Peternakan
Distanhut Provinsi Babel
Distanhut Provinsi Babel
Distanhut Provinsi Babel

Berdasarkan hasil diskusi yang melibatkan peserta sehingga setiap peserta dapat
mengemukakan kondisi yang terjadi di daerahnya masing-masing berkenaan dengan isu
daya dukung wilayah dan permasalahan pembangunan peternakan, maka hasil
perspective analysisnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
C1. Isu-isu Daya Dukung Wilayah
Kode
Faktor

Faktor-faktor yang
berpengaruh

A

Transportasi lalulintas

B

Potensi daerah

C

Pasar hewan

D

PAD

E

Sarana dan prasarana
pendukung

Alasan Singkat
Transportasi sangat penting bagi distribusi produk-produk
peternakan
Potensi wilayah yang belum tergali khususnya untuk sapi potong
perlu dimaksimalkan, seperti daya dukung lahan-lahan yang
belum termanfaatkan
Pembangunan pasar hewan perlu dilakukan untuk menghasilkan
daging yang ASUH
PAD dari sektor peternakan harus mampu ditingkatkan agar
subsektor peternakan dapat berdiri sendiri tidak bergabung
dengan sektor pertanian
Sarana dan prasarana pendukung antara lain kendaraan yang
dapat memudahkan mobilitas dalam pembinaan dan penyuluhan

Analisis Matriks Berpengaruh dan Ketergantungan
Influence (Pengaruh)
Depedency (Ketergantungan)
A
B
C
D
E
Total Score Kolom

A

B

C

3
2
1
3
3
9

3
3

1
1
1
6

1
3
10

5

D
3
3
3
3
12

E
3
2
1
3
9

Total Score Baris
12
10
6
8
10
46

Hasil Analisis Ketergantungan
Faktor
Transportasi lalulintas
Potensi daerah
Pasar hewan
PAD
Sarana dan prasarana
pendukung

Faktor Berpengaruh
1.60
1.33
0.80
1.07

Ketergantungan Faktor
1.20
0.80
1.33
1.60

1.33

1.20

Hasil Analisis Diagram Scatter
1.80
1.60
1.40
1.20
1.00
0.80
0.60
0.40
0.20
-

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

1.80

Saran dan Rekomendasi Perencanaan Kegiatan/Program Peternakan di masa yang
akan datang untuk Daya Dukung Wilayah
Faktor

Potensi
Daerah

Analisis Dampak
Bila faktor potensi daerah tidak dapat
dimanfaatkan dengan optimal
terutama lahan-lahan yang bekas
galian timah, maka permasalahan di
masa depan adalah lahan tersebut
tidak dapat dimanfaatkan untuk
hijauan dan sapi potong karena
dimanfaatkan oleh sektor-sektor
lainnya.

6

Strategi
kebun hijauan makanan ternak (HMT)
Pemanfaatan lahan-lahan terbengkalai
dengan penghijauan dan integrasi ternak
sapi potong
• keterlibatan Pemda Kab/Kota dalam
mendanai pengembangan hijauan dan
introdusir ternak sapi potong.



C2. Permasalahan Pembangunan Peternakan di Provinsi
Kode
Faktor

Faktor-faktor yang
berpengaruh

A

Mutu bibit

B

Kebijakan
pemerintah

C

Pengetahuan
Peternak

D

Pakan

E

Petugas Keswan
(SDM)

F
G
H
I
J
K
L

M

Sarana dan prasarana
CP/CL tidak tepat
Manajemen
keuangan kelompok
Pembinaan masih
kurang
Keterampilan dan
pengetahuan kurang
Pasar hewan belum
ada
Informasi pasar
Kualitas dan
kuantitas SDM

Alasan Singkat
Pengembangan perbibitan sapi potong sangat diperlukan agar
pengadaan bibit tidak tergantung pada Lampung
Kebijakan pemerintah harus mendukung pada pengembangan sapi
potong
Pembinaan kepada peternak harus terus dilakukan terutama
peternak yang berprofesi sebagai penambang timah yang tidak
punya kemampuan dalam beternak
Keberadaan lahan-lahan tidur (lahan bekas galian timah) dapat
dimanfaatkan untuk hijauan dan lahan ternak
Kekurangan sumber daya manusia di dinas provinsi khususnya
petugas keswan dapat menjadi salah satu penghambat kegiatan.
Oleh karena itu perlu ditambah.
Sarana dan prasarana pendukung pengembangan peternakan sapi
potong perlu ditingkatkan agar kinerja dinas dapat ditingkatkan
Penentuan CP/CL pada bantuan program BLM/BPLM/PMUK
yang tidak tepat dapat menghambat keBerhasilan program
Manajemen keuangan kelompok salah satu cara untuk
meningkatkan transparansi di tingkat kelompok
Sehubungan dengan kekurangan SDM Dinas, maka pembinaan
masih sangat kurang dilaksanakan
Keterampilan dan pengetahuan petugas dinas perlu ditingkatkan
melalui pendidikan dan pelatihan
Perlu dibangunnya pasar hewan yang mempunyai standar ASUH
Perlu dibangun informasi pasar terutama informasi harga sapi bibit
dan sapi bakalan
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dinas perlu dilakukan
terutama penambahan personil yang sampai saat ini masih
kekurangan. Diproyeksikan sampai 5 tahun ke depan diperlukan
sebanyak 20 personil di dinas provinsi.

7

Analisis Matriks Berpengaruh dan Ketergantungan
Influence
(Pengaruh)
Dependence
(Ketergantungan)
A

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

K

L

M

Total
Score
Baris

0

0

2

3

1

0

3

0

2

0

3

1

15

3

2

1

2

0

0

3

0

1

2

3

17

3

2

1

2

1

0

1

3

1

2

18

3

2

0

0

0

1

2

0

1

14

0

2

1

3

0

3

0

0

16

0

1

1

0

2

0

2

14

0

0

1

1

2

2

12

B

0

C

2

0

D

2

0

3

E

1

3

0

3

F

2

3

1

2

0

G

3

0

1

2

0

0

H

2

0

0

3

2

1

0

I

1

1

2

1

0

1

1

0

J

1

0

1

2

3

0

1

2

3

K

2

0

2

0

0

0

0

0

2

0

L

1

0

3

3

0

0

0

2

1

2

1

M

2

2

3

2

3

2

2

3

3

2

3

3

Total Score Kolom

19

9

19

25

17

10

8

13

17

14

16

12

1

2

0

1

3

15

3

0

0

2

12

0

0

1

14

0

2

8

3

16
30

22

201

Hasil Analisis Ketergantungan

Faktor

Faktor Berpengaruh
(Total Score Dalam
Satu Baris

Ketergantungan
Faktor (Total Score
Dalam Satu Kolom)

Influence (I)

Dependences
(D)

A

15

19

0.8

1.0

B

17

9

0.9

0.5

C

18

19

0.9

1.0

D

14

25

0.7

1.3

E

16

17

0.8

0.9

F

14

10

0.7

0.5

G

12

8

0.6

0.4

H

15

13

0.8

0.7

I

12

17

0.6

0.9

J

14

14

0.7

0.7

K

8

16

0.4

0.8

L

16

12

0.8

0.6

M

30

22

1.5

1.1

8

Hasil Analisis Diagram Scatter
1.8
1.6
1.4
1.2
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

Saran dan Rekomendasi Perencanaan Kegiatan/Program Peternakan di masa yang
akan datang berdasarkan permasalahan pembangunan peternakan
Sehubungan dengan hasil yang dicapai tidak terdapat faktor yang dominan untuk
pembangunan peternakan di Provinsi Bangka Belitung, maka Dinas/Sub Dinas
Peternakan di Provinsi Bangka Belitung harus memperhitungkan faktor-faktor yang
mempunyai daya pengaruh yang tinggi sebagai awalan pembangunan peternakan di
masa depan.

9