UU BHP Dinilai Tak Selesaikan Masalah.
--
~
-
1
17
OJan
o
Kamis
-- Senin
234
18
19
.Peb
ORAN ~TFJVfPO
o Rabu .
0
o
o
_
6
o
0
ar
1
21
8
23
7
22
OApr
OMei
9
Jumat
10
11
24
OJun
25
OJul
Sabtu
12
26
0 Ags
13
27
o Sep
Minggu
14
28
0
Okt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
UU BHP Dinilai
:Tak Selesaikan
I
I
I,
Masalah
I JAKARTA
i rakhmad
I
'
-
' pendidikan.
I
pendidikan
Winarno
Su-
"Yang
dihasilkan
dari
undang-un-
dang itu hanya sekolah yang tertata. Tidak lebih
dari itu," katanya saat ditemui di sela konsultasi
pengajuan uji materi atas Undang-Undang BHP
di Jakarta kemarin.
Konsultasi itu digelar sejumlah lembaga nonpemerintah yang tergabung dalam Aliansi Rakyat
Tolak Badan Hukum Pendidikan. Mereka akhir
bulan ini akan melakukan uji materi terhadap UU
BHP bersama Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Aliansi ini terdiri atas Indonesia Corruption Watch, Perguruan Taman Siswa, dan sejumlah pakar serta koalisi guru dan serikat guru
dari berbagai daerah.
Undang-Undang BlIP, kata Winarno, mengamanatkan penataan satuan pendidikan dengan
konsep modernisasi. Akibatnya, cara pandang
dan prioritas sekolah, guru, dan murid berubah.
Guru, misalnya, semula mengemban amanah untuk mencerdaskan kehidupap bangsa, sedangkan sekarang berubah menjadi tenaga pengajar
yang bekerja berdasarkan kontrak.
Menurut dia, UU BHP diklaim pemerintah sebagai solusi membangun Indonesia, padahal keberadaannya malah mengacaukan prioritas pendidikan. Prinsip-prinsip yang ada dalam undang-undang itu baik untuk mengatur perusahaan, bukan bangsa. "Lewat UU BlIP, pemerintah bilang ke rakyatnya pintar bahasa asing Iebih baik daripada berperilaku baik," katanya.
Guru besar Universitas Negeri Jakarta, Prof
H.A.R. Tilaar, mengatakan pemerintah melakukan otonomi setengah hati terhadap pelaksana
pendidikan, terutama yayasan, karena UU BHP
menekankan masalah pendanaan dengan mengatur berapa bagian yang harus dipikul oleh sekolah tanpa melihat kenyataan bahwa Indonesia
masih termasuk negara miskin.
Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo sebelumnya pernah membantah tudingan tersebut karena, melalui UU BlIP, perguruan tinggi
nasional clan lembaga pendidikan lainnya tetap
harus menjadi lembaga nirlaba dan mencegah ko-
--
mersialisasi
~
Pengamat
menyatakan Undang-Undang Badan
Hukum Pendidikan (BHP), yang telah disahkan
lewat rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Desember lalu, tidak menjawab masalah
pendidikan.
---
8 RfHAlUIALEll
SUSAN111
ANTARA
--_._--_._---
- -+-- - K lip i n 9
Hum Q5 U n p Qd
2009
--
1
-
~
-
1
17
OJan
o
Kamis
-- Senin
234
18
19
.Peb
ORAN ~TFJVfPO
o Rabu .
0
o
o
_
6
o
0
ar
1
21
8
23
7
22
OApr
OMei
9
Jumat
10
11
24
OJun
25
OJul
Sabtu
12
26
0 Ags
13
27
o Sep
Minggu
14
28
0
Okt
15
29
ONov
16
30
31
ODes
UU BHP Dinilai
:Tak Selesaikan
I
I
I,
Masalah
I JAKARTA
i rakhmad
I
'
-
' pendidikan.
I
pendidikan
Winarno
Su-
"Yang
dihasilkan
dari
undang-un-
dang itu hanya sekolah yang tertata. Tidak lebih
dari itu," katanya saat ditemui di sela konsultasi
pengajuan uji materi atas Undang-Undang BHP
di Jakarta kemarin.
Konsultasi itu digelar sejumlah lembaga nonpemerintah yang tergabung dalam Aliansi Rakyat
Tolak Badan Hukum Pendidikan. Mereka akhir
bulan ini akan melakukan uji materi terhadap UU
BHP bersama Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Aliansi ini terdiri atas Indonesia Corruption Watch, Perguruan Taman Siswa, dan sejumlah pakar serta koalisi guru dan serikat guru
dari berbagai daerah.
Undang-Undang BlIP, kata Winarno, mengamanatkan penataan satuan pendidikan dengan
konsep modernisasi. Akibatnya, cara pandang
dan prioritas sekolah, guru, dan murid berubah.
Guru, misalnya, semula mengemban amanah untuk mencerdaskan kehidupap bangsa, sedangkan sekarang berubah menjadi tenaga pengajar
yang bekerja berdasarkan kontrak.
Menurut dia, UU BHP diklaim pemerintah sebagai solusi membangun Indonesia, padahal keberadaannya malah mengacaukan prioritas pendidikan. Prinsip-prinsip yang ada dalam undang-undang itu baik untuk mengatur perusahaan, bukan bangsa. "Lewat UU BlIP, pemerintah bilang ke rakyatnya pintar bahasa asing Iebih baik daripada berperilaku baik," katanya.
Guru besar Universitas Negeri Jakarta, Prof
H.A.R. Tilaar, mengatakan pemerintah melakukan otonomi setengah hati terhadap pelaksana
pendidikan, terutama yayasan, karena UU BHP
menekankan masalah pendanaan dengan mengatur berapa bagian yang harus dipikul oleh sekolah tanpa melihat kenyataan bahwa Indonesia
masih termasuk negara miskin.
Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo sebelumnya pernah membantah tudingan tersebut karena, melalui UU BlIP, perguruan tinggi
nasional clan lembaga pendidikan lainnya tetap
harus menjadi lembaga nirlaba dan mencegah ko-
--
mersialisasi
~
Pengamat
menyatakan Undang-Undang Badan
Hukum Pendidikan (BHP), yang telah disahkan
lewat rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat, Desember lalu, tidak menjawab masalah
pendidikan.
---
8 RfHAlUIALEll
SUSAN111
ANTARA
--_._--_._---
- -+-- - K lip i n 9
Hum Q5 U n p Qd
2009
--
1
-