PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN BAKSO BABI YANG MEMAKAI LABEL HALALDITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.
PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENJUALAN
BAKSO BABI YANG MEMAKAI LABEL HALALDITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN.
GIN-GIN GINANJAR
110113080096
Label halal pada kemasan makanan dan minuman
merupakan factor yang sangat penting bagi umat islam dalam
kehidupans ehari-hari. Label halal merupakan salah satu aspek
yang dilihat umat islam dalam membeli produk yang akan
dibeli karena halal adalah salah satu factor yang harus dijaga
oleh umat islam. Akan tetapi dalam praktiknya banyak pelaku
usaha yang mencantumkan label halal pada kemasan tanpa
memiliki sertifikasi halal dari LPPOM (MUI) bahkan memakai
bahan pangan yang diharamkan oleh agama islam. Tentunya
itu sangat merugikan umat islam. Penelitian ini bertujuan
untuk membahas bagaimana tanggungjawab pelaku usaha
berdasarkan Undang-undang perlindungan konsumen dalam
hal terjadinya peristiwa tersebut serta membahas bagaimana
tindakan hukum yang dapat dilakukan konsumen yang telah
dirugikan.
Metodepenelitian yang digunakan dalam skripsi ini
adalah yuridis normatif, yaitu dengan cara mengkaji dan
menguji permasalahan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu Kitab Undang-undang
HukumPerdata, dan Undang-Undang Perlindungan konsumen.
Pengumpulan data untuk penulisan ini dilakukan
melalui
studi kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum yang relevan.
Hasil pembahasan yang diperoleh dari penelitian hokum
ini adalah adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku
usaha dalam menetapkkan label halal tanpa mempunyai
sertifikat halal dari LPPOM (MUI), konsumen yang merasa
dirugikan oleh tidakan pelaku usaha dapat mengajukan
langkah hukum.
4
BAKSO BABI YANG MEMAKAI LABEL HALALDITINJAU DARI
UNDANG-UNDANG NO.8 TAHUN 1999TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN.
GIN-GIN GINANJAR
110113080096
Label halal pada kemasan makanan dan minuman
merupakan factor yang sangat penting bagi umat islam dalam
kehidupans ehari-hari. Label halal merupakan salah satu aspek
yang dilihat umat islam dalam membeli produk yang akan
dibeli karena halal adalah salah satu factor yang harus dijaga
oleh umat islam. Akan tetapi dalam praktiknya banyak pelaku
usaha yang mencantumkan label halal pada kemasan tanpa
memiliki sertifikasi halal dari LPPOM (MUI) bahkan memakai
bahan pangan yang diharamkan oleh agama islam. Tentunya
itu sangat merugikan umat islam. Penelitian ini bertujuan
untuk membahas bagaimana tanggungjawab pelaku usaha
berdasarkan Undang-undang perlindungan konsumen dalam
hal terjadinya peristiwa tersebut serta membahas bagaimana
tindakan hukum yang dapat dilakukan konsumen yang telah
dirugikan.
Metodepenelitian yang digunakan dalam skripsi ini
adalah yuridis normatif, yaitu dengan cara mengkaji dan
menguji permasalahan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, yaitu Kitab Undang-undang
HukumPerdata, dan Undang-Undang Perlindungan konsumen.
Pengumpulan data untuk penulisan ini dilakukan
melalui
studi kepustakaan terhadap bahan-bahan hukum yang relevan.
Hasil pembahasan yang diperoleh dari penelitian hokum
ini adalah adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku
usaha dalam menetapkkan label halal tanpa mempunyai
sertifikat halal dari LPPOM (MUI), konsumen yang merasa
dirugikan oleh tidakan pelaku usaha dapat mengajukan
langkah hukum.
4