Hubungan Antara Self-Efficacy dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2004 Universitas 'X' di Bandung.

!

"

#

$

%&'

"

(
"
)
&

,

" *
.

"

")
$

+ , -+

"/

$

!

#
"0
"0

" %" /
1


!

" ,

"

$

#

$
" *

$
$

"

5


*

5
5
+
'

66666666666666666666

$ /

) 66666666666666666666666

$ /

.

$ /

5


.

#+# )

$+(&5&+

77 5

#

72 )

/

66666666666666

79

7


6666666666666666

8

6666666666666666

:

797

:

792

:

7; '

6666666666666666


:

7;7 '

:

7;2 '

<

74 '
78 +
7: (

6666666666666666
0

<


6666666666666666667:
66666666666666666 7:

#+# ))
27 *

) *+&+
5

&

+'+

666 6666666666666666 7<

277 $ /

*

272


7<

0

279

*

0

&

27;

23
*

24


*
,

22

+

29 ,

+

9:

66666666666666666 9=
666666666666666666

297 $ /
292

,


;;

%

,

299

;;

,

#+# )))

$ 5 >)

97 , !

;;


;8

5) )+

6666666666666666 43

92 ?

$ /

6666666 47

927 ?

47

922 $ /

47

99

66666666666666666 49
997

49

992

49

9; +

&

66666666666666666666

.

4;

94 ?

,

947 ?

+
+

942 ,
98

$

#+# )? (+ )5 $+
;7 >

6666666 666 48

&
+

+

&

48
&

4:

6666666666666666 4=

#+(+ +

,

6666666666666666 82

;2 (

666666666666666666 89

;9

#+# ? '
47 '

)

(

6666666666666 84

&5+ $+

+,+

66666666666666666666 :;

42

6666666666666666666666 :4
427
422 >

5

:4

5

:8

$ /
$ /

,

5

.

9;7 +

)

)

4;

9;2 1
9;9 '

44
) '

48

;77
82
;72

82

;27

) '

;22

/

;29

/

) '

'

/A

@)

89
8;

;2;

8;
) '

.

84

5

7

(

?

'
5

2

5

9

+

*
&

5
'

@)
5

;

,

*
'

$

.

/A

$

) '

!
!

!

!

!
!
!

!
!

!
!
!
!
!

!

"
"
"

!

"

!# $

$

!"






!
!"
# $# %
&
'#'
!"
( ! ! !
! '
&
&
)
*
" !! "
) ! )!
"
)
&
") !
&! !
)
& * " )! )
&
&
!
" #+ ! !
"
"
) "
#
(
''
,--.
/
012 "
"! 3
!
!"
! % & 4!
! '
&
) !
!"
!
"
"
" ) " ) )
"
!" *
#
% "
" 4 (
&
#%
! 4 (
!"
" #
) 4
4 (
!
$
!)
"
)
"
!" *
#
!
" ! #
4
"
' ' ) &
&
( *
5 # ) ! 4! $) ! 4! " 5
)
&
# " #! !
!
!"
!
& *
! &
# "
"
)
! '
% &
!5 )
*

& "
! '
! !

'

& %

#" 6

"

( #

! "

"

"

!"

"

4

"

*
7
7
7
7

8

8
#
&

)
!"
;*

"
"

91: ) " 4 (
&
%
# )
& $)
4
"
*

)
&

!

"
!

"
"

!

!"

*
"

&
"5 ) "
"
"
9
! #:<
===============================

,*

#

&

)

9

#
:
"

!"

#

!

#7

*
) ' #
! #
!
*
) ' #
! "
!
! #
5*
≥ >*-"*
$
* ====================***
>*

)
*
* ?! !)
5* 8
"*
" )

.*

!"

#

"

"

#
)

!"

#

< 9"

"

"

*
*
5*
4
"* ======*
@*

&
9

"

)

# !"
:
! #
!
" #) "

! #7

*
"
*
) ' #
! #
!
5*
≤ ,*-"* =====================***

:

<

!
"

A*

)

!"

*
* ?! !)
5* 8
"*
" )
B*

"

"

"

<

#
)

!"

< 9"

"

"

*
"#
*
5 (
5*
4
"* =====
C*

#
*
*
5*

7
! !
! !

!)
!)
!!

&

)
!!

7
!# & ! !
& ( 4 $( 4

D*
*
*
;-*

)
"

#&

5
$

&
!"

) "

&
&
4 % "

)

#
4 % "

! #
)

!#

!#

6 " 5 &

"

*

)

!"

)!4

!<

*
*
5*
4
"* =====
;.*

!!
!" % ) # !" )
" ) )!4 <
* E %========================9
*
" %=======================9

;@*
*
*

;A*

& :
& :

!# ' " 6 7
# F
"! ! ) '
4
F
!) '
4
?
!"
& <
============================*
!!
!" % )
!
"
#
!" "
4 *
,.*
,@*
,A*
,B*
,C*
,D*
>-*
>;*
>,*
>>*

>.*
>@*
>A*
>B*
>C*

>D*

8

!
! !#
&

.-*

& &

.,*

.B*
.C*
.D*
@-*
@;*
@,*
@>*
@.*
@@*
@A*
@B*

! #

&

@D*
A-*

)*

) 5

5

!

" %"

"

) " # !
& *
! !
4 4
)*
!#
&

!

&

#
)! & 5
&
& &
)!
) *
&
4 "
&
) !# *
& &
)!
! 5!
) 5 )
&
)! 4
& &
"
! !#$ !
8
"
& ) "
&
!
'
&
4
"
& &
&

)
!# 4
&

! !
&
"
& &

!

!#$ !

!
4

#

$

&

"

*
&

4

5 ) *

$
")
"

!
&

4

&

!#

"

*
%

$
*
4 ( !)!

)
'*

&

$

!" #

4

$

" )

5 *
)!
4

#
)!

!

4 !#
"
% &

!4
!

!4
)*
)

"

*

" )
)

5

&

4 *
4

)!

!

!4

*
&

"

&
' !4 *
)! ' $ ' !4
& ! % &
5' ! !
4
& *
&
5 ( 4
"
)!
' !4 "
*

4

4
@C*

&

*

5

.A*

&
&
&
) " ) *
)! &
!4

5

)! & 5

&
!4

.@*

)

)*

.;*

.>*

!

&

4

&

..*

#
%

)! &
' $ ' !4 *
'
) !# "

' $
)

4

' $

Tabel 4.3.1. Tabulasi silang antara jenis kelamin dan
Total
Jenis
kelamin

L
P

Total

rendah
10
6.1%
24
14.5%
34
20.6%

tinggi
22
13.3%
109
66.1%
131
79.4%

32
19.4%
133
80.6%
165
100.0%

Tabel 4.3.2. Tabulasi silang antara usia dan
Total
rendah
Usia

17
18
19
20
21

Total

0
.0%
14
8.5%
15
9.1%
3
1.8%
2
1.2%
34
20.6%

tinggi
1
.6%
51
30.9%
64
38.8%
12
7.3%
3
1.8%
131
79.4%

1
.6%
65
39.4%
79
47.9%
15
9.1%
5
3.0%
165
100.0%

Tabel 4.3.3. Tabulasi silang antara target yang ingin dicapai dan

cum'
laude
rendah
tinggi
Total

9
5.5%
37
22.4%
46
27.9%

Target yang ingin dicapai
lulus cepat
IPK ≥ 3.00 IPK > 2.75
(4tahun)
13
1
3
7.9%
.6%
1.8%
45
4
25
27.3%
2.4%
15.2%
58
5
28
35.2%
3.0%
17.0%

nilai
bagus
8
4.8%
20
12.1%
28
17.0%

Total
34
20.6%
131
79.4%
165
100.0%

Tabel 4.3.4. Tabulasi silang antara keberhasilan yang pernah diraih dan

rendah
Keberhasilan
yang pernah
diraih

Nilai tertinggi pada
mata kuliah tertentu
Nilai bagus di semua
mata kuliah
IP ≥ 3.00

tinggi

5
3.0%
1
.6%
6
3.6%
0
.0%
0
.0%
2
1.2%
1
.6%
20
12.1%

IP tertinggi se'
Angkatan
IP > 2.75
Nilai bagus pada
mata kuliah tertentu
Tidak ngulang
Tidak ada

33
20.0%
14
8.5%
49
29.7%
1
.6%
2
1.2%
8
4.8%
3
1.8%
36
21.8%

Tabel 4.3.5. Tabulasi silang antara frekuensi keberhasilan dan
Total
rendah
Frekuensi
keberhasilan

Sering
Cukup sering
Jarang
Tidak pernah

Total

1
.6%
7
4.2%
24
14.5%
2
1.2%
34
20.6%

tinggi
13
7.9%
66
40.0%
50
30.3%
2
1.2%
131
79.4%

14
8.5%
73
44.2%
74
44.8%
4
2.4%
165
100.0%

Tabel 4.3.6. Tabulasi silang antara perasaan saat berhasil dan
Total
Perasaan saat
berhasil

Sangat senang
Senang
Bangga
Biasa saja

Total

rendah
16
9.7%
14
8.5%
0
.0%
4
2.4%
34
20.6%

tinggi
64
38.8%
53
32.1%
3
1.8%
11
6.7%
131
79.4%

80
48.5%
67
40.6%
3
1.8%
15
9.1%
165
100.0%

Tabel 4.3.7. Tabulasi silang antara kegagalan yang pernah dialami dan

Kegagalan yang
pernah dialami

Gagal dalam mata
kuliah tertentu
Nilai rendah pada
mata kuliah tertentu
IP ≤ 2.00
IP tidak sesuai
dengan target
Nilai tidak sesuai
dengan harapan
Tidak ada

rendah
18
10.9%
12
7.3%
3
1.8%
0
.0%
2
1.2%
1
.6%

tinggi
39
23.6%
43
26.0%
6
3.6%
8
4.8%
17
10.3%
19
11.5%

Tabel 4.3.8. Tabulasi silang antara frekuensi kegagalan dan
Total
rendah
Frekuensi
kegagalan

Sering
Cukup sering
Jarang
Tidak pernah

Total

5
3.0%
9
5.5%
20
12.1%
0
.0%
34
20.6%

tinggi
2
1.2%
44
26.7%
81
49.1%
4
2.4%
131
79.4%

7
4.2%
53
32.1%
101
61.2%
4
2.4%
165
100.0%

Tabel 4.3.9. Tabulasi silang antara perasaan saat gagal dan
Total
rendah
Perasaan saat
gagal

Sedih
Sedih &
kecewa
Kecewa
Biasa saja
Termotivasi

Total

7
4.2%
2
1.2%
22
13.3%
3
1.8%
0
.0%
34
20.6%

tinggi
30
18.2%
17
10.3%
73
44.2%
8
4.8%
3
1.8%
131
79.4%

37
22.4%
19
11.5%
95
57.6%
11
6.7%
3
1.8%
165
100.0%

Tabel 4.3.10. Tabulasi silang antara persepsi mengenai keberhasilan teman dan

Total
rendah
Keberhasilan
teman

Tantangan
Ancaman
Biasa'biasa
saja

Total

24
14.6%
2
1.2%
8
4.8%
34
20.6%

tinggi
120
72.7%
2
1.2%
9
5.5%
131
79.4%

144
87.3%
4
2.4%
17
10.3%
165
100.0%

Tabel 4.3.11. Tabulasi silang antara persepsi mengenai kegagalan teman dan

Total
Kegagalan
teman

Lebih giat
berusaha lagi
Biasa'biasa
saja

Total

rendah
18
10.9%
16
9.7%
34
20.6%

tinggi
88
53.3%
43
26.1%
131
79.4%

106
64.2%
59
35.8%
165
100.0%

Tabel 4.3.12. Tabulasi silang antara figur yang memberikan

Figur yang
memberikan
feedback

Teman
Dosen
Saudara
Orang tua
Tidak ada

rendah
20
12.1%
7
4.3%
5
3.0%
9
5.4%
2
1.2%

tinggi
75
45.5%
45
27.3%
15
9.0%
35
21.2%
2
1.2%

dan

Tabel 4.3.13. Tabulasi silang antara frekuensi kritikan yang diperoleh dan

Total
rendah
Frekuensi
kritikan

Sering
Cukup sering
Jarang
Tidak pernah

Total

tinggi

2
1.2%
8
4.8%
23
13.9%
1
.6%
34
20.6%

18
10.9%
38
23.0%
71
43.0%
4
2.4%
131
79.4%

20
12.1%
46
27.9%
94
57.0%
5
3.0%
165
100.0%

Tabel 4.3.14. Tabulasi silang antara pengalaman memperoleh pujian dan

Total
rendah
Pengalaman
memperoleh
pujian

Tidak
Ya

Total

tinggi

4
2.4%
30
18.2%
34
20.6%

5
3.0%
126
76.4%
131
79.4%

9
5.5%
156
94.5%
165
100.0%

Tabel 4.3.15. Tabulasi silang antara perasaan saat menerima pujian dan

Total
rendah
Perasaan saat
menerima
pujian

Sangat
senang
Senang
Bangga
Biasa saja

Total

4
2.6%
14
8.9%
1
.6%
11
7.0%
30
19.2%

tinggi
41
26.2%
74
47.4%
1
.6%
10
6.4%
126
80.8%

45
28.8%
88
56.4%
2
1.3%
21
13.4%
156
100.0%

Tabel 4.3.16. Tabulasi silang antara persepsi mengenai kelayakan menerima
pujian dan
Total
Kelayakan
menerima
pujian

Ya
Tidak

Total

rendah
27
16.4%
7
4.2%
34
20.6%

tinggi
110
66.7%
21
12.7%
131
79.4%

137
83.0%
28
17.0%
165
100.0%

Tabel 4.3.17. Tabulasi silang antara persepsi mengenai kelayakan menerima
pujian dan

Ya

Sudah berusaha
semaksimal mungkin
Motivasi ke depan
supaya lebih baik lagi

rendah
18
13.1%
2

tinggi
68
49.6%
16

1.5%

11.7%

4
2.9%
3
2.2%

14
10.2%
12
8.8%

Pengakuan atas
kemampuan diri
Sudah sewajarnya

Tabel 4.3.18. Tabulasi silang antara persepsi mengenai kelayakan menerima
pujian dan

rendah
Tidak

Bikin sombong
Bukan hal yang
penting
Masih ada yang
lebih baik
Terkadang bukan
hasil kerja saya
Usaha belum
maksimal

1
3.6%
3
10.7%
1
3.6%
0
0.0%
2
7.1%

tinggi
1
3.6%
4
14.3%
8
28.5%
1
3.6%
7
25%

Tabel 4.3.19. Tabulasi silang antara kondisi fisik dan
Total
Kondisi fisik

Sehat
Sering sakit

Total

rendah
26
15.8%
8
4.8%
34
20.6%

tinggi
114
69.1%
17
10.3%
131
79.4%

140
84.8%
25
15.2%
165
100.0%

Tabel 4.3.20. Tabulasi silang antara kondisi fisik dan

rendah
Sering
sakit

Istirahat cukup
Jaga kesehatan
Minum vitamin
Olah raga
Berdoa

3
12.0%
4
16.0%
0
0.0%
0
0.0%
1
4.0%

tinggi
8
32.0%
5
20.0%
3
12.0%
1
4.0%
0
0.0%

Tabel 4.3.21. Tabulasi silang antara suasana hati dan
Total
Suasana hati

Berpengaruh
Tidak
berpengaruh

Total

rendah
27
16.4%
7
4.2%
34
20.6%

tinggi
115
69.7%
16
9.7%
131
79.4%

142
86.1%
23
13.9%
165
100.0%

Tabel 4.3.22. Tabulasi silang antara kekuatan yang dipersepsi dan
Total
rendah
Kekuatan yang
Dipersepsi

Cepat hafal
Cepat tangkap
Daya ingat
Daya tahan
Motivasi
Suka mencatat
Teliti
Tidak ada

Total

4
2.4%
12
7.3%
1
.6%
3
1.8%
7
4.2%
2
1.2%
1
.6%
4
2.4%
34
20.6%

tinggi
12
7.3%
40
24.2%
20
12.1%
10
6.1%
41
24.8%
5
3.0%
2
1.2%
1
.6%
131
79.4%

16
9.7%
52
31.5%
21
12.7%
13
7.9%
48
29.1%
7
4.2%
3
1.8%
5
3.0%
165
100.0%

Tabel 4.3.23. Tabulasi silang antara kelemahan yang dipersepsi dan
Total
rendah
Kelemahan
yang dipersepsi

Daya ingat
Daya tahan
Malas
Suka menunda'
nunda
Sulit konsentrasi

Total

8
4.8%
2
1.2%
20
12.1%
1
.6%
3
1.8%
34
20.6%

tinggi
22
13.3%
13
7.9%
73
44.2%
5
3.0%
18
10.9%
131
79.4%

30
18.2%
15
9.1%
93
56.4%
6
3.6%
21
12.7%
165
100.0%

Tabel 4.3.24. Tabulasi silang antara kondisi fisik dan IPK
IPK
Kondisi
fisik

Sehat
Sering
sakit

Total

Kurang
memuaskan

Memuaskan

Sangat
memuaskan

Dengan
pujian

8
4.8%
3
1.8%
11
6.7%

61
37.0%
13
7.9%
74
44.8%

53
32.1%
9
5.5%
62
37.6%

18
10.9%
0
.0%
18
10.9%

Total
140
84.8%
25
15.2%
165
100.0%

Tabel 4.3.25. Tabulasi silang antara suasana hati dan IPK
IPK
Suasana
hati

Berpengaruh
Tidak
berpengaruh

Total

Kurang
memuaskan

Memuaskan

Sangat
memuaskan

Dengan
pujian

9
5.5%
2
1.2%
11
6.7%

64
38.8%
10
6.1%
74
44.8%

53
32.1%
9
5.5%
62
37.6%

16
9.7%
2
1.2%
18
10.9%

Total
142
86.1%
23
13.9%
165
100.0%

Tabel 4.3.26. Tabulasi silang antara suasana kelas dan IPK
IPK
Suasana
kelas

Mendukung
Tidak
mendukung

Total

Kurang
memuaskan

Memuaskan

Sangat
memuaskan

Dengan
pujian

7
4.2%
4
2.4%
11
6.7%

61
37.0%
13
7.9%
74
44.8%

48
29.1%
14
8.5%
62
37.6%

16
9.7%
2
1.2%
18
10.9%

Total
132
80.0%
33
20.0%
165
100.0%

Tabel 4.3.27. Tabulasi silang antara keterlibatan orang tua dan IPK
IPK
Keterlibatan
orang tua

Besar
Biasa'biasa
saja
Kecil

Total

Kurang
memuaskan

Memuaskan

Sangat
memuaskan

Dengan
pujian

4
2.4%
6
3.6%
1
.6%
11
6.7%

31
18.8%
35
21.2%
8
4.8%
74
44.8%

25
15.2%
30
18.2%
7
4.2%
62
37.6%

3
1.8%
12
7.3%
3
1.8%
18
10.9%

Total
63
38.2%
83
50.3%
19
11.5%
165
100.0%

Tabel 4.3.28. Tabulasi silang antara fasilitas belajar dan IPK
IPK
Fasilitas
belajar

Mendukung
Tidak
mendukung

Total

Kurang
memuaskan

Memuaskan

Sangat
memuaskan

Dengan
pujian

8
4.8%
3
1.8%
11
6.7%

63
38.2%
11
6.7%
74
44.8%

59
35.8%
3
1.8%
62
37.6%

17
10.3%
1
.6%
18
10.9%

Total
147
89.1%
18
10.9%
165
100.0%

1

Dewasa ini masyarakat mengalami perubahan yang besar, misalnya,
perubahan dalam bidang teknologi, sosial maupun informasi. Pendidikan
sangat diperlukan agar individu dapat mengikuti era yang semakin
berkembang ini. Sejak individu kecil, mereka telah memperoleh pendidikan,
dari TK, SD, SLTP, SMU sampai Universitas, dengan harapan agar mereka
mempunyai pengetahuan dan keterampilan, untuk dapat mencapai prestasi
yang baik dan bermanfaat, sehingga kelak mereka mampu merealisasikan
masa depannya.
Universitas merupakan salah satu institusi yang ‘mempersiapkan’
sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang dilaksanakannya.
(www.ui.ac.id).

Sekarang ini, banyak Universitas Swasta bermunculan

untuk menawarkan pendidikan yang terbaik bagi para mahasiswa. Salah
satunya adalah Universitas Swasta “X”, yang menawarkan berbagai macam
fakultas, seperti: Fakultas Ekonomi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Sastra,
Fakultas Psikologi, Fakultas Teknik dan Fakultas Seni Rupa.
Sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan kiranya perlu
diperhatikan masalah pencapaian akademik mahasiswa. Mahasiswa yang
memiliki potensi tinggi tentunya memiliki peluang yang lebih besar untuk
mencapai prestasi akademik yang diharapkan pada jenjang pendidikan yang

2

sedang ditempuhnya. Artinya, bila para mahasiswa menggunakan potensi
yang dimilikinya secara optimal, dan memenuhi tuntutan akademik yang
telah ditentukan, harapannya adalah dapat mencapai prestasi akademik
secara optimal.
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pendidikan formal di
Universitas “X” tersebut, khususnya pada mahasiswa Fakultas Psikologi
angkatan 2004. Pendidikan di Universitas “X” diselenggarakan dengan
menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Biaya yang harus dikeluarkan
oleh mahasiswa setiap semesternya tergantung dari jumlah sks yang
ditempuhnya. Jumlah sks yang boleh ditempuh oleh mahasiswa Psikologi
setiap semesternya ditentukan oleh IP (Indeks Prestasi) semester
sebelumnya, kecuali mahasiswa baru. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai kredit
rata6rata yang merupakan satuan nilai akhir yang menggambarkan mutu
proses belajar mengajar tiap semester atau dapat diartikan juga sebagai
besaran/ angka yang menyatakan prestasi (keberhasilan dalam proses belajar
mengajar) mahasiswa Psikologi pada suatu semester.
Semakin tinggi indeks prestasi (IP) seorang mahasiswa, maka
semakin banyak pula jumlah sks yang boleh ditempuhnya. Mahasiswa
Psikologi yang mempunyai IP ≥ 3.00 berhak menempuh 22 – 24 sks,
mahasiswa Psikologi yang mempunyai IP 2.50 – 2.99 berhak menempuh 19
– 21 sks, mahasiswa Psikologi yang mempunyai IP 2.00 – 2.49 berhak
menempuh 16 – 18 sks, mahasiswa Psikologi yang mempunyai IP 1.50 –
1.99 berhak menempuh 13 – 15 sks dan mereka yang mempunyai IP < 1.50

3

hanya berhak menempuh maksimal 12 sks (www.maranatha.co.id). Jika
mahasiswa Psikologi gagal pada mata kuliah tertentu, maka mereka harus
menempuh ulang mata kuliah yang bersangkutan tersebut. Bagi mereka
yang lulus pada mata kuliah tertentu namun memperoleh nilai yang kurang
memuaskan, misalnya, C atau D, mereka dapat mengikuti ujian perbaikan
yang tentunya dikenakan biaya lagi sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan oleh fakultas.
Mahasiswa Psikologi angkatan 2004, yang masih bisa dikatakan
sebagai mahasiswa

baru mengalami masalah dengan penyesuaian

akademiknya, sebagaimana yang diungkapkan oleh

!

bahwa banyak mahasiswa baru mengalami kesulitan dalam menyesuaikan
diri dengan situasi akademiknya. Hasil wawancara awal terhadap enam
mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2004 diperoleh bahwa dua
mahasiswa tersebut kurang berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan
dosen dengan berbagai alasan dan kurang serius dalam perkuliahan, empat
mahasiswa lainnya mudah menyerah dengan keadaan seperti bila
menghadapi tugas yang sulit, tugas yang banyak, dan bila merasa kurang
yakin dapat menyelesaikan sesuatu.
Dengan mempertimbangkan biaya yang harus dikeluarkan jika
mengulang mata kuliah yang gagal atau mengikuti ujian perbaikan, serta
ketentuan6ketentuan akademik lainnya yang harus dipenuhi, maka
mahasiswa Psikologi harus lebih bersungguh6sungguh dalam mencapai
prestasinya di bidang akademik. Hal ini tentunya akan berguna bagi mereka

4

yang akan bekerja nantinya. Apabila seorang mahasiswa mempunyai
prestasi yang baik, diharapkan hal tersebut akan memudahkan dirinya untuk
memperoleh pekerjaan yang layak, sebagaimana diketahui bahwa syarat
minimal IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) untuk dapat diterima kerja di
perusahaan pada umumnya adalah 2.75. Data IPK mahasiswa Psikologi
angkatan 2004 yang diperoleh peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas
“X” menunjukkan hanya 7.44% mahasiswa Psikologi yang mempunyai IPK
> 3.50, 31.4% mempunyai IPK 2.76 – 3.50, dan 61.16% sisanya mempunyai
IPK ≤ 2.75.
Syarat utama agar seorang mahasiswa dapat mencapai prestasi
akademik yang diinginkannya adalah dengan belajar, dalam hal ini,
mahasiswa Psikologi angkatan 2004 harus yakin akan kemampuan yang
dimilikinya. Keyakinan akan kemampuan diri yang dimiliki berperan dalam
memotivasi mahasiswa Psikologi melalui beberapa cara, seperti: dalam
menentukan goal untuk diri mereka sendiri, berapa banyak usaha yang telah
mereka keluarkan, berapa lama mereka dengan gigih bertahan menghadapi
kesulitan dan ketabahan untuk mengatasi kegagalan.
Ketika dihadapkan dengan rintangan dan kegagalan, mahasiswa
Psikologi angkatan 2004 yang mempunyai keraguan diri akan kemampuan
dirinya menurunkan usaha mereka dan mudah menyerah. Mahasiswa
Psikologi tersebut akan menghindar dari tugas6tugas yang sulit dan
menganggapnya sebagai suatu ancaman. Mereka menganggap kegagalan
terjadi karena kurangnya kemampuan diri. Sedangkan mahasiswa Psikologi

5

yang mempunyai keyakinan kuat pada kemampuan dirinya akan
menunjukkan usaha yang lebih besar lagi ketika mereka gagal dalam
menguasai tantangan. Mahasiswa Psikologi tersebut menganggap tugas6
tugas sulit sebagai suatu tantangan daripada sebagai ancaman, serta
menganggap kegagalan terjadi karena kurangnya usaha dan pengetahuan
yang diperoleh. Kegigihan yang kuat berperan dalam pencapaian prestasi.
" # $%%$!
Hasil kuesioner awal mengenai

dalam bidang

pendidikan terhadap 12 mahasiswa Psikologi angkatan 2004, satu dari tiga
mahasiswa Psikologi dengan IPK > 3.50, menyatakan bahwa dirinya
berhasil memecahkan soal6soal yang sulit kalau berusaha, serta dapat
menghadapi kesulitan dengan tenang karena selalu mengandalkan
kemampuan diri sendiri. Sebaliknya, menurut dua mahasiswa Psikologi
lainnya, soal6soal yang sulit tidak selalu berhasil dipecahkannya, dan dalam
menghadapi kesulitan dirinya cenderung meminta bantuan teman daripada
mengandalkan kemampuan sendiri. Sedangkan hasil kuesioner awal dari
dua mahasiswa yang IPK6nya < 2.00, diperoleh bahwa mahasiswa6
mahasiswa tersebut selalu berhasil memecahkan persoalan sulit yang
dihadapinya jika berusaha. Dalam situasi6situasi tertentu, disaat dirinya
dihadapkan pada kesulitan, mahasiswa tersebut selalu tahu bagaimana harus
bertingkah laku dengan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri.
Selain itu, tiga mahasiswa Psikologi dengan IPK antara 2.76 – 3.50,
dua di antaranya menyatakan bahwa mereka selalu siap dan berhasil

6

menangani kesulitan yang terjadi dalam bidang pendidikan jika berusaha
dengan

mengandalkan

kemampuan

diri,

satu

mahasiswa

lainnya

menyatakan bahwa mereka belum tentu akan berhasil menangani kesulitan
yang terjadi meskipun telah berusaha. 40% mahasiswa Psikologi lainnya
yang mempunyai IPK antara 2.00 – 2.75, dua di antaranya menyatakan
bahwa dirinya mampu menyelesaikan soal6soal sulit jika berusaha,
sedangkan dua lainnya menyatakan bahwa dirinya cenderung mengandalkan
teman6teman dalam menyelesaikan tugas6tugas yang sulit.
Berdasarkan hasil kuesioner awal mengenai

terhadap 12

mahasiswa Psikologi di atas, peneliti menemukan adanya variasi dalam
derajat

mahasiswa Psikologi angkatan 2004 dengan IPK yang

berbeda6beda. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut,
apakah terdapat hubungan antara

dan prestasi akademis pada

mahasiswa Psikologi angkatan 2004 Universitas ‘X’ di Bandung.

$

&
Dari uraian di atas, maka masalah yang akan diteliti, yaitu: “Apakah

terdapat hubungan antara

dan prestasi akademik pada

mahasiswa Psikologi angkatan 2004 Universitas ‘X’ di Bandung.”

7

'

"

'

(")"
"

Penelitian ini diadakan untuk mengetahui hubungan antara s
dan prestasi akademik pada mahasiswa Psikologi angkatan 2004
Universitas ‘X’ di Bandung.

' $ (")"
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan
rinci mengenai hubungan antara

dan prestasi akademik pada

mahasiswa Psikologi angkatan 2004 Universitas ‘X’ di Bandung.

* "
* "


( +

Memberikan masukan bagi ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang
Psikologi Pendidikan mengenai hubungan antara
Prestasi

Akademik

pada

mahasiswa

Psikologi

dan
angkatan

2004

Universitas ‘X’ di Bandung.


Memberi sumbangan informasi bagi mahasiswa Psikologi yang ingin
meneliti lebih lanjut mengenai hubungan antara
Prestasi Akademik.

dengan

8

$ * "


Memberikan

informasi

hubungan antara

kepada

mahasiswa

Psikologi

mengenai

dan Prestasi Akademik, agar mahasiswa

Psikologi dapat meningkatkan usahanya dalam mencapai tujuan yang
telah direncanakan, khususnya dalam bidang akademik.


Memberikan informasi kepada dosen6dosen mengenai hubungan antara
dan Prestasi Akademik, sehingga dosen6dosen dapat
membantu mahasiswa dalam meningkatkan prestasi akademiknya.

, *

Remaja akhir merupakan suatu perioda ketika seseorang harus

belajar untuk mengatasi banyak tuntutan6tuntutan baru yang muncul.
Mahasiswa Psikologi yang memasuki masa remaja akhir masih belum
dilengkapi oleh keterampilan yang kaya dan masih diwarnai oleh keraguan
diri, menemukan kesulitan dalam banyak aspek kehidupannya. Mahasiswa
Psikologi harus mampu memetik makna dari pengetahuan tentang diri
sendiri dan diri orang lain. Pembentukan penghayatan akan
merupakan kontributor yang sangat penting dalam pencapaian kemampuan
yang lebih dan dalam keberhasilan.

" # $%%$!

merupakan keyakinan tentang kemampuan seseorang
dalam mengatur dan melaksanakan sumber6sumber dari tindakan yang
dibutuhkan untuk mengatur situasi6situasi yang berorientasi ke masa depan.
Keyakinan mengenai

mahasiswa Psikologi secara kognitif dapat

9

dikembangkan melalui empat sumber pengaruh utama, yaitu:
dan
. Ke6empat sumber tersebut menjadi instruktif melalui
penilaian kognitif. Dengan kata lain, semuanya tergantung pada bagaimana
mahasiswa Psikologi menginterpretasikan sumber6sumber informasi yang
diperolehnya tersebut. Cara paling efektif untuk menciptakan penghayatan
yang kuat mengenai

adalah melalui

atau

pengalaman bahwa mahasiswa Psikologi mampu menguasai keterampilan
tertentu. Keberhasilan membangun keyakinan akan
Psikologi dan kegagalan menghambat
terjadi sebelum penghayatan
Penghayatan

mahasiswa

, terutama bila kegagalan
itu terbentuk secara mantap.

yang dapat bertahan membutuhkan pengalaman dalam

mengatasi rintangan6rintangan melalui usaha yang terus menerus dan ulet.
Setelah mahasiswa Psikologi yakin bahwa dirinya memiliki apa yang
dibutuhkan untuk behasil dalam belajar, mahasiswa tersebut akan mampu
bertahan dalam menghadapi hal6hal yang tidak menyenangkan dan cepat
pulih pada waktu mengalami kegagalan.
Cara kedua untuk menciptakan dan memperkuat
adalah melalui

atau pengalaman yang dapat diamati

dari seorang model sosial. Melihat orang lain yang mempunyai karakteristik
sama dengan dirinya mengalami keberhasilan dalam bidang akademis
melalui usaha yang terus menerus meningkatkan kepercayaan mahasiswa
Psikologi bahwa mereka juga mampu menguasai aktivitas yang kurang

10

lebih sama untuk mencapai keberhasilan. Dengan cara yang sama,
mengamati kegagalan orang lain meskipun sudah berusaha dengan kuat,
akan menurunkan penilaian

dan usaha dirinya. Pengaruh dari

terhadap

sangat dipengaruhi oleh persamaan

diri dengan model yang diamati. Makin besar kesamaan yang dianggap ada,
maka semakin besar pengaruh keberhasilan dan kegagalan model. Bila
mahasiswa Psikologi memandang model6model sebagai sesuatu yang sangat
berbeda dari dirinya, maka

pada dirinya tidak terlalu

banyak dipengaruhi oleh tingkah laku dan pencapaian model6model
tersebut.
adalah cara ketiga yang dapat menguatkan
keyakinan mahasiswa Psikologi bahwa dirinya memiliki hal6hal yang
dibutuhkan untuk berhasil. Mahasiswa Psikologi yang dipersuasi secara
verbal bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk menguasai aktivitas
tertentu, cenderung menggerakkan usaha yang lebih besar dalam belajar dan
mempertahankannya. Mahasiswa Psikologi yang mengalami persuasi bahwa
dirinya kurang mampu, cenderung menghindari aktivitas6aktivitas yang
menantang yang dapat mengembangkan potensinya dan mudah menyerah
bila menghadapi kesulitan saat belajar.
Cara ke6empat untuk menguatkan

adalah dengan

mengurangi reaksi stres mahasiswa Psikologi, mengubah kondisi emosional
yang negatif dan mengubah misinterpretasi keadaan fisik (
Sebagian mahasiswa Psikologi bergantung pada keadaan

11

fisik dan keadaan emosional dalam menilai kemampuan diri sendiri.
Mahasiswa Psikologi menginterpretasikan reaksi stress dan ketegangan
sebagai tanda6tanda kerentanan terhadap hasil belajar yang tidak
memuaskan. Bukan hanya kondisi emosi yang tegang dan reaksi fisik yang
penting tapi lebih ke arah bagaimana hal tersebut dipersepsi dan
diinterpretasikan. Mahasiswa psikologi dengan penghayatan

yang

tinggi cenderung memandang ketergugahan afektif sebagai fasilitator yang
memberikan energi pada

, sedangkan mahasiswa Psikologi

yang mengalami keraguan pada diri sendiri melihatnya sebagai hal yang
menghambat.

" # $%%$!
menentukan bagaimana mahasiswa Psikologi

merasa, berpikir, memotivasi diri dan bertingkah laku dalam melakukan
kegiatan belajar.

juga mempengaruhi pilihan yang dibuat,

usaha yang dikeluarkan, berapa lama mahasiswa Psikologi dapat bertahan
saat dihadapkan pada kesulitan6kesulitan saat belajar (dan saat dihadapkan
pada kegagalan) serta bagaimana penghayatan perasaannya.
Empat

proses

psikologi

utama

yang

dapat

mempengaruhi area fungsi mahasiswa Psikologi adalah proses kognitif,
proses afektif, proses motivasional dan proses seleksi. Kebanyakan tindakan
pada awalnya diatur dalam pikiran.
mahasiswa Psikologi akan membentuk
Psikologi yang mempunyai penghayatan

yang dimiliki oleh
. Mahasiswa
tinggi, membayangkan

skenario sukses yang memberikan tuntutan positif dan dukungan untuk

12

pelaksanaan pencapaian prestasi. Sedangkan mahasiswa Psikologi yang
meragukan

dirinya, membayangkan skenario kegagalan. Saat

dihadapkan pada tugas6tugas yang sulit, dalam lingkungan kuliah yang
membebani, mahasiswa Psikologi yang tercekam oleh keraguan mengenai
yang dimiliki, aspirasinya menurun dan hasil belajarnya akan
memburuk.

" # $%%$!

Dalam proses motivasional,

mempunyai peran

yang sangat penting dalam meregulasi motivasi. Mahasiswa Psikologi
memotivasi diri dan mengarahkan tindakan6tindakan mereka melalui
latihan6latihan dari pemikiran6pemikiran sebelumnya dalam belajar.
Motivasi belajar yang dimaksud merupakan keseluruhan daya gerak di
dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh mahasiswa tersebut
dapat tercapai. .

#

/0! Mahasiswa Psikologi mengantisipasi hasil6

hasil yang disukai melalui tindakan6tindakan yang berorientasi ke masa
depan, menentukan

dan merencanakan rangkaian tindakan untuk

merealisasikan masa depan yang bermakna. Mahasiswa Psikologi
membentuk

tentang apa yang dapat dilakukan. Ketika dihadapkan

pada rintangan dan kegagalan, mahasiswa yang dipenuhi oleh keraguan diri
tentang kemampuannya akan mengurangi usahanya atau bahkan menyerah
dengan cepat. Mahasiswa Psikologi dengan keyakinan yang kuat akan

13

kemampuan dirinya akan mengerahkan usaha lebih besar lagi ketika gagal
dalam menghadapi tantangan6tantangan baru.
Pada proses afektif,

mahasiswa Psikologi tentang kemampuan

nya mempengaruhi seberapa banyak stres dan depresi yang dialami
dalam situasi mengancam atau sulit, dan juga mempengaruhi level
motivasinya. Mahasiswa Psikologi yang yakin bahwa dirinya dapat
mengendalikan kesulitannya dalam belajar, pada dirinya tidak mengalami
pola pikiran yang mengganggu. Namun, mahasiswa Psikologi yang tidak
yakin akan kemampuan dirinya dalam mengendalikan kesulitan mengalami
yang tinggi, mereka terpaku pada
Dengan pemikiran yang tidak menunjukkan adanya

nya.
tersebut,

mahasiswa Psikologi membuat stres diri mereka sendiri. Semakin kuat
penghayatan

mahasiswa Psikologi, semakin berani dirinya

untuk melakukan aktivitas yang menantang.
Dalam proses seleksi,

terhadap

dapat membentuk

jalan kehidupan dengan mempengaruhi tipe aktivitas dan lingkungan yang
dipilih. Setiap faktor yang mempengaruhi kegiatan memilih dapat
mempengaruhi arah perkembangan diri mahasiswa Psikologi. Hal ini dapat
terjadi karena pengaruh sosial yang bekerja dalam lingkungan yang dipilih
akan terus meningkatkan kemampuan, nilai dan minat dirinya dalam bidang
akademis. Mahasiswa Psikologi dengan

yang tinggi,

memiliki rentang yang lebih luas dalam pilihan karir yang dipertimbangkan
secara serius, mahasiswa tersebut mempersiapkan dirinya dengan usaha

14

untuk mengejar pendidikan yang dipilih, dengan demikian keberhasilannya
juga lebih besar.

" # $%%$!

Dalam pendidikan formal, mahasiswa Psikologi belajar mengenai
berbagai hal sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan oleh fakultas.
Belajar yang disebut formal diartikan sebagai proses kegiatan terencana dan
terorganisir, yang terdiri atas kegiatan pembelajaran. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mahasiswa Psikologi, yaitu:
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud meliputi:
inteligensi, motivasi belajar, perasaan, sikap, minat dan kondisi fisik.
Sedangkan faktor eksternal yang dimaksud meliputi: faktor6faktor pengatur
proses belajar (misalnya: fasilitas belajar dan kurikulum pengajaran), faktor6
faktor sosial (misalnya: status sosial mahasiswa dan interaksi guru dengan
siswa) dan faktor6faktor situasional (misalnya: keadaan musim6iklim dan
keadaan waktu serta tempat). .

#

/'!

Setiap individu mempunyai goal yang berbeda6beda, namun mereka
yang mempunyai peran sebagai mahasiswa mempunyai goal tertentu agar
dapat mencapai apa yang diinginkan, seperti: mempunyai prestasi akademik
yang baik atau memuaskan. Prestasi yang diperoleh tentunya berasal dari
hasil evaluasi belajar dalam pendidikan formal yang diikuti. Evaluasi
keberhasilan studi mahasiswa dilakukan melalui pemberian tugas,
penyelenggaraan ujian, dan sejenisnya. Sumber yang dipergunakan dalam
menentukan evaluasi keberhasilan studi adalah kegiatan akademik
terstruktur, yaitu: penilaian terhadap kegiatan mahasiswa Psikologi selama

15

mengikuti kegiatan pembuatan tugas dan kehadiran, ujian tengah semester
(UTS) dan ujian akhir semester (UAS). Hasil evaluasi belajar ini kemudian
dapat dilihat melalui IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), yang merupakan
ukuran yang menunjukkan prestasi mahasiswa Psikologi mulai semester
pertama sampai semester terakhir yang telah ditempuh secara kumulatif.
Dalam pencapaian prestasi, setiap mahasiswa Psikologi mempunyai
kesulitan6kesulitan, menemui rintangan atau hambatan yang berbeda6beda.
Bagaimana cara mahasiswa Psikologi mengolah kesulitan atau rintangan
yang dihadapi, seberapa banyak usaha yang dikeluarkan dan bagaimana
penghayatan perasaannya ditentukan oleh bagaimana penghayatan dirinya
akan

yang dimiliki.

16

17

"- 1 "dan
mempengaruhi pembentukan
mahasiswa Psikologi.
berkaitan dengan proses belajar mahasiswa Psikologi
dalam pencapaian prestasi akademik.
Semakin tinggi

yang dimiliki mahasiswa Psikologi maka

proses belajarnya akan semakin mantap dan terarah, sehingga akan
semakin memuaskan pula prestasi akademiknya, sebaliknya, semakin
rendah

mahasiswa Psikologi, maka proses belajarnya

menjadi kurang mantap dan kurang terarah, sehingga semakin kurang
memuaskan prestasi akademiknya.

0

2+
Dalam penelitian ini, hipotesis yang dapat dikemukakan, yaitu:

Terdapat hubungan antara

dan Prestasi Akademik pada

mahasiswa Psikologi angkatan 2004 Universitas ‘X’ di Bandung.

74

>
*

,

*

5

-2"
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:
1. Terdapat hubungan positif yang rendah antara

dan prestasi

akademik pada mahasiswa Psikologi angkatan 2004 Universitas ‘X’ di
Bandung. Mayoritas mahasiswa Psikologi angkatan 2004 memiliki
yang tinggi dan IPK yang tergolong memuaskan dan sangat
memuaskan.
2. Frekuensi keberhasilan sebagai salah satu

atau

pengalaman bahwa seseorang mampu menguasai keterampilan tertentu,
mempunyai kaitan yang cukup signifikan dengan

. Sebagian

besar dari mahasiswa Psikologi yang cukup sering mengalami
keberhasilan mempunyai

tinggi.

3. Keberhasilan dan kegagalan teman yang merupakan
mempunyai kaitan yang cukup signifikan dengan
mahasiswa Psikologi. Mahasiswa Psikologi yang menghayati
keberhasilan teman dan kegagalan teman sebagai suatu tantangan
mempunyai
4. -

yang tinggi.

& sebagai salah satu bentuk persuasi verbal diharapkan dapat

menggerakkan usaha mahasiswa Psikologi untuk lebih giat lagi dalam

75

mencapai prestasi akademiknya. Figur yang paling banyak memberikan
& dalam bidang akademik pada mahasiswa Psikologi angkatan
2004 adalah teman, dosen dan orang tua. Dalam hal ini, pemberian
& oleh dosen mempunyai kaitan yang cukup signifikan dengan
mahasiswa Psikologi.
5. Fasilitas belajar sebagai salah satu faktor yang berkaitan dengan proses
belajar, mempunyai kaitan yang cukup signifikan dengan prestasi
akademik.

,$
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan
beberapa saran yang sekiranya dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membaca penelitian ini:
,$

)"

1. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara
frekuensi penghayatan keberhasilan dan

, sehingga dapat

diketahui lebih jelas seberapa jauh kaitan antara frekuensi penghayatan
keberhasilan dan

.

2. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara
& yang diperoleh dan
lebih jelas seberapa jauh kaitan antara
.

, sehingga dapat diketahui
& yang diperoleh dan

76

3. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara
fasilitas belajar dan prestasi akademik, sehingga dapat diketahui lebih
jelas seberapa jauh kaitan antara fasilitas belajar yang tersedia dan
prestasi akademik.
4. Disarankan untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara
dan prestasi akademik pada mahasiswa semester akhir.

, $ $ 6"
1. Bagi mahasiswa Psikologi diharapkan dapat melakukan introspeksi diri
dan lebih menyadari pentingnya keyakinan akan kemampuan diri dalam
mengerjakan tugas dan ujian akademik yang diberikan, guna
meningkatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) yang dimiliki dan
menunjang keberhasilan akademik.
2. Bagi dosen6dosen Psikologi diharapkan dapat memberikan

&

kepada mahasiswa Psikologi angkatan 2004, agar mahasiswa tersebut
terdorong untuk terus meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Bagi orangtua diharapkan lebih memotivasi aktivitas proses belajar
mahasiswa Psikologi, yang mendorong mahasiswa lebih berusaha keras
dan mandiri, sehingga menumbuhkan keyakinan mahasiswa Psikologi
akan kemampuan dirinya untuk mengatasi sesuatu dengan berhasil.

!

-

6"8
0#,#
8

)

)

# .$$.#

6
# %!

7#
#
#

6

# %

Dokumen yang terkait

Studi Korelasi Antara Kecerdasan Emosional dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2010 di Universitas "X" Bandung.

0 1 37

Hubungan Antara Self-Efficacy dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester IV Universitas "X" di Bandung.

0 1 58

Survei Mengenai Self Regulation Akademik pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2000 di Universitas "X", Bandung.

0 0 54

Hubungan antara Learning Approach dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2003 di Universitas X Bandung.

0 0 50

Hubungan Antara Tipe Self Regulation-Akademik dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2000 Universitas "X" Bandung.

0 0 107

Hubungan antara Self Efficacy dan Self Regulated Learning dengan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakulats Psikologi Universitas Surabaya - Ubaya Repository

0 0 1

Hubungan Antara Tipe Self Regulation-Akademik dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2000 Universitas "X" Bandung - MCUrepository

0 0 39

Hubungan Antara Tipe Self Regulation-Akademik dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2000 Universitas "X" Bandung - MCUrepository

0 0 39

Hubungan Antara Tipe Self Regulation-Akademik dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Angkatan 2000 Universitas "X" Bandung - MCUrepository

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Hubungan Antara Self-Efficacy dan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Psikologi Angkatan 2004 Universitas 'X' di Bandung - MCUrepository

0 1 17