Penggunaan CAPM sebagai Alat Bantu dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham (Studi Kasus 10 Saham Teraktif Periode 1 Februari 2006 â 31 Agustus 2006).
Abstrak
Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi.
Meskipun demikian, berinvestasi dalam saham memiliki risiko yang besar. Oleh karenanya, diperlukan berbagai cara untuk menganalisis dan meminimalkan risiko tersebut. Banyak ahli telah menciptakan model analisis untuk membantu para investor dalam mengambil keputusan invetasi pada saham. Salah satu bentuk analisisnya adalah Capital Assets Pricing Model (CAPM).
CAPM adalah model keseimbangan tentang bagaimana menetapkan harga dan mengukur risiko, juga merupakan suatu teori mengenai tingkat keuntungan yang dihubungkan dengan risiko dari suatu saham.
Objek penelitian yang digunakan adalah 10 saham LQ45 teraktif menurut frekuensi perdagangan di Bursa Efek Jakarta selama periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006. Tujuan penelitian adalah mengetahui besarnya tingkat pengembalian dari masing-masing saham yang diteliti, dan mengetahui tingkat risiko dari saham tersebut, sehingga diketahui saham-saham apa saja yang dapat dipilih oleh para investor untuk berinvestasi.
Setelah dilakukan perhitungan dengan model CAPM maka diketahui dari 10 saham yang diteliti terdapat 8 saham yang memiliki kinerja yang baik dengan tingkat
return diatas return pasar. Dari 8 saham yang baik, kemudian penulis mengamati
kinerja 8 saham tersebut selama tiga bulan mendatang, dan diketahui tersisa 5 saham yang dianggap baik karena return kelima saham tersebut mengalami kenaikan atau berada diatas return pasar.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan CAPM maka dapat disimpulkan bahwa CAPM dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan investasi saham Karena dari 8 saham yang analisis dengan CAPM untuk perhitungan periode tiga bulan mendatang, terdapat 5 saham yang tetap memiliki kinerja yang baik.
(2)
DAFTAR ISI
ABSTRAK………. i
KATA PENGANTAR……….. ii
DAFTAR ISI………. iv
DAFTAR TABEL……... ………. viii
DAFTAR GAMBAR………. ix
DAFTAR LAMPIRAN... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….. 1
1.2 Identifikasi Masalah……….. 4
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 5
1.5 Kerangka Pemikiran... 9
1.6 Waktu Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal...………..……….. 10
2.1.1 Pengertian Pasar Modal …………..…………..… 10
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pasar Modal……...……… 10
2.1.3 Mekanisme Pasar Modal ………...…….... 11
2.2 Bursa Efek...………...…………..….... 13
2.2.1 Fungsi Bursa Efek...……… 13
(3)
2.3.1 Pengertian Saham... 14
2.3.2 Jenis-Jenis Saham... 16
2.3.3 Klasifikasi Saham... .... 17
2.3.4 Indeks Saham... 18
2.3.5 Pendapatan Saham... 21
2.4 Investasi... 21
2.4.1 Pengertian Investasi... 21
2.4.2 Jenis Investasi... 23
2.4.3 Tingkat Pengembalian Investasi... 23
2.4.4 Risiko Investasi... 24
2.4.4.1 Risiko sistematis dan Risiko Tidak Sistematis 24
2.5 Analisis Tingkat Pengembalian dan Risiko Saham... 26
2.5.1 Analisis Actual / Realized Return... 26
2.5.2 Analisis Expected Return... 27
2.5.3 Varians dan Standar Deviasi... 29
2.5.3.1 Pengertian Varians... 29
2.5.3.2 Pengertian Standar Deviasi... 30
2.5.4 Kovarians... 31
2.5.5 Beta... 32
2.6 Capital Asset Pricing Model... 34
2.6.1 Pengertian CAPM... 34
(4)
BAB III METODE DAN OBJEK PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian………...……..….. 43
3.1.1 Jenis data... 43
3.1.2 Teknik Pengumpulan Data... 43
3.1.3 Teknik Pengolahan Data... 44
3.2 Objek Penelitian………….……….... 45
3.2.1 Indeks Harga Saham Gabungan………..………... 45
3.2.2 Indeks LQ45………...…………... 47
3.2.3 Saham Teraktif Berdasarkan Frekuensi Perdagangan 48 3.2.3.1 PT Bank Mandiri Tbk... ……… 49
3.2.3.2 PT Berlian Laju Tanker Tbk....……….... 51
3.2.3.3 PT Indosat Tbk... 54
3.2.3.4 PT Perusahaan Gas Negara... 58
3.2.3.5 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk... 61
3.2.3.6 PT Astra Internasional Tbk... 65
3.2.3.7 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk... 67
3.2.3.8 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk... 70
3.2.3.9 PT Aneka Tambang Tbk... 72
3.2.3.10 PT Indofood Sukses Makmur Tbk... 74
(5)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tingkat Pengembalian Pasar serta Saham Teraktif..……...81
4.1.1 Return dan Expected Return Harian Pasar...…... ……….81
4.1.2 Return dan Expected Return Harian Saham Individual.…….82
4.2 Risiko Pasar dan Risiko Saham Individual………...85
4.2.1 Risiko Pasar... 85
4.2.2 Risiko Saham Individual... 86
4.3 Covariance dan Beta Saham Teraktif... 88
4.4 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko... 90
4.5 Aplikasi Capital Asset Pricing Model... 93
4.5.1 Required Rate of Return... 93
4.5.2 Saham - Saham Yang Layak Dibeli Menurut Perhitungan CAPM... 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….……..…….…… 101
5.2 Saran……….………..……....………… 104
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(6)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Total Stock Return dan Expected Stock Return dari 10 Saham Teraktif.... 84
Tabel 2. Perhitungan Varians dan Standar Deviasi dari 10 Saham Teraktif... 87
Tabel 3. Kovarians dan Beta dari 10 Saham Teraktif... 89
Tabel 4. Required Rate of Return Harian 10 Saham Teraktif... 94
Tabel 5. Perbandingan antara Required Rate of Return... 95
Tabel 6. Perbandingan Return dari 8 Saham... 96
Tabel 7. Selisih Prosentase Kenaikan Expected Return Market dengan Prosentase Kenaikan Expected Return Stocks... 98
Tabel 8. Required Rate of Return Harian 5 Saham Terbaik... 99
Tabel 9. Perbandingan Antara Required Rate of Return dengan Expected Return Dari 5 Saham Terbaik... 100
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Security Market Line...……….. 8
Gambar.2 Skema Kerangka Pemikiran... 9
Gambar.3 Risiko Sistematis dan Risiko Tidak Sistematis... 25
Gambar.4 Security Market Line... 36
Gambar.5 Portofolio-Portofolio Yang Efisien dan Tidak Efisien... 38
Gambar.6 Security Market Line... 40
Struktur Organisasi PT Berlian Laju Tanker Tbk... 54
Struktur Organisasi PT Perusahaan Gas Negara... 60
(8)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Return Indeks Harga Saham Gabungan
Lampiran 2. Perhitungan Beta Bank Mandiri Tbk (periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 3. Perhitungan Beta Berlian Laju Tanker Tbk(periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 4. Perhitungan Beta Indosat Tbk (periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 5. Perhitungan Beta Perusahaan Gas Negara ( periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 6. Perhitungan Beta Perusahaan Tambang BukitAsam Tbk (periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 7. Perhitungan Beta Astra Internasional Tbk (periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 8. Perhitungan Beta Telekomunikasi Tbk (periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 9. Perhitungan Beta Bank Rakyat Indonesia Tbk (periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 10. Perhitungan Beta Aneka Tambang Tbk. ( periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 11. Perhitungan Beta Indofood Sukses Makmur Tbk (periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006)
Lampiran 12. Perhitungan Return IHSG ( periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 13. Perhitungan Beta Bank Mandiri Tbk (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 14. Perhitungan Beta Berlian Laju Tanker Tbk (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 15. Perhitungan Beta Perusahaan Gas Negara (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 16. Perhitungan Beta Perusahaan Tambang BukitAsam Tbk (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 17. Perhitungan Beta Telekomunikasi Tbk (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 18. Perhitungan Beta Bank Rakyat Indonesia Tbk (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 19. Perhitungan Beta Aneka Tambang Tbk. (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 20. Perhitungan Beta Indofood Sukses Makmur Tbk (periode 1 September 2006-30 November 2006)
Lampiran 21 Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) Periode 1 Februari 2006 – 31 Agustus 2006
(9)
Bab1. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian
Perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami keterpurukan. Namun meskipun demikian pasar modal masih digemari para investor sebagai salah satu alternatif bagi para investor dalam melakukan investasi.
Bagi perusahaan, pasar modal merupakan sarana untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan cara menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Sedangkan bagi investor sendiri, pasar modal merupakan alternatif dalam memperoleh keuntungan, sebab investasi dalam pasar modal lebih mudah dan cepat diperjualbelikan.
Pada dasarnya, hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian dan risiko. Dan umumnya, pemodal tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperoleh dari investasi yang dilakukan. Yang dapat dilakukan pemodal adalah memperkirakan berapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Karena pemodal menghadapi kesempatan yang berisiko, pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan pada tingkat keuntungan yang diharapkan. Apabila pemodal mengharapkan untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. Salah satu karakteristik investasi pada sekuritas adalah kemudahan untuk membentuk investasi portofolio. Artinya, pemodal dapat dengan mudah melakukan
(10)
Bab1. Pendahuluan
diversifikasi investasi pada berbagai kesempatan investasi (Suad Husnan, 2003:43).
Di dalam pasar modal, mula-mula orang memang hanya mengharapkan perolehan dividen atau laba yang dibagikan oleh perusahaan yang listing di bursa kepada para pemegang saham. Namun karena dividen seringkali tidak dibagikan dalam jumlah yang signifikan, sehingga para investor mulai mencari kemungkinan lain dengan perolehan yang menarik seperti yang berasal dari
capital gain yaitu keuntungan yang diperoleh dari penjualan saham kepada
investor lain. Dan sebaliknya investor juga berpotensi menghadapi capital loss yaitu kerugian ketika harga saham yang dijualnya lebih rendah dari harga belinya.
Disinilah letak daya tarik pasar modal bagi para investor. Hal yang paling diminati investor adalah bagaimana ia membuat keputusan menjual, membeli atau menahan saham yang menghadapi pasar yang bergejolak. Ada sebuah rumusan umum yang sangat sederhana, yaitu belilah saham pada saat harganya rendah, lalu jual ketika harganya tinggi, dan tetaplah menahan diri ketika harga tidak jelas, rendah atau tinggi.
Namun pada umumnya para pelaku bursa banyak menerima tekanan sehingga sering tidak sabar untuk segera memutuskan menjual atau membeli. Ketika harga saham yang mereka beli meluncur ke bawah, biasanya mereka dilanda panik dan segera menjual saham-saham mereka dengan kerugian. Maka jika seorang investor akan menginvestasikan dananya pada saham, ada baiknya untuk mempertimbangkan dan meneliti aspek-aspek terkait dalam saham yang
(11)
Bab1. Pendahuluan
hendak dibelinya, agar investor dapat memperkirakan kondisi masa depan saham tersebut menguntungkan atau tidak dari segi risiko dan tingkat pengembaliannya.
Untuk membantu para investor dalam pengambilan keputusan investasi pada saham, telah dikembangkan berbagai analisis. Salah satunya adalah Model
Portofolio Theory yang diperkenalkan oleh Harry M. Markowitz pada tahun 1952.
Sejak itulah mulai berkembang berbagai model lain, salah satunya adalah Capital
Asset Pricing Model (CAPM) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh risiko
terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan. Model CAPM ini didasari atas penilaian terhadap aktiva (dalam hal ini saham) berisiko dengan mengacu pada risiko sistematisnya yang diukur dengan suatu ukuran yang disebut beta ( ). Sehingga dengan model CAPM dapat diketahui harga saham dalam kondisi keseimbangan dan dapat diketahui posisi sebenarnya dari saham yang beredar di pasar.
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk membantu para investor dalam menentukan saham-saham yang dapat dijadikan tempat berinvestasi, maka penulis tertarik untuk menerapkan model CAPM dalam skripsi dengan judul
“ Penggunaan CAPM sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi saham.”
(12)
Bab1. Pendahuluan
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah-masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Berapa tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham?
2. Berapa risiko dari masing-masing saham?
3. Saham-saham apa saja yang baik dan layak dibeli menurut penilaian CAPM?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi program Strata 1 (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Sedangkan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham yang diteliti.
2. Mengetahui risiko dari masing-masing saham yang diteliti.
3. Mengetahui saham-saham yang baik dan layak untuk dibeli menurut penilaian CAPM.
(13)
Bab1. Pendahuluan
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Penulis
Penelitian dapat menambah pengetahuan penulis dalam menganalisis kelayakan investasi pada saham, khususnya dengan menggunakan CAPM, selain itu penulis dapat membandingkan antara teori-teori yang didapat selama kuliah dengan prakteknya di lapangan.
2. Investor
Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi bagi investor yang ingin melakukan investasi di Bursa Efek.
3. Pihak lain
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi mereka yang ingin mengetahui lebih banyak mengenai analisis investasi di Bursa Efek beserta penerapannya.
1.5. Kerangka Pemikiran
Pada prinsipnya investasi dapat dilakukan pada 2 jenis aktiva yaitu real
assets dan financial assets. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Para
investor yang memiliki kelebihan dana, sebagian lebih tertarik pada financial
assets sebagai alternatif investasi karena objek investasi tersebut mudah untuk
dicairkan dalam bentuk uang dan mudah untuk dipindahkan jika objek investasi lain dipandang lebih menguntungkan.
(14)
Bab1. Pendahuluan
Salah satu alternatif tempat melakukan investasi finansial adalah pasar modal yaitu suatu pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan jangka panjang (efek) dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, yang diterbitkan oleh pemerintah atau pihak swasta. Sedangkan tempat dimana kegiatan perdagangan efek dilaksanakan disebut Bursa Efek. Di Indonesia terdapat 2 buah Bursa Efek yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES).
Hingga saat ini setidaknya ada 6 instrumen keuangan yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), yaitu saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, sertifikat right, dan warran. Namun yang sering mendominasi transaksi perdagangan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) adalah saham biasa (common stock).
Seperi dikemukakan sebelumnya, setiap investasi pasti berkaitan dengan
risk and return. Begitu pula pada investasi saham. Semakin besar variabilitasnya,
semakin besar pula risikonya. Karena hasil investasi baru akan diperoleh di masa yang akan datang, maka yang dapat dilakukan pada saat memutuskan suatu keputusan investasi adalah memperkirakan berapa tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dari setiap alternatif investasi.
Perlu disadari bahwa setiap investor tidak mungkin mengharapkan tingkat pengembalian yang lebih besar tanpa mau menanggung risiko yang lebih besar pula. Akan tetapi Harry M. Markowitz telah menunjukkan bahwa investor sebenarnya dapat mengurangi risiko tanpa mengurangi expected returnnya dengan melakukan investasi pada aktiva berisiko (dalam hal ini saham) yang berkorelasi lebih kecil dari satu (<1). Hal ini dimungkinkan karena risiko total (yang diukur
(15)
Bab1. Pendahuluan
dengan standar deviasi) dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
CAPM mengkaitkan tingkat pengembalian yang diperlukan dari setiap saham, hanya pada ukuran risiko yang relevan, yaitu risiko sistematis dari saham tersebut yang diukur dengan koefisien beta. Secara statistik beta dihitung dengan membagi kovarians (Ri-Rm) dengan varians (Rm)
CAPM dinyatakan dalam suatu persamaan, yaitu: E(Ri) = Rf + i (E (Rm-Rf))
Dimana : E(Ri) = tingkat pengembalian yang diperlukan untuk saham i Rf = tingkat suku bunga bebas risiko
i = beta untuk saham i
E(Rm) = tingkat pengembalian yang diharapkan dari pasar saham secara keseluruhan.
CAPM dapat mengukur tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap saham. Tingkat pengembalian tersebut merupakan fungsi dari 2 komponen yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan jika kita tidak mengambil risiko (tingkat suku bunga bebas risiko, seperti suku bunga SBI di Indonesia) dan suatu premium dari mengambil risiko.
Persamaan CAPM diatas digambarkan dalam suatu garis lurus yang sering disebut juga Lini Pasar Modal ( Security Marketing Line / SML). Secara teoritis, setiap saham seharusnya berada pada SML, karena SML menunjukkan expected
(16)
Bab1. Pendahuluan
saham tersebut. Pasar modal yang efisien tidak akan mengkompensasi risiko tidak sistematis dikarenakan risiko ini dapat dihilangkan melalui diversifikasi.
Gambar 1
Security Market Line
Expected return
. x . y Rf
beta sumber : Portfolio Management, Second Edition
Pada gambar 1 terdapat 2 buah saham yang berada di sekitar SML. Saham x berada diatas SML dan merupakan saham yang layak untuk dibeli, karena menawarkan expected return yang lebih besar dibandingkan daripada yang diharapkan investor, berdasarkan tingkat risiko sistematisnya. Secara teoritis, kondisi ini menyebabkan para investor akan membeli saham x. Sebaliknya dengan saham y, berada di bawah SML dan akan mengirimkan sinyal jual dikarenakan saham tersebut tidak layak untuk dibeli. Peningkatan penawaran akan menurunkan harga saham y dan mendorong expected return saham y naik menuju SML.
(17)
Bab1. Pendahuluan
Gambar 2.
Skema kerangka pemikiran
INVESTASI
Financial assets Real assets
Return Risk
Capital Capital unsystematic risk Systematic risk Loss Gain
Capital Assets Pricing Models (CAPM)
1.6 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 September 2006 sampai dengan tanggal 20 Desember 2006, dengan cara mengolah data-data yang diperoleh dari berbagai situs seperti www.jsx.co.id; www.bapepam.go.id; www.bi.go.id
(18)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai penggunaan Capital
Assets Pricing Model sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi
saham, maka ditarik kesimpulan:
1. Dengan menggunakan CAPM diperoleh 8 saham yang baik sehingga layak dibeli menurut perhitungan CAPM dari 10 saham yang diteliti. Saham-saham yang baik tersebut adalah Saham-saham-Saham-saham yang memiliki Expected
Return lebih besar dari Required Rate of Return nya. Kedelapan saham
tersebut adalah :
Nama Perusahaan Kode Ri E(Ri)
Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,2395312 0,0016868
Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 2,2210179 0,0156410
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS 0,4985493 0,0035109
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0,6442845 0,0045372
Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0,2732690 0,0019244
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,3031210 0,0021347
Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 0,3202170 0,0022550
Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0,3693207 0,0026008
Dari tabel diatas diketahui, bahwa saham dengan return terbesar (2,22) dan Expected return terbesar (0,0156) adalah saham PT Berlian Laju
(19)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
Tanker, Tbk Sedangkan saham dengan return terkecil (0,23) dan Expected
return terkecil (-0,0016) adalah saham PT Indosat, Tbk.
2. Setelah dilakukan perhitungan varians dan standar deviasi, maka diketahui tingkat risiko dari 8 saham yang baik menurut perhitungan CAPM.
Saham dengan tingkat risiko terbesar dengan nilai varians 0,0406303 dan standar deviasi 0,2015695 adalah PT Berlian Laju Tanker Tbk Sedangkan saham dengan tingkat risiko terkecil dengan nilai varians 0,0005679 dan standar deviasi 0,0283057 adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan, maka semakin besar pula tingkat risiko yang akan dihadapi oleh para investor.
3. Setelah diketahui 8 saham yang memiliki kinerja yang baik menurut CAPM, kemudian penulis mengamati kinerja 8 saham tersebut selama 3 bulan mendatang. Setelah diamati ternyata dari 8 saham yang tersebut terdapat 5 saham yang memiliki return saham diatas return pasar. Ini
Nama Perusahaan Kode Varians Std.Deviasi
Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,001037 0,0322033
Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 0,0406303 0,2015695
Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk PGAS 0,0010774 0,0328241
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0,0012857 0,0358568
Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0,0005697 0,0238682
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,0008012 0,0283057
Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 0,0011907 0,0345067
(20)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
berarti CAPM dapat dijadikan alat untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi saham. Sebab dari 8 saham tersebut masih terdapat 5 saham yang berkinerja baik.
5.2 Saran
1. Estimasi beta saham mempunyai kemungkinan hasil yang berbeda-beda sesuai dengan jenis data dan horizon waktunya. Oleh karenanya untuk memperoleh beta yang lebih akurat maka horizon atau periode waktu yang digunakan harus semakin panjang.
2. Dalam memilih saham yang baik, dapat digunakan juga model analisis kuantitatif lain seperti analisis fundamental, analisis teknikal, maupun analisis lainnya yang bersifat kualitatif seperti analisis psikologi pasar. Akan lebih baik jika CAPM dan analisis tersebut digunakan secara bersamaan dalam pengambilan keputusan investasi saham.
3. Pemakaian model CAPM juga harus memperhatikan faktor kebijakan dari pemerintah yang mengatur tentang pasar uang dan pasar modal Karena kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pergerakkan harga
No. Kode Rf + bi [E (Rm)-Rf ] E(Ri)
1 BMRI 0,003671 0,0051397
2 TLKM 0,002962 0,0037772
3 BBRI 0,003362 0,0036167
4 ANTM 0,003441 0,0059314
(21)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
(22)
Daftar Pustaka
Agus Sartono, Drs., MBA, 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi, Edisi 4. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Media Soft Indonesia.
Besley, Scott and Bringham, Eugene F. 1999. Principles of Finance. Hortout Brace and Company.
Bodie, Zvi, Kane, Alex and Marcus, Alan C. 1998. Essential of Investment. USA: Irwin Mc Graw-Hill.
Brealy, Richard A, Mayers, Steward C., and Marcus, Alan C. 1999. Fundamentals
of Corporate Finance, 2nd Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies
Inc.
Cahyono, Joko.1999. Menjadi Manajer Investasi Bagi Diri Sendiri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Elton, Edwin J , and Gruber, Martin J. 1999. Modern Portfolio Theory and
Investment Analysis, 4thEdition. United States : John Wiley and Sons, Inc.
Fabozzi, Frank J. 1999. Portfolio Management : Theory and Application. New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.
Francis, Jack C., and Ibhotson, Robert. 2002. Investment : A global Perspective. New Jersey: Prentice-Hall Int.
Gittman, Lawrence J. 2000. Principles of Manajerial Finance, 9thEdition. United States: Addison Wesley Logman, Inc.
(23)
Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 3. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jones, Charles.P.1996. Investment : Analysis and Management, 5th Edition.
United States: John Wiley and Sons, Inc.
Reilly, Frank K, and Brown, Keith C. 2003. Investment Analysis and Portfolio
Management, 7th Edition. United States of America: Thomson,
South-Western.
Shapiro, Alan C, Balbier, Sheldon D. 2000. Modern Corporate Finance. Prentice-Hall Int.
Sunariyah, S.E., M.Si. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 3. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
www.babepam.go.id www.bi.go.id www.jsx.co.id
(1)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan penulis mengenai penggunaan Capital
Assets Pricing Model sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan investasi saham, maka ditarik kesimpulan:
1. Dengan menggunakan CAPM diperoleh 8 saham yang baik sehingga layak
dibeli menurut perhitungan CAPM dari 10 saham yang diteliti.
Saham-saham yang baik tersebut adalah Saham-saham-Saham-saham yang memiliki Expected
Return lebih besar dari Required Rate of Return nya. Kedelapan saham tersebut adalah :
Nama Perusahaan Kode Ri E(Ri)
Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,2395312 0,0016868
Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 2,2210179 0,0156410
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk PGAS 0,4985493 0,0035109
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0,6442845 0,0045372
Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0,2732690 0,0019244
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,3031210 0,0021347
Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 0,3202170 0,0022550
Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0,3693207 0,0026008
Dari tabel diatas diketahui, bahwa saham dengan return terbesar (2,22)
(2)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
Universitas Kristen Maranatha 101
Tanker, Tbk Sedangkan saham dengan return terkecil (0,23) dan Expected
return terkecil (-0,0016) adalah saham PT Indosat, Tbk.
2. Setelah dilakukan perhitungan varians dan standar deviasi, maka diketahui
tingkat risiko dari 8 saham yang baik menurut perhitungan CAPM.
Saham dengan tingkat risiko terbesar dengan nilai varians 0,0406303 dan
standar deviasi 0,2015695 adalah PT Berlian Laju Tanker Tbk Sedangkan
saham dengan tingkat risiko terkecil dengan nilai varians 0,0005679 dan
standar deviasi 0,0283057 adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan, maka semakin
besar pula tingkat risiko yang akan dihadapi oleh para investor.
3. Setelah diketahui 8 saham yang memiliki kinerja yang baik menurut
CAPM, kemudian penulis mengamati kinerja 8 saham tersebut selama 3
bulan mendatang. Setelah diamati ternyata dari 8 saham yang tersebut
terdapat 5 saham yang memiliki return saham diatas return pasar. Ini
Nama Perusahaan Kode Varians Std.Deviasi
Bank Mandiri (Persero) Tbk BMRI 0,001037 0,0322033
Berlian Laju Tanker Tbk BLTA 0,0406303 0,2015695 Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk PGAS 0,0010774 0,0328241
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0,0012857 0,0358568
Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0,0005697 0,0238682
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk BBRI 0,0008012 0,0283057
Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM 0,0011907 0,0345067
(3)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
berarti CAPM dapat dijadikan alat untuk membantu dalam pengambilan
keputusan investasi saham. Sebab dari 8 saham tersebut masih terdapat 5
saham yang berkinerja baik.
5.2 Saran
1. Estimasi beta saham mempunyai kemungkinan hasil yang
berbeda-beda sesuai dengan jenis data dan horizon waktunya. Oleh karenanya
untuk memperoleh beta yang lebih akurat maka horizon atau periode
waktu yang digunakan harus semakin panjang.
2. Dalam memilih saham yang baik, dapat digunakan juga model analisis
kuantitatif lain seperti analisis fundamental, analisis teknikal, maupun
analisis lainnya yang bersifat kualitatif seperti analisis psikologi pasar.
Akan lebih baik jika CAPM dan analisis tersebut digunakan secara
bersamaan dalam pengambilan keputusan investasi saham.
3. Pemakaian model CAPM juga harus memperhatikan faktor kebijakan
dari pemerintah yang mengatur tentang pasar uang dan pasar modal
Karena kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi pergerakkan harga
saham.
No. Kode Rf + bi [E (Rm)-Rf ] E(Ri)
1 BMRI 0,003671 0,0051397
2 TLKM 0,002962 0,0037772
3 BBRI 0,003362 0,0036167
4 ANTM 0,003441 0,0059314
(4)
Bab.5 Kesimpulan dan Saran __________________________________________________________________
Universitas Kristen Maranatha 103
(5)
Daftar Pustaka
Agus Sartono, Drs., MBA, 2001. Manajemen Keuangan : Teori dan Aplikasi,
Edisi 4. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Media Soft
Indonesia.
Besley, Scott and Bringham, Eugene F. 1999. Principles of Finance. Hortout
Brace and Company.
Bodie, Zvi, Kane, Alex and Marcus, Alan C. 1998. Essential of Investment. USA:
Irwin Mc Graw-Hill.
Brealy, Richard A, Mayers, Steward C., and Marcus, Alan C. 1999. Fundamentals
of Corporate Finance, 2nd Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies Inc.
Cahyono, Joko.1999. Menjadi Manajer Investasi Bagi Diri Sendiri. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Elton, Edwin J , and Gruber, Martin J. 1999. Modern Portfolio Theory and
Investment Analysis, 4thEdition. United States : John Wiley and Sons, Inc. Fabozzi, Frank J. 1999. Portfolio Management : Theory and Application. New
York: Mc Graw-Hill Companies Inc.
Francis, Jack C., and Ibhotson, Robert. 2002. Investment : A global Perspective.
New Jersey: Prentice-Hall Int.
Gittman, Lawrence J. 2000. Principles of Manajerial Finance, 9thEdition. United
(6)
Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 3.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Jones, Charles.P.1996. Investment : Analysis and Management, 5th Edition.
United States: John Wiley and Sons, Inc.
Reilly, Frank K, and Brown, Keith C. 2003. Investment Analysis and Portfolio
Management, 7th Edition. United States of America: Thomson, South-Western.
Shapiro, Alan C, Balbier, Sheldon D. 2000. Modern Corporate Finance.
Prentice-Hall Int.
Sunariyah, S.E., M.Si. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi 3.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
www.babepam.go.id www.bi.go.id www.jsx.co.id