MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL -SPASIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MELUKIS DENGAN BAHAN PEWARNA: Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B Taman Kanak-kanak Anugerah Kec. Margahayu Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014.
NO DAFTAR : 07/PGPAUD/VI/2014
MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL -SPASIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MELUKIS DENGAN BAHAN PEWARNA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok B Taman Kanak-kanak Anugerah
Kec. Margahayu Kab. Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh : RISA SEPTIANI
0902821
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MELUKIS DENGAN BAHAN PEWARNA
( Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B TK Anugerah Saluyu Selatan RT 04/14 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Tahun Ajaran 2013-2014 )
Oleh Risa Septiani
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
©Risa Septiani
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan cetak ulang, difotocopy atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
PENGESAHAN PEMBIMBING RISA SEPTIANI
0902821
MENINGKATKAN KECERDASAN VISUAL-SPASIAL ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MELUKIS DENGAN BAHAN PEWARNA (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B TK Anugerah Saluyu Selatan RT
04/14 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING Pembimbing I
Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd NIP. 19770828 200312 1 002
Pembimbing II
Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn NIP. 19800214 200812 2 001
Mengetahui
Ketua Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2 001
(4)
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR DIAGRAM ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 8
E. Struktur Organisasi Penelitian ... 9
BAB II KONSEP KECERDASAN VISUAL-SPASIAL DAN KEGIATAN MELUKIS DENGAN BAHAN PEWARNA PADA ANAK USIA DINI A. Kecerdasan Visual Spasial pada Anak Usia Dini 1. Konsep Dasar Kecerdasan Jamak ... 11
2. Pengertian Kecerdasan Visual-Spasial ... 15
3. Aspek-Aspek Dalam Kecerdasan Visual-Spasial ... 16
4. Ciri Individu Cerdas Visual-Spasial ... 17
B. Konsep Melukis 1. Definisi Melukis ... 18
2. Teknik Melukis ... 19
(5)
4. Manfaat Melukis Bagi Perkembangan Anak ... 26
C. Bahan Pewarna 1. Pengertian Bahan Pewarna ... 27
2. Jenis Bahan Pewarna ... 28
D. Langkah-Langkah Penggunaan Bahan Pewarna ... ... 29
E. Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna Untuk Meningkatkan Kecerdasan Visual-Spasial ... 30
F. Penelitian terdahulu yang relevan ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 35
2. Subjek Penelitian ... 35
B. Desain Penelitian ... 35
C. Metode Penelitian ... 39
D. Penjelasan Istilah 1. Kecerdasan Visual-Spasial ... 41
2. Melukis Dengan Bahan Pewarna ... 42
E. Instrumen Penelitian ... 43
F. Teknik Pengumpulan Data ... 48
G. Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi / Gambaran Awal Kecerdasan Visual-Spasial Pada Anak Sebelum Diterapkan Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna ... 54
2. Penerapan Tindakan Kegiatan Melukis Dalam Meningkatkan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Kelompok B a. Siklus I ... 60
(6)
3. Peningkatan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia Dini Setelah Diterapkannya Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna. ... 107 B. Pembahasan
1. Kondisi Kecerdasan Visual-Spasial Anak Kelompok B di TK Anugerah Sebelum Diterapkannya Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna ... 109 2. Penerapan Pembelajaran Kegiatan Melukis Dalam Meningkatkan
Kecerdasan Visual-Spasial Anak Kelompok B ... 112 3. Peningkatan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Kelompok B Setelah
Diterapkannya Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna ... 114 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ... 124 B. Rekomendasi ... 125 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jumlah Anak ... 35
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen ... 43
Tabel 3.3 Instrumen Observasi ... 48
Tabel 3.4 Instrumen Wawancara Sebelum Tindakan ... 50
Tabel 3.5 Instrumen Wawancara Setelah Tindakan ... 50
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Pra Siklus ... 55
Tabel 4.2 Skor Kecerdasan Pra Siklus... 58
Tabel 4.3 Hasil Karya Anak Siklus I Tindakan I ... 67
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I ... 77
Tabel 4.5 Skor Kecerdasan Siklus I... 80
Tabel 4.6 Hasil Karya Anak Siklus I Tindakan II ... 82
Tabel 4.7 Hasil Karya Anak Siklus II Tindakan I ... 90
Tabel 4.8 Hasil Penilaian Siklus II ... 98
Tabel 4.9 Skor Kecerdasan Siklus II ... 101
Tabel 4.10 Hasil Karya Anak Siklus II Tindakan II ... 103
(8)
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Presentase Pra Siklus ... 59
Diagram 4.2 Presentase Siklus I ... 81
Diagram 4.3 Presentase Siklus II ... 102
(9)
DAFTAR LAMPIRAN 1. Lampiran 1
a. Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan b. Surat Izin Penelitian
c. Surat Pengantar Judgment d. Lembar Validasi Instrument 2. Lampiran II
a. Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing I b. Kartu Bimbingan Skripsi Pembimbing II c. Lembar Perbaikan Skripsi
3. Lampiran III
a. Kisi-kisi instrumen
b. Hasil Observasi Kegiatan Pra Siklus I c. Hasil Observasi Kegiatan Siklus I d. Hasil Observasi Kegiatan Siklus II
e. Format Wawancara Sebelum & Setelah Tindakan 4. Lampiran IV
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Rencana Kegiatan Harian
c. Catatan Lapangan d. Profil Sekolah e. Dokumen Foto f. Hasil Karya Anak
(10)
BAB III Metode Penelitian
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di TK Anugerah, yang beralamat di Saluyu Selatan RT 04 RW 14 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung. Taman Kanak-kanak ini bernaung di bawah Yayasan Bina Harapan Warga. Alasan peneliti mengambil lokasi di TK Anugerah ini dengan pertimbangan tempat tinggal yang berdekatan dengan lokasi penelitian. Sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sesuai.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu anak kelompok B, yang berada pada rentang usia antara 5-6 tahun. Pada tahun ajaran 2013-2014 yang memiliki jumlah 15 anak. Subjek yang diambil juga sama dengan jumlah populasi yang ada di dalam kelompok B. Untuk lebih rincinya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.1
Jumlah anak TK Anugerah Tahun Ajaran 2013-2014
Kelompok
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
B (usia 5-6 tahun) 8 7 15
B. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, karena penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan mutu, proses dan hasil pembelajaran di dalam kelas yang dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur atau siklus.
(11)
36
Menurut John Elliot, PTK adalah peristiwa sosial dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya yaitu: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan, 4) refleksi (John Elliot dalam Muslihuddin 2009:6). Di mana dalam proses tersebut mencakup kegiatan yang menimbulkan hubungan antara evaluasi diri dengan peningkatan profesional.
John Elliott mencoba menggambarkan secara lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan peneliti. Ide dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika dianggap perlu.
Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa siklus sampai kemampuan anak benar-benar meningkat. Masing-masing siklus dengan tahapan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil dari refleksi ini akan dijadikan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Berikut ini adalah bagan model PTK Menurut John Elliott.
(12)
37
Gambar 3.1
(Riset Aksi Model John Elliot) (Dikutip Oleh Muslihuddin, 2009)
Desain pelaksanaan PTK yang akan dilakukan sesuai di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Plan)
Perencanaan ini berisi mengenai dua hal yaitu refleksi awal dan perencanaan umum. Disusun berdasarkan masalah yang akan dipecahkan dan hipotesis tindakan yang akan diajukan. Perencanaan umum dikonsultasikan
Pelaksanaan
Siklus 1
Refleksi
Pelaksanaan
Siklus 2
Refleksi
Dan Siklus Seterusnya
Perencanaan Pengamatan
(13)
38
bersama guru kelas untuk mempertimbangkan apa yang hendak dilakukan oleh peneliti dalam pelaksanaan dengan tujuan agar tindakan dan solusi yang diberikan peneliti sesuai dengan permasalahan yang dialami anak.
Kegiatan dimulai dengan cara mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan kecerdasan visual-spasial, kemudian menyiapkan beberapa bahan dan alat yang akan digunakan dalam penelitian seperti RKH (Rencana Kegiatan Harian), alat melukis (kuas, bahan pewarna, kertas dan kain), format observasi, format penilaian, serta media lain yang digunakan dalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan tindakan (Act)
Dilakukan setelah persiapan selesai, pada tahap untuk melaksanakan tindakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiataan ini juga disertai dengan melakukan pengamatan secara sistematis, kritis, dan objektif dalam memantau pelaksanaan tindakan yang dilakukan, interprestasi serta diikuti dengan refleksi.
Dalam tahap ini dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dirancang sebelumnya. Peneliti melihat kemampuan guru pada saat melaksanakan pembelajaran kegiatan melukis dengan bahan pewarna, kegiatan anak juga diperhatikan untuk melihat bagaimana respon anak pada saat melaksanakan kegiatan melukis dan peningkatan kecerdasan visual-spasial pada anak.
3. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini dilakukan perekaman data meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilaksanakannya pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. Data-data tersebut berkaitan dengan kegiatan melukis dengan bahan pewarna untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial pada anak seperti yang telah direncanakan dan dipraktekan langsung.
Pengamatan ini dilakukan untuk melihat bagaimana hasil dari kegiatan melukis untuk meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak pada kelompok B di
(14)
39
TK Anugerah. Pengamatan ini dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai siklus yang diharapkan akan tercapai. Dari hasil observasi per siklus, peneliti juga melakukan penilaian terhadap hasil kemampuan anak. Lembar observasi diisi sesuai dengan hasil yang didapatkan oleh anak pada tindakan I dan II di setiap siklusnya.
4. Refleksi (Reflektive)
Pada tahap ini dilakukan refleksi dengan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Refleksi juga merupakan pengkajian tahap keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Setelah melihat hasil refleksi tersebut maka akan muncul permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang, pengamatan ulang, dan tindakan ulang. Hasil refleksi ini sangat penting untuk menentukan apakah kecerdasan visual-spasial ini sudah tercapai atau harus dilakukan pengulangan dengan melakukan tahapan selanjutnya.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang terjadi di TK Anugerah yaitu mengenai rendahnya kecerdasan visual-spasial yang dimiliki oleh anak. Serta kurangnya stimulasi yang diberikan sekolah untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial terhadap anak. Melihat kondisi di TK Anugerah tersebut peneliti berinisiatif untuk merencanakan dan memilih tindakan untuk meningkatkan kecerdasan di TK Anugerah. Peneliti berharap bisa mengembangkan pembelajaran yang sudah ada di TK Anugerah menjadi lebih baik lagi, sehingga kecerdasan visual-spasial anak akan lebih berkembang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK. Rosdy Ruslan (2003:24) dalam Setiawan mengungkapkan bahwa metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan
(15)
40
jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Karena, PTK merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
Menurut Hopkins (1992) dalam Sakidin, Basrowi, Suranto penelitian tindakan kelas disebut dengan classroom action research. Senada dengan Hopkins, menurut Wibawa dalam Tukiran, Irma, Nyata (2012:15) penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.
Menurut Wiriaatmadja (2006:13) dalam Tukiran, Irma, Nyata penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Jadi para guru dapat memperbaiki pembelajaran dengan gagasan yang baru, sehingga mereka dapat melihat secara nyata dari upaya yang dilakukannya.
PTK memiliki karakteristik khusus yang tidak ada pada penelitian lain. Sukidin, Basrowi, dan Suranto (2002: 22-23) menguraikan bahwa karakteristik PTK antara lain, (1) problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK adalah persoalan yang terjadi dalam praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru dan ada kalanya harus dilakukan secara kolaboratif dengan peneliti lain, (2) adanya tindakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.
Jadi tujuan utama PTK menurut Borg (1986) dalam Sukidin, Basrowi, Suranto (1992:37) adalah pengembangan keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelasanya sendiri dengan atau tanpa masukan khusus berupa berbagai program latihan yang lebih eksplisit.
(16)
41
D. Penjelasan Istilah
Adapun penjelasan istilah variabel di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kecerdasan visual-spasial
Menurut Gardner dalam Paul Suparno (2004:31) kecerdasan visual-spasial adalah kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat, seperti yang dimiliki oleh para pemburu, arsitek, navigator, dan dekorator. Dan termasuk di dalamnya adalah kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan itu. Memiliki kepekaan terhadap keseimbangan, relasi, warna, garis, bentuk, dan juga ruang. Abrdurarahman dalam Apriani (2007:56) menambahkan bahwa ada lima jenis kemampuan visual-spasial yaitu :
a. Hubungan Keruangan (spasial relation)
Menunujukkan persepsi tentang posisi berbagai objek dalam ruang. Dimensi fungsi visual ini mengimplikasikan persepsi tentang tempat suatu objek atau simbol (gambar, huruf, dan angka) dan hubungan ruangan yang menyatu dengan sekitarnya.
b. Diskriminasi Visual (visual discrimination)
Menunjukkan pada kemampuan membedakan suatu objek dari objek yang lain. Dalam tes kesiapan belajar misalnya anak diminta menemukan gambar kelinci yang bertelinga dua. Jika anak diminta untuk membedakan antara huruf m dan n, anak harus mengetahui jumlah bongkol tersebut c. Diskiminasi bentuk dan latar belakang (figure –ground discrimination)
Yaitu kemampuan membedakan suatu objek dari latar belakang yang mengelilinginya. Anak yang memeiliki kekurangan dalam bidang ini tidak dapat memusatkan perhatian pada suatu objek tersebut ikut mempengaruhi perhatiannya, akibatnya dari keadaan semacam itu anak menajadi terkecoh perhatiannya oleh berbagai rangsangan yang berada di sekitar objek yang harus diperhatikan.
(17)
42
d. Visual closure
Menunjuk pada kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu objek, meskipun objek tersebut tidak diperhatikan secara keseluruhan.
e. Mengenal objek (objek recognition)
Kemampuan mengenal sifat berbagai objek pada saat mereka memandang. Pengenalan tersebut mencakup berbagai bentuk geometri, hewan, huruf, angka, kata dan sebagainya.
2. Melukis Dengan Bahan Pewarna
Melukis adalah sesuatu usaha untuk mencurahkan, menuangkan, mengungkapkan segala perasaan, imajinasi, ide atau gagasan yang kemudian dituangkan kedalam sebuah goresan-goresan dalam suatu media. (Sugiyanto (2006) dalam Astri Megantari)
Bahan pewarna secara sederhana didefinisikan sebagai suatu benda berwarna yang memiliki afinitas kimia terhadap benda yang di warnainya. Bahan pewarna pada umumnya memiliki bentuk cair dan larut dalam air pada berbagai situasi proses pewarnaan menggunakan mordant untuk meningkatkan kemampuan menempel bahan pewarna (Wikipedia 2013).
(18)
43
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen penelitian kecerdasan visual-spasial
Variabel Dimensi Indikator Item
A. Kecerdasan Visual-Spasial
1. Kemampuan untuk mengamati
hubungan posisi objek dalam ruang
(spasial relation)
a. Anak mampu mengimplikasikan persepsi tentang tempat suatu objek atau symbol (gambar, bentuk, dan warna)
1. Anak dapat menyebutkan gambar-gambar yang berada di dalam kelas (seperti : gambar gajah)
2. Anak dapat menyebutkan kembali bentuk benda yang berada di dalam kelas (seperti : meja berbentuk persegi panjang)
3. Anak dapat menyebutkan warna-warna yang ada di dalam ruang kelas dengan benar (seperti : kursi
berwarna kuning) b. Anak mampu mengimplikasikan
persepsi hubungan keruangan yang menyatu dengan sekitarnya
4. Anak mampu bereksperimen mencampurkan warna-warna untuk mewarnai objek lukisan dengan bahan pewarna
5. Anak dapat melukis secara sederhana sesuai dengan apa yang dia lihat disekitarnya
(19)
44
2. Kemampuan mengenal sifat berbagai objek pada saat mereka
memandang (object recognition)
a. Anak mampu menyebutkan nama onjek yang dilihat
6. Anak dapat menyebutkan nama objek pada saat anak melihatnya (seperti: meja, kursi, lemari dsb.)
b. Anak dapat menyebutkan ciri-ciri objek 7. Anak dapat menyebutkan ciri-ciri objek yang telah dilihatnya (seperti: sapi badannya besar, memiliki ekor) c. Anak dapat menyebutkan sifat berbagai
objek
8. Anak dapat menyebutkan sifat objek yang telah dilihatnya (seperti: sapi binatang yang jinak )
3. Kemampuan membedakan suatu objek dari objek yang lainnya (Diskriminasi Visual)
a. Anak mampu menemukan objek yang berbeda dari objek yang lainnya
9. Anak dapat menemukan perbedaan dari gambar binatang dengan gambar binatang lainnya ( seperti : seperti gambar kelinci dan gambar kucing) 10. Anak dapat menemukan warna
berbeda dari sederatan warna yang sama (seperti : kartu berwarna biru dari sederetan kartu yang berwarna hijau)
b. Anak mampu memasangkan dua buah benda yang sama (berpasangan)
11.Anak mampu menemukan dua buah benda yang sama / berpasangan diantara banyak benda (seperti : spidol dengan spidol)
12.Anak mampu menghubungkan gambar dengan bentuk yang sama (seperti : gambar bola dengan bentuk lingkaran)
4. Kemampuan mengingat dan
a. Anak mampu mengingat suatu objek 13.Anak mampu mengingat sebuah gambar (seperti : susunan
(20)
45
mengidentifikasi suatu objek meskipun objek tersebut tidak diperlihatkan secara keseluruhan/ (Visual Closure)
perkembang biakan hewan)
14.Anak mampu menyebutkan kembali urutan gambar (seperti : urutan perkembang biakan kupu-kupu) b. Anak mampu mengidentifikasi suatu
objek
15.Anak mampu menebak gambar secara utuh walaupun sebagian gambarnya tertutupi
16.Anak mampu menyelesaikan bagian gambar yang tidak utuh (seperti: gambar ikan yang belum memiliki ekor)
5. Kemampuan membedakan suatu objek dari latar belakang yang mengelilinginya (figure-ground discrimination)
a. Anak mampu memusatkan perhatian pada suatu objek
17. Anak mampu menciptakan lukisan yang berbeda dengan tidak meniru lukisan anak yang lain
18. Anak mampu melukis dengan ide dan imajinasinya sendiri
b.Anak mampu memperhatikan objek yang ada di sekelilingnya
19. Anak mampu membuat objek lukisan secara beragam
20. Anak mampu melukis objek dengan banyak variasi warna
(21)
46
B. Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna
Perencanaan Pembelajaran 1.Rencana tujuan pembelajaran
2.Rencana materi pembelajaran 3.Rencana metode pembelajaran 4.Rencana media sumber belajar 5.Rencana alat evaluasi
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran (aktivitas guru)
Kegiataan pembukaan yang terdiri dari : Guru mengkondisikan anak pada saat kegiatan pembelajaran
1.Guru melakukan apersepsi melalui
bercakap-cakap dan tanya jawab sesuai dengan tema pembelajaran
2.Guru menyajikan tema pembelajaran 3.Guru mempersiapkan kegiatan melukis dengan bahan pewarna yang digunakan dalam pembelajaran
4.Guru menjelaskan alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan melukis
5.Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya tentang kegiatan melukis Kegiatan Inti yang terdiri dari:
1. Guru melibatkan setiap anak dalam kegiatan melukis dengan bahan pewarna
2. Guru melakukan pendekatan kepada anak ketika kegiatan pembelajaran berlangsung 3. Guru melakukan pengamatan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung
4. Guru melakukan penilaian ketika proses pembelajaran
(22)
47
Sumber : diadaptasi dari Apriany (2007) dan kurikulum 2004 disesuaikan dengan kegiatan penelitian
Kegiatan penutup yang terdiri dari :
1. Melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang sudah dilakukan
2. Memberikan kesempatan pada anak untuk menceritakan kembali kegiatan yang sudah dilakukan
(23)
48
F. Teknik Pengumpulan Data
Berikut ini beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai informasi atau data tentang perkembangan dan permasalahan anak (Uyu Wahyudin, Mubiar Agustin 2010:59) Melalui pengamatan ini, guru dapat mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada anak dalam satu waktu tertentu. Observasi dilakukan hanya dengan mengamati berbagai perilaku atau perubahan yang ditunjukkan anak selama kurun waktu tertentu. Jadi teknik observasi dilakukan hanya dengan cara mengamati dan tidak melakuan percakapan (wawancara) dengan anak yang sedang diamati.
Teknik observasi memberikan kesempatan kepada guru untuk mengetahui berbagai masalah yang dihadapi anak berdasarkan tingkah laku yang ditunjukkan anak. Agar observasi yang dilakukan terarah, maka guru dapat membuat dan menggunakan pedoman observasi.
Tabel 3.3 Pedoman Observasi
No. Item Mutu
B C K
1. Anak dapat menyebutkan gambar-gambar yang berada di dalam kelas (seperti : gambar gajah)
2. Anak dapat menyebutkan kembali bentuk benda yang berada di dalam kelas (seperti : meja berbentuk persegi panjang)
3. Anak dapat menyebutkan warna-warna yang ada di dalam ruang kelas dengan benar (seperti : kursi berwarna kuning)
4. Anak mampu bereksperimen mencampurkan warna-warna untuk mewarna-warnai objek lukisan dengan bahan pewarna
5. Anak dapat melukis secara sederhana sesuai dengan apa yang dia lihat disekitarnya
6. Anak dapat menyebutkan nama objek pada saat anak melihatnya (seperti: meja, kursi, lemari dsb.)
(24)
49
7. Anak dapat menyebutkan ciri-ciri objek yang telah dilihatnya (seperti: sapi badannya besar, memiliki ekor)
8. Anak dapat menyebutkan sifat objek yang telah dilihatnya (seperti: sapi binatang yang jinak ) 9. Anak dapat menemukan perbedaan dari gambar
binatang dengan gambar binatang lainnya ( seperti : seperti gambar kelinci dan gambar kucing)
10. Anak dapat menemukan warna berbeda dari
sederatan warna yang sama (seperti : kartu berwarna biru dari sederetan kartu yang berwarna hijau) 11. Anak mampu menemukan dua buah benda yang
sama / berpasangan diantara banyak benda (seperti : spidol dengan spidol)
12. Anak mampu menghubungkan gambar dengan bentuk yang sama (seperti : gambar bola dengan bentuk lingkaran)
13. Anak mampu mengingat sebuah gambar (seperti : susunan perkembang biakan hewan)
14. Anak mampu menyebutkan kembali urutan gambar (seperti : urutan perkembang biakan kupu-kupu) 15. Anak mampu menebak gambar secara utuh walaupun
sebagian gambarnya tertutupi
16. Anak mampu menyelesaikan bagian gambar yang tidak utuh (seperti: gambar ikan yang belum memiliki ekor)
17. Anak mampu menciptakan lukisan yang berbeda dengan tidak meniru lukisan anak yang lain
18. Anak mampu melukis dengan ide dan imajinasinya sendiri
19. Anak mampu membuat objek lukisan secara beragam 20. Anak mampu melukis objek dengan banyak variasi
warna
Keterangan : B: Baik (mampu melakukan sendiri)
C: Cukup (mampu melakukan sendiri dengan bantuan guru) K: Kurang (tidak mampu melakukan sendiri dan harus dibantu)
(25)
50
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan percakapan langsung, baik dengan anaka maupun orangtua. Dengan wawancara, guru dapat lebih jauh menggali kondisi objektif anak
Adapun format wawancara sebelum dan sesudah tindakan sebagai berikut: a. Format wawancara sebelum tindakan
Tabel 3.4
Format wawancara sebelum tindakan
No Variabel Sub Variabel Pertanyaan
1. Meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak melalui kegiatan melukis menggunakan bahan pewarna
Menurut Ibu apa yang dimaksud dengan
kecerdasan visual-spasial? Apakah ada indikator yang dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial di dalam kurikulum yang digunakan?
Menurut ibu kegiatan pembelajaran apa yang dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial pada anak?
Menurut ibu apakah yang dimaksud dengan kegiatan melukis dengan bahan pewarna?
Menurut ibu apakah kegiatan melukis dengan bahan pewarna dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial?
(26)
51
Strategi Strategi apa yang ibu gunakan untuk
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak dalam kegiatan pembelajaran? Apakah anak merasa senang dengan strategi yang digunakan selama ini?
Apakah tujuan
pembelajaran tercapai, dengan menggunakan strategi yang digunakan selama ini?
Tabel 3.5
Format wawancara setelah tindakan
No. Variabel Sub Variabel Pertanyaan
1. Meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak melalui kegiatan melukis dengan bahan pewarna Tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media realia Pernahkah ibu memberikan pembelajaran melukis dengan bahan pewarna?
Bagaimana tanggapan ibu terhadap kegiatan melukis menggunakan bahan pewarna untuk
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak yang baru dilakukan?
Menurut ibu adakah kendala-kendala yang ibu hadapi dalam
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak melalui kegiatan melukis dengan bahan pewarna yang baru saja dilakukan?
(27)
52
Menurut ibu adakah keunggulan dan
kelemahan dari kegiatan melukis dengan bahan pewarna yang baru saja di lakukan?
Saran terhadap kegiatan
melukis dengan bahan pewarna
Bagaimana saran ibu terhadap meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak melalui kegiatan melukis dengan bahan pewarna?
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan tentang sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
d. Catatan Lapangan
Yang dimaksud Catatan lapangan dalam penelitian adalah bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai tentang proses apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian, ditulis secara deskriptif dan reflektif. Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK.
(28)
53
G. Teknik Analisis Data
Menurut Taylor, (1975:79) dalam Erna Febru mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis / ide seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Dari penelitian tersebut, kemudian dipaparkan lebih sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa data dan akhirnya ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat, padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
(29)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ‘’Meningkatkan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna’’ di kelompok B TK Anugerah Saluyu Selatan RT 04/14 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecerdasan visual-spasial di TK Anugerah ini masih kurang terstimulasi dengan baik sebelum menggunakan kegiatan melukis dengan bahan pewarna, hal ini terlihat dari hasil observasi, yaitu pada saat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tersebut. Dimana kegiatan pembelajarannya hanya membaca, menulis dan berhitung saja. sedangkan kecerdasan yang lainnya tidak di stimulasi dengan baik. Sehingga anak kurang paham tentang garis, warna, ruang dan bentuk.
2. Implementasi kegiatan melukis dalam mengembangkan kecerdasan visual-spasial dilaksanakan melalui dua teknik, yaitu finger painting dan fabric painting. Kegiatan melukis menggunakan dua teknik tersebut, agar anak tidak bosan dengan kegiatan melukis ini. Sehingga, anak tertarik dengan kegiatan tersebut.
3. Peningkatan kecerdasan visual-spasial anak ini ditunjukkan dengan hasil observasi yang meningkat di setiap siklusnya. Walaupun, pada awalnya anak terlihat masih kebingungan dengan apa yang akan anak lukis yang hasilnya hanya 12%. Namun, setelah diberikan tindakan terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap hasil pembelajaran. Dimana sebelumnya persentase anak yang memperoleh nilai baik (B) sebanyak 12% dan meningkat menjadi 54%. Sebaliknya persentase
(30)
125
perolehan dengan kriteria cukup (C) sebelumnya sebanyak 38% menjadi 42%. Begitu pula dengan presentase pada kriteria kurang (K) perolehan sebelumnya sebanyak 50% dan menurun menjadi 4%. Berdasarkan penjabaran diatas dengan adanya kemajuan dari pra siklus dan pasca siklus, dapat disimpulkan bahwa kegiatan melukis dengan bahan pewarna dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi dan bagi pihak-pihak terkait antara lain :
1. Bagi anak
a. Kecerdasan visual-spasial dapat distimulasi sejak dini, walaupun anak tidak memiliki kecerdasan visual-spasial tersebut. Akan tetapi, jika diberikan stimulasi dengan baik sejak dini, kecerdasan tersebut akan muncul.
b. Melalui melukis, ide, pola pikir dan daya imajinasi anak akan berkembang dengan baik. Melukis juga dapat menjadi sarana dalam mencurahkan perasaan yang sedang dialami oleh anak.
c. Kecerdasan visual-spasial ini mempunyai lokasi di otak bagian belakang hemisfer kanan. Maka, jika kecerdasan ini diasah sedini mungkin otak kanan dan otak kiri anak berfungsi dengan baik dan memiliki keseimbangan.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan kegiatan melukis ini untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial anak dengan teknik yang lebih bervariasi lagi.
b. Guru dapat mencari pembelajaran yang lebih bervariasi dan kreatif, untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial anak. Agar
(31)
126
membuat anak lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan yang diberikan oleh guru.
3. Bagi Sekolah
a. Menyediakan Alat dan media sumber belajar yang lebih menarik, agar kecerdasan visual-spasial anak dapat terfasilitasi dengan baik.
b. Memberikan kegiatan-kegiatan yang dapat menstimulasi kecerdasan visual-spasial lebih kreatif dan menyenangkan bagi anak. Sehingga anak merasa senang untuk belajar, karena tidak adanya rasa terpaksa untuk belajar.
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Hasil penelitian ini diaharapkan dapat menjadi perbandingan untuk melakukan penelitian lanjutan atau menjadi landasan baik untuk perkembangan kecerdasan visual-spasial maupun dalam kegiatan melukis.
b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menemukan kegiatan yang lebih baik dan lebih kreatif untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial anak.
(1)
Strategi Strategi apa yang ibu gunakan untuk
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak dalam kegiatan pembelajaran? Apakah anak merasa senang dengan strategi yang digunakan selama ini?
Apakah tujuan
pembelajaran tercapai, dengan menggunakan strategi yang digunakan selama ini?
Tabel 3.5
Format wawancara setelah tindakan
No. Variabel Sub Variabel Pertanyaan
1. Meningkatkan
kecerdasan visual-spasial anak melalui kegiatan melukis dengan bahan pewarna Tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran dengan penggunaan media realia Pernahkah ibu memberikan pembelajaran melukis dengan bahan pewarna?
Bagaimana tanggapan ibu terhadap kegiatan melukis menggunakan bahan pewarna untuk
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak yang baru dilakukan?
Menurut ibu adakah kendala-kendala yang ibu hadapi dalam
meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak melalui kegiatan melukis dengan bahan pewarna yang baru saja dilakukan?
(2)
Menurut ibu adakah keunggulan dan
kelemahan dari kegiatan melukis dengan bahan pewarna yang baru saja di lakukan?
Saran terhadap kegiatan
melukis dengan bahan pewarna
Bagaimana saran ibu terhadap meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak melalui kegiatan melukis dengan bahan pewarna?
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan tentang sejumlah dokumen, namun yang dilaporkan adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.
d. Catatan Lapangan
Yang dimaksud Catatan lapangan dalam penelitian adalah bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai tentang proses apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian, ditulis secara deskriptif dan reflektif. Catatan lapangan ini dibuat oleh peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau objek penelitian tindakan kelas. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa dan beberapa aspek lainnya dapat dicatat sebagai catatan lapangan dan akan digunakan sebagai sumber data PTK.
(3)
G. Teknik Analisis Data
Menurut Taylor, (1975:79) dalam Erna Febru mendefinisikan analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis / ide seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Dari penelitian tersebut, kemudian dipaparkan lebih sederhana menjadi paparan yang berurutan berupa data dan akhirnya ditarik kesimpulan dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat, padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
(4)
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ‘’Meningkatkan Kecerdasan Visual-Spasial Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Melukis Dengan Bahan Pewarna’’ di kelompok B TK Anugerah Saluyu Selatan RT 04/14 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecerdasan visual-spasial di TK Anugerah ini masih kurang
terstimulasi dengan baik sebelum menggunakan kegiatan melukis dengan bahan pewarna, hal ini terlihat dari hasil observasi, yaitu pada saat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru tersebut. Dimana kegiatan pembelajarannya hanya membaca, menulis dan berhitung saja. sedangkan kecerdasan yang lainnya tidak di stimulasi dengan baik. Sehingga anak kurang paham tentang garis, warna, ruang dan bentuk.
2. Implementasi kegiatan melukis dalam mengembangkan kecerdasan
visual-spasial dilaksanakan melalui dua teknik, yaitu finger painting dan fabric painting. Kegiatan melukis menggunakan dua teknik tersebut, agar anak tidak bosan dengan kegiatan melukis ini. Sehingga, anak tertarik dengan kegiatan tersebut.
3. Peningkatan kecerdasan visual-spasial anak ini ditunjukkan dengan hasil observasi yang meningkat di setiap siklusnya. Walaupun, pada awalnya anak terlihat masih kebingungan dengan apa yang akan anak lukis yang hasilnya hanya 12%. Namun, setelah diberikan tindakan terjadi peningkatan yang cukup signifikan terhadap hasil pembelajaran. Dimana sebelumnya persentase anak yang memperoleh nilai baik (B) sebanyak 12% dan meningkat menjadi 54%. Sebaliknya persentase
(5)
perolehan dengan kriteria cukup (C) sebelumnya sebanyak 38% menjadi 42%. Begitu pula dengan presentase pada kriteria kurang (K) perolehan sebelumnya sebanyak 50% dan menurun menjadi 4%. Berdasarkan penjabaran diatas dengan adanya kemajuan dari pra siklus dan pasca siklus, dapat disimpulkan bahwa kegiatan melukis dengan bahan pewarna dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi dan bagi pihak-pihak terkait antara lain :
1. Bagi anak
a. Kecerdasan visual-spasial dapat distimulasi sejak dini, walaupun anak tidak memiliki kecerdasan visual-spasial tersebut. Akan tetapi, jika diberikan stimulasi dengan baik sejak dini, kecerdasan tersebut akan muncul.
b. Melalui melukis, ide, pola pikir dan daya imajinasi anak akan berkembang dengan baik. Melukis juga dapat menjadi sarana dalam mencurahkan perasaan yang sedang dialami oleh anak.
c. Kecerdasan visual-spasial ini mempunyai lokasi di otak bagian belakang hemisfer kanan. Maka, jika kecerdasan ini diasah sedini mungkin otak kanan dan otak kiri anak berfungsi dengan baik dan memiliki keseimbangan.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan kegiatan melukis ini untuk
mengembangkan kecerdasan visual-spasial anak dengan teknik yang lebih bervariasi lagi.
b. Guru dapat mencari pembelajaran yang lebih bervariasi dan kreatif, untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial anak. Agar
(6)
membuat anak lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan yang diberikan oleh guru.
3. Bagi Sekolah
a. Menyediakan Alat dan media sumber belajar yang lebih menarik,
agar kecerdasan visual-spasial anak dapat terfasilitasi dengan baik.
b. Memberikan kegiatan-kegiatan yang dapat menstimulasi
kecerdasan visual-spasial lebih kreatif dan menyenangkan bagi anak. Sehingga anak merasa senang untuk belajar, karena tidak adanya rasa terpaksa untuk belajar.
4. Bagi peneliti selanjutnya
a. Hasil penelitian ini diaharapkan dapat menjadi perbandingan untuk melakukan penelitian lanjutan atau menjadi landasan baik untuk perkembangan kecerdasan visual-spasial maupun dalam kegiatan melukis.
b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menemukan kegiatan yang
lebih baik dan lebih kreatif untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial anak.