MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK :Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B Raudatul Athfal Nurul Iman - Ajo Karawang Tahun Pelajaran 2013-2014:.

(1)

Tahun Pelajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru

Pendidikan Anak Usia Dini

YENI 1106942

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh Yeni NIM. 1106942

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu

Pendidikan

©Yeni 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK

(Penelitian Tindakan kelas pada anak kelompok B Raudatul Athfal Nurul Iman -

Ajo Karawang Tahun Ajaran 2013-2014)

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing I,

Dr. H. Mubiar Agustin, M.Pd. NIP. 19770828 200312 1 002

Pembimbing II,

dr. Nur Faizah Romadhona, M.Kes NIP. 19701129 200312 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Ocih Setiasih, M. Pd. NIP. 19600707 198601 2 001


(4)

NIM : 1106942

Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Menyetujui Penguji I

Heny Djoehaeni, S.Pd, M.Si NIP: 197007241998022001

Penguji II

Ali Nugraha NIP : Penguji III

Euis NIP : Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd NIP. 19600707 198601 2001


(5)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK

Oleh : Yeni 1106942

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya kemampuan motorik halus anak kelompok B di RA Nurul Iman. Ditemukan permasalahan yaitu banyaknya anak kelompok B yang belum mampu melipat kertas dan masih ada beberapa anak yang masih kesulitan dalam mengancingkan baju. Rumusan masalah dalam penelitian ini: (1) Bagaimana kondisi awal kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman sebelum penerapan kegiatan memasak? (2) Bagaimana penerapan kegiatan memasak yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman? (3) Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus siswa kelompok B setelah penerapan kegiatan memasak di RA Nurul Iman?. Tujuan secara umum penelitian ini yaitu untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan kegiatan memasak dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah anak kelompok B RA Nurul Iman sebanyak 19 anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak meningkat setelah diberikan tindakan dalam setiap siklusnya. Anak dapat melipat kertas dan mengancingkan baju dengan baik. Rekomendasi bagi guru dan peneliti selanjutnya dapat menerapkan kegiatan memasak untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak, karena menarik dan menyenangkan dan memberikan kesan yang impresif (mendalam) bagi anak.


(6)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci : Kemampuan Motorik Halus, Anak Taman Kanak-Kanak, Memasak

ABSTRACT

FINE MOTOR SKILLS IMPROVE CHILDREN KINDERGARTEN ACTIVITY THROUGH COOKING

By: Yeni 1106942

This research is motivated still lack the fine motor skills of children in group B in RA Nurul Iman. Found the problem which is the number of children in group B who have not been able to fold up the paper and there are still some children who are still difficulties in buttoning clothes. Formulation of the problem in this study: (1) How the initial conditions fine motor skills of students in the group B at RA Nurul Iman before implementation cooking? (2) How does the application of cooking activities that can improve fine motor skills of students in the group B at RA Nurul Iman? (3) How does an increase in the fine motor skills of students in group B after application of cooking activity in RA Nurul Iman?. The overall aim of this study is to obtain an overview of the application of the cooking in improving fine motor skills of children. The method used in this study is action research method that consists of planning, action, observation, reflection. That is the subject of this study is the son of RA Nurul Iman in group B were 19 children. Data collection techniques in this study is through observation, interview and documentation. The results showed that children's fine motor skills increased after the given action in each cycle. Children can fold paper and fasten clothes well. Recommendations for teachers and researchers can further apply cooking


(7)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

activities to stimulate children's fine motor skills, as exciting and fun and gives the impression that impressive (deep) for children.


(8)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH……….………. iv

DAFTAR ISI………...…... v

DAFTAR TABEL………...………... vi

DAFTAR DIAGRAM………... vii

DAFTAR GAMBAR……….... viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah……….... 6

C. Tujuan Penelitian……….. 7

D. Manfaat Penelitian……….... 7

E. Struktur Organisasi………... 8

BAB II KAJIAN TEORI...……….... 9

A. Konsep Perkembangan Motorik …………... 9

1. Definisi Perkembangan Motorik... 9

2. Aspek Perkembangan Fisik Motorik... 9

B. Kemampuan Motorik Halus...……... 10

1. Definisi Kemampuan Motorik Halus... 10

2. Karakteristik Kemampuan Motorik Halus... 11

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus... 13

4. Fungsi Kemampuan Motorik Halus... 14

5. Tahapan Kemampuan Motorik Halus... 16

6. Ruang Lingkup Pengembangan Kemampuan Motorik Halus... 18


(9)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Prinsip Dalam Pengembangan Motorik Halus... 20

C. Memasak... 21

1. Definisi Memasak... 21

2. Pengaruh Memasak Pada Daerah-Daerah Perkembangan... 22

3. Manfaat Kegiatan Memasak... 23

D. Penelitian Terdahulu... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 27

A. Lokasi dan Sampel Penelitian... 27

B. Desain Penelitian... 27

C. Metode Penelitian... 30

D. Penjelasan Istilah... 33

1. Konsep Motorik Halus Anak Usia Dini... 33

2. Kegiatan Memasak... 33

E. Instrumen Penelitian... 34

F. Proses Pengembangan Instrumen... 40

G. Teknik Pengumpulan Data... 41

H. Analisis Data... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 45

A. Hasil Penelitian... 45

1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Diterapkannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang ... 45

2. Penerapan Kegiatan Memasak Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak di RA Nurul Iman Karawang... 48

3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Setelah Digunakannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang... 111


(10)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Siklus II... 114

c. Data Kemampuan Motorik Halus Kelompok B pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II... 117

B. Pembahasan... 118

1. Kondisi Awal Kemampuan Motorik Halus Anak Sebelum Digunakannya Kegiatan Memasak Di RA Nurul Iman Karawang... . 118

2. Penerapan Kegiatan Memasak Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Di RA Nurul Iman Karawang... 123

3. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Di RA Nurul Iman Setelah Digunakannya Kegiatan Memasak... 125

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI... ... 129

A. Kesimpulan... 129

B. Rekomendasi... 131

DAFTAR PUSTAKA... 132

LAMPIRAN... 136 RIWAYAT HIDUP


(11)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut” (pasal 1, butir 14). Selain itu, disebutkan dalam pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal, yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.

Aqib (2011, hlm. 13) menyatakan pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal pikir, emosional dan sosial yang tepat dan benar agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Pendidikan yang diberikan pada anak usia dini dalam hal ini anak Taman Kanak-Kanak (TK) berupa permainan-permainan yang merangsang tumbuh kembang anak. Hal tersebut dimaksudkan sebagai upaya


(12)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menstimulus pertumbuhan dan perkembangan anak melalui beberapa aspek perkembangan diantaranya fisik motorik, kognitif, sosial emosional, spiritual, bahasa dan seni (Depdiknas, 2004, hlm. 1)

Salah satu pengembangan kemampuan dasar anak yang perlu dikembangkan adalah kemampuan fisik motorik. Pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerak tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang sehat, kuat dan trampil (Depdiknas, 2005, hlm. 7).

Anak-anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan motorik, koordinasi otot-otot dan kecepatan jasmaniahnya menunjukkan kemajuan yang mencolok. Pertumbuhan keterampilan motorik baik motorik kasar ataupun motorik halus pada anak, tidak akan berkembang melalui kematangan begitu saja, melainkan keterampilan itu harus dipelajari (Depdiknas, 2007, hlm. 7).

Hurlock (dalam Tatik, 2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa motorik halus adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Bentuk-bentuk gerak ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai variasi yang mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi warna, menggunting, meronce, menganyam, dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini ditujukan sebagai keterampilan koordinasi mata dan tangan.

Perkembangan motorik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mencakup kesiapan belajar, kesempatan berpraktik, model yang baik, bimbingan dan motivasi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan (Dewi,


(13)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2012) bahwa ada 5 faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak yaitu kematangan, urutan, latihan, motivasi, dan pengalaman.

Syaodih (tt, hlm. 11) mengungkapkan bahwa kemampuan motorik anak sangatlah penting untuk ditingkatkan karena berbagai kemampuan yang dimiliki anak dalam menggunakan otot-otot fisiknya baik otot halus maupun otot kasar dapat menimbulkan rasa percaya diri pada anak bahwa anak mampu menguasai keterampilan-keterampilan motorik. Keterampilan motorik yang berbeda memainkan peran yang berbeda dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak. Karena keterampilan motorik ini memiliki dua fungsi

pertama, membantu anak untuk memperoleh kemandiriannya, kedua, untuk

membantu mendapatkan penerimaan sosialnya. Berbagai keterampilan motorik selayaknya dikuasai anak pada masa kanak-kanak, karena pada diri anak akan terbentuk rasa percaya diri, memiliki sifat mandiri dan mendapatkan penerimaan dari teman-teman sebayanya. Sementara menurut Sujiono (dalam Nuraida, 2012, hlm. 2) seorang anak yang mempunyai kemampuan motorik halus yang baik akan mempunyai rasa percaya diri yang besar. Sedangkan menurut Dewi (2012) kemampuan motorik anak berkaitan erat dengan self-image anak atau rasa percaya diri. Peranan kemampuan motorik pada anak berpengaruh terhadap dorongan anak yang dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan komputer, memainkan alat elektorik atau mainan lainnya.

Yudha dan Rudyanto (2005, hlm. 118) mengemukakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menyusun balok, memasukkan kelereng dan lain sebagainya.

Anak yang kemampuan motorik halusnya kurang akan mengalami hambatan dalam kesiapan memasuki sekolah formal yaitu pendidikan


(14)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Dasar dimana pada Sekolah Dasar anak dituntut untuk bisa menulis. Kurangnya kemampuan motorik halus ini juga dapat berdampak terhadap kurangnya kemandirian anak sebagaimana dengan pernytaan yang diungkapkan Aryanti dkk. (2006, hlm. 20) bahwa kemampuan motorik halus sangat diperlukan sebagai dasar menulis dan aktivitas bantu diri seperti makan, minum, mengancingkan baju, memakai kaus kaki dan sebagainya.

Syaodih (tt, hlm. 11) mengungkapkan bahwa bila anak tidak mampu menguasai keterampilan motorik halus, anak cenderung akan merasa putus asa, tidak percaya diri, merasa diri tidak bisa melakukan apa-apa yang pada akhirnya dapat terbentuk penyesuaian sosial dan pribadi yang buru.

Observasi awal mengenai kemampuan motorik halus anak yang peneliti lakukan di RA Nurul Iman-Ajo tempat peneliti mengajar khususnya kelompok B masih banyak anak yang menunjukkan kemampuan motorik halusnya belum berkembang sesuai harapan. Kemampuan mereka dalam menggunting menurut garis atau pola masih belum bisa rapi, melipat kertas masih banyak anak yang mengeluh tidak bisa, begitu pula dengan kemampuan anak dalam membuat coretan sederhana dan memegang pensil dengan baik masih ada anak yang kaku dan tangan masih kencang/keras saat memagang pensil, dalam kegiatan menjahit masih ada anak yang belum bisa memasukkan benang ke dalam lubang kertas untuk dijahit sehingga masih perlu banyak bantuan guru dalam pengerjaannya, begitu pula dengan kegiatan mengancingkan baju masih ada yang belum bisa memasukkan kancing ke dalam lubangnyan bahkan ada anak yang kedua tangannya semua jari hanya memegang kancingnya saja kemudian berpindah memegang lubangnya saja. Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan dengan guru kelas, rendahnya kemampuan motorik halus yang dimiliki anak disebabkan karena kurangnya latihan, motivasi dan pengalaman anak dalam kegiatan pembelajaran motorik halus. Latihan motorik halus yang sudah diterapkan


(15)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada anak selama ini hanya melalui kegiatan menulis yang dilakukan hampir setiap hari, motivasi dari luar anak seperti memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik halus dalam penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak masih kurang, serta kurangnya pemberian pengalaman secara langsung seperti mengajak anak untuk membentuk dengan playdough/adonan tepung, meremas dan merobek kertas, mengupas buah, dan lain sebagainya dimana kegiatan dikemas sebaik mungkin sehingga dapat membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira.

Dari keadaan yang ditemui, peneliti ingin mengadakan suatu perubahan kegiatan pembelajaran meningkatkan kemampuan motorik halus yang lebih menyenangkan melalui pengalaman langsung dengan mengajak anak melakukan kegiatan memasak.

Amidjaja (dalam Novitasari: 2007) mengungkapkan bahwa kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran yang sangat berarti bagi anak berupa pengalaman langsung.

Memasak adalah kegiatan menyiapkan makanan untuk dimakan dengan cara memanaskan pada bahan makanan agar bahan makanan tersebut bisa dikonsumsi(Wikipedia, 2014).

Nuriah (dalam Priyanty, 2011, hlm. 22) menyatakan ada dua definisi umum mengenai memasak, pertama memasak adalah sebagai kegiatan pengolahan dari perpaduan bahan-bahan mentah menjadi makanan matang dan proses kegiatan memasaknya dengan menggunakan api atau pemanas lainnya, sedangkan definisi kedua adalah memasak diartikan sebagai pengolahan bahan mentah menjadi bahan makanan segar mentah dan proses kegiatan memasaknya tanpa menggunakan api atau pemanas lainnya.


(16)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diberikan kepada anak akan memberikan manfaat pada bebarapa daerah perkembangan, yaitu meningkatkan kecerdasan berbahasa, kecerdasan logis matematis, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan visual. Menurut Amidjaja (dalam Novitasari, 2007) memasak merupakan hal penting karena memberikan kesempatan bagi anak untuk berkonsentrasi, untuk melatih konsep-konsep matematika, untuk berkarya, untuk bereksperimen dan untuk mengembangkan kemampuan sosial anak, sehingga tidak usah khawatir jika kegiatan memasak diperkenalkan kepada anak sejak dini karena selain sebagai kegiatan pembelajaran anak. Memasak juga mempunyai beberapa manfaat yaitu: (a) memasak dapat meningkatkan kreativitas, ketangkasan dan kemampuan kerjasama anak, (b) rasa percaya diri anak meningkat, (c) mempererat hubungan orang tua-anak, guru-anak, anak dengan teman-temannya, (d) anak akan lebih menghargai makanan, (e) menambah pengetahuan anak, (f) mengenal bahan mentah yang langsung dapat dimakan ataupun bahan mentah yang harus diolah atau dimasak terlebih dahulu, (g) mengamati proses pengolahan makanan dari bahan mentah menjadi matang, (h) memperoleh kosa kata baru yang didapatnya selama proses masak berlangsung misalnya mendidih, menguap, berembun dan lainnya, (i) melatih keterampilan motorik yang digunakam pada saat memasak misalnya memeras santan, mengoles mentega, mengupas buah dan sebagainya, dan (j) mengenal konsep pengukuran volume, panjang, waktu, suhu dan lainnya (Amidjaja dalam Novitasari, 2007). Begitu pula dengan yang diungkapkan dalam Forum Kompas (2013) bahwa manfaat dari kegiatan memasak yang bisa didapat oleh anak usia dini adalah membangun kedekatan, menyalurkan kreativitas, melatih motorik, melatih konsentrasi dan daya ingat, serta memperkaya wawasan anak.


(17)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa kegiatan memasak dapat meningkatan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan. Begitu pula dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Damayanti bahwa melalui penerapan kegiatan memasak dapat meningkatkan kemandirian anak kelompok A.

Berdasarkan paparan di atas, alasan peneliti memfokuskan penelitian ini pada kajian “MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI KEGIATAN MEMASAK ”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman Karawang sebelum penerapan kegiatan memasak?

2. Bagaimana penerapan kegiatan memasak yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman Karawang?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan motorik halus siswa kelompok B setelah penerapan kegiatan memasak di RA Nurul Iman Karawang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi awal kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman Karawang sebelum diterapkan kegiatan memasak.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan kegiatan memasak yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus siswa kelompok B di RA Nurul Iman Karawang.


(18)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok B di RA Nurul Iman Karawang setelah diterapkannya kegiatan memasak.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait antara lain:

1. Bagi anak

Anak dapat mengikuti kegiatan pembelajaran motorik halus dengan pengalaman yang menyenangkan melalui kegiatan memasak yang mana kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran secara langsung mulai dari proses awal sampai dengan selesai.

2. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru guna perbaikan dalam pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta dapat dilakukan pengkajian lebih lanjut melalui kegiatan memasak di taman kanak-kanak.

3. Bagi sekolah/lembaga

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dan masukan yang baik guna meningkatkan program kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini khususnya meningkatkan kemampuan motorik halus siswa.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam struktur organisasi skripsi diuraikan antara lain: 1. BAB I PENDAHULUAN

Skripsi berisi uraian tentang pendahuluan yang merupakan bagian awal dari skrispsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikasi


(19)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian.

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi uraian tentang kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoretik dalam menyusun pertanyaan penelitian dan tujuan.

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian termasuk beberapa komponen berikut : lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi hasil penelitian dan pembahasan yang berisi pemaparan data kuantitatif/kualitatif serta pembahasan data.

5. BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Berisi kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Saran yang ditulis setelah kesimpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan dan kepada peneliti berikutnya.


(20)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini berlokasi di RA Nurul Iman Ajo yang beralamat di Jl. Pemancingan Ajo, Pintu Aer Desa Wadas Kecamatan Teluk Jambe Timur Kabupaten Karawang. Alasan memilih lokasi tersebut adalah karena peneliti sebagai pendidik di Raudatul Athfal Nurul Iman merasakan permasalahan yang timbul akibat belum optimalnya kemampuan motorik halus anak terutama pada semester 2 ini. Peneliti menilai kondisi tersebut harus diperbaiki, mengingat kemampuan motorik halus itu sangat bermanfaat bagi kehidupan anak dikemudian hari.

Subjek pada penelitian ini adalah siswa dan siswi RA Nurul Iman di Kelompok B dengan rentang usia antara lima sampai enam tahun. Semua anak berjumlah 19 orang yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.

B.Desain Penelitian

Berikut ini digambarkan penelitian model spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto, 2012: hlm. 16) untuk memperjelas siklus tindakan yang dilakukan pada penelitian tindakan kelas.

Bagan model spiral dari Kemmis dan Taggart di bawah menjelaskan bahwa siklus akan dilaksanakan secara berkesinambungan samapai peneliti menemukan pemecahan masalah yang bisa merubah proses pembelajaran ke arah yang lebih baik, sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki secara optimal. Peneliti juga dapat menemukan jalan keluar untuk menemukan


(21)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rencana tindakan yang akan dilakukan pada tindakan selanjutnya. Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam dua siklus dengan tiga tindakan dalam setiap siklus. Siklus akan dihentikan dengan kriteria keberhasilan dimana 75% siswa sudah mencapai kategori BSH ( Berkembang Sesuai Harapan).

Tabel 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2012, hlm. 1)

Berdasarkan tabel di atas, maka beberapa tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu:

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS II

Refleksi

Pengamatan


(22)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti dan guru merumuskan persiapan penggunaan kegiatan memasak untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Adapun langkah-langkah dalam persiapan kegiatan inti adalah merumuskan kegiatan meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan memasak. Sebelum kegiatan inti dilaksanakan akan dijelaskan terlebih dahulu tentang kegiatan memasak dan tujuan pembelajaran melalui kegiatan memasak. Adapun instrumen kemampuan anak dalam kemampuan motorik halusnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam Meningkatkan kemampuan Motorik Halus

No Indikator Kriteria Penilaian

BSB BSH MB BB

1 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam menyisir

rambut

2 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam mencuci dan

melap tangan

3 Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam

mengancingkan baju

4 Anak dapat meniru membuat garis tegak

5 Anak dapat meniru membuat garis datar

6 Anak dapat meniru membuat garis miring

7 Anak dapat meniru membuat garis lengkung

8 Anak dapat meniru membuat garis lingkaran

9 Anak dapat meniru melipat kertas sederhana (7 lipatan)


(23)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11 Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur 15 lubang dengan benang wol

12 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lurus

13 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lengkung

14 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola gelombang

15 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola zig-zag

16 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lingkaran

17 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola segi empat 18 Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola segi tiga

19 Anak dapat mencocok bentuk

20 Anak dapat menyusun menara kubus minimal 12 kubus

21 Anak dapat membuat lingkaran dengan rapi

22 Anak dapat membuat bujur sangkar dengan rapi

23 Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari) (Depdiknas , 2007)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan memasak dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan motorik halus anak yang mengacu pada rencana tertulis. Peneliti mengamati seluruh kegiatan guru dan anak dengan cermat dan mencatat serta mendokumentasikan baik secara audio maupun visual semua hal yang berkenaan dengan kegiatan yang sedang berlangsung di kelas. 3. Pengamatan (Observasi)

Pengamatatan atau observasi pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan anak dalam hal kemampuan motorik halus mulai dari siklus I, siklus II sampai siklus selanjutnya hingga penelitian ini berakhir. Pengamatan bertujuan untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan


(24)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan di kelas sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan refleksi.

4. Refleksi

Tahapan dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan berikutnya. Apabila pada langkah ini terdapat hasil yang kurang memuaskan sesuai dengan aspek yang diamati atau terdapat kekurangan-kekurangan pada kemampuan motorik halus anak, maka akan dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

C.Metode Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada permasalahan yang terjadi di RA Nurul Iman yaitu belum optimalnya motorik halus anak kelompok B, sehingga tujuan penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan motorik halus anak yang dilakukan oleh guru dalam merencanakan dan memilih tindakan melalui kegiatan memasak.

Aqib et al. (2009, hlm. 3) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Muslihuddin (2010, hlm. 9) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.


(25)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Arikunto (2012, hlm. 2).

Pengertian penelitian kelas selanjutnya dikemukakan oleh Carr & Kemmis dalam Muslihuddin (2010: hlm. 8) adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri

Melalui refleksi diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu (misalnya guru, siswa, dan atau kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran serta keabsahan dari (a) praktek-praktek sosial atau kependidikan yang mereka lakukan sendiri, (b) pemahaman mereka mengenai praktek-praktek tersebut, dan (c) situasi kelembagaan tempat praktek-praktek itu dilaksanakan.

Berdasarkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitia tindakan kelas adalah suatu penelitian yang dilakukan pada kegiatan belajar berupa tindakan yang dilakukan oleh guru berdasarkan permasalahan yang ada di dalam kelas dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran.

Aqib et al. (2009, hlm. 4) mengemukakan bahwa karakteristik PTK adalah sebagai berikut:

1. An inquiry of practice from within (penelitian berawal dari kerisauan guru

akan kinerjanya).

2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak

longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian). 3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.


(26)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Tylor (dalam Maleong, 2007: hlm. 4) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pada penelitian kualitatif peneliti berkomunikasi secara langsung dengan subjek yang diteliti serta mengamati mereka dari awal sampai akhir proses penelitian. Adapun ciri-ciri penelitian kualitatif yang dikemukakan oleh Wiriaatmadja (2006, hlm. 10) adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan lingkungan alamiah tempat kejadian dan pelaku manusia berlangsung sebagai sumber data.

b. Peneliti adalah instrument utama penelitian. c. Data yang dihasilkan sifatnya deskriftif.

d. Fokus diarahkan kepada persepsi dan pengalaman partisipan e. Proses sama pentingnya dengan produk

Sugiono (2010, hlm. 14) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umjumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Merujuk pada beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengharapkan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat menemukan cara tentang meningkatkan kemampuan motorik halus anak


(27)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompok B RA Nurul Iman tersebut melalui kegiatan memasak. Hasil dari penelitian ini dideskripsikan kedalam bentuk karya tulis ilmiah (skripsi).

D.Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Konsep Motorik Halus Anak Usia Dini

Hurlock (Tatik, 2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa motorik halus adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan atau mengatur penggunaan bentuk gerakan mata dan tangan secara efisien, tepat dan adaptif. Bentuk-bentuk gerak ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai variasi yang mencakup semua aktivitas seperti menulis, menggambar, memberi warna, menggunting, meronce, menganyam, dan sebagainya. Pola-pola gerakan ini ditujukan sebagai keterampilan koordinasi mata dan tangan. Menurut Yudha dan Rudyanto (2005, hlm. 118) motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menyusun balok, memasukkan kelereng dan lain sebagainya.

Dalam Pedoman Program Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak (2007, hlm. 10) kerangka dasar kurikulum pendidikan anak usia dini dalam kemampuan motorik halus adalah : 1) Mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan 2) Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdoug/tanah liat, pasir 3) Meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran 4) Meniru melipat sederhana (7lipatan) 5) Menjahit bervariasi (jelujurdan silang) 15 lubang dengan tali rafia, benang wol 6) Menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, lengkung, gelombang, zig-zag, lingkaran, segi empat, segi tiga) 7) Mencocok bentuk 8) Menyusun menara kubus minimal 12 kubus 9)


(28)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi 10) Memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari).

2. Kegiatan Memasak

Pengertian memasak adalah mengolah suatu bahan mentah menjadi bahan yang siap di makan dengan atau tidak menggunakan energi panas Nuriah (dalam Priyanty, 2011, hlm. 22). Dalam penelitian ini kegiatan disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memasak yang dibatasi merebus, mengukus dan memanggang karena beresiko terjadi kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan dalam kegiatan memasak jika menggunakan metode lain yang lebih komleks.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006, hlm. 160). Fungsi instrumen penelitian yaitu untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti akan melangkah pada pengumpulan data dan informasi di lapangan. Nasution (dalam Maula, 2012, hlm. 74) mengatakan bahwa pada penelitian kualitatif peneliti adalah key

instrument, ini menunjukkan bahwa peneliti menjadi kunci utama dalam

pengamatan dimana penelitian berlangsung.

Kisi-kisi instrumen yang disusun pada penelitian ini mengacu kepada penjelasan istilah yang kemudian diadaptasikan melalui kegiatan memasak. Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(29)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(30)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator Pengumpulan

Data

Sumber Data

Nomor Item

Motorik Halus Menggerakkan jari tangan untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi antara tangan dan mata

1. Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan. Misalnya makan, mandi, menyisir rambut, memasang kancing, mencuci dan melap tangan, mengikat tali sepatu

Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa

bantuan dalam menyisir rambut Observasi Anak 1

Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa

bantuan dalam mencuci dan melap tangan 2

Anak dapat mengurus diri sendiri tanpa bantuan dalam mengancingkan baju

3 2. Anak dapat meniru

membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran

Anak dapat meniru membuat garis tegak

4

Anak dapat meniru membuat garis datar

5

Anak dapat meniru membuat garis miring

6

Anak dapat meniru membuat garis lengkung

7

Anak dapat meniru membuat garis lingkaran


(31)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough/tanah liat, pasir

dengan menggunakan adonan tepung/ playdough

10

5. Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur dan silang) 15 lubang dengan tali rapia, benang wol

Anak dapat menjahit bervariasi (jelujur 15 lubang dengan benang wol


(32)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Anak dapat menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, lengkung,

gelombang, zig-zag, lingkaran, segi empat, segi tiga)

Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lurus

12

Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola lengkung

13

Anak dapat menggunting kertas

bentuk/pola gelombang 14

Anak dapat menggunting kertas

bentuk/pola zig-zag 15

Anak dapat menggunting kertas

bentuk/pola lingkaran 16

Anak dapat menggunting kertas

bentuk/pola segi empat 17

Anak dapat menggunting kertas bentuk/pola segi tiga

18

7. Anak dapat mencocok bentuk

Anak dapat mencocok bentuk


(33)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kegiatan Memasak Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Sumbe r Data

Nomor Item

9. Anak dapat membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi

Anak dapat membuat lingkaran dengan

rapi 21

Anak dapat membuat bujur sangkar dengan rapi

22

10.Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)

Anak dapat memegang pensil dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari)


(34)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Langkah-langkah kegiatan 5. Penialian Kegiatan Pembelajaran a. Obsevasi

b. Hasil karya

4 5

2. Perencanaan pembelajaran

1. Kurikulum yang digunakan 2. Promes (Program Semester),


(35)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan anak

3. Menetapkan pengelompokan anak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan 4. Menyusun deskripsi pekerjaan bagi masing-masing kelompok

5. Menyiapkan anak mengikuti kegiatan memasak

3

4

5

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

Nomor Item


(36)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kepada anak untuk mengikuti kegiatan memasak

3. Mengamati anak dalam kegiatan memasak

4. Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan bersama anak

5. Membersihkan dan merapikan tempat kerja

8 9 10

3. Kegiatan akhir

1. Mengadakan tanya jawab seputar kegiatan yang sudah dilakukan 2. Memberikan kesempatan anak mengemukakan pendapatnya selama

mengikuti kegiatan memasak

11 12


(37)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menyelesaikan pekerjaan melalui kegiatan memasak

2. Anak belajar dengan cara yang

menyenangkan


(38)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pengukuran dengan skala likert dengan kriteria penialain sebagai berikut:

BB : Belum Berkembang (Anak tidak dapat melakukan kegiatan pembelajaran walaupun dengan bantuan guru)

MB :Mulai Berkembang (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan bantuan guru)

BSH :Berkembang Sesuai Harapan (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran tanpa bantuan guru)

BSB :Berkembang Sangat Baik (Anak dapat melakukan kegiatan pembelajaran melebihi harapan dan tanpa bantuan guru)

Nilai yang digunakan untuk pengukuran adalah: BB = Skor 0

MB = Skor 1 BSH = Skor 2 BSB = Skor 3

Interval nilai yang digunakan untuk kategori kemampuan anak adalah sebagai berikut:

0 – 17 = BB 18 – 34 = MB 35 – 52 = BSH 53 – 69 = BSB


(39)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5

Instrumen Penilaian Aktivitas Guru Melalui Kegiatan Memasak

No Item Pertanyaan Pelaksanaan

Ya Tidak Keterangan

1 Guru menyiapkan alat dan bahan

2 Guru membagi dalam kelompok

3 Guru menjelaskan alat dan bahan yang

akan digunakan dalam kegiatan memasak 4 Guru menjelaskan tugas masing-masing

kelompok

5 Guru membagi alat dan bahan memasak kepada masing-masing kelompok

6 Guru dan anak menghitung alat dan bahan yang akan digunakan

7 Guru dan anak melaksanakan kegiatan

memasak

8

Guru mengakhiri kegiatan memasak dan melakukan tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan dengan benar


(40)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dari hasil penelitian. Validitas data merupakan kegiatan yang paling penting dalam penelitian tindakan kelas. Menurut Wiriatmadja (2005, hlm. 17) validitas data merupakan istilah alternative dengan standar rasional untuk menilai kredibilitas penelitian kualitatif, diperlukan beberapa persyaratan sebagai berikut:

1. Member check, dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran dan keterangan atau informasi data yang diperoleh dari peneliti selama observasi, wawancara dan catatan lapangan berlangsung dari sumber data. Peneliti mendiskusikan hasil kegiatan di setiap akhir pembelajaran/tindakan dengan guru TK Nurul Iman.

2. Triangulasi, dilakukan untuk memeriksa kembali kebenaran hasil observasi dengan cara mengkonfirmasikannya kepada guru pendamping TK Nurul Iman.

3. Audit Trail, memeriksa catatan yang ditulis oleh peneliti pada saat tindakan berlangsung. Pada tahap ini peneliti meminta pendapat dan bertukar pikiran dengan guru TK mengenai kekurangan maupun kendala yang ditemui ketika pelaksanaan pembelajaran/tindakan.

4. Expert opinion (pandangan para ahli), tehnik validitas ini merupakan proses mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada pembimbing untuk mendapatkan arahan terhadap masalah-masalah yang ada dalam penelitian. Teknis validasi ini untuk memperbaiki atau memodifikasi setelah mendapatkan masukan dan arahan-arahan dari pembimbing dan para ahli di bidangnya.


(41)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari penelitian ini, validasi data yang digunakan yaitu member check. Hopkins (Matondang, 2012, hlm. 68) mengungkapkan bahwa Member check, yaitu memeriksa kembali kebenaran dan kesahihan keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh melalui observasi/wawancara dengan narasumber baik guru, siswa, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk menguji konsistensi informasi yang telah diuraikan dalam bentuk narasi. Selain member

check, validasi dapat dilakukan dengan (1) Triangulasi dan (2) audit trial.

G.Teknik Pengumpulan Data

Metode Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang akan menghasilkan data-data deskriptif tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak di RA Nurul Iman Ajo Karawang. Pada teknik pengumpulan data ini peneliti bersifat partisipatif kolaboratif. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Supardi (dalam Arikunto dkk, 2012, hlm. 127)mengemukakan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Selanjutnya Arikunto (2002, hlm. 133) menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra.

Menurut Sumadinata (2009, hlm. 152) ada beberapa variasi bentuk observasi yang dilkukan peneliti antara lain sebagai berikut:


(42)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

b. Observasi khusus, observasi dilakukan, ketika peneliti melakukan tugas khusus.

c. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data, mencatat kegiatan yang sedang berjalan.

Pada peneltian ini, peneliti menggunakan bentuk observasi partisipasif, karena peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran meningkatkan kemandirian anak usia dini.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak di Raudatul Athfal, hambatan yang dialami dan upaya yang telah dilakukan guru selama ini. Wawancara akan ditujukan kepada guru untuk memperoleh data yang berkenaan dengan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan memasak.

3. Catatan Lapangan

Kamarullah (Matondang, 2012, hlm. 67) mengungkapkan bahwa catatan harian (field notes) berguna untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan baik berupa ungkapan verbal, non verbal, ataupun perilaku yang dicatat dalam bentuk tulisan, rekaman video, foto, atau bentuk lainnya.


(43)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dokumentasi menurut Arikunto (2003, hlm. 143) adalah mencari data mengenai hal-hal yang variabel berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat dan sebagainnya. Nasution (dalam Asmara, 2012: hlm. 6) mengemukakan bahwa dokumentasi adalah mengumpulkan data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti.

Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan catatan yang berbentuk tulisan, foto-foto kegiatan pembelajaran, rekaman video dari aktivitas yang dilakukan selama kegiatan berlangsung. Selain itu dokumentasi yang digunakan adalah Rencana Kegiatan Harian (RKH).

H.Analisis Data

Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan dan menyusun data. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk tulisan dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara reflektif, partisipatif dan kolabratif. Hopkins (dalam Wiriatmadja, 2006, hlm. 96) mengungkapkan bahwa:

Pengolahan data dan analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan secara terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dari awal sampai akhir, yaitu mulai tahap orientasi atau observasi awal sampai tahap berakhirnya seluruh program tindakan sesuai dengan karakteristik pokok permasalahan dan tujuan penelitian, kemudian dituangkan dalam bentuk deskriftif.


(44)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Beberapa langkah dalam pelaksanaan analisis data yang dikemukakan oleh Maleong (2007, hlm. 249) yaitu reduksi data, display data, verifikasi data dan pengambilan keputusan. Adapun langkah-langkah tersebut antara lain:

a. Reduksi data

Proses reduksi data dimulai dengan membuat kesimpulan dari data yang sudah diperoleh melalui hasil observasi agar mudah dipahami. Kesimpulan mengenai peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak berdasarkan kategori permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang dimaksud yaitu kemampuan motorik halus anak dan peranan guru ketika melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan memasak. Peneliti kemudian akan memisahkan antara data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Apabila ditemukan data yang tidak relevan dengan kebutuhan penelitian maka data tersebut tidak akan digunakan.

b. Display data

Untuk mempermudah membaca data dan pengambilan keputusan , setelah reduksi data yang peneliti peroleh disajikan dalam bentuk deskripsi yang menyeluruh pada setiap indikator kemampuan motorik halus. Indikator kemampuan motorik halus yang diteliti yaitu : mengurus diri sendiri tanpa bantuan, meniru membuat garis, melipat, membentuk dengan playdough, menjahit, menggunting, mencocok, menyusun menara kubus, membuat lingkaran dan bujur sangkar, memegang pensil dengan benar.

c. Verifikasi data

Tahap terakhir dari analisis data adalah verifikasi data yaitu menafsirkan atau mengintreprestasikan yang sudah disusun. Data yang telah disusun harus interpretasikan berdasar pada teori yang sesuai dengan hasil temuan. Hasilnya


(45)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dijadikan acuan untuk melaksanakan siklus berikutnya dan berikutnya diimplementasikan pada proses pembelajaran.


(46)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak yang dilakukan di RA Nurul Iman, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondisi awal kemampuan motorik halus di RA Nurul Iman sebelum digunakannya kegiatan memasak belum optimal hal ini dapat dilihat dari hasil observasi pra siklus sebanyak 1 anak (5 %) berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik), 6 anak (32 %) berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan), 8 anak (47 %) berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) dan 4 anak (16%) berada pada kategori BB (Belum Berkembang). Belum optimalnya kemampuan motorik halus kelompok B RA Nurul Iman dikarenakan kurangnya latihan dan motivasi kepada anak, metode pembelajaran yang belum variatif, kegiatan pembelajaran masih terpusat kepada guru (guru yang lebih aktif), kurikulumnya yang masih kurang mengajak anak untuk praktek langsung dan eksplorasi.

2. Langkah-langkah penerapan PTK yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak terdiri dari dua siklus. Siklus satu terdiri dari tiga tindakan dengan tema makanan dan sub tema zat tenaga, tema tanaman dengan sub tema tanaman buah dan tema tanaman dengan sub tema tanaman sayur. siklus kedua terdiri dari tiga tindakan dengan tema binatang dengan sub tema binatang peliharaan, tema tanaman dengan sub tema tanaman umbi, dan tema makanan dengan sub tema makanan


(47)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesukaanku. Ada beberapa kendala yang dihadapi selama kegiatan memasak dilaksanakan yaitu tidak adanya fasilitas khusus untuk memasak yaitu dapur sekolah, kurangnya guru yang terlibat dalam kegiatan memasak sehingga anak kurang terkondisikan dengan baik, guru kurang teliti dalam menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan menyebabkan terganggunya pelaksanaan kegiatan memasak. Upaya untuk mengatasi masalah guru kurang teliti dalam menyiapkan alat dan bahan memasak yaitu dengan cara mencatat dan mengecek terlebih dahulu barang dan bahan yang akan digunakan sebelum dilaksanakannya kegiatan memasak, kurangnya tenaga guru yang terlibat dalam kegiatan memasak diatasi dengan membagi tugas ganda untuk masing-masing guru, ada guru yang mengawasi sekaligus 2 kelompok dan ada guru yang mendokumentasikan seluruh proses memasak dari awal sampai akhir. 3. Kondisi akhir kemampuan motorik halus di RA Nurul Iman setelah

digunakannya kegiatan memasak menunjukkan adanya peningkatan. Data akhir siklus I menunjukkan bahwa anak yang berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) sebanyak 3 anak (16%), anak yang berada pada kategori BSH (Berkembang Sesuai Harapan) sebanyak 5 anak (26%), anak yang berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) sebanyak 10 anak (53%) dan anak yang berada pada kategori BB (Belum Berkembang) sebanyak 1 anak (5%). Akhir siklus II menunjukkan peningkatan kemampuan motorik halus anak kelompok B dengan hasil sebanyak 6 anak (31%) berada pada kategori BSB (Berkembang Sangat Baik), 10 anak (53%)berada pada kategori BSH ( Berkembang Sesuai Harapan), 3 anak (16%) berada pada kategori MB (Mulai Berkembang) dan tidak ada anak yang berada pada kategori BB (Belum Berkembang). Meningkatnya kemampuan motorik halus anak disebabkan karena penggunaan kegiatan memasak yang memiliki kelebihan dimana


(48)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran secara langsung mulai dari proses awal sampai dengan selesai. Kegiatan memasak juga dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan motorik halusnya akan terasah saat harus memetik sayuran, mengoleskan mentega, memeras kelapa, menumbuk bumbu, membentuk dengan adonan tepung, memotong menggunakan pisau, mengupas buah, memarut keju, menjepit makanan, mencuci sayuran, menuang air ke dalam wadah, mengaduk adonan, dll.

B.Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran untuk dijadikan sebagai masukkan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun saran tersebut antara lain:

1. Guru

a. Guru hendaknya mempelajari dan menggunakan berbagai teknik dan strategi pembelajaran yang berbeda agar kegiatan pembelajaran tidak monoton dan dapat menarik minat anak agar anak lebih antusias, aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Pada pelaksanaan kegiatan memasak guru harus merancang pembelajaran dengan baik seperti penataan kelas, pengelompokkan anak, penggunaan alat dan bahan disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan supaya kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami tujuan kegiatan tersebut.


(49)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pihak Sekolah

Ketersediaan alat dan sumber belajar harus lebih diperhatikan, supaya kegiatan belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik, sehingga anak semakin bersemangat dan antusias dan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

3. Peneliti Berikutnya

Adanya hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak di RA Nurul Iman, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengangkat permasalahan tersebut dengan strategi dan tindakan yang berbeda agar dapat memberi masukan pada temuan-temuan baru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak taman kanak-kanak secara optimal.


(50)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Amidjaja, A. (2007) Fun and Mind Stimulating Things To Do with Your Kids (2-6

years).Jakarta:Elex Media Komputindo. Diunduh:

http://books.google.co.id/books?id=82E9u1bFoNgC&pg=PA68&dq=mem asak+anak+amidjaja&hl=id&sa=X&ei=gF7rUuDpCYmQrQer7ICwCg&re dir_esc=y#v=onepage&q=memasak%20anak%20amidjaja&f=false

Aqib, Z. (2011) Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia

Aqib (2009) Penelitian Tindakan Kelas (untuk Guru). Bandung: Yrama Widya. Arikunto (2012) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmara, B. (2012) Penggunaan Alur Angka Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Bilangan 1-10 Pada Anak Kelompok A TK Khadijah Kecamatan Wonokromo Surabaya. Artikel Skripsi Jurusan PGPAUD. FIP. ejournal.

unesa.ac.id.

Aryanti, F et al. (2006). Parent’s Guide. Bandung: Read Publishing House. Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=7bmelJx1Wr8C&pg=PA20& dq=perkembangan+motorik+halus+anak&hl=en&sa=X&ei=fLsqU8TXNc H_rQf0j4GQCw&redir_esc=y#v=onepage&q=perkembangan%20motorik %20halus%20anak&f=false (Diakses, 30 Januari 2014)

Danarti, D. (tt) 52 Fan Family Full Games.

Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=3d6t2l7gvBcC&pg=PA63&d q=kegiatan+memasak+dan+motorik+halus&hl=id&sa=X&ei=PzbrUtS7D o2GrQfYqYDoCw&ved=0CDsQ6AEwBA#v=onepage&q=kegiatan%20

memasak%20dan%20motorik%20halus&f=false Diakses, 30 januari 2014)

Depdiknas (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi TK. Jakarta: Direktorat Jendral Dasar dan Menengah


(51)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik Motorik di TK. Jakarta

Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan seni di TK. Jakarta

Dewi, N. (2012) Children Foot Clinic. Jakarta: Indonesia

diunduh:

http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/29/5-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-perkembangan-motorik-anak/ (Diakses, 18

Januari 2014)

Dewi, N. (2012) Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini Jakarta. Diunduh:

http://motoricsensoryprocessing.wordpress.com/2012/10/29/kenali-kelebihan-dan-kekurangan-motorik-halus-atau-motorik-kasar-anak-anda/ Direktori FIP. (TT) Perkembangan Motorik. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

file.upi.edu/Direktori/FIP/.../PERKEMBANGAN_MOTORIK.pdf (Diakses, 18 Januari 2014)

Forum Kompas. (2013) 5 Manfaat Memasak Bersama Buah Hati. Kompas Gramedia.

Diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we b&cd=15&ved=0CEIQFjAEOAo&url=http%3A%2F%2Fforum.kompas.c

om%2Fteras%2F304678-5-manfaat-memasak-bersama-buah-hati.html&ei=sUvkUuWcD4XprAeu_IGgDg&usg=AFQjCNEgxKywfTU

WqsvqQiYW5ZGj35RAoA (Diakses, 26 Januari 2014)

Hadianty, H. (2013) Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Melalui Kegiatan Proyek Memasak Di Taman Kanak-Kanak. Skripsi

PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Hurlock, E. (1993) Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi keenam. Jakarta; Erlangga Maleong, L. (2007) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Matondang, E. (2012) Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam

Mengenal Konsep Bilangan Melalui Pemanfaatan Multimedia Interaktif Gcompris. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak


(52)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maulana, N. (2012) Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain

Angklung Badud. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Mini, R. (2013) Anak Cerdas Lewat Memasak. Indonesia: Parenting

diunduh:http://www.parenting.co.id/article/balita/anak.cerdas.lewat.memas

ak/001/003/544(diakses, 20 Desember 2013)

Muslihuddin (2009) Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &

Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Nuraida, N. (2012) Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode

Demonstrasi Di TK Islam Terpadu At-Taqwa. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web

&cd=3&ved=0CDsQFjAC&url=http%3A%2F%2Fa-research.upi.edu%2Foperator%2Fupload%2Fs_paud_0902806_chapter1.p df&ei=l19GU7qVDI_rrAff1oDoBg&usg=AFQjCNH_aVN9t7jQTXJoaQv

DeiYdawg99A&bvm=bv.64507335,d.bmk(Diakses, 30 Januari 2014)

Priyanty, L.D. (2011) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Pengukuran

Melalui Kegiatan Memasak di Raudhatul Athfal (RA). Skripsi PGPAUD

Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rudyanto dan Yudha. (2005) Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan

Keterampilan Anak. Jakarta: Depdiknas

Setiawan, R. (2012) Deteksi Dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini. Jakarta: Growup Clinic

diunduh:

http://animeholic- animeforall.blogspot.com/2013/08/pengembangan-fisik-motorik-anak-usia.html (diakses, 18 Januari 2014)

Santrock (2007) Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sudono, A. (1995) Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Depdikbud Sugiono (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


(53)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sujiono dan Yuliani, N. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Idektif

Sukmadinata, Nana, S. (2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri. (2005) Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Syaodih, E.(tt) Psikologi Perkembangan Bandung

file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.../PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf (Diakses, 18 januari 2014)

Tatik, D. (2013) Penigkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media

Playdough Anak Kelompok A Di TK Dewi Kunti Surabaya. Surabaya: PG

PAUD FIP UNESA

Diunduh: http://www.scribd.com/doc/144814180/PENINGKATAN-

KEMAMPUAN-MOTORIK-HALUS-MELALUI-MEDIA-

PLAYDOUGH-ANAK-KELOMPOK-A-DI-TK-DEWI-KUNTI-SURABAYA#download(Diakses, 30 januari 2014)

Wiriaatmadja dan Rochiati. (2009) Metode Penelitian Tindakan Kelas (untuk

meningkatkan kinerja guru dan dosen). Bandung: Remaja Rosdakarya

Wulan (2012) Psikologi Anak

diunduh:http://isnainiwulanfebriana.wordpress.com/page/2/ (Diakses, 18 januari 2014)


(1)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan memasak adalah suatu kegiatan yang menyenangkan terutama bagi anak taman kanak-kanak karena memberikan pembelajaran secara langsung mulai dari proses awal sampai dengan selesai. Kegiatan memasak juga dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan motorik halusnya akan terasah saat harus memetik sayuran, mengoleskan mentega, memeras kelapa, menumbuk bumbu, membentuk dengan adonan tepung, memotong menggunakan pisau, mengupas buah, memarut keju, menjepit makanan, mencuci sayuran, menuang air ke dalam wadah, mengaduk adonan, dll.

B.Rekomendasi

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran untuk dijadikan sebagai masukkan bagi pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan anak usia dini. Adapun saran tersebut antara lain:

1. Guru

a. Guru hendaknya mempelajari dan menggunakan berbagai teknik dan

strategi pembelajaran yang berbeda agar kegiatan pembelajaran tidak monoton dan dapat menarik minat anak agar anak lebih antusias, aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Pada pelaksanaan kegiatan memasak guru harus merancang pembelajaran

dengan baik seperti penataan kelas, pengelompokkan anak, penggunaan alat dan bahan disesuaikan dengan tema yang telah ditentukan supaya kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui dan memahami tujuan kegiatan tersebut.


(2)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pihak Sekolah

Ketersediaan alat dan sumber belajar harus lebih diperhatikan, supaya kegiatan belajar anak lebih terfasilitasi dengan baik, sehingga anak semakin bersemangat dan antusias dan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

3. Peneliti Berikutnya

Adanya hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan motorik halus melalui kegiatan memasak di RA Nurul Iman, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengangkat permasalahan tersebut dengan strategi dan tindakan yang berbeda agar dapat memberi masukan pada temuan-temuan baru untuk meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak taman kanak-kanak secara optimal.


(3)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amidjaja, A. (2007) Fun and Mind Stimulating Things To Do with Your Kids (2-6

years).Jakarta:Elex Media Komputindo. Diunduh:

http://books.google.co.id/books?id=82E9u1bFoNgC&pg=PA68&dq=mem asak+anak+amidjaja&hl=id&sa=X&ei=gF7rUuDpCYmQrQer7ICwCg&re dir_esc=y#v=onepage&q=memasak%20anak%20amidjaja&f=false

Aqib, Z. (2011) Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD. Bandung: Nuansa Aulia

Aqib (2009) Penelitian Tindakan Kelas (untuk Guru). Bandung: Yrama Widya. Arikunto (2012) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmara, B. (2012) Penggunaan Alur Angka Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Bilangan 1-10 Pada Anak Kelompok A TK Khadijah Kecamatan Wonokromo Surabaya. Artikel Skripsi Jurusan PGPAUD. FIP. ejournal.

unesa.ac.id.

Aryanti, F et al. (2006). Parent’s Guide. Bandung: Read Publishing House.

Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=7bmelJx1Wr8C&pg=PA20& dq=perkembangan+motorik+halus+anak&hl=en&sa=X&ei=fLsqU8TXNc H_rQf0j4GQCw&redir_esc=y#v=onepage&q=perkembangan%20motorik %20halus%20anak&f=false (Diakses, 30 Januari 2014)

Danarti, D. (tt) 52 Fan Family Full Games.

Diunduh:http://books.google.co.id/books?id=3d6t2l7gvBcC&pg=PA63&d

q=kegiatan+memasak+dan+motorik+halus&hl=id&sa=X&ei=PzbrUtS7D o2GrQfYqYDoCw&ved=0CDsQ6AEwBA#v=onepage&q=kegiatan%20 memasak%20dan%20motorik%20halus&f=false Diakses, 30 januari 2014) Depdiknas (2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi TK. Jakarta: Direktorat

Jendral Dasar dan Menengah


(4)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik Motorik di TK. Jakarta

Depdiknas (2007) Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan seni di TK. Jakarta

Dewi, N. (2012) Children Foot Clinic. Jakarta: Indonesia

diunduh:

http://childrenfootclinic.wordpress.com/2012/07/29/5-faktor-yang-berpengaruh-terhadap-perkembangan-motorik-anak/ (Diakses, 18 Januari 2014)

Dewi, N. (2012) Deteksi dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini Jakarta. Diunduh:

http://motoricsensoryprocessing.wordpress.com/2012/10/29/kenali-kelebihan-dan-kekurangan-motorik-halus-atau-motorik-kasar-anak-anda/ Direktori FIP. (TT) Perkembangan Motorik. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

file.upi.edu/Direktori/FIP/.../PERKEMBANGAN_MOTORIK.pdf (Diakses, 18 Januari 2014)

Forum Kompas. (2013) 5 Manfaat Memasak Bersama Buah Hati. Kompas Gramedia.

Diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=we b&cd=15&ved=0CEIQFjAEOAo&url=http%3A%2F%2Fforum.kompas.c

om%2Fteras%2F304678-5-manfaat-memasak-bersama-buah-hati.html&ei=sUvkUuWcD4XprAeu_IGgDg&usg=AFQjCNEgxKywfTU

WqsvqQiYW5ZGj35RAoA (Diakses, 26 Januari 2014)

Hadianty, H. (2013) Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Melalui Kegiatan Proyek Memasak Di Taman Kanak-Kanak. Skripsi

PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Hurlock, E. (1993) Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi keenam. Jakarta; Erlangga Maleong, L. (2007) Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Matondang, E. (2012) Meningkatkan Kemampuan Anak Usia Dini Dalam

Mengenal Konsep Bilangan Melalui Pemanfaatan Multimedia Interaktif Gcompris. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak


(5)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maulana, N. (2012) Meningkatkan Musikalitas Anak Melalui Kegiatan Bermain

Angklung Badud. Skripsi PGPAUD Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung:

Tidak diterbitkan.

Mini, R. (2013) Anak Cerdas Lewat Memasak. Indonesia: Parenting

diunduh:http://www.parenting.co.id/article/balita/anak.cerdas.lewat.memas

ak/001/003/544(diakses, 20 Desember 2013)

Muslihuddin (2009) Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas &

Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Nuraida, N. (2012) Meningkatkan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode

Demonstrasi Di TK Islam Terpadu At-Taqwa. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

diunduh:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web

&cd=3&ved=0CDsQFjAC&url=http%3A%2F%2Fa-research.upi.edu%2Foperator%2Fupload%2Fs_paud_0902806_chapter1.p df&ei=l19GU7qVDI_rrAff1oDoBg&usg=AFQjCNH_aVN9t7jQTXJoaQv

DeiYdawg99A&bvm=bv.64507335,d.bmk(Diakses, 30 Januari 2014)

Priyanty, L.D. (2011) Meningkatkan Kemampuan Mengenal Konsep Pengukuran

Melalui Kegiatan Memasak di Raudhatul Athfal (RA). Skripsi PGPAUD

Jurusan Pedagogik FIP UPI. Bandung: Tidak diterbitkan.

Rudyanto dan Yudha. (2005) Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan

Keterampilan Anak. Jakarta: Depdiknas

Setiawan, R. (2012) Deteksi Dan Stimulasi Kecerdasan Motorik Anak Sejak Dini. Jakarta: Growup Clinic

diunduh:

http://animeholic- animeforall.blogspot.com/2013/08/pengembangan-fisik-motorik-anak-usia.html (diakses, 18 Januari 2014)

Santrock (2007) Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sudono, A. (1995) Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Depdikbud Sugiono (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


(6)

Yeni, 2014

Meningkat Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Kegiatan Memasak

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sujiono dan Yuliani, N. (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Idektif

Sukmadinata, Nana, S. (2009) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumantri. (2005) Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas

Syaodih, E.(tt) Psikologi Perkembangan Bandung

file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR.../PSIKOLOGI_PERKEMBANGAN.pdf (Diakses, 18 januari 2014)

Tatik, D. (2013) Penigkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui Media

Playdough Anak Kelompok A Di TK Dewi Kunti Surabaya. Surabaya: PG

PAUD FIP UNESA

Diunduh:

http://www.scribd.com/doc/144814180/PENINGKATAN- KEMAMPUAN-MOTORIK-HALUS-MELALUI-MEDIA-

PLAYDOUGH-ANAK-KELOMPOK-A-DI-TK-DEWI-KUNTI-SURABAYA#download(Diakses, 30 januari 2014)

Wiriaatmadja dan Rochiati. (2009) Metode Penelitian Tindakan Kelas (untuk

meningkatkan kinerja guru dan dosen). Bandung: Remaja Rosdakarya

Wulan (2012) Psikologi Anak

diunduh:http://isnainiwulanfebriana.wordpress.com/page/2/ (Diakses, 18


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE KOLASE PADA TAMAN KANAK-KANAK Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode Kolase Pada Anak Kelompok B TK Gebang 2 Masaran Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015.

0 1 13

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MEMBENTUK Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Membentuk Pada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Kemiri 06 Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MEMBENTUK PADA ANAK Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Permainan Membentuk Pada Anak Kelompok A Taman Kanak-Kanak Kemiri 06 Kebakkramat Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013.

1 2 12

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Finger Painting Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak 02 Karanglo Tawangmangu Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/201

0 1 15

PENDAHULUAN Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Finger Painting Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak 02 Karanglo Tawangmangu Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 5

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK B Pengembangan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Finger Painting Pada Anak Kelompok B Taman Kanak-Kanak 02 Karanglo Tawangmangu Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/201

1 4 13

UPAYA PENINGKATAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE Upaya Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Metode Role Game Pada Anak Kelompok B Di Taman Kanak-Kanak Negeri Pembina Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011.

0 0 15

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI KEGIATAN TEKNIK MOZAIK : Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B TK Gelatik Tahun Pelajaran 2014-2015.

0 1 31

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK - KANAK MELALUI BERMAIN LASY : Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok A TK Mutya Agni Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung.

1 6 35

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI BERMAIN TANAH LIAT.

0 2 33