HASIL DAN PEMBAHASAN Instalasi dan Pemanfaatan Mesin Virtual untuk Pengelolaan Database.

(1)

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Instalasi dan pemanfaatan mesin virtual untuk pengelolaan database

dibuat dengan beberapa software dan bahasa pemrograman, diantaranya adalah ubuntu server, MySQL sebagai pengelolaan database, Apache sebagai

web server, PHP dan Visual basic digunakan untuk pemrograman aplikasi

client untuk mengakses database. Pengujian bahwa mesin virtual bisa digunakan untuk sistem two-tier dan three-tier adalah aplikasi tersebut dapat terkoneksi dengan database dan memanajemen database, misalnya melihat data, menambahkan data, mengedit data dan menghapus data.

1. Pengujian sistem two-tier.

Form data mahasiswa terdiri dari komponen-komponen button, datagrid, adodc, dan textbox. Form ini berfungsi untuk mengelola data mahasiswa, seperti mengisikan NIM, Nama, Alamat, dan Jenis Kelamin. Selain itu juga berfungsi untuk melihat data, mengedit data, dan menghapus data.


(2)

Gambar 4.1 Form data mahasiswa a. Tambah data mahasiswa.

Tombol tambah, berfungsi untuk penambahan data mahasiswa baru kedalam database, dengan cara klik “Tambah”, kemudian

mengisi data, selanjutnya klik “Simpan”. Gambar 4.2 merupakan contoh penambahan data mahasiswa. Pada daftar data mahasiswa akan terdapat nama yang baru ditambahkan, terlihat gambar 4.3 dan gambar 4.4.


(3)

46

Gambar 4.2 Tambah data mahasiswa


(4)

Gamabar 4.4 Hasil penambahan data pada database

b. Edit data mahasiswa.

Edit data mahasiswa berfungsi untuk merubah data yang terdapat kesalahan pada data mahasiswa.

Gambar 4.5 Data mahasiswa sebelum diubah

Gambar 4.5 merupakan contoh data mahasiswa sebelum dilakukan perubahan. Setelah data dirubah, maka akan seperti pada gambar 4.6 dan gambar 4.7.


(5)

48

Gambar 4.6 Data mahasiswa setelah diubah

Gambar 4.7 Hasil perubahan data c. Hapus data mahasiswa.

Hapus data mahasiswa berfungsi untuk menghapus data mahasiswa ketika terjadi kesalahan. Gambar 4.9 merupakan tampilan data sebelum dilakukan penghapusan. Setiap melakukan penghapusan data, akan ditampilkan konfirmasi seperti pada gambar 4.9.


(6)

Gambar 4.8 Sebelum dihapus

Gambar 4.9 Konfirmasi hapus data

Gambar 4.9 merupakan tampilan konfirmasi, apakah data yakin dihapus atau tidak, jika “No” penghapusan data dibatalkan dan jika memilih “Yes” maka data akan terhapus, seperti tampilan gambar 4.10 dan gambar 4.11.


(7)

50

Gambar 4.10 Tampilan setelah salah satu data mahasiswa dihapus

Gambar 4.11 Tampilan database setelah penghapusan data mahasiswa

Proses hasil pengujian di atas membuktikan bahwa aplikasi pengelola database yang menggunakan sistem two-tier telah berhasil dibuat, karena dapat mengakses dan mengelola database, melihat data, menambah data, mengedit data dan menghapus data. Selama IP Address database tidak berubah atau diubah, maka aplikasi ini tetap


(8)

bisa digunakan atau masih bisa terkoneksi dengan database,

sedangkan kalau IP Address database berubah, maka pada ODBC

harus ada konfigurasi baru lagi yang berarti mengarah ke IP Address database yang baru.

2. Pengujian sistem three-tier.

Pengelolaan data mahasiswa melalui interface web, intinya sama dengan aplikasi form mahasiswa, yaitu melihat data, menambah data, mengedit data dan menghapus data. Menambah data pada tab “Input Data”, melihat data pada tab “Lihat Data”, di setiap baris data mahasiswa terdapat Action“Edit” dan“Hapus”.

a. Tambah data mahasiswa.

Proses menambahkan data mahasiswa ke dalam database, pada

tab “Input Data” atau “192.168.90.94/index.php”, kemudian

mengisikan data mahasiswa seperti pada gambar 4.12.

Gambar 4.12 Input data

Setelah menambah data, klik “Simpan” dan akan pemberitahuan, bahwa “Data Berhasil Di Simpan”, gambar 4.13.


(9)

52

Kemudian “OK”, secara otomatis akan memuat langsung tab atau halaman “Lihat Data” seperti gambar 4.14, pada gambar 4.15 adalah tampilan database di terminal setelah ada penambahan data.

Gambar 4.13 Data sukses disimpan


(10)

Gambar 4.15 Tampilan hasil database

b. Edit data mahasiswa.

Edit data mahasiswa berfungsi untuk merubah data yang terdapat kesalahan pada data mahasiswa. Action “Edit” terdapat pada tab “Lihat Data”.

Gambar 4.16 Data mahasiswa yang akan diubah

Gambar 4.16 adalah tampilan data mahasiswa sebelum diubah, kemudian dilakukan perubahan data seperti gambar 4.17.


(11)

54

Gambar 4.17 Data diperbarui


(12)

Gambar 4.19 Tampilan hasil di database

Gambar 4.18 dan gambar 4.19 merupakan hasil data yang telah diubah.

c. Hapus data mahasiswa.

Hapus data mahasiswa berfungsi untuk menghapus data mahasiswa ketika terjadi kesalahan. Perintah “Hapus” terdapat di tab

“Lihat Data” pada kolom “Action”. Gambar 4.20 merupakan tampilan

tab “Lihat Data” yang masih lengkap, kemudian salah satu data akan dilakukan penghapusan. Ketika akan dilakukan penghapusan data, maka akan muncul kotak pemberitahuan seperti gambar 4.21. Gambar 4.22 menunjukkan bahwa data telah berhasil dihapus.


(13)

56

Gambar 4.20 Tampilan sebelum dihapus


(14)

Gambar 4.22 Setelah dihapus

Gambar 4.23 Tampilan database setelah ada penghapusan data

Proses hasil pengujian di atas terbukti bahwa aplikasi pengelola

database yang menggunakan sistem three-tier telah berhasil karena dapat mengakses dan mengelola database, seperti aplikasi two-tier,


(15)

58

Model sistem atau cara kerja aplikasi ini adalah user mengakses IP Address web server pada interface web, kemudian akan ditampilkan

index.php atau form untuk mengisi data. Ketika user memberi perintah atau eksekusi yang berhubungan dengan database, maka web server

akan memanggil database atau IP Address database, karena web server dan database server terpisah secara fisik.

B. Pembahasan

Model sistem two-tier adalah dimana client langsung “berbicara” ke server, artinya tidak ada perantara antara keduanya. Jadi aplikasi client

mengakses data dan server mengirim data. Secara sederhana, two-tier terdiri dari user interface pada sisi client dan data terdistribusi yang disimpan pada sisi server. Sedangkan pada model sistem three-tier disisipkan satu layer tambahan diantara client/user interface tier dan server/database tier. Tier

tersebut dinamakan middle-tier. Middle-tier bertugas menjembatani user dan

database, sehingga harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier. Dengan adanya server middle-tier ini, beban

database server berkurang. Jika jumlah pengguna bertambah, maka server-server ini dapat ditambah, tanpa merubah struktur yang sudah ada.

Penelitian ini ingin menunjukkan bahwa mesin virtual dapat digunakan sebagai server database. Sistem two-tier dan three-tier juga dapat diterapkan pada aplikasi tersebut.


(1)

53

Gambar 4.15 Tampilan hasil database b. Edit data mahasiswa.

Edit data mahasiswa berfungsi untuk merubah data yang terdapat kesalahan pada data mahasiswa. Action “Edit” terdapat pada tab “Lihat Data”.

Gambar 4.16 Data mahasiswa yang akan diubah

Gambar 4.16 adalah tampilan data mahasiswa sebelum diubah, kemudian dilakukan perubahan data seperti gambar 4.17.


(2)

54

Gambar 4.17 Data diperbarui


(3)

55

Gambar 4.19 Tampilan hasil di database

Gambar 4.18 dan gambar 4.19 merupakan hasil data yang telah diubah.

c. Hapus data mahasiswa.

Hapus data mahasiswa berfungsi untuk menghapus data mahasiswa ketika terjadi kesalahan. Perintah “Hapus” terdapat di tab

“Lihat Data” pada kolom “Action”. Gambar 4.20 merupakan tampilan

tab “Lihat Data” yang masih lengkap, kemudian salah satu data akan dilakukan penghapusan. Ketika akan dilakukan penghapusan data, maka akan muncul kotak pemberitahuan seperti gambar 4.21. Gambar 4.22 menunjukkan bahwa data telah berhasil dihapus.


(4)

56

Gambar 4.20 Tampilan sebelum dihapus


(5)

57

Gambar 4.22 Setelah dihapus

Gambar 4.23 Tampilan database setelah ada penghapusan data

Proses hasil pengujian di atas terbukti bahwa aplikasi pengelola database yang menggunakan sistem three-tier telah berhasil karena dapat mengakses dan mengelola database, seperti aplikasi two-tier, melihat data, menambah data, mengedit data dan menghapus data.


(6)

58

Model sistem atau cara kerja aplikasi ini adalah user mengakses IP Address web server pada interface web, kemudian akan ditampilkan index.php atau form untuk mengisi data. Ketika user memberi perintah atau eksekusi yang berhubungan dengan database, maka web server akan memanggil database atau IP Address database, karena web server dan database server terpisah secara fisik.

B. Pembahasan

Model sistem two-tier adalah dimana client langsung “berbicara” ke server, artinya tidak ada perantara antara keduanya. Jadi aplikasi client mengakses data dan server mengirim data. Secara sederhana, two-tier terdiri dari user interface pada sisi client dan data terdistribusi yang disimpan pada sisi server. Sedangkan pada model sistem three-tier disisipkan satu layer tambahan diantara client/user interface tier dan server/database tier. Tier tersebut dinamakan middle-tier. Middle-tier bertugas menjembatani user dan database, sehingga harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier. Dengan adanya server middle-tier ini, beban database server berkurang. Jika jumlah pengguna bertambah, maka server-server ini dapat ditambah, tanpa merubah struktur yang sudah ada.

Penelitian ini ingin menunjukkan bahwa mesin virtual dapat digunakan sebagai server database. Sistem two-tier dan three-tier juga dapat diterapkan pada aplikasi tersebut.