IMPLEMENTASI PEMBIASAAN ṢALĀT ḌUḤĀ DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN PATROL KABUPATEN INDRAMAYU.

(1)

No.Daftar FPIPS:1355/UN.40.2.6.1/PL/2012

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN ṢALĀT UĀ DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN

PATROL KABUPATEN INDRAMAYU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pendidikan Agama Islam

oleh

Rina Puspita Sari 0801078

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

IMPLEMENTASI PEMBIASAAN SOLAT DUHA

DALAM RANGKA PEMBINAAN AKHLAK

SISWA DI SMPN 1 PATROL KECAMATAN

PATROL KABUPATEN INDRAMAYU

Oleh Rina Puspita Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Rina Puspita sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

LEMBAR PENGESAHAN SKIRPSI

RINA PUSPITA SARI

0801078

IMPLEMETASI PEMBIASAAN SOLAT DUHA DALAM

RANGKA PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMPN 1

PATROL KECAMATAN PATROLKABUPATEN

INDRAMAYU

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

PEMBIMBING I

Dr. Edi Suresma, S.Pd, M.Ag

Nip.196011241988031001

Pembimbing II

Dr. H. Aceng Kosasih, M.ag

Nip. 196509171990011001

Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Mengetahui

Ketua Prodi

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag

Nip.195703031988031001


(5)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK………i

ABSTRACT……….ii

UCAPAN TERIMA KASIH………..iii

KATA PENGANTAR……….v

DAFTAR ISI………...vi

PEDOMAN TRANSLITERASI……….ix

DAFTAR TABEL………x

DAFTAR RALAT………..xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..………..………1

B. Rumusan Penelitian……….………..…………..6

C. Tujuan Penelitian……….……….………...6

D. Manfaat Penelitian……….……….……...7

E. Ruang Lingkup Penelitian………...…..…...7

F. Definisi Operasional………....8

G. Sistematika Penelitian………10

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG PEMBIASAAN ṢAL T U Ā DAN AKHLAK A. Pembiasaan Ṣal t u 1. Pengertian pembiasaan...………..………11

2. Metode Pembiasaan Ṣal t u ...………...14

3. Urgensi Pembiasaan Ṣal t u …...………...17

4. Tata Cara Pelaksanaan Ṣal t u ...………...21


(6)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. AKHLAK

1. Pengertian Akhlak………...27

2. Pendekatan Akhlak.…….………30

3. Ruang Lingkup Akhlak….………...31

a. Akhlak Terhadap Allāh SWT……….31

b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri………35

c. Akhlak Terhadap Keluarga………37

d. Akhlak Terhadap Guru………..40

e. Akhlak Terhadap Teman………44

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak.…………..……….47

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian………..………49

B. Pendekatan Penelitian………...……….50

C. Lokasi Dan Subjek Penelitian……..…..………...52

D. Instrumen Penelitian …………..………53

E. Tekhnik Pengumpulan Data………...53

F. Tahap-Tahap Penelitian………..………...56

G. Validitas Dan Reliabilitas Hasil Penelitian………58

H. Analisis Data………..58

I. Tahap Penulisan Laporan Penelitian...………...60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian………..…62

1. Profil Sekolah SMPN 1 Patrol……….62

a. Letak Dan Keadaan Geografis SMPN 1 Patrol……….62


(7)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Struktur Organisasi SMPN 1 Patrol………...64

d. Keadaan Guru dan Karyawan di SMPN 1 Patrol………..66

e. Data Sarana dan Prasarana di SMPN 1 Patrol………...73

2. Bentuk-Bentuk Metode Pembiasaan Yang Diterapkan di SMPN 1 Patrol……… 76

3. Implementasi Pembiasaan Ṣal t u ...………..78

a. Perencanaan Pembiasaan Ṣal t u ..……….78

b. Pelaksanaan Pembiasaan Ṣal t u ..……….80

c. Evaluasi Pembiasaan Ṣal t u ...………...82

4. Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol………..84

5. Dampak Pembiasaan Ṣal t u Terhadap Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol……….96

a. Dampak Akhlak siswa Terhadap Allāh SWT………..…..96

b. Dampak Akhlak siswa Terhadap Diri Sendiri………...100

c. Dampak Akhlak siswa Terhadap Keluarga……….102

d. Dampak Akhlak siswa Terhadap Guru dan Teman…………...103

B. Pembahasan Penelitian ………....104

1. Temuan Penelitian………..104

2. Pembahasaan Hasil Penelitian………106

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………..…117

B. Rekomendasi………...123

DAFTAR PUSTAKA……….124

RIWAYAT HIDUP………127


(8)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu


(9)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul:“Implementasi Pembiasaan alāt uḥā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak Siswa Di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu”.

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Departemen Pendidikan Nasional telah menghasilkan Kurikulum 2004 yang berbasis pada kompetensi. Bebagai perangkat telah disiapkan sebagai persiapan pelaksanaanya. Salah satu perangkatnya adalah Kerangka Dasar Kurikulum 2004, yang didalamnya telah diatur tentang struktur Kurikulum untuk jenjang SD/MI, SMP/MTS dan SMA/MA. Untuk jenjang SMP/MTS kelas VII s/d IX program pembiasaan tersebut mendapat alokasi waktu selama 2 jam perminggu. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah membangun kultur akhlak mulia di kalangan siswa. Kultur akhlak mulia dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai akhlak mulia yang menghiasi sikap dan perilaku manusia dalam pengabdian hidupnya sehari-hari. Pengabdian ini tercermin dalam dua hubungan manusia, yakni hubungan dengan

Sang Pencipta, Allāh SWT, dan hubungan dengan sesama manusia, bahkan dalam berhubungan

dengan alam sekitarnya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk perbaikan pendidikan adalah penelitian tentang implementasi pembiasaan alāt uā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di sekolah seperti yang diterapkan di SMPN 1 Patrol.

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu siswa enggan untuk melaksanakan alāt uā karena waktu pelaksanaanya pagi hari dimana waktu pagi berbenturan dengan aktifitas dan kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Rumusan masalah yang timbul dari permasalahan diatas yaitu bagaimana pembiasaan alāt uḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol? Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan implementasi pembiasaan alāt

uā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang dilakukan di SMPN 1 Patrol.

Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan menggunakan tekhnik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Peneliti juga melakukan analisis data yang terdiri dari tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian selama meneliti di SMPN 1 Patrol yaitu diperoleh perencanaan alāt uā, pelaksanaan alāt uā dilakukan setiap hari jum’at dimulai satu jam pelajaran sekitar pukul

07.00-08.00 WIB kemudian dilakukan evaluasi akhir kegiatan dengan membuat pelaporan kegiatan kepada kepala sekolah. Dampak akhlak siswa setelah melakukan pembiasaan alāt

uā diantaranya siswa tertanam sikap ikhlas dalam melaksanakan setiap kegiatan, tawakal, disiplin, menanamkan kebersihan, persaudaraan, persamaan dan rasa syukur terhadap nikmat

dari Allāh SWT.

Kata Kunci : Akhlak, alāt uā, implementasi, pembiasaan. i


(10)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

This research is titled: “The implementation of uā prayer to improve the best students attitude of SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu”.

Department of Nation education purpose curriculum 2004 whics based of competence. One of this part is the best structure of curriculum 2004. It consist of structure of curriculum 2004 grade SD/MI, SMP/MTS and SMA/MA. The first to third grade of SMP/MTS class VII-IX given time 2 hours/week. One of way to increase behaviour of the best students attitude. It means quality of life that grows based of spirit value, the best behaviour attitude implementation. The implementation of this, we can do in habitual action like relation us God comunication, social comunication and nature by the implementation of uḥā prayer. Students do the uḥā prayer

rarely, because they don’t have much time to do it in daily. So, how to increase and improve the

students doing uḥā prayer? The purpose from this research to describe implementation of uḥā prayer to improve the best students attitude of SMPN 1 Patrol.

The term is to describe implementation of uḥā prayer, the method of research is descriptive and qualitative method, collect the data, interview, observation. There are 3 parts to collect the data, reduction, explanation, and verification.

Implementation of uḥā prayer in SMPN 1 Patrol is done on Friday at 07.00-08.00 and must be report leader school. The impaced of students when prayer uḥā is shape they sincere in every activity, resignation, discipline, cleanliness, relationship, similarity, and be attracted to comfort Allah SWT.

Keywords : Attitude, uā prayer, implementation, behaviour


(11)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Menurut Muchtar (2005: 8) manusia diciptakan Allāh SWT dengan sempurna dan memiliki kelebihan dari makhluk lainnya salah satunya yaitu manusia dianugrahi akal. Dengan akal itulah manusia dapat memiliki ilmu. Dengan akal itulah manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Dengan akal itulah manusia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga dia melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak baik menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting pendidikan dalam Islām sehingga merupakan suatu kewajiban bagi seseorang. Hal ini berdasarkan ḥadīś redaksi (Effendi, 2006).

Rasūlullāh SAW bersabda :

َ ﻃ ﺐ ْ ﺍ ْ َف ةضْير ﻰٰ ۥ ﱢ ۥْﻤ ﺴ

Artinya: “menuntut ilmu itu diwajibkan atas tiap orang muslim” (HR. Ibnu Barri).

Pendidikan pada hakikatnya merupakan kasih sayang Allāh yang diturunkan kepada segenap makhluk terutama manusia. Dengan kasih sayangnyalah suatu proses pendidikan berjalan dengan baik.

Keberimanan seseorang seluruhnya diukur oleh hal-hal yang bersifat akhlaki, termasuk alāt, sebab seseorang yang melakukan alāt dengan makna

yang sebenarnya akan efektif untuk merealisasikan

tanhā„anilfakhsyā‟iwalmunkar, dimana dengannya akan tercipta masyarakat


(12)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembiasaan, meskipun pada awalnya anak didik menolak atau terpaksa melakukan suatu perbuatan atau akhlak yang baik, tetapi setelah lama dipraktekkan secara terus-menerus dibiasakan akhirnya anak mendapatkan akhlak mulia.

Kedudukan şalāt dalam agama Islām sebagai ibadah yang menempati posisi penting yang tidak dapat digantikan oleh ibadah apa pun juga, şalāt merupakan tiang agama yang tidak akan dapat tegak kecuali dengan şalāt. Şalāt adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan oleh Allāh Swt kepada hamba-Nya, perintah kewajibannya disampaikan langsung oleh Allāh SWT melalui dialog dengan Rasūl-Nya pada malam Mi‟raj. Şalāt juga merupakan amalan yang mula -mula akan dihisab (Ar-Rahbawi, 2001: xii).

Secara filosofis, ibadah dalam Islām tidak semata-mata bertujuan untuk menyembah Allāh SWT. Sebab, disembah atau tidak disembah, Allāh SWT tetaplah Allāh SWT. Esensi ketuhanan Allāh SWT tidak pernah berkurang sedikit pun apabila manusia dan seluruh makhluk di jagat raya ini tidak menyembah-Nya. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allāh SWT. Allāh SWT adalah eksistensi Yang Maha Suci yang tidak dapat didekati kecuali oleh yang suci. Diakui oleh para ulama dan para peneliti atau pakar, bahwa salah satu ibadah yang sangat penting dalam Islām adalah şalāt. alāt memiliki kedudukan istimewa baik dilihat dari cara memperoleh perintahnya yang dilakukan secara langsung, kedudukan alāt itu sendiri dalam agama maupun dampak atau fadilahnya.

Djalaludin dalam Hariyanto (2003: xix) menjelaskan, bahwa şalāt adalah suatu kegiatan fisik dan mental-spiritual yang memberikan makna baik bagi hubungan dengan Allāh Swt, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan diri sendiri.

Dengan demikian, menurut Al-Mahfani (2008: 30), şalāt merupakan suatu ibadah (ibadah yang paling utama), dalam proses penghambaan dan pendekatan diri kepada Allāh SWT. Şalāt yang dikerjakan dengan ikhlas


(13)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sepenuh hati karena Allāh SWT, akan menumbuhkan sensasi kenikmatan tersendiri.

Ibadah şalāt dalam garis besarnya, dibagi kepada dua jenis, yaitu:

pertama, şalāt yang difar ukan, dinamai şalāt maktubah; dan yang kedua, şalāt

yang tidak difar ukan, dinamai şalāt sunah (Ash-Shiddieqy, 2001: 287).

Şalāt sunah ialah şalāt yang dianjurkan kepada orang mukallaf untuk mengerjakannya sebagai tambahan bagi şalāt far u, tetapi tidak diharuskan. Ia disyariatkan untuk menambal kekurangan yang mungkin terjadi pada şalāt-şalāt far u disamping karena şalāt itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Şalāt sunah tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

pertama, şalāt-şalāt sunah yang tidak disunatkan berjamaah, seperti: şalāt sunah Rawatib, şalāt sunah witir (kecuali pada bulan Ramadhan), şalāt sunah uā, şalāt sunah taḥiyyat al-masjid, şalāt tasbih, şalāt istikharah, sunah Hajat, sunah Taubah, sunah Tahajud, dan şalāt sunah Mutlak. Dan kedua, şalāt sunah yang

disunatkan berjamaah, seperti: alāt sunah „Idul fitri, alāt sunah „Idul „Adḥā, alāt sunah Kusuf (gerhana matahari), alāt sunah Kusuf (gerhana bulan), alāt sunah Istisqa‟, dan alāt sunah Tarawīh

Şalāt uḥāmerupakan salah satu di antara şalāt-şalāt sunah yang sangat dianjurkan oleh Rasūlullāh SAW. Banyak penjelasan para ulama, bahkan keterangan Rasūlullāh SAW yang menyebutkan berbagai keutamaan dan keistimewaan şalāt uā bagi mereka yang melaksanakannya (Alim, 2008: 63).

Şalāt merupakan rukun Islām yang kedua. Şalāt juga merupakan ibadah yang teramat penting bagi umat muslim dan tidak boleh diabaikan begitu saja meski dalam keadaan seperti apapun. Rasūlullāh mengibaratkan alāt sebagai tiang agama. Tanpa ada tiang maka bangunan akan roboh, tanpa alāt agama akan runtuh. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban seorang muslim untuk melakukan alāt. Bila tidak bisa tata caranya maka dia waib mempelajarinya (Syihabuddin, 2012).


(14)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Didalam Surah A - uḥāAllāh SWT bersumpah dengan waktu uḥā dan waktu malam:“Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi” (QS. A - uḥā [93]: 1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allāh SWT sampai bersumpah pada kedua waktu itu? Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang paling utama. Dari dalil tersebut terlintas keinginan penulis untuk lebih memahami tentang

alāt uā.

Pada waktu itulah Allāh SWT sangat memperhatikan hamba-Nya yang paling giat mendekatkan diri kepada-Nya. Ditengah malam yang sunyi, dimana orang-orang sedang tidur nyenyak tetapi hamba Allāh yang pintar mengambil kesempatan disaat itu dengan bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya malam dan air wu ū‟, bangun untuk menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya untuk mendekatkan diri kepadanya (Syihabuddin, 2012).

Demikian juga dengan waktu uā, dimana orang-orang sibuk dengan kehidupan duniawinya dan mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya sebentar untuk kembali mengingat Allāh SWT, sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan alāt uā: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa alāt itu dilain saat ini lebih utama”. Sesungguhnya Rasūlullāh SAW bersabda: “ alāt uā itu ( alātul awwabīn) alāt orang yang kembali kepada

Allāh, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya” (HR Muslim) (Effendi, 2006).

Lantas bagaimana tidak senang Allāh SWT dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janji-Nya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allāh dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS.Al-Māidah [5]: 35). Diakhir ayat ini terlihat Allāh SWT menyatakan kata


(15)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“beruntung” bagi hambanya yang suka mendekatkan diri kepadanya. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa rejeki itu bukan hanya bentuknya materi atau uang belaka. Tetapi lebih dalam dari itu, segala sesuatu yang diberikan kepada kita yang berdampak kebaikan kepada kehidupan kita didunia dan diakhirat adalah rejeki. Dan puncak dari segala rejeki itu adalah kedekatan kepada Allāh SWT dan tentu kalau berbicara ganjaran yaitu kenikmatan puncak yang paling akhir adalah syurga. Oleh karena itu para ulama mengajarkan kita untuk berdo‟a tentang rejeki ketika selesai alāt uā. Jadi salah satu fadilah (keutamaan) dari alāt uḥā itu adalah sarana jalan untuk memohon limpahan rejeki dari Allāh SWT (Syihabuddin, 2012).

Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah alāt uḥā ini adalah salah amalan yang disukai Rasūlullah SAW beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran Beliau yang disampaikan oleh Abū Hurairah ra: “Kekasihku Rasulūllāh SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka‟at uḥādan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud) (Amiruddin, A, 2009: 42).

Kalaulah tidak khawatir jika umatnya menganggap alāt uḥā ini wajib hukumnya maka Rasūlullah SAW tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga alāt uḥānya sebagaimana

yang dikatakan oleh Imam Syafi‟i:”Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak melakukan alāt uā”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik dan giat untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya” (Syihabuddin, 2012).

Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan riḏa-Nya meninggalkan alāt uā

karena kesibukan duniawi kita kecuali karena kelalaian dan kebodohan kita sendiri. Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah alāt uā ini adalah alāt amalan yang disukai Rasūlullāh SAW beserta para sahabatnya. Sebagaimana


(16)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anjuran Beliau yang disampaikan oleh Abū Hurairah ra: ”Kekasihku Rasūlullāh SAW telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka‟at uḥā dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim dan Abu Dawud) (Amiruddin,

A, 2009: 42).

Oleh karena itu, peneliti tertarik dan merasa perlu mengadakan penelitian dengan judul:

“Implementasi Pembiasaan Şalāt uā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak

Siswa Di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.

B. RUMUSAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai berikut: “Bagaimana Implementasi Pembiasaan

alāt uā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol

Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu?”. Dari masalah pokok tersebut dapat

dijabarkan menjadi beberapa sub masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pembiasaan alāt uā di SMPN 1 Patrol? 2. Bagaimana Akhlak siswa di SMPN 1 Patrol?

3. Bagaimana dampak implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan pokok penelitian ini adalah mengetahui Implementasi Pembiasaan alāt uḥā Dalam Rangka Pembinaan Akhlak Siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu. Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin diperoleh

dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui:


(17)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Akhlak siswa di SMPN 1 Patrol.

3. Dampak implementasi pembiasaan alāt uḥā terhadap akhlak siswa di SMPN 1 Patrol.

D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini didapat beberapa manfaat diantaranya yaitu:

1. Memeberi informasi kepada para pendidik mengenai implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol. 2. Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi dan memberikan kontribusi

pada pengembangan teori mengenai alāt uḥā dalam pembinaan akhlak

siswa.

3. Memberi informasi kepada sekolah lain menganai bukti nyata dari siswa SMPN 1 Patrol terdapat program pembiasaan alāt uā dalam pembinaan akhlak siswa.

E. RUANG LINGKUP PENELITIAN

Untuk memahami skripsi ini maka peneliti perlu membatasi ruang lingkup penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Ruang Lingkup Materi

Permasalahan pokok yang menjadi kajian pokok dalam penelitian ini adalah terdapat variabel independen (variabel X) dan variabel dependen (variabel Y). Variabel independen adalah implementasi pembiasaan alāt uḥā

meliputi perencanaan, proses dan hasil dari pembiasaan alāt uā. Dan variabel dependen adalah jenis-jenis akhlak seperti akhlak kepada Allāh SWT, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga, dan akhlak kepada Guru dan teman.

2. Ruang Lingkup Subjek

Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini yaitu di SMPN 1 Patrol. 3. Ruang Lingkup Lokasi


(18)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun ruang lingkup lokasi penelitian yaitu terletak di Jalan Raya Patrol, Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.

4. Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini yaitu tahun 2012. F. DEFINISI OPERASIONAL

Definisi operasional dimaksudkan sebagai upaya penjelasan tentang variabel-variabel penelitian, sesuai dengan konsep dan konteks dari setting penelitian yang merujuk pada judul penelitian ini. Sehingga konsep tersebut dapat diamati dan dapat diukur.

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami konsep dan konteks permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul penelitian, yaitu:

1. Implementasi

Implementasi dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan penerapan atau pelaksanaan, penerapan merupakan kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari ke dalam situasi kongkret atau nyata. Kata implementasi bermuara pada aktifitas adanya aksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem yang dilaksanakan dengan terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh. Dalam hal ini peneliti memfokuskan pada mekanisme penerapan pembelajaran mulai dari perencanaan, prosedur pelaksanaan, dan proses evaluasi dengan identifikasi berbagai hambatan yang ada dalam pelaksanaannya (Poerwadarminta, 2007: 150).

2. Pembiasaan alāt uā

Pembiasaan berasal dari kata “biasa” yang berarti sebagai sedia kala, sebagai yang sudah-sudah, tidak menyalahi adat atau tidak aneh. Dengan adanya prefix “pe” dan suffiks “an” menunjukkan arti proses. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu atau seseorang menjadi biasa atau terbiasa (Poerwadarminta, 2007:153).


(19)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

alāt uḥā adalah alāt sunah yang dikerjakan pada pagi hari, dimulai ketika matahari naik sepenggalah atau setelah terbit matahari (sekitar jam 07.00 WIB) sampai sebelum masuk waktu zuhur ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah (Al-Mahfani, 2008:11).

3. Implementasi pembiasaan alāt uḥā menurut peneliti yaitu dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan alāt sunah uā ( alāt sunah yang

dilakukan ketika matahari belum naik pada posisi tengah-tengah sekitar jam 07.00 WIB) dengan proses terus-menerus sehingga melakukan alāt uā

menjadi biasa atau terbiasa. 4. Akhlak Siswa

Imam Al-Ghazali mengemukakan, bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Sedangkan Ahmad Amin menjelaskan bahwa akhlak adalah adatul iradah atau kehendak yang dibiasakan (Mustofa, 2005:12).

Menurut Muchtar (2005: 157) peserta didik adalah orang yang menuntut ilmu dilembaga pendidikan, bisa disebut juga sebagai murid, santri atau mahasiswa. Betapa islām mewajibkan dan memuliakan orang-orang yang menuntut ilmu.

Jadi, menurut peneliti dapat disimpulkan akhlak siswa yaitu perangai atau tingkah laku atau suatu sifat yang tertanam peserta didik/siswa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu) dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun dirumah.


(20)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. SISTEMATIKA PENELITIAN

Untuk mempermudah penyusunan dan pemahaman dalam Penelitian skripsi nanti, maka peneliti membuat sistematika penelitian sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional dan sistematika penelitian.

BAB II Memuat kajian teori yang meliputi pembiasaan alāt uā dan akhlak.

BAB III Memaparkan metode penelitian, pendekatan penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, tahap-tahap penelitian, validitas dan reliabilitas data, analisis data dan tahap-tahap penulisan laporan penelitian.

BAB IV Mendeskripsikan hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan dari permasalahan yang telah peneliti rumuskan. Pada bab ini juga dituliskan analisis yang telah dideskripsikan dari hasil penelitian.

BAB V Berisikan kesimpulan dan rekomendasi peneliti dari hasil penelitian yaitu implementasi pembiasaan alāt uḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa. Pada akhir penelitian akan disertakan lampiran yang menurut peneliti berhubungan dengan penelitian ini.


(21)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu


(22)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Arikunto (2010: 100) mengatakan bahwa:

Metode adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data. “Cara” menunjuk pada sesuatu yang abstrak, tidak dapat

diwujudkan dalam benda yang kasat mata, tetapi hanya dapat dipertontonkan penggunaannya.

Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,

tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau

keadaan. Memang adakalanya dalam penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis (Arikunto, 2010: 234).

Sukmadinata (2007:74) mengungkapkan bahwa:

Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel, tetapi semua kegiatan, keadaan, kejadian, aspek, komponen atau variabel berjalan sebagaimana adanya. Tanpa penelitianpun semua kegiatan, keadaan, komponen variabel berjalan seperti itu. Penelitian ini berkenaan dengan keadaan atau kejadian-kejadian yang biasa berjalan. Satu-satunya unsur manipulasi atau perlakuan yang diberikan hanyalah penelitian itu sendiri. Yang dilakukan melalui observasi, wawancara, pengedaran angket atau studi dokumentasi. Penelitian deskriptif tidak berhenti pada pengumpulan data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta penyimpulan, tetapi dilanjutkan dengan pembandingan, mencari kesamaan-perbedaan dan hubungan kasual dalam berbagai hal. Penemuan makna adalah fokus dari keseluruhan proses.


(23)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan peneliti yaitu menggunakan metode deskriptif. Metode ini dipilih karena peneliti bermaksud untuk mendapatkan gambaran secara sistematis, faktual, akurat mengenai implementasi pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa, kemudian dilakukan analisis dan interpretasi dalam bentuk kesimpulan dan rekomendasi. Mengingat tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang diterapkan di SMPN 1 Patrol Indramayu. Oleh karena itu, penelitian ini tergolong pada penelitian deskriptif.

Dalam penelitian ini, penulis menyampaikan gambaran objek penelitian sesuai yang ada di lapangan yaitu menggambarkan mengenai implementasi pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa yang diterapkan di SMPN 1 Patrol Indramayu. Peneliti mengamati seluruh aktifitas mulai dari perencanaan pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, program dalam pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, proses pembiasaan yang diciptakan dalam pembinaan akhlak siswa, evaluasi yang dilakukan dalam pembiasaan ṣalāt ḍuḥā, dan hasil dari pembiasaan alāt ḍuḥā dalam pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Indramayu.

B. PENDEKATAN PENELITIAN

Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan peneliti untuk memperoeh data yang diperlukan di SMPN 1 Patrol Indramayu yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Hariwijaya (2008: 51) mengatakan bahwa:

Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik atau tidak tergantung dari data yang diperoleh. Kualitas suatu penelitian juga didukung pula oleh proses pengolahan yang dilakukan. Oleh karena itu, variabel yang digunakan, alat-alat


(24)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengumpulan data, desain penelitian, dan alat-alat analisis serta hal-hal yang dianggap perlu dalam penelitian harus tersedia. Metode penelitian dianggap paling penting dalam menilai kualitas hasil penelitian. Keabsahan suatu penelitian ditentukan oleh metode penelitian.

Sebagaimana dikutip oleh Moleong (2002: 3), mendefinisikan “pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.

Sebagaimana (Yuswadi, 2005: 18) bahwa sifat dari penelitian kualitatif yaitu mencari makna dari suatu fakta atau fenomena, maka kesungguhan seorang peneliti dituntut ketika melakukan suatu observasi atau pengamatan di lapangan.

Seorang peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan “instrument utama”

dalam proses pengumpulan data melalui pengamatan. Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti harus mampu melakukan proses imajinasi, berpikir secara abstrak, dan bahkan jika memungkinkan dapat menghayati dan merasakan fenomena yang terjadi di lapangan.

Sukmadinata (2007:94) menjelaskan penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data, pendapat, pemikiran, persepsinya. Pemahaman diperoleh melalui analisis berbagai keterkaitan dari partisipan dan melalui penguraian

“pemaknaan partisipan‟tentang situasi-situasi dan peristiwa-peristiwa. Pemaknaan partisipan meliputi perasaan, keyakinan, ide-ide, pemikiran dan kegiatan dari partisipan.

Penelitian ini bersifat deskriptif yang memberi gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, dalam penelitian ini untuk mengetahui informasi tentang metode pembiasaan yang diterapkan di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.


(25)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yang berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah–laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Pendekatan ini digunakan karena data yang diperoleh adalah data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang serta berupa perilaku yang diamati.

C. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi dalam penelitian ini adalah tempat berlangsungnya penelitian yakni di SMPN 1 Patrol, tepatnya berada di jalan raya Patrol, kecamatan Patrol, kabupaten Indramayu.

Menurut Moleong (2002: 90) Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Untuk menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik berdasarkan tujuan-tujuan tertentu (purposive sampling), dengan cara bola salju (snow ball) yaitu menelusuri terus data yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan yang ada.

Informan dalam penelitian ini dibedakan menjadi : a. Informan kunci (key informan)

Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru agama Islam, terutama bidang Aqidah, Ibadah, dan Akhlak.

b. Informan pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari : 1. Kepala Sekolah

2. Guru BP

3. Sebagian siswa kelas 3G (6 siswa) dan 3E (4 siswa) Adapun subjek penelitian adalah:

1. Kepala Sekolah SMPN 1 Patrol


(26)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Siswa-siswi SMPN 1 Patrol ada 10 siswa

4. Orang tua siswa-siswi SMPN 1 Patrol ada 2 orang

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti semdiri, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan (Sugiyono, 2011: 222).

Menurut Nasution yang dikutip Sugiyono (2010: 306) mengatakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatunya masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

E. TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

Tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti selama proses meneliti di lapangan menggunakan tiga tekhnik diantaranya adalah:


(27)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Margono (2004: 165), “wawancara adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan

dijawab secara lisan pula”.

Hariwijaya (2008: 64) menjelaskan, wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun menggunakan telepon. Wawancara dipergunakan sebagai cara untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan wawancara dengan narasumber atau responden.

Berdasarkan strukturnya, pada penelitian kualitatif ada dua jenis wawancara.

Pertama, wawancara relatif tertutup. Pada wawancara dengan format ini,

pertanyaan-pertanyaan difokuskan pada topik-topik khusus atau umum. Panduan wawancara dibuat cukup rinci. Pewawancara pun bekerja, sebagian besar dipandu oleh item-item yang dibuatnya meskipun tetap terbuka berfikir divergen. Kedua, wawancara yang terbuka. Pada wawancara ini, peneliti memberikan kebebasan diri dan mendorongnya untuk berbicara secara luas dan mendalam. Pada wawancara dengan format terbuka, subyek penelitian lebih kuat pengaruhnya dalam menentukan isi wawancara (Danim, 2002: 132).

Menurut Fathoni (2006 : 105) bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara diantaranya adalah:

a. Menjalani hubungan baik dengan yang akan diwawancarai serta menjelaskan maksud dari wawancara yang akan dilakukan dengan harapan dapat mengungkapkan sebanyak mungkin data yang ingin digali.

b. Menyampaikan pernyataan yang tercantum dalam kuesoner yang disusun secara sistematikan.

c. Mencatat semua jawaban lisan yang diberikan oleh responden / informan secara teliti, efisien dan efektif dengan memperhatikan maksud yang tersirat dalam jawaban itu.


(28)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Margono (2004:158), “observasi adalah pengamatan dan pencatatan

yang sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian”.

Subagyo (2004: 63), menjelaskan bahwa observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Observasi sebagai alat pengumpulan data dapat dilakukan secara spontan, dapat pula dengan daftar isian yang telah disiapkan.

Sedangkan Sugiono dalam Hariwijaya (2008: 63) „observasi merupakan

suatu proses komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis

dan psikologis‟. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Lebih lanjut Nawawi (1995: 100) menyatakan bahwa, Observasi ini langsung dilakukan terhadap obyek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama obyek yang diselidiki.

Dengan teknik observasi pertisipatif, peneliti harus banyak memainkan peran selayaknya yang dilakukan oleh subyek penelitian, pada situasi yang sama atau berbeda. Pada saat tercipta hubungan baik antara peneliti dan subyek, peneliti bisa berperan serta dalam kegiatan-kegiatan subyek itu. Kemudian peneliti bisa menarik diri lagi dari peran sertanya sehingga ia tidak kehilangan tujuan utamanya. Peneliti yang terlalu terlibat atau berperan serta akan larut dalam pekerjaan subyek penelitian, bisa kehilangan tujuan ut amanya (Danim, 2002: 124).

Untuk mengungkap data dan informasi mengenai implementasi pembiasaan

alāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa, peneliti menggunakan teknik wawancara karena dalam penelitiannya menggunakan pendekatan kualitatif sehingga membutuhkan gambaran deskriptif dan eksploratif mengenai


(29)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

implementasi atau penerapan pembiasaan ṣalāt ḍuḥā dalam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol tersebut.

3. Studi Dokumentasi

Sukmadinata (2007 : 221) menjelaskan bahwa studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.

Fathoni (2006: 112) menambahkan bahwa “studi dokumentasi ialah teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan mengenai data pribadi responden”.

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011 : 240).

Metode dokumentasi adalah teknik pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:

1. Kondisi dan gambaran umum tentang SMPN 1 Patrol Indramayu. 2. Keadaan guru, karyawan, dan siswa.

3. Sarana dan prasarana sekolah.


(30)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian mengenai Implementasi Pembiasaan ṣalāt ḍuḥa dalam rangka pembinaan akhlak siswa dilakukan melalui tiga tahapan melalui prosedur yang telah ditetapkan oleh Universitas Pendidika Indonesia (UPI). Adapun tahap-tahap penelitian kualitatif menurut Bogdan yang dikutip oleh Suwandi (2008:24) yaitu tahap pra lapangan, tahap kegiatan lapangan, dan tahap analisis data. Tahapan-tahapan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pra Penelitian

Pada tahapan ini terdapat beberapa kegiatan yang dimulai dengan menemukan masalah yang akan diteliti, kemudian menyusun rancangan penelitian dengan membuat proposal skripsi. Setelah proposal disetujui, peneliti mengurus perizinan kepada pihak-pihak yang berwenang memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian diantaranya yaitu mengajukan surat perizinan kepada pihak universitas untuk diserahkan kepada pihak sekolah. Kemudian peneliti menjajaki dan menilai keadaan lapangan sebagai pra penelitian yang ditujukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai masalah yang akan diteliti.

2. Kegiatan Lapangan

Pada tahap ini peneliti sudah mendapat gambaran dan fokus permasalahan lebih jelas, sehingga dapat menggali data secara spesifik. Data yang telah diperoleh dari hasil observasi, wawancara serta studi dokumentasi kemudian dikumpulkan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Pengumpulan data-data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Jika dalam tahap pra lapangan wawancara masih bersifat umum dan terbuka, maka pada tahap ini wawancara dilakukan lebih berstruktur untuk memperoleh informasi lebih mendalam.

3. Tahap Member Check

Tahap ini merupakan tahap pengecekan ulang dari data-data dan informasi yang diperoleh dari responden. Kegiatan ini dilakukan guna


(31)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguji kebenaran dan kesesuaian informasi yang telah dituangkan dalam bentuk laporan yang bersifat naratif. Pengecekan ini dilakukan dengan cara data-data yang sudah diperoleh melalui wawancara, observasi serta studi dokumentasi disusun kembali untuk selanjutnya dilaporkan dan diperiksa oleh pihak-pihak yang menjadi sumber data tersebut, apabila dirasakan ada kekurangan atau kesalahan terhadap data yang diperoleh, maka akan dilakukan koreksi atau penambahan bila dianggap perlu.

G. VALIDITAS DAN RELIABILITAS HASIL PENELITIAN

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Namun perlu diketahui dalam penelitian kualitatif, kebenaran realitas data itu bersifat jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan

berbagai latar belakangnya”(Sugiyono, 2010:365). Lebih lanjut lagi penjelasan dalam penelitian sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan.

Reliabilitas penelitian ini akan sangat bergantung kepada kemungkinan adanya pihak-pihak lain yang melakukan penelitian yang sama dengan hasil yang sama pula. Untuk menjaga konsistensi dan kebenaran dari hasil penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah untuk menjaga konsistensi dan kebenaran hasil penelitian yang dilakukan oleh manusia. Dalam menjaga kredibilitas hasil penelitian, peneliti melakukan audit trail, artinya dapat dikonfirmasikan dengan jejak yang dapat diukur dengan melakukan pemeriksaan guna meyakinkan hal-hal yang dilaporkan sesuai dengan kenyataannya (Romli, 2011:111).


(32)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

H. ANALISIS DATA

Proses analisis data ini peneliti lakukan secara terus menerus, bersamaan dengan pengumpulan data dan kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data dilakukan.

Di dalam melakukan analisis data peneliti mengacu kepada tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 246), “yang terdiri dari tiga tahapan yaitu: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion drawing verivication)”. Tiga tahapan tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Reduksi Data (data reduction)

Pada tahap ini, data yang diperoleh dari lokasi penelitian (data lapangan) dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci. Laporan lapangan oleh peneliti akan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya dengan cara: diedit atau disunting, yaitu diperiksa atau dilakukan pengecekan tentang kebenaran responden yang menjawab, kelengkapannya, apakah ada jawaban yang tidak sesuai atau tidak konsisten. Kemudian, dilakukan coding atau pengkodean, yaitu pemberian tanda atau simbol atau kode bagi tiap-tiap jawaban yang termasuk dalam ketegori yang sama. Dan selanjutnya, tabulasi atau pentabelan, yaitu jawaban-jawaban yang serupa dikelompokkan dalam suatu tabel. Reduksi data ini dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung.

2. Penyajian Data (data display)

Penyajian data atau display data dimaksudkan untuk memudahkan peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian


(33)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertentu dari penelitian. Dengan kata lain merupakan pengorganisasian data ke dalam bentuk tertentu sehingga kelihatan dengan sosoknya lebih utuh. 3. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Dalam penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan dilakukan secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Sejak awal memasuki lapangan dan selama proses pengumpulan data, peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari makna dari data yang dikumpulkan yaitu dengan cara mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang masih bersifat tentatif, akan tetapi dengan bertambahnya data melalui proses verifikasi secara terus menerus. Dengan kata lain, setiap kesimpulan senantiasa terus dilakukan verifikasi selama penelitian berlangsung yang melibatkan interpretasi peneliti.

I. TAHAP PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

Setelah penelitian dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pembuatan laporan hasil penelitian dalam bentuk tertulis. Laporan hasil penelitian merupakan bentuk pertanggungjawaban dari penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk mendokumentasikan secara sistematis segala proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan.

Hasil penelitian diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumen sekolah. Berhubung banyaknya informan dan berbagai macam informasi maka peneliti membuat singkatan teerhadap wawancara kepada informan dan berbagai macam observasi dilingkungan sekolah maupun diluar ligkungan sekolah. Yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

a. Observasi lapangan = (OL) b. Observasi Rumah = (OR)


(34)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Observasi Sekolah = (OS) 2. Wawancara

a. Wawancara Kepala Sekolah = (WKS)

b. Wawancara Guru = (WG)

- H. Ading Aksinuddin, S.Ag = (WG1)

- Ibu Dra. Malikhah = (WG2)

- Bapak Drs. Kusmana = (WG3)

- Guru BP = (WG4)

- Bapak Effendy Yusuf, BSc = (WG5)

- Ibu Sri Sulastri, S.Pd = (WG6)

- Bapak Caman, S.Pd = (WG7)

c. Wawancara Siswa = (WS)

- Nani.R, Kls.IXG = (WS1)

- Endri, Kls.IXG = (WS2)

- Tiara, Kls.IXG = (WS3)

- Kurnia, Kls.IXG = (WS4)

- Sahrul, Kls.IXG = (WS5)

- Nahdi, Kls.IXG = (WS6)

- Lia, Kls.IXE = (WS7)

- Lutfi, Kls.IXE = (WS8)

- Arif, Kls.IXE = (WS9)

- Nabila, Kls.IXE = (WS10)

d. Wawancara Orang Tua Siswa = (WO)

- Ibu Oniyah = (WO1)

- Ibu Kimah = (WO2)

3. Sumber Dokumentasi = (SD)

- Profil Sekolah = (SD1)


(35)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu


(36)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab terakhir ini berisikan uraian kesimpulan penelitian yang telah dilakukan. Selain itu diajukan beberapa rekomendasi yang telah berpedoman pada hasil penelitian untuk pengembangan lebih lanjut lagi. Rekomendasi ini disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dan para peneliti yang akan mendalami dari sisi lain.

A. KESIMPULAN

Salah satu bukti cinta dan belas kasih Rasūlullāh SAW terhadap umatnya adalah Beliau menganjurkan dan memberi teladan dalam menjalankan şalāt sunnah kepada kita sebagai tambahan dalam beribadah

dan mendekatkan diri kepada Allāh SWT. Anjuran dan teladan ini tidak

lain kecuali agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Rasūlullāh SAW ingin menyelamatkan umatnya dari

kerusakan-kerusakan dalam kehidupan dan agar mereka sampai kepada posisi puncak keimanan.

alāt sunnah disyariatkan kepada umat Islam, tidak lain agar orang

mukmin semakin dekat kepada Allāh, karena ia merupakan salah satu

dari pemberian Tuhan yang sangat besar Nilainya. Diantara şalāt- şalāt sunnah yang disyariatkan dalam Islam adalah alāt ḍuḥā, yaitu alāt sunnah yang terdiri dari dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya dua belas rakaat, ketika waktu ḍuḥā, yakni ketika waktu naiknya matahari setinggi tombak atau kira-kira jam 8 atau jam 9 hingga tergekincirnya matahari.

Meskipun alāt ḍuḥā waktunya dikerjakan bersamaan pada waktu umumnya orang-orang sedang bekerja di waktu pagi, namun alāt ḍuḥā bukanlah suatu penghambat bagai tercapainya target pekerjaan.


(37)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebaliknya, alāt ḍuḥā merupakan salah satu kunci tercapainya prestasi dalam kerja. Sebab dalam islam tidak ada satupun syariat yang dapat membuat kerugian, tapi malah menguntungkan. Hal ini tergantung diri kita sendiri. Mampu atau tidakkah kita menyelami hikmah yang ada di dalamnya.

Namun yang pasti Allāh SWT telah menyatakan dalam firman-Nya

bahwa : ”Orang-orang yang mengingat Allāh sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang

penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ” Ya Tuhan kami, tiadalah

Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka ( Q.S.: Al-Imran [3]: 191)

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis peneliti pada pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan. Adapun kesimpulan yang diperoleh dari data penelitian di SMPN 1 Patrol yaitu sebagai berikut: 1. Implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā dari hasil penelitian didapat

program, pelaksanaan dan hasil evaluasi alāt ḍuḥā adapun pemaparannya sebagai berikut:

a. Munculnya program pembiasaan alāt ḍuḥā dilatarbalakangi karena himbauan dari pemerintah daerah (PEMDA) untuk menerapkan alāt

ḍuḥā, dan dilatarbelakangi agar siswa lebih produktif dalam memanfaatkan waktu untuk beribadah. Oleh karena itu, pembiasaan

alāt ḍuḥā ini selain bertujuan untuk pembinaan akhlak siswa, baik akhlak terhadap Allāh SWT maupun terhadap sesama manusia. Selain itu, juga bertujuan untuk melatih siswa dalam memanfaatkan waktu pagi.


(38)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pembiasaan alāt ḍuḥā dilaksanakan satu kali dalam seminggu, yaitu

pada hari jum’at. alāt ḍuḥā dimulai pada pukul 07.00-08.00 WIB.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara sendiri-sendiri (munfarid)

minimal empat raka’at. Setelah alāt ua selesai kemudian

membaca do’a oleh Guru dan diikuti oleh siswa.

c. Evaluasi alāt uḥā yang terdapat di SMPN 1 Patrol yaitu suatu tolak ukur yang dapat diambil dari pelaksanaan alāt ḍuḥā hal ini bahwa evaluasi dari pembiasaan alāt ḍuḥā yaitu terwujudnya siswa yang beriman dan bertaqwa serta menghiasi pribadi dengan akhlak mulia.

2. Akhlak siswa SMPN 1 Patrol

Ada beberapa bentuk pembiasaan yang diterapkan oleh pihak sekolah sebagai usaha untuk menumbuhkembangkan nilai-nilai akhlak

dan ketaqwaan terhadap Allāh SWT. Diantara bentuk kegiatan

pembiasaan yang diterapkan di SMPN 1 Patrol adalah sebagai berikut: a. Berjabat tangan dan mengucapkan salam sewaktu bertemu teman,

guru, maupun karyawan.

b. Melakukan tadarus/membaca Al-Qurān sebelum pelajaran dimulai c. Melaksanakan pesantren kilat bagi siswa di bulan Ramadan

d. Mewajibkan semua warga sekolah putera-puteri berpakaian muslim/ muslimah setiap hari

e. Melaksanakan peringatan-peringatan hari besar agama Islam dengan melibatkan semua warga sekolah

f. Mewajibkan membaca doa saat mulai pelajaran dan akhir pelajaran.

Dengan terinternalisasinya nilai-nilai ajaran Islam maka dapat membentuk generasi muda atau peserta didik yang berkepribadian muslim. Berikut ini beberapa nilai ajaran Islam tentang akhlak yang


(39)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat diinternalisasikan kepada para siswa melalui metode pembiasaan yang diterapkan di SMPN 1 Patrol:

1) Ikhlas

Ikhlas adalah sikap batin dalam segala perbuatan bahwa apa yang dilakukan semata-mata hanya untuk mendapatkan riḍa dari Allāh

SWT. 2) Tawakal

Tawakkal adalah sikap pasrah kepada Allāh SWT bahwa sesuatu yang terjadi adalah kehendaknya. Manusia hanya wajib berdo'a dan berusaha.

3) Disiplin

Disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan seorang anak didik terhadap aturan atau tata-tertib yang dijalankan oleh suatu lembaga atau sekolah dan mengandung sanksi di dalamnya sebagai sesuatu yang biasa.

4) Kebersihan

Kebersihan adalah sesuatu yang tidak mengandung najis dan kotoran, atau sesuatu yang dapat merusak pandangan mata.

5) Persaudaraan

Persaudaraan (Ukhuwah) adalah semangat persaudaraan bahwa setiap muslim adalah bersaudara. Sehingga untuk mewujudkan hal tersebut di SMPN 1 Patrol diterapkan program "3S", yaitu saling senyum, salam dan sapa di antara sesama warga sekolah, di antara guru, karyawan, dan peserta didik.


(40)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Persamaan (al-musawah) adalah pandangan bahwa sesama manusia adalah sama, tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan, ras, status sosial, dan lain-lain. Hal yang membedakan di antara

sesama manusia adalah tingkat ketaqwaannya di hadapan Allāh

SWT.

7) Syukur.

Syukur adalah sikap penuh terima kasih pada Allah SWT atas segala karunia dan nikmat yang telah diberikan-Nya.

3. Dampak Akhlak Siswa SMPN 1 Patrol

Adapun dampak akhlak siswa di SMPN 1 Patrol setelah melaksanakan pembiasaan alāt ḍuḥā yaitu:

a. Akhlak terhadap Allāh SWT

1) Siswa cukup mampu menerapkan rasa syukur atas segala nikmat

Allāh SWT baik melalui ucapan dengan membaca hamdalah

maupun perbuatan.

2) Siswa terlatih supaya tawakal, tetap berusaha dan belajar dengan Sgiat dan rajin secara maksimal untuk memperoleh hasil yang lebh baik lagi, baik di rumah maupun di sekolah.

3) Dengan penerapan pembiasaan siswa dapat meningkatkan sifat keihklasan yaitu melalui amal jariyah untuk berinfak di sekolah setiap hari senin, rabu dan jum’at yang mereka keluarkan dari uang saku dan mereka lakukan tanpa paksaan dari orang lain

melainkan karena Allāh SWT.


(41)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Siswa mampu menghiasi diri dengan akhlak mulia seperti menerapkan adab kesopanan, ramah terhadap semua orang, baik dengan perkataan maupun perbuatan.

2) Dengan adanya pembiasaan alāt ḍuḥā siswa dapat mengontrol emosi atau amarah mereka, selain itu juga pikiran dan hati siswa juga menjadi tenang sehingga akan memperlancar proses belajar. 3) Dengan pembiasaan alāt ḍuḥā tertanamnya sifat sabar,

menghindarkan hati dari bisikan setan serta berkeinginan diri

untuk meningkatkan ibadah kepada Allāh SWT.

c. Akhlak terhadap keluarga

1) Dengan adanya pembiasaan alāt uḥā siswa dapat meningkatkan ibadah şalāt kepada Allāh Swt seperti alāt sunah

ḍuḥā di rumah serta menanamkan sifat berbakti kepada kedua

orang tua baik perbuatan maupun ucapan.

2) Dengan adanya implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā siswa

terlatih untuk selalu berdo’a memohon ampunan kepada Allāh

Swt agar semua dosa dan pengharapan orang tua terkabul.

3) Dengan adanya implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā siswa

berbicara dengan orang tua dengan perkataan yang lemah lembut dan bersikap sopan santun dihadapan kedua orang tua.

d. Akhlak dilingkungan sekolah yaitu terhadap Guru dan teman

1) Pembiasaan alāt ḍuḥā di SMPN 1 Patrol dapat menumbuhkan rasa kasih sayang dan mempererat tali silaturahmi hubungan antara siswa dan Guru.

2) Implementasi pembiasaan alāt ḍuḥā memberi pengaruh yaitu rasa setia kawan terhadap teman untuk saling menasehati dan


(42)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajak kepada kebaikan yang berdampak terhadap akhlāk

terpuji.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa rekomendasi yang perlu peneliti sampaikan selama peneliti mengamati di SMPN 1 Patrol, diantaranya:

1. Setelah ditetapkan dan diterapkan program pembiasaan alāt ḍuḥā, maka alangkah baiknya apabila kegiatan ini tetap dipertahankan dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Dalam pelaksanaannya, hendaknya kegiatan alāt ḍuḥā ini dilaksanakan secara bersama-sama oleh siswa dan semua dewan guru.

3. Diharapkan para dewan guru selalu memberi motivasi dan semangat kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan alāt ḍuḥā, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan ini.

4. Sebaiknya para dewan guru memberi suri tauladan kepada siswa, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

5. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol hendaknya ketika sudah diperingati melaksanakan alāt ḍuḥā bergegas berkumpul dihalaman sekolah tanpa harus diperintah Guru lagi.


(43)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol ketika sudah terbiasa

alāt ḍuḥā di sekolah maka dibiasakan juga untuk melaksanakan alāt ḍuḥā di rumah.


(44)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

... Al Qur’an dan Terjemahan Al-Jumānatul ‘Alī. Departemen Agama RI. (2005): CV Penerbit J-Art

Ahmadi dan Salimi. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Al Mahfani, M. K. (2008). Berkah Shalat Dhuha. Jakarta: Wahyu Media Alim, Z. (2008). The Power of Shalat Dhuha. Jakarta: Quantum Media

Amiruddin, A. (2009). Melangkah Ke Surga Dengan Shalat Sunah. Bandung: Khazanah Intelektual

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta

Ar-Rahbawi, A. (2001). Shalat Empat Mazhab. tej. Zeid Husein Al-Hamid. Jakarta: Litera Antar Nusa

Ash-Shiddieqy, T. (2001). Pedoman Shalat. Semarang: Pustaka Rizki

Azra A, dkk. (2002). Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi. Bandung

Bahreisj, H. (1986). Ajaran-Ajaran Akhlak Imam Ghazali. Surabaya: Al Ikhlas

Daradjat, Z. (1983). Pendidikan Agama Islam 1. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Effendi, S. (2006). adīś Web [Online]. Tersedia: http//OPI.11Omb.Com (12 Mei 2012)

El-Ma’rufie. S. (2009). Dahsyatnya Salat Dhuha. Bandung: Mizan

Erwati, A. (2003). Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Solo : Tiga Serangkai Pustaka

Fathoni, S. (2006). Metode Penelitian Dan Tekhnik Penyusunan Skripsi.

Jakarta: Rineka Cipta

Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka

Hariwijaya, dan Triton. (2008). Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan


(45)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hariyanto. (2003). Psikologi Shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka

Hidayatullah, M.S. (2011). Buku Pintar Ibadah. Jakarta: PT Wahana Semesta Intermedia

Mahyuddin. (2000). Konsep dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan

Petunjuk Penerapannya dalam Hadits. Jakarta: Kalam Mulia

Margono.(2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya

Muchtar, H. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Mustofa, A. (2005). Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Media

Noer, J. (2006). Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan

Bermoral Melalui Shalat yang Beenar. Jakarta: Kencana

Nata, A. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Nasution, S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik - Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nawawi, H. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarata: UGM Press

Nurdin, M, dkk. (2001). Moral dan Kognisi Islam. Bandung: CV Alfabeta Poerwadarminta. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Ramayulis .(2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam . Jakarta : Kalam Mulia

Rasjid, S. (2006). Fikih Islam. Bandung: Sinar Baru Al Gensindo

Romli, U. (2012). Model Pendidikan Tauhid Pada Keluarga Pengusaha

Religius. Skripsi sarjana pada jurusan IPAI UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Sabiq, S. (1993). Fiqih Sunah 2. terj. Muhyiddin Syaf. Bandung: Al-Ma’arif Salamulloh, M. (2008). Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Pustaka


(46)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salamulloh, M. (2008). Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Suardi, Edi. Pedagogik 2 . Cetakan ke- 2 . Bandung : Angkasa.

Subagyo. (2002). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suryana, dkk. (2006). Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara Syihab, Q. (1994). Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan

Syihabuddin, I. (2012). pengaruh-sholat-dhuha-terhadap-motivasi.html. tersedia:http://bujang-blagak.blogspot.com/2012/10/ (juli 2014) Usman, S. (2001). Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi. Jakarta:

Gaya Media

Ya’qub, H. (1988). Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah (Suatu Pengantar). Bandung: CV.Diponegoro

Yuswadi, H. (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Humaniora. Universitas Jember


(47)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(1)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengajak kepada kebaikan yang berdampak terhadap akhlāk terpuji.

B. REKOMENDASI

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa rekomendasi yang perlu peneliti sampaikan selama peneliti mengamati di SMPN 1 Patrol, diantaranya:

1. Setelah ditetapkan dan diterapkan program pembiasaan alāt uā, maka alangkah baiknya apabila kegiatan ini tetap dipertahankan dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Dalam pelaksanaannya, hendaknya kegiatan alātuā ini dilaksanakan secara bersama-sama oleh siswa dan semua dewan guru.

3. Diharapkan para dewan guru selalu memberi motivasi dan semangat kepada siswa dalam melaksanakan kegiatan alāt uā, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam diri siswa untuk mengikuti kegiatan ini.

4. Sebaiknya para dewan guru memberi suri tauladan kepada siswa, baik berupa perkataan maupun perbuatan.

5. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol hendaknya ketika sudah diperingati melaksanakan alāt uā bergegas berkumpul dihalaman sekolah tanpa harus diperintah Guru lagi.


(2)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Rekomendasi bagi siswa-siswi SMPN 1 Patrol ketika sudah terbiasa alāt uā di sekolah maka dibiasakan juga untuk melaksanakan alāt


(3)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

... Al Qur’an dan Terjemahan Al-Jumānatul ‘Alī. Departemen Agama RI. (2005): CV Penerbit J-Art

Ahmadi dan Salimi. (2003). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta Al Mahfani, M. K. (2008). Berkah Shalat Dhuha. Jakarta: Wahyu Media Alim, Z. (2008). The Power of Shalat Dhuha. Jakarta: Quantum Media

Amiruddin, A. (2009). Melangkah Ke Surga Dengan Shalat Sunah. Bandung: Khazanah Intelektual

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta

Ar-Rahbawi, A. (2001). Shalat Empat Mazhab. tej. Zeid Husein Al-Hamid. Jakarta: Litera Antar Nusa

Ash-Shiddieqy, T. (2001). Pedoman Shalat. Semarang: Pustaka Rizki

Azra A, dkk. (2002). Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi. Bandung

Bahreisj, H. (1986). Ajaran-Ajaran Akhlak Imam Ghazali. Surabaya: Al Ikhlas

Daradjat, Z. (1983). Pendidikan Agama Islam 1. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Effendi, S. (2006). adīś Web [Online]. Tersedia: http//OPI.11Omb.Com (12 Mei 2012)

El-Ma’rufie. S. (2009). Dahsyatnya Salat Dhuha. Bandung: Mizan

Erwati, A. (2003). Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam. Solo : Tiga Serangkai Pustaka

Fathoni, S. (2006). Metode Penelitian Dan Tekhnik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta

Danim, S. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka

Hariwijaya, dan Triton. (2008). Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi. Yogyakarta: Tugu Publiser


(4)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hariyanto. (2003). Psikologi Shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka

Hidayatullah, M.S. (2011). Buku Pintar Ibadah. Jakarta: PT Wahana Semesta Intermedia

Mahyuddin. (2000). Konsep dasar Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits. Jakarta: Kalam Mulia

Margono.(2004). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda

Karya

Muchtar, H. (2005). Fikih Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Mustofa, A. (2005). Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Media

Noer, J. (2006). Pembinaan Sumber Daya Manusia Berkualitas dan Bermoral Melalui Shalat yang Beenar. Jakarta: Kencana

Nata, A. (2003). Akhlak Tasawuf. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Nasution, S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik - Kualitatif. Bandung: Tarsito

Nawawi, H. (1995). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarata: UGM Press

Nurdin, M, dkk. (2001). Moral dan Kognisi Islam. Bandung: CV Alfabeta Poerwadarminta. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka

Ramayulis .(2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam . Jakarta : Kalam Mulia

Rasjid, S. (2006). Fikih Islam. Bandung: Sinar Baru Al Gensindo

Romli, U. (2012). Model Pendidikan Tauhid Pada Keluarga Pengusaha Religius. Skripsi sarjana pada jurusan IPAI UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Sabiq, S. (1993). Fiqih Sunah 2. terj. Muhyiddin Syaf. Bandung: Al-Ma’arif Salamulloh, M. (2008). Akhlak Hubungan Horizontal. Yogyakarta: Pustaka


(5)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salamulloh, M. (2008). Akhlak Hubungan Vertikal. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Suardi, Edi. Pedagogik 2 . Cetakan ke- 2 . Bandung : Angkasa.

Subagyo. (2002). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Suryana, dkk. (2006). Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara Syihab, Q. (1994). Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan

Syihabuddin, I. (2012). pengaruh-sholat-dhuha-terhadap-motivasi.html. tersedia:http://bujang-blagak.blogspot.com/2012/10/ (juli 2014) Usman, S. (2001). Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi. Jakarta:

Gaya Media

Ya’qub, H. (1988). Etika Islam Pembinaan Akhlakul Karimah (Suatu Pengantar). Bandung: CV.Diponegoro

Yuswadi, H. (2005). Metodologi Penelitian Sosial dan Humaniora. Universitas Jember


(6)

Rina Puspita Sari, 2014

Implementasi pembiasaan salat duha dlam rangka pembinaan akhlak siswa di SMPN 1 Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu