PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH III UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS MATERI AJAR CALON GURU MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI.

(1)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH III UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS MATERI AJAR CALON GURU MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI

DISERTASI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pendidikan IPA

Oleh

Parlindungan Sinaga NIM 1103399

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

(3)

Halaman Pernyataan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul “PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH III UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS MATERI AJAR CALON GURU MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI” ini beserta seluruh isinya adalah benar benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari fihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 25 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan

Parlindungan Sinaga NIM 1103399


(4)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian 6

C. Rumusan Masalah Penelitian 9

D. Definisi Operasional 10

E. Tujuan Penelitian 11

F. Signifikansi dan Manfaat Peneltian 12

BAB II.PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MATERI AJAR MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI 14

A. Teori Tentang Representasi Konsep Fisika 12

1. Modus Representasi Tunggal 16

2. Multi Representasi 19

3. Translasi Antar Modus Representasi 21

4. Multi Modus Representasi 25

B. Hubungan antara Multi Modus Representasi dan Kompetensi Menulis Materi Ajar 36

C. Aktivitas Menulis dalam Mata Kuliah Bidang Studi dan Upaya Membantu Meningkatkan Strategi Belajar dan Self – Regulated 39


(5)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Kerangka Pikir Pengembangan Program Pembelajaran untuk Meningkatkan

Kompetensi Menulis Materi Ajar dengan Menggunakan Multi Modus Representasi 46

BAB III. METODE PENELITIAN 48

A. Metode dan Desain Penelitian 48

1. Paradigma dan Metode Penelitian 48

2. Desain Penelitian 51

B. Populasi dan Subjek Penelitian 58

C. Instrumen Penelitian 58

D. Teknik Analisis Data 58

1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 60

2. Analisis Data Kualitatif 62

3. Analisis Dampak Pemberian Perlakuan Program Perkuliahan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Materi Ajar dengan Menggunakan Multi Modus Representasi 63

4. Analisis Angket Strategii Belajar dan Self-Regulated 66

5. Analisis Deskriptif 67

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Program Perkuliahan untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa dalam Menulis Materi Ajar Menggunakan Multi Modus Representasi dan Karakteristiknya. 68

B. Validasi Rancangan Program Perkuliahan untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Materi Ajar Menggunakan Multi Modus Representasi 80

1. Validitas secara logis 80

2. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen perencanaan program 80

3. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen pemahamn konsep gelombang dan listrik magnet 80

4. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen pemahamn multi representasi konsep 81 5. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen translasi antar modus representasi 81 6. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen persepsi mahasiswa 82

7. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen strategi dan self regulated 82


(6)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Persepsi dosen rekan sejawat terhadap rancangan program perkuliahan untuk meningkatkan keterampilan menulis materi ajar menggunakan

multi modus representasi 83 1. Distribusi respon untuk setiap pernyataan 83

2. Rata-rata pesepsi dosen terhadap perencanaan program 85 D. Keefektifan program yang dirancang dalam meningkatkan pemahaman

konsptual. 86 1. Peningkatan pemahaman konseptual 86 2. Ukuran dampak perlakuan terhadap peningkatan pemahaman

konseptual 87 E. Keefektifan tahapan scaffolding rancangan program perkuliahan 88 1. Peningkatan kemampuan, ukuran dampak, dan kesulitan pembuatan multi

representasi 88 2. Peningkatan kemampuan mentranslasi, profil mentranslasi antar

modus representasi, dan ukuran 88 F. Keefektifan program yang dirancang dalam meningkatkan self regulated

mahasiswa 93 1. Peningkatan strategi belajar dan self regulated 93 2. Analisis deskriptif respon mahasiswa 94 3. Ukuran dampak program perkuliahan terhadap peningkatan strategi dan self

regulated mahasiswa. 98 G. Keefektifan program yang dirancang dalam meningkatkan keterampilan

menulis materi ajar 98 1. Peningkatan keterampilan menulis materi ajar 98 2. Profil peningkatan keterampilan menulis materi ajar pada pokok bahasan

gelombang dan listrik magnet 100 3.. Analisis beberapa cuplikan tulisan materi ajar fisika yang dibuat

mahasiswa 102 H. Perspektif mahasiswa calon guru terhadap program pembelajaran 114 I. Persepsi mahasiswa terhadap program perkuliahan untuk meningkatkan keterampilan

menulis materi ajar menggunakan multi modus representasi 120 1. Analisis deskriptif persepsi mahasiswa 120


(7)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Persepsi tiap mahasiswa terhadap program pembelajaran 123

3. Persepsi mahasiswa dan keefektifan program perkuliahan 124

J. Pembahasan 125

1. Persepsi dosen rekan sejawat terhadap rencana program perkuliahan. 125

2. Keefektifan program perkuliahan dalam meningkatkan pemahaman konseptual. 130

3. Keefektifan tahapan scaffolding. 132

4. Keefektifan program perkuliahan dalam meningkatkan strategi dan self regulated mahasiswa 140

5. Keefektifan program perkuliahan keterampilan menulis materi ajar. 143

6. Persepsi mahasiswa terhadap program perkuliahan. 157

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 161

A. Kesimpulan 161

B. Implikasi dan Saran 162

Daftar Pustaka 164


(8)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 1 Analisis kemampuan menulis materi ajar mahasiswa LPTK 4

Tabel 2.1 Data percobaan Coulomb 31

Tabel 3.1 Instrumen dan teknik pengumpulan data 59

Tabel 3.2 Derajat validitas tes 61

Tabel 3.3 Derajar reliabilitas instrumen 62

Tabel 3.4 Interpretasi nilai gain yang dinormalisasi 64

Tabel 3.5 Interpretasi koefisien effect size menurut Cohen 65

Tabel 3.6 Interpretasi skor rata- rata questionner four level rating scale 66 Tabel 3.7 Rentang skala dan kriteria respon persepsi mahasiswa 67

Tabel 4.1 Distribusi respon pada setiap pernyataan 84

Tabel 4.2 Rata-rata persepsi dosen terhadap perencanaan program 86

Tabel 4.3 Effect size (ukuran dampak) tahapan multi representasi 88

Tabel.4.4 Kesulitan multi representasi konsep 89

Tabel 4.5 Effect size translasi antar modus representasi 91

Tabel 4.6 Deskripsi respon strategi metakognitif dan kognitif: metakognitif dan self-regulation 96

Tabel 4.7 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: lingkungan dan waktu belajar 97

Tabel 4.8 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: effort Regulation 97

Tabel 4.9 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: belajar dengan teman 98

Tabel 4.10 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: mencari bantuan 98

Tabel.4.11 Deskrisi respon persepsi mahasiswa 123


(9)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.13 Hubungan antara respon rata-rata terhadap efektivitas

Pembelajaran 126

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Representasi Konsep Energi Osilator dengan Modus Diagram Batang 18

Gambar 2.2 Representasi Konsep Getaran dengan Modus Grafik 18

Gambar 2.3 Multi Representasi Konsep untuk Energi Getaran 21

Gambar 2.4 Proses Translasi Antar Modus Representasi 22

Gambar 2.5 Translasi dari Persamaan Matematik Ke Modus Grafik 22

Gambar 2.6 Modus Transisi Translasi dari Modus Representasi Grafik Ke Modus Diagram Gerak 23

Gambar 2.7 Translasi dari Modus Representasi Grafik Ke Modus Diagram Gerak 24

Gambar 2 8 Tolak Menolak antar Dua Benda Bermuatan Sejenis 26

Gambar 2 9 Tarik-Menarik antar Dua Benda Bermuatan Listrik Berbeda 27

Gambar 2 10 Charles Augustin de Coulomb 28

Gambar 2 11 Torsi Balans Coulomb dan Bagian Bagiannya 29

Gambar 2.12 Proses Percobaan Coulomb 30

Gambar 2 13 Grafik Hubungan antara Gaya Tolak Menolak atau Tarik Menarik antar Dua Benda Bermuatan Terhadap Jarak Kedua Benda 31

Gambar 2 14 Diagram Piktorial Gaya Coulomb untuk Variasi Jarak 33

Gambar 2 15 Diagram Piktorial Gaya Coulomb untuk Muatan Bervariasi 34


(10)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian 50

Gambar 3.2 Desain Embedded Ekperimen 51

Gambar 3.3 Desain Pengembangan Program 55

Gambar 3.4 Keseluruhan Tahapan Penelitian 57

Gambar 4.1 Pemberian Scaffolding pada Model Umum Proses Menulis 68

Gambar 4.2 Tahapan Scaffolding 71

Gambar 4.3 Struktur Peta Konsep 74

Gambar 4.4 Aktivitas Menulis pada Scaffolding 78

Gambar 4.5 Karakteristik Program Menulis Materi Ajar fisika 79

Gambar 4.6 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Multi Representasi Konsep 88

Gambar 4.7 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Translasi dari tiap Modus Asal ke Modus Sasaran pada Domain Listrik Magnet dan Gelombang 90

Gambar.4.8 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Translasi dari Tiap Modus Asal Ke Modus Sasaran pada Domain Listrik Magnet 91

Gambar.4.9 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Translasi dari Tiap Modus Asal ke Modus Sasaran pada Domain Gelombang Optik 92

Gambar 4.10 Diagram Batang Pre Test, Post Test, N Gain Strategi Belajar dan Self-Regulated 93

Gambar 4.11 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Kemampuan Menulis Materi Ajar 99

Gambar 4.12 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Antar Tugas Satu, Dua dan Tiga Pokok Bahasan Gelombang Optik 100

Gambar 4.13 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Antar


(11)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Program Perkuliahan untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Materi

Ajar Menggunakan Multi Modus Representasi 174

Lampiran B Perangkat Pembelajaran Lampiran B 1 Peta Konsep 186

Lampiran B.2 Jenis Modus Representasi Tunggal 193

Lampiran B.3 Translasi Antar Modus Representasi 206

Lampiran B.4 Multi Representasi 211

Lampiran B.5 Multi Modus Representasi 218

Lampiran C. Instrumen Penelitian Lampiran C.1 Penilaian Sejawat Tentang Inovasi Program Pembelajaran Mata Kuliah Fisika Sekolah III 236

Lampiran C.2 Persepsi Mahasiswa Terhadap Program Pembelajaran 239

Lampiran C.3 Tes Pemahanan Multi Representasi Konsep dan Translas Antar Modus Representasi 241

Lampiran C.4 Tes Pemahaman Konseptual Gelombang Optik dan Listrik Magnet 245

Lampiran C.5 Rubrik Penilaian Kualitas Tulisan Materi Ajar 260

Lampiran C.6 Pedoman Wawancara Perspektif Mahasiswa 263

Lampiran C.7 Kesulitan Multi Representasi dan Translasi Antar Modus Representasi . 265

Lampiran D. Data Penelitian dan Pengolahannya


(12)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perkuliahan 270

Lampiran D.2 Data dan Analisis Data Persepsi Mahasiswa 272

Lampiran D.3. Data dan Analisis Data Strategi Belajar dan Self- Regulated

Mahasiswa (Validitas, Reliabilitas, Gain yang Dinormalisasi, dan Effect Size) 275

Lampiran D.4 Validitas dan Reliabilitas instrumen pemahaman konsep, gain

ternormalisasi dan effect size 281 Lampiran D.5 Validitas, Reliabilitas Instrumen Translasi antar modus representasi,

multi representasi dan gain

ternormalisasi 290 Lampiran D.6 Data dan pengolahan data Kemamapuan Menulis

Materi Ajar yang Dinormalisasi, 310

Lampiran E Beberapa contoh karya tulis materi ajar fisika yang dibuat oleh mahasiswa


(13)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH III UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS MATERI AJAR CALON GURU

MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI

Parlindungan Sinaga 1103399

Abstrak

Hasil stStudi lapangan menunjukkan rendahnya keterampilan para guru dalam menulis materi ajar. Akar permasalahannya terletak pada ketidakmampuan para guru mentranslasi outline menjadi tulisan materi ajar. Penelitian ini mencoba untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan merancang program perkuliahan untuk meningkatkan keterampilan menulis materi ajar bagi calon guru fisika. Implementasi program perkuliahan menggunakan pendekatan learning to write activity. Pendekatan tersebut dikembangkan dari model umum menulis Hayes dan Flower pada perkuliahan bahasa dengan proses kebalikannya. Pengembangan dilakukan dengan cara memberikan scaffolding antara tahap planning dengan tahap translation plans to the text. Scaffolding terdiri dari peta konsep dan representasi konsep. Tahapan representasi konsep meliputi jenis modus representasi, translasi antar modus, multi representasi dan multi modus representasi. Metode penelitian yang digunakan ialah metode campuran dengan desain embedded experiment one group pre test post test. Subjek penelitian ialah 17 orang mahasiswa semester genap tahun ajaran 2012-2013 yang mengontrak mata kuliah fisika sekolah III pada salah satu LPTK di Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program perkuliahan efektif dengan kriteria tinggi dalam meningkatkan pemahaman konseptual, kemampuan membuat translasi antar modus representasi, kemampuan membuat multi representasi, efektif dengan kriteria sedang dalam meningkatkan strategi dan self regulated mahasiswa, dan efektif dengan kriteria tinggi meningkatkan keterampilan menulis materi ajar fisika calon guru. Program perkuliahan juga efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan persepsi mahasiswa dan dosen rekan sejawat. Perspektif mahasiswa menyatakan akan memanfaatkan keterampilan dan pengetahuan yang dipelajari dari program perkuliahan ini, ketika mereka menjadi guru kelak.


(14)

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE DEVELOPMENT OF SCHOOL PHYSICS III COURSE PROGRAM TO IMPROVE WRITING TEACHING MATERIALS COMPETENCE OF THE PROSPECTIVE

PHYSICS TEACHERS USING MULTI MODES REPRESENTATION Parlindungan Sinaga

NIM 1103399

Abstract

Result of field studies showed low writing skill of teachers in teaching materials. The root of the problem lies in their inability translatingd description of teaching material into writing. This study attempts to overcome this problem by designing a program to improve writing skills of teaching materials for prospective physics teachers. Implementation of the lecture program use a learning to write activity approach. The approach was developed from a common model to write by Hayes and Flower from language classes with the opposite process. Further development has been done by providing scaffolding between the planning stage and translation plans to the text. Scaffolding consists of concept maps and concept representations. Stages of concept representation include the type of mode representation, translation between mode of representation, multiple presentation and multi modes representation. The method used is a mixture of methods experiment with the embedded one group pre-test post-test design. Research subjects are 17 students of the second semester of the 2012-2013 school year who were enrolled in School Physics III course at one of LPTK in Bandung. The results showed that the lecture program effective with a high criterion in improving the writing skills of physics teaching materials and improved the conceptual understanding of physics, as well as the criteria of being effective in improving learning strategies and self-regulated students. Lecture programs were also effective in achieving the learning objectives as perceived by students and faculty member. Perspective students said they are will utilize the skills and knowledge learned from the lecture program, when they are become teachers someday.


(15)

1

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 mengatur tentang standar nasional kualifikasi dan kompetensi guru, dimana ditentukan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualitas akademik dan kompetensi. Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetensi pedagogik diantaranya ialah menguasai karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial emosional, moral, spiritual, latar belakang sosial budaya, potensi, dan mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. Kompetensi profesional diantaranya ialah mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Pengembangan materi pembelajaran secara kreatif diantaranya ialah memilih dan mengolah materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Tujuan program pendidikan bagi tenaga pendidik dalam bidang MIPA yaitu memiliki: landasan pengetahuan; keterampilan teknis, serta nilai dan sikap profesional dalam merancang, melaksanakan, mengelola kegiatan belajar mengajar; mengembangkan sumber-sumber belajar; mengevaluasi hasil belajar, serta memecahkan masalah-masalah profesi di lapangan dalam konteks pengajaran bidang studinya (Kurikulum UPI, 2011). Perspektif ini memandang kapasitas guru bukan sebagai gudang fakta dan ide-ide tetapi sebagai "sumber dan pencipta pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk pembelajaran (Cohen dan Ball, 1999). Mempersiapkan calon guru sebagai guru yang profesional fokusnya adalah pada substansinya, apa yang perlu dipelajari calon guru dan bagaimana cara terbaik agar mereka dapat didorong untuk mempelajarinya. Pengetahuan dan pemahaman inti yang harus dimiliki calon guru ialah: pengetahuan siswa dan bagaimana siswa belajar dan berkembang dalam konteks sosial, pengetahuan dan pemahaman tentang materi subjek dan tujuan kurikulum, serta pemahaman mengajar dengan memperhatikan konten dan keberagaman peserta didik (Hammond, 2005).

Kompetensi guru yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini ialah kemampuan mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif dengan


(16)

2

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperhatikan karakteristik dan tingkat perkembangan siswa. Kemampuan mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran dan hasil-hasil pengembangan materi ajar secara kreatif dari mata pelajaran yang diampunya, berkaitan dengan kemampuan menulis. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa guru perlu memiliki kemampuan menulis. Permasalahannya ialah bagaimana LPTK mempersiapkan calon guru agar memiliki kompetensi menulis atau bagaimana LPTK mempersiapkan calon guru agar menjadi guru yang baik sekaligus menjadi penulis yang baik. Untuk menentukan apa yang harus diajarkan pada mahasiswa calon guru, bagaimana cara mengajarkannya, dan keterampilan apa yang perlu dimiliki calon guru, harus mengacu pada fakta-fakta empiris. Salah satu hal penting dari pendidikan guru adalah bahwa guru harus dapat membantu semua siswa memenuhi standar akademik yaitu standar kompetensi lulusan sesuai dengan level dan mata pelajarannya.

Keterampilan menulis mahasiswa calon guru perlu dikembangkan dengan baik untuk membantu mereka mampu menulis materi ajar dari mata pelajaran yang diampunya, membantu mereka melaporkan hasil penelitian dan inovasi pembelajaran yang dilakukannya di sekolah pada kegiatan seminar atau menulis artikel pada jurnal, dan mampu membimbing para siswanya dalam menulis karya ilmiah remaja. Keterampilan menulis materi ajar fisika seperti lembar kerja siswa, modul, catatan pengajaran, instruksi praktikum, dan buku pelajaran sangat penting dikuasai guru. Materi ajar fisika yang ditulis oleh guru untuk para siswanya diharapkan uraiannya akan kontekstual dan dapat mengakomodasi siswanya yang sangat beragam.

Pada kenyataannya kondisi yang diharapkan sesuai dengan standar kompetensi guru belum tercapai. Observasi pada peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) menunjukkan bahwa banyak guru tidak memiliki keterampilan menulis materi ajar yang baik. Fakta tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tugas menulis perangkat pembelajaran yang dibuat peserta PLPG. Keadaan tersebut diperkuat dengan fakta bahwa di Indonesia sangat jarang sekali ada buku pelajaran fisika untuk sekolah menengah yang penulisnya adalah seorang guru fisika. Upaya pemerintah untuk mendorong para guru menulis materi ajar (buku ajar) telah dilakukan melalui program menulis buku ajar (e book) dengan imbalan cukup besar, namun sangat sedikit yang memanfaatkannya. Materi ajar fisika seperti buku pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan di sekolah pada umumnya merupakan hasil membeli dari penerbit yang menawarkannya. Buku pelajaran fisika bagi siswa sekolah menengah yang ditulis oleh penulis bukan guru, menganggap bahwa


(17)

3

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembacanya memiliki kemampuan yang sama untuk memahami pokok bahasan yang diuraikan, padahal kenyataannya siswa memiliki kesulitan yang berbeda-beda dalam mempelajari fisika. Hal itu ditunjukkan oleh penelitian Nguyen dan Meltzer (2003), Flores,et al (2004), Beichner (1994). Kekurangan lainnya dari buku pelajaran fisika yang ditulis oleh penulis bukan guru ialah menganggap bahwa lingkungan tempat siswa belajar dan lingkungan tempat siswa tinggal semuanya sama, sehingga uraian materi pelajarannya tidak bersifat kontekstual. Khususnya di Indonesia yang wilayahnya berupa ribuan pulau-pulau, bentang alam yang beragam, suku-suku bangsa yang sangat beragam latar belakang budaya dan bahasanya, sangat penting sekali buku ajar fisika yang kontekstual. Buku pelajaran fisika yang ditulis secara kontekstual dan dapat mengakomodasi keragaman siswa, hanya akan dihasilkan apabila penulisnya adalah guru fisika.

Pengetahuan dan keterampilan menulis pada kurikulum di salah satu LPTK di Bandung hanya dibekalkan dalam perkuliahan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan bobot masing-masing 2 sks. Menulis pada deskripsi kedua mata kuliah tersebut hanya satu subtopik saja dari sejumlah topik yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengampu mata kuliah tersebut diperoleh fakta bahwa pengetahuan dan keterampilan menulis tidak sempat dibekalkan kepada mahasiswa. Perkuliahan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia lebih menekankan pada topik lainnya yang dianggap lebih penting. Dengan demikian dukungan yang disediakan untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan menulis sangat sedikit. Pengetahuan konten fisika yang sesuai dengan yang akan diajarkan di sekolah menengah dibekalkan pada matakuliah Fisika Sekolah atau Kapita Selekta. Deskripsi matakuliah Fisika Sekolah III konten fisikanya sama dengan kurikulum fisika SMA kelas XII, matakuliah Fisika sekolah II konten fisikanya sama dengan kurikulum fisika SMA kelas XI.

Untuk memperoleh gambaran bagaimana keterampilan menulis para mahasiswa di LPTK, maka dilakukan studi pendahuluan. Studi dilakukan dengan cara memberikan tugas menulis pada 32 orang mahasiswa peserta perkuliahan Gelombang Optik dan 24 orang mahasiswa perkuliahan Listrik Magnet pada semester dua tahun ajaran 2012/2013. Mahasiswa ditugaskan untuk membuat tulisan suatu sub pokok bahasan fisika sejelas– jelasnya agar siswa SMA yang akan membacanya mengerti. Hasil analisis terhadap karya tulis para mahasiswa tersebut menunjukkan bahwa kemampuan merepresentasikan konsep-konsep fisika yang tercakup masih rendah, penjelasan konsep-konsep banyak yang tidak tuntas,


(18)

4

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penggunaan representasi visual masih bersifat asesoris, dan urutan uraiannya masih belum baik (lihat Tabel 1). Kesimpulannya bahwa mahasiswa LPTK keterampilan menulis materi ajar yang menjadi bidangnya masih rendah.

Tabel 1. Analsis kemampuan menulis materi ajar mahasiswa LPTK

Mhs Kelas A (%) B(%) C(%) D(%) E(%) F(%) G(%)

Listrik magnet 26 0 11 15 37 16 15

Gelombang 30 0 13 13 22 22 17

Dengan A ialah kebenaran dan kejelasan konsep, B penggunaan multiple dan multi modus representasi, C keluasan dan kedalaman uraian, D hirarki tulisan, F gagasan utama, dan G aturan penulisan.

Pelajaran menulis pada perkuliahan bahasa pada umumnya lebih ditekankan pada bagaimana cara menulis karangan bebas atau essai. Pelajaran menulis tersebut didasarkan pada general model of the processes involved in writing (Hayes dan Flower, 1980), dan pada theory of writing expertise (Hayes dan Flower. 1986). Model Hayes dan Flower membedakan antara tiga proses dasar menulis: perencanaan (planning); menjabarkan perencanaan menjadi tulisan (translating plans into text); dan penelaahan (reviewing). Perencanaan meliputi komponen-komponen mengembangkan gagasan (generating ideas), pengorganisasian (organisation), dan penyusunan tujuan (goal setting). Penelaahan meliputi komponen-komponen membaca dan mengedit. Translating plans into text ialah proses mengkonversi konten konseptual menjadi suatu bentuk linguistik. Pengetahuan dan keterampilan tersebut pada kenyataannya tidak serta merta dapat diterapkan untuk menulis materi ajar fisika. Menulis essay dalam matakuliah bahasa berbeda tuntutan dan penekanannya dengan menulis materi ajar fisika atau ilmu pengetahuan alam lainnya.

Mahasiswa hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Strategi penyusunan teks dalam model proses menulis yang telah diketahui mahasiswa adalah strategi garis besar (outline), yaitu membuat garis besar teks dalam bentuk urutan dari daftar topik dan subtopik. Setelah garis besar dibuat, penulis harus menggunakannya untuk membimbing penyusunan kalimat yang akan dimasukkan dalam teks final. Penekanan dari strategi ini adalah untuk membuat garis besar dan mengikuti outline itu


(19)

5

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

saat menulis teks (Hayes, 2006). Sebuah seri penting dari studi oleh Kellogg (1988, 1990) memberikan informasi lebih lanjut tentang dampak penyusunan strategi tidak hanya pada sifat teks yang dihasilkan, tetapi juga pada proses penulisan yang mereka hasilkan. Secara keseluruhan, studi Glynn et al. (1982) dan Kellogg (1988, 1990) menunjukkan bahwa strategi outline sebenarnya menguntungkan untuk jenis tugas yang sering harus dilakukan siswa di sekolah. Kellogg (1988) mengemukakan, mungkin bahwa strategi ini efektif untuk beberapa penulis dan untuk beberapa jenis teks.

Kesenjangan yang terjadi antara kompetensi guru sebagaimana dinyatakan pada standar kompetensi guru dengan fakta kompetensi guru dilapangan yang berkaitan dengan pengolahan dan pembuatan materi ajar, perlu segera dicarikan solusinya. Penelitian ini menjadi sangat penting karena berupaya untuk mencari solusi untuk mengatasi kesenjangan yang ada.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Pengetahuan dan strategi keterampilan menulis yang sudah dipelajari mahasiswa calon guru (baik pada mata kuliah bahasa maupun mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA) tampaknya belum memadai, bila diterapkan untuk menulis materi ajar fisika. Dengan demikian, mahasiswa calon guru membutuhkan bantuan untuk mengembangkan keterampilan menulis mereka. Teori dan penelitian tentang Writing in the Discipline (WID), Writing to Learn (WTL) dan Writing Across Curriculum (WAC) menunjukkan bahwa bantuan tersebut adalah paling efektif, bila diberikan oleh dosen disiplin ilmu dalam konteks belajar materi subjek. Permasalahannya ialah program pembelajaran seperti apa yang perlu diberikan untuk membantu mahasiswa calon guru, agar memiliki keterampilan menulis materi ajar? Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa kesulitan yang paling sering dijumpai ketika mahasiswa akan membuat tulisan, ialah pada proses mentranslasi dari outline menjadi produksi tulisan. Meskipun mahasiswa mampu membuat rancangan tentang apa yang akan ditulis dalam bentuk outline, namun belum tentu mereka mampu mentranslasinya menjadi produksi tulisan. Pada model umum proses menulis Flower dan Hayes (1980) kesulitan yang dialami terletak antara tahap perencanaan dan tahap menjabarkan perencanaan menjadi tulisan. Apabila mau diterapkan dalam belajar menulis materi ajar fisika atau materi ajar IPA lainnya perlu ditambahkan scaffolding antara kedua tahap itu. Permasalahan berikutnya ialah bagaimana rancangan penyusunan tahapan-tahapan pembelajaran pada scaffolding tersebut.


(20)

6

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini dicoba dirancang scaffolding antara tahap perencanaan dengan tahap menjabarkan perencanaan menjadi tulisan pada model umum proses menulis dari Hayes dan Flower (1980), yang diwujudkan dalam bentuk pengembangan program perkuliahan menulis materi ajar.

Menulis materi ajar fisika berbeda dengan menulis essay dalam pelajaran bahasa. Tulisan materi ajar merupakan representasi konten baik dalam bentuk catatan pengajaran, modul atau buku teks pelajaran harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Representasi konten yang terdapat dalam buku teks memiliki dampak besar pada siswa diantaranya: kognisi siswa, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan mengekspresikan pemahaman kepada orang lain (Bezemer dan Kress, 2008).

Tulisan materi ajar dalam pelajaran sains merupakan salah satu alat komunikasi antara penulis materi ajar dengan audiensnya. Berkomunikasi dalam sains memerlukan bahasa khusus dari sains seperti simbol-simbol, komunikasi verbal dan visual. Tulisan materi ajar fisika yang dihasilkan harus mudah dipahami oleh pembacanya yang dalam hal ini ialah siswa sekolah menengah, kontekstual, dan dapat mengakomodasi keragaman kesulitan siswa dalam memahami fisika. Scaffolding yang dirancang dalam penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan kemampuan mahasiswa calon guru dalam menjabarkan perencanaan (outline) menjadi tulisan; 2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan merepresentasikan konsep-konsep fisika dengan berbagai modus representasi; dan 3) memperbanyak kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menulis materi ajar.

Penelitian dalam WID dan WTL yang telah dilakukan difokuskan pada penggunaan tugas menulis untuk meningkatkan pemahaman konseptual dari para siswa (Prain, 2006;. Gunel et al, 2007; Hand, et al, 2009). Pemahaman konseptual pada kurikulum program pre-service guru di Indonesia telah diakomodasi dengan sejumlah mata kuliah bidang studi. Kompetensi yang paling dibutuhkan para calon guru ialah bagaimana menggunakan pengetahuan konseptual yang telah menjadi long term memorynya, dapat direpresentasikan atau dire-representasikan baik secara lisan maupun tulisan kepada para siswanya kelak.

Untuk menentukan apa yang harus diajarkan pada mahasiswa calon guru, bagaimana cara mengajarkannya, dan keterampilan apa yang perlu dimiliki calon guru, harus mengacu pada fakta empiris. Fakta empiris berupa hasil- hasil penelitian tentang penggunaan multi


(21)

7

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

representasi dalam pembelajaran sains diantaranya (Hinrichs, 2004 ; Rosengrant, et al, 2004 ; Finkelstein, et al, 2005; deLeone dan Gire, 2005; Rosengrant, et al,2005; Meltzer, 2005; Kohl dan Finkelstein, 2005 ; Rosengrant, et al, 2006; Dancy dan Beichner, 2006; Kohl dan Finkelstein, 2006 ; Kohl, et al. 2007; Kohl, et al. 2008 ; Prain, et al, 2009). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan multi representasi konsep dalam pembelajaran sains dapat membantu siswa memahami konsep sains secara mendalam, membantu siswa dalam memecahkan masalah sains, dan membantu siswa untuk mampu mengajukan permasalahan. Rekomendasi yang diajukannya ialah pentingnya calon guru fisika memiliki kemampuan mengembangkan materi pembelajaran dengan menggunakan multi representasi.

Fakta empiris lainnya berupa hasil penelitian tentang penggunaan representasi multi modus yang digabungkan dengan WTL activity pada pembelajaran fisika diantaranya (Hand, et al, 2009; Atila, 2010) dengan fokus untuk meningkatkan pemahaman konseptual dari konten yang dipelajari. Penggunaan multi modus representasi untuk mengembangkan pengetahuan proses dan konsep-konsep ilmiah (Waldrip, et al, 2006; Tang dan Tan, 2011; Blown, dan Tom Brice, 2010). Penggunaan multi modus representasi dari konsep- konsep dalam pembelajaran untuk mengetahui perspektif guru-guru (Gonzales, et al, 2007; Prain dan Waldrip, 2008). Fakta-fakta empiris tersebut menunjukkan keunggulan multi representasi dan multi modus representasi apabila dikombinasikan dengan pendekatan WTL. Untuk itu scaffolding yang dirancang antara tahap perencanaan dan tahap menjabarkan perencanaan menjadi tulisan diantaranya harus memasukkan peta konsep dan representasi konsep.

Peta konsep digunakan sebagai langkah pertama untuk menjabarkan perencanaan (berupa outline) menjadi tulisan. Tahap mempelajari peta konsep ini untuk melatih agar tulisan tersusun secara berurutan baik secara deduktif atau induktif. Selain itu sebagai refleksi diri bagi mahasiswa calon guru apakah konsep-konsep yang tercakup pada pokok bahasan yang mau ditulisnya itu sudah dipahami atau belum.

Tahap representasi meliputi komponen-komponen: jenis-jenis modus representasi, translasi antar modus representasi, multi representasi, dan representasi multi modus. Tahap representasi konsep melatih mahasiswa calon guru untuk memikirkan bagaimana menjelaskan suatu konsep fisika, agar mudah dipahami oleh siswa sekolah menengah dengan menggabungkan representasi verbal (tulisan) dan representasi visual. Permasalahan berikutnya ialah bagaimanakah implementasi program perkuliahan untuk meningkatkan


(22)

8

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterampilan calon guru fisika dalam menulis materi ajar di prodi pendidikan fisika? Hal itu berkaitan dengan fakta bahwa membuka mata kuliah baru tidak dapat dilakukan setiap saat, sebab akan berdampak pada perubahan kurikulum. Keterampilan menulis materi ajar bagi calon guru fisika perlu ditambahkan pada salah satu matakuliah di Jurusan Pendidikan Fisika. Materi ajar fisika yang akan dikembangkan ialah materi ajar fisika untuk pembaca siswa sekolah menengah, untuk itu sangat tepat apabila strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis materi ajar disisipkan pada matakuliah Fisika Sekolah III.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, belum pernah dilakukan penelitian tentang pengembangan model umum proses menulis Hayes dan Flower yang diperuntukkan meningkatkan keterampilan calon guru fisika dalam menulis materi ajar. Hal ini dikaitkan juga dengan adanya kesenjangan antara kompetensi guru fisika dengan rendahnya kompetensi guru dalam menulis materi ajar fisika di lapangan. Masalah penelitian ini ialah bagaimana mengembangkan program perkuliahan untuk meningkatkan kompetensi calon guru fisika dalam menulis materi ajar dengan menggunakan multi modus representasi?”. Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimanakah karakteristik program perkuliahan Fisika Sekolah III, yang mampu membantu calon guru meningkatkan keterampilan menulis materi ajar fisika, dengan menggunakan multi modus representasi?

2) Bagaimanakah keefektifan program perkuliahan yang dikembangkan dalam meningkatkan pemahaman konseptual, kemampuan membuat translasi antar modus representasi, kemampuan membuat multi representasi, membantu meningkatkan self regulated dan keterampilan menulis materi ajar fisika dari para mahasiswa calon guru?

3) Bagaimanakah perspektif calon guru fisika terhadap penggunaan multi modus representasi dalam penulisan materi ajar fisika?


(23)

9

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Bagaimanakah persepsi mahasiswa calon guru fisika terhadap program perkuliahan yang dikembangkan dengan menggunakan representasi multi modus untuk meningkatkan kompetensi menulis materi ajar?

D. Definisi Operasional

1) Karakteristik program perkuliahan ialah ciri khas perencanaan dan implementasi suatu program perkuliahan yang membedakannya dari perencanaan dan implementasi program perkuliahan lainnya namun dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan kemampuan menulis materi ajar. Secara operasional diukur dengan cara membandingkan tahapan-tahapan pelaksanaan program, konten, serta proses pembelajarannya.

2) Keefetifan program pembelajaran ialah sejauh mana program pembelajaran itu dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Secara operasioanal efektivitas program ditentukan dengan mengukur efektivitas rencana program dan efektivitas implementasinya. Efektivitas rencana program diukur dengan dengan menggunakan instrumen four level rating scale dan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria RISE Evaluation & Development System, Evaluator and Teacher Handbook version 1.0. Efektivitas implementasi program ditentukan dengan mengukur ukuran dampak (effect size). Harga koefisien ukuran dampak selanjutnya diinterpretasikan dengan kriteria Cohen.

3) Kualitas materi ajar fisika ditentukan oleh kebenaran konsep yang ditulis dan kemudahan tulisan itu dipahami oleh pembaca yang sesuai dengan peruntukkannya, Materi ajar fisika SMA kelas XII dibatasi pada pokok pokok bahasan untuk semester satu yang meliputi pokok bahasan kelistrikan dan kemagnetan serta pokok bahasan gelombang optik. Bentuk materi ajarnya yaitu berupa penjelasan tertulis suatu sub pokok bahasan. Secara operasional akan diukur dengan menggunakan rubrik penilaian kualitas materi ajar. Rubrik ini merupakan adaptasi dari rubric for writing evaluation yang dibuat oleh Hand dan kawan kawan.

4) Perspektif menurut Cambridge Advanced Learner’s Dictionary edisi tiga ialah to think about situation or a problem in a wise and reasonable way. Situasi atau permasalahan calon guru fisika pada penelitian ini ialah penggunaan multi modus representasi dalam


(24)

10

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menulis materi ajar fisika setelah mereka mempelajarinya dalam perkuliahan fisika sekolah III. Secara operasional akan diukur dengan cara wawancara semi struktur.

5) Persepsi mahasiswa ialah tanggapan mahasiswa calon guru fisika terhadap implementasi program pembelajaran fisika sekolah III untuk meningkatkan kompetensi menulis materi ajar dengan menggunakan multi modus representasi. Secara operasional akan diukur dengan menggunakan angket serta wawancara semi structure.

E.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini ialah menghasilkan program perkuliahan yang memiliki karakteristik mampu meningkatkan keterampilan calon guru fisika dalam menulis materi ajar secara efektif. Rancangan program ini dalam implementasinya dapat disisipkan ke dalam berbagai mata kuliah bidang studi. Dengan demikian akan memperluas kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menulis materi ajar. Implementasi program perkuliahan ini dalam prosesnya mampu membantu mahasiswa meningkatkan self-regulated serta menumbuhkan perspektif menjadi penulis materi ajar yang baik.

F. Signifikansi dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk menjembatani kesenjangan antara rendahnya keterampilan guru fisika sekolah menengah dalam menulis materi ajar dengan kebutuhan buku pelajaran fisika yang kontekstual dan dapat dipahami oleh siswa yang latar belakangnya beragam. Penggunaan modus representasi, multi representasi, dan multi modus representasi sebagai tahapan scaffolding untuk meningkatkan kemampuan calon guru dalam menulis materi ajar juga belum pernah dilaporkan baik pada jurnal maupun prosiding. Hal itulah yang menjadikan originalitas penelitian ini.

Keberhasilan dalam pengembangan program perkuliahan yang dirancang untuk membantu meningkatkan keterampilan calon guru dalam menulis materi ajar baik secara praktis maupun teoritis:

1) Manfaat praktisnya ialah melengkapi kompetensi yang dibekalkan kepada calon guru fisika yaitu keterampilan menulis materi ajar. Keterampilan menulis materi ajar secara formal dapat dimasukan kedalam struktur kurikulum Jurusan Pendidikan Fisika. Cara yang dapat dilakukan ialah mengusulkan mata kuliah baru pada saat ada perubahan


(25)

11

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum atau menyisipkan program perkulihan ini kedalam berbagai mata kuliah bidang studi.

2) Manfaat teoritik ialah mengembangkan program perkuliahan menulis materi ajar bagi calon guru melalui pendekatan learning to write. Sintak model pembelajaran ini berupa representasi konsep (multi representasi dan multi modus representasi). Program perkuliahan ini memiliki potensi untuk meningkatkan pemahaman konseptual fisika secara mendalam selain meningkatkan keterampilan menulis materi ajar.


(26)

48

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III.

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

1. Paradigma dan Metode Penelitian

Keterampilan menulis materi ajar merupakan kompetensi yang sangat penting bagi calon guru fisika. Kurikulum jurusan Pendidikan Fisika belum menyediakan mata kuliah yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Pelajaran tentang menulis terdapat pada mata kuliah bahasa di program Pendidikan bahasa. Permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana menggabungkan pengetahuan tentang model umum proses menulis dari mata kuliah bahasa dengan pengetahuan konten fisika sehingga menjadi model menulis materi ajar fisika. Untuk mencari solusinya perlu disusun paradigma penelitiannya.

Calon guru fisika selain dibekali dengan pengetahuan konten fisika, juga perlu dibekali dengan pengetahuan tentang komunikasi dalam sains. Keterampilan komunikasi verbal yang belum dibekalkan pada mahasiswa calon guru ialah keterampilan menulis materi ajar. Pengetahuan tentang menulis teks secara mendalam dipelajari pada disiplin keilmuan bahasa. Untuk itu perlu penggabungan atau cross discipline antara teori dan pelatihan menulis pada disiplin keilmuan bahasa dengan tuntutan produk tulisan materi ajar fisika. Penggabungan tersebut akan menghasilkan model menulis materi ajar fisika untuk calon guru. Model ini dikembangkan dengan cara memberikan scaffolding antara tahap planning (outline) dengan tahap translation plans to the text pada model proses menulis Hayes dan Flower. Karena aktivitas menulis materi ajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka proses pembelajaran yang dikembangkan juga harus mampu meningkatkan self regulated learner.

Bryman dalam (Armitage, 2007) mengidentifikasi paradigma sebagai cluster of believes and dictates, yang mempengaruhi para ilmuwan pada disiplin tertentu tentang apa yang harus dipelajari, bagaimana penelitian harus dilakukan dan bagaimana hasilnya harus diinterpretasikan. Pendekatan metode campuran terkait dengan paradigma pragmatis dan strategi yang melibatkan pengumpulan data secara simultan atau berurutan, menggunakan metode yang diambil dari kedua tradisi kuantitatif dan kualitatif dengan cara yang paling baik dalam membahas pertanyaan penelitian (Creswell, 2009).


(27)

49

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tashakkori dan Teddlie (2003) mencatat bahwa ada tiga keadaan di mana metode campuran lebih unggul dari pendekatan metode tunggal. Pertama adalah kemampuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang tidak bisa dilakukan melalui pendekatan lain, metode campuran dapat menjawab pertanyaan konfirmasi dan eksplorasi secara bersamaan. Kedua mereka memberikan kesimpulan kuat melalui kedalaman dan keluasannya untuk menjawab fenomena sosial yang kompleks. Ketiga mereka memberikan kesempatan terhadap adanya perbedaan temuan untuk mengekspresikan dari sudut pandang yang berbeda.

Metode penelitian campuran secara formal didefinisikan sebagai kelas penelitian dimana peneliti mencampurkan atau menggabungkan teknik, metode, pendekatan, konsep atau bahasa penelitian kualitatif dan kuantitatif ke dalam studi tunggal. Metode penelitian campuran juga merupakan upaya untuk melegitimasi penggunaan beberapa pendekatan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Apa yang paling mendasar adalah pertanyaan penelitian, metode penelitian harus diikuti dengan cara yang menawarkan kesempatan terbaik untuk mendapatkan jawaban yang berguna. Banyak pertanyaan dan kombinasi pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan baik dan lengkap melalui penelitian campuran.

Prinsip mendasar penelitian campuran menurut Johnson dan Turner (2003) ialah peneliti harus mengumpulkan beberapa data menggunakan strategi, pendekatan, dan metode yang berbeda sedemikian rupa cara pencampuran atau kombinasi yang dihasilkan saling melengkapi dan menutupi kelemahan. Efektifitas penggunaan prinsip ini merupakan sumber pembenaran utama untuk penelitian metode campuran karena produk akan menjadi lebih unggul dari studi metode tunggal. Dalam banyak kasus, tujuan pencampuran bukan untuk mencari bukti yang menguatkan melainkan untuk memperluas pemahaman seseorang (Onwuegbuzie dan Leech, 2004b). Pertanyaan penelitian utama dari permasalahan penelitian ini ialah efektivitas pemberian perlakuan (treatment) yaitu program pembelajaran menggunakan multi modus representasi pada mata kuliah Fisika Sekolah III untuk meningkatkan keterampilan menulis materi ajar. Untuk dapat menjawab masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian secara menyeluruh maka dipilih metode penelitian campuran (mixed method research). Dasar pikiran peneltian seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Fisika


(28)

50

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Desain Penelitian

Desain penelitian ialah prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan melaporkan data dalam kajian penelitian. Pada penelitian ini, permasalahan penelitiannya ialah mengembangkan perlakuan dalam perkuliahan fisika sekolah III dan dilihat efektivitasnya, maka metode atau desain yang cocok untuk permasalahan ini ialah desain eksperimental. Pada penelitian ini karena data kualitatif lebih dominan dibandingkan data kuantitatif maka jenis desain metode campuran yang dipilih ialah embedded design (desain sisipan), varian embedded experimental one group pre test post test design (Creswell dan Clark, 2007), dengan skema seperti pada Gambar 3.2. Desain embedded ialah desain metode campuran dimana satu set data memberikan dukungan pada set data lain yang menjadi peran dalam kajian utamanya. Premis desain ini ialah bahwa satu set data tunggal tidak cukup untuk memperoleh gambaran menyeluruh terhadap permasalahan penelitian, bahwa masing-masing pertanyaan penelitian memerlukan tipe data

Komunikasi

dalam sains/fisika Konten Fisika

Menulis

Model umum

proses menulis Fisika Sekolah III

Kelistrikan kemagnetan gelombang optik

Keterampilan menulis materi ajar fisika mahasiswa calon guru

Translasi plans(outlines) to the text Outlines

Peta konsep

Modus Representasi

Translasi antar modus representasi Multi representasi

Multi modus representasi Writing to Learn (WTL)

Model menulis materi ajar fisika

s c a f f o l d i n g

Strategi dan self regulated

Strategi – strategi pembelajaran


(29)

51

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.2. Desain embedded eksperimen

yang berbeda, dan pertanyaan berbeda perlu mendapatkan jawaban. Ada dua varian desain embedded yaitu model eksperimental dan model korelasional, berdasarkan tipe permasalahan penelitiannya maka dipilih model eksperimental. Desain embedded model eksperimen ini didefinisikan melalui penyisipan data kuantitatif dalam desain eksperimen. Pada desain ini data kuantitatif akan disisipkan (embedding) untuk keperluan pengembangan perlakuan, untuk menguji proses intervensi atau untuk menindaklanjuti hasil-hasil dari eksperimen.

Pendekatan yang dipilih ialah pendekatan berurutan (sequential) yaitu pendekatan dua fase, pada pendekatan ini pengumpulan dan analisis data dilakukan sebelum, selama dan sesudah intervensi. Pendekatan berurutan ini dipilih karena dibutuhkan informasi kualitatif sebelum pelaksanaan intervensi yaitu untuk membangun bentuk intervensi, mengembangkan instrumen, memilih partisipan. Setelah pelaksanaan intervensi yaitu untuk menjelaskan hasil-hasil intervensi atau menindaklanjuti hasil-hasil-hasil-hasil intervensi, misalnya mengetahui perspektif partisipan tentang implementasi hasil intervensi/out comes. Pengumpulan data juga akan dilakukan selama fase intervensi, data itu diperlukan untuk pengujian kuantitatif proses dari intervensi sebagai tambahan terhadap output kualitatif.

Implementasi desain penelitian tersebut dibagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap intervensi.

Interpretasi Berdasarkan pada hasil QUAL (quan) quan pretest quan Post-test QUAL sesudah intervensi intervensi QUAL sebelum intervensi Prosedur: Kuesioner

one on one semi structure interview Pengumpul data : angket ,pedoman wawancarai Analisis data questioner Analisis tematik

Prosedur : one group pretest

post test design Out comes yang diukur :

Kemampuan menulis materi ajarI dengan menggunakan multimodal representasi.

Pemahaman modus representasi Pengumpul data: tes pemahaman modus representasi, rubrik penilaian kualitas materi ajar

Analisis data : menghitung N gain, menetukan keefektifan (effect size)

Prosedur: -one on one

interview semistructur Pengumpulan data : semistruktur, open ended interview, field notes, data observasi Analisis Data : coding tematik analisis Prosedur: Diskusi efektivitas treatment Diskusi tema tema dalam konten intervensi pada out comes

QUAL selama intervensi

Prosedur: -Kuesioner -one on one semi

structure interview

Pengumpul data : field notes ,pedoman wawancara ,angket Untuk mengetahui persepsi mhs selama intervensi


(30)

52

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Tahap Persiapan

1. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan penyelenggaraan pendidikan calon guru fisika di LPTK. Mengidentifikasi ada tidaknya kesenjangan antara kompetensi yang dibekalkan oleh LPTK dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh guru di lapangan. Melakukan pemeriksaan silang antara hasil identifikasi tentang kompetensi yang dibutuhkan guru dilapangan dengan kompetensi yang dibekalkan oleh mata kuliah di prodi pendidikan fisika. Kesimpulan studi lapangan ini ialah: kemampuan guru fisika dalam menulis materi ajar tergolong rendah, pelajaran menulis di LPTK yang seharusnya dibekalkan pada mata kuliah bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) pada kenyataannya tidak sempat diajarkan, dan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menulis materi ajar sangat terbatas.

2. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan gagasan yang berkaitan dengan cara memecahkan permasalahan yang ditemukan pada studi lapangan. Studi literatur dilakukan dengan mencari artikel dan jurnal penelitian yang berkaitan dengan strategi mengajar menulis materi ajar bagi calon guru. Menganalisis dan mensintesis jurnal-jurnal dan tulisan lainnya yang berkaitan dengan inovasi membelajarkan fisika kepada para siswa agar mereka dapat memahami konsep-konsep fisika secara mendalam. Menganalisis dan mensintesis jurnal-jurnal yang berkaitan dengan cara membantu siswa meningkatkan strategi dan self-regulated pada proses pembelajaran. Menganalisis dan mensintesis dokumen-dokumen lainnya yang dapat menunjang untuk mengembangkan gagasan dalam memecahkan permasalahan.

3. Pengembangan Desain Program

Permasalahan yang berhasil diidentifikasi pada studi lapangan, studi kurikulum di jurusan pendidikan fisika LPTK dan wawasan yang diperoleh pada saat studi literatur dijadikan acuan untuk pengembangan desain program perkuliahan. Tujuan program perkuliahan yang dirancang ialah untuk meningkatkan kemampuan calon guru fisika dalam menulis materi ajar. Program mengajar menulis materi ajar bagi calon guru fisika didasarkan pada pengembangan model umum proses menulis yang dikemukakan oleh


(31)

53

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Flower dan Hayes (1980) untuk pembelajaran menulis pada perkuliahan Bahasa Inggris. Pengembangannya dilakukan dengan cara melakukan scaffolding antara tahap planning dan tahap translation plans into text pada model umum proses menulis Flower dan Hayes. Program dirancang dengan komponen sebagai berikut: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, konten, aktivitas proses pembelajaran, metode asesmen, dan alokasi waktu. Program dilengkapi dengan perangkat pembelajaran dan perangkat asesmen untuk mengases ketercapaian tujuan program. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar peta konsep, representasi konsep fisika dan jenis-jenis mudus representasi konsep, translasi antar modus representasi, multi representasi, dan multi modus representasi. Perangkat asesmen terdiri dari instrumen untuk mengukur pemahaman konseptual, kemampuan membuat multi representasi konsep, kemampuan mentranslasi antar modus representasi, dan kualitas tulisan materi ajar mahasiswa. Rancangan program, perangkat pembelajaran dan perangkat asesmen dikonsultasikan dan divalidasi oleh ahli. Masukan dari hasil konsultasi dan validasi ahli dijadikan acuan untuk melakukan revisi.

Draf desain program, perangkat pembelajaran dan perangkat asesmen selanjutnya diuji coba. Uji coba dilakukan pada mata kuliah Fisika Sekolah III yang dipilih untuk uji coba dengan alasan topik- topik yang dibahas adalah topik-topik fisika yang akan diajarkan di SMA kelas tiga. Hal itu sesuai dengan tujuan program yang dikembangkan yaitu menulis materi ajar fisika untuk siswa sekolah menengah. Terdapat tiga topik besar yaitu Kelistrikan Kemagnetan, Gelombang Optik, dan Fisika Modern. Pada penelitian ini hanya dipilih dua topik besar saja yaitu kelistrikan kemagnetan dan gelombang optik. Uji coba dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013 selama satu semester. Proses uji coba ini digunakan untuk memperbaiki desain program, memperbaiki perangkat pembelajaran, memperbaiki instrumen asesmen, dan memperoleh gambaran tentang alokasi waktu untuk tiap indikator. Perangkat instrumen assesmen yang sudah diperbaiki selanjutnya diujicobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas tiap butir soal. Desain pengembangan program ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Draft desain program Perangkat pembelajaran

Perangkat asesmen Uji coba

Desain program perangkat pembelajaran perangkat asesmen yang valid dan reliabel


(32)

54

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Desain pengembangan program

b. Tahap Pelaksanaan

Program perkuliahan diimplementasikan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013 dengan cara disisipkan pada mata kuliah Fisika sekolah III. Penelitian Kualitatif Sebelum Intervensi

Mahasiswa diberikan angket MSLQ untuk mengetahui strategi dan self regulated awal. Wawancara semi struktur untuk mengetahui gambaran persepsi awal mereka tentang pentingnya kemampuan menulis bagi calon guru dikaitkan dengan standar kompetensi guru .

1. Penelitian Kualitatif Selama Intervensi

Melakukan penilaian tulisan materi ajar tiap mahasiswa dengan rubrik penilaian mengadopsi dari rubrik penilaian yang dikembangkan oleh Hand, Gunel dan Ulu (2008). Rubrik penilaian dapat dilihat pada lampiran C.5. Wawancara semi struktur (one on one semi structure interview) pada beberapa orang mahasiswa peserta perkuliahan untuk mendapatkan informasi tentang kesulitan-kesulitan yang dialami ketika membuat multi representasi konsep, mentranslasi antar modus representasi, dan membuat uraian tertulis dari suatu sub pokok bahasan fisika dengan menggunakan multi modus representasi.

2. Penelitian Kuantitatif Selama Intervensi

Pemberian pre test dan post test pemahaman konseptual pokok bahasan gelombang optik dan listrik magnet. Pemberian pre test dan post test kemampuan mentranslasi antar modus representasi. Pemberian pre test

dan post test pemahaman multi representasi konsep. Pemberian tugas menulis pada awal penerapan program, dipertengahan penerapan program yaitu setelah mempelajari multi representasi konsep, dan diakhir setelah mempelajari representasi multi modus. 3. Penelitian Kualitatif Setelah Intervensi

Pemberian angket self- regulated yaitu angket MSLQ. Pemberian angket untuk mengetahui persepsi mahasiswa terhadap program pembelajaran menulis materi ajar. Melaksanakan wawancara semi struktur kepada dua orang mahasiswa untuk


(33)

55

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengetahui perspektif mereka tentang penggunaan representasi multi modus dalam pengembangan kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogi ketika kelak mereka menjadi guru.

c. Tahap Interpretasi

Tujuan dari analisis data mixed methods sequential ialah menggunakan informasi dari hasil analisis data base pertama untuk data base kedua. Pada desain embeded eksperimen dengan pendekatan dua fase ini, proses analisis data akan dipandu oleh pertanyaan-pertanyaan penelitian mixed methods. Pertanyaan- pertanyaan-pertanyaan pemandu untuk fase pertama yaitu sebelum eksperimen atau pemberian perlakuan ialah: bagaimanakah hasil-hasil kualitatif diinformasikan untuk membangun bentuk perlakuan yang akan dilakukan? ; bagaimanakah hasil hasil kualitatif menjelaskan outcomes (dampak) perlakuan? Pertanyaan- pertanyaan metode campuran yang menjadi panduan untuk fase kedua yaitu setelah perlakuan ialah: dalam cara-cara apa data kuantitatif dapat membantu menjelaskan hasil-hasil kualitatif? ; kasus kasus mana yang memberikan penjelasan terbaik kedalam hasil-hasil kualitatif? ; Hasil-hasil apa saja yang menjelaskan dampak pemberian perlakuan? Keseluruhan tahapan penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 3.4

Studi Pendahuluan 1. Studi lapangan 2. Studi literatur 3. Perancangan program

4. Pembuatan perangkat pembelajaran 5. Pembuatan perangkat asesmen 6. Uji coba

Hasil

1. Rancangan program 2. Perangkat pembelajaran 3. Perangkat Instrumen yang

valid dan reliabel

Kualitatif sebelum intervensi

Analisis strategi dan self regulated awal mahasiswa , analisis persepsi awal mahasiswa Kuantitatif sebelum intervensi

Analisis tes pemahaman konseptua, pada pokok bahasan kelistrikan kemagnetan dan gelombang optik, kemampuan awal mentranslasi, membuat multi representasi

Hasil

Gambaran awal strategi dan self

regulated mahasiswa

Gambaran awal: persepsi mahasiswa , pemahaman konsep, kemampuan mentraslasi, kemampuan membuat multi representasi

Tahap Pelaksanaan Tahap Persiapan


(34)

56

Parlindungan Sinaga, 2014

Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.4 Keseluruhan tahapan penelitian

B. Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh mahasiswa program pendidikan fisika semester genap tahun ajaran 2012-2013 pada salah satu LPTK di kota Bandung yang mengontrak mata kuliah Fisika sekolah III. Mengingat kompetensi dasar dan tujuan mata kuliah ini ialah agar mahasiswa calon guru mampu menulis materi ajar yang memerlukan bimbingan secara intensif, maka dalam pelaksanaanya dirancang dalam kelas kecil dengan jumlah peserta 17 orang. Subjek penelitian dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yaitu dengan memilih satu kelas dari empat kelas yang tersedia.

C. Instrumen penelitian

Karena pendekatan yang dipilih ialah pendekatan berurutan (sequential) yaitu pendekatan dua fase, maka teknik pengumpulan data dan instrumen penelitiannya seperti dinyatakan pada Tabel 3.1. Pada tabel tersebut jenis instrumen dan teknik pengambilan data

a.Kualitatif selama intervensi

Mengases tulisan materi ajar tiap mahasiswa dan menganalisis kesulitan mahasiswa b.Kuantitatif selama intervensi

Analisis tes pemahaman konseptual, pada pokok bahasan kelistrikan kemagnetan dan gelombang optik, kemampuan mentranslasi antar modus representasi , kemampuan membuat multi representasi, tugas menulis

Kualitatif setelah intervensi

Analisis persepsi mahasiswa terhadap proses pelaksanaan program, analisis perspektif mahasiswa , dan analisis strategi dan self

regulated

Hasil

1.Informasi kesulitan mahasiswa 2.Data pemahaman konsep

3.Data kemampuan mentranslasi antar modus representasi

4.Data kemampuan membuat multi representasi 5. Data kemampuan menulis materi ajar

Hasil

Gambaran : persepsi akhir mahasiswa, persfektif mahasiswa tentang penggunaan representasi multi modus, motivasi dan

self regulated akhir mahasiswa

Interpretasi data kualitatif dan data kuantitatif

Hasil

1.Karakteristik program 2. Persepsi rekan sejawat 3.Keefektifan program 4.Perspektif mahasiswa 5.Persepsi mahasiswa


(1)

Ecles, J. S.,& Wigfield, A. (2002). Motivational beliefs, values, and goals. Annual Review of Psychology, 53, 109-132.

Edward,W.M., Bruce, M.K & Gordon,B. (1993). Statistical Reasoning In Psychology and Education. John Wiley & Sons, Inc.

Emelie, A and Nathalie, L.(2007).Teaching Writing in Theory and Practice :

A Study of Ways of Working With Writing in the 9th Grade. Stockholm Institute of Education Department of Curiculum Studies and Communication

Finkelstein. N, et.al. (2005), When learning about the real world is better done vitually: A Study of Substituting Computer Simulation for laboratory Equipment. Phys. Rev. ST Phys. Educ. Res. 1, 010103,

Flores, S., Kanim, S,E, & Kautz, C.H.,Student use of vectors in introductory mechanics. American Journal of Physics., 2004. 72

Funda, O., et.al (2008) What makes physics difficult. International Journal of Environmental of Science Education,3(1)

Galbraith, D. (1999). Writing as a knowledge-constituting process. In D. Galbraith, & M. Torrance(Eds.), Knowing what to write: Conceptual processes in text production. Studies in Writing. 4, 139–160. 1999, Amsterdam: Amsterdam University Press. Galbraith, D.(1992). Conditions of discovery throught writing. Instructional Science, 21,

45-72

Garcia, T.(1995).The role of motivational strategies in self regulated learning, in Pintrich,P.R.,(ed).Understanding Self Regulated Learning, an Francisco ,Jossey Bass. Gonzales,F., Prain, V.,and Waldrip,B. (2007). Using multi modal representations of concepts

in learning science,. ESSERA Conference on Research and The Quality of Science Education.

Guba, E.G.,& Lincoln,Y.S.(1988). Do Inquiry paradigm imply methodologies. in Fattermen , D.M. (1988). Qualitative Approaches to Evaluate in Education. New York Praeger. Gunel, M., Hand, B.,& Prain, V. (2007). Writing for learning in science: A Secondary

analysis of six studies. International Journal of science and Mathematics Education, 4(5),615-367

Guilford, J.P.(1965). Fundamental Statistic for Students of Psichologi and Education, New York Mc Graw Hill.

Hand, B., Gunel, M., & Ulu, C. (2009). Sequencing embedded multimodal representation in writing to learn approach to the teaching of electricity. Journal of Research in Science Teaching, 46 (3),225-247

Hale, S. (2003). Concept mapping handout: Handout from Georgia Parimeter College.


(2)

Hake, R.R (1998). Interactive–engagement vs traditional methods: A six- thousand student survey of mechanics test data for introductory physics course, American Journal of Physics,66 ,64-74

Hayes, J. & Flower,L. (1980). Identifying the organization of writing processes. In:Gregg, L. and Steinberg, E. (Eds.) .Cognitive Processes in Writing, 3-30. Hillsdale, NJ:

Lawrence Erlbaum.

Hayes, J.R.,& Nash,J.G. (1996).On the nature of planning in writing. In .Levy, C.M & Ransdell, S.(1966). The Science of Writing: Theories,Methods, Individual Differencies, and Application, Mahwah, NJ; Lawrence Erlbaum.

Heuvelen, A.V. & Zou,X (2001). Multiple representations of work-energy processes. American Journal of Physics.69, 184.

Hedges, L. & Olkin, I. (1985) Statistical Methods for Meta-Analysis. New York: Academic Press

Hinrichs, B.(2004). In edited by Marx, J , Heron, P. & Franklin, S. (2004) Physics Education Research Conference Proceedings, Sacramento, CA, 117-120.

Hopkins, W. G. (1997). New View of Statistics: Effect Magnitudes. Retrieved November 12, 2001 from http://www.sportsci.org/resource/stats/effectmag.html

Indiana department of Education (2012). RISE Evaluation & Development System Evaluator & Teacher Hanbook version 1.0.

Johnson, R.B., and Turner,R.A.(2003). Data collection strategies in mixed research. In A. Tashakkori, and C. Teddle (Eds), Handbook of Mixed Method in Social and

Behavioral Research. 2003.Thousand Oaks, CA.

Klein, P.D. (2006). The challenges of science literacy: From the viewpoint of second

generation cognitive science. International Journal of Science Education, 28,(2/3) 143-178

Kohl.P.B. et al (2007). Strongly and weakly directed approach to teaching multiple representation use in physics. Physical Review Special Topics. Physics Education Research, 3, 010128

Kohl.P.B.et al (2008). Paterns of multiple representation use by experts and novices during physics problem solving, Physical Review Special Topics, Physics Educational Research,4, 010111

Kozma, R.B.(2003). The material features of multiple representations and their and social cognitive affordances for science understanding. Learning and Instruction, 13 (2), 205-226

Kozma, R., Chin, E., Russell, J., & Marx, N. (2000). The roles of representations and tools in the chemistry laboratory and their implications for chemistri Journal of the Learning Sciences, 9(2), 105-143.


(3)

Kress, G. (2005). Gains and losses: New forms of texts, knowledge and learning. Computers and Composition, 22, 5-22.

Kress, G., Jewitt, C., Ogborn, J.,& Tsatsarelis, C. (2001). Multimodal Teaching and Learning: The Rhetorics of the Science classroom, London:Continum.

Kozminsky & Gurion. (2012). Concep maps theory, mathology, technologi. Proc.of the Fifth Int. Conference on Concep Mapping, Canas, A.J.; Novac, J.D.; Vanhear,J. Eds. Valenta Malta 2012.

Kellog, R.T. (2008). Training writing skills: a cognitive developmental perspective.Journal of Writing Research, 1(1) 1-26.

Lemke, J.L.(1998).Multiplying meaning:Visual and verbal semiotics in scientific text. In Martin, J and Veel, R.,. Reading science, London Routledge.

Lemke, J.L. (2004). The literacies in science. In Saul, E.W., (Ed.), Crossing Borders in Literacy and Science Instruction: Perspectives in Theory and Practice, 13-32.Newark, DE: International Reading Association/National Science Teachers Association.

Mayer, R.E. (2003). The promise of mulitmedia learning: Using the same instructional design methods across different media. Learning and Instruction, 13(2),125-139..

Mayer, R. E. (2001). Multimedia Learning. Cambridge: Cambridge University Press. McCombs, B. L. (1989). Self-regulated learning and academic achievement: A

phenomenological view. In B. J. Zimmerman & D. H. Schunk (Eds.), Selfregulated Learning and Academic Achievement: Theory, Research, and Practice.. 51-82. 1989, New York: Springer-Verlag.

Meltzer, D.E.(2002). The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretest scores. American Journal of Physics., 70, 1259.

Milkova,S (2012). Strategies for effectivenes lesson planning. Center for Research on learning and Teaching. Tersedia di (http://www.crlt.umich.edu)

National Writing Project & Nagin, C. (2003). Because Writing Matters: Improving Student Writing in Our Schools. San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Norris,S.P, & Phillips,L.M.(2003). How literacy in its fundamental sense in central to scientific literacy. Scientific Education, 87(2).224-240

Novak, J.D., & Gowin, D.B. (1984). Learning How tolLearn. New York: Cambridge University Press.

Nguyen, N. & Meltzer, D.E. (2003). Initial understanding of vector concepts among students in introductory physics courses. American Journal of Physics., 71(6), 630


(4)

Onwuegbuzie, A.J., & Leech, N.L (2004.b). Enhancing the interpretation of significant finding; The role of mixed method research. Paper presented at the Annual Meeting of The Eastern Educational Research Association, Clearwater,FL.

Permendiknas no 16 tahun 2007

Pintrich, P. R., Smith, D. A., Garcia, T., & Mc Keachie, W. J. (1991).A Manual for the use of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). Ann Arbor: University of Michigan, National Center for Research to Improve Post Secondary Teaching and Learning.

Pintrich, P. R. (1995). Understanding self-regulated learning. In Pintrich, P.R., (Ed.), Understanding Self Regulated Learning, 3-12. 1995. San Francisco, CA: Jossey-Bass. Pintrich, P. R. (2003). A motivational science perspective on the role of student motivation

inlearning and teaching contexts. Journal of Educational Psychology, 95, 667-686.

Prain, V., & Waldrip, B. (2006). An exploratory study of teachers‟ and students‟ use of multi -modal representations of concepts in primary science. International Journal of

Science Education, 28(15),1843-1866

Prain.V ,et al (2009). Multiple representation in learning about evaporation, International Journal of Science Education, 31(6),787-808

Prain, V (2006). Learning from writing in secondary science: some theoretical and practical implications. International Journal of Science Education, 28, 170-201

Preece, J. (1993). Graphs are not straight forward. In Green,T.R.G. , Payne, S.J., &van der Veer, G.C., (Eds.), The Psychology of Computer Use, 41-56. London:Academic Press.

Rosengrant. D, Van Heuvelen. A, & Etkina. E, (2005) edited by Heron. P, . McCullough. L and Marx. J, (2005). Physics Education Research Conference Proceedings, Salt Lake City, UT, 49-52.

Rosengrant.D, Etkina. E, & Van Heuvelen. A,(2006). National Association for Research in Science Teaching Proceedings, San Francisco, CA (2006).

Ruohotie, P (2000a). Conative Constructs in Learning, in Pintrich, P. and Ruohotie, P.(eds).Conative Constructs and Self Regulated learning, 2000, Hameenlinna , Research Centre for Vocational Education.

Scanlon, E. (1998). How beginning students use graphs of motion. In Van Someren, M.W., et al.(Eds) Learning with Multiple Representation. 1998, Amsterdam: Elsevier Science. Seldin, P. (1999). Changing practices in evaluating reaching. A Practical Guide to Improved

Faculty Performance for Promotion/Tenure Decisions. Bolton, MA: Anker. Steitner, C.M., Alberth, D., & Hellor, J. (2007). Concept mapping as a means to build

E-Learning. In Buzetto-More, N.A (ed), Advanced Principles of Effective e-Learning (59-111). Santa Rosa, California.Information Science Press.


(5)

Sturm, J. M.,& Rankin, E, J. L. (2002). Effects of hand-drawn and computer-generated concept mapping on the expository writing of middle school students with learning disabilities. Learning Disabilities Research & Practice, 117(2), 124-139.

Tabachneck, H. J. M., Leonardo, A. M., & Simon, H. A. (1994). CaMeRa: A computational model of multiple representations, Cognitive Science 21(3), 305350.

Tashakkori,A., Teddle,C.(1998). Mixed methodology: combining qualitative and quatitative approaches. Applied Social Method Research. Method Series ,46. Thousand Oaks, CA:Sage.

Tashakkori, A.,& Teddle,C.(2003), Handbooks of Mixed Methods in Social and Behavior Research. Thousand Oaks. CA: Sage.

Unsworth, L. (2001a). Evaluating the language of different types of explanations in junior high school science texts. International Journal of Science Education, 23(6),

Unger.J. & Fleischman.S. (2004). Is Process Writing the “Write Stuff” Research Matters. Printed in Educational Leadership, issue: October 2004, 90-91

UPI (2011). Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia

Wellington, J., & Osborne, J.( 2001). Language and Literacy in Science Education. Buckingham: Open University Press.

Wolters,C. (1999).Self Regulated Learning and college Students Regulation of motivation, Journal of Education Psychology, .90 (2)

Wright, R.E. (2006). Student evaluations of faculty: Concerns raised in the literature, and possible solutions. College Student Journal, 40(2), 417-422.

Yore, L.D. & Treagust, D.F. (2006). Current realities and future possibilities: Language and science literacy empowering research and informing instruction.International Journal of Science Education, 28, 291-314

Zimmerman, B.J.,& Risenberg, R.(1997). Becoming a self regulated writer: a social cognitive perspective contemporary. Educational Psychology, 22(1),73-101.

Zimmerman, B. J. (1989). Models of self-regulated learning and academic achievement. In Zimmerman,B.J., & Schunk,D.H., (Eds.), Self-Regulated Learning and Academic Achievement: Theory, Research, and Practice, 1-25. 1989. New York: Springer-Verlag.

Zimmerman, B. J., Greenberg, D., & Weinstein, C. E. (1994). Self-regulating academic study time: A strategy approach. In Schunk,D.H., and Zimmerman,B.J., (Eds.), Self-Regulation of Learning and Performance: Issues and Educational Applications, 181-199. 1994. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum


(6)

Zimmerman, B. J., & Paulsen, A. S. (1995). Self monitoring during collegiate studying: An invaluable tool for academic self-regulation. In P. R. Pintrich (Ed.), Understanding Self-Regulated Learning, 13- 27. 1995.San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Zimmerman,B.J.(1998). Developing Self fulfilling cycles of academic regulation; in Schunk, D.H., and Zimmerman,B.J. (eds).Self Regulated Learning: from Teaching to Self Reflective Practice. 1998. New York Guilford Press