HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Dengan Penggunaan Garam Beryodium Di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI
DEA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
SITI NOVITASARI
J210.100.094

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jl. A.Yani Tromol Pos-Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax: 715448 Surakarta 57102
Website: http://www.ums.ac.id
Email: ums@ums.ac.id

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir:
Nama
: Irdawati, S.kep., Ns., M.Si., M.ed
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa:
Nama
: Siti Novitasari
NIM
: J210 100 094
Program Studi : Keperawatan S-1
Fakultas
: Ilmu Kesehatan
Judul Skripsi : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN
SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN
GARAM BERYODIUM DI DESA SELO, KECAMATAN
SELO, KABUPATEN BOYOLALI
Naskah publikasi imiahl tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Desember 2014

Pembimbing I

Irdawati, S.kep., Ns., M.Si., M.ed

1

ASKAH PUBLIKASI

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU
RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI
DESA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI
Siti Novitasari1, Irdawati2, Endang Zulaicha3
Abstrak
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu
masalah kesehatan yang berpengaruh terhadap sumber daya manusia, selain
mengakibatkan gondok juga menyebabkan abortus pada ibu hamil, lahir mati,
cacat bawaan, juga mengakibatkan cacat fisik yang disebut kretin. GAKY

berpengaruh terhadap prestasi belajar anak sekolah yaitu dapat mengakibatkan
penurunan kecerdasan. Untuk mencegah terjadinya GAKY diperlukan asupan
yodium salah satunya dari garam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan
penggunaan garam beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, desain penelitian yang
digunakan deskriptf korelatif dengan rancangan penelitian cross sectional.
Populasi penelitian adalah seluruh ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Selo
yang berjumlah 780 orang, dan untuk sampel penelitian yaitu sebanyak 89
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate random
sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Analisis data hasil penelitian
hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan garam beryodium
menggunakan uji kolmogorov-smirnov diperoleh nilai significancy 0,951 (p>0,05)
sehingga Ho diterima. Hasil analisa data penelitian hubungan sikap dengan
penggunaan garam beryodium menggunakan uji chi square (x²) dengan nilai 2hit
4,544 (2hit >3,841) dan nilai probabilitas 0,033 (p 0.05) so that Ho is accepted. The results of the data analysis research
relationship with the use of iodized salt attitude using chi square test (X ²) with a
value of 2hit is 4.544 (2hit > 3.841) and probability value is 0.033 (p < 0.05) so
that Ho is rejected. The conclusion from this research that there is no relationship
between knowledge housewife with the use of iodized salt and there is a

relationship between the attitude of the housewife with the use of iodized salt.
Keywords: Knowledge, Attitude, Iodized Salt.

3
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

PENDAHULUAN
Gangguan
Akibat
Kekurangan Yodium (GAKY)
merupakan salah satu masalah
kesehatan
masyarakat
yang
memiliki dampak sangat besar
terhadap kelangsungan hidup dan
kualitas sumber daya manusia.
Selain gondok dan hipotiroid,
GAKY juga menyebabkan abortus

pada wanita hamil, lahir mati,
sampai cacat bawaan pada bayi
yang lahir berupa gangguan
perkembangan syaraf mental, dan
fisik yang disebut kretin. Semua
gangguan ini berakibat pada
rendahnya prestasi belajar anak
usia
sekolah,
rendahnya
produktivitas pada orang dewasa
serta timbulnya berbagai masalah
sosial ekonomi masyarakat yang
dapat menghambat pembangunan
(Depkes, 2005).
Kejadian GAKY tertinggi
didunia yaitu di wilayah Eropa
sebanyak 52,0%, sedangkan Asia
Tenggara berada pada peringkat ke
empat yaitu sebanyak 30,0% setelah

Mediterania Timur yang sebanyak
47,2% dan Afrika yang sebanyak
41,5% (WHO, 2007). Prevalensi
kejadian gondok pada anak sekolah
dasar tahun 2005 di Indonesia
memiliki angka TGR (Total Goiter
Rate) sebanyak 44,9%. Data
monitoring garam beryodium di
Indonesia yang dilakukan dalam
kurun
waktu
2006-2010
menunjukkan
sampel
garam
beryodium yang memenuhi syarat
(MS)
sebesar
71.5%
(Kusumaningtyas, 2011).

Survey secara nasional
kejadian GAKY yang dilakukan
pada tahun 2003 terhadap anak SD

menunjukkan bahwa kabupaten
yang endemik ringan 35,8%,
kabupaten yang endemik sedang
sebanyak 13,1% dan kabupaten
yang endemik berat sebanyak 8,2%
(Depkes,
2005).
Dari
34
kabupaten/ kota di wilayah Jawa
tengah, yang cakupan garam
yodiumnya
mencapai
100%
adalah Kabupaten Pekalongan,
Kota Surakarta, Kota Salatiga dan

Kota
Semarang.
Sedangkan
kabupaten
dengan
konsumsi
garam beryodium terendah adalah
Kabupaten
Grobogan
2,86%
(Depkes, 2012).
Dari
hasil
penelitian
GAKY di Kabupaten Boyolali
yang dilakukan pada tahun 2005,
meskipun bukan daerah endemis
tetapi masih ada jumlah total
penderita gondok sebanyak 4,5%.
Pada tahun 2013 cakupan garam

beryodium di kabupaten Boyolali
sebanyak 91% (Dinkes Boyolali,
2013).
Survey kesehatan yang
dilakukan petugas kesehatan di
Kecamatan Selo pada anak usia
Sekolah Dasar pada tahun 2013
dari 1.309 sampel yang diperiksa,
penderita gondok sebanyak 152
orang anak (11,61%), sedangkan
di Desa Selo dari 144 sampel yang
diperiksa jumlah penderita gondok
sebanyak 19 orang (13,19%),
merupakan jumlah penderita
terbanyak diantara 10 Desa.
Dari hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan
lima orang ibu rumah tangga di
Desa Selo, satu diantaranya belum
mengetahui

tentang
garam
beryodium, dan masih tetap
menggunakan garam yang tidak

4
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

jelas kadar yodiumnya dengan
alasan
yang
terpenting
masakannya terasa asin.
Hasil survey pendahuluan
yang dilakukan di desa Selo, dua
orang dari lima ibu rumah tangga
menggunakan garam berbentuk
curah yang tidak ada labelnya,
satu orang menggunakan garam

berbentuk briket, sedangkan yang
lain menggunakan garam halus
yang ada labelnya.
Rendahnya
penggunaan
garam beryodium di masyarakat
dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor tersebut antara lain
distribusi garam beryodium yang
belum merata, garam yang beredar
dimasyarakat belum seluruhnya
mengandung cukup
yodium,
perbedaan harga garam beryodium
yang cenderung lebih mahal dua
sampai tiga kali serta kurangnya
pengetahuan masyarakat akan
pentingnya mengkonsumsi garam
beryodium (Rosidi, 2008).
Berdasarkan
kondisi
tersebut maka peneliti ingin
mengetahui tentang hubungan
antara pengetahuan dan sikap ibu
rumah tangga dengan penggunaan
garam beryodium di Desa Selo,
Kecamatan
Selo,
Kabupaten
Boyolali.
METODE
Penelitian
ini
merupakan
penelitian kuantitatif, dengan desain
penelitian
deskriptif
korelatif,
rancangan penelitian pada penelitian
ini yaitu cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
rumah tangga yang tinggal di Desa
Selo yaitu berjumlah 780 orang.
Teknik
pengambilan
sampel
menggunakan proportionate random

sampling,
yaitu
sebanyak
89
responden. Waktu penelitian dilakukan
pada tanggal 15-23 Agustus 2014.
Variabel independen adalah
pengetahuan dan sikap, instrumen
penelitian menggunakan kuesioner.
Variabel dependen adalah penggunaan
garam
beryodium,
instrumen
penelitian menggunakan test kit
iodina. Analisa data menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk variabel
pengetahuan, sedangkan variabel sikap
menggunakan chi square.

HASIL
Data yang terkumpul, didapat
karakteristik responden berupa umur,
pendidikan, dan pekerjaan.
Tabel 1. Distribusi Umur Responden
Di Desa Selo Pada Bulan
Agustus 2014
Umur
Frek.
%
(tahun)
25-32 th
46
51,7
33-42 th
43
48,3
Jumlah
89
100
Dari Tabel 1 diatas, data
menunjukkan
sebagian
besar
responden berusia 25-32 tahun
(51,7%).
Tabel 2. Distribusi Pendidikan
Responden Di Desa Selo
Pada Bulan Agustus 2014
Pendidikan
Frek.
%
70,8
SD/ Sederajat
63
19
21,3
SMP/ Sederajat
7
7,9
SMA/ Sederajat
Jumlah
89
100
Dari tabel 2 diatas, data
menunjukkan sebagian besar reponden
menempu pendidikan hingga tamat SD
(70,8%).

5
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

Tabel

3.
Distribusi
Pekerjaan
Responden Di Desa Selo
Pada Bulan Agustus 2014
Umur
Frek.
%
Ibu Rumah Tangga
1
1,1
Petani/ Buruh Tani
79
88,8
Swasta
3
14,6
Wiraswasta
6
3,4
Jumlah
89
100

Dari Tabel 3 diperoleh data
bahwa sebagian besar pekerjaan
responden yaitu petani/ Buruh tani
sebanyak 79 responden (88,8%).

Tabel

4.

Distribusi Pengetahuan
Responden Di Desa Selo
Pada Bulan Agustus 2014
Kategori
Frek.
%
Kurang
15
16,9
Cukup
60
67,4
Baik
14
15,7
Jumlah
89
100

Dari
Tabel
4
diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden
(67,4%)
mendapat
dukungan yang cukup dari keluarga.

Tabel 5. Distribusi Sikap Responden
Di Desa Selo Pada Bulan
Agustus 2014
Kategori
Frek.
%
Negatif
58
65,2
Positif
31
34,8
Jumlah
89
100
Dari
Tabel
5
diatas
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden (65,2%) bersikap negatif.
Tabel 6. Distribusi Penggunaan Garam
Beryodium Responden Di
Desa Selo Pada Bulan
Agustus 2014
Kategori
Frek.
%
Tidak menggunakan
27
30,3
Menggunakan
62
69,7
Jumlah
89
100
Dari tabel 6 diatas menunjukan
bahwa sebagian besar responden
(69,7%)
menggunakan
garam
beryodium.
Analisa
hubungan
antara
pengetahuan ibu rumah tangga dengan
penggunaan garam beryodium di Desa
Selo dapat dijelaskan bahwa dari 15
responden
yang
berpengetahuan
kurang
5
responden
(5,6%)

Tabel 7. Cross Tabulation Antara pengetahuan dengan Penggunaan Garam
Beryodium Responden Di Desa Selo Pada Bulan Agustus 2014
Penggunaan Garam beryodium
Tidak
Menggunakan
Menggunakan
Total
Pengetahuan
N
%
N
%
N
%
Kurang
5
5,6
10
11,3
15
16,9
Cukup
20
22,5
40
44,9
60
67,4
Baik
2
2,2
12
13,5
14
15,7
Total
43
27
30,3
62
69,7
89
 = 0,951;

Ho ditolak = terdapat hubungan
diantaranya tidak menggunakan garam
beryodium, dan 10 responden (11,3%)

6
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

diantaranya menggunakan garam
beryodium. Dari 60 responden yang
berpengetahuan cukup, 20 responden
(22,5%)
diantaranya
tidak
menggunakan garam beryodium dan
40 responden (44,9%) diantaranya
menggunakan garam beryodium. Dari
14 responden yang berpengetahuan
baik, 2 responden (2,2%) diantaranya
tidak menggunakan garam beryodium
dan 12 responden (13,5%) diantaranya
menggunakan garam beryodium.
Hasil uji analisis hubungan
pengetahuan ibu rumah tangga dengan
penggunaan
garam
beryodium
menggunakan Chi-Square (2) tidak
memenuhi syarat karena ada 2 cell
yang mempunyai nilai expected
kurang dari 5. Maka menggunakan uji
alternatif
Kolmogorov-Smirnov,
diperoleh nilai significancy 0,951.
Karena nilai p lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak, yang artinya
bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu rumah tangga dengan
penggunaan garam beryodium di Desa
Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali.

Analisis hubungan antara
sikap ibu rumah tangga dengan
penggunaan garam beryodium di Desa
Selo dapat dijelaskan bahwa dari 58
responden yang mempunyai sikap
kurang mendukung, 22 responden
(24,7%)
diantaranya
tidak
menggunakan garam beryodium dan
36 responden (40,4%) diantaranya
menggunakan garam beryodium. Dari
31 responden yang mempunyai sikap
mendukung, 5 responden (5,6%)
diantaranya tidak menggunakan garam
beryodium dan 26 responden (29,2%)
diantaranya menggunakan garam
beryodium.
Hasil uji analisis hubungan
sikap ibu rumah tangga dengan
penggunaan
garam
beryodium
menggunakan
Chi-Square
(2)
2
didapatkan nilai ( hit = 4,544) dengan
nilai significancy 0,033 yang nilainya
kurang dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, yang artinya bahwa ada
hubungan antara sikap ibu rumah
tangga dengan penggunaan garam
beryodium di Desa Selo, Kecamatan
Selo, Kabupaten Boyolali.

Tabel 8. Cross Tabulation Antara Sikap dengan Penggunaan Garam Beryodium
Responden Di Desa Selo Pada Bulan Agustus 2014
Penggunaan Garam
Beryodium
Tidak
Menggunakan Menggunakan
Total
Pengetahuan
N
%
N
%
N
%
Negatif
22
24,7
36
40,4
58
65,1
Positif
5
5,6
26
29,2
31
34,8
Total
27
30,3
62
69,7
89
100
2hit = 4,544 ;  = 0,033 ;

Ho ditolak = terdapat hubungan

7
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

PEMBAHASAN
Hubungan
antara
Tingkat
Pengetahuan Dengan Penggunaan
Garam Beryodium
Hasil penelitian menunjukan
dari
15
responden
yang
berpengetahuan kurang 5 responden
diantaranya tidak menggunakan garam
beryodium, Berdasarkan jawaban
responden dari kuesioner, mereka
belum mengetahui pentingnya yodium
bagi ibu hamil, selain itu pengetahuan
mereka masih kurang mengenai
sumber yodium yang lain dan
gangguan akibat kekurangan yodium
selain
gondok.
Sedangkan
15
responden
yang
berpengetahuan
kurang 10 responden diantaranya
menggunakan garam beryodium. Hal
ini mungkin disebabkan oleh faktor
lain yaitu, ketika dilakukan pengujian
sampel garam, garam yang tersedia
masih baru.
Dari 14 responden yang
berpengetahuan baik, 12 responden
diantaranya menggunakan garam
beryodium. Pengetahuan gizi ibu
sangat berpengaruh pada terpenuhinya
kebutuhan gizi anak, peran ibu sangat
penting dalam pemberian makanan
yang baik bagi anak-anak. Bila
pengetahuan
gizi
ibu
tinggi,
kemampuan
dalam
pemilihan,
pembelian, dan pengolahan bahan
bahan makanan juga baik. Ada
kecenderungan
semakin
tinggi
pengetahuan gizi ibu, maka akan
semakin baik pula tingkat konsumsi
zat gizi di rumah tangga. (Roedjito,
2009).
Dari 60 responden yang
berpengetahuan cukup, 20 responden
diantaranya tidak menggunakan garam
beryodium. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa sebagian besar
responden bekerja sebagai buruh tani.
Hasil penelitan ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Pahlevi
(2012)
Pendapatan
merupakan
pengaruh yang kuat terhadap status
gizi. Setiap kenaikan pendapatan
umumnya
mempunyai
dampak
langsung
terhadap
status
gizi
penduduk. Pendapatan merupakan
faktor yang paling menentukan
kualitas dan kuantitas makanan.
Pendapatan keluarga yang memadai
akan menunjang tumbuh kembang
anak karena orang tua dapat
menyediakan semua kebutuhan anak
baik primer maupun sekunder. Jika
tingkat pendapatan naik, jumlah dan
jenis makanan cenderung membaik
pula. Namun, mutu makanan tidak
selalu membaik jika tidak digunakan
untuk membeli pangan atau bahan
pangan berkualitas gizi tinggi.
Sedangkan dari 14 responden
yang
berpengetahuan
baik,
2
responden
diantaranya
tidak
menggunakan garam beryodium Hasil
uji analisis hubungan pengetahuan ibu
rumah tangga dengan penggunaan
garam beryodium menunjukan tidak
ada hubungan antara pengetahuan ibu
rumah tangga dengan penggunaan
garam beryodium di Desa Selo,
Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.
Dari hasil observasi, hampir semua ibu
rumah tangga salah dalam cara
penyimpanan, yaitu diletakkan didekat
tungku/ kompor, ada yang tidak
ditutup dan ada pula yang tidak
diwadahkan atau masih didalam
bungkus plastik transparan. Semakin
baik pengetahuan ibu tidak selalu di
ikuti dengan penggunaan garam
beryodium untuk konsumsi rumah
tangga. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh

8
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

Rosidi (2008) bahwa tidak ada
hubungan antara tingkat pengetahuan
ibu tentang garam beryodium dengan
ketersediaan garam beryodium pada
rumah tangga di Desa Krajan
Kecamatan Tembarak Kabupaten
Temanggung. Faktor lain yang
mempengaruhi
rendahnya
kadar
yodium dalam garam pada tingkat
rumah tangga antara lain adalah
penyimpanan yang salah baik selama di
warung/pasar maupun di rumah tangga.
Hubungan antara Sikap dengan
Penggunaan Garam Beryodium
Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh hasil 58 responden yang
bersikap negatif 22 diantaranya tidak
menggunakan garam beryodium. Salah
satu yang mempengaruhi sikap yaitu
pengalaman pribadi. Sikap akan lebih
mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional
(Azwar, 2009). Mereka mengatakan
bahwa sudah terbiasa menggunakan
garam biasa untuk memasak seharihari. Dari hasil observasi masih
ditemukan ibu rumah tangga yang
menggunakan garam krosok, dimana
garam tersebut juga digunakan untuk
pakan ternak, mereka mengatakan
lebih suka menggunakan garam krosok
karena
mempermudah
dalam
menghaluskan bumbu. Begitu pula
cara
menggunakannya
dalam
memasak, mereka menganggap bahwa
memberi garam dalam masakan ketika
menghaluskan bumbu atau saat
masakan sudah matang itu sama saja
asalkan terasa asin. cara penggunaan
garam
yang
benar
sebaiknya
ditambahkan pada saat makanan akan
disantap untuk mengurangi kehilangan
yodium (Cahyadi, 2005).

Dari 31 responden yang
mempunyai sikap positif, 5 responden
diantaranya tidak menggunakan garam
beryodium, salah satu faktor yang
mempengaruhi sikap yaitu pengaruh
orang lain yang dianggap penting
dimana pengaruh seseorang yang
dianggap penting akan mempengaruhi
sikap seseorang terhadap suatu hal
(Azwar, 2009). Pengaruh orang lain
yaitu mertua dan tetangga mengatakan
bahwa
menggunakan
garam
beryodium membuat masakan terasa
kurang asin dan menimbulkan rasa
pahit dalam masakan. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Ekawati (2013) dimana
adanya pengaruh dari ibu dan mertua
bahwa
menggunakan
garam
beryodium membuat masakan terasa
asin sehingga menimbulkan sikap
negatif pada ibu rumah tangga.
Dari 31 responden yang
memiliki sikap positif 26 responden
diantaranya menggunakan garam
beryodium. Responden mengatakan
menggunakan garam beryodium itu
penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak, hal itu
diungkapkan setelah melihat iklan
ditelevisi mengenai manfaat garam
beryodium, begitu pula ketika di
posyandu,
mereka
mendapat
penyuluhan tentang pentingnya garam
beryodium bagi kesehatan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi sikap
seseorang yaitu media masa, dimana
dengan adanya media masa informasi
baru mengenai kesehatan akan
mempengaruhi sudut pandang baru
bagi terbentuknya sikap terhadap
kesehatan (Azwar, 2009).
Hasil uji analisis hubungan
pengetahuan ibu rumah tangga dengan
penggunaan
garam
beryodium
menunjukan ada hubungan antara

9
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

sikap ibu rumah tangga dengan
penggunaan garam beryodium di Desa
Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten
Boyolali. Penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian yang
dilakukan oleh Budiyono (2009)
dengan
kesimpulan
tidak
ada
hubungan antara sikap dengan
penggunaan garam beryodium di Desa
Sidareja
Kecamatan
Margasari
Kabupaten Cilacap.
PENUTUP
Simpulan
1. Pengetahuan ibu rumah tangga
di
Desa
Selo
mengenai
penggunaan garam beryodium
sebagian besar dalam kategori
cukup
2. Sikap ibu rumah tangga di Desa
Selo terhadap penggunaan
garam beryodium sebagian
besar dalam kategori negatif.
3. Sebagian besar ibu rumah
tangga di Desa Selo sudah
menggunakan garam beryodium
untuk konsumsi sehari-hari
4. Tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu rumah tangga
dengan
penggunan
garam
beryodium di Desa Selo
5. Ada hubungan antara sikap ibu
rumah
tangga
dengan
penggunaan garam beryodium
di Desa Selo
Saran
1. Diharapkan ibu rumah tangga
mampu meningkatkan upaya
peningkatan status gizi keluarga
terutama dalam hal penggunaan
garam beryodium dengan cara
yang benar, begitu pula dengan

pengurangan
konsumsi
zat
goitrogenik.
2. Diharapkan peneliti selanjutnya
dapat mengembangkan dengan
tidak hanya meneliti ibu rumah
tangga saja tetapi juga penderita
GAKY.
3. Diharapkan dapat menambah
informasi, khususnya mengenai
penggunaan garam beryodium.
Sebagai
referensi
dalam
pengembangan
dan
sebagai
tambahan
pengetahuan
dan
informasi untuk dikembangkan
pada
proses
penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. 2010. Metode Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
. 2009. Sikap Manusia:
Teori dan Pengukurannya.
Yogyakarta:
Pustaka
Pelajar.
Cahyadi, W. 2005. Pengaruh Lama
Pemasakan Terhadap Kestabilan
Garam
Beryodium
dalam
Sediaan Pangan. Jurnal GAKY
Indonesia , 1-3.
Depkes. 2009. Garam Beryodium.
Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
. 2005. Panduan Umum
Keluarga Mandiri Sadar Gizi.
Jakarta.
. 2004. Pedoman Umum Gizi
Seimbang. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
. 2005. Rencana
Aksi
Nasional
Kesinambungan
Program
Penanggulangan
Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium.
Jakarta:
Tim
Penanggulangan GAKY Pusat.

10
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah Tangga dengan Penggunaan Garam
Beryodium di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali (Siti Novitasari)

Dinkes
Boyolali.
2013.
Hasil
pemantauan Garam Beryodium
di Tingkat Pasar. Boyolali:
Dinas Kesehatan Boyolali.
Ekawati, G. A. 2013. Gambaran
Pengetahuan,
Sikap
Dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga
Terhadap Garam Beryodium Di
Desa Lodtunduh Wilayah Kerja
UPT Kesehatan Masyarakat
Ubud I Tahun 2013. Community
Health.Vol 1. No 2 , Hal: 122130.
Kusumaningtyas, I. 2011. Temu Pakar
GAKY Ditutup. Dipetik Februari
15,
2014,
dari
Gizinet:
gizi.depkes.go.id
Notoatmodjo, S. 2009. Ilmu Perilaku
Manusia. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
. 2005. Metodelogi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
. 2007. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pahlevi, A, E. 2012. Determinan
Status Gizi Pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal KEMAS Vol 7. No
2. Hal 122-126
Roedjito. 2009. Kajian Penelitian Gizi.
Jakarta: Mediyatama Sarana
Perkasa
Rosidi, A. 2008. Hubungan Tingkat
Pengetahuan Ibu Tentang Garam
Beryodium Dengan Ketersediaan
Garam Beryodium Pada Tingkat
Rumah Tangga di Desa Krajan
Kecamatan
Tembarak
Kabupaten Temanggung . Jurnal
Keperawatan , 67-79.
Soetrisnanto,
D.
2006.
Garam
beryodium
dan
Minyak

beryodium.
Jurnal
GAKY
Indonesia , 1-2.
West. 2009. Iodium dan Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium.
Dalam B. M. Michael J Gibney,
Gizi Kesehatan Masyarakat (hal.
263-275). Jakarta: EGC.
WHO. 2007. Assessment of Iodine
Deficiency
Disorders
and
Monitoring Their Elimination: a
Guide for Programme and
Managers. Geneva: WHO.

1. Mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Jln. A.Yani Tromol Pos 1
Pabelan Kartasura.
2. Staf Dosen Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Jln. A.Yani Tromol Pos 1
Pabelan Kartasura.
3. Staf Dosen Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Jln. A.Yani Tromol Pos 1
Pabelan Kartasura.

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Tingkat Pendapatan Dan Perilaku Konsumsi Garam Beriodium Dengan Mutu Garam Di Tingkat Rumah Tangga

0 13 102

Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Gizi Ibu dengan Konsumsi Pangan Sumber Yodium dan Penggunaan Jenis Garam Rumah Tangga di Wilayah Pegunungan Kabupaten Cianjur

0 5 120

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN KONDISI SANITASI RUMAH DI KELURAHAN Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Dengan Kondisi Sanitasi Rumah Di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta Tahun 2016.

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN KONDISI SANITASI RUMAH DI Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Dengan Kondisi Sanitasi Rumah Di Kelurahan Semanggi Kota Surakarta Tahun 2016.

0 5 18

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Dengan Penggunaan Garam Beryodium Di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Ibu Rumah Tangga Dengan Penggunaan Garam Beryodium Di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

0 2 5

HUBUNGAN ANTARA PEMILIHAN DAN PENYIMPANAN GARAM BERYODIUM DENGAN STATUS YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SELO, KECAMATAN SELO BOYOLALI JAWA TENGAH.

0 1 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN.

0 1 8

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DANPENGETAHUAN IBU TENTANG GARAM BERYODIUM Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahauan Ibu Tentang GAram Beryodium Engan Pemilihan GAram di Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali.

0 1 12

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Penggunaan Garam Beryodium pada Ibu Rumah Tangga Desa Agungmulyo Juwana Pati.

0 1 71