Persepsi Pasien Terhadap Pengobatan Alternatif Pijat Refleksi Urat Saraf di Desa Danau Sijabut Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan Tahun 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Persepsi

2.1.1

Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,atau hubungan yang

diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata
lain , persepsi adalah member makna pada stimuli inderawi. Dalam menafsirkan
makna inderawi melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori
(Rahmat 2000).
Manusia mengamati suatu objek psikologi dengan kacamatanya sendiri
yang diwarnai oleh kepribadiannya. Sedangkan objek psikologi itu sendiri dapat
berupa kejadian, ide, atau situasi tertentu. Faktor-faktor pengalaman, peroses
belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan stroketur terhadap apa yang
dilihat, sedangkan cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologi

tersebut. Melalui komponen akan timbul ide, kemudian konsep mengenai apa
yang dilihat, selanjutnya komponen konasi yang menentukan kesediaan/kesiapan
jawaban berupa tindakan terhadap yang timbul adalah sikap apatis dan acuh tak
acuh. Keseimbangan ini dapat kembali jika persepsi dapat diubah melalui
komponen kognisi.
2.1.2

Proses Pembentukan Persepsi
Menurat Feigl dalam Sukamto (2008) menekankan bahwa ada tiga

mekanisme pembentukan persepsi yaitu (1) selectivity, (2) closure, (3)
interpretation. Proses selectivity terjadi apabila seseorang menerima pesan maka
akan berlangsung proses penyelesaian yang dianggap penting dan tidak penting,

Universitas Sumatera Utara

hal tersebut merupakan peristiwa yang saling berhubungan yang diperoleh dengan
cara menyimpulkan dan penafsiran pesan. Proses closureakan menyeleksi hasil
kesimpulan, kemudian disusun suatu kesatuan pesan atau stimulus. Sedangkan
interpretation terjadi apabila pesan tersebut diinterpretasikan atau penafsiran

stimulus secara menyeluruh ke dalam lingkungan.
Proses pembentukan persepsi antara individu yang satu dengan individu
yang lain berbeda-beda, pembentukan persepsi tergantung berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal seperti pengalaman, kainginan, proses belajar,
pengetahuan, motivasi, pendidikan dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan
keluarga, masyarakat, sekolah, faktor social budaya serta lingkungan fisik.
2.1.3

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, hal ini didukung oleh

Notoatmodjo (2005) yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor
yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut.
2.1.4

Obyek Persepsi
Sebagaimana disebutkan bahwa persepsi itu merupakan pengamatan maka

hal-hal apa yang diamati dapat dibedakan atas dua bentuk dan disebut sebagai

obyek dari persepsi itu. Adapun obyek dari persepsi itu adalah:
1. Manusia termasuk di dalamnya kehidupan sosial manusia, nilai-nilai
cultural dan lain-lain. Dalam hal ini digunakan istilah persepsi
interpersonal.
2. Benda-benda mati seperti balok, pohon dan lain-lain. Dalam hal ini
digunakan istilah persepsi obyek.

Universitas Sumatera Utara

2.2

Konsep Perilaku Kesehatan

2.2.1

Perilaku Kesehatan
Menurat Notoatmodjo (2005), respon seseorang terhadap rangsangan atau

objek-objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit adalah merupakan suatu perilaku kesehatan (healthy

behavior). Ringkasnya perilaku kesehatan itu adalah semua aktivitas seseorang
yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik yang dapat
diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable).
Pemeliharaan kesehatan ini meliputi pencegahan dan perlindungan diri dari
penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari
penyembuhan apabila sakit. Dengan demikian, perilaku kesehatan bisa dibagi dua,
yaitu
a. Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat, sering disebut dengan
perilaku sehat (healthy behavior) yang mencakup perilaku-perilaku dalam
mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab masalah kesehatan
(perilaku preventif), dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya
kesehatan (perilaku promotif).
b. Perilaku orang yang sakit atau terkena masalah kesehatan, untuk
memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah. Perilaku ini disebut
perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior).
Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang untuk
memperoleh penyembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang
dideritanya. Pelayanan kesehatan yang dicari adalah fasilitas kesehatan

Universitas Sumatera Utara


modern (rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya) maupun
tradisional (dukun, tradisional, sinshe, paranormal) (Notoatmodjo, 2005).
2.2.2

Proses Pengobatan
Menurat Young dalam Notoadmodjo S (2005), menyatakan bahwa ada

tiga pertanyaan pokok yang biasanya dipakai dalam pengambilan keputusan,
yaitu:
a. Alternatif

apa

yang

dilihat

anggota


masyarakat

agar

mampu

menyelesaikan masalahnya. Alternatif yang dimaksud disini adalah
pengobatan sendiri, pengobatan tradisional, paramedik, dokter dan rumah
sakit.
b. Kriteria apa yang dipakai untuk memilih salah satu dari berbagai alternatif
yang ada. Kriteria yang dipakai untuk memilih sumber pengobatan adalah
keparahan

sakit,

pengetahuan

tentang

pengalaman


sakit

dan

pengobatannya, keyakinan efektifitas pengobatan dan obat, serta biaya
dengan jarak yang terjangkau.
c. Bagaimana proses pengambilan keputusan untuk memilih alternatif
tersebut. Proses pengambilan keputusan ini dimulai dengan penerimaan
informasi,

memperoses

berbagai

informasi

dengan

kemungkinan


dampaknya, lalu mengambil keputusan.
Menurat

Notoatmodjo (2007), respons seseorang apabila sakit adalah

sebagai berikut:
1. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action).
Dengan alasan antara lain:

Universitas Sumatera Utara

a. Bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau
kerja meraka sehari-hari.
b. Bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya
akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa
kesehatan belum merupakan perioritas di dalam hidup dan
kehidupannya.
c. Fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petuganya
tidak simpatik, judes dan tidak ramah.

d. Takut dokter, takut disuntik jarum dan karena biaya mahal.
2. Tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama
seperti telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena
orang atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan
merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha pengobatan
sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan
pencarian obat keluar tidak diperlukan.
3. Memberikan pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional
(traditional remedy), seperti dukun.
4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat
(chemist shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu.
5. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh
pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan
ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.
6. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan
oleh dokter praktek (private medicine).

Universitas Sumatera Utara

Suchman menjelaskan 5 macam reaksi dalam proses pencarian

pengobatan, yaitu:
1. Shopping,yaitu proses mencari alternatif sumber pengobatan guna
menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa dan pengobatan
yang sesuai dengan harapan si sakit.
2. Fragmentation, yaitu proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan
oleh lokasi yang sama. Misalnya: berobat ke dokter, sekaligus ke sinshe
dan dukun.
3. Procastination, yaitu proses penundaan pencarian pengobatan meskipun
gejala penyakitnya sudah dirasakan.
4. Self medication, yaitu pengobatan sendiri yang menggunakan berbagai
ramuan atau obat-obatan yang dinilainya tepat baginya.
5. Discontinuty, yaitu penghentian proses pengobatan.
Zola menjelaskan ada 5 hal penting yang berhubungan dengan keputusan
pasien di dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu:
1. Krisis interpersonal yang mengakibatkan timbulnya gejala sakit seorang
individu.
2. Intervensi aktivitas sosial seseorang oleh gejala-gejala penyakit.
3. Sanksi terhadap pekerjaan seseorang individu.
4. Ancaman terhadap pekerjaan seorang individu.
5. Perbandingan gejala sakit yang dirasakan dengan gejala sakit yang telah

dialami seorang individu atau yang dialami oleh orang lain.

Universitas Sumatera Utara

2.2.3

Proses Perubahan Perilaku
Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2005), seorang ahli

psikologi pendidikan membagi perilaku ke dalam 3 domain (ranah/kawasan) yang
terdiri dari ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan
ranah psikomotor (pcychomotor domain) yang ketiganya diukur dari:
1.

Pengetahuan (Knowledge)
Merupakan hasil dari tahu dan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).
Rogers

(1974)

dalam

Notoatmodjo

(2005),mengungkapkan

bahwa

sebelumnya orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang tersebut
terjadi proses yang beruratan, yakni:
a

Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b

Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.

c

Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya)`

d

Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e

Adaption, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau obyek.
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:
a. Menerima (Receiving)
Orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.

Universitas Sumatera Utara

b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
hal yang dimaksud.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah.
d. Bertanggung Jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko.
3.

Praktek (Practice)
Tingkat-tingkat praktek yaitu:
a. Persepsi
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan
yang akan diambil.
b. Respon Terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai uratan yang benar sesuai dengan contoh.
c. Mekanisme
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis/telah menjadi kebiasaan.
d. Adaptasi
Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Tindakan
tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

2.3

Konsep Pengobatan Alternatif

2.3.1

Pengertian Alternatif
Pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang menggunakan cara,

alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran dan
dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran tersebut
(Waras, Ki Seger , 2011).
2.3.2

Jenis-jenis Pengobatan Alternatif

1. Terapi Sentuhan
Sentuhan dapat menstimulasi produksi kimiawi yang meningkatkan
penyembuhan oleh system imun. Terapi sentuhan secara umum terdiri dari:
a. Masase
Masase dianggap memperbaiki sirkulasi darah dan membantu relaksasi.
Masase juga memperbaiki aliran darah dan limfe, merenggangkan sendi,
dan meredahkan nyeri dan kongesti. Mesase juga dianggap melepaskan
toksin tubuh dan menstimulus sistem imun, sehingga membantu tubuh
melawan penyakit.
b. Refleksologi Kaki
Refleksologi kaki didasarkan pada prinsip bahwa tangan dan kaki adalah
cerminan tubuh dan bahwa tangan dan kaki mempunyai titik refleks yang
berhubungan dengan tiap kelenjar, stroketur dan organ tubuh.
c. Akupresur
Akupresur adalah bentuk penyembuhan yang dilakukan dengan pemberian
tekanan jari oleh ahli terapi akupresur.

Universitas Sumatera Utara

d. Reiki
Reiki adalah kata dari bahasa Jepang yang artinya energy kekuatan hidup
universal. Dalam terapi ini, praktisi meletakkan tangan pada klien dan
energi

mengalir

diantara

mereka.

Meskipun

biasanya

dilakukan

menggunakan kontak langsung antara praktisi dan klien Reiki juga dapat
dilakukan dari jarak jauh.
2. Terapi Pikiran Tubuh
Pada terapi tubuh, individu berfokus pada penyejajaran atau penciptaan
keseimbangan proses mental guna menimbulkan penyembuhan. Fokus pikiran
tubuh adalah menciptakan keseimbangan pikiran, emosi, atau pernafasan tersebut.
Terapi keseimbangan tubuh meliputi:
a. Relaksasi Progresif
Teknik ini banyak digunakan menurunkan tingkat stress dan nyeri kronis.
Terknik ini juga memungkinkan klien mengendalikan respon tubuhnya
terhadap ketegangan dan kecemasan.
b. Umpan Balik Hayati
Umpan balik hahayati merupakan teknik yang mengajarkan berbagai
bentuk relaksasi dengan memberikan respon dari proses psikologis.
c. Imajinasi
Imajinasi yang didasari melibatkan penciptaan citra mental apa yang
diinginkan dan dapat dibangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan
harapan.
d. Yoga

Universitas Sumatera Utara

Yoga merupakan pendekatan dalam mencapai keseimbangan hidup
menurat ajaran kuno yang ditemukan dirisalat spiritual Hindu yang ditulis
pada 800-400 sebelum masehi.
e. Mediasi
Mediasi adalah teknik yang digunakan untuk menenangkan fikiran dan
memfokuskan fikiran pada masa sekarang serta untuk melepaskan rasa
takut, ansietas dan memfokuskan keraguan yang berkaitan dengan masa
lalu dan masa datang.
f. Berdoa
Berdoa

hampir

sama

dengan

meditasi

tetapi

ditunjukan

untuk

berkomunikasi dengan Tuhan. Berdoa dapat dilakukan secara individu
atau dalam kelompok dan bahkan dapat dilakukan dengan jarak jauh oleh
individu yang tidak dikenal untuk orang yang didoakan sembuh.
g. Terapi Musik
Terapi musik dapat disebut sebagai ilmu perilaku yang berkaitan dengan
pemakaian musik yang sistematis untuk menimbulkan musik yang
rilaksasi dan perubahan emosi, perilaku, dan fisiologis yang didinginkan.
h. Humor dan Tertawa
Humor melibatkan kemampuan untuk menemukan, mengungkapkan, atau
menghargai ketidak patutan secara menggelikan atau kocak menertawakan
ketidak sempurnaan diri atau aspek kehidupan yang aneh, dan melihat siis
lucu situasi situasi yang serius.

Universitas Sumatera Utara

i. Hipnosis
Hipnosis adalah perubahan situs kesadaran saat konsentrasi individu
terfokus dan distraksi minimal. Hipotesis dapat digunakan untuk
mengendalikan nyeri, mengubah fungsi tubuh, dan mengubah kebiasaan
gaya hidup.
3. Aromaterapi
Aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil
kesehatan yang positif termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat, alergi,
memar dan stress.
4. Terapi Transpersonal
Terapi transpersonal adalah terapi yang menimbulkan penyembuhan
antara individu. Terapi ini terdiri dari:
a. Sentuhan Terapeutik Nonkontak
Sentuhan terapeutik nonkontak adalah proses ketika praktisi percaya
mereka dapat mengirimkan energi ke seseorang yang sakit atau cedera,
guna menimbulkan proses penyembuhan.

Dasar sentuhan terapeutik

adalah konsep bahwa manusia merupakan medan energi, yang dikenal
sebaga medan manusia, dan bahwa energy tersebut dapat disalurkan
dengan sengaja dari satu orang ke orang lain.
b. Doa Perantara
Doa perantara adalah doa yang ditunjukan untuk kepentingan orang lain.
2.3.3

Terapi Pengobatan Alternatif
Minat terhadap Compeimentary and Alternatife Medicane (CAM) semakin

meningkat, karena masyarakat menuntut lebih banyak pilihan dan lebih

Universitas Sumatera Utara

bertangung jawab terhdap kesehtan diri mereka sendiri. Banyak orang memilih
CAM sebagai terapi pertama mereka untuk masalah, seperti nyeri punggung,
sedangkan yang lain memilih CAM saat kebutuhan perawatan kesehatan mereka
belum terpenuhi melalui pengobatan tradisional.Beberapa dokter memberikan
terapi CAM sebagai bagian dari praktik mereka, tetapi pasien sebaiknya
menyadari bahwa dokter yangmenyertakan CAM dalam praktik mereka tidak
sepenuhnya berkualifikasi untuk melakukannya(Puspita, Ellys, 2012).
1. Akupuntur dan Pengobatan Oriental
Fokus

terapi

akupuntur

adalah

memulihkan

keseimbangan

dan

membebaskan aliran qi dalam upaya membantu tubuh menyembuhkan
diri. Hal ini dapat dilakukan dengan menusukkan jarum halus dan steril ke
dalam titik tertentu disepanjang meridian, diberbagai area tubuh.
2. Kiropraktik
Koropraktik berasal dari bahasa Yunani yang berarti “dilakukan dengan
tangan” mencakup penyesuaian tulang belakang dengan sendi (Cassileth,
1998). Serta berlandaskan pada asumsi

bahwa mempertahankan

kesejajaran tulang belakang dan sendi memfasilitasi aliran energy
diseluruh tubuh.

Ahli kiropraktik memerhatikan pemeliharaan system

pengaturan mandiri tubuh dan berfokus membantu tubuh untuk
menyembuhkan dirinya sendiri.
3. Pengobatan Herbal
Herbal telah digunakan sejak zaman purbakala untuk mencegah dan
mengobati penyakit. Herbal adalah tanaman yang dinilai bermanfaat
karena sifat obat, rasa, dan aromanya. Namun tidak semua herbal,

Universitas Sumatera Utara

meskipun alami aman untuk dicerna, sebagian herbal dikonsumsi tanpa
reaksi yang merugikan saat diminum dalam jumlah kecil.
4. Homeopati
Menurat teori hemeopati, zat pengobatan yang benar untuk serangkaian
gejala tertentu adalah zat yang secara alami menghasilkan gejala tersebut
pada orang sehat. Biasanya obat-obat homeopati terdiri atas tumbuhan,
hewan, atau zat mineral yang diencerkan dalam air atau alcohol dan
dikocok dengan keras.
5. Naturopati
Ahli naturopati menghindari obat-obatan farmasi dan mendasarkan
praktiknya pada enam prinsip yaitu:
a. Kekuatan alam untuk penyembuhan
b. Mengobati seseorang secara utuh
c. Mengidentifikasi dan mengobati penyebab
d. Pencegahan
e. Dokter sebagai guru

2.4

Pijat Refleksi

2.4.1

Pengertian Pijat Refleksi
Pijat refleksi adalah suatu praktik memijat titik-titik tertentu pada tangan

dan kaki dengan tujuan untuk memperoleh kesehatan seluruh anggota tubuh.
Pemijatan titik-titik pada tangan dan kaki tentunya akan mempengaruhi bagianbagian tubuh yang terhubung dengan titik-tititk tersebut. Rangsangan-rangsangan

Universitas Sumatera Utara

berupa tekanan pada tangan dan kaki dapat memancarkan gelombanggelombangan relaksi keseluruh tubuh.
Pada praktisnya, kegiatan pijat refleksi merupakan serangkaian teknik pijat
untuk merangsang area-area tertentu pada tangan dan kaki dengan tujuan
menimbulkan respons yang bermanfaat bagi bagian tubuh yang paling berperan
adalah tangan dan kaki. Sebuah terapi yang oleh para praktisi pijat refleksi disebut
terapi zona, yakni menguraikan pembagian tubuh ke dalam aepuluh zona
memanjang mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, yang seluruh bagian
dalam suatu zona tersebut saling terhubungkan satu sama lain. Ketegangan pada
salah satu zona tentunya akan mempengaruhi semua bagian. Dengan melakukan
pijatan pada suatu titik di zona tangan dan kaki maka ketegangan tersebut dapat
terlepaskan. Selain itu, pijat refleksi ini dapat juga memulihkan keseimbangan
keseluruh zona dan ke seluruh tubuh.
Kaki telah dipercaya sebagai pusat refleksi oleh masyarakat tradisional
jauh-jauh hari sebelum zaman modern. Masyarakat tradisional diseluruh bagian
dunia percaya bahwa kaki memiliki peran khusus dalam dunia kesehatan dan
spiritualitas. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan mereka untuk bertelanjang kaki
dalam berjalan. Mereka menganggap bahwa alas kaki memutus hubungan mereka
dengan bumi. Bahkan Suku Kogi yang berada di Amerika Selatan masih
mempertahankan tradisi mereka untuk bertelanjang kaki hingga sekarang. Barbara
Walker dalam bukunya yang berjudul The Woman’s Dictionary of Symbols and
Other Sacred Objects menyebutkan bahwa masyarakat Mesir, Babilonia, dan
orang-orang kuno lainnya menggap bahwa meminjak tanah dengan bertrlanjang

Universitas Sumatera Utara

kaki sangat penting untuk menyerap pengaruh suci Dewi Bumi (Tim Penulis
Bintang Indonesia, 2009).
2.4.2

Perkembangan Pijat Refleksi
Pada tahun 1800-an, para peneliti medis telah mempelajari konsep refleks

dan memastikan refleks sebagai “respons tidak sadar terhadap rangsangan”.
Mereka mulai meneliti lebih dalam mengenai berbagai konsep refleks beserta
pengaruhnya untuk kesehatan. Itu sebabnya pada saat itu, kompres, plaster, dan
penempelan ramuan pada area yang sakit, cukup berkembang. Misalnya, kompres
pada permukaan dada banyak digunakan untuk menyembuhkan sakit yang
berhubungan dengan paru-paru, seperti batuk. Saat itu dunia medis mempercayai
bahwa suatu tindakan yang dilakkan pada suatu bagian tubuh dapat mnyebabnkan
reaksi dibagian tubuh lainnya (Wahyuni Shanti, 2014).
Sementara itu, konsep pijat refleksi sebagian dari terapi medis mulai
berkembang kembali di abad ke-19, tepatnya setelah para ilmuan barat melakukan
riset tentang sistem saraf. Salah satu hasil riset tersebut menyebutkan bahwa
gerakan refleks dapat mempengaruhi keehatan dan kebugaran seseorang. Sistem
saraf mampu mendeteksi dan menafsirkan informasi dari dunia luar dan
menyiapkan respons tubuh untuk menanggapi informasi tersebut. Hal inilah yang
menjadi dasar praktik pijat refleks saat ini.
Pada tahun 1990-an, Ivan Pavlov, salah seorang ilmuan peraih hadiah
Nobel, mengemukakan hipotesis bahwa kesehatan dapat dipengaruhi oleh respons
terhadap rangsangan luar. Konsep ini dikenal dengan nama “terapi reflekx”.
Temuannya ini menggiring para dokter melakukan penelitian lebih lanjut
sehingga muncul teori bahwa suatu organ mengalami gangguan karena menerima

Universitas Sumatera Utara

intruksi keliru dari otak. Menurat teori ini, dengan menggunakan intruksi yang
“keliru” itu, maka teknik pijat refleksi dapat mendesak tubuhuntuk kembali sehat
(Wahyuni Shanti, 2014).
Pijat refleksi semakin berkembang dengan ditemukannya teori-teori oleh
para dokter dan peneliti. Mereka diantaranya:
1. William Fitzgerald
Dia menyebutkan bahwa penerapan pijatan pada jari tanga atau jari kaki
yang mewakili satu dari sepuluh zona dapat mengurangi rasa sakit di
bagian tubuh yang berkaitan. Dr. Fitzgerald menamakannya sebagai terapi
zona. Teori ini digunakan oleh banyak dokter untuk mengobati penyakit
dan menjadikannya anestesi dalam pembedahan ringan.
2. Dr. Joseph Riley
Dia merupakan asisten Dr. Fitzgerald dan menggunakan prinsip-prinsip
dasar terapi zona pada area kaki. Dia menambahakan tiga garis melintang
dan detail-detail sehingga membentuk peta ditelapak kaki dan tangan. Peta
tersebut menunjukkan titik-titik pijat yang berhubungan dengan berbagai
bagian tubuh.
3. Eunice Ingham
Dia adalah seorang fisioterapis sekaligus penulis buku Stories the Feet can
Tell (Kisah-Kisah yang Dapat Diceritakan Kaki). Dalam bukunya, dia
menguraikan berbagai respons refleks saat dilakukan pemijatan pada area
kaki. Oleh karenya, dia diangap sebagai pengembang dan penerus ide
terapi zona dan pijat refleksi. Dia juga yang mengenal pijat refleksi kepada
ribuan orang di Amerika, Kanada, dan Eropa.

Universitas Sumatera Utara

4. Doren Bayley (Inggris), Hanne Marquarett (Jerman), dan Father Josef
Eugster (Taiwan)
Mereka mengenalkan pijat refleksi pada dunia modern hingga kini.
2.4.3

Pengobatan Pijat Refleksi

a. Kaki Sebagai Area Refleksi
Manusia merupakan makhluk hidup yang mampu berdiri dan berjalan
tegak dengan kedua kaki. Pada kaki, berat badan tubuh akan bertumpu. Oleh
karenanya, Tuhan Yang Maha Esa telah mendesain kaki manusia dengan stroketur
yang luar biasa yang terdiri dari puluhan tulang, otot, persendihan, dan saraf-saraf,
yang masing-masingnya berhubungan satu sama lain (Wahyuni Shanti, 2014).
Ketika kita berdiri, telapak kaki bagian atas dan tumit membentuk
landasan untuk menampung berat badan kita. Ketika berjalan atau berlari, tumit
menerima benturan pertama. Kaki lantas menekan ke depan dengan bantuan
lengkungan longitudinal, sedangkan Achilles tendon di betis berkonsentrasi
mengangkat tumit. Berat badan lalu bergeser ke bagian bola kaki. Bagian ini
terdiri dari lengkung metatarsal yang melintang secara horizontal. Stroketur
demikian membantu gerakan ke dalam dan keluar menyesuaikan landasan yang
berubah-ubah. Pada tahap akhir suatu langkah, jari-jari kaki mendorong telapak
kaki sehinga tubuh terdorong ke depan. Begitu seterusnya sampai sekian jarak
kaki melangkah.
Setiap harinya, kaki manusia mengalami gerakan berulang karena manusia
mau tidak mau harus berdiri, berjalan, atau berlari dalam menunjang aktivitasnya.
Beban kaki tentunya akan semakin bertambahnberat jika kita tidak pandai-pandai
dalam memilih alas kaki. Beberapa temuan medern, seperti adanya sepatu bersol

Universitas Sumatera Utara

tipis (ceper), berhak tinggi (high heels), atau berbahan kain tipis, semakin
membuat kaki rentan terhadap cedera. Kebiasaan menggunakan alas kaki yang
kurang tepat dapat menyebabkan bagian tengah kaki mengunci bahkan kehilangan
kemampuan untuk menyerap benturan dari tiap langkah. Akhirnya kaki menjadi
tegang dan lelah.
Kondisi kaki yang kurang baik tentunya akan berdampak pada organorgan tubuh lainya karena pada kaki terdapat area refleks yang berhubungan
dengan organ-organ tubuh. Area refleks pada kaki membentuk peta yang hampir
mirip dengan peta anatomi tubuh. Misalnya, bagian pada jari-jari dan tumit kaki,
masing-masing merefleksikan kepala dan punggung bagian bawah (Wahyuni
Shanti, 2014).
Adapun bagian-bagian sebagian area refleks adalah sebagai berikut:
1. Telapak kaki kanan
Telapak kaki kanan merefleksikan area-area yang berhubungan dengan
tubuh sebelah kanan. Sebagai contoh ialah pada organ hati. Organ hati
terletak di bagian tubuuh sebelah kanan. Oleh karena itu, telapak kai kanan
merefleksikan organ hati yang lebih luas dibandingkan telapak kaki kiri.
2. Telapak kaki kiri
Area refleks telapak kaki kiri berhubungan dengan tubuh sebelah kiri.
Organ-organ tubuh seperti jantung, lambung, dan pamkreas terletak di
sebelah kiri. Oleh karena itu, telapak kaki kiri merefleksikan area-area
tersebut lebih luas dibandingkan telapak kaki kanan.

Universitas Sumatera Utara

3. Kaki kiri atas
Pada kaki kiri bagian atas terdapat area-area yang berhubungan dengan
tubuh sebelah kiri.
4. Kaki dalam
Tulang punggung direfleksikan di sepanjang telapak kaki bagian dalam.
Sementara itu, ibu jari kaki berhubungan dengan leher, telapak kai bagian
atas (di bawah ruas-ruas jari) merefleksikan area di antara belikat kiri dan
kanan, dan area bawah tumit merefleksikan tulang ekor.
5. Kaki kanan atas
Pada kaki kanan atas terdapat area-area yang berhubungan dengan tubuh
sebelah kanan. Pada kaki kanan terdapat garis tengah yang membelah
telapak kaki menjadi dua bagian, yang dikenal sebagai garis pinggang.
Punggung atas dan organ-organnya dipetakan pada bagian atas garis ini,
sedangkan punggung bawah dan organ di dalamnya dipetakan pada bagian
bawah garis itu. Sementara itu, area refleks kelenjar limfa dan
selengkangan terdapat disekeliling pergelangan telapak kaki.
6. Kaki luar
Kaki luar merefleksikan bahu serta area-area yang berkaitan dengan
lengan dan sikut yang terdapat di sisinya. Selain itu, area refleks organ
reproduksi, saraf siatika, dan pinggul, direfleksikan oleh pergelangan
telapak kaki yang melingkar.
b. Tangan Sebagai Area Refleksi
Seperti halnya kaki, tangan juga didesain untuk beragam tugas supaya
memudahkan berbagai aktivitas manusia. Tangan juga tersusun atas puluhan

Universitas Sumatera Utara

tulang, otot, urat dan saraf. Masing-masing bagian saling berkaitan satu sama lain.
Jari-jari yang terdapat pada tangan mampu menggenggam suatu aktivitas yang
tidak dapat dilakukan jari-jari kaki. Genggaman kuat jari-jari tangan
memungkinkan manusia mampu mengangkan beban berat sampai puluhan
kilogram.
Tulang-tulang pada tangan dan kaki memiliki fungsi yang berbeda.
Tulang-tulang jari kaki, memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang-tulang
pada jari-jari tangan karena jari-jari kaki hanya digunakan untuk keseimbangan
dan mengangkat, sedangkan jari-jari tangan lebih banyak digunakan untuk
menggenggam. Walaupun demikian, susunan tulang-tulang kaki lebih kuat dalam
menopang berat seluruh tubuh, namun cukup ringan untuk memudahkan kita
bergerak. Tulang-tulang karpal yang berukuran kecil pada pergelangan tangan dan
metakarpal pada jari-jarinya serta ibu jari yang luwes, saling bekerja sama, seperti
diibaratkan rangkaian pengungkit yang canggih sehingga memungkinkan
terjadinya gerakan menggenggam.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, tidak sedikit
dari kata, yang menggunakan jari-jari tangan untuk menekan tuts-tuts keyboard
dalam bekerja. Bila hal ini dilakukan secara berulang-ulang dan dalam jangka
waktu yang lama maka tangan akan semakin mudah untuk mengalami cedera.
Contohya adalah gejala carpal tunne symdrome, yaitu pembengkakan jaringan
ikat dipergelangan tangan akibat terjepitnya saraf yang melewatinya. Seperti
halnya kaki, tangan juga memiliki banyak simpul saraf yang peka dan sangat
reseptif terhadap pijatan refleksi (Wahyuni Shanti, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Adapun bagian-bagian

tangan sebagai area refleksi adalah sebagai

berikut:
1.

Telapak tangan kiri
Area refleks telapak tangan kiri berhubungan dengan tubuh sebelah kiri.
Area refleks tulang punggung terletak di bagian dalam, sedangkan area
refleks kedua bahu terdapat di bagian luarnya. Refleks kepala dan leher
terdapat pada jari-jari dengan posisi tulang belakang di dekat pergelangan
tangan.

2. Telapak tangan kanan
Ada refleks telapak tangan kanan berhubungan dengan sisi kanan tubuh.
Contoh area refleks yang terdapat pada telapak kanan adalah area hati.
3. Tangan kiri atas
Bagian atas tangan kiri menampilkan sederetan area refleks yang
berkelompok, yang mewakili sisi kiri tubuh mulai dari sisi kepala kiri
hingga ke sisi lutut kiri.
4. Tangan kanan atas
Area-area refleks tangan kanan atas berhubungan dengan sisi kanan tubuh.
Area refleks kelenjar limfa, selangkangan, dan tuba folapi terdapat di
sekeliling pergelangan tangan. Sementara itu, di pangkal tulang panjang
tangan, terdapat satu titik dengan area refleks punggung bawah, pinggul,
dan organ-organ yang di dalamnya terdapat di bawah titik ini.
2.4.4

Manfaat Pijat Refleksi Secara Umum
Manfaat pijat refleksi untuk kesehatan sudah tidak perlu diragukan lag.

Salah satu khasiatnya yang paling populer adalah untuk mengurangi rasa sakit

Universitas Sumatera Utara

pada tubu. Hal inilah yang menjadi alasan banyaknya orang memiliki melakukan
terapi pijat refleksi untuk mengobati aneka keluhan kesehatannya (Wahyuni
Shanti, 2014).
a. Pencegahan berbagai penyakit
Jika sudah terkena penyakit, maka waktu dan tenaga kita akan tersita
untuk

mengobati

penyakit

tersebut.

Belum

ditambah

anggaran

yang

harusvdikeluarkan untuk berobat. Pijat refleksi dapat menjadi sarana alternatif
untuk mencegah penyakit ringan maupun serius datang menghampiri tubuh.
Pijat refleksi dapat membuat tubuh dengan cepat merespons penyakit dan
mengembalikannya dengan keadaan seimbang. Beberapa riset di Cina yang
dilakukan antara tahun 1993-1998 menunjukkan bahwa pijat refleksi ternyata
lebih aman dibandingkan pengobatan medis dalam mengatasi berbagai gejala
gangguan kesehatan, seperti gangguan asam lambung, penyakit jantung koroner,
diabetes, infeksi ginjal, radang paru-paru dan sebagainya. Selain itu, suatu kajian
di Australia pada 1999 telah berhasil menunjukkan bahwa seseorang yanng rutin
melakukan terapi pijat refleksi memiliki fungsi saluran cerna dan ginjal yang lebih
sehat.
b. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Menjaga daya tahan tubuh merupakan faktor penting untuk mencegah
datangnya penyakit, terlebih di saat musim pancaroba yang menyebabkan virus
dan bakteri mudah sekali menyerang tubuh. Sistem imun ( daya tahan tubuh)
manusia bersifat flutuatif, artinya kadang aik, namun kadang pula turun. Di saat
daya tahan tubuh sedang menurunlah, penyakit mudah datang menyerang.

Universitas Sumatera Utara

Namun, kita perlu risau karena tubuh kita telah didesain untuk dapat untuk
menangkal berbagai bibit penyakit menyerang tubuh. Meningkatkan daya tahan
tubuh dapat dilakukan dengan mengkonsusmsi makanan bergizi seimbang,
olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, serta penuhi kebutuhan nutrisi penting
seperti aneka vitamin dan mineral.
Selain hal-hal tersebut, pijat refleksi dapat pula menjadi salah satu
alternatif yang pas untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Melalui berbagai teknik
pemijatan, maka aliran darah dalam tubuh akan menjadi lancar sehingga energi
tubuh dapat ditingkatkan. Secara mekanis, saraf dan otot tubuh menjadi terlatih.
Dengan begitu, tubuh menjadi semakin fit dan secara tidak langsung akan
meningkatkan imunitas tubuh kita.
c.

Membantu Mengatasi Stres
Stres merupakan gejala yang umum pada manusia, terutama di era

globalisasi seperti sekarang ini, mengingat setiap manusia tidak akan terlepas dari
masalah dalam kehidupannya. Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan
pengaruh buruk bagi kehidupan kita, seperti produktivitas yang menurun, rasa
sakit, bahkan gangguan mental. Pada dasarnya, stres merupakan suatu bentuk
ketegangan, baik berupa fisik maupun mental.
Ketika seseorang dalam keadaan stres atau tertekan maka kesehatan fisik
juga akan ikut berpengaruh. Hal ini dikarenakan peredaran darah dalam organorgan tubuhnya mengalami gangguan. Pijat refleksi memberikan manfaat
terutama untuk mendatangkan perasaan reflek dalam tubuh dan pikiran dengan
cara alamiah atau tanpa obat-obatan. Memijat salah satu titik di zona terapi, dapat
melepaskan hormon endofrin, yaitu suatu zat kimia tubuh yang mampu

Universitas Sumatera Utara

menciptakan perasaan nyaman. Pengeluaran zat inilah yang merupakan cara
alamiah terbaik untuk melepaskan stres. Jadi, terapi pijat refleksi sangat baik
untuk membantu seseorang mengatasi tuntutan pekerjaan, beban berat, aktivitas
yang padat, maupun suasana yang tidak harmonis dalam keluarga.
d.

Meringankan Gejala Migrain
Migrain adalah nyeri kepada berdenyut yang seringkali disertai mual,

bahkan muntah. Penderitanya biasa akan sensitif terhadap cahaya, suara, bahkan
bau-bauan. Sakit pada kepala ini biasanya sering mangenai satu sisi kepala,
kadang berpindah kesisi lainnya, atau bahkan kedua-duanya.
Gejala migran dapat diatasi dengan rutin melakukan terapi pijat. Hal ini
berdasarkan studi yang dilakukan oleh para peneliti Universitas of Auckland.
Penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah pasien penderita migran,
menunjukkan bahwa penderita migran yang mendapat terapi pijat selama
beberapa minggu mengalami penurunan kadar keparahan migran, dibandingkan
mereka yang tidak menerima terapi. Selain kadar keparahan migran yang
menurun, kualitas tidur pasien juga semakin meningkat.
e.

Meringankan Nyeri Setelah Berolahraga
Masalah yang tidak dapat dipungkiri seiring dengan semakin pesatnya

kemajuan teknologi adalah semkin jarangnya manusia untuk bergerak. Segala
sesuatu yang sudah berubah mesin semakin memudahkan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Akibatnya aktivitas fisik tubuh menjadi semakin berkurang.
Olahraga merupakan salah satu kegiatan gerak untuk menjaga kesehatan
dan kebugaran tubuh. Namun, pada pelaksanaannya kita sering kali mengalami

Universitas Sumatera Utara

kelelahan yang sangat selepas berolahraga atau bahkan cedera. Cedera dapat
mengenai otot, logmen, maupun tulang.
Terapi pijat refleksi dipercaya dapat mengurangi peradangan pada otot
akibat berolahraga. Cara pijat yang benar mampu menyembuhkan peradangan otot
hampir sama seperti cara kerja obat anti peradangan. Hal ini berdasarkan studi
yang dilakukan di Buck Institute for Research on Aging dan McMaster
University.
f.

Membuat Awet Muda
Proses penuan merupakan sesuatu yang alami sekaligus ditakuti, terutama

oleh kaum hawa. Hal ini dikarenakan ketika usia menginjak dewasa, kulit wajah
akan mengalami tanda-tanda penuaan, seperti keriput, garis-garis halus pada area
bawah mata, kulit kusam, serta kulit terlihat tidak kencang.
Menjadi awet muda adalah impian setiap orang. Tidak sedikit dari mereka
yang berupaya mendapatkannya mulai dari melakukan perawatan khusus,
konsumsi suplemen yang kaya nutrisi, hingga operasi plastik. Operasi plastik
merupakan cara instan untuk mencapai awet muda. Banyak yang berhasil
mewujudkan impiannya melalui operasi plastik, namun tidak sedikit pula yang
harus menelan kekecewaan karena keggalan maupun efek samping yang
ditimbulkan akibat operasi tersebut. Dengan demikian, operasi plastik adalah jalan
yang tidak dianjurkan untuk mendapatkan wajah yang awet muda.
Pijat refleksi yang dilakukan secara teratur ternyata mampu membuat kulit
menjadi awet muda. Pijaan lembut pada titik-titik refleksi mampu memperbaiki
aliran darah, termasuk darah pada area wajah. Darah yang segar dan kaya oksigen
tentunya akan membuat sel-sel wajah lebih sehat dan tampak muda. Bahkan

Universitas Sumatera Utara

seorang ahli kulit bernama Kimara Ahnert, menyebutkan bahwa pijat mampu
melawan kulit kendur serta menambah vitalitas pada kulit kusam.
g.

Meringankan Sindrom Pramenstruasi (PMS)
PMS merupakan masalah yang seringkali dialami sebagian besar wanita

pada setiap bulannya. PMS adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan
mental yang dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang dengan
sendirinya setelah menstruasi. Keluhan yang dialami bisa bervariasi, seperti cepat
lelah, nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah, nyeri pada payudara,
munculnya jerawat, masalah pada pencernaan, sampai perubahan perasaan
(badmood).
Gejala PMS perlu diwaspadai jika sudah sampai menghambat aktivitas
keseharian. Untuk menyiasatinya dapat berupa terapi farmakologi maupun terapi
nonfarmakologi. Terapi farmakologi dapat berupa konsumsi obat-obatan pereda
nyeri. Sementara itu, terapi nonfarmakologi salah satunya adalah dengan
melakukan pijat refleksi.
Pemijatan pada titik yang berhubungan dengan area kewanitaan dapat
yang dlakukan sebelum masa menstruasi ternyata mampu menekan gejala PMS
lebih efektif. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan di Touch Research
Institute dan University of Miami School. Studi ini meneliti sejumlah wanita
dengan keluhan PMS. Setelah dilakukan penelitian selama beberapa bulan,
ternyata wanita yang mengalami tindakan terapi mengalami pengurangan keluhan
PMS dibandingkan mereka yang tidak dilakukan tindakan terapi pijat.

Universitas Sumatera Utara

h.

Membantu Penyembuhan Penyakin Kronis
Pijat refleksi kini telah dimasukkan ke dalam program tambahan di

beberapa departemen pembedahan di Columbia Hospital. Salah satu program
integrasi di rumah sakit di Kota New York ini adalah meresmikan pijat refleksi
sebagai terapi ideal di unitvperawatan intensif bagi pasien yang baru usai dioprasi.
Dengan pijat refleksi, utamanya pada kaki tidak menimbulkan efek samping pada
bagian tubuh lain yang tidak terganggu. Dengan demikian, pijat refleksi menjadi
terapi yang efesien untuk penyembuhan sehingga pasien menjadi sembuh lebih
cepat.
i.

Mengurangi Ketergantungan Terhadap Obat - Obatan
Pada praktiknya, terapi pijat refleksi tidak menggunakan obat-obatan

untuk dikonsumsi. Tekanan pada titik-titik saraf selama proses pemijatan terbukti
ampuh melancarkan sirkulasi darah serta merespons bagian tubuh untuk menagkal
penyakit. Dengan demikian, terapi pijat refleksi dapat dikatakan sebagai teknik
yang baik untuk mengurangi kebutuhan terhadap obat.
Mengkonsumsi obat-obatan pereda sakit, vitamin, atau obat-obatan kimia
secara berlebihan tentunya tidak baik bagi kesehatan. Kalaupun seseorang masih
harys mengkonsumsi obat maka pijat refleksi dapat membantu obat bekerja lebih
efektif. Selain kondisi tubuh akan pulih kembali, pijatan juga bermanfaat untung
membuang sisa metabolisme tubuh, khususnya racun yang mungkin merupakan
efek samping dari konsumsi obat.

Universitas Sumatera Utara

2.4.5

Teknik-Teknik Pijat Refleksi

1. Teknik-Teknik Dasar Pijat Refleksi
a.

Merambatkan Ibu Jari
Tujuannya adalah untuk memberikan tekanan konstan pada permukaan
kaki atau tangan dengan membangkitkan daya keempat jari tangan. Dasar
teknik ini adalah menekuk dan meluruskan ruas pertama ibu jari.
Tujuannya adalah untuk memijat dengan gerakan perlahan supaya pijatan
terasa konstan dan mantap.

b.

Merambatkan Jari
Teknik ini digunakan untuk memijat kaki atau tangan bagian atas dan
samping. Teknik ini memiliki prinsip yang sama dengan merambatkan ibu
jari, yaitu berupa gerakan menekuk melusruskan kembali ruas pertama
jari. Tangan bagian atas media landasan yang baik untuk berlatih gerakan
merambat jari adalah gerakan maju da mundur sedikit demi sedikit mulai
dari ujung jari hingga ujung kuku bagian bawah. Pergeeseran otomatis
akan terjadi ketika jari menekuk dan melurus kembali.

c.

Memutar Pada Satu Titik
Tujuannya adalah unuk memberikan tekanan pada suatu titik refleks
dengan jari-jari tangan, lalu memutarkan pergelangan tangan lainnya, serta
memutar pergelangan kaki. Sewaktu persendihan bergerak, jari-jari tangan
tetap berada pada tempatnya. Kontak antara kaki yang berputar dan jari
yang diam di tempat ini akan memunculkan tekanan ketika pergelangan
kaki diputar ke rah tubuh dan menghilang ketika pergelangan kaki diputar
menjauhi tubuh.

Universitas Sumatera Utara

d.

Menekan dan Menahan
Teknik ini bermanfaat untuk memijat titik spesifik atau bukan area yang
luas. Teknik ini merupakan teknik yang relatif diam di tempat atau dengan
hanya sedikit gerakan pemijatan menggunakan ibu jari. Sama halnya
seperti teknik lain, daya dorong mamainkan peranan penting dalam
memijat suatu titik. Sebagaimana memijat dengan rambatan ibu jari,
dorongan berasal darijari-jari tangan dan ditentukan pula oleh posisi
pergelangan tangan.Hal yang perlu diperhatikan dalam berlatih menahan
dan menekan adalah untuk mengusahakan agar tanggan yang memegangi
dapat membuat bagian yang dipijat diam saat dipijat (Wahyuni Shanti,
2014).

2.

Teknik Pijat Ekstra Pada Kaki
a.

Teknik mengibaskan kaki
Teknik maksudnya adalah menggerakan dua sisi samping kaki dengan
tujuan agar telapak kaki menjadi relaks. Kaki digerakkan kesamping, ke
dalam serta ke luar. Hal ini dikarenakan selama kesehariannya, gerakan
kaki biasanya hanya terbatas ke atas dan ke bawah. Dengan demikian,
penerapan teknik ini akan memberikan kenyamanan pada kaki setelah
dilakukan pemijatan karena kaki akan bergerak secara seimbang.

b.

Memutir tulang belakang
Teknik ini bertujuan untuk menimbulkan efek relaksasi terhadap area
refleks belakang. Itulah sebabnya disebut memutir tulang belakang
walaupun pada kenyataanya bagian yang dipijat adalah sapanjang kaki

Universitas Sumatera Utara

dalam. Teknik ini akan memberikan efek nyaman lebih cepat jika semua
jari tangan dalam keadaan menggenggam erat kaki.
c.

Memijat paru-paru
Teknik ini menimbulkan relaksasi si area refleks paru-paru di area
telapak kaki bagian atas. Gerakan memijat di area refleks paru-paru
memiliki nilai seni karena gerakannya yang lembut dan mulus,
menyerupai suatu gelombang. Gelombang tersebut tentunya dihasilkan
oleh gerakan koordinasi oleh kedua tangan. Setiap belahan tangan
memang bekerja sama satu lain untuk membentuk suatu koordinasi yang
baik. Satu tangan menekan, sedangkan tangan lain meremas lembut.

d.

Menggerakkan telapak kaki
Tujuannya adalah untuk menimbulkan gerakan pada tulang pembentukan
telapak kaki bagian atas. Teknik ini akan menghsilkan relaksasi di area
refleks paru-paru, dada, punggung atas, dan diafragma.

e.

Memutar pergelangan kaki
Teknik ini maksudnya memutar kaki sejauh 3600. Hal ini bertujuan untuk
melatih dan membuat relaks empat kelompok otot besar yang
mengendalikan gerakan telapak kaki.

f.

Memutar jari kaki
Teknik ini bertujuan untuk menimbulkan relaksasi pada jari kaki serta
menguatkannya. Hal ini disebabkan seluruh otot kaki akan bergerak
sehingga tercipta efek relaksasi pada kaki.

Universitas Sumatera Utara

g.

Menarik kaki
Teknik ini bermanfaat untuk merelaksasikan seluruh kaki. Gerakannya
bertolak belakang dengan gerakan yang dialami telapak kaki setipa kali
melangkah.

h.

Menggerakkan kaki tengah
Pada bagian tengah kaki terdapat suatu sendi yang melintang. Sendi ini
seringkali mengalami ketegangan karena terjepit alas kaki dan berdiri
terlalu lama. Akibatnya, stres di seluruh bagian kaki dan seluruh area
refleks kaki tengah dapat terjadi. Latihan menggerakkan kaki tengah ini
dapat mengurangu stres tersebut (Wahyuni Shanti, 2014).

3.

Teknik Pijatan Ekstra Pada Tangan
a.

Teknik menarik jari
Teknik bertujuan untuk menimbulkan hentakan sehingga dapat membuat
relaks, bukan saja terhadap jari-jari tangan, melainkan tangan secara
keseluruhan. Dalam kesehariannya, jari-jari tangan berada dalam keadaan
tegang karena digunakan untuk beragan aktivitas. Teknik tarikan jari
yang lembut mampu mengendurkan sendi sehingga membuatnya relaks.

b.

Menggerakkan jari ke samping
Teknik ini akan membuat sendi jari bergerak berada daripada biasanya.
Tangan kanan akan menggerakkan jari ke samping kiri dan kanan.,
sedangkan tangan kiri memegang jari sehingga jari tetap kokoh ketika
digerakkan.

Universitas Sumatera Utara

c.

Meregangkan jari
Teknik ini maksudnya menahan tangan sambil memijat jari-jari tangan
dengan teknik merambatkan ibu jari. Hal ini berguna agar terjadi
peregangan kuat dan nyaman pada jari. Langkah pertama yang harus
dilakukan adalah lemaskan pergelangan tangan, lalu regangkan bagian
dalam ibu jari dan jari-jari yang akan dipijat.

d. Gerakan-gerakan
Teknik ini maksudnya untuk menciptakan gerakan ritmis antara tulang
panjang pada tangan. Gerakannya berupa gerakan ke depan dan ke
belakang yang dilakukan secara bergantian. Sama halnya seperti gerakangerakan lainnya, usahakan tangan pasien dalam keadaan relaks agar
pemijat maupun pasien sama-sama merasakan kenyamananya.
e.

Meregangkan tangan
Teknik ini bermanfaat untuk memberikan persaan relaks pada seluruh
tangan.

f.

Menggerakkan telapak tangan
Teknik ini hampir mirip dengan teknik memilin tangan. Tujuannya
adalah untuk menggerakkan tulang panjang tangan agar tercipta
relaksasi.

g.

Membalas gerakan telapak tangan
Dengan teknik menggerakkan telapak tangan yang merupakan cara lain
membuat tulang panjang tangan dapat bergerak dengan relaks (Wahyuni
Shanti, 2014).

Universitas Sumatera Utara

2.5

TeoriPerilaku Kesehatan
Suatu teori lain dikembangkan oleh Lawrence Green yang telah
dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku dari analisis faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan, yang mengatakan bahwa kesehatan seseorang atau
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor perilaku dan faktor di
luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 (tiga) faktor
yaitu:
1. Faktor –faktor predisposisi (predisporsing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkunga

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain yang merupakan
kelompok refleksi dari perilaku masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

2.6

Kerangka Pikir

Faktor Internal
- Umur
- Jenis kelamin
- Pekerjaan
- Pendidikan
- Penghasilan
- Niat
- Keyakinan
Persepsi Pasien
Terhadap Pengobatan
Alternatif Pijat Refleksi
Urat saraf
Faktor Eksternal
- Keluarga
- Lingkungan

Kerangka pikir diatas menggambarkan bahwa faktor internal (umur,jenis
kelamin, pekerjaan, pendidikan, penghasilan, niat, dan keyakinan) dan eksternal
(keluarga, lingkungan) dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap pengobatan
alternatif pijat refleksiurat saraf Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan.

Universitas Sumatera Utara