ROTGEN SEBAGAI APLIKASI GELOMBANG ELEKTR

MAKALAH

ROTGEN SEBAGAI APLIKASI
GELOMBANG
ELEKTROMAGNETIK

Disusun Oleh :

Nama

: Defi Anggraeni

No. Absen
Kelas

:9
:X1

SMA NEGERI 1 GLENMORE
BANYUWANGI
2016


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangsn zaman, manusia atau ahli medis menggunakan teknologi untuk
membantu pengobatan. Di sisi lain keamanan tehnologi tersebut terhadap mahkluk hidup juga harus
diperhatikan agar tidak malah memperburuk keadaan pasien.
Salah- satu teknologi yang dhikembangkan dikalangan ahli medis untuk mengobati pasienya
adalah Sinar X. Ahli medis menggunakan Sinar X untuk memotret kedudukan tulang atau organ dalam
tubuh manusia.
Sinar-X mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan
demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran .
Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut
Linec (Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi maka photo Rontgen dapat di tingkatkan
fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography
Scan). Adanya peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam
mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Tetapi apakah penggunaan Sinar X itu tidak berbahaya bagi manusia. Padahal daya tembus
Sinar X cukup besar, apakah jaringan tubuh manusia aman kalau terkena paparan sinar-x terlalu lama.

Dan sinar X juga merupakan salah satu gelombang elektromaknetik yang dimana radiasi dari
gelombang elektromaknetik bisa membahayakan kesehatan manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa definisi dari rontgen ?
1.2.2 Apa tujuan dari rontgen ?
1.2.3 Apa saja indikasi foto rontgen ?
1.2.4 Apa saja ragam persiapan rontgen ?
1.2.5 Apa saja batas paparan radiasi pada rontgen ?
1.2.6 Bagaimana cara kerja rontgen ?
1.2.7 Apa kelebihan dan kekurangan dari rontgen ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar siswa memahami definisi rontgen.
1.3.2 Agar siswa memahami tujuan rontgen.
1.3.3 Agar siswa memahami indikasi foto rontgen.
1.3.4 Agar siswa memahami ragam persiapan rontgen.
1.3.5 Agar siswa memahami batas paparan radiasi pada rontgen.
1.3.6 Agar siswa memahami cara kerja rontgen.
1.3.7 Agar siswa memahami kelebihan dan kekurangan rontgen.

BAB II

KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu
menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam
tubuh.
Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa
dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen juga sudah bisa diproses secara
digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai
belahan dunia menggunakan teknologi e-mail.
2.2 Tujuan
1. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh.
2. Dapat mempertanggung jawabkan dalam memberikan perawatan.
3 Membantu menegakkan diagnosa.
2.3 Indikasi
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan radiasi.
Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang risikonya jika dilakukan
dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru lahir pun bisa menjalani tindakan ini
untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan sematamata untuk memudahkan penatalaksaan selanjutnya. Akan tetapi harus diingat bahwa permintaan foto
rontgen harus berasal dari dokter yang menanganinya, apakah ada indikasi, selain telah
mempertimbangkan masak-masak manfaat dan kerugiannya.

Contoh indikasi yang menjadi pertimbangan adalah:
1. Sesak napas pada bayi. Untuk memastikan ada tidaknya kelainan di toraksnya (rongga dada), dokter
membutuhkan foto rontgen agar penanganannya tepat. Karena ada begitu banyak penyakit yang
memunculkan gejala sesak napas namun membutuhkan
penanganan yang jelas-jelas berbeda. hasil foto rontgen dapat membantu dokter menegakkan
diagnosis.
2. Bayi muntah hijau terus-menerus. Bila dokter mencurigai muntahnya disebabkan sumbatan di saluran
cerna, maka pengambilan foto rontgen pun akan dilakukan. Pertimbangan dokter untuk melakukan
tindakan ini tidak semata-mata berdasarkan usia, melainkan lebih pada risk and benefit alias risiko dan
manfaatnya.
3. Deteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus, dan organ dalam lainnya . Bagi balita sampai kalangan
dewasa, foto rontgen lazimnya dimanfaatkan untuk mendeteksi masalah pada tulang, paru-paru, usus,
dan organ dalam lainnya.
2.4 Ragam persiapan Rontgen
Persiapan sebelum pemeriksaan dengan menggunakan sinar rontgen dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Radiografi konvensional tanpa persiapan
Maksudnya, saat anak datang bisa langsung difoto. Biasanya ini untuk pemeriksaan tulang atau toraks.
2. Radiografi konvensional dengan persiapan
Pemeriksaan radiografi konvensional yang memerlukan persiapan di antaranya untuk foto rontgen

perut. Sebelum pelaksanaan, anak diminta untuk puasa beberapa jam atau hanya makan bubur kecap.
Dengan begitu ususnya bersih dan hasil fotonya pun dapat dengan jelas memperlihatkan kelainan yang
dideritanya.
3. Pemeriksaan dengan kontras

Sebelum dirontgen, kontras dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum, atau dimasukkan lewat
anus, atau disuntikkan ke pembuluh vena. Alat rontgen yang digunakan untuk pemeriksaan selanjutnya
adalah fluoroskopi. Pemeriksaan dilakukan jika usus atau lambung anak dicurigai terputar. Untuk anak
yang dicurigai menderita Hirschsprung (penyempitan di usus besar yang disebabkan bagian usus tidak
memiliki persarafan pada dindingnya), kontras dimasukkan lewat anus. Sedangkan untuk anak yang
mengalami kelainan ginjal atau saluran kemih, kontras dimasukkan lewat pembuluh vena atau kandung
kemih.
Setelah dilakukan tindakan ini, bukan tidak mungkin akan muncul reaksi alergi pada beberapa
anak. Indikasinya adalah gatal, kemerahan, muntah, tekanan darah turun hingga sesak napas.
Oleh karena itu, alat/obat-obat untuk menangani kondisi ini harus tersedia di ruang pemeriksaan
yang merupakan bagian dari prosedur standar pelaksanaan rontgen menggunakan kontras.
Untuk mencegah paparan radiasi, ada perlengkapan khusus yang digunakan selama proses
berlangsung. Misalnya organ vital anak akan ditutup selama pelaksanaan foto rontgen, atau orang tua
yang "memegangi" anaknya diharuskan memakai pelindung khusus yang dise
but shielding atau

apron. Jatuhnya sinar ke tubuh anak pun harus melewati piranti khusus guna meminimalisir
kemungkinan bahaya radiasi. Intinya, persiapan matang sudah dipikirkan untuk memprioritaskan
keamanan pasien.
2.5 Paparan Radiasi Rontgen
Banyak orang tua yang menanyakan kala anaknya sakit ringan, seperti batuk-pilek, bolehkah
dirontgen untuk pemeriksaan yang lain. Pada prinsipnya tidak masalah sepanjang manfaat yang
didapat dengan tindakan tersebut lebih besar. Dokterlah yang akan memutuskan dengan berbagai
pertimbangan, apakah foto rontgen harus dilakukan atau tidak. Jika anak mengalami batuk kronik
disamping flu, dokter dapat meminta pemeriksaan dengan foto rontgen.
Namun ada kondisi tertentu yang menyebabkan anak tidak bisa dirontgen. Di antaranya anak
yang sedang sakit berat. Namun dengan kemajuan teknologi, di banyak rumah sakit sudah ada alat
rontgen yang mobile. Sehingga alat rontgenlah yang akan mendekat atau menjauh tanpa pasien harus
berpindah tempat. Selain itu, tak masalah juga bila anak memang memerlukan pemeriksaan rontgen
berulang. Contohnya pada anak yang dicurigai TBC paru sehingga perlu rontgen ulang sebagai bahan
evaluasi setelah menja-lani pengobatan selama 6 bulan. Selain jangka waktunya cukup lama, dosis
yang digunakan pun sudah dipertimbangkan seminimal mungkin sejauh masih bisa diperoleh gambar
yang jelas. Mengenai dosis minimal yang diperbolehkan tentu sudah ada aturan bakunya, tergantung
pada organ tubuh anak, terma-suk berat badannya. Selama dosis yang digunakan tepat, kalaupun ada
sel-sel yang terkena radiasi sinar X ini biasanya akan segera pulih kembali.
Jadi, batasannya bukan pada berapa kali dalam setahun atau berapa banyak dalam kurun waktu

tertentu anak boleh dirontgen, melainkan seberapa penting dan mendesak tindakan tersebut harus
dilakukan. Itulah mengapa pada kondisi tertentu dimana diagnosis hanya bisa ditegakkan berdasarkan
hasil rontgen, meskipun harus diulang dalam jangka waktu relatif berdekatan, dokter akan tetap
merekomendasikannya untuk kepentingan anak.
2.6 Batas Paparan Radiasi
Pada prinsipnya, sinar X menyebarkan radiasi yang bisa menyebabkan ionisasi sel. Dalam
jangka panjang, paparan radiasi ini bisa memicu munculnya kanker.Namun tentu saja ambang dosis
yang dibutuhkan untuk memicu kanker tidaklah sedikit. Sejauh ini radiologi yang digunakan untuk
pasien masih dalam batas aman.
Sedangkan pekerja di lingkungan radiologi dibekali indikator khusus untuk mendeteksi
seberapa besar paparan radiasi yang sudah diterimanya. Seiring dengan kemajuan teknologi, posisi
"penembakan" pun sudah dibuat sedemikian rupa sehingga baik pasien maupun dokter/pekerja

radiologi yang melakukan tugasnya seminimal mungkin terpapar radiasi. Demikian juga dengan waktu
yang diperlukan selama proses "penembakan" dibuat semakin singkat.
2.7 Cara Kerja Foto Rontgen
Foto rontgen di gunakan oleh para dokter untuk melihat kondisi bagian dalam tubuh pasien.
Lewat hasil ronsen inilah dokter bisa mengetahui bagaimana kondisi kesehatan paru-paru, jantung,
bagian dalam perut, dan bagian-bagian dalam tubuh pasien yang lain. Dari foto ronsen jugalah kita
dapat mengetahui keadaan tulang-tulang. Apakah ada yang patah, bengkok, atau ada ketidak normalan

sambungan antar tulang. Tidak seperti foto pada umumnya, foto rontgen menggunakan sinar X sebagai
pemantul cahayanya. Namun, tidak seperti cahaya lampu yang dapat bersinar terang, sinar ini tidak
bisa kita lihat dengan mata telanjang. Untuk memotret bagian dalam tubuh, seseorang harus berada di
antara tempat penyimpanan film dan tabung yang memancarkan sinar X tersebut.Sinar X ini akan
menembus kulit dan bagian tubuh lain kecuali tulang. Bayangan sinar ini kemudian direkam pada film.
Setelah film tersebut dicuci, bagian yang tidak dapat ditembus sinar X akan berwarna hitam, sedang
bagian yang dapat ditembus oleh sinar X akan berwarna putih. Dari hasil ronsen itulah, seorang dokter
ahli penyakit dalam atau dokter tulang dapat menentukan pengobatan yang tepat bagi pasiennya.
2.8 Kelebihan dan Kekurangan
2.8.1 Kelebihan :
Sebagai Alat Diagnosis atau biasa disebut dengan photo Rontgen, Sebagai Alat Terapi
(linec). dengan rontgen kita dapat mendeteksi penyakit-penyakit dalam secara mudah.
2.8.2 Kekurangan :
Sifat biasa sinar X bergerak laju dan lurus. Tidak boleh Fokus oleh kanta atau cermin dipesong
oleh medan magnet sekitar arah tertuju yang dilaluinya. Sifat khas menembusi jirim padat.
Kesan pendarcahaya memberikan kesan cahaya kepada sebatian kimia seperti zink sulfida,
kalsium tungstat dan barium platinosiamida. Kesan pengion alur sinar X yang melintas melalui gas
memindahkan tenaganya kepada molekul-molekul yang akan seterusnya akan berpecah kepada titik
yang berkas negatif.
Kesan biologi sinar X bertindak dengan tisu hidup yang berada dalam tubuh, pada sinar X-ray

dapat melintasi obyek yang relatif tebal tanpa banyak diserap atau tersebar . Untuk alasan ini sinar-X
secara luas digunakan untuk gambar bagian dalam obyek visual buram, jangan berlebihan dalam
penggunaan sinar X pada pemeriksaan rontgen.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Foto rontgen adalah alat yang menggunakan sinar sebagai cara untuk mampu menembus
bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh.
Sinar X yang digunakan untuk foto rontgen merupakan sinar yang dapat menyebarkan radiasi.
Meski demikian, manfaat yang didapat dari teknologi ini lebih banyak ketimbang risikonya jika dilakukan
dengan benar. Itulah mengapa, bila dianggap perlu bayi yang baru lahir pun bisa menjalani tindakan ini
untuk menegakkan diagnosis ada tidaknya kelainan dalam tubuhnya. Tindakan ini dilakukan sematamata untuk memudahkan penatalaksaan selanjutnya.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini penulis menyarankan kepada masyarakat untuk tidak
menjadikan foto rontgen ini sebagai penghalang dalam mendiagnosis suatu penyakit, mengingat masih
banyak nya anggapan-anggapan buruk masyarakat terhadap rontgen ini.

Daftar Pustaka
Asrarudin.

(2013,
05
Juli). Rontgen. Diperoleh
darihttp://asrarudin91.blogspot.com/2013/07/05/rontgen

04-02-2014,

Bidan
Mellystya.
(2013,
15
Maret). Rontgen
ronsen. Diperoleh
dari http://bidanmellystya.blogspot.com/2013/03/15/rontgen-ronsen

04-02-2014,

Purwaka,
Adhy.
(2013,

24
Desember). Foto
dari http://adypurwoko.blogspot.com/2013/11/24/rontgen-foto

04-02-2014,

rontgen. Diperoleh