Hubungan Kekerabatan Amfibi (Ordo Anura) di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Morfometrik
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) yang tinggi.
Selain letaknya pada zona tropis, kekayaan sumber daya alam tersebut tidak
terlepas dari berbagai komponen ekosistem yang membentuk suatu habitat yang
cocok bagi perkembangan berbagai macam spesies hewan (Utama, 2003). Salah
satu kawasan ekosistem yang memiliki tingkat keanekaragaman satwa tinggi
adalah kawasan Sibolangit, yang merupakan satu kesatuan dengan hutan Tahura
Bukit Barisan, serta memiliki biodiversitas yang sangat tinggi, diantaranya adalah
amfibi (Siregar, 2010).
Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang
memiliki peranan sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara
ekologis, amfibi berperan sebagai pemangsa konsumen primer, seperti serangga
atau hewan invertebrata lainnya (Iskandar, 1998) serta dapat digunakan sebagai
bio-indikator kondisi lingkungan. Secara ekonomis amfibi dapat dimanfaatkan
sebagai sumber protein hewani, hewan percobaan, hewan peliharaan dan bahan
obat-obatan.
Amfibi terdiri dari tiga ordo, yaitu ordo Gymnophiona, Caudata dan
Anura. Ordo Gymnophiona dianggap langka dan sulit diketahui keberadaannya.
Ordo Caudata merupakan satu-satunya ordo yang tidak terdapat di Indonesia,
sedangkan ordo Anura merupakan yang paling mudah ditemukan di Indonesia.
Saat ini telah diketahui sekitar 450 jenis di Indonesia atau 11% dari seluruh jenis
Anura di dunia, yaitu sekitar ± 4.000 jenis (Iskandar, 1998).
Keanekaragaman jenis fauna Indonesia dalam keadaan terancam punah
karena populasinya semakin menurun dari tahun ke tahun (Fiesta-Bianchet &
Apollonio, 2003). Hal ini dikhawatirkan terjadi pada Anura di Sumatera yang
sepenuhnya belum diketahui, baik secara populasi dan spesiesnya (Inger &
Iskandar, 2005). Salah satu penyebab terancamnya satwa liar tersebut, yaitu
penurunan habitat alami (Ehrlich & Sodhi, 2010). Kegiatan konversi hutan alam
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
2
menjadi kawasan perkebunan, pertanian dan pemukiman telah menyebabkan
habitat alami satwa liar berkurang secara drastis (Akbar, 2011). Selain penurunan
habitat, pemanfaatan secara berlebihan juga menjadi penyebab punahnya satwa
liar (Cadman, 2007). Manusia memburu dan menangkap Amfibi untuk
memanfaatkan dagingnya (Allenford et al., 2008). Beberapa spesies Anura yang
biasanya sering dimakan, diantaranya adalah Limnonectes blythi, Limnonectes
macrodon, Fejervarya cancrivora, dan Fejervarya limnocharis (Pratomo, 2002;
Iskandar, 1998). Hal ini menyebabkan populasi Anura semakin berkurang
jumlahnya, keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya kepunahan (Nurmainis,
2000).
Untuk mengatasi terjadinya kepunahan Amfibi dari ordo Anura perlu
dilakukan upaya-upaya dasar penyelamatan satwa yang bertujuan menjaga satwa
liar agar tetap lestari di alam (Permenhut, 2006). Upaya dasar yang dapat
dilakukan yaitu dengan pengamatan morfometrik tubuh sub populasi Anura di
suatu lokasi, sehingga akan meningkatkan mutu genetiknya. Berkaitan dengan
uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul: “Hubungan Kekerabatan
Amfibi (Ordo Anura) Di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan Morfometrik.”
1.2. Permasalahan
Saat ini keanekaragaman jenis Anura, terutama di kawasan Sibolangit
dalam keadaan terancam karena kualitas habitat semakin menurun dari tahun ke
tahun, mulai dari konversi hutan yang dijadikan kawasan wisata, perumahan
maupun pertanian. Di samping itu, pengamatan morfometrik pada Anura dapat
menduga ukuran populasi spesies yang berpengaruh pada keragaman genetik,
sehingga dapat menduga kemungkinan populasi tersebut mengalami kepunahan
atau tidak. Namun demikian sampai saat ini belum diketahui bagaimanakah
hubungan kekerabatan Anura berdasarkan morfometrik di Kecamatan Sibolangit
Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
3
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1) Untuk mengetahui jenis-jenis dan deskripsi Anura di kawasan Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
2) Untuk mendapatkan keragaman morfometrik Anura di kawasan Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
3) Untuk menentukan hubungan kekerabatan Anura berdasarkan morfometrik dan
rekonstruksi filogenetik Anura di kawasan Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deli Serdang
1.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini ialah memberikan informasi mengenai
deskripsi spesies dan keragaman morfometrik yang menjadi upaya awal dalam
konservasi untuk mempertahankan jumlah dan diversitas (keanekaragaman)
Anura di lingkungan dan informasi kekerabatan Anura dalam membuat
rekonstruksi pohon filogenetik secara morfometrik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman hayati (biodiversity) yang tinggi.
Selain letaknya pada zona tropis, kekayaan sumber daya alam tersebut tidak
terlepas dari berbagai komponen ekosistem yang membentuk suatu habitat yang
cocok bagi perkembangan berbagai macam spesies hewan (Utama, 2003). Salah
satu kawasan ekosistem yang memiliki tingkat keanekaragaman satwa tinggi
adalah kawasan Sibolangit, yang merupakan satu kesatuan dengan hutan Tahura
Bukit Barisan, serta memiliki biodiversitas yang sangat tinggi, diantaranya adalah
amfibi (Siregar, 2010).
Amfibi merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem yang
memiliki peranan sangat penting, baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara
ekologis, amfibi berperan sebagai pemangsa konsumen primer, seperti serangga
atau hewan invertebrata lainnya (Iskandar, 1998) serta dapat digunakan sebagai
bio-indikator kondisi lingkungan. Secara ekonomis amfibi dapat dimanfaatkan
sebagai sumber protein hewani, hewan percobaan, hewan peliharaan dan bahan
obat-obatan.
Amfibi terdiri dari tiga ordo, yaitu ordo Gymnophiona, Caudata dan
Anura. Ordo Gymnophiona dianggap langka dan sulit diketahui keberadaannya.
Ordo Caudata merupakan satu-satunya ordo yang tidak terdapat di Indonesia,
sedangkan ordo Anura merupakan yang paling mudah ditemukan di Indonesia.
Saat ini telah diketahui sekitar 450 jenis di Indonesia atau 11% dari seluruh jenis
Anura di dunia, yaitu sekitar ± 4.000 jenis (Iskandar, 1998).
Keanekaragaman jenis fauna Indonesia dalam keadaan terancam punah
karena populasinya semakin menurun dari tahun ke tahun (Fiesta-Bianchet &
Apollonio, 2003). Hal ini dikhawatirkan terjadi pada Anura di Sumatera yang
sepenuhnya belum diketahui, baik secara populasi dan spesiesnya (Inger &
Iskandar, 2005). Salah satu penyebab terancamnya satwa liar tersebut, yaitu
penurunan habitat alami (Ehrlich & Sodhi, 2010). Kegiatan konversi hutan alam
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
2
menjadi kawasan perkebunan, pertanian dan pemukiman telah menyebabkan
habitat alami satwa liar berkurang secara drastis (Akbar, 2011). Selain penurunan
habitat, pemanfaatan secara berlebihan juga menjadi penyebab punahnya satwa
liar (Cadman, 2007). Manusia memburu dan menangkap Amfibi untuk
memanfaatkan dagingnya (Allenford et al., 2008). Beberapa spesies Anura yang
biasanya sering dimakan, diantaranya adalah Limnonectes blythi, Limnonectes
macrodon, Fejervarya cancrivora, dan Fejervarya limnocharis (Pratomo, 2002;
Iskandar, 1998). Hal ini menyebabkan populasi Anura semakin berkurang
jumlahnya, keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya kepunahan (Nurmainis,
2000).
Untuk mengatasi terjadinya kepunahan Amfibi dari ordo Anura perlu
dilakukan upaya-upaya dasar penyelamatan satwa yang bertujuan menjaga satwa
liar agar tetap lestari di alam (Permenhut, 2006). Upaya dasar yang dapat
dilakukan yaitu dengan pengamatan morfometrik tubuh sub populasi Anura di
suatu lokasi, sehingga akan meningkatkan mutu genetiknya. Berkaitan dengan
uraian di atas maka dilakukan penelitian dengan judul: “Hubungan Kekerabatan
Amfibi (Ordo Anura) Di Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan Morfometrik.”
1.2. Permasalahan
Saat ini keanekaragaman jenis Anura, terutama di kawasan Sibolangit
dalam keadaan terancam karena kualitas habitat semakin menurun dari tahun ke
tahun, mulai dari konversi hutan yang dijadikan kawasan wisata, perumahan
maupun pertanian. Di samping itu, pengamatan morfometrik pada Anura dapat
menduga ukuran populasi spesies yang berpengaruh pada keragaman genetik,
sehingga dapat menduga kemungkinan populasi tersebut mengalami kepunahan
atau tidak. Namun demikian sampai saat ini belum diketahui bagaimanakah
hubungan kekerabatan Anura berdasarkan morfometrik di Kecamatan Sibolangit
Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
3
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1) Untuk mengetahui jenis-jenis dan deskripsi Anura di kawasan Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
2) Untuk mendapatkan keragaman morfometrik Anura di kawasan Kecamatan
Sibolangit Kabupaten Deli Serdang
3) Untuk menentukan hubungan kekerabatan Anura berdasarkan morfometrik dan
rekonstruksi filogenetik Anura di kawasan Kecamatan Sibolangit Kabupaten
Deli Serdang
1.5. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini ialah memberikan informasi mengenai
deskripsi spesies dan keragaman morfometrik yang menjadi upaya awal dalam
konservasi untuk mempertahankan jumlah dan diversitas (keanekaragaman)
Anura di lingkungan dan informasi kekerabatan Anura dalam membuat
rekonstruksi pohon filogenetik secara morfometrik.
Universitas Sumatera Utara