Analisis Penggunaan Second Carrier Untuk Mengatasi Kongesti Jaringan 3g

BAB II
JARINGAN 3G
2.1

Teknologi Jaringan Seluler 3G
Secara sederhana 3G merupakan jaringan broadband untuk telepon

seluler. Jaringan 3G menawarkan suara, gambar statis dan bergerak, email, akses
internet cepat, dan lain-lain dalam satu perangkat genggam.
3G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris yaituthird
generation technology atau biasa dibaca triji, yaitu sebuah istilah bersama untuk
prosedur, standar, dan perangkat komunikasi baru yang memberikan kecepatan
dan kualitas layanan komunikasi bergerak.
3G adalah istilah yang digunakan untuk teknologi telepon bergerak
generasi ketiga, Teknologi ini merupakan pengembangan dari generasi kedua
(2G).3G merepresentasikan evolusi untuk kapasitas, kecepatan data dan
kemampuan layanan baru. Layanan yang terkait dengan 3G adalah layanan
perpindahan data baik berupa data suara maupun bukan data suara .
Jaringan 3G menawarkan peningkatan aplikasi yang ada sekarang
sehingga aktifitas jelajah di internet lebih cepat, kualitas panggilan suara lebih
bagus, pengiriman data lebih instant dan masih banyak lagi. Salah satu teknologi

komunikasi seluler untuk standar 3G adalah wideband code division multiple
access (WCDMA).
Perangkat 3G secara umum mempunyai kemampuan transmisi yang besar,
baik dalam kecepatan maupun kapasitas dari pendahulunya. Pada kenyataannya
pesawat 3G mampu mengirimkan data hingga 384 Kbps dalam keadaan bergerak

5
Universitas Sumatera Utara

atau 2 Mbps dalam keadaan berdiri diam, yang berarti jauh lebih cepat daripada
kebanyakan koneksi broadband rumahan.
2.1.1

Teknologi Radio WCDMA
Teknologi WCDMA adalah teknologi radio yang digunakan pada sistem

3G/UMTS (Universal Mobile Telephone Standard). Teknologi WCDMA sangat
berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM. Pada jaringan 3G dibutuhkan
kualitas suara yang lebih baik, data rate yang semakin tinggi (mencapai 2Mbps
dengan menggunakan R99, dan mencapai 10Mbps dengan menggunakan

HSDPA) oleh sebab itu bandwidth sebesar 5 MHz dibutuhkan pada sistem
WCDMA. Posibilitas setiap penggunauntuk mendapatkan bandwidth yang
bervariasi sesuai permintaan layanan pengguna adalah salah satu figur keunggulan
jaringan UMTS.Teknik diversitas digunakan untuk meningkatkan kapasitas user
downlink, karena hanya satu frekuensi yang digunakan, aktifitas frequency
planning yang rumit pada GSM tidak perlu dilakukan.Packet data scheduling
tergantung pada kapasitas jaringan GSM yang bergantung pada kapasitas timeslot.
2.1.2

Alokasi Spektrum Frekuensi Sistem 3G/UMTS
Alokasi frekuensi untuk sistem 3Gdibagi menjadi dua yaitu:

1. Sitem Time Division Duplex (TDD) rentang frekuensinya adalah 1900
MHz – 1920 MHz dan 2010 – 2025 MHz yang digunakan kedua range
tersebut untuk transmisi uplink dan downlink secara beresamaan.
2. Sistem Frequncy Division Duplex (FDD) rentang frekuensinya adalah
1920 – 1980 MHz untuk transmisi downlink dan 2110 – 2170 MHz untuk
transmisi uplink.

6

Universitas Sumatera Utara

Frequency Division Duplex ; 2x60 MHz
UTRA Paired Band
Uplink
Downlink

TDD

FDD UL

MSS

TDD

: WCDMA
: 1920 – 1980
: 2110 – 2170 MHz

FDD DL


MSS
f

1900

1950

2000

2050

2100

2150

2200
MHz

Time Division Duplex

UTRA Unpaired Band :
UTRA TDD & TD-SCDMA
1900-1920 MHz and 2010-2025 MHz

Mobile Satelite Service; 2x30 MHz
Uplink
: 1980-2010 MHz
Downlink : 2170-2200 MHz

Gambar 2.1 Alokasi Frekuensi pada sistem 3G
Pada Gambar 2.1 menunjukkan rentang frekuensi untuk sistem TDD dan
sistem FDD.Pada saat ini sistem FDD digunakan pada jaringan 3G di Indonesia.
Salah satu alasan digunakannya sistem FDD dibandingkan dengan sistem TDD
adalah alokasi frekuensi yang dapat dibagikan oleh operator dengan bandwidth 5
MHz pada sistem FDD lebih banyak sejumlah 12frequency carrier dibandingkan
dengan sistem TDDyang hanya 7 frequency carrier.
Alasan kedua adalah masalahharmonic distortion yang dihasilkan oleh
sistem GSM 900 apabila terdapat collocated site antara sistem GSM 900 dengan
WCDMA TDD, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2.
Second harmonic frekunsi downlink GSM 900 yaitu pada frekuensi 935 –

960 MHz tepat pada frekuensi WCDMA TDD dan batas bawah WCDMA FDD,
tetapi masalah ini dapat diatasi dengan memberikan filter pada keluaran BTS
GSM 900.

7
Universitas Sumatera Utara

2nd harmonics

·
Fgsm = 950 – 960 MHz

2nd harmonics can be
filtered out at the
output of GSM900
BTS

...
GSM900
935 – 960 MHz


WCDMA
TDD

WCDMA FDD
1920 - 1980

1900 – 1920 MHz

Gambar 2.2 Harmonic Distortion pada GSM 900 tepat pada frekuensi
WCDMA TDD
2.1.3

GSM dan WCDMA
Sistem WCDMA memiliki beberapa kemiripan dengan teknologi GSM,

meskipun secara teknik keduanya sangat berbeda dalam pengaksesan jamak
dimana pada WCDMA memungkinkan beberapa user untuk menggunakan
spektrum frekuensi yang sama. Dan beberapa keunggulan yang dikembangkan
pada sistem WCDMA antara lain adalah:

a. Soft Handover
Tidak seperti pada sistem GSM yang menerapkan sistem Hard Handover
dimana koneksi dengan BTS yang lama diputus sebelum melakukan
koneksi dengan BTS yang baru, pada sistem soft handover UE (user
equipment) secara silmutan terhubung dengan beberapa node B (BTS 3G).
8
Universitas Sumatera Utara

b. Multipath Reception
Rake receiver yang terpasang pada UE memungkinkan untuk mendekode
beberapa sinyal yang melewati halangan-halangan yang berbeda saat
terkirim dari node B ke UE.
c. Power Control
Pentransmisian sinyal dari UE harus dapat dikontrol sehingga node B
menerima sinyal yang berkekuatan sama dari beberapa UE. Apabila tidak
diimplementasikan power control maka efek near-far dapat terjadi dimana
sinyal UE yang berada dekat dengan node B akan memancarkan daya yang
lebih kuat daripada UE yang berjarak jauh dan mempunyai daya yang
lemah. Node B menggunakan fast power control system untuk menaikkan
atau menurunkan daya kirim dari UE. Hal yang sama juga dilakukan pada

komunikasi downlink untuk mengurangi inteferensi secara keseluruhan
pada sistem jaringan.
d. Frequency Reuse of One
Setiap WCDMA node B menggunakan frekuensi yang sama sesuai
frekuensi carrier yang dialokasikan pada setiap operator. Sehingga tidak
dibutuhkan frequency planning untuk sistem WCDMA. Hal yang sama
juga berlaku pada sistem CDMA tetapi tidak pada sistem GSM,frequency
planning yang rumit dan cermat harus dilakukan untuk menghindari
adanya interferensi yang dapat menyebabkan penurunan kualitas.
e. Soft Capacity
Kapasitas dan jangkauan saling berhubungan pada sistem WCDMA,
kapasitas bergantung dari jumlah pengguna yang dapat ditampung oleh

9
Universitas Sumatera Utara

sistem dan juga batas interferensi yang diperbolehkan. Apabila batas ini
telah melampaui maka akan terjadi blocked call pada pengguna yang ingin
melakukan panggilan. Dengan menyeting batas interferensi lebih rendah
maka coverageakan semakin luas tetapi jumlah kapasitas semakin sedikit.

Berkebalikan dengan itu apabila batas interferensi diseting lebih tinggi
maka coverageakan semakin sempit tetapi jumlah kapasitas pengguna
yang dapat ditampung semakin besar. Karena kapasitas dan jangkauan
saling berhubungan maka node B yang memiliki trafik rendah tetapi
memiliki jangkauan luas dapat membagi kapasitasnya dengan node B yang
memiliki trafik penuh dengan jangkauan pendek disekitarnya. Gambar 2.3
menunjukkan grafik perbandingan spektrum frekuensi antara GSM dan
WCDMA.

Gambar 2.3 GSM Versus WCDMA pada spektrum frekuensi
Ada beberapa perbedaan yang terdapat pada sistem GSM dan sistem
WCDMA, antara lain terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan antara sistem WCDMA dan sistem GSM

10
Universitas Sumatera Utara

Lebar Carrier
Frequency
Reuse


WCDMA

GSM

5 MHz CDMA

200 KHz TDMA

1

4 sampai 18

Soft

Handover

Teknik

(komunikasi simultan

Handover

dengan beberapa node
B)
Rake

Frequency
Diversity

Handover

(koneksi dengan BTS
lama diputus sebelum
koneksi dengan BTS
baru dilakukan)

Receiver

digunakan

untuk

demodulasi

sinyal

yang

Hard

mengalami

multipath

Frequency

Hopping

digunakan

untuk

meminimalkan
interferensi

Soft, bergantung dari Hard, bergantung dari
Kapasitas

batas interferensi yang jumlah timeslot dan

Sistem

ditentukan

dalam frekuensi

sistem
Prosedur
Search Cell

2.2

Menggunakan

yang

dimiliki
kanal

sinkronisasi dan kode
scrambling

Transmit

Ada untuk komunikasi

Diversity

downlink

Menggunakan

kanal

frekuensi

Tidak ada

Tipe Kanal Sistem WCDMA
Tipe kanal WCDMA terdiri atas kanal logika, kanal transport dan kanal

fisik.Gambar 2.4 memperlihatkan hubungan antara tipe-tipe kanal pada sistem
WCDMA.

11
Universitas Sumatera Utara

Site

Kanal logika iformasi, data, data kontrol diorganisasikan pada kanal yang berbedabeda pada kanal logika (sistem informasi, paging, data user)

Kanal transport informasi pada kanal logika diorganisasikan pada kanal transport
sebelum akhirnya secara fisik ditransmisikan

Kanal fisik
(UARFCN, Kode spreading)

UE

Frame interface Iub

NodeB

RNC

Gambar 2.4 Tipe kanal pada sistem WCDMA
2.2.1

Kanal Logika WCDMA
Kanal logika berfungsi untuk mentransmisikan cell system information,

informasi paging dan data user. Kanal logika digunakan oleh layer MAC sebagai
data servis transfer. Kanal logika digunakan antara UE dan RNC.
Pada dasarnya terdapat dua jenis kanal logika yaitu control channels dan
traffic channels.
a. Control Channels (CCH)
1. BCCH (Broadcast Control Channel), merupakan kanal yang digunakan
pada saat downlink untuk mentransmisikan informasi sistem. Seperti
informasi sel, informasi operator yang digunakan (PLMN) informasi
list neighbourhood, parameter yang terukur, dan lain-lain.

12
Universitas Sumatera Utara

2. PCCH (Paging Control Channel), merupakan kanal yang diberikan ke
MS apabila terdapat panggilan melalui satu atau lebih sel.
3. CCCH (Common Control Channel), merupakan kanal yang digunakan
pada saat uplink oleh terminal yang belum memiliki koneksi sama
sekali dengan jaringan. CCCH dapat digunakan pada saat downlink
untuk merspon percobaan panggilan oleh terminal.
4. DCCH (Dedicated Control Channel), merupakan kanal control point
to point dua arah antara MS dan jaringan untuk mengirimkan informasi
control.
b. Traffic Channels (TCH)
1. DTCH (Dedicated Traffic Channel), merupakan kanal point to point
yang diperuntukkan bagi satu MS untuk mentransfer data pelanggan.
2. CTCH(Common Traffic Channel), merupakan kanal unidirectional
point to multipoint yang digunakan pada saat downlink untuk
mentransfer data pelanggan untuk satu atau beberapa MS.
2.2.2

Kanal Transport WCDMA
MAC (Medium Acces Control) menggunakan kanal transport untuk dapat

mengorganisasikan kanal logika ke kanal terbawah yaitu kanal fisik.MAC
bertanggung

jawab

untuk

mengorganisasikan

kanal

logika

ke

kanal

transport.Proses ini dinamakan dengan mapping.Dalam hal ini layer MAC juga
bertanggung jawab terhadap format transportapa yang harus digunakan.
kanaltransport digunakan antara UE dan RNC.

13
Universitas Sumatera Utara

Secara umum terdapat dua jenis kanal transport, yaitu CTCH (Common
Transport Channel) dan DTCH (Dedicated Traffic Channel). CTCH ditunjukkan
baik kepada semua pelanggan atau pelanggan tertentu.
a. Common Transport Channels
1. RACH (Random Acces Channel), kanal yang digunakan pada saat
uplink ketika pelanggan ingin mengakses jaringan atau sebagai
signaling dari pelanggan.
2. BCH (Broadcast Channel), kanal yang digunakan pada saat downlink
untuk mengirimkan informasi sistem termasuk FCCH keseluruh
cakupan area pada sel.
3. PCH (Paging Channel), kanal yang digunakan pada saat downlink
untuk

memanggil

pelanggan

ketika

jaringan

ingin

memulai

komunikasi dengan pelanggan.
4. FACH (Forward Access Channel), kanal yang digunakan untuk
mengirimkan informasi control downlink ke satu atau lebih pelanggan
dalam sel.
5. CPCH (Common Packet Channel), kanal yang digunakan pada saat
uplink hampir sama dengan RACH tetapi dapat menangani beberapa
frame. Berguna pada saat transmisi data.
6. DSCH (Downlink Share Channel), kanal yang digunakan untuk
membawa dedicated user data atau control signaling kepada satu atau
lebih pelanggan dalam sel.

14
Universitas Sumatera Utara

b. Dedicated Transport Channels
1. DCH (Dedicated Channel), merupakan kanal point to point baik secara
uplink atau downlink yang dipruntukkan bagi satu MS untuk
mentransfer data pelanggan.
2.2.3

Kanal Fisik WCDMA
Kanal fisik adalah layer terbawah untuk transport data-data dari layer

diatasnya. Saat mentransmisikan data antara RNC dan UE, medium fisiknya
berubah. Antara RNC dan NodeB, informasi transport secara fisik diorganisasikan
dalam frame (tentang antarmuka Iub). Antara NodeB dan UE, atau yang disebut
sebagai antarmuka radio Uu, informasi transport secara fisik diorganisasikan
dalam kanal fisik ini. Kanal fisik direfresentasikan kedalam bentuk UARFCN,
scrambling code dan channelization code.
Kanal fisik meliputi :
1. SCH (Synchronization Channel), kanal yang berfungsi untuk
sinkronisasi antara UE dan BS. Terdiri dari Primary SCH berguna
untuk timeslot synchronization dan secondary SCH berguna untuk
frame synchronization.
2. CPICH (Common Pilot Channel), kanal yang selalu dikirimkan oleh
BS dan discramble menggunakan scrambling code dengan spreading
factor.
3. Primary CCPCH (Primary Common Control Physical Channel), kanal
yang digunakan pada saat downlink untuk membawa kanal transport
BCH. Bergna pada saat penyampaian informasi sel ke pengguna.

15
Universitas Sumatera Utara

4. Secondary CCPCH (Secondary Common Control Physical Channel),
kanal yang digunakan pada saat downlink untuk membawa dua kanal
transport secara bersamaan, FACH dan PCH. Berguna pada saat
paging.
5. PRACH (Physical Random Acces Channel), kanal yang digunakan
pada saat uplink untuk membawa kanal transport RACH.
6. PCPCH (Physical Common Packet Channel), kanal yang digunakan
pada saat uplink untuk membawa uplink kanal transport CPCH.
7. PDSCH (Physical Downlink Shared Channel), kanal yang digunakan
pada saat downlink untuk membawa kanal transport DSCH.
8. PICH (Paging Indicator Channel), kanal yang digunakan pelanggan
ketika akan registrasi ke jaringan. Kanal indikator ini terdiri dari AICH
(Acquisition Indication Channel), AP-AICH, dan CD/CA-ICH.
9. DCH (Dedicated Channel), kanal yang terdiri dari dua kanal fisik
DPDCH dan DPCCH. DPDCH berfungsi membawa da ta pelanggan
yang aktual sedangkan DPCCH berfungsi membawa informasi kontrol.
Pada komunikasi uplink keduakanal ini terpisah tetapi pada
komunikasi downlink kedua kanal menjadi satu dengan frame yang
berbeda.
2.3

WCDMA Carrier
WCDMA

menggunakan

sistem

DS-CDMA

(Direct

Squence

CDMA).Teknologi ini memungkinkan pengaksesan jamak menggunakan spread
spectrum, seperti terlihat pada Gambar 2.5, apabila bit yang dikirimkan semakin
banyak, maka daya sinyal yang dibutuhkan semakin tinggi. Ini berarti bit-bit

16
Universitas Sumatera Utara

informasi yang digunakan oleh user disebar di bandwidthyang lebar dengan
mengalikan bit-bit informasi tersebut denganbit quasi random yang dinamakan
chip.Presentasi seberapa besar jumlah data yang disebar disebut dengan chip rate.
Ratio chip rate dengan simbol spreading factor (SF). Setiap pengguna mobile
phone 3G atau yang disebut UE (user equipment) menggunakan spreading code
yang sama dengan spreading code pada sisi pengirim dan dilakukan korelasi agar
bit-bit informasi dapat diterjemahkan disisi UE. Chip rate sebesar 3.84 Mcps
(megachip per second) dilewatkan pada carrier sebesar 5 MHz.

Apabila bit yang dikirimkan semakin banyak,
sinyal power yang dibuutuhkan makin tinggi pula

Signal power

spreading

Bit informasi yang
lebih banyak

Proses
spreading bit
informasi pada
bandwidth lebar
dapat
mengurangi
sinyal power
yang
dibutuhkan

Bit Informasi

bandwidth
Power sinyal yang dibutuhkan untuk
mentransmisikan bit informasi
tergantung dari besarnya bandwidth

Gambar 2.5 Hubungan antara sinyal informasi, sinyal power dan bandwidth
Semua pengguna di WCDMA dapat dialokasikan pada frekuensi dan
timeframe yang sama tetapi hanya dibedakan dengan kode sehingga hasilnya
interferensi dapat dikurangi.
2.4

Arsitektur 3G UMTS
Pada prinsipnya transmisi interface radio pada UMTS berbeda dengan

GSM tahap 2,5G(W-CDMA sebagai pengganti TDMA/FDMA).Oleh karena itu,

17
Universitas Sumatera Utara

diperkenalkan UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network) sebagai RAN
(Radio Access Network) yang baru dalam UMTS. Arsitektur jaringan Sistem
selular 2G dan 3Gdapat dilihat pada Gambar 2.6. Jaringan arsitektur UMTS
digambarkan sepertiGambar 2.6 , dimana menggunakan air interface WCDMA
dan merupakan evolusi atau perkembangan dari jaringan inti GSM.

Gambar 2.6 Arsitektur Sistem selular 2G dan 3G
2.4.1 UTRAN
UTRAN (UMTS Terrestrial Radio Access Network) UTRAN terdiri dari
satu atau lebih Radio Network System (RNS), dimana RNS tersebut terdiri
darisebuah pengendali jaringan radio yang disebut dengan Radio Network
Controller (RNC), beberapa node B (UMTS Base Station) dan User Equipment.
UTRAN terhubung pada bagian Core Network (CN) melalui Interface Iu dan
menggunakan Interface Iub untuk mengontrol node B. Sedangkan Interface Iur

18
Universitas Sumatera Utara

yang menhubungkan antar RNC berfungsi untuk mengatur terjadinya soft
handover diantara RNC tersebut.
RNC berfungsi untuk mengendalikan sumber-sumber radio dari beberapa
node B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM. RNC juga berperan penting untuk
mengontrol radio resources UTRAN, seperti power control (PC) atau handover
control (HC), dimana sebagiandiantaranya terdapat pada bagian RNC.
BS di UMTS disebut dengan node B. Node B pada jaringan ini sama
seperti pada GSM Base Station (BS/BS), merupakan unit untuk sistem pengiriman
dan penerimaan radio dari sel. Node B menunjukkan proses dari air interface yang
digunakan (WCDMA), meliputi channel coding, interleaving, rate adaptation,
dan spreading. Node B juga memungkinkan terjadinya softer handovers dan
power control.Ikatan antara RNC dan node B disebut dengan Radio Network
Subsystem (RNS), yang memiliki interface Iub. Tidak seperti ekuivalennya, yakni
interface Abis dalam GSM, interface Iub memiliki standar yang terbuka sehingga
dimungkinkan masing-masing node B dan RNC dibuat oleh pabrik yang berbeda.
Jika dalam GSM tidak ada hubungan antar BSC, dalam UMTS yang disebut
dengan UTRAN justru sebaliknya. RNC satu dihubung dengan RNC lainnya
melalui interface Iur. UTRAN dihubungkan ke jaringan inti melalui interface Iu.
Perangkatpelanggan adalah UE yang terdiri dari mobile equipment (ME)
UMTS subscriber identity module (USIM). UTRAN berhubung dengan CN
melalui interface Iu yang terdiri dari interface Iu-CS yang mendukung layanan
circuit-switch, dan interface Iu-PS yang mendukung layanan packet –switch.
Interface Iu-CS menghubungkan RNS ke MSC dan memiliki kesamaan dengan
interface A GSM. Interface Iu-PS menghubungkan RNC ke SGSN dan memiliki

19
Universitas Sumatera Utara

analog dengan interface Gb GPRS. Dalam 3GPP Rel. 1999, seluruh interface
pada UTRAN, sebagaimana interface antara UTRAN dan CN, menggunakan
Asyncronous Transfer Mode (ATM) sebagai mekanisme transport.
2.4.2 RNC
RNC yang mengontrol node B dibawahnya disebut dengan CRNC
(Controlling RNC).CRNC bertanggungjawab memanajemen sumber radio yang
tersedia pada node B yang mendukung.RNC yang menghubungkan UE dengan
CN disebut SRNC (Serving RNC). Selama UE beroperasi, SRNC mengontrol
sumber radio yang digunakan oleh UE dan mengakhiri interface Iuke dan dari CN
untuk layanan yang digunakan oleh UE.
UTRAN mendukung soft handover, terjadi antara node B yang dikontrol
oleh RNC yang berbeda.Selama dan setelah soft handover antara RNC,
kemungkinan ditemukan situasi dimana UE berhubungan dengan node B yang
dikontrol oleh RNC tetapi bukan SRNC.RNC yang demikian disebut DRNC
(Drift RNC).
Apabila UE berpindah dan berpindah lagi dari node B yang dikontrol oleh
SRNC, hal ini menyebabkan SRNC tidak mampu mengontrol pergerakan UE
sendirian,

sehingga

memungkinkan

UTRAN

memutuskan

mengalihkan

pengontrolan hubungan ke RNC yang lain. Kemudian disebut dengan Serving
RNS (SRNS) relocation.
2.4.3 Node B
Node B adalah unit fisik untuk mengirim atau menerima frekuensi pada
sel. Node B tunggal dapat mendukung baik mode FDD maupun TDD dan dapat
colocated dengan GSM BTS. Node B berhubungan dengan UE melalui interface

20
Universitas Sumatera Utara

radio Uu dan berhubungan dengan RNC melalui interface Iub ATM. Tugas utama
node B adalah mengkonversi data interface Iub dan Uu, termasuk forward error
correction (FEC). WCDMA Spreading/dispreading dan modulasi QPSK pada
interface radio.Node B mengukur kualitas dan kekuatan hubungan dan
menentukan Frame Error Rate (FER), transmisi data ke RNC sebagai laporan
pengukuran pada handover dan penggabungan macro diversity. Node B juga
bertanggung jawab pada FDD softer handover .penggabunganmicro diversity
diruang bebas untuk mengurangi kebutuhan kapasitas transmisi tambahan pada
Iub. Node B juga melibatkan kontrol daya, seperti node B memungkinkan
UEuntuk mengatur dayanya menggunakan perintah downlink (DL) TPC
(Transmisi power control) melalui closed/inner-lop power control berdasarkan
informasi uplink (UL) TPC.

21
Universitas Sumatera Utara