Analisa Perbandingan Performansi Pada Skenario Implementasi 1st Carrier Terhadap 2nd Carrier Untuk Jaringan 3G.
i Universitas Kristen Maranatha
ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI PADA SKENARIO IMPLEMENTASI 1ST CARRIER TERHADAP 2ND CARRIER UNTUK JARINGAN 3G
Husnul Fuadi
Jurusan Teknik ElektroUniversitas Kristen Maranatha
Email : ady.masigi@gmail.com
ABSTRAK
Saat ini bearer service setiap operator jaringan 3G di Indonesia baik berupa layanan AMR voice, PS R99 dan HSDPA masih dilayani dengan single carrier. Dengan semakin meningkatnya lonjakan trafik voice, PS R99 dan HSDPA pada jaringan 3G mengakibatkan terjadi banyaknya kegagalan jumlah panggilan, sehingga persentase target performansi jaringan yang dicapai untuk call setup succes rate (CSSR) menjadi semakin kecil. Salah satu faktor penyebab banyaknya panggilan yang gagal disebabkan karena terjadi rejection pada ketersediaan Orthogonal Variable Spreading Faktor (OVSF) code untuk single carrier.
Dalam pembahasan dan analisa Tugas Akhir kali ini akan dipaparkan teknik mengurangi kegagalan panggilan yang disebabkan karena ketersedian code OVSF yang dalam jam sibuk tertentu kapasitasnya berkurang. Tujuan akhir yang akan dicapai adalah memberikan rekomendasi kepada operator sebagai penyedia jasa jaringan mobile beberapa teknik optimasi dari aspek radio access parameter baik itu secara permanen yaitu dengan penambahan dual band carrier dan secara temporary yaitu load reshuffle yang terdiri dari strategy inter frequency hand over (IFHO), BE rate reduction dan inter radio access technology (IRAT) Handover.
Berdasarkan hasil pengukuran performansi yang telah dilakukan baik pada service CSSR AMR voice, CSSR PS R99 dan CSSR HSDPA mengalami improvement saat setelah
dilaukan penambahan 2nd carrier. Improvement yang terjadi pada tiap – tiap service layanan
dikarenakan nilai RRC rejection dan RAB rejection mengalami penurunan dan juga
penggunaan OVSF code yang effisien, yang mana sebelum dilakukan implementasi 2nd
carrier penggunaan OVSF code sekitar 80% - 85%, setelah dilakukan penambahan 2nd carrier
(2)
ii Universitas Kristen Maranatha
digunakan dapat bekerja dengan efektif untuk menaikkan nilai target CSSR yang diperlukan oleh operator.
Kata kunci : CSSR, OVSF, Load Reshuffle, IFHO, BE Rate, IRAT HO, RRC Rejection, RAB Rejection
(3)
iii Universitas Kristen Maranatha
ANALYSIS OF PERFORMANCE COMPARISON ON THE SCENARIO IMPLEMENTATION 1ST CARRIER WITH 2ND CARRIER FOR 3G NETWORK
Husnul Fuadi
Email : ady.masigi@gmail.com
Jurusan Teknik ElektroUniversitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Currently bearer service any operators 3G network in Indonesia for AMR voice service, PS R99 and HSDPA still served by a single carrier. With the increasing traffic from voice service, PS R99 and HSDPA 3G network resulted in many failures number of calls, so the percentage target network performance achieved for call setup succes rate (CSSR) becomes smaller. One factor many failures number of calls is occurred rejection on the availability of orthogonal variable spreading factor (OVSF) codes for a single carrier.
In the final discussion and analysis will be presented technique reduces the failure number of calls caused by the availability of OVSF code a certain capacity in busy hour reduced. The ultimate goal will be achieved is to provide recommendations to the operator mobile network service providers as some optimization techniques of radio access parameters either permanently is with the addition of dual band carrier and a temporary is load reshuffling strategy which of inter frequency handover (IFHO) , BE rate reduction and inter-radio access technology (IRAT) Handover.
Based on the results of measurements performance that have been made service in the CSSR AMR voice, CSSR PS R99 and CSSR HSDPA experienced improvement then after
addition of 2nd carrier. Improvement occurs at each service because the value of RRC and
RAB rejection has decreased and also the use of efficient OVSF code, which before
implementation of 2nd carrier the use OVSF code about 80% - 85%, after the addition of 2nd
carrier the use OVSF code down about 10% - 25%. Temporary optimization techniques can work effectively to increase the value of the target CSSR in need by the operator.
Keywords : CSSR, OVSF, Load Reshuffle, IFHO, BE Rate, IRAT HO, RRC Rejection, RAB Rejection
(4)
vi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR SINGKATAN………...xii
DAFTAR ISTILAH………..xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Batasan Masalah ... 2
1.5 Metode Penulisan ... 3
1.6 Sistematika Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 5
2.1 Konsep Dasar Sistem UMTS ... 5
2.2 Arsitektur Jaringan UMTS ... 7
2.3 Karakteristik Sistem UMTS ... 9
2.3.1 Metode Akses ... 9
(5)
vii Universitas Kristen Maranatha
2.3.3 Power Control ... 10
2.3.4 Cell Reselection ... 11
2.3.5 Multipath Reception ... 11
2.3.6 System Capacity ... 11
2.3.7 UMTS Code ... 12
2.4. Tipe Kanal Pada Sistem UMTS ... 14
2.5 Konsep Second Carrier ... 15
2.5.1 Strategi Pergerakan User ... 16
2.5.2 Strategi Radomly Camping ... 17
2.5.3 Strategi Load Reshuffle ... 18
2.5.3.1 Inter Frequency Handover (IFHO) ... 18
2.5.3.2 BE Rate Reduction ... 19
2.5.3.3 Inter Radio Access Technology (IRAT) Handover ... 19
2.6 Key Performance Indicator (KPI) Pada Jaringan UMTS ... 20
BAB III KONDISI EXISTING PERFORMANSI JARINGAN 3G SEBELUM IMPLEMENTASI 2nd CARRIER ... 23
3.1 Alokasi Frekuensi ... 23
3.2 Kondisi NodeB Existing Jaringan 3G Area Makassar ... 24
3.2.1 Umum ... 24
3.2.2 Lokasi Pengukuran ... 24
3.2.3 Data Teknis NodeB Yang Akan Direncanakan Untuk Implementasi 2nd Carrier ………... 25
3.2.4 Kondisi NodeB 3G Di Area Makassar ... 27
3.3 Data Existing Jaringan 3G Area Makassar ... 28
3.3.1 Statistik Operation Support System (OSS) M2000 Huawei ... 28
(6)
viii Universitas Kristen Maranatha
3.3.1.2 OSS CSSR PS R99 ... 30
3.3.1.3 OSS CSSR HSDPA ... 32
3.3.1.4 OSS Radio Resource Control (RRC) Rejection ... 34
3.3.1.5 OSS Radio Access Bearer (RAB) Rejection Pada Voice Service ... 35
3.3.1.5 OSS Radio Access Bearer (RAB) Rejection Pada PS R99 dan HSDPA Service ... 35
3.4 Drive Test ... 37
3.4.1 CPICH RSCP ... 39
3.4.2 CPICH Ec/No ... 40
3.4.3 UARFCN ... 42
BAB IV ANALISA PERFORMANSI JARINGAN 3G SEBELUM DAN SESUDAH PROSES IMPLEMENTASI 2nd CARRIER DAN PENERAPAN BEBERAPA TEKNIK OPTIMASI YANG DILAKUKAN ……… 43 4.1 Performansi Statistik Operation Support System (OSS) ... 43
4.1.1 OSS CSSR AMR Voice ... 43
4.1.2 OSS CSSR PS R99 ... 45
4.1.3 OSS CSSR HSDPA ... 47
4.1.4 Presentase Penggunaan Code ... 48
4.1.5 Perilaku Trafik Sebelum Dan Setelah Implementasi 2nd Carrier ... 50
4.1.5.1 Trafik AMR Voice ... 50
4.1.5.1 Trafik PS R99 ... 50
4.1.5.1 Trafik HSDPA ... 51
4.2 Performansi Drive Test ... 53
4.2.1 CPICH RSCP ... 53
4.2.2 CPICH Ec/No ... 55
4.2.3 UARFCN ... 57
(7)
ix Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alokasi Frekuensi Pada Sistem 3G UMTS ... 5
Gambar 2.2 Arsitektur Jaringan UMTS ... 7
Gambar 2.3 Spereading Operations dalamWCDMA ... 12
Gambar 2.4 Code Tree OVSF... 13
Gambar 2.5 Tipe Kanal Pada Sietem UMTS ... 14
Gambar 2.6 Service Bearer Strategy 2nd carrier ... 16
Gambar 2.7 Strategy Pergeseran User ... 16
Gambar 2.8 Randomly Camping UE Pada Layering F1 dan F2 ... 17
Gambar 2.9 Skenario Dengan Parameter IFHO ... 19
Gambar 2.10 Skenario Dengan Parameter BE rate ... 19
Gambar 2.11 Skenario Dengan IRAT Handover ... 20
Gambar 2.12 RRC Prosedure ... 22
Gambar 2.13 RAB Prosedure ... 22
Gambar 3.1 Diagram Alir Perencanaan Analisi Performansi CSSR ... 24
Gambar 3.2 Peta Cell NodeB PT.X Area Makassar ... 25
Gambar 3.3 KPI performansi Call Setup Success Rate Voice (%) ... 30
Gambar 3.4 KPI Performansi CSSR PS R99 ... 32
Gambar 3.5 KPI Performansi CSSR HSDPA ... 34
Gambar 3.6 Kondisi RRC Rejection Pada Jaringan Existing ... 34
Gambar 3.7 Kondisi Voice Service RAB Rejection Pada Jaringan Existing ... 35
Gambar 3.8 Kondisi Service PS R99 Dan HSDPA Rab Rejection Pada jaringan Exixting ... 36
Gambar 3.9 Konfigurasi Peralatan Drive Test ... 37
Gambar 3.10 Pengukuran RSCP Kondisi (a) Idle Mode (b) Dedicated Mode ... 39
(8)
x Universitas Kristen Maranatha
Gambar 3.12 Pengukuran UARFCN pada kondisi (a) Idle Mode (b) Dedicated Mode ... 42
Gambar 4.1 KPI Performansi CSSR Voice ... 43
Gambar 4.2 Kondisi Voice Service RAB Rejection ... 44
Gambar 4.3 Penerapan Parameter Temporary Setelah Implementasi 2nd Carrier ... 45
Gambar 4.4 KPI Performansi CSSR PS R99 ... 46
Gambar 4.5 Kondisi PS R99 Service RAB Rejection ... 46
Gambar 4.6 Penerapan Parameter Temporary Setelah Implementasi 2nd Carrier ... 47
Gambar 4.7 KPI Performansi CSSR HSDPA ... 48
Gambar 4.8 Penggunaan Code Pada Sel F1 dan F2 ... 49
Gambar 4.9 Penggunaan Code Pada Sel F2 ... 49
Gambar 4.10 Perilaku Trafik AMR Voice Sebelum dan Sesudah Implementasi 2nd Carrier ...…… 50
Gambar 4.11 Perilaku Trafik PS R99 Sebelum dan Sesudah Implementasi 2nd Carrier ... 51
Gambar 4.12 Perilaku Trafik HSDPA Sebelum dan Sesudah Implementasi 2nd Carrier .... 52
Gambar 4.13 Pengukuran RSCP Setelah Implementasi 2nd Carrier baik pada (a) F1 cell dan (b) F2 cell ... 53
Gambar 4.14 Pengukuran RSCP Setelah Implementasi 2nd Carrier baik pada (a) F1 cell dan (b) F2 cell ... 54
Gambar 4.15 Pengukuran Ec/No Kondisi Dedicated Setelah Implementasi 2nd Carrier baik pada (a) F1 cell dan (b) F2 cell ... 55
Gambar 4.16 Pengukuran Ec/No Kondisi Idle Mode Setelah Implementasi 2nd Carrier baik pada (a) F1 cell dan (b) F2 cell ... 56
Gambar 4.17 Pengukuran UARFCN Kondisi Dedicated Mode Setelah Implementasi 2nd Carrier baik pada (a) F1 cell dan (b) F2 cell ... 57
Gambar 4.18 Pengukuran UARFCN Kondisi Idle Mode Setelah Implementasi 2nd Carrier baik pada (a) F1 cell dan (b) F2 cell ... 58
(9)
xi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel KPI Target ... 20
Tabel 3.1 Alokasi Frekuensi 3G PT. X ... 23
Tabel 3.2 Data Kondisi NodeB ... 26
Tabel 3.3 Kondisi NodeB 3G ... 27
Tabel 3.4 Data Performansi CSSR AMR Voice ... 29
Tabel 3.5 Data Performansi CSSR PS R99... 31
Tabel 3.6 Data Performansi CSSR HSDPA ... 32
Tabel 3.7 KPI Drive Test RSCP ... 38
Tabel 3.8 KPI Drive Test Ec/No ... 40
(10)
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR SINGKATAN
3G BE Rate
Third Generation Technology Best Effort Rate
CCSR Call Setup Success Rate
CE Channel Element
CN Circuit Network
CS Core Switched
Ec/No Energy Chip per Noise
FDD Frequency Division Duplex
GGSN Gateway GPRS Support Node
GMSC Gateway MSC
GPS Global Positioning System
GSM Global System for Mobile Communication
HC Handover Control
HLR Home Location Register
HSDPA High Speed Downlink Packet Access
IFHO IMSI
Inter Frequency Handover
International Mobile Subscriber Identity
IRAT Inter Radio Access Technology
LDR Load Reshuffling
MAC Medium Access Control
ME Mobile Equipment
MSC Mobile Service Switching Center
MUD Multiuser Detection
OSS Operating Support System
OVSF Orthogonal Variable Spreading Factor
PC PDP
Packet Control Packet Data Protocol
PS Power Switched
QoS Quality of Service
R99 Release 99
(11)
xiii Universitas Kristen Maranatha
RAM Radio Access Mode
RNC Radio Network Controller
RNMKS02 Radio Network Makassar 02
RRC Radio Resource Control
RSCP Received Signal Code Powe
SGSN Serving GPRS Support Node
TDD Time Division Duplex
UARFCN UTRA Absolute Radio Frequency Channel Number
UE User Equipment
UMTS Universal Mobile Telecommunication System
USIM UMTS Subscriber Identity Module
UTRAN UMTS Terrestrial Radio Access Network
VLR Visitor Location Register
(12)
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISTILAH
1st Carrier 2nd Carrier Accessibility
Carrier Pertama Carrier kedua
Salah satu kategori pengklasifikasian key performance indikator(KPI) untuk evaluasi sebuah jaringan seluler
AMR voice Layanan pada service suara atau voice
Bearer Service Merupakan layanan awal dan dasar yang diperuntukkan
bagi pengguna yang baru bergabung dengan jaringan
Blank spot Suatu daerah yang tidak mendapatkan cakupan sinyal sama
sekali
Busy Hour Waktu jam sibuk untuk basis rekayasa sistem switch
Call Attempt Usaha panggilan yang dilakukan oleh subscriber
Call Blocked Panggilan yang tidak dapat terjadi
Call Drop Kegagalan panggilan yang terjadi setelah panggilan
berhasil dilakukan namun berakhir tanpa pemutusan secara normal.
Call Setup Proses pembentukan hubungan pada jaringan seluler
Cell Reselection Perpindahan cell yang diduduki oleh UE saat kondisi idle
mode
Cluster Suatu himpunan cell yang menggunakan satu full set kanal
frekuensi
Camp Menempati suatu cell baik pada F1 maupun F2
Coverage Jangkauan pelayanan sebuah NodeB atau BTS
Dedicated Mode UE atau MS dalam kondisi sedang melakukan panggilan
atau koneksi data
Downlink Arah transmisi dari BTS ke MS
DriveTest Merupakan langkah awal untuk mengetahui apakah seluruh
wilayah yang direncanakan sudah tercapai atau masih ada yang belum tercakup agar dihasilkan kriteria performansi jaringan
(13)
xv Universitas Kristen Maranatha
Erlang Merujuk pada satuan pengukuran trafik telepon yang sama
dengan percakapan satu jam
Handover Proses perpindahan user dari satu sel ke sel yang lain
Idle Mode UE atau MS dalam kondisi ON tapi tidak tidak terkoneksi
dengan jaringan dalam arti tidak sedang digunakan menelepon atau koneksi data
Iub Interface antara RNC dan NodeB Key Performance
Indicator
Indikator performansi jaringan seluler yang telah ditetapkan oleh kedua belah pihak baik vendor dan operator
Makro Cell Cell dengan luas radius dapat mencapai beberapa KM
Mikro Cell Cell dengan tipe radius hingga 1 km, biasanya digunakan
pada daerah urban
NodeB BTS untuk jaringan 3G W-CDMA/UMTS
Overload Kelebihan beban pada suatu sistem
PS R99 Layanan pada service data yaitu video streaming, internet
browsing dll
Rejection Blocking yang terjadi pada setiap service
Real Time Wide Band Power
Total daya terima uplink pada wideband mencakup noise yang dihasilkan dari penerima pada bandwidth
Second Carrier Mengacu pada kemampuan handset dan jaringan seluler
untuk dapat beroperasi di dua frekuensi
Single Carrier Kemampuan jaringan seluler untuk dapat beroperasi pada
satu frekuensi.
Threshold Ambang batas minimum yang masih bisa ditolelir
Trafik Kepadatan lalu lintas informasi dalam suatu jaringan yang
dikarenakan kebutuhan akan informasi
(14)
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI
2nd CARRIER ... A-1
LAMPIRAN B
HASIL PENGAMATAN PERFORMANSI DENGAN DriveTest ... B-1 LAMPIRAN C
(15)
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN SEBELUM DAN SESUDAH
(16)
Data Sebelum Implementasi 2nd Carrier :
RNC FREQ _Date RRC_SR CSSR
Voice (%)
CSSR PS R99 (%)
CSSR HSDPA (%) VSRRCRejCo deCong VSRABFailEst abCSCodeCo ng VSRABFailEst abPSCodeCo ng VSRABFail EstabPSCo deCong Max Code Uttilization( %)
RNMKS02 10763 (F1) 10-Aug-12 98.87 97.72 97.72 97.72 94 25 95 95 85.63
RNMKS02 10763 (F1) 11-Aug-12 98.85 96.77 96.77 96.77 90 27 90 90 81.63
RNMKS02 10763 (F1) 12-Aug-12 98.82 97.09 97.09 97.09 97 25 92 92 75.63
RNMKS02 10763 (F1) 13-Aug-12 98.85 97.52 96.52 96.52 97 23 95 95 86.23
RNMKS02 10763 (F1) 14-Aug-12 98.85 96.51 96.51 96.51 97 20 92 92 79.84
RNMKS02 10763 (F1) 15-Aug-12 98.84 96.63 96.63 96.63 90 22 90 90 81.41
RNMKS02 10763 (F1) 16-Aug-12 98.85 97.57 97.57 95.57 59 9 25 25 79.41
RNMKS02 10763 (F1) 17-Aug-12 98.85 96.47 98.47 96.47 73 10 30 30 83.13
RNMKS02 10763 (F1) 18-Aug-12 98.86 97.75 97.75 95.75 48 8 25 25 79.34
RNMKS02 10763 (F1) 19-Aug-12 98.83 96.59 96.59 96.59 46 11 28 28 83.52
RNMKS02 10763 (F1) 20-Aug-12 98.86 97.69 97.69 97.69 42 8 27 27 73.13
RNMKS02 10763 (F1) 21-Aug-12 98.87 96.54 96.54 96.54 93 21 90 90 73.13
RNMKS02 10763 (F1) 22-Aug-12 98.86 97.46 97.46 97.46 99 24 99 99 81.41
(17)
RNMKS02 10763 (F1) 24-Aug-12 98.85 97.70 96.70 96.70 97 20 91 91 72.34
RNMKS02 10763 (F1) 25-Aug-12 98.87 96.69 95.69 96.69 91 23 92 92 79.34
RNMKS02 10763 (F1) 26-Aug-12 98.85 97.11 97.11 97.11 98 27 98 98 10.86
Data setelah Implementasi 2nd Carrier :
RNC FREQ _Date RRC_SR CSSR Voice (%) CSSR PS
(%) CSSR HSDPA (%) VSRRCRejCo deCong VSRABFailEst abCSCodeCo ng VSRABFailEst abPSCodeCo ng VSRABFailEst abPSCodeCo ng Max Code Uttilization( %)
RNMKS02 10763 (F1) 27-Aug-12 99.88 98.67 98.67 98.67 17 7 10 10 72.58
RNMKS02 10763 (F1) 28-Aug-12 99.83 98.63 98.63 98.63 49 8 9 9 23.36
RNMKS02 10763 (F1) 29-Aug-12 99.85 98.32 98.32 98.32 20 7 11 11 22.73
RNMKS02 10763 (F1) 30-Aug-12 99.85 98.32 98.32 98.32 20 7 8 8 24.30
RNMKS02 10763 (F1) 31-Aug-12 99.84 98.55 98.55 98.55 24 6 7 7 22.34
RNMKS02 10763 (F1) 01-Sep-12 99.84 98.55 98.55 98.55 24 6 13 13 17.73
RNMKS02 10763 (F1) 02-Sep-12 99.86 98.44 98.44 98.44 31 5 9 9 15.55
RNMKS02 10763 (F1) 03-Sep-12 99.86 98.44 98.44 98.44 31 5 10 10 15.00
RNMKS02 10763 (F1) 04-Sep-12 99.86 98.51 98.51 98.51 31 5 12 12 14.61
RNMKS02 10763 (F1) 05-Sep-12 97.86 98.94 98.94 98.94 31 7 11 11 15.39
RNMKS02 10763 (F1) 06-Sep-12 99.80 98.17 98.17 98.17 27 7 5 5 17.34
(18)
RNMKS02 10763 (F1) 08-Sep-12 99.87 99.76 99.76 99.76 43 2 3 3 13.98
RNMKS02 10763 (F1) 09-Sep-12 99.82 99.76 99.76 99.76 36 0 6 6 13.59
RNMKS02 10763 (F1) 10-Sep-12 99.88 99.79 99.79 99.79 31 0 5 5 11.33
RNMKS02 10763 (F1) 11-Sep-12 99.87 99.73 99.73 99.73 24 0 8 8 16.33
RNMKS02 10763 (F1) 12-Sep-12 99.88 99.75 99.75 99.75 20 0 5 5 10.86
RNMKS02 10763 (F1) 13-Sep-12 99.69 99.24 99.24 99.24 4 0 4 4 13.98
RNMKS02 10763 (F1) 14-Sep-12 99.78 99.32 99.32 99.32 106 3 6 6 17.89
RNMKS02 10763 (F1) 15-Sep-12 98.89 99.69 99.69 99.69 25 0 5 5 15.78
RNMKS02 10763 (F1) 16-Sep-12 99.85 99.62 99.62 99.62 4 0 4 4 11.25
RNMKS02 10763 (F1) 17-Sep-12 99.82 99.69 99.69 99.69 4 0 3 3 9.45
RNMKS02 10763 (F1) 18-Sep-12 99.84 99.56 99.56 99.56 5 0 5 5 9.06
RNMKS02 10763 (F1) 19-Sep-12 99.91 99.76 99.76 99.76 0 0 5 5 9.06
RNMKS02 10763 (F1) 20-Sep-12 99.89 99.89 99.89 99.89 0 0 3 3 9.45
RNMKS02 10763 (F1) 21-Sep-12 99.91 99.91 99.91 99.91 0 0 4 4 8.06
RNMKS02 10763 (F1) 22-Sep-12 99.88 99.62 99.62 99.62 9 0 2 2 8.06
RNMKS02 10763 (F1) 23-Sep-12 99.88 99.67 99.67 99.67 16 0 5 5 6.45
RNMKS02 10763 (F1) 24-Sep-12 99.88 99.60 99.60 99.60 12 0 4 4 5.34
RNMKS02 10763 (F1) 25-Sep-12 99.87 99.67 99.67 99.67 9 0 3 3 5.56
RNMKS02 10763 (F1) 26-Sep-12 99.89 99.78 99.78 99.78 11 1 7 7 5.17
(19)
RNMKS02 10763 (F1) 28-Sep-12 99.87 99.75 99.75 99.75 14 1 4 4 3.06
RNMKS02 10763 (F1) 29-Sep-12 99.87 99.59 99.59 99.59 24 1 7 7 3.45
(20)
LAMPIRAN B
HASIL REPORT PENGAMATAN
PERFORMANSI BEBERAPA DAERAH
(21)
Call Setup Voice F1, UE1 Dedicated Mode
Event = Call Setup.
Analysis = UE1 sukses mengisi F1 saat UE1 call setup. UE1 camp dalam F2 3G_TERMINAL KM6 sec3(SC 26).
Call Setup Voice F2 UE1 Dedicated Mode
Event = Call Setup.
Analysis = UE1 sukses mengisi F2 saat UE1 call setup CS . UE1 camp dalam F2 3G_Daya sektor 2 (SC 40) .
(22)
Interfrecuency HO F1 to F2 , UE1 Dedicated Mode
Event = Intra frequency F1 ke F2 (Neigh).
Analysis = UE1 sukses intra frequency F1 to F2. Interfrecuency HO F1 to F2 (Neigh), UE1 Dedicated Mode
Event = Inter frequency handover F1 to F2 (Neigh).
(23)
Interfrecuency HO F1 to F2 (Colo), UE1 Dedicated Mode
Event = Intra frequency F1 to F2 (Colo).
Analysis = UE1 sukses SHO dari F1 3G_TALASALAPANG-9(SC 260) ke F2 3G_TALASALAPANG -6 (S 260).
HO F1 to GSM, UE1 Dedicated Mode
Event = Inter RAT F1 to GSM (colo).
Analysis = UE1 sukses Handover dari UTRAN ke GSM. Inter RAT F1 3G_KIMA-2 sec2 (SC 210) ke GSM Kima2_9.
(24)
Interfrecuency HO F2 to F1 (Neigh), UE1 Dedicated Mode
Event = Inter frequency F2 to F1 (Neighbor).
Analysis = UE1 sukses Inter frequency HO F2 3G_MARISO-4 sec1 (SC 90) ke F1 3G_MATTOANGING-5 sec 2 (SC 14).
Interfrecuency HO F2 to F2 (Neigh), UE1 Dedicated Mode
Event = Inter frequency F2 to F1 (colo).
Analysis = UE1 sukses Inter frequency HO F2 3G_MALLENGKERI-5 sec2 (SC 130) to F1 3G_MALLENGKERI-2 sec2 (SC 130).
(25)
Interfrecuency HO F2 to F2 (Colo), UE1 Dedicated Mode
Event = Intra frequency HO F2 ke F2 (Colo/ neighbour).
Analysis = UE1sukses intra frequency HO F2 Bonto_Kamase sec1 (SC 127) ke F2 3G_Bonto_Kamase sec3 (SC 143).
HO F2 to GSM (Neighbour), UE1 Dedicated Mode
Event = Handover F2 ke GSM (neighbour)
Analysis = UE1 sukses Handover dari UTRAN F2 3G_LANDAK_BARU sec1 (SC 384) GSM Cilalang2-8.
(26)
Call Setup Data F1, UE3 PS Mode
Event = Call Setup
Analysis = UE3 sukses mengisi F1 saat UE3 call setup PS . UE3 camp pada F1 3G_BULUROKENG-7 sec 1 [SC 182].
Call Setup Data F2, UE3 PS Mode
Event = call setup data
(27)
Intrafrecuency HO F2 to F2 (Neighbour), UE3 PS Mode
Event = Intra Frequency F2 to F2 (Neighbour).
Analysis = SHO Procedure complete from F2 3G-Sanrangan sec2 (SC 140) to F2 3G-Kima sec 1 (SC 202).
Intrafrecuency HO F1 to F1 (Neighbour), UE3 PS Mode
Event = Intra frequency F1 ke F1 (neighbour)
(28)
Stationary Test PS Data (Before)
1. HSDPA on F1
Max. throughput 3698.50 kbps (3.6 Mbps)
Mean throughput 1837.55 kbps (1.8 Mbps)
2. R99 on F1
Max. throughput 588.51 kbps (0.5 Mbps)
(29)
Stationary Test PS Data (After)
1. HSDPA di F2
Max. throughput 3591.57 kbps (3.5 Mbps)
Mean throughput 2305.58 kbps (2.3 Mbps)
2. HSDPA di F1
Max. throughput 3636.70 kbps (3.6 Mbps)
(30)
3. R99 di F2
Max. throughput 455.26 kbps (0.4 Mbps)
Mean throughput 350.88 kbps (0.3 Mbps)
4. R99 di F1
Max. throughput 499.68 kbps (0.4 Mbps)
(31)
LAMPIRAN C
PENGAMBILAN DATA DATA
PENGAMATAN DENGAN OSS
(32)
Berikut adalah step step login dan query performance jaringan 3G di PT. X :
1. Buka program aplikasi Intranet iManager2000 client application yang terhubung melalui
jaringan Intranet, dan login sesuai akun user, dan masukkan OSS SERVER IP address 10.22.127.11
(33)
3. Untuk mengambil (query) statistik performance, silahkan liat icon di taskbar (Query Result). Atau dengan melakukan click pada taskbar Performance -> Query Result
4. Kemudian akan muncul halaman seperti gambar berikut:
o User profile dan counter collecting template explorer.
(34)
5. Untuk query performance counters, harus mengatur template untuk menentukan counters dan NE levels, dan juga dapat mengatur aggregation time.
Klik kanan pada user di dalam template explorer.
Select New Query
(35)
7. Tampilan Object settings :
Pilih fungsi yang dibutuhkan di bawah RNC prespective pada browser fungsi
dengan tingkat terendah Measeurement fungsi.
Pilih objek yang ingin diukur, jika Anda ingin mengukur objek semua di bawah
RNC, hanya pilih nama RNC dan kemudian klik ">" tombol untuk memilih semua objek di bawah RNC.
8. Counter settings tab contains:
Pilih counter yang diperlukan untuk pengukuran.
klik ">" tombol untuk memilih kontra.
(36)
9. Setting counter aggregation mode :
Time mode : Pilih Continous Time.
Date Range : Tentukan data pengukuran.
Period : Tentukan periode pengukuran.
(37)
10. Setelah melakukan pengukuran ada beberapa untuk menyelesaikan pengukuran :
Save Template : Menyimpan pengaturan, sehingga pada saat data diperlukan tinggal
memilih tempelate yang telah ada.
(38)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Optimasi pada jaringan 3G pada saat ini merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan untuk memaksimalkan kapasitas dan kualitas jaringan. Di era broadband business saat ini dengan peningkatan penggunaan trafik baik voice, PS R99 dan HSDPA meningkat cukup signifikan sehingga mensyaratkan beberapa operator untuk mengimplementasikan penambahan carrier frekuensi. Saat ini bearer service setiap operator jaringan 3G di Indonesia baik berupa
AMR voice, PS R99 dan HSDPA masih dilayani dengan single carrier[7,8].
Dengan semakin meningkatnya lonjakan trafik AMR voice, PS R99 dan HSDPA pada jaringan 3G mengakibatkan terjadi banyaknya kegagalan jumlah panggilan, sehingga persentase target performansi jaringan yang dicapai yaitu key performance indicator (KPI) untuk call setup succes rate (CSSR) menjadi semakin kecil. Salah satu faktor penyebab banyaknya panggilan yang gagal disebabkan karena terjadi rejection akibat kekurang tersediaan orthogonal variable spreading faktor (OVSF) code untuk single carrier. Seperti diketahui kapasitas pada jaringan 3G dipengaruhi oleh empat faktor yaitu channel element (CE), OVSF code, power capacity dan iub capacity.
Dalam pembahasan dan analisa Tugas Akhir ini akan dipaparkan teknik mengurangi kegagalan panggilan (call setup) yang disebabkan karena kekurang tersediaan OVSF code yang dalam jam sibuk tertentu kapasitasnya berkurang. Tujuan akhir yang akan dicapai adalah memberikan rekomendasi kepada operator sebagai penyedia jasa jaringan mobile beberapa teknik optimasi dari aspek radio access parameter baik itu secara permanen yaitu dengan penambahan dual band carrier dan secara temporary yaitu load reshuffle yang terdiri dari strategy inter frequency hand over (IFHO), BE rate reduction dan inter radio access technology (IRAT) Handover. Teknik – teknik optimasi yang ditawarkan ini nantinya diharapkan akan menjadi pertimbangan untuk meningkatkan kualitas secara signifikan.
(39)
2
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang hendak dikemukakan dalam Tugas Akhir ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana meningkatkan kualitas dan kapasitas jaringan untuk memperbaiki
peformansi call setup success rate (CSSR) sebagai parameter target yang representative terhadap sukses dan gagalnya sebuah panggilan baik untuk layanan AMR voice, PS R99 dan HSDPA.
2. Parameter apa yang menyebabkan peformansi call setup success rate (CSSR)
rendah.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu :
1. Menganalisa persentase Call Setup Success Rate (CSSR) ditinjau dari segi kapasitas
kekurang tersediaan OVSF code.
2. Memberikan solusi untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan sehingga
dapat memperbaiki performansi CSSR pada jaringan 3G.
1.4 Batasan Masalah
Masalah yang dibahas pada Tugas Akhir ini dibatasi pada :
1. Pembahasan jaringan UMTS secara umum.
2. Analisa dilakukan pada salah satu provider di Indonesia untuk area Makassar.
3. Analisa dilakukan pada jaringan 3G cluster Node B radio network controller (RNC)
di area Makassar Sulawesi Selatan (RNMKS02).
4. Analisa dan pengambilan data menggunakan OSS M2000 Huawei dan DriveTest,
serta data yang diambil adalah data statistik per hari.
5. Teknik optimasi pada radio akses akan dilakukan untuk mengurangi jumlah failure
(40)
3
Universitas Kristen Maranatha
load reshuffle yang diantaranya adalah BE Rate, strategy inter frequency hand over (IFHO) dan Inter RAT Handover pada layering F1 dan F2.
6. Node B pada cluster tersebut sudah menggunakan IP based transport, sehingga tidak
ada lagi rejection pada Iub capacity.
7. Kapasitas channel element (CE) pada modul WBPP (base band CE) dan kapasitas
power sudah dilakukan upgrade power output Node B dari 43 dbm ke 46 dbm.
8. Performansi yang akan dianalisis meliputi Accessibility pada layanan AMR voice,
PS R99 dan HSDPA.
1.5 Metode Penulisan
Metoda penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Metode dokumentasi dan studi literature, yaitu pencarian, pengumpulan, dan
pembelajaran berupa artikel, buku referensi, internet, karya ilmiah, RAN manual book dari vendor terkait dan sumber – sumber lainnya yang berhubungan dengan Tugas Akhir yang dibuat.
2. Metode observasi dan studi lapangan, yaitu dilakukan dengan pengamatan
performansi pada jaringan live (OSS performance), UE experience Drive testing, dan analysis post processing hasil DriveTest.
3. Mengolah dan menganalisa data yang diperoleh dan diambil kesimpulannya.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bab yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas kerangka analisa yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya meliputi latar belakang permasalahan, tujuan, rumusan masalah, pembatasan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan Tugas Akhir.
(41)
4
Universitas Kristen Maranatha
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas konsep dasar UMTS secara umum berupa konsep dasar sistem UMTS, arsitektur jaringan, karakteristik sistem, tipe kanal dan
teori – teori dasar yang menunjang analisa data.
BAB III KONDISI EXISTING PERFORMANSI JARINGAN 3G SEBELUM IMPLEMENTASI 2ND CARRIER
Pada bab ini akan dibahas mengenai kondisi performansi jaringan sebelum
dilakukan pengimplementasian 2nd carrier pada jaringan existing dan juga
akan diuraikan data performansi jaringan 3G sebelum implementasi 2nd
carrier, kondisi performansi jaringan berdasarkan KPI, proses pengukuran baik melalui OSS system M2000 huawei dan DriveTest.
BAB IV ANALISA PERFORMANSI JARINGAN 3G SEBELUM DAN
SESUDAH IMPLEMENTASI 2nd CARRIER DAN PENERAPAN
BEBERAPA TEKNIK OPTIMASI YANG DILAKUKAN
Pada bab ini akan dilakukan analisa trafik berdasarkan target pengamatan yang dilakukan pada OSS M2000 Huawei sehingga mendapatkan performansi target KPI yang diinginkan oleh operator.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan sebagai hasil pembahasan dari bab sebelumnya dan saran untuk pengembangan lebih lanjut kepada operator jaringan seluler.
(42)
59
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai CSSR AMR voice sebelum implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata
sebesar 97,09 %, sedangkan nilai CSSR AMR Voice setelah implementasi 2nd carrier
memiliki nilai rata – rata sebesar 99,30 % baik pada cell F2 dan F1. Sehingga memiliki
improvement sekitar 2,21 %.
2. Nilai CSSR PS R99 sebelum implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar
97,09 %, sedangkan nilai CSSR PS R99 setelah implementasi 2nd carrier memiliki nilai
rata – rata sebesar 99,41 % pada cell F2 dan 99,30 % pada cell F1. Sehingga memiliki
improvement sekitar 2 % baik pada cell F1 dan F2.
3. Nilai CSSR HSDPA sebelum implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar
96,80 %, sedangkan nilai CSSR HSDPA setelah implementasi 2nd carrier memiliki nilai
rata – rata sebesar 99.41 % baik pada cell F2 dan 99.30 % pada cell F1. Sehingga
memiliki improvement sekitar 2 % baik pada cell F1 dan F2.
4. Teknik optimasi yang digunakan yaitu antara lain teknik optimasi IFHO, BE Rate dan
IRAT Handover berkerja dengan efektif untuk menaikkan nilai target KPI CSSR yang diperlukan oleh operator.
5. Nilai code utilization sangat mempengaruhi nilai CSSR AMR Voice, CSSR PS R99 dan
CSSR HSDPA. Dapat dilihat pada sebelum dan sesudah implementasi 2nd carrier, nilai
code utilization sebelum dilakukan implementasi 2nd carrier rata – rata sebesar 80% -
85% sedangkan nilai code utilization setelah dilakukan implementasi 2nd carrier rata –
rata sebesar 10% - 23%.
6. Setelah dilakukan implementasi 2nd carrier, trend nilai trafik pada jaringan 3G area
Makassar mengalami improvement yang signifikan pada tiap service yang berbeda –
(43)
60
Universitas Kristen Maranatha
Saran
1. Hasil analisa yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik optimasi temporary
dapat dijadikan referensi saat operator jaringan seluler akan atau telah menggelar 2nd
carrier untuk wilayah Indonesia bagian timur.
2. Teknik optimasi temporary dilakukan sesuai dengan kondisi perilaku trafik pada jaringan
(44)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
[1] Abbas Paul R Girsang, “Analisa intersystem Handover Pada Jaringan UMTS/GSM
(Study kasus PT. Telkomsel Medan)”. 2008, Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro IT
Telkom, 2008.
[2] Bambang Budianto, “Analisis Pengaruh Interfernsi Terhadap Kapasitas Sel Pada Sistem
WCDMA”. 2009, Laporan Tugas khir Teknik Elektro Universitas Indonesia, Juli 2009.
[3] Diyah Prihartini, “Analisis Drop Call Pada Jaringan 3G PT. Indosat (Study kasus BTS
3G BPK)”. 2009, Lapotan Tugas Akhir Teknik Elektro Universitas Indonesia, Juli 2009. [4] Holma, H., dan Toskala, A., “WCDMA for UMTS,” John Wiley & Sons, England, 2001
[5] Iqbal Mizar NST, “Optimasi Jaringan Radio 3G/UMTS Di PT. Excelcomindo Pratama.
Tbk Medan”. 2008, Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro IT Telkom, 2008.
[6] Lingga Wardhana, “2G/3G RF Planning and Optimization for Consultant Handbook”,
2011.
[7] Novietasari Chisnariandini, “Teknik Handover Dual Carrier Pada Jaringan 3G”. 2010
Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro Universitas Indonesia, 2010.
[8] Presentation , “2nd Carrier Implementation Makassar”. 2012, Huawei and PT. XL Axiata,
2012.
[9] Presentation, “WCDMA Second Carrier Concept and Deployment Strategy”. Radio Network Planning 2010.
[10] Presentation, “Huawei Network Optimization Parameter Reference 1”. 2008, Huawei,
2008.
[11] Uke Kurniawan Usman, “Sistem Komunikasi Seluler CDMA 2000-1x”, Penerbit
Informatika, Bandung 2009.
[12] White Paper. “Basic Concepts of WCDMA Radio Access Network”. Ericsson Radio
(45)
Universitas Kristen Maranatha
[13] _________, WCDMA (UMTS) Deployment Handbook, 2006, Ericsson, 2006.
(1)
Universitas Kristen Maranatha load reshuffle yang diantaranya adalah BE Rate, strategy inter frequency hand over
(IFHO) dan Inter RAT Handover pada layering F1 dan F2.
6. Node B pada cluster tersebut sudah menggunakan IP based transport, sehingga tidak ada lagi rejection pada Iub capacity.
7. Kapasitas channel element (CE) pada modul WBPP (base band CE) dan kapasitas power sudah dilakukan upgrade power output Node B dari 43 dbm ke 46 dbm. 8. Performansi yang akan dianalisis meliputi Accessibility pada layanan AMR voice,
PS R99 dan HSDPA.
1.5 Metode Penulisan
Metoda penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Metode dokumentasi dan studi literature, yaitu pencarian, pengumpulan, dan pembelajaran berupa artikel, buku referensi, internet, karya ilmiah, RAN manual
book dari vendor terkait dan sumber – sumber lainnya yang berhubungan dengan Tugas Akhir yang dibuat.
2. Metode observasi dan studi lapangan, yaitu dilakukan dengan pengamatan performansi pada jaringan live (OSS performance), UE experience Drive testing, dan analysis post processing hasil DriveTest.
3. Mengolah dan menganalisa data yang diperoleh dan diambil kesimpulannya.
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi beberapa bab yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas kerangka analisa yang akan dibahas pada bab-bab selanjutnya meliputi latar belakang permasalahan, tujuan, rumusan masalah, pembatasan masalah, metode penulisan serta sistematika penulisan Tugas Akhir.
(2)
4 BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas konsep dasar UMTS secara umum berupa konsep dasar sistem UMTS, arsitektur jaringan, karakteristik sistem, tipe kanal dan teori – teori dasar yang menunjang analisa data.
BAB III KONDISI EXISTING PERFORMANSI JARINGAN 3G SEBELUM IMPLEMENTASI 2ND CARRIER
Pada bab ini akan dibahas mengenai kondisi performansi jaringan sebelum dilakukan pengimplementasian 2nd carrier pada jaringan existing dan juga akan diuraikan data performansi jaringan 3G sebelum implementasi 2nd
carrier, kondisi performansi jaringan berdasarkan KPI, proses pengukuran
baik melalui OSS system M2000 huawei dan DriveTest.
BAB IV ANALISA PERFORMANSI JARINGAN 3G SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI 2nd CARRIER DAN PENERAPAN BEBERAPA TEKNIK OPTIMASI YANG DILAKUKAN
Pada bab ini akan dilakukan analisa trafik berdasarkan target pengamatan yang dilakukan pada OSS M2000 Huawei sehingga mendapatkan performansi target KPI yang diinginkan oleh operator.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan sebagai hasil pembahasan dari bab sebelumnya dan saran untuk pengembangan lebih lanjut kepada operator jaringan seluler.
(3)
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Nilai CSSR AMR voice sebelum implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar 97,09 %, sedangkan nilai CSSR AMR Voice setelah implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar 99,30 % baik pada cell F2 dan F1. Sehingga memiliki
improvement sekitar 2,21 %.
2. Nilai CSSR PS R99 sebelum implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar 97,09 %, sedangkan nilai CSSR PS R99 setelah implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar 99,41 % pada cell F2 dan 99,30 % pada cell F1. Sehingga memiliki
improvement sekitar 2 % baik pada cell F1 dan F2.
3. Nilai CSSR HSDPA sebelum implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar 96,80 %, sedangkan nilai CSSR HSDPA setelah implementasi 2nd carrier memiliki nilai rata – rata sebesar 99.41 % baik pada cell F2 dan 99.30 % pada cell F1. Sehingga memiliki improvement sekitar 2 % baik pada cell F1 dan F2.
4. Teknik optimasi yang digunakan yaitu antara lain teknik optimasi IFHO, BE Rate dan IRAT Handover berkerja dengan efektif untuk menaikkan nilai target KPI CSSR yang diperlukan oleh operator.
5. Nilai code utilization sangat mempengaruhi nilai CSSR AMR Voice, CSSR PS R99 dan CSSR HSDPA. Dapat dilihat pada sebelum dan sesudah implementasi 2nd carrier, nilai
code utilization sebelum dilakukan implementasi 2nd carrier rata – rata sebesar 80% - 85% sedangkan nilai code utilization setelah dilakukan implementasi 2nd carrier rata – rata sebesar 10% - 23%.
6. Setelah dilakukan implementasi 2nd carrier, trend nilai trafik pada jaringan 3G area Makassar mengalami improvement yang signifikan pada tiap service yang berbeda – beda.
(4)
60
Saran
1. Hasil analisa yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik optimasi temporary dapat dijadikan referensi saat operator jaringan seluler akan atau telah menggelar 2nd carrier untuk wilayah Indonesia bagian timur.
2. Teknik optimasi temporary dilakukan sesuai dengan kondisi perilaku trafik pada jaringan seluler.
(5)
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
[1] Abbas Paul R Girsang, “Analisa intersystem Handover Pada Jaringan UMTS/GSM
(Study kasus PT. Telkomsel Medan)”. 2008, Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro IT Telkom, 2008.
[2] Bambang Budianto, “Analisis Pengaruh Interfernsi Terhadap Kapasitas Sel Pada Sistem WCDMA”. 2009, Laporan Tugas khir Teknik Elektro Universitas Indonesia, Juli 2009. [3] Diyah Prihartini, “Analisis Drop Call Pada Jaringan 3G PT. Indosat (Study kasus BTS
3G BPK)”. 2009, Lapotan Tugas Akhir Teknik Elektro Universitas Indonesia, Juli 2009. [4] Holma, H., dan Toskala, A., “WCDMA for UMTS,” John Wiley & Sons, England, 2001
[5] Iqbal Mizar NST, “Optimasi Jaringan Radio 3G/UMTS Di PT. Excelcomindo Pratama. Tbk Medan”. 2008, Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro IT Telkom, 2008.
[6] Lingga Wardhana, “2G/3G RF Planning and Optimization for Consultant Handbook”, 2011.
[7] Novietasari Chisnariandini, “Teknik Handover Dual Carrier Pada Jaringan 3G”. 2010 Laporan Tugas Akhir Teknik Elektro Universitas Indonesia, 2010.
[8] Presentation , “2nd Carrier Implementation Makassar”. 2012, Huawei and PT. XL Axiata, 2012.
[9] Presentation, “WCDMA Second Carrier Concept and Deployment Strategy”. Radio Network Planning 2010.
[10] Presentation, “Huawei Network Optimization Parameter Reference 1”. 2008, Huawei, 2008.
[11] Uke Kurniawan Usman, “Sistem Komunikasi Seluler CDMA 2000-1x”, Penerbit Informatika, Bandung 2009.
[12] White Paper. “Basic Concepts of WCDMA Radio Access Network”. Ericsson Radio System AB 2001.
(6)
[13] _________, WCDMA (UMTS) Deployment Handbook, 2006, Ericsson, 2006. [14] Website : http:// www.UMTSWorld.comdi akses tanggal 2 oktober 2012