Analisis Materi Karakteristik Belajar da (1)
Analisator
: Fatiha Khoirotunnisa Elfahmi
Job
: Menganalisis Pointer
Judul
:
Karakteristik Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini
A. Karakteristik belajar AUD
1. Children are active learner (Anak-anak adalah pembelajar yang aktif)
Belajar aktif bagi anak merupakan proses yang kompleks dimana dalam
aktivitas belajar tersebut aktivitas mental dan fisik anak ikut terlibat dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran aktif, anak adalah pembelajar aktif atau subjek
belajar. Sedangkan guru atau pengajar hanya bertindak sebagai fasilitator yang
membantu belajar anak dan mengorganizir lingkungan yang memungkinkan anak aktif
dalam pembelajarannya.
Ada berbagai cara untuk membuat anak menjadi aktif dalam pembelajarannya,
salah satunya yakni dengan merancang kegiatan pembelajaran yang kreatif. Pendidikan
yang dirancang secara kreatif akan menghasilkan pembelajar yang aktif.
Dalam suatu kegiatan pengajaran, rencana pembelajaran yang dibuat sebaiknya
dengan merencanakan suatu pemecahan masalah pada berbagai bidang pengembangan
yang memungkinkan murid melakukan berbagai bentuk kegiatan mempelajari,
menyimpulkan, dan menyampaikan berbagai temuan yang dilakukan anak – anak
dalam memahami berbagai pengetahuan. Dengan demikian bentuk pengajaran yang
dilakukan guru dilakukan dengan menyajikan suatu bahan pengajaran yang
memungkinkan murid untuk mengoalah sendiri informasi dari bahan pengajaran
tersebut.
Karena pembelajaran di PAUD adalah kegiatan pembelajaran yang
dikonsepkan melalui permaianan, maka permainan yang dirancang dalam PAUD
diharapkan dapat menarik minat anak. Melalui permainan tersebutlah, anak bisa aktif
dalam mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan berdasarkan usianya. Karena pada
hakikatnya pengalaman belajar anak lebih banyak diperoleh melalui bermain
2. Children learning is influenced by maturation (Pembelajaran anak dipengaruhi oleh
tingkat kematangan perkembangan)
Menurut Masitoh Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu
pada tiga hal penting, yaitu : “1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada
individu yang tepat, dan 3) berorientasi pada konteks social budaya.
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan
tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan
dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia
tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus
manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan,
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak.
Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi
perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat
mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak
dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.
3. Children learning is influenced by environment (Pembelajaran anak dipengaruhi
oleh lingkungan)
Dalam hal ini yang dimaksud ialah lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai
budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan
menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir
dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan sosial.
Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi
dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang
berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan
dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku. Lingkungan sebagai
kondisi atau pengalaman – pengalaman interaksional yang memungkinkan
berlangsungnya proses perkembangan.
4. Children learn through a combination of physical experience, social interaction, and
reflection
PAUD mengembangkan diri anak secara menyeluruh. Bagian dari diri anak
yang dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, moral, sosial, emosional,
kreativitas, dan bahasa. “Dalam buku Selamet Suryanto, tujuan belajar kecakapan
hidup ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki
kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil, mampu bekerjasama dengan
orang lain, dan mampu hidup berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat..
Belajar memiliki fungsi untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan
sekitarnya. Belajar kecakapan hidup adalah salah satu cara mengasah kemampuan
bertahan hidup. Hal tersebut adalah untuk membekali anak sebagai makhluk individu
dan sosial dimasa yang akan datang.
5. Children learning styles differ (Gaya belajar anak berbeda-beda)
Menurut DePorter terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas anak
untuk mengelola informasi.:
•
Visual
Anak suka belajar menggunakan indera pengelihatannya. Anak akan
memperhatikan secara detil gerak bibir, tangan dan espresi guru. Anak
dengan gaya belajar ini senang melihat peragaan dan dapat mengingat
pelajaran bila disuguhkan lebih menarik bagi matanya daripada lisan.
Anak dengan gaya belajar visual akan melihat sekeliling, temantemannya, sebelum bertindak, jarang mengemukakan pendapat dan
bersifat tenang.
•
Auditory
Anak belajar dengan indera pendengarannya untuk menyerap informasi.
Anak akan tertarik dengan tinggi rendah suara guru yang bertutur. Tidak
suka bila ada suara berisik mengganggu, pendengar yang ulung dan suka
berdiskusi. Lebih suka mendengarkan daripada mencatat, lebih suka
dibacakan/dijelaskan daripada membaca.
•
Kinestetik
Anak lebih suka melibatkan tubuhnya secara langsung untuk belajar,
anak tipe ini mudah mengantuk bila diberi gaya belajar yang tidak sesuai
seperti yang dia harapkan. Suka menyentuh semua obyek yang
menurutnya menarik, menyukai kegiatan belajar yang banyak
prakteknya, sulit membaca simbol atau peta.
Secara umum anak menggunakan metode belajar tersebut secara bersamaan,
namun setiap individu memiliki salah satu gaya belajar yang dominan.
6. Children learn through play (Anak belajar melalui bermain)
Dalam kenyataan di lapangan ternyata masyarakat Indonesia masih memiliki
pemikiran bahwa pembelajaran yang senantiasa dilakukan pada pendidikan dasar
adalah membaca,menulis dan berhitung (calistung) baik itu di sekolah dasar maupun di
Taman kanak-kanak sekalipun. Belajar calistung memang pada dasarnya penting
karena hal tersebut merupakan dasar untuk mengembangkan pengetahuan selanjutnya
yang akan dipelajari anak pada tingkatan yang lebih tinggi. Tetapi berbicara anak usia
dini yang merupakan usia golden age calistung bukanlah suatu hal yang utama dalam
pembelajaran karena pada usia ini pengembangan tidaklah hanya pada otak kiri saja
melainkan harus ada keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan, yang pada dasarnya
menurut beberapa penelitian akan terjadi kemampuan yang luar biasa ketika kedua otak
tersebut dapat difungsikan. Selain itu,hasil temuan Orstein(Sudirjo,2011:64)
menjelaskan bahwa orang-orang yang sudah dilatih untuk menggunakan suatu belahan
otak secara eksklusif relatif tidak mampu menggunakan belahan otak lainnya. Selain
itu, temuannya juga menjelaskan jika bagian otak yang lebih lemah dirangsang dan di
dorong untuk difungsikan bersama-sama dengan bagian yang lebih kuat,maka hasilnya
adalah adanya sutu peningkatan dalam keseluruhan kecakapan. Berdasarkan pada
penemuan tersebut membuktikan bahwa membaca,menulis dan berhitung bukan
merupakan fokus utama dalam pendidikan anak usia dini.
Berdasarkan pada isu diatas, National Association for the education of young
children Amerika Serikat (NAEYC)menertibkan suatu panduan pendidikan bagia anak
usia dini yang salah satunya menekankan penerapan bermain (termasuk bernyanyi dan
bercerita) sebagai alat utama belajar anak. Sejalan dengan itu, kebijakan pemerintah
Indonesia di bidang pendidikan usia dini (1994/1995)juga menganut prinsip “bermain
sambil belajar atau belajar seraya bermain.
Tetapi budaya atau anggapan masyarakat tentang aktifitas bermain yang hanya
dianggap membuang-buang waktu anak masih saja ada. Berkenaan dengan hal
tersebut,Maxim (Sudirjo,2011:66) menjelaskan bahwa sekurang-kurangnya ada dua
alasan yang menyebabkan orang kurang menghargai aktivitas bermain anak. Pertama
adalah pengaruh historis dari etika bekerja. Etika bekerja mengimplikasikan bahwa
segala aktivitas yang berhubungan dengan kesenangan bukanlah bekerja. Kedua adalah
karena pengaruh langsuang yang diperolah dari aktivitas bermain tidak jelas,sedangkan
pengaruh langsung dari kegiatan pengajaran terstruktur dapat dengan mudah diketahui.
7. Children learning is influenced by early disposition and perception (Pembelajaran
anak dipengaruhi oleh disposisi dan persepsi dini)
Anak diajarkan untuk mengahargai orang bisa dengan mengenalkan macammacam profei yang ada, dan juga memahami kemampuan, dengan mengfokuskan anak
dengan keunggulan yang dia miliki bukan men-judge apa yang tidak anak bisa.
B. Karakteristik pembelajaran AUD.
1. Kegiatan pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar
seraya bermain.
a. Playing is one of the most important (Bermain adalah salah satu yang paling
penting)
Dalam takaran usia anak yakni 0-6 ialah masa bermain bagi anak, dalam
pembelajarannya pun tidak dipertemukan dengan kondisi yang menegangkan
namun kita sering mengenalnya dengan istilah play by learning, karena dalam
dunia anak tak mungkin dipisahkan dengan bermain karena itu hal yang wajar.
b. Activities in young children’s lives (Kegiatan dalam kehidupan anak-anak)
Pembelajaran dalam anak juga bisa dilakukan dan diterpakan melalui daily
actity yang sering kita lakukan, namun jangan lupa dimasukan unsur edukasi
didalamnya
c. For young children, play is their work (Bagi anak kecil, permainan adalah
pekerjaan mereka)
Seperti yang saya paparkan dalam poin (a), bahwa anak tidak bisa jauh dari
dunia bermain, karena itulah pekerjaan bagi anak.
d. Children learn about the world through their play (Anak anak belajar tentang
dunia melalui permainan mereka)
Masih berkesinambungan dengan poin (b), bila permainan bisa diterapkan
dalam daily activity anak, anak-anak pun akan perlahan mencari makna dalam
setiap permainan
e. In order for young children to learn they have to do thing (Agar anak bisa
belajar, mereka harus melakukan sesuatu)
Bisa dengan memberikan stimulus atau rangasangan disetiap pembelajaran
tidak harus bersifat formal
f. They need to be able to explore, discover, and be creative (Mereka harus bisa
mengskplorasi, menemukan, dan menjadi kreatif)
Dalam pembelajaran yang diberikan untuk anak usia dini bisa dengan
memberikan tantangan kecil yang membuat anak mengeskplorasi diri, berfikir
logis dan menjadi kratif lewat pembelajaran yang ditawarkan
g. Children’s play is based upon what they observe adults and others doing and
what they have already experienced in their live (Permainan anak anak
didasarkan pada apa yang mereka amati dari orang dewasa dan orang lain
lakukan dan apa yang telah mereka alami dalam hidup mereka)
Ya memang betul, anak akan menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa
yang ada disekitarnya, dan itu akan terekam hingga anak itu tumbuh dan
berkembang.
2. Pembelajaran
untuk
AUD
menekankan
pembelajaran
yang berorientasi
perkembangan
Seperti yang sudah dipelajari dalam mata kuliah lainnya bahwa pembelajaran
yang diberikan kepada Anak usia dini tidak bisa disamaratakan karena setiap anak
memiliki perkembangan yang berbeda-beda
3. David Weikart dalam Claudia Eliason (1994):
a. Pendekatan yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran harus
mempertimbangkan kebutuhan dan minat anak itu sendiri Ini.
Dalam hal ini yang dimaksudkan ialah anak tidak bisa diperlakukan
sama rata, harus sesuai dengan tahapan perkembangan serta minat dan bakat
pada anak.
b. Guru PAUD harus memahami kebutuhan dan karakteristik perkembangan
setiap anak.
Guru pun harus mengerti capaian perkembangan setiap siswanya, agar
bisa diberikan stimulus untuk mencapai perkembangan yang tepat dan sesuai
4. KBK (2002) sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran bagi anak usia dini adalah proses interaksi antara anak,
sumber belajar, dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan
berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses pembelajarannya
ditekankan pada aktivitas anak dalam bentuk-bentuk belajar sambil bermain.
5. Sesuai dengan sifat perkembangan AUD, proses pembelajarannya dilaksanakan
secara terpadu.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan bertitik tolak dari suatu topik atau
tema yang dipilih dan dikembangkan guru bersama anak, dengan cara mempelajari dan
menjelajahi konsep-konsep dari tema tersebut. Disamping itu pembelajaran terpadu
didasari pada pendekatan inkuiri yang melibatkan anak dalam perencanaan, eksplorasi,
dan tukar menukar ide, serta anak didorong untuk bekerjasama dalam kelompok dan
didorong untuk merefleksikan kegiatan belajarnya sehingga mereka dapat memperbaiki
secara mandiri. Sementara itu menurut Joni R pembelajaran terpadu merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mengaitkan dua konsep atau lebih yang relevan dari
suatu rumpun mata pelajaran (intra) atau beberapa konsep yang relevan dari sejumlah
mata pelajaran (antar).6 Dalam hal ini pengkaitan beberapa konsep itu haruslah yang
relevan dan tidak dapat dipaksakan atau sekedar dikaitkan. Artinya pengkaitan itu harus
mempertimbangkan berbagai hal seperti kebutuhan siswa, menarik minat siswa,
disesuaikan dengan kurikulum dan berfungsi untuk mengefektifkan kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru dan mendapatkan
kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang baru diperolehnya itu dalam berbagai
situasi baru yang semakin kaya ragamnya sesuai dengan prinsip belajar yang bermakna.
Menurut Oemar Hamalik bahwa, pembelajaran terpadu adalah sistem
pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin pembelajaran
yang berpusat pada suatu masalah atau topik atau proyek, baik teoritis maupun praktis,
dan memadukan kelembagaan sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan program
yang terpadu berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat dam memadukan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan kepribadian siswa
yang terintegrasi. Dalam pengertian diatas merupakan reaksi terhadap pembelajaran
yang terpisah-pisah dimana antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya tidak
dihubungkan tetapi bersifat terkotak-kotak. Disisi lain sistem ini pada hakikatnya
merupakan pengembangan yang lebih luas dari pengejaran sistem bidang studi. Dengan
demikian pembelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan anak yang betitik
tolak dari suatu masalah atau proyek yang dipelajari oleh siswa baik secara individual
maupun kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna
mengembangkan pribadi siswa sacara utuh dan terintegrasi.
Dari uraian pendapat diatas, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik berasal dari
bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi yang lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata sekeliling dan dalam rentang kemampuan
anak.
3. Suatu cara untuk mngembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara
simultan.
4. Merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi
yang berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan
bermakna.
6. Proses pembelajaran pada anak usia dini akan terjadi apabila anak berbuat secara
aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur pendidik.
Yang dimaksud dalam hal ini ialah anak tidak hanya pasif, namun merespon
komunikan, dengan berinteraksi dilingkungan belajaranya baik dengan teman
(benda hidup), atau media (benda mati) yang dikonsep oleh pendidik
7. Belajar sambil bermain ditekankan pada pengembangan potensi di bidang fisik
(kordinasi motorik halus dan kasar) intelegensi (daya pikir daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spritual) sosial emosional, sikap prilaku, serta agama), bahasa
dan komunikasi menjadi kemampuan yang secara aktual dimiliki anak.
8.
PAUD sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang dalam
proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain sambil belajar dan
belajar seraya bermain. Bermain adalah bagian integral dalam kehidupan setiap
anak dan merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan potensi anak
secara optimal. Penggunaan metode bermain disesuaikan dengan perkembangan
anak (keperluan usia anak). Permainan yang digunakan pada PAUD adalah
permainan yang merangsang kreativitas dan menyenangkan (tidak ada unsur
pemaksaan) dan sederhana. Pembinaan pengembangan motorik di sini merupakan
salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan aspek motorik secara optimal dan
dapat merangsang perkembangan otak anak. Pengembangan aspek motorik
bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol dan melakukan koordinasi
gerak tubuh, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga
dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat dan terampil. Melalui pembinaan
aktivitas anak (Fisik Motorik) di PAUD diharapkan akan memberikan dasar
pemikiran untuk mengkaji lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan program
pendidikan. Dengan memanfaatkan sarana alat bermain dan permainan yang
tersedia di PAUD serta disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik
anak usia PAUD.
9.
Cara mengajarkan anak mengenal sesuatu dapat disesuaikan dengan perkembangan
motorik anak sesuai dengan umur mereka. Oleh karena itu kita perlu memahami
apa yang dimaksud dengan belajar. Belajar adalah proses transformasi ilmu guna
memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang
lebih baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan suatu sistem dan proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak
untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal
perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana
yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan
senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana
seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang
secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa
kurang percaya akan kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan
pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan
keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak.
Tidak banyak orangtua yang mengerti bahwa keterampilan motorik kasar dan
halus seorang anak perlu dilatih dan dikembangkan setiap saat dengan berbagai
aktivitas. Pengembangan ini memungkinkan seorang anak melakukan berbagai hal
dengan lebih baik, termasuk di dalamnya pencapaian dalam hal akademis dan fisik.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot dan otak.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, misalnya
kemampuan untuk duduk, menendang, berlari dll, sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya memindahkan benda
dari tangan, mencoret, menyusun, menggunting, dan menulis.
Kedua kemampuan tersebut sangat penting untuk tumbuh kembangnya anak.
10. Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia dini perlu memberikan rasa aman
bagi anak.
Iya karena apapun pembelajaran yang diberikan pada anak harus
mengutamakan keamanan pada anak
11. Program pembelajaran anak usia dini dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu
sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi kemudahan
bagi anak untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas yang bersifat
kongkrit dan sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak.
Yang dimaksud ialah pembelajaran dengan mengasyikan yang tidak
menyulitkan anak dengan metode motede yang tidak membosankan dan sesuai dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan pada anak
: Fatiha Khoirotunnisa Elfahmi
Job
: Menganalisis Pointer
Judul
:
Karakteristik Belajar dan Pembelajaran Anak Usia Dini
A. Karakteristik belajar AUD
1. Children are active learner (Anak-anak adalah pembelajar yang aktif)
Belajar aktif bagi anak merupakan proses yang kompleks dimana dalam
aktivitas belajar tersebut aktivitas mental dan fisik anak ikut terlibat dalam
pembelajaran. Dalam pembelajaran aktif, anak adalah pembelajar aktif atau subjek
belajar. Sedangkan guru atau pengajar hanya bertindak sebagai fasilitator yang
membantu belajar anak dan mengorganizir lingkungan yang memungkinkan anak aktif
dalam pembelajarannya.
Ada berbagai cara untuk membuat anak menjadi aktif dalam pembelajarannya,
salah satunya yakni dengan merancang kegiatan pembelajaran yang kreatif. Pendidikan
yang dirancang secara kreatif akan menghasilkan pembelajar yang aktif.
Dalam suatu kegiatan pengajaran, rencana pembelajaran yang dibuat sebaiknya
dengan merencanakan suatu pemecahan masalah pada berbagai bidang pengembangan
yang memungkinkan murid melakukan berbagai bentuk kegiatan mempelajari,
menyimpulkan, dan menyampaikan berbagai temuan yang dilakukan anak – anak
dalam memahami berbagai pengetahuan. Dengan demikian bentuk pengajaran yang
dilakukan guru dilakukan dengan menyajikan suatu bahan pengajaran yang
memungkinkan murid untuk mengoalah sendiri informasi dari bahan pengajaran
tersebut.
Karena pembelajaran di PAUD adalah kegiatan pembelajaran yang
dikonsepkan melalui permaianan, maka permainan yang dirancang dalam PAUD
diharapkan dapat menarik minat anak. Melalui permainan tersebutlah, anak bisa aktif
dalam mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan berdasarkan usianya. Karena pada
hakikatnya pengalaman belajar anak lebih banyak diperoleh melalui bermain
2. Children learning is influenced by maturation (Pembelajaran anak dipengaruhi oleh
tingkat kematangan perkembangan)
Menurut Masitoh Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan mengacu
pada tiga hal penting, yaitu : “1) berorientasi pada usia yang tepat, 2) berorientasi pada
individu yang tepat, dan 3) berorientasi pada konteks social budaya.
Pembelajaran yang berorientasi pada perkembangan harus sesuai dengan
tingkat usia anak, artinya pembelajaran harus diminati, kemampuan yang diharapkan
dapat dicapai, serta kegiatan belajar tersebut menantang untuk dilakukan anak di usia
tersebut.
Manusia merupakan makhluk individu. Perbedaan individual juga harus
manjadi pertimbangan guru dalam merancang, menerapkan, mengevaluasi kegiatan,
berinteraksi, dan memenuhi harapan anak.
Selain berorientasi pada usia dan individu yang tepat, pembelajaran berorientasi
perkembangan harus mempertimbangkan konteks sosial budaya anak. Untuk dapat
mengembangkan program pembelajaran yang bermakna, guru hendaknya melihat anak
dalam konteks keluarga, masyarakat, faktor budaya yang melingkupinya.
3. Children learning is influenced by environment (Pembelajaran anak dipengaruhi
oleh lingkungan)
Dalam hal ini yang dimaksud ialah lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai
budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan
menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir
dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari
lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan sosial.
Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi
dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang
berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan
dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku. Lingkungan sebagai
kondisi atau pengalaman – pengalaman interaksional yang memungkinkan
berlangsungnya proses perkembangan.
4. Children learn through a combination of physical experience, social interaction, and
reflection
PAUD mengembangkan diri anak secara menyeluruh. Bagian dari diri anak
yang dikembangkan meliputi bidang fisik-motorik, moral, sosial, emosional,
kreativitas, dan bahasa. “Dalam buku Selamet Suryanto, tujuan belajar kecakapan
hidup ialah agar kelak anak berkembang menjadi manusia yang utuh yang memiliki
kepribadian dan akhlak yang mulia, cerdas dan terampil, mampu bekerjasama dengan
orang lain, dan mampu hidup berbangsa dan bernegara serta bermasyarakat..
Belajar memiliki fungsi untuk memperkenalkan anak dengan lingkungan
sekitarnya. Belajar kecakapan hidup adalah salah satu cara mengasah kemampuan
bertahan hidup. Hal tersebut adalah untuk membekali anak sebagai makhluk individu
dan sosial dimasa yang akan datang.
5. Children learning styles differ (Gaya belajar anak berbeda-beda)
Menurut DePorter terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas anak
untuk mengelola informasi.:
•
Visual
Anak suka belajar menggunakan indera pengelihatannya. Anak akan
memperhatikan secara detil gerak bibir, tangan dan espresi guru. Anak
dengan gaya belajar ini senang melihat peragaan dan dapat mengingat
pelajaran bila disuguhkan lebih menarik bagi matanya daripada lisan.
Anak dengan gaya belajar visual akan melihat sekeliling, temantemannya, sebelum bertindak, jarang mengemukakan pendapat dan
bersifat tenang.
•
Auditory
Anak belajar dengan indera pendengarannya untuk menyerap informasi.
Anak akan tertarik dengan tinggi rendah suara guru yang bertutur. Tidak
suka bila ada suara berisik mengganggu, pendengar yang ulung dan suka
berdiskusi. Lebih suka mendengarkan daripada mencatat, lebih suka
dibacakan/dijelaskan daripada membaca.
•
Kinestetik
Anak lebih suka melibatkan tubuhnya secara langsung untuk belajar,
anak tipe ini mudah mengantuk bila diberi gaya belajar yang tidak sesuai
seperti yang dia harapkan. Suka menyentuh semua obyek yang
menurutnya menarik, menyukai kegiatan belajar yang banyak
prakteknya, sulit membaca simbol atau peta.
Secara umum anak menggunakan metode belajar tersebut secara bersamaan,
namun setiap individu memiliki salah satu gaya belajar yang dominan.
6. Children learn through play (Anak belajar melalui bermain)
Dalam kenyataan di lapangan ternyata masyarakat Indonesia masih memiliki
pemikiran bahwa pembelajaran yang senantiasa dilakukan pada pendidikan dasar
adalah membaca,menulis dan berhitung (calistung) baik itu di sekolah dasar maupun di
Taman kanak-kanak sekalipun. Belajar calistung memang pada dasarnya penting
karena hal tersebut merupakan dasar untuk mengembangkan pengetahuan selanjutnya
yang akan dipelajari anak pada tingkatan yang lebih tinggi. Tetapi berbicara anak usia
dini yang merupakan usia golden age calistung bukanlah suatu hal yang utama dalam
pembelajaran karena pada usia ini pengembangan tidaklah hanya pada otak kiri saja
melainkan harus ada keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan, yang pada dasarnya
menurut beberapa penelitian akan terjadi kemampuan yang luar biasa ketika kedua otak
tersebut dapat difungsikan. Selain itu,hasil temuan Orstein(Sudirjo,2011:64)
menjelaskan bahwa orang-orang yang sudah dilatih untuk menggunakan suatu belahan
otak secara eksklusif relatif tidak mampu menggunakan belahan otak lainnya. Selain
itu, temuannya juga menjelaskan jika bagian otak yang lebih lemah dirangsang dan di
dorong untuk difungsikan bersama-sama dengan bagian yang lebih kuat,maka hasilnya
adalah adanya sutu peningkatan dalam keseluruhan kecakapan. Berdasarkan pada
penemuan tersebut membuktikan bahwa membaca,menulis dan berhitung bukan
merupakan fokus utama dalam pendidikan anak usia dini.
Berdasarkan pada isu diatas, National Association for the education of young
children Amerika Serikat (NAEYC)menertibkan suatu panduan pendidikan bagia anak
usia dini yang salah satunya menekankan penerapan bermain (termasuk bernyanyi dan
bercerita) sebagai alat utama belajar anak. Sejalan dengan itu, kebijakan pemerintah
Indonesia di bidang pendidikan usia dini (1994/1995)juga menganut prinsip “bermain
sambil belajar atau belajar seraya bermain.
Tetapi budaya atau anggapan masyarakat tentang aktifitas bermain yang hanya
dianggap membuang-buang waktu anak masih saja ada. Berkenaan dengan hal
tersebut,Maxim (Sudirjo,2011:66) menjelaskan bahwa sekurang-kurangnya ada dua
alasan yang menyebabkan orang kurang menghargai aktivitas bermain anak. Pertama
adalah pengaruh historis dari etika bekerja. Etika bekerja mengimplikasikan bahwa
segala aktivitas yang berhubungan dengan kesenangan bukanlah bekerja. Kedua adalah
karena pengaruh langsuang yang diperolah dari aktivitas bermain tidak jelas,sedangkan
pengaruh langsung dari kegiatan pengajaran terstruktur dapat dengan mudah diketahui.
7. Children learning is influenced by early disposition and perception (Pembelajaran
anak dipengaruhi oleh disposisi dan persepsi dini)
Anak diajarkan untuk mengahargai orang bisa dengan mengenalkan macammacam profei yang ada, dan juga memahami kemampuan, dengan mengfokuskan anak
dengan keunggulan yang dia miliki bukan men-judge apa yang tidak anak bisa.
B. Karakteristik pembelajaran AUD.
1. Kegiatan pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar
seraya bermain.
a. Playing is one of the most important (Bermain adalah salah satu yang paling
penting)
Dalam takaran usia anak yakni 0-6 ialah masa bermain bagi anak, dalam
pembelajarannya pun tidak dipertemukan dengan kondisi yang menegangkan
namun kita sering mengenalnya dengan istilah play by learning, karena dalam
dunia anak tak mungkin dipisahkan dengan bermain karena itu hal yang wajar.
b. Activities in young children’s lives (Kegiatan dalam kehidupan anak-anak)
Pembelajaran dalam anak juga bisa dilakukan dan diterpakan melalui daily
actity yang sering kita lakukan, namun jangan lupa dimasukan unsur edukasi
didalamnya
c. For young children, play is their work (Bagi anak kecil, permainan adalah
pekerjaan mereka)
Seperti yang saya paparkan dalam poin (a), bahwa anak tidak bisa jauh dari
dunia bermain, karena itulah pekerjaan bagi anak.
d. Children learn about the world through their play (Anak anak belajar tentang
dunia melalui permainan mereka)
Masih berkesinambungan dengan poin (b), bila permainan bisa diterapkan
dalam daily activity anak, anak-anak pun akan perlahan mencari makna dalam
setiap permainan
e. In order for young children to learn they have to do thing (Agar anak bisa
belajar, mereka harus melakukan sesuatu)
Bisa dengan memberikan stimulus atau rangasangan disetiap pembelajaran
tidak harus bersifat formal
f. They need to be able to explore, discover, and be creative (Mereka harus bisa
mengskplorasi, menemukan, dan menjadi kreatif)
Dalam pembelajaran yang diberikan untuk anak usia dini bisa dengan
memberikan tantangan kecil yang membuat anak mengeskplorasi diri, berfikir
logis dan menjadi kratif lewat pembelajaran yang ditawarkan
g. Children’s play is based upon what they observe adults and others doing and
what they have already experienced in their live (Permainan anak anak
didasarkan pada apa yang mereka amati dari orang dewasa dan orang lain
lakukan dan apa yang telah mereka alami dalam hidup mereka)
Ya memang betul, anak akan menirukan apa yang dilakukan oleh orang dewasa
yang ada disekitarnya, dan itu akan terekam hingga anak itu tumbuh dan
berkembang.
2. Pembelajaran
untuk
AUD
menekankan
pembelajaran
yang berorientasi
perkembangan
Seperti yang sudah dipelajari dalam mata kuliah lainnya bahwa pembelajaran
yang diberikan kepada Anak usia dini tidak bisa disamaratakan karena setiap anak
memiliki perkembangan yang berbeda-beda
3. David Weikart dalam Claudia Eliason (1994):
a. Pendekatan yang digunakan guru untuk melaksanakan pembelajaran harus
mempertimbangkan kebutuhan dan minat anak itu sendiri Ini.
Dalam hal ini yang dimaksudkan ialah anak tidak bisa diperlakukan
sama rata, harus sesuai dengan tahapan perkembangan serta minat dan bakat
pada anak.
b. Guru PAUD harus memahami kebutuhan dan karakteristik perkembangan
setiap anak.
Guru pun harus mengerti capaian perkembangan setiap siswanya, agar
bisa diberikan stimulus untuk mencapai perkembangan yang tepat dan sesuai
4. KBK (2002) sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran bagi anak usia dini adalah proses interaksi antara anak,
sumber belajar, dan pendidik dalam suatu lingkungan belajar tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Sesuai dengan karakteristik anak usia dini yang bersifat aktif melakukan
berbagai eksplorasi dalam kegiatan bermain, maka proses pembelajarannya
ditekankan pada aktivitas anak dalam bentuk-bentuk belajar sambil bermain.
5. Sesuai dengan sifat perkembangan AUD, proses pembelajarannya dilaksanakan
secara terpadu.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan bertitik tolak dari suatu topik atau
tema yang dipilih dan dikembangkan guru bersama anak, dengan cara mempelajari dan
menjelajahi konsep-konsep dari tema tersebut. Disamping itu pembelajaran terpadu
didasari pada pendekatan inkuiri yang melibatkan anak dalam perencanaan, eksplorasi,
dan tukar menukar ide, serta anak didorong untuk bekerjasama dalam kelompok dan
didorong untuk merefleksikan kegiatan belajarnya sehingga mereka dapat memperbaiki
secara mandiri. Sementara itu menurut Joni R pembelajaran terpadu merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang mengaitkan dua konsep atau lebih yang relevan dari
suatu rumpun mata pelajaran (intra) atau beberapa konsep yang relevan dari sejumlah
mata pelajaran (antar).6 Dalam hal ini pengkaitan beberapa konsep itu haruslah yang
relevan dan tidak dapat dipaksakan atau sekedar dikaitkan. Artinya pengkaitan itu harus
mempertimbangkan berbagai hal seperti kebutuhan siswa, menarik minat siswa,
disesuaikan dengan kurikulum dan berfungsi untuk mengefektifkan kegiatan
pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan baru dan mendapatkan
kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang baru diperolehnya itu dalam berbagai
situasi baru yang semakin kaya ragamnya sesuai dengan prinsip belajar yang bermakna.
Menurut Oemar Hamalik bahwa, pembelajaran terpadu adalah sistem
pengajaran yang bersifat menyeluruh, yang memadukan berbagai disiplin pembelajaran
yang berpusat pada suatu masalah atau topik atau proyek, baik teoritis maupun praktis,
dan memadukan kelembagaan sekolah dan luar sekolah yang mengembangkan program
yang terpadu berdasarkan kebutuhan siswa, kebutuhan masyarakat dam memadukan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengembangan kepribadian siswa
yang terintegrasi. Dalam pengertian diatas merupakan reaksi terhadap pembelajaran
yang terpisah-pisah dimana antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya tidak
dihubungkan tetapi bersifat terkotak-kotak. Disisi lain sistem ini pada hakikatnya
merupakan pengembangan yang lebih luas dari pengejaran sistem bidang studi. Dengan
demikian pembelajaran harus sesuai dengan minat dan kebutuhan anak yang betitik
tolak dari suatu masalah atau proyek yang dipelajari oleh siswa baik secara individual
maupun kelompok dengan metode yang bervariasi dan dengan bimbingan guru guna
mengembangkan pribadi siswa sacara utuh dan terintegrasi.
Dari uraian pendapat diatas, maka pengertian pembelajaran terpadu dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pembelajaran beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang
digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik berasal dari
bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi yang lainnya.
2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata sekeliling dan dalam rentang kemampuan
anak.
3. Suatu cara untuk mngembangkan pengetahuan dan ketrampilan anak secara
simultan.
4. Merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi
yang berbeda, dengan harapan anak akan belajar dengan lebih baik dan
bermakna.
6. Proses pembelajaran pada anak usia dini akan terjadi apabila anak berbuat secara
aktif berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur pendidik.
Yang dimaksud dalam hal ini ialah anak tidak hanya pasif, namun merespon
komunikan, dengan berinteraksi dilingkungan belajaranya baik dengan teman
(benda hidup), atau media (benda mati) yang dikonsep oleh pendidik
7. Belajar sambil bermain ditekankan pada pengembangan potensi di bidang fisik
(kordinasi motorik halus dan kasar) intelegensi (daya pikir daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spritual) sosial emosional, sikap prilaku, serta agama), bahasa
dan komunikasi menjadi kemampuan yang secara aktual dimiliki anak.
8.
PAUD sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan anak usia dini yang dalam
proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain sambil belajar dan
belajar seraya bermain. Bermain adalah bagian integral dalam kehidupan setiap
anak dan merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan potensi anak
secara optimal. Penggunaan metode bermain disesuaikan dengan perkembangan
anak (keperluan usia anak). Permainan yang digunakan pada PAUD adalah
permainan yang merangsang kreativitas dan menyenangkan (tidak ada unsur
pemaksaan) dan sederhana. Pembinaan pengembangan motorik di sini merupakan
salah satu kegiatan yang dapat mengembangkan aspek motorik secara optimal dan
dapat merangsang perkembangan otak anak. Pengembangan aspek motorik
bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol dan melakukan koordinasi
gerak tubuh, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga
dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat dan terampil. Melalui pembinaan
aktivitas anak (Fisik Motorik) di PAUD diharapkan akan memberikan dasar
pemikiran untuk mengkaji lebih spesifik dalam rangka pelaksanaan program
pendidikan. Dengan memanfaatkan sarana alat bermain dan permainan yang
tersedia di PAUD serta disesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik
anak usia PAUD.
9.
Cara mengajarkan anak mengenal sesuatu dapat disesuaikan dengan perkembangan
motorik anak sesuai dengan umur mereka. Oleh karena itu kita perlu memahami
apa yang dimaksud dengan belajar. Belajar adalah proses transformasi ilmu guna
memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa perubahan yang
lebih baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan suatu sistem dan proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.
Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
perkembangan individu secara keseluruhan. Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak
untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal
perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana
yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan
senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana
seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Anak-anak yang
secara terus menerus kalah dalam sebuah permainan memiliki kecenderungan merasa
kurang percaya akan kemampuannya dan akan berkenti berpartisipasi. Tujuan
pendidikan fisik untuk anak-anak yang masih kecil adalah untuk mengembangkan
keterampilan dan ketertarikan fisik jangka panjang.
Perkembangan motorik adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn
kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah
merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam
tubuh yang dikontrol oleh otak.
Tidak banyak orangtua yang mengerti bahwa keterampilan motorik kasar dan
halus seorang anak perlu dilatih dan dikembangkan setiap saat dengan berbagai
aktivitas. Pengembangan ini memungkinkan seorang anak melakukan berbagai hal
dengan lebih baik, termasuk di dalamnya pencapaian dalam hal akademis dan fisik.
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot dan otak.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri, misalnya
kemampuan untuk duduk, menendang, berlari dll, sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya memindahkan benda
dari tangan, mencoret, menyusun, menggunting, dan menulis.
Kedua kemampuan tersebut sangat penting untuk tumbuh kembangnya anak.
10. Penyelenggaraan pembelajaran bagi anak usia dini perlu memberikan rasa aman
bagi anak.
Iya karena apapun pembelajaran yang diberikan pada anak harus
mengutamakan keamanan pada anak
11. Program pembelajaran anak usia dini dirancang dan dilaksanakan sebagai suatu
sistem yang dapat menciptakan kondisi yang menggugah dan memberi kemudahan
bagi anak untuk belajar sambil bermain melalui berbagai aktivitas yang bersifat
kongkrit dan sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangan serta kehidupan anak.
Yang dimaksud ialah pembelajaran dengan mengasyikan yang tidak
menyulitkan anak dengan metode motede yang tidak membosankan dan sesuai dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan pada anak