Suhu Tubuh Hewan (1) . docx

FLUKTUASI SUHU TUBUH AYAM (Gallus gallus
domesticus) AKIBAT ADANYA FAKTOR INTERNAL
DAN FAKTOR EKSTERNAL
(THE CHICKENS (Gallus gallus domesticus) BODY
TEMPERATURE FLUCTUATIONS CAUSES OF
INTERNAL FACTORS AND EXTERNAL FACTORS)
Niken Istighfarin Purwari
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
[email protected]
Abstrak
Setiap hewan (termasuk ayam) akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
lingkungannya untuk mencapai homeostasis. Salah satu bentuk dari homeostasis yang dilakukan
yakni pengaturan suhu tubuh. Kondisi homeostasis suhu tubuh dapat tercapai karena adanya
keseimbangan antara panas yang dihasilkan serta diterima oleh tubuh dan panas yang hilang dari
tubuh masuk ke lingkungan. Ayam (Gallus gallus domesticus) bersifat homoiotermik, artinya suhu
tubuhnya relatif konstan pada kisaran 40-41oC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh beberapa faktor terhadap suhu tubuh ayam (Gallus gallus domesticus). Ayam yang
digunakan adalah ayam jantan dan ayam betina dengan berbagai variasi umur. Perlakuan yang
diberikan pada penelitian ini yakni perlakuan gerakan dan perendaman. Ayam (Gallus gallus

domesticus) dilepas dan diterbangkan agar dapat bergerak sebebas-bebasnya selama 5 menit dalam
waktu 15 menit. Perlakuan perendaman dilakuakan dengan memasukkan ayam (Gallus gallus
domesticus) ke dalam timba yang berisi air kemudian setiap 5 menit selama 15 menit. Suhu
tubuhnya diamati dengan menggunakan termometer. Pengaruh gerakan menyebabkan suhu tubuh
ayam (Gallus gallus domesticus) meningkat dari sebelumnya dan pengaruh perendaman
menyebabkan suhu tubuh ayam (Gallus gallus domesticus) menurun dari sebelumnya. Faktorfaktor yang mempengaruhi suhu tubuh ayam, antaralain umur, jenis kelamin, dan berat badan.
Kata Kunci : homeostasis, homoiotermik, suhu tubuh
Abstract
Any animals (including chickens) will react to the changes that occur in their environment to
achieve homeostasis. One form of homeostasis is body temperature settings. Body temperature
homeostasis condition can be achieved due to the balance between heat produced and received by
the body and the heat lost from the body goes into the environment. Chicken (Gallus gallus
domesticus) are homoiotermik, meaning that body temperature is relatively constant in the range
of 40oC to 41oC. This research aims to know the influence of several factors against body
temperature chicken (Gallus gallus domesticus). The chicken is a rooster and a hen with a variety
of age. Treatment that is given in this research is movement and soaking. Chicken (Gallus gallus
domesticus) removed and flown in to be able to move as freely as-free for 5 minutes in 15 minutes.
Soaking treatment by entering chicken (Gallus gallus domesticus) into water containing the dipper
and then every 5 minutes for 15 minutes. Body heat observed by using a thermometer. The
influence of movement causes body temperature chicken (Gallus gallus domesticus) increased

from the past and the influence of soaking causes the body temperature of the chicken (Gallus
gallus domesticus) decreased from the previous one. Factors that affect the body's temperature has
chickens, age, gender, and weight.
Keywords : homeostasis, homoiotermic, body temperature

PENDAHULUAN

aliran

panas,

sedangkan

mekanisme

pengaturan secara kimiawi adalah dengan
Setiap makhluk hidup memiliki

melakukan


pengaturan

pada

laju

suatu zona fisiologis yang disebut zona

metabolisme tubuh hewan (Graha, 2010 :

homeostasis. Apabila terjadi cekaman maka

124).

zona ini akan terganggudan tubuh berusaha

Faktor luar yang paling dominan

mengembalikan ke kondisi sebelum terjadi


dalam memepengaruhi suhu tubuh adalah

cekaman. Unggas yang menderita cekaman

kelembaban, sinar, dan suhu udara. Oleh

akan

karena itu, dalam homeostasis ketiga faktor

memperlihatkan

ciri-ciri

gelisah,

banyak minum, nafsu makan menurun, dan

tersebut


mengapak-ngepakkan sayap (Tamzil, 2014 :

kemudian disampaikan ke sistem saraf pusat.

57).

Respon
Mekanisme pengendalian kondisi

homeostasis

pada

yang

diberikan

reseptor
oleh


kulit
hewan

tergantung dari perintah sistem saraf pusat,

berlangsung

perintah sistem saraf pusat bergantung dari

melalui sistem umpan balik. Sistem umpan

impuls yang disampaikan oleh reseptor dari

balik yang berfungsi dalam pengendalian

kulit. Sistem saraf pusat akan memerintahlan

kondisi homeostasis pada tubuh hewan

kelenjar endokrin dan sistem muskuler untuk


adalah umpan balik negatif. Sistem umpan

melakukan

balik

sebagai

yang dilakukan dapat berupa perubahan

perubahan suhu tubuh dimana tanggapannya

postur tubuh, aktivitas gerak, mencari

cenderung

peneduh, feed intake, dan water intake

negatif


hewan

mempengaruhi

didefinisikan

mengembalikan

perubahan

tersebut ke keadaan semula (Isnaeni, 2006 :

termoregulasi.

(Sulistyoningsih, 2012 : 73-74).

33-34).

Ayam

Suhu

hewan

homoioterm, yaitu hewan yang mempunyai

hewan dipengaruhi oleh lingkungannya.

temperatur tubuh konstan meskipun hidup

Suhu tubuh yang konstan (tidak banyak

pada temperatur lebih rendah atau lebih

berubah) sangat dibutuhkan oleh hewan

tinggi

karena suhu dapat memengaruhi konformasi


Temperatur unggas berkisar 39oC-41oC.

protein

Apabila

Oleh karena itu, temperatur tubuh ayam

aktivitas enzim terganggu, reaksi dalam sel

digunakan sebagai dasar untk membuat

juga terganggu. Peningkatan suhu tubuh

mesin tetas (Yuwanta, 2004 : 79).

aktivitas

pada


termasuk

kebanyakan

dan

tubuh

Termoregulasi

enzim.

dari

pada

temperatur tubuhnya.

hewan dapat meningkatkan laju reaksi dalam
sel (Isnaeni, 2006 : 208).

METODE PENELITIAN

Mekanisme pengaturan suhu tubuh
dapat dibedakan menjadi proses fisik dan

Penelitian dilaksanakan pada hari

proses kimia. Pada pengaturan fisik adalah

Kamis, 20 Oktober 2016 di Laboratorium

dengan melakukan pengaturan tahanan pada

Program Studi Biologi Universitas Jember

HASIL PENELITIAN

dan lapangan FKIP Universitas Jember.
Alat

yang

digunakan

dalam

penelitian ini antaralain termometer, timba,

Data hasil penelitian adalah sebagai
berikut :

tali rafia, dan timbangan. Bahan-bahan yang
dipersiapkan yakni ayam dengan berbagai

Tabel 1. Data Pengaruh Gerakan

usia, mulai dari ayam anak-anak, ayam
remaja jantan, ayam remaja betina, ayam
pemuda, ayam pemudi, ayam jago, dan

Jenis
Ayam

Penelitian

dilakukan

dengan

menimbang semua ayam dan mengamati
suhu sebagai suhu awal. Pengamatan suhu
dilakukan dengan memasukkan termometer

anak

a

pada masing-masing lubang kloaka ayam
selama 5 menit. Kemudian semua ayam dari

a

berbagai usia diarahkan menuju lapangan
dengan mengikat salah satu kakinya dan

Betina
Pemud

membiarkan

a

ayam

bergerak

sebebas-

bebasnya, dengan mencatat suhu tubuhnya
menit

sebanyak

3

kali

pengulangan.
Setelah beraktivitas dan suhunya
meningkat, semua ayam dibiarkan hingga

Jantan
Pemud
i betina
Dewas
a

suhunya kembali pada suhu normal. Setelah

Jantan
Dewas

itu menyiapkan timba yang berisi air sesuai

a

dengan ukuran masing-masing ayam dan

betina

memasukkan ayam ke dalamnya. Mencatat
suhunya dengan memasukkan termometer ke

Jenis

3 kali pengulangan.

Ayam

Mencatat data dalam sebuah tabel
yang terdiri dari nomor, jenis ayam, jenis
berat

Awal

n (gr)

(oC)

125

40,4

100

40

220,2

41,5

1000

38,8

1500

36

2500

39

1900

41,3

Waktu (menit)
5

10

15

42

43

43

41,

41,

41,

5

5

6

42

42

42

42

38,

40,

4

4

41,

41,

42,

8

9

5

41,

41,

5

4

badan,

suhu

awal,

41,
8
41,
9
36

42

Tabel 2. Data Pengaruh Perendaman

dalam kloaka ayam setiap 5 menit sebanyak

kelamin,

Bada

Betina
Remaj
Jantan
Remaj

5

Suhu

Anak-

ayam betina dewasa.

selama

Berat

Berat

Suhu

Bada

Awal

n (gr)

(oC)

125

40,4

100

40

Anakanak

pengulangan 1 (5 menit awal), pengulangan

betina
Remaj

2 (menit ke 10), dan pengulangan 3 (menit

a

ke 15).

Jantan

Waktu (menit)
5
41,
7

10

41

39,

38,

4

7

15
40,
5

37

Remaj
a

220,2

41,5

Betina
Pemud
a

1000

Jantan
Pemud

38,8

1500

i betina
Dewas
a

36

2500

41

37,

35,

5

3

40,

35,

2

2

39

41

Jantan
Dewas
a

1900

40

41,3

37

betina

42

39,
7

diperoleh meningkat dari 39 oC menjadi 41,8
o

C, 41,9 oC dan 42,5 oC. Pada ayam dewasa

betina suhu yang diperoleh tidak stabil, dari
suhu awal 41,3 oC naik menjadi 41,5 oC dan

35

turun 41,4 oC dan naik kembali 42 oC.
Hasil yang diperoleh pada pengaruh

35
42,
5

34,

34,

5

5

perendaman

ayam

anak-anak

betina

menurun dari 41,7 oC, 41 oC, dan 40,5 oC.
Pada remaja jantan suhu menurun dari 39,4
o

C, 38,7 oC,, dan 37 oC. Pada remaja betina

suhu yang diperoleh menurun dari 41 oC, 40
o

C, dan 39,7 oC. Pada pemuda jantan suhu

yang diperoleh menurun dari 37,5 oC, 35,3
o

Hasil

pengamatan

menunjukkan

bahwa suhu yang diperoleh tidaklah konstan.
Pada pengaruh gerakan, seharusnya suhu
semakin

meningkat

sedangkan

pengaruh

perendaman

suhu

pada

seharusnya

menurun.

tubuhnya tidaklah konstan dari 40,2 oC turun
menjadi 35,2 oC naik kembali menjadi 35 oC.
Pada ayam dewsa jantan suhu tubuhnya
meningkat dari 41 oC, 42 oC, dan 42,5 oC.
Dan

pada

ayam

dewssa

betina

o

o

suhu

tubuhnya menurun dari 37 C, 34,5 C, dan
34 oC.

PEMBAHASAN

Menurut

Hasil yang diperoleh pada pengaruh
gerakan ayam anak-anak betina meningkat,
dari suhu awal 40,4oC menjadi 42 oC, 43 oC,
dan konstan 43oC. Pada ayam remaja jantan,
suhu yang diperoleh juga meningkat dari 40
o

C menjadi 41,5 oC, konstan 41,5 oC, dan

41,6 oC. Pada ayam remaja betina, suhu yang
diperoleh meningkat dari 41,5 oC menjadi
41,8 oC, 42 oC, dan konstan 42oC. Ayam
pemuda

C, dan 35 oC. Pada pemuda betina suhu

jantan

suhu

tubuhnya

juga

meningkat dari 38,8 oC menjadi 41,9 oC, 42
o

C, dan konstan di 42oC. Pada ayam pemudi

betina suhu tubuhnya awalnya tetap 36 oC
kemudian meningkat 38,4 oC dan 40,4 oC.
Pada ayam dewasa jantan suhu tubuh yang

mekanisme

Sherwood

pengaturan

suhu

(2009),
tubuh

merupakan penggabungan fungsi dari organorgan tubuh yang saling berhubungan. Di
dalam pengaturan suhu tubuh, terdapat dua
jenis sensor pengatur suhu, yaitu sensor
panas dan sensor dingin yang berbeda
tempat pada jaringan sekeliling (penerima di
luar) dan jaringan inti (penerima di dalam)
dari tubuh. Dari kedua jenis sensor ini,
isyarat yang diterima langsung dikirimkan
ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim
ke saraf motorik yang mengatur pengeluaran
panas dan produksi panas untuk dilanjutkan
ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh.
Setelah itu terjadi umpan balik, di mana

isyarat diterima kembali oleh sensor panas

aktivitas pejantan lebih aktif dan lebih

dan sensor dingin melalui peredaran darah.

banyak, maka banyak yang mengatakan

Dengan demikian maka panas di dalam

bahwa suhu tubuh jantan lebih tinggi dari

tubuh hewan akan meningkat.

pada suhu tubuh betina. Faktor berat badan

Secara

umum

dapat

diketahui

tidak mempengaruhi suhu tubuh ayam, yang

bahawa gerakan ayam berupa lari maupun

berpengaruh

terbang menyebabkan suhu tubuhnya lebih

dilakukan.

adalah

aktivitas

yang

tinggi dari suhu awal. Dalam perlakuan

Untuk faktor usia, pada ayam

perendaman di dalam air menyebabkan suhu

dengan usia dewasa dapat dilihat bahwa

di dalam ayam lebih rendah dari pada suhu

perubahan suhu yang terjadi setelah lari dan

awal.

beterbangan lebih tinggi daripada ayam yang
Ada 2 data yang hasil pengamatan

yang tidak sesuai dengan teori, yakni

usia muda. Hal ini disebabkan aktivitas oleh
ayam dewasa lebih aktif.

perlakuan gerakan ayam betina dewasa dan
perlakuan perendaman ayam jantan dewasa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesalahan yang terjadi pada perlakuan
gerakan ayam betina dewasa, yakni tidak

Perlakuan gerakan menyebabkan

sebebas-bebasnya bergerak, lebih banyak

peningkatan suhu tubuh ayam sedangkan

diamnya. Sehingga suhu yang diperoleh

perlakuan

tidak menunnjukkan kenaikan. Kesalahan

penurunan suhu tubuh ayam. Suhu ayam

yang terjadi pada perlakuan perendaman

juga dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin

ayam betina dewasa yakni timba yang

dewasa usia ayam maka aktivitas yang

digunakan terlalu kecil sehingga badan ayam

dilakukan juga semakin besar sehingga suhu

tidak terendam secara keseluruhan, sehingga

tubuhnya

suhu ayam menjadi meningkat bukannya

berpengaruh adalah faktor jenis kelamin dan

menurun.

berat badan. Tidak selalu hewan jantan yang

Faktor lain yang mempengaruhi
suhu tubuh hewan juga dapat disebabkan
karena faktor jenis kelamin, berat badan dan

perendaman

meningkat.

Sebaiknya
timba

jenis

disesuaikan

dengan

dan

usia

tidak

aktivitas yang dilakukan.
perendaman,

badan,

Yang

memiliki suhu lebih tinggi tergantung pada

faktor usia. Namun dalam hal ini, faktor
kelamin, berat

mengakibatkan

ketika
yang
ukuran

dilakukan
digunakan
ayam

dan

berkaitan dengan bentuk aktivitas yang

banyaknya air juga disesuaikan hingga ayam

dilakukan, sehingga tidak dapat ditarik

terendam seutuuhnya namun kepala tetap

kesimpulan bahwa suhu tubuh ayam yang

diatas permukaan air.

berjenis kelamin jantan harus harus lebih
tinggi dari pada suhu tubuh ayam yang
betina.

Tetapi

karena

pada

umumnya

DAFTAR PUSTAKA

Graha, Ali Satia. 2010. Adaptasi Suhu Tubuh
Terhadap Latihan dan Efek Cedera di Cuaca
Panas dan Dingin. Jurnal Olahraga
Prestasi 6(2) : 123-134.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Hewan.

Sherwood L .2009. Fisiologi Manusia edisi ke 6.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Sulistyoningsih,
Mei.
2012.
Penngaruh
Temperatur Lingkungan terhadap Ayam
Boiler. Jurnal Makalah Ilmiah Lontar
17(1) : 0853-0041.

Tamzil, Mohammad Hasil. 2014. Stress Panas
Unggas : Metabolisme, Akibat dan Upaya
penanggulangannya. Jurnal Wartazoa 24(2)
: 57-66.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Yogyakarta : Penerbit Kanisisus.

.

.