Suhu Tubuh Hewan (1) . docx
FLUKTUASI SUHU TUBUH AYAM (Gallus gallus
domesticus) AKIBAT ADANYA FAKTOR INTERNAL
DAN FAKTOR EKSTERNAL
(THE CHICKENS (Gallus gallus domesticus) BODY
TEMPERATURE FLUCTUATIONS CAUSES OF
INTERNAL FACTORS AND EXTERNAL FACTORS)
Niken Istighfarin Purwari
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
[email protected]
Abstrak
Setiap hewan (termasuk ayam) akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
lingkungannya untuk mencapai homeostasis. Salah satu bentuk dari homeostasis yang dilakukan
yakni pengaturan suhu tubuh. Kondisi homeostasis suhu tubuh dapat tercapai karena adanya
keseimbangan antara panas yang dihasilkan serta diterima oleh tubuh dan panas yang hilang dari
tubuh masuk ke lingkungan. Ayam (Gallus gallus domesticus) bersifat homoiotermik, artinya suhu
tubuhnya relatif konstan pada kisaran 40-41oC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh beberapa faktor terhadap suhu tubuh ayam (Gallus gallus domesticus). Ayam yang
digunakan adalah ayam jantan dan ayam betina dengan berbagai variasi umur. Perlakuan yang
diberikan pada penelitian ini yakni perlakuan gerakan dan perendaman. Ayam (Gallus gallus
domesticus) dilepas dan diterbangkan agar dapat bergerak sebebas-bebasnya selama 5 menit dalam
waktu 15 menit. Perlakuan perendaman dilakuakan dengan memasukkan ayam (Gallus gallus
domesticus) ke dalam timba yang berisi air kemudian setiap 5 menit selama 15 menit. Suhu
tubuhnya diamati dengan menggunakan termometer. Pengaruh gerakan menyebabkan suhu tubuh
ayam (Gallus gallus domesticus) meningkat dari sebelumnya dan pengaruh perendaman
menyebabkan suhu tubuh ayam (Gallus gallus domesticus) menurun dari sebelumnya. Faktorfaktor yang mempengaruhi suhu tubuh ayam, antaralain umur, jenis kelamin, dan berat badan.
Kata Kunci : homeostasis, homoiotermik, suhu tubuh
Abstract
Any animals (including chickens) will react to the changes that occur in their environment to
achieve homeostasis. One form of homeostasis is body temperature settings. Body temperature
homeostasis condition can be achieved due to the balance between heat produced and received by
the body and the heat lost from the body goes into the environment. Chicken (Gallus gallus
domesticus) are homoiotermik, meaning that body temperature is relatively constant in the range
of 40oC to 41oC. This research aims to know the influence of several factors against body
temperature chicken (Gallus gallus domesticus). The chicken is a rooster and a hen with a variety
of age. Treatment that is given in this research is movement and soaking. Chicken (Gallus gallus
domesticus) removed and flown in to be able to move as freely as-free for 5 minutes in 15 minutes.
Soaking treatment by entering chicken (Gallus gallus domesticus) into water containing the dipper
and then every 5 minutes for 15 minutes. Body heat observed by using a thermometer. The
influence of movement causes body temperature chicken (Gallus gallus domesticus) increased
from the past and the influence of soaking causes the body temperature of the chicken (Gallus
gallus domesticus) decreased from the previous one. Factors that affect the body's temperature has
chickens, age, gender, and weight.
Keywords : homeostasis, homoiotermic, body temperature
PENDAHULUAN
aliran
panas,
sedangkan
mekanisme
pengaturan secara kimiawi adalah dengan
Setiap makhluk hidup memiliki
melakukan
pengaturan
pada
laju
suatu zona fisiologis yang disebut zona
metabolisme tubuh hewan (Graha, 2010 :
homeostasis. Apabila terjadi cekaman maka
124).
zona ini akan terganggudan tubuh berusaha
Faktor luar yang paling dominan
mengembalikan ke kondisi sebelum terjadi
dalam memepengaruhi suhu tubuh adalah
cekaman. Unggas yang menderita cekaman
kelembaban, sinar, dan suhu udara. Oleh
akan
karena itu, dalam homeostasis ketiga faktor
memperlihatkan
ciri-ciri
gelisah,
banyak minum, nafsu makan menurun, dan
tersebut
mengapak-ngepakkan sayap (Tamzil, 2014 :
kemudian disampaikan ke sistem saraf pusat.
57).
Respon
Mekanisme pengendalian kondisi
homeostasis
pada
yang
diberikan
reseptor
oleh
kulit
hewan
tergantung dari perintah sistem saraf pusat,
berlangsung
perintah sistem saraf pusat bergantung dari
melalui sistem umpan balik. Sistem umpan
impuls yang disampaikan oleh reseptor dari
balik yang berfungsi dalam pengendalian
kulit. Sistem saraf pusat akan memerintahlan
kondisi homeostasis pada tubuh hewan
kelenjar endokrin dan sistem muskuler untuk
adalah umpan balik negatif. Sistem umpan
melakukan
balik
sebagai
yang dilakukan dapat berupa perubahan
perubahan suhu tubuh dimana tanggapannya
postur tubuh, aktivitas gerak, mencari
cenderung
peneduh, feed intake, dan water intake
negatif
hewan
mempengaruhi
didefinisikan
mengembalikan
perubahan
tersebut ke keadaan semula (Isnaeni, 2006 :
termoregulasi.
(Sulistyoningsih, 2012 : 73-74).
33-34).
Ayam
Suhu
hewan
homoioterm, yaitu hewan yang mempunyai
hewan dipengaruhi oleh lingkungannya.
temperatur tubuh konstan meskipun hidup
Suhu tubuh yang konstan (tidak banyak
pada temperatur lebih rendah atau lebih
berubah) sangat dibutuhkan oleh hewan
tinggi
karena suhu dapat memengaruhi konformasi
Temperatur unggas berkisar 39oC-41oC.
protein
Apabila
Oleh karena itu, temperatur tubuh ayam
aktivitas enzim terganggu, reaksi dalam sel
digunakan sebagai dasar untk membuat
juga terganggu. Peningkatan suhu tubuh
mesin tetas (Yuwanta, 2004 : 79).
aktivitas
pada
termasuk
kebanyakan
dan
tubuh
Termoregulasi
enzim.
dari
pada
temperatur tubuhnya.
hewan dapat meningkatkan laju reaksi dalam
sel (Isnaeni, 2006 : 208).
METODE PENELITIAN
Mekanisme pengaturan suhu tubuh
dapat dibedakan menjadi proses fisik dan
Penelitian dilaksanakan pada hari
proses kimia. Pada pengaturan fisik adalah
Kamis, 20 Oktober 2016 di Laboratorium
dengan melakukan pengaturan tahanan pada
Program Studi Biologi Universitas Jember
HASIL PENELITIAN
dan lapangan FKIP Universitas Jember.
Alat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini antaralain termometer, timba,
Data hasil penelitian adalah sebagai
berikut :
tali rafia, dan timbangan. Bahan-bahan yang
dipersiapkan yakni ayam dengan berbagai
Tabel 1. Data Pengaruh Gerakan
usia, mulai dari ayam anak-anak, ayam
remaja jantan, ayam remaja betina, ayam
pemuda, ayam pemudi, ayam jago, dan
Jenis
Ayam
Penelitian
dilakukan
dengan
menimbang semua ayam dan mengamati
suhu sebagai suhu awal. Pengamatan suhu
dilakukan dengan memasukkan termometer
anak
a
pada masing-masing lubang kloaka ayam
selama 5 menit. Kemudian semua ayam dari
a
berbagai usia diarahkan menuju lapangan
dengan mengikat salah satu kakinya dan
Betina
Pemud
membiarkan
a
ayam
bergerak
sebebas-
bebasnya, dengan mencatat suhu tubuhnya
menit
sebanyak
3
kali
pengulangan.
Setelah beraktivitas dan suhunya
meningkat, semua ayam dibiarkan hingga
Jantan
Pemud
i betina
Dewas
a
suhunya kembali pada suhu normal. Setelah
Jantan
Dewas
itu menyiapkan timba yang berisi air sesuai
a
dengan ukuran masing-masing ayam dan
betina
memasukkan ayam ke dalamnya. Mencatat
suhunya dengan memasukkan termometer ke
Jenis
3 kali pengulangan.
Ayam
Mencatat data dalam sebuah tabel
yang terdiri dari nomor, jenis ayam, jenis
berat
Awal
n (gr)
(oC)
125
40,4
100
40
220,2
41,5
1000
38,8
1500
36
2500
39
1900
41,3
Waktu (menit)
5
10
15
42
43
43
41,
41,
41,
5
5
6
42
42
42
42
38,
40,
4
4
41,
41,
42,
8
9
5
41,
41,
5
4
badan,
suhu
awal,
41,
8
41,
9
36
42
Tabel 2. Data Pengaruh Perendaman
dalam kloaka ayam setiap 5 menit sebanyak
kelamin,
Bada
Betina
Remaj
Jantan
Remaj
5
Suhu
Anak-
ayam betina dewasa.
selama
Berat
Berat
Suhu
Bada
Awal
n (gr)
(oC)
125
40,4
100
40
Anakanak
pengulangan 1 (5 menit awal), pengulangan
betina
Remaj
2 (menit ke 10), dan pengulangan 3 (menit
a
ke 15).
Jantan
Waktu (menit)
5
41,
7
10
41
39,
38,
4
7
15
40,
5
37
Remaj
a
220,2
41,5
Betina
Pemud
a
1000
Jantan
Pemud
38,8
1500
i betina
Dewas
a
36
2500
41
37,
35,
5
3
40,
35,
2
2
39
41
Jantan
Dewas
a
1900
40
41,3
37
betina
42
39,
7
diperoleh meningkat dari 39 oC menjadi 41,8
o
C, 41,9 oC dan 42,5 oC. Pada ayam dewasa
betina suhu yang diperoleh tidak stabil, dari
suhu awal 41,3 oC naik menjadi 41,5 oC dan
35
turun 41,4 oC dan naik kembali 42 oC.
Hasil yang diperoleh pada pengaruh
35
42,
5
34,
34,
5
5
perendaman
ayam
anak-anak
betina
menurun dari 41,7 oC, 41 oC, dan 40,5 oC.
Pada remaja jantan suhu menurun dari 39,4
o
C, 38,7 oC,, dan 37 oC. Pada remaja betina
suhu yang diperoleh menurun dari 41 oC, 40
o
C, dan 39,7 oC. Pada pemuda jantan suhu
yang diperoleh menurun dari 37,5 oC, 35,3
o
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa suhu yang diperoleh tidaklah konstan.
Pada pengaruh gerakan, seharusnya suhu
semakin
meningkat
sedangkan
pengaruh
perendaman
suhu
pada
seharusnya
menurun.
tubuhnya tidaklah konstan dari 40,2 oC turun
menjadi 35,2 oC naik kembali menjadi 35 oC.
Pada ayam dewsa jantan suhu tubuhnya
meningkat dari 41 oC, 42 oC, dan 42,5 oC.
Dan
pada
ayam
dewssa
betina
o
o
suhu
tubuhnya menurun dari 37 C, 34,5 C, dan
34 oC.
PEMBAHASAN
Menurut
Hasil yang diperoleh pada pengaruh
gerakan ayam anak-anak betina meningkat,
dari suhu awal 40,4oC menjadi 42 oC, 43 oC,
dan konstan 43oC. Pada ayam remaja jantan,
suhu yang diperoleh juga meningkat dari 40
o
C menjadi 41,5 oC, konstan 41,5 oC, dan
41,6 oC. Pada ayam remaja betina, suhu yang
diperoleh meningkat dari 41,5 oC menjadi
41,8 oC, 42 oC, dan konstan 42oC. Ayam
pemuda
C, dan 35 oC. Pada pemuda betina suhu
jantan
suhu
tubuhnya
juga
meningkat dari 38,8 oC menjadi 41,9 oC, 42
o
C, dan konstan di 42oC. Pada ayam pemudi
betina suhu tubuhnya awalnya tetap 36 oC
kemudian meningkat 38,4 oC dan 40,4 oC.
Pada ayam dewasa jantan suhu tubuh yang
mekanisme
Sherwood
pengaturan
suhu
(2009),
tubuh
merupakan penggabungan fungsi dari organorgan tubuh yang saling berhubungan. Di
dalam pengaturan suhu tubuh, terdapat dua
jenis sensor pengatur suhu, yaitu sensor
panas dan sensor dingin yang berbeda
tempat pada jaringan sekeliling (penerima di
luar) dan jaringan inti (penerima di dalam)
dari tubuh. Dari kedua jenis sensor ini,
isyarat yang diterima langsung dikirimkan
ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim
ke saraf motorik yang mengatur pengeluaran
panas dan produksi panas untuk dilanjutkan
ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh.
Setelah itu terjadi umpan balik, di mana
isyarat diterima kembali oleh sensor panas
aktivitas pejantan lebih aktif dan lebih
dan sensor dingin melalui peredaran darah.
banyak, maka banyak yang mengatakan
Dengan demikian maka panas di dalam
bahwa suhu tubuh jantan lebih tinggi dari
tubuh hewan akan meningkat.
pada suhu tubuh betina. Faktor berat badan
Secara
umum
dapat
diketahui
tidak mempengaruhi suhu tubuh ayam, yang
bahawa gerakan ayam berupa lari maupun
berpengaruh
terbang menyebabkan suhu tubuhnya lebih
dilakukan.
adalah
aktivitas
yang
tinggi dari suhu awal. Dalam perlakuan
Untuk faktor usia, pada ayam
perendaman di dalam air menyebabkan suhu
dengan usia dewasa dapat dilihat bahwa
di dalam ayam lebih rendah dari pada suhu
perubahan suhu yang terjadi setelah lari dan
awal.
beterbangan lebih tinggi daripada ayam yang
Ada 2 data yang hasil pengamatan
yang tidak sesuai dengan teori, yakni
usia muda. Hal ini disebabkan aktivitas oleh
ayam dewasa lebih aktif.
perlakuan gerakan ayam betina dewasa dan
perlakuan perendaman ayam jantan dewasa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesalahan yang terjadi pada perlakuan
gerakan ayam betina dewasa, yakni tidak
Perlakuan gerakan menyebabkan
sebebas-bebasnya bergerak, lebih banyak
peningkatan suhu tubuh ayam sedangkan
diamnya. Sehingga suhu yang diperoleh
perlakuan
tidak menunnjukkan kenaikan. Kesalahan
penurunan suhu tubuh ayam. Suhu ayam
yang terjadi pada perlakuan perendaman
juga dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin
ayam betina dewasa yakni timba yang
dewasa usia ayam maka aktivitas yang
digunakan terlalu kecil sehingga badan ayam
dilakukan juga semakin besar sehingga suhu
tidak terendam secara keseluruhan, sehingga
tubuhnya
suhu ayam menjadi meningkat bukannya
berpengaruh adalah faktor jenis kelamin dan
menurun.
berat badan. Tidak selalu hewan jantan yang
Faktor lain yang mempengaruhi
suhu tubuh hewan juga dapat disebabkan
karena faktor jenis kelamin, berat badan dan
perendaman
meningkat.
Sebaiknya
timba
jenis
disesuaikan
dengan
dan
usia
tidak
aktivitas yang dilakukan.
perendaman,
badan,
Yang
memiliki suhu lebih tinggi tergantung pada
faktor usia. Namun dalam hal ini, faktor
kelamin, berat
mengakibatkan
ketika
yang
ukuran
dilakukan
digunakan
ayam
dan
berkaitan dengan bentuk aktivitas yang
banyaknya air juga disesuaikan hingga ayam
dilakukan, sehingga tidak dapat ditarik
terendam seutuuhnya namun kepala tetap
kesimpulan bahwa suhu tubuh ayam yang
diatas permukaan air.
berjenis kelamin jantan harus harus lebih
tinggi dari pada suhu tubuh ayam yang
betina.
Tetapi
karena
pada
umumnya
DAFTAR PUSTAKA
Graha, Ali Satia. 2010. Adaptasi Suhu Tubuh
Terhadap Latihan dan Efek Cedera di Cuaca
Panas dan Dingin. Jurnal Olahraga
Prestasi 6(2) : 123-134.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hewan.
Sherwood L .2009. Fisiologi Manusia edisi ke 6.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Sulistyoningsih,
Mei.
2012.
Penngaruh
Temperatur Lingkungan terhadap Ayam
Boiler. Jurnal Makalah Ilmiah Lontar
17(1) : 0853-0041.
Tamzil, Mohammad Hasil. 2014. Stress Panas
Unggas : Metabolisme, Akibat dan Upaya
penanggulangannya. Jurnal Wartazoa 24(2)
: 57-66.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Yogyakarta : Penerbit Kanisisus.
.
.
domesticus) AKIBAT ADANYA FAKTOR INTERNAL
DAN FAKTOR EKSTERNAL
(THE CHICKENS (Gallus gallus domesticus) BODY
TEMPERATURE FLUCTUATIONS CAUSES OF
INTERNAL FACTORS AND EXTERNAL FACTORS)
Niken Istighfarin Purwari
Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
[email protected]
Abstrak
Setiap hewan (termasuk ayam) akan bereaksi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam
lingkungannya untuk mencapai homeostasis. Salah satu bentuk dari homeostasis yang dilakukan
yakni pengaturan suhu tubuh. Kondisi homeostasis suhu tubuh dapat tercapai karena adanya
keseimbangan antara panas yang dihasilkan serta diterima oleh tubuh dan panas yang hilang dari
tubuh masuk ke lingkungan. Ayam (Gallus gallus domesticus) bersifat homoiotermik, artinya suhu
tubuhnya relatif konstan pada kisaran 40-41oC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh beberapa faktor terhadap suhu tubuh ayam (Gallus gallus domesticus). Ayam yang
digunakan adalah ayam jantan dan ayam betina dengan berbagai variasi umur. Perlakuan yang
diberikan pada penelitian ini yakni perlakuan gerakan dan perendaman. Ayam (Gallus gallus
domesticus) dilepas dan diterbangkan agar dapat bergerak sebebas-bebasnya selama 5 menit dalam
waktu 15 menit. Perlakuan perendaman dilakuakan dengan memasukkan ayam (Gallus gallus
domesticus) ke dalam timba yang berisi air kemudian setiap 5 menit selama 15 menit. Suhu
tubuhnya diamati dengan menggunakan termometer. Pengaruh gerakan menyebabkan suhu tubuh
ayam (Gallus gallus domesticus) meningkat dari sebelumnya dan pengaruh perendaman
menyebabkan suhu tubuh ayam (Gallus gallus domesticus) menurun dari sebelumnya. Faktorfaktor yang mempengaruhi suhu tubuh ayam, antaralain umur, jenis kelamin, dan berat badan.
Kata Kunci : homeostasis, homoiotermik, suhu tubuh
Abstract
Any animals (including chickens) will react to the changes that occur in their environment to
achieve homeostasis. One form of homeostasis is body temperature settings. Body temperature
homeostasis condition can be achieved due to the balance between heat produced and received by
the body and the heat lost from the body goes into the environment. Chicken (Gallus gallus
domesticus) are homoiotermik, meaning that body temperature is relatively constant in the range
of 40oC to 41oC. This research aims to know the influence of several factors against body
temperature chicken (Gallus gallus domesticus). The chicken is a rooster and a hen with a variety
of age. Treatment that is given in this research is movement and soaking. Chicken (Gallus gallus
domesticus) removed and flown in to be able to move as freely as-free for 5 minutes in 15 minutes.
Soaking treatment by entering chicken (Gallus gallus domesticus) into water containing the dipper
and then every 5 minutes for 15 minutes. Body heat observed by using a thermometer. The
influence of movement causes body temperature chicken (Gallus gallus domesticus) increased
from the past and the influence of soaking causes the body temperature of the chicken (Gallus
gallus domesticus) decreased from the previous one. Factors that affect the body's temperature has
chickens, age, gender, and weight.
Keywords : homeostasis, homoiotermic, body temperature
PENDAHULUAN
aliran
panas,
sedangkan
mekanisme
pengaturan secara kimiawi adalah dengan
Setiap makhluk hidup memiliki
melakukan
pengaturan
pada
laju
suatu zona fisiologis yang disebut zona
metabolisme tubuh hewan (Graha, 2010 :
homeostasis. Apabila terjadi cekaman maka
124).
zona ini akan terganggudan tubuh berusaha
Faktor luar yang paling dominan
mengembalikan ke kondisi sebelum terjadi
dalam memepengaruhi suhu tubuh adalah
cekaman. Unggas yang menderita cekaman
kelembaban, sinar, dan suhu udara. Oleh
akan
karena itu, dalam homeostasis ketiga faktor
memperlihatkan
ciri-ciri
gelisah,
banyak minum, nafsu makan menurun, dan
tersebut
mengapak-ngepakkan sayap (Tamzil, 2014 :
kemudian disampaikan ke sistem saraf pusat.
57).
Respon
Mekanisme pengendalian kondisi
homeostasis
pada
yang
diberikan
reseptor
oleh
kulit
hewan
tergantung dari perintah sistem saraf pusat,
berlangsung
perintah sistem saraf pusat bergantung dari
melalui sistem umpan balik. Sistem umpan
impuls yang disampaikan oleh reseptor dari
balik yang berfungsi dalam pengendalian
kulit. Sistem saraf pusat akan memerintahlan
kondisi homeostasis pada tubuh hewan
kelenjar endokrin dan sistem muskuler untuk
adalah umpan balik negatif. Sistem umpan
melakukan
balik
sebagai
yang dilakukan dapat berupa perubahan
perubahan suhu tubuh dimana tanggapannya
postur tubuh, aktivitas gerak, mencari
cenderung
peneduh, feed intake, dan water intake
negatif
hewan
mempengaruhi
didefinisikan
mengembalikan
perubahan
tersebut ke keadaan semula (Isnaeni, 2006 :
termoregulasi.
(Sulistyoningsih, 2012 : 73-74).
33-34).
Ayam
Suhu
hewan
homoioterm, yaitu hewan yang mempunyai
hewan dipengaruhi oleh lingkungannya.
temperatur tubuh konstan meskipun hidup
Suhu tubuh yang konstan (tidak banyak
pada temperatur lebih rendah atau lebih
berubah) sangat dibutuhkan oleh hewan
tinggi
karena suhu dapat memengaruhi konformasi
Temperatur unggas berkisar 39oC-41oC.
protein
Apabila
Oleh karena itu, temperatur tubuh ayam
aktivitas enzim terganggu, reaksi dalam sel
digunakan sebagai dasar untk membuat
juga terganggu. Peningkatan suhu tubuh
mesin tetas (Yuwanta, 2004 : 79).
aktivitas
pada
termasuk
kebanyakan
dan
tubuh
Termoregulasi
enzim.
dari
pada
temperatur tubuhnya.
hewan dapat meningkatkan laju reaksi dalam
sel (Isnaeni, 2006 : 208).
METODE PENELITIAN
Mekanisme pengaturan suhu tubuh
dapat dibedakan menjadi proses fisik dan
Penelitian dilaksanakan pada hari
proses kimia. Pada pengaturan fisik adalah
Kamis, 20 Oktober 2016 di Laboratorium
dengan melakukan pengaturan tahanan pada
Program Studi Biologi Universitas Jember
HASIL PENELITIAN
dan lapangan FKIP Universitas Jember.
Alat
yang
digunakan
dalam
penelitian ini antaralain termometer, timba,
Data hasil penelitian adalah sebagai
berikut :
tali rafia, dan timbangan. Bahan-bahan yang
dipersiapkan yakni ayam dengan berbagai
Tabel 1. Data Pengaruh Gerakan
usia, mulai dari ayam anak-anak, ayam
remaja jantan, ayam remaja betina, ayam
pemuda, ayam pemudi, ayam jago, dan
Jenis
Ayam
Penelitian
dilakukan
dengan
menimbang semua ayam dan mengamati
suhu sebagai suhu awal. Pengamatan suhu
dilakukan dengan memasukkan termometer
anak
a
pada masing-masing lubang kloaka ayam
selama 5 menit. Kemudian semua ayam dari
a
berbagai usia diarahkan menuju lapangan
dengan mengikat salah satu kakinya dan
Betina
Pemud
membiarkan
a
ayam
bergerak
sebebas-
bebasnya, dengan mencatat suhu tubuhnya
menit
sebanyak
3
kali
pengulangan.
Setelah beraktivitas dan suhunya
meningkat, semua ayam dibiarkan hingga
Jantan
Pemud
i betina
Dewas
a
suhunya kembali pada suhu normal. Setelah
Jantan
Dewas
itu menyiapkan timba yang berisi air sesuai
a
dengan ukuran masing-masing ayam dan
betina
memasukkan ayam ke dalamnya. Mencatat
suhunya dengan memasukkan termometer ke
Jenis
3 kali pengulangan.
Ayam
Mencatat data dalam sebuah tabel
yang terdiri dari nomor, jenis ayam, jenis
berat
Awal
n (gr)
(oC)
125
40,4
100
40
220,2
41,5
1000
38,8
1500
36
2500
39
1900
41,3
Waktu (menit)
5
10
15
42
43
43
41,
41,
41,
5
5
6
42
42
42
42
38,
40,
4
4
41,
41,
42,
8
9
5
41,
41,
5
4
badan,
suhu
awal,
41,
8
41,
9
36
42
Tabel 2. Data Pengaruh Perendaman
dalam kloaka ayam setiap 5 menit sebanyak
kelamin,
Bada
Betina
Remaj
Jantan
Remaj
5
Suhu
Anak-
ayam betina dewasa.
selama
Berat
Berat
Suhu
Bada
Awal
n (gr)
(oC)
125
40,4
100
40
Anakanak
pengulangan 1 (5 menit awal), pengulangan
betina
Remaj
2 (menit ke 10), dan pengulangan 3 (menit
a
ke 15).
Jantan
Waktu (menit)
5
41,
7
10
41
39,
38,
4
7
15
40,
5
37
Remaj
a
220,2
41,5
Betina
Pemud
a
1000
Jantan
Pemud
38,8
1500
i betina
Dewas
a
36
2500
41
37,
35,
5
3
40,
35,
2
2
39
41
Jantan
Dewas
a
1900
40
41,3
37
betina
42
39,
7
diperoleh meningkat dari 39 oC menjadi 41,8
o
C, 41,9 oC dan 42,5 oC. Pada ayam dewasa
betina suhu yang diperoleh tidak stabil, dari
suhu awal 41,3 oC naik menjadi 41,5 oC dan
35
turun 41,4 oC dan naik kembali 42 oC.
Hasil yang diperoleh pada pengaruh
35
42,
5
34,
34,
5
5
perendaman
ayam
anak-anak
betina
menurun dari 41,7 oC, 41 oC, dan 40,5 oC.
Pada remaja jantan suhu menurun dari 39,4
o
C, 38,7 oC,, dan 37 oC. Pada remaja betina
suhu yang diperoleh menurun dari 41 oC, 40
o
C, dan 39,7 oC. Pada pemuda jantan suhu
yang diperoleh menurun dari 37,5 oC, 35,3
o
Hasil
pengamatan
menunjukkan
bahwa suhu yang diperoleh tidaklah konstan.
Pada pengaruh gerakan, seharusnya suhu
semakin
meningkat
sedangkan
pengaruh
perendaman
suhu
pada
seharusnya
menurun.
tubuhnya tidaklah konstan dari 40,2 oC turun
menjadi 35,2 oC naik kembali menjadi 35 oC.
Pada ayam dewsa jantan suhu tubuhnya
meningkat dari 41 oC, 42 oC, dan 42,5 oC.
Dan
pada
ayam
dewssa
betina
o
o
suhu
tubuhnya menurun dari 37 C, 34,5 C, dan
34 oC.
PEMBAHASAN
Menurut
Hasil yang diperoleh pada pengaruh
gerakan ayam anak-anak betina meningkat,
dari suhu awal 40,4oC menjadi 42 oC, 43 oC,
dan konstan 43oC. Pada ayam remaja jantan,
suhu yang diperoleh juga meningkat dari 40
o
C menjadi 41,5 oC, konstan 41,5 oC, dan
41,6 oC. Pada ayam remaja betina, suhu yang
diperoleh meningkat dari 41,5 oC menjadi
41,8 oC, 42 oC, dan konstan 42oC. Ayam
pemuda
C, dan 35 oC. Pada pemuda betina suhu
jantan
suhu
tubuhnya
juga
meningkat dari 38,8 oC menjadi 41,9 oC, 42
o
C, dan konstan di 42oC. Pada ayam pemudi
betina suhu tubuhnya awalnya tetap 36 oC
kemudian meningkat 38,4 oC dan 40,4 oC.
Pada ayam dewasa jantan suhu tubuh yang
mekanisme
Sherwood
pengaturan
suhu
(2009),
tubuh
merupakan penggabungan fungsi dari organorgan tubuh yang saling berhubungan. Di
dalam pengaturan suhu tubuh, terdapat dua
jenis sensor pengatur suhu, yaitu sensor
panas dan sensor dingin yang berbeda
tempat pada jaringan sekeliling (penerima di
luar) dan jaringan inti (penerima di dalam)
dari tubuh. Dari kedua jenis sensor ini,
isyarat yang diterima langsung dikirimkan
ke sistem saraf pusat dan kemudian dikirim
ke saraf motorik yang mengatur pengeluaran
panas dan produksi panas untuk dilanjutkan
ke jantung, paru-paru dan seluruh tubuh.
Setelah itu terjadi umpan balik, di mana
isyarat diterima kembali oleh sensor panas
aktivitas pejantan lebih aktif dan lebih
dan sensor dingin melalui peredaran darah.
banyak, maka banyak yang mengatakan
Dengan demikian maka panas di dalam
bahwa suhu tubuh jantan lebih tinggi dari
tubuh hewan akan meningkat.
pada suhu tubuh betina. Faktor berat badan
Secara
umum
dapat
diketahui
tidak mempengaruhi suhu tubuh ayam, yang
bahawa gerakan ayam berupa lari maupun
berpengaruh
terbang menyebabkan suhu tubuhnya lebih
dilakukan.
adalah
aktivitas
yang
tinggi dari suhu awal. Dalam perlakuan
Untuk faktor usia, pada ayam
perendaman di dalam air menyebabkan suhu
dengan usia dewasa dapat dilihat bahwa
di dalam ayam lebih rendah dari pada suhu
perubahan suhu yang terjadi setelah lari dan
awal.
beterbangan lebih tinggi daripada ayam yang
Ada 2 data yang hasil pengamatan
yang tidak sesuai dengan teori, yakni
usia muda. Hal ini disebabkan aktivitas oleh
ayam dewasa lebih aktif.
perlakuan gerakan ayam betina dewasa dan
perlakuan perendaman ayam jantan dewasa.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesalahan yang terjadi pada perlakuan
gerakan ayam betina dewasa, yakni tidak
Perlakuan gerakan menyebabkan
sebebas-bebasnya bergerak, lebih banyak
peningkatan suhu tubuh ayam sedangkan
diamnya. Sehingga suhu yang diperoleh
perlakuan
tidak menunnjukkan kenaikan. Kesalahan
penurunan suhu tubuh ayam. Suhu ayam
yang terjadi pada perlakuan perendaman
juga dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin
ayam betina dewasa yakni timba yang
dewasa usia ayam maka aktivitas yang
digunakan terlalu kecil sehingga badan ayam
dilakukan juga semakin besar sehingga suhu
tidak terendam secara keseluruhan, sehingga
tubuhnya
suhu ayam menjadi meningkat bukannya
berpengaruh adalah faktor jenis kelamin dan
menurun.
berat badan. Tidak selalu hewan jantan yang
Faktor lain yang mempengaruhi
suhu tubuh hewan juga dapat disebabkan
karena faktor jenis kelamin, berat badan dan
perendaman
meningkat.
Sebaiknya
timba
jenis
disesuaikan
dengan
dan
usia
tidak
aktivitas yang dilakukan.
perendaman,
badan,
Yang
memiliki suhu lebih tinggi tergantung pada
faktor usia. Namun dalam hal ini, faktor
kelamin, berat
mengakibatkan
ketika
yang
ukuran
dilakukan
digunakan
ayam
dan
berkaitan dengan bentuk aktivitas yang
banyaknya air juga disesuaikan hingga ayam
dilakukan, sehingga tidak dapat ditarik
terendam seutuuhnya namun kepala tetap
kesimpulan bahwa suhu tubuh ayam yang
diatas permukaan air.
berjenis kelamin jantan harus harus lebih
tinggi dari pada suhu tubuh ayam yang
betina.
Tetapi
karena
pada
umumnya
DAFTAR PUSTAKA
Graha, Ali Satia. 2010. Adaptasi Suhu Tubuh
Terhadap Latihan dan Efek Cedera di Cuaca
Panas dan Dingin. Jurnal Olahraga
Prestasi 6(2) : 123-134.
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Hewan.
Sherwood L .2009. Fisiologi Manusia edisi ke 6.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.
Sulistyoningsih,
Mei.
2012.
Penngaruh
Temperatur Lingkungan terhadap Ayam
Boiler. Jurnal Makalah Ilmiah Lontar
17(1) : 0853-0041.
Tamzil, Mohammad Hasil. 2014. Stress Panas
Unggas : Metabolisme, Akibat dan Upaya
penanggulangannya. Jurnal Wartazoa 24(2)
: 57-66.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas.
Yogyakarta : Penerbit Kanisisus.
.
.