Laporan Pratikum Fisiologi Hewan Air Men

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

MENGHITUNG JUMLAH SEL DARAH MERAH DAN SEL

DARAH PUTIH

OLEH : DENI SYAPUTRA

1304156786

SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

LABORATORIUM BIOLOGI P ERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU


(2)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayahnya, sehingga laporan hasil praktikum ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan praktikum ini disusun berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang dilakukan hari senin 11 maret 2015 di Laboratorium biologi Perairan. Laporan ini dibuat untuk melengkapi rangkaian pelaksanaan praktikum fisiologi hewan air yang telah dilaksanakan dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum selanjutnya,

Dalam penyusunan laporan ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, pertama kepada para asisten yang telah memberikan pengarahan-pengarahan supaya praktikum dapat berjalan dengan baik, kedua kepada teman sekelompok yang telah bekerja sama dengan baik sampai akhir praktikum, kemudian masih banyak lagi pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendukung dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 15 Maret 2015


(3)

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Tujuan dan Manfaat ... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA

III.BAHAN DAN METODE

III.1... Waktu dan Tempat 7

III.2... Bahan Dan Alat 7

III.3... Metode Praktikum 7

III.4... Prosedur Praktikum 7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1... Hasil 9

IV.2... Pembahasan 10

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1... Kesimpulan 13 V.2... Saran 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(4)

Gambar Halaman 1. Pergerakan sirip ikan sebelum diberi makan... 9 2. Pergerakan sirip ikan sesudah diberi makan... 9 3. Laju penghancuran makanan dilambung ikan ... 10


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Alat dan bahan praktikum ... 16


(6)

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Gerakan hewan merupakan tindakan dari hewan untuk berpindah tempat dengan berbagai cara, termasuk berjalan, berenang, melompat dan terbang. Hewan bergerak untuk berbagai alasan, seperti untuk menemukan makanan, pasangan, atau tempat tinggal yang cocok, dan untuk menghindari predator. Untuk hewan kemampuan bergerak sangat penting untuk kelangsungan hidup (Bejan, 2006)). Perbedaan tempat tinggal hewan, jenis makanan, dan cara mempertahankan diri menyebabkan mekanisme dan alat gerak hewan berbeda-beda.

Untuk memudahkan bergerak di dalam air, ikan memiliki bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak didalam air. Ekor dan sirip ekor yang lebar berfungsi untuk mendorong gerakan ikan dalam air. Sirip tambahan digunakan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan.

Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di sekitarnya. Ada pengecualian, tetapi ini biasanya disebabkan oleh kontraksi otot ikan di kedua sisinya untuk menghasilkan gelombang lenturan yang berjalan di sepanjang tubuh ikan dari hidung sampai ke ekor. Vektor gaya yang bekerja pada air dengan gerakan secara lateral menghasilkan gaya yang mendorong ikan ke depan (Alfiansyah, 2011). Tingkah laku ikan seperti halnya gerakan ikan penting diketahui dalam metode penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap tertentu.


(7)

Penting dilakukan praktikum ini supaya menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa perikanan.

I.2. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan yang dapat diambil pada praktikum ini ialah untuk mengamati aktivitas pergerakan dari masing – masing sirip pada ikan uji melakukan pergerakan yang berbeda – beda, dan mengamati pengambilan makanan dan penghancurannya pada ikan yang dipraktikumkan. Dan manfaat dari praktikum ini ialah dapat mengetahui bagaimana pergerakan sirip ikan dan mekanisme ikan mengambil makanan serta laju menghancurkan makanan tersebut di dalam lambung


(8)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan seperti pada hewan lain, melakukan gerakan dengan dukungan alat gerak. Pada ikan, alat gerak yang utama dalam melakukan manuver di dalam air adalah sirip. Sirip ikan juga dapat digunakan sebagai sumber data untuk identifikasi karena setiap sirip suatu spesies ikan memiliki jumlah yang berbeda dan hal ini disebabkan oleh evolusi. Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut berada pada tubuh ikan, yaitu sirip dorsal, sirip pectoral, sirip ventral, sirip caudal, dan sirip anal (Fujaya, 2004)

Fujaya (2004), Sirip ventral adalah sirip yang berada pada bagian perut ikan di bagian bawah sirip pectoral (sirip dada), berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman. Menurut Afandi (2004) sirip anal adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan.

Tubuh ikan tersusun atas tiga bagian yaitu kepala, badan dan ekor. Tubuh ikan mas adalah simetri dua, bentuk demikian berarti terdiri atas dua belahan yang sama, apabila tubuh dibelah dua dari kepala ke ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan dari kepala terdapat mulut, diatas mulut terdapat cekung hidung, pada sebelah menyebelah kepala terdapat mata, antara bagian kepala dan batang tubuh terdapat tutup insang. Ikan mempunyai sejumlah sirip yang berpasangan yang digunakan untuk menyeimbangkan pergerakan di dalam air, Ikan tanpa sirip dapat menyebabkan keseimbangan tidak stabil,pergerakan ikan menjadi tidak normal, sirip ikan mempunyai fungsi sebagai kemudi dan pendorong utama dalam air. Berdasarkan


(9)

bentuk sirip ekor digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu bundar,sabit, ganda, berlekuk tunggal, dan hiposerkal. (Soeseno, 2006).

Fujaya (2004), Sirip ventral adalah sirip yang berada pada bagian perut ikan di bagian bawah sirip pectoral (sirip dada), berfungsi dalam membantu menstabilkan ikan saat berenang. Selain itu, juga berfungsi dalam membantu untuk menetapkan posisi ikan pada suatu kedalaman. Menurut Afandi (2004) sirip anal adalah sirip yang berada pada bagian ventral tubuh di daerah posterior anal. Fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan.

Cara ikan mengambil makanan dari alam lingkungan sangat bervariasi yaitu tergantung pada ukuran, umur ikan, spesies ikan dan sipat ikannya. Dalam upaya mendapatkan dan memakan makanannya sangat dipengaruhi oleh posisi keberadaan mangsa yang akan dimakan, aktivitas gerak dari mangsa, bentuk makanan, ukuran makanan dan warna dari makanan yang akan dimakan (Rahardjo, 2005). Sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan arah dan gerak ikan. Sirip pada ikanb terdiri dari sirip punggung (Dorsal ), sirip perut (Ventral), sirip anus (Anal), sirip dada (Pectoral), dan sirip ekor (Caudal), kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lainnya bersifat tunggal. Tidak semua spesies ikan dipermukaan bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna melainkan ada yang tidak lengkap (Rahardjo, 2005).

Menurut Soeseno (2004) ukuran lambung biasanya berkaitan dengan jenis dan ukuran makanan yang dimakan, ikan yang secara rutin memangsa makanan yang besar mempunyai lambung yang besar dan sebaliknya bagi ikan yang memangsa makanan yang kecil, ukuran lambungnya kecil atau tidak mempunyai lambung.


(10)

Ikan tidak pernah mengunyah dan menghancurkan makanan secara fisik di dalam rongga mulut karena tidak memiliki gigi geraham seperti pada mamalia. Maka dari itu proses penghancuran makanan berlangsung di dalam lambung pada ikan karnivora, pada lambung palsu yaitu ikan Cyprinidae dan pada intestinum pada ikan herbivora. Oleh karena itu kecepatan dan kemampuan lambung, lambung palsu serta intestinnum ikan menghancurkan makanan tergantung pada jenis makanan yang dimakan, jenis enzim yang terdapat dalam saluran pencernaan, bentuk serta ukuran saluran pencernaan yang dimiliki oleh setiap spesies ikan (Fujaya, 2004) Sirip pada ikan terdiri dari beberapa bagian yang dinamakan sesuai dengan letak sirip tersebut berada pada tubuh ikan, yaitu :pinna dorsalis (dorsal fin), pinna pectoralis (pectoral fin), pinna ventralis (ventral fin), pinna analis (anal fin), fungsi sirip ini adalah membantu dalam stabilitas berenang ikan, pinna caudalis (caudal fin), adipose fin Adalah sirip yang keberadaannya tidak pada semua jenis ikan, letak sirip ini adalah pada dorsal tubuh, sedikit di depan pinna caudalis (Fujuya, 2004).

Windarti et al (2013), menyatakan Sirip – sirip yang dimiliki oleh ikan akan mempengaruhi kecepatan gerak tubuh ikan tersebut. Gerakan sirip ikan dipengaruhi oleh urat daging bergaris (otot lurik) yang terdapat pada sendi – sendi pangkal sirip. Sirip ikan terdiri dari 2 macam yakni, 2 macam sirip yang berpasangan yaitu sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (ventral fin) kemudian 3 macam sirip yang tidak berpasangan yaitu sirip ekor (caudal fin), sirip anus (anal fin), dan sirip punggung (dorsal fin).

Ikan tidak pernah mengunyah ataupun menghancurkan makanan secara fisik di dalam rongga mulut, karena ikan tidak memiliki gigi geraham seperti pada mamalia. Oleh karena itu proses penghancuran makanan berlangsung di dalam


(11)

lambung. Pada ikan Cyprinidae makanan dihancurkan dalam lambung palsu, dan pada ikan herbivora makanan dihancurkan di intestinum (Windarti et al, 2013).

Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di sekitarnya. Ada pengecualian, tetapi ini biasanya disebabkan oleh kontraksi otot ikan di kedua sisinya untuk menghasilkan gelombang lenturan yang berjalan di sepanjang tubuh ikan dari hidung sampai ke ekor. Vektor gaya yang bekerja pada air dengan gerakan secara lateral menghasilkan gaya yang mendorong ikan ke depan (Alfiansyah, 2011).


(12)

III. BAHAN DAN METODE

III.1. Waktu Dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktikum pengamatan pergerakan sirip ikan dan pengamatan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan didalam lambung ialah pada hari rabu 11 maret 2015, pukul 10:30 wib, dan praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.

III.2. Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan dalam melakukan praktikum pengamatan pergerakan sirip ikan dan laju ikan dalam mencerna makanan adalah ikan nila, pellet, dan tubifex, dan alat yang digunakan adalah gunting bedah, toples, nampan, tangguk,

III.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode secara langsung yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diamati.

III.4. Prosedur Praktikum

 Pengamatan pergerakan sirip ikan

Pertama memasukkan air kedalam tiga buah toples secukupnya, kemudian ikan nila sebagai objek praktikum dimasukkan ke dalam toples secara perlahan, masing-masing 3 ikan dalam satu toples, serta dilihat bagaimana pergerakan dan cara ikan menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya (aklimatisasi), selanjutnya pada toples pertama diberikan makanan berupa pellet, pada toples kedua diberikan tubifex, dan pada toples ketiga tidak diberi perlakuan apapun, toples ketiga hanya sebagai kontrol, selanjutnya pengamatan terhadap pergerakan sirip dilakukan pada saat ikan sebelum


(13)

dan sesudah diberi makanan, bagaimana ikan bergerak keatas kebawah atau belok, hasil pengamatan di buat dalam bentuk table.

 Pengamatan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan di dalam lambung.

Pengamatan dilakukan setelah ikan memakan makanannya yaitu ikan yang diberi makanan pellet, dan ikan yang diberi makan tubifex, yaitu melakukan pembedahan terhadap saluran pencernaan ikan, 1 ikan dibedah pada saat 5 menit setelah memakan makanannya, 1 ikan setelah 10 menit dan 1 ikan setelah 15 menit, hal ini dilakukan pada ikan yang diberi makanan pellet dan tubifex, sedangkan ikan sebagai control hanya di bedah satu ekor saja, sebelum dibedah ikan diukur TL dan SL. Hasil praktikum ini dibuat dalam bentuk tabel.


(14)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

 Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan

Tabel 1. Pergerakan sirip ikan sebelum diberi makan Gerak

sirip

Arah

Maju Mundur Atas Bawah Belok Diam

Dorsal _ _ _ _ _ _

Pectoral √ √ √ √ √ √

Ventral √ √ √ _ _ _

Anal √ _ _ _ _ _

Caudal √ √ √ √ √ _

Tabel 2. Pergerakan sirip ikan sesudah diberi makanan Gerak

Sirip

Arah

Maju Mundur Atas Bawah Belok Diam

Dorsal _ _ _ _

Pectoral

Ventral _

Anal _


(15)

 Pengamatan mekanisme ikan mengambil makanan dan laju menghancurkan makanan dilambung ikan

Tabel 3. Laju penghancuran makanan di lambung ikan Waktu (menit ) TL (cm ) SL (cm )

Pellet Tubifex Kontrol

H SH U H SH U H SH U

5 7.5 1.5 √ √ _

10 6.5 1.7 √ √ _

15 6.5 2 √ √ _

IV.2. Pembahasan

 Pengamatan pergerakan sirip-sirip ikan

Sebelum ikan diberi makanan, yang diamati terlebih dahulu adalah bagaimana ikan menyesuaikan diri terhadap lingkungan barunya atau disebut dengan aklimatisasi, dari hasil pengamatan, ada beberapa ikan yang hanya diam saja, dan beberapa ikan melakukan pergerakan seperti naik kepermukaan, dan mengelilingi toples, hal ini dikarenakan setiap individu ikan mempunyai karakter atau gaya tersendiri untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan juga bagaimana kondisi ikan itu sendiri.

Sebelum diberi makan, saat ikan bergerak maju, semua sirip ikan bergerak kecuali sirip dorsalnya, namun bila ikan bergerak lebih cepat semua sirip akan bergerak, ketika mundur sirip yang bergerak adalah sirip pectoral, ventral, dan caudal, saat ikan naik sirip yang bergerak ialah sirip pectoral, ventral dan caudal, selanjutnya pada saat ikan turun sirip yang bergerak pectoral dan caudal saja, dan pada saat ikan berbelok sirip yang bergerak pectoral dan caudal, serta saat ikan diam sirip yang bergerak adalah sirip pectoral, dapat dilihat pada tabel 1.


(16)

kemudian setelah diberi makanan, lihat pada tabel 2, ketika ikan bergerak maju semua sirip ikan bergerak, ketika mundur semua sirip bergerak kecuali sirip dorsal, kemudian ketika ikan bergerak keatas semua sirip bergerak, ketika ikan turun hanya sirip dorsal yang tidak bergerak, selanjutnya ketika ikan berbelok sirip ikan bergerak kecuali sirip dorsal, dan ketika ikan diam hanya sirip pectoral saja yang bergerak,

Setelah ikan diberi makan beberapa dari ikan mencoba untuk makan, sebab ikan memang sudah lapar, karna sebelum praktikum ikan terlebih dahulu dipuasakan, namun tidak sedikit juga ikan tidak melirik makanan yang telah diberikan, ini dikarenakan ikan masih belum menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau malu-malu kucing, atau ikan masih ingin melanjutkan puasanya. supaya pratikum tetap berjalan, pengamatan harus tetap dilakukan pada ikan-ikan yang mau makan, sambil menuggu ikan yang tidak mau makan menjadi mau makan. Setelah diberi makan sirip ikan lebih sering digunakan dari pada saat ikan tidak diberi makan, ini dikarenakan pada saat ikan mengambil makanan, mencari makanan atau memangsa makanan, ikan membutuhkan dorongan atau kecepatan yang lebih, supaya dapat memakan makanannya. Sirip yang paling sering digunakan ikan ialah sirip pectoral, meskipun dalam keadaan diam sirip ini tetap digunakan untuk menstabilkan tubuhnya.

 Laju ikan menghancurkan makanannya dalam lambung

Dari hasil pengamatan terhadap mekanisme ikan mengambil makanan (lihat tabel 3), setelah ikan memakan makanannya selama 5 menit, ikan langsung dibunuh dan dibedah untuk dilihat makanan yang berada pada pencernaannya, pada ikan yang diberi makan pellet hasilnya ialah, pellet setengah habis dimakan ikan. sedangkan


(17)

pada ikan yang diberi makan tubifex, tubifex dalam pencernaan ikan masih utuh, kemudian ikan selanjutnya setelah memakan makanan dalam waktu 10 menit, makanan yang berada pada pencernaan ikan yang diberi pellet, pellet setengah habis, dan tubifex masih utuh pada pencernaan ikan yang diberi makan tubifex, selanjutnya setelah 15 menit ikan diberi pakan pellet sudah menghabiskan makanannya, dan setengah habis pada ikan yang diberi makan tubifex. ikan lebih cepat menghabiskan makanan pada jenis makanan pellet dari pada jenis tubifex, lebih cepat habis pada ikan yang lebih besar.


(18)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada saat ikan mencari makanan, atau sedang memangsa makanan ikan lebih banyak menggunakan sirip-siripnya dari pada tidak sedang mengambil makanan, kemudian yang dapat mempengaruhi kecepatan ikan mencerna makanannya ialah jenis makanan yang dimakan ikan, enzim yang berada pada pencernaan ikan, bentuk serta ukuran dari pencernaan ikan.

V.2.Saran

Ketertiban dan ketenangan merupakan hal yang sangat penting di dalam proses praktikum, diharapkan pratikan dapat mewujudkan hal tersebut untuk mendapatkan tujuan dan manfaat praktikum yang lebih baik, begitu pula dengan asisten, membantu pratikan untuk mengerti serta memahami terhadap objek yang dipraktikumkan, merupakan tujuan dari adanya asisten itu sendiri, asisten diharapkan memberinya dengan sepenuh hati, tanpa ada unsur balas dendam dan sebagainya, sehingga asisten dapat menjadi contoh yang baik bagi pratikan dan asisten selanjutnya, kemudian pengurus labor, supaya mengusahakan tidak adanya pengeluaran dana oleh mahasiswa, karna mahasiswa sudah membayarnya melalui pembayaran spp.


(19)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, Muhammad. (2011). Mekanisme Gerak pada Hewan Vertebrata. (Online). (http://www.sentra-edukasi.com, diakses tanggal 18 Juni 2012)

Fujaya, 2008. Fisiologi Ikan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.

Rahardjo, S. 2005. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.

Rahardjo, S. 2005. Oseanografi Perikanan. Dalam Wiryanto, T. 2011. Laporan Praktikum Fiswan. . Diakses pada tanggal 26 Maret 2014 pukul 19.10 WIB. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi ikan Jilid I dan II. Bina Cipta,

Bandung 250 halaman.

Susanto, H. 2006. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 196 Windarti, dkk. 2015 . Buku ajar fisiologi hewan air. Fakultas perikana dan ilmu

kelautan Universitas Riau. Hal( Tidak di terbitkan).

Yuwono, E. dan Sukardi, P. 2001. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal.


(20)

(21)

Lampiran 1. Alat dan bahan praktikum

Ikan nila Nampan

pellet

tubifex

Gunting bedah

tangguk


(22)

(1)

pada ikan yang diberi makan tubifex, tubifex dalam pencernaan ikan masih utuh, kemudian ikan selanjutnya setelah memakan makanan dalam waktu 10 menit, makanan yang berada pada pencernaan ikan yang diberi pellet, pellet setengah habis, dan tubifex masih utuh pada pencernaan ikan yang diberi makan tubifex, selanjutnya setelah 15 menit ikan diberi pakan pellet sudah menghabiskan makanannya, dan setengah habis pada ikan yang diberi makan tubifex. ikan lebih cepat menghabiskan makanan pada jenis makanan pellet dari pada jenis tubifex, lebih cepat habis pada ikan yang lebih besar.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1.Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada saat ikan mencari makanan, atau sedang memangsa makanan ikan lebih banyak menggunakan sirip-siripnya dari pada tidak sedang mengambil makanan, kemudian yang dapat mempengaruhi kecepatan ikan mencerna makanannya ialah jenis makanan yang dimakan ikan, enzim yang berada pada pencernaan ikan, bentuk serta ukuran dari pencernaan ikan.

V.2.Saran

Ketertiban dan ketenangan merupakan hal yang sangat penting di dalam proses praktikum, diharapkan pratikan dapat mewujudkan hal tersebut untuk mendapatkan tujuan dan manfaat praktikum yang lebih baik, begitu pula dengan asisten, membantu pratikan untuk mengerti serta memahami terhadap objek yang dipraktikumkan, merupakan tujuan dari adanya asisten itu sendiri, asisten diharapkan memberinya dengan sepenuh hati, tanpa ada unsur balas dendam dan sebagainya, sehingga asisten dapat menjadi contoh yang baik bagi pratikan dan asisten selanjutnya, kemudian pengurus labor, supaya mengusahakan tidak adanya pengeluaran dana oleh mahasiswa, karna mahasiswa sudah membayarnya melalui pembayaran spp.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alfiansyah, Muhammad. (2011). Mekanisme Gerak pada Hewan Vertebrata. (Online). (http://www.sentra-edukasi.com, diakses tanggal 18 Juni 2012)

Fujaya, 2008. Fisiologi Ikan. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknologi Perikanan. PT Rineka Cipta, Jakarta. 179 hal.

Rahardjo, S. 2005. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.

Rahardjo, S. 2005. Oseanografi Perikanan. Dalam Wiryanto, T. 2011. Laporan Praktikum Fiswan. . Diakses pada tanggal 26 Maret 2014 pukul 19.10 WIB. Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci identifikasi ikan Jilid I dan II. Bina Cipta,

Bandung 250 halaman.

Susanto, H. 2006. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta. 196 Windarti, dkk. 2015 . Buku ajar fisiologi hewan air. Fakultas perikana dan ilmu

kelautan Universitas Riau. Hal( Tidak di terbitkan).

Yuwono, E. dan Sukardi, P. 2001. Fisiologi Hewan Air. CV Sagung Seto, Jakarta. 64 hal.


(4)

(5)

Lampiran 1. Alat dan bahan praktikum

Ikan nila Nampan

pellet

tubifex

Gunting bedah

tangguk


(6)