Karakteristik dan Penanganan Limbah docx

4.5.

Karakteristik dan Penanganan Limbah
Produksi gas di Singa Central Processing Plant menghasilkan dua jenis gas limbah,

yaitu limbah cair dan limbah gas. Dimana masing-masing limbah memiliki karakteristik yang
belum memenuhi Baku Mutu Lingkungan sehingga perlu dilakukan proses pengolahan
terhadap limbah-limbah tersebut agar bersifat aman untuk dilepas ke lingkungan.
4.5.1. Limbah Cair
Pada pengolahan limbah cair diperlukan pengolahan agar air limbah yang dilepaskan
ke lingkungan tidak akan mencemari alam. Pengolahan limbah cair pada kegiatan eksplorasi
dan produksi migas (produced water) secara teoritik hampir sama dengan pengolahan limbah
cair industry, ataupun domestk, terutama unit-unit pengolahannya. Berdasarkan analisa,
didapatkan bahwa semua nilai parameter yang didapat pada produced water melebihi baku
mutu lingkungan, sehingga dibutuhkan suatu treatment untuk menurunkan kadar parameter
baik secara kimia, fisika, maupun biologis. Penurunan parameter yang terdapat pada
produced water dilakukan dengan tujuan agar limbah cair dapat dilepas ke lingkungan.
Pengolahan ini dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia seperti urea sebagai
sumber bakteri dan proses aerasi pada masing-masing kolam penampungan.
Karakteristik limbah cair berdasarkan parameter Peraturan Menteri pada Tabel 4.1 dan
dibagi secara fisika, yaitu pH, TDS, dan temperatur. Sedangkan cara kimiawi, yaitu COD,

H2S, Phenol total, minyak dan lemak. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
19 Tahun 2010, baku mutu air limbah kegiatan eksplorasi dan produksi migas on-shore
adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Parameter Baku Mutu Lingkungan
No.

Parameter

Nilai Aktual

Nilai Target

1.

COD

591-2810 mg/L

200 mg/L


2.

Grase and Fat

116-862 mg/L

25 mg/L

3.

Dissolve Sulfide

3.96-7.9 mg/L

0.5 mg/L

4.

(H2S)


5.96-23.9 mg/L

5 mg/L

5.

Ammoma (NH3)

1.91-4.45 mg/L

2 mg/L

6.

Phenol

Ambient

40°C


7.

Temperarure

5.34-8

6-9

8.

pH

130-7080 mg/L

4000 mg/L

(Sumber: Document Control PT Medco E&P Lematang, 2014)

Tujuan dari pengolahan air limbah adalah untuk mengurangi dan menurunkan kadar

COD, kadar minyak dan lemak, H2S terlarut, NH3, Phenol, temperatur, pH, TDS, sehingga
sesuai dengan standar baku mutu lingkungan. Air terproduksi (produced water) yang
dihasilkan Singa Central Processing Plant memiliki nilai actual yang cukup jauh dari nilai
baku mutu lingkungan. Sebelum diproses pada water treatment system, air terproduksi
tersebut ditampung pada Produced Water Tank yang ditunjukkan pada Gambar 4. 16.

Gambar 4. 16. Produced Water Tank (Document Control PT Medco E&P Lematang, 2014)

a. Pengolahan Pendahuluan (Pre-treatment)
Pada pengolahan pre-treatment yang terjadi adalah pengolahan secara fisika. Dapat
dilakukan dengan penyaringan (filtrasi) benda-benda kasar, terapung dan berukuran besar.
Kerikil serta pasir yang mengendap. Alat yang digunakan dapat berupa saringan kasar
(Bar Screen) dan bak pengendap. Selain itu, manfaat pre-treatment dengan pengendapan
pada pengolahan prodeuced water adalah untuk memisahkan minyak yang masih
terbawa.
b. Pengolahan Pertama (Primary treatment)
Proses yang terjadi pada pengolahan ini adalah pengendapat (sedimentation) zat
tersuspensi, koloid dan memisahkan minyak dari produced water.
c. Pengolahan Kedua (Secondary treatment)
Pada secondary treatment, umumnya mencakup proses biologis untuk mengurangi bahanbahan organik melalui mikro organism yang ada di dalamnya atau dengan

menambahkannya dengan oksigen. Terdapat dua hal penting dalam proses biologis ini,
yaitu aerasi dan proses pertumbuhan bakteri.

d. Pengolahan Ketiga (Tertiary treatment)
Pengolahan ketiga dilakukan jika hasil dari proses sebelumnya kurang maksimal atau
masih banyak mengandung zat-zat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Proses yang
dilakukan pada pengolahan ini antara lain, Filtrasi, Adsorbsi, dan Reserve Osmosis.
e. Pengolahan Secara Kimia
Pengolahan secara kimia dapat dilakukan dengan pemberian koagulan pada limbah
tersebut.
f. Pengolahan Lanjutan
Pembuangan lanjutan ini ditunjukkan pada lumpur yang merupakan hasil akhir dari
proses pengolahan limbah tersebut. Lumpur itu diolah dengan proses: Pemekatan,
Stabilisasi, Conditioning, Dewatering, dan Pembuangan.
4.5.2. Limbah Gas
Acid gas dan Permeate gas yang mengandung H2S dan CO2 tidak dapat langsung
dibuang ke lingkungan bebas, hal ini dikarenakan paparan H 2S dan CO2 sangat berbahaya
bagi manusia dan lingkungan sekitar. Sehingga. Untuk mengatasi limbah udara ini, Singa
Central Processing Plant menggunakan Thermal Oxidizer untuk mengolah limbah gas yang
dihasilkan pada proses pemurnian gas, baik dari Amine system maupun Membrane System.

Acid gas dan permeate gas dioksidasi (reaski pembakaran) terlebih dahulu di dalam Thermal
Oxidizer Unit agar menjadi SO2 yang aman terhadap lingkungan. Reaksi pembakaran yang
terjadi pada Thermal Oxidizer Unit membutuhkan panas yang berasal dari fuel gas dengan
udara. Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, fuel gas dan udara dicampur terlebih dahulu
dalam mixer dan kemudian dialirkan menuju burner.
Untuk mencapai proses oksidasi yang sempurna, maka Thermal Oxidizer dioperasikan
pada temperatur 1400-1600°F, akan tetapi untuk alasan keamanan Thermal Oxidizer akan
secara otomatis mengalami shutdown

bila temperaturnya mencapai 1900°F. Setelah

mengalami oksidasi, maka akan dihasilkan fuel gas yang mengandung CO2, SO2 dan H2O.
Fuel gas yang keluar masih memiliki temperatur yang tinggi sehingga fuel gas dialirkan ke
Waste Heat Recorvery Unit (WHRU) untuk dimanfaatkan kembali pada Amine System. Panas
yang dialirkan dari WHRU dimanfaatkan untuk memanaskan media pemanas hot oil yang
digunakan dalam Amine Reboiler pada Amine Regenerator.
Gambar 4. 17 Thermal Oxidizer (Document control PT Medco E&P Lematang, 2014)

Thermal Oxidizer memiliki batas temperatur tertinggi dan terendah yang dirancang
untuk keamanan operasionalnya, dimana apabila mencapai temperatur tersebut, secara

otomatis sistem pada Singa Central Processing Plant akan mengalami Shutdown. Temperatur

yang terlalu trendah akan berpengaruh pada pembakaran dimana oksidasi gas asam
berpotensi menjadi tidak sempurna sehingga berbahaya apabila dibuang ke lingkungan.
Sedangkan temperatur yang terlalu tinggi dikhawatirkan akan mempengaruhi sistem dan
material Thermal Oxidizer.