Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi (1)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Taman Harmoni Keputih Surabaya
DISUSUN OLEH :
1. Faricha Astri Ananda 3614100055
2. Rachmatina Retno Septiani 3614100050
3. Ahmad Zuhdi 3614100089
4. Avvina Amanda 3614100099
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan dan rahmadnya kami dapat menyelesaikan tugas menyusun makalah mata kuliah Analisis Lokasi dan
Keruangan yang mana membahas mengenai pemilihan lokasi yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Taman Harmoni Keputih ”. Makalah ini
berisi tentang analisis faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi taman. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai hasil analisis dan urutan prioritas sub kriteria yang menjadi pertimbangan pemilhan lokasi Taman Harmoni Keputih. Ucapan terima kasih tak lupa kami berikan kepada Bapak Dr. Nanang Setiawan dan Ibu Belinda Ulfa Aulia,ST,M.Sc sebagai dosen dari mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan yang turut membimbing dalam penyelesaian tugas ini. Juga kepada rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu dan memberikan masukanmasukan kepada kami dalam menyelesaikan tugas. Tugas ini merupakan ulasan mengenai apa yang sudah survei dan kami kaji. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan tulisan ini.
Surabaya, 17 Mei 2016
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Taman adalah salah satu aspek yang penting dalam perkotaan. Taman disini bisa jadi penyeimbang dari pembangunan kota yang ada. Taman bisa digunakan untuk refreshing bagi masyarakat sekitar. Laurie (1986) mengemukakan bahwa asal mula pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani “gan” yang berar ti melindungi dan mempertahankan;menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau lahan berpagar dan “oden atau eden” yang berarti kesenangan atau kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata -kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan. Sedangkan menurut Djamal (200), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain, dan sebagainya.
Taman Harmoni Keputih ini juga cenderung baru, sehingga diperlukan suatu studi untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi taman ini. Sehingga bisa diketahui apakah lokasi yang dipilih memenuhi kriteria faktor lokasi yang sesuai dengan standard dan teori yang relevan , sehingga diharapkan dapat membantu menjawab dalam penentuan lokasi Taman.
1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor pemilihan lokasi Taman Harmoni Keputih . Adapun sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi faktor lokasi yang berpengaruh dalam penentuan lokasi taman
b. Penentuan kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi taman, untuk mengetahui apakah lokasi taman memenuhi kriteria faktor lokasi berdasarkan standard dan teori yan relevan atau tidak
c. Penentuan penskalaan (scalling) untuk mengetahui seberapa besar kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi
d. Analisis hasil temuan empirik dengan teori mengenai lokasi taman
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wiayah dalam penelitian ini yaitu Taman Harmoni di Keputih terletak di
Kelurahan Keputih dengan luas lahan 50 Ha. Ruang Lingkup Pembahasan
Penelitian ini membahas tentang kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi taman, untuk mengetahui apakah lokasi Taman Harmoni Keputih memenuhi kriteria faktor lokasi berdasarkan standard dan teori yan relevan atau tidak.
Ruang Lingkup Substansi Substansi dalam pembahasan penelitian ini menyangkut dua materi, pertama mengenai
karakteristik Taman Harmoni Keputih yaitu berupa kajian tentang karakteristik Taman berdasarkan studi literatur terkait dan studi lapangan. Materi yang kedua adalah analisa mengenai kesesuaian antara faktor lokasi dengan pemilihan lokasi Taman, untuk mengetahui apakah lokasi Taman Harmoni Keputih memenuhi kriteria faktor lokasi berdasarkan standard dan teori yan relevan atau tidak, serta analisis hasil temuan empirik dengan teori mengenai lokasi Taman Harmoni.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Praktis Memberikan masukan kepada Pemerintah Kota Surabaya terkait dengan kesesuaian
lokasi Taman Harmoni dengan analisis lokasi dan keruangan berdasarkan standard dan teori yang relevan.
Manfaat Akademis Manfaat penelitian dalam konteks akademis yang ingin dicapai adalah mendapatkan
ilmu pengetahuan baru yang mempunyai koontribusi dalam konteks penentuan lokasi Taman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam Penyediaan dan pemanfaatan RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/RTR Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin tersedianya ruang yang cukup bagi:
kawasan konservasi untuk kelestarian hidrologis; kawasan pengendalian air larian dengan menyediakan kolam retensi; area pengembangan keanekaragaman hayati; area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan; tempat rekreasi dan olahraga masyarakat; tempat pemakaman umum; pembatas perkembangan kota ke arah yang tidak diharapkan; pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun historis; penyediaan RTH yang bersifat privat, melalui pembatasan kepadatan serta
kriteria pemanfaatannya; area mitigasi/evakuasi bencana; dan
ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan
perundangan dan tidak mengganggu fungsi utama RTH tersebut.
2.2Standar Pelayanan Ruang Terbuka Hijau
2.2.1 Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah
Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut:
1. Ruang terbuka hijau di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat
2. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat;
3. Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, 3. Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku,
Proporsi 30% merupakan
menjamin keseimbangan ekosistem
ukuran minimal untuk
dan keseimbangan mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
Tabel 1 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk No. Unit Lingkungan Tipe RTH
Minimal/Unit
minimal
(m2)
/Kapita (m2)
1 250 jiwa
Taman RT
Di tengah lingkungan RT
2 2500 jiwa
Taman RW
Di pusat kegiatan RW
dengan sekolah/pusat kecamatan
dengan sekolah/pusat kecamatan
Taman Kota
Di pusat wilayah/kota
Di dalam/kawasan
Hutan Kota
Untuk fungsi
disesuaikan
Disesuaikan dengan
tertentu
kebutuhan
Sumber:Permen PU No.5 Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
2.2.3 Kriteria Vegetasi untuk RTH Taman dan Taman Kota
Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan dan taman kota adalah sebagai berikut:
a) tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak mengganggu pondasi;
b) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;
c) ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain seimbang;
d) perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
e) kecepatan tumbuh sedang;
f) berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
g) jenis tanaman tahunan atau musiman;
h) jarak tanam
keteduhan yang optimal;
setengah
rapat
sehingga menghasilkan
i) tahan terhadap hama penyakit tanaman; j) mampu menjerap dan menyerap cemaran udara; k) sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
Tabel 2. Contoh Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota
No Jenis dan Nama
Keterangan Tanaman
Nama Latin
1 Bunga Kupu-Kupu
Bauhinia Purpurea
Berbunga
2 Sikat botol
Calistemon lanceolatus
Berbunga
3 Kamboja Merah
Plumeria rubra
Berbunga
4 Kersen
Muntingia calabura
Berbunga
5 Kendal
Cordia sebestena
Berbunga
6 Kesumba
Bixa oreliana
Berbunga
7 Jambu batu
Psidium guajava
Berbunga
8 Bungur Sakura
Lagerstroemia loudonii
Berbunga
9 Bunga Saputangan
Amherstia nobills
Berbunga
10 Lengkang
Ephhorbia longan
Berbunga
11 Bunga Lampion
Brownea ariza
Berbunga
12 Bungur
Lagerstroemea floribunda
Berbunga
13 Tanjung
Mimosups elergi
Berbunga
14 Kenanga
Cananga odorata
Berbunga
15 Sawo Kecik
Manilkara kauki
Berbunga
16 Akasia mangium
Accacia mangium
Berbunga
17 Jambu air
Eugaria aquea
Berbunga
18 Kenari
Canarium commune
Berbunga
Sumber:Permen PU No.5 Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
Tabel 3 Contoh Kelengkapan Fasilitas Taman Kota Koefisien Dasar Hijau (KDH)
Vegetasi 70-80%
Fasilitas
1. Lapangan terbuka
1. 150 pohon
2. Unit lapangan basket
2. Perdu (pohon sedang
(14x26m)
dan kecil)
3. Unit lapangan volley
3. Penutup tanah
(15x24m)
4. Trek lari, lebar 7m panjang 400m
5. WC umum
6. Parkir kendaraan termasuk daranan kios
7. Panggung terbuka
8. Area bermain anak
9. Prasarana tertentu; kolam retensi untuk oengendali air larian
10. Kursi
Sumber:Permen PU No.5 Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan
2.2.4 Penyediaan RTH Ruang Pejalan Kaki
Ruang pejalan kaki adalah ruang yang disediakan bagi pejalan kaki pada kiri-kanan jalan atau di dalam taman. Ruang pejalan kaki yang dilengkapi dengan RTH harus memenuhi
hal-hal sebagai berkut:
fungsional yang ditawarkan oleh sistem pedestrian yaitu: Orientasi, berupa tanda visual (landmark, marka jalan) pada lansekap untuk
membantu dalam menemukan jalan pada konteks lingkungan yang lebih besar; Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan membantu dalam menemukan jalan pada konteks lingkungan yang lebih besar; Kemudahan berpindah dari satu arah ke arah lainnya yang dipengaruhi oleh kepadatan pedestrian, kehadiran penghambat fisik, kondisi permukaan jalan dan
2. Karakter fisik, meliputi: Kriteria dimensional, disesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya setempat, kebiasaan dan gaya hidup, kepadatan penduduk, warisan dan nilai yang dianut
terhadap lingkungan; Kriteria pergerakan, jarak rata-rata orang berjalan di setiap tempat umumnya berbeda dipengaruhi oleh tujuan perjalanan, kondisi cuaca, kebiasaan dan budaya.
Pada umumnya orang tidak mau berjalan lebih dari 400 m.
3. Pedoman teknis lebih rinci untuk jalur pejalan kaki dapat mengacu pada Kepmen PU No. 468/KPTS/1998 tanggal 1 Desember 1998, tentang Persyaratan Teknis Aksesiblitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan dan Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Ruang Pejalan Kaki.
2.3 Teori Walter Christaller (1933)
Model Christaller menjelaskan model area perdagangan heksagonal dengan menggunakan jangkauan atau luas pasar dari setiap komoditi yang dinamakan range dan threshold.
Teori Central Place diperkenalkan pertama kali pada tahun 1933 oleh seorang Geographer Walter Christaller yang menjelaskan distribusi spasial kota dalam suatu ruang. Pada suatu pusat kota di Selatan Jerman, Christaller berpendapat bahwa tujuan utama sebuah pusat permukiman atau pasar adalah menyediakan barang dan jasa untuk populasi di lingkungan sekitarnya. Teori Central place menggunakan konsep dasar threshold dan range. Lokasi atas suatu tempat ditentukan oleh thresholdnya, atau kebutuhan area pasar minimum atas suatu barang maupun jasa untuk dapat ditawarkan secara ekonomis.Christaller menyarankan bahwa setiap lokasi mengembangkan pasarnya sampai range nya atau ukuran maksimum/jarak maksimum dimana konsumen mampu melakukan perjalanan untuk menjangkau suatu komoditi atau jasa. Dalam kondisi ideal pusat pasar dengan ukuran dan fungsi yang sama akan memiliki jarak yang sama satu sama lain.
Gambar 1 Ilustrasi Range dan Threshold
sumber: www.google.com , 2016
Teori Christaller mengasumsikan kondisi ideal dimana sebuah dataran homogen yang sama dengan kepadatan populasi dan daya beli yang sama. Dalam hal ini, teori central place mirip dengan teori lokasi Weber dan Von Thunen, dimana lokasi diasumsikan euclidean, dataran isotropic dengan kemampuan daya beli konsumen yang sama besar ke segala arah. Christaller menyarankan bahwa barang dan jasa dapat dikategorikan menjadi rangkaian tingkatan dari kekhususan rendah atau orde dasar (seperti produk pangan) sampai orde tinggi atau memiliki kekhususan tinggi (seperti sebuah tingkatan layanan kesehatan atau tingkatan alat-alat rumah tangga maupun kendaraan). Semakin tinggi kelompok barang, range dan threshold nya semakin luas.Dalam konsep ruang, makin luas wilayah pemasaran suatu barang, ordenya semakin tinggi.Masing-masing item atau jasa memiliki optimal market areanya masing-masing dan dapat digambarkan sebagai sebuah radius lingkaran.Untuk memastikan bahwa seluruh bagian dataran terlayani, maka seluruh lingkaran market area harus tumpang tindih.Hasil polanya dapat digambarkan menggunakan bentuk geometrik lingkaran, segi enam, dan segitiga.
Gambar 2 Bentuk Heksagon dapat mengisi ruang secara efisien
sumber: www.google.com , 2016
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait teori Christaller adalah terori tersebut berdasar pada sebuah asumsi dimana model tersebut tidak dapat diterapkan pada situasi yang realistis. Asumsi yang digunakan adalah:
a. Permukaan bumi datar, tak terbatas, dan memiliki sumber daya yang homogen dimana tersebar secara merata atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan kondisi geografis
b. Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat menyimpangkan perkembangan permukiman
c. Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar
d. Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak terdapat pusat permukiman
e. Banyak pedagang kecil menawarkan produk yang sama dan tidak ada keragaman produk
f. Semua pembeli memilik daya beli yang sama
g. Biaya transportasi sama ke semua arah dan ragamnya sebanding dengan jarak
h. Pembeli membayar biaya transportasi produk atau layanan
i. Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan .
2.4 Teori Lokasi Fasilitas Umum
Penyediaan fasilitas umum pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah. Dari mulai menentukan kuantitas dan kualitas pelayanan, distribusi masing-masing pelayanan secara spasial harus diperhatikan secara detail agar nantinya lokasi fasilitas umum dapat bermanfaat secara efektif dan efisien sehingga dapat Penyediaan fasilitas umum pada dasarnya merupakan kewajiban pemerintah. Dari mulai menentukan kuantitas dan kualitas pelayanan, distribusi masing-masing pelayanan secara spasial harus diperhatikan secara detail agar nantinya lokasi fasilitas umum dapat bermanfaat secara efektif dan efisien sehingga dapat
Salah satu kriteria yang penting dalam menentukan lokasi fasilitas umum adalah minimasi jarak rata-rata dari wilayah permukiman ke lokasi fasilitas umum. Bagi masyarakat, lokasi penempatan lokasi yang baik adalah lokasi yang memiliki aksesibilitas yang baik dan mudah dijangkau oleh semua kalangan (Effendi, 2007). Kriteria dari lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat diantaranya adalah:
- Total jarak terhadap fasilitas terdekat adalah minimum - Jarak terjauh permukiman dari fasilitas terdekat adalah minimum - Jumlah penduduk di wilayah yang berdekatan di sekitar tempat fasilitas
adalah seimbang - Jumlah penduduk di wilayah yang berdekatan di sekitar tempat fasilitas selalu lebih banyak dibanding sekelompok tertentu - Jumlah penduduk di wilayah yang berdekatan di sekitar tempat fasilitas selalu kurang dibanding sekelompok tertentu
Inti dari penjelasan mengenai teori lokasi fasilitas umum ini menekankan pada aksesibilitas yaitu memiliki akses yang baik dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Dalam pengertian untuk fasilitas lokasi taman berbanding lurus dengan teori tersebut karena dalam peraturan lokasi taman cenderung ditempatkan di sekitar rumah penduduk.
2.5 Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi apakah suatu lokasi menarik untuk dikunjungi atau tidak. Tingkat aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan di dalam mencapai dan menuju arah suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan, 2006). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan dan keamanan ialah tingkat kriminalitas dan tingkat kebisingan dengan tolak ukur 40-60dB (WHO, 2007).
Dalam analisis kota yang telah ada atau rencana kota, dikenal standar lokasi (standard for location requirement) atau standar jarak (Jayadinata, 1999: 160) seperti terlihat pada Tabel 1 berikut:
Tabel 4. Standar Jarak dalam Kota
No. Prasarana Jarak dari tempat tinggal (berjalan kaki)
1. Tempat Bermain Anak atau Taman km atau 20 menit
2. Tempat Olahraga (Rekreasi)
1 km atau 20 menit
30 sampai 60 menit Sumber: Chapin dalam Jayadinata Jalur pejalan kaki juga menjadi pendukung kemudahan akses menuju lokasi taman tersebut. Jalur ini dinamakan pedestrian ways yang merupakan wadah atau ruang untuk kegiatan pejalan kaki melakukan aktivitas dan untuk pelayanan kepada pejalan kaki sehingga dapat meningkatkan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan. Agar terciptanya kenyamanan tersebut diperlukan fasilitas berupa zebracross, trotoar, dan lampu pejalan kaki
3. Taman Umum (Cagar, Kebun Binatang, dsb)
Tidak hanya pergerakan manusia saja yang mempengaruhi tingkat aksesibilas, pergerakan kendaraan juga merupakan faktor penting penunjang kemudahan akses tersebut. Kemudahan untuk menuju lokasi taman akan lebih mudah apabila terjangkau oleh transportasi publik.
2.6 Pedoman Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya SNI 03-1733-2004 Persyaratan Lokasi
1) kriteria keamanan, dicapai dengan mempertimbangkan bahwa lokasi tersebut bukan merupakan kawasan lindung (catchment area), olahan pertanian, hutan produksi, daerah buangan limbah pabrik, daerah bebas bangunan pada area Bandara, daerah dibawah jaringan listrik tegangan tinggi;
2) kriteria kenyamanan, dicapai dengan kemudahan pencapaian (aksesibilitas), kemudahan berkomunikasi (internal/eksternal, langsung atau tidak langsung), kemudahan berkegiatan (prasarana dan sarana lingkungan tersedia);
3) kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas), dicapai dengan penghijauan, mempertahankan karakteristik topografi dan lingkungan yang ada, misalnya tidak meratakan bukit, mengurug seluruh rawa atau danau/setu/sungai/kali dan sebagainya;
4) kriteria keterjangkauan jarak, dicapai dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan orang berjalan kaki sebagai pengguna lingkungan terhadap penempatan sarana dan prasarana-utilitas lingkungan; dan
5) kriteria lingkungan berjati diri, dicapai dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya masyarakat setempat, terutama aspek kontekstual terhadap lingkungan tradisional/lokal setempat.
2.6.1 Persyaratan dan kriteria Persyaratan dan kriteria sarana ruang terbuka mempertimbangkan lokasi penempatan dan penyelesaian ruang (lihat tabel dibawah ini)
Tabel 5. Standar Kriteria Lokasi Taman
No Jenis
Kriteria Lokasi dan Sarana
Jumlah
Kebutu Stan Radius
Pendudu
han
dard pencapai Penyelesaian
Luas
(m2/ji an (m)
ng (jiwa)
Min (m2)
1 Taman/Temp 250
Ditengah kelompok at Main
Dipusat kegiatan at Main
2 Taman/Temp 2500
3 Taman dan
Sedapat mungkin Lapangan
berkelompok dengan OlahragaTam
sarana pendidikan an
Terletak di jalan utama, Lapangan
4 Taman dan
sedapat mungkin OlahragaTam
berkelompok dengan an
sarana pendidikan
5 Jalur Hijau
15m
Menyebar
6 Kuburan/Pem 120000 Mempertimbangkan akaman
radius pencapaian dan Umum
area yang dilayani Sumber : SNI 03-1733-1989, tentang Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan pada penelitian penentuan lokasi Taman Harmoni adalah menggunakan metode analisa teori dan analisa empirik. Pendekatan tersebut digunakan dalam menguji empirik obyek spesifikasi, berpikir tentang empirik yang teramati, yang terukur dan dapat dieliminasikan serta dapat dimanipulasikan, dilepaskan dari satuan besarnya (Muhadjir, 1990). Metode analisa teori menjadikan teori sebagai batasan lingkup kemudian mengidentifikasi faktor empiris sebagai faktor yang berpengaruh dalam penentuan kriteria lokasi taman
Teori pembatasan lingkup, definisi secara teoritik dan empirik yang berkaitan dengan identifikasi kriteria penentuan lokasi taman/RTH berdasarkan studi dan penelitian yang pernah ada. Selanjutnya, teori-teori studi tersebut dapat dirumuskan menjadi sebuah yang menghasilkan variabel penelitian. Tahap yang terakhir adalah tahap generalisasi hasil, yang bertujuan menarik sebuah kesimpulan berdasarkan hasil analisis kajian karakteristik taman yang dikomparasikan kriteria umum yang didapat dari teori lokasi dan standart penentuan lokasi taman yang tepat
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan tujuan untuk mengetahui kriteria-kriteria penentu lokasi taman. Keberadaan Taman Harmoni yang baru saja dibangun sekarang belum memiliki sebuah dasar pertimbangan penentuan lokasi sehingga dilakukan penelitian dengan jenis ekploratif yang kemudian dapat menjadi acuan dalam pengembangan agar lebih efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatannya. Selain itu digunakan pula pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi daerah tertentu.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah faktor atau hal yang diamati yang memiliki ukuran, baik ukuran yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Sedangkan kriteria adalah ukuran, prinsip atau standart yang dapat digunakan untuk menilai sesuatu atau mengambil keputusan. Berdasarkan tinjauan pustaka dan survey pendahuluan, didapatkan beberapa variabel, kriteria dan definisi operasional yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses analisis. Dari kriteria tersebut didapatkan definisi operasional dan tingkat pengukuran preferensi terhadap responden agar data yang diperoleh lebih mikro dan proses penggalian analisis lebih Variabel penelitian adalah faktor atau hal yang diamati yang memiliki ukuran, baik ukuran yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Sedangkan kriteria adalah ukuran, prinsip atau standart yang dapat digunakan untuk menilai sesuatu atau mengambil keputusan. Berdasarkan tinjauan pustaka dan survey pendahuluan, didapatkan beberapa variabel, kriteria dan definisi operasional yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses analisis. Dari kriteria tersebut didapatkan definisi operasional dan tingkat pengukuran preferensi terhadap responden agar data yang diperoleh lebih mikro dan proses penggalian analisis lebih
Tabel 6. Variabel Lokasi
No Tinjauan Teori
Spesifikasi Faktor
1 Teori Christaller
a. Threshold
b. Jarak pelayanan
c. Hirarki
2 WHO (2007)
a. Fasilitas (Jalur Pejalan kaki/Trotoar dan tempat penyebrangan/zebracross)
b. Keamanan lingkungan (kriminalitas) dan ketenangan dari kebisingan.
3 Putut (2016)
a. Akses
b. Kenyamanan
c. tingkat pelayanan
4 Pedoman Dinas Pekerjaan
a. Jumlah Penduduk (Cakupan) Umum Cipta Karya
b. Tingkat Pelayanan
SNI 03-1733-2004
c. Kenyamanan
d. Akses Sumber: analisis pribadi, 2016
Melalui teori-teori tersebut, maka diperoleh faktor yang paling menentukan penentuan lokasi RTH (Taman) antara lain:
Tabel 7. Kriteria Faktor-Faktor
a. Keamanan dan Ketertiban
Faktor Penentuan Lokasi
b. Pelayanan
c. Jarak (Akesesibilitas)
Sumber: analisis pribadi, 2016
Tabel 8. Kriteria dan Sub Kriteria Faktor Lokasi No
Kriteria
Sub Kriteria
Definisi Operasional
1 Keamanan dan Kriminalitas
Jumlah tindak kriminalitas yang terjadi
Kenyamanan
disuatu wilayah lokasi sekitar taman dihitung
dalam
satuan jumlah
Kebisingan
Ketinggian kriminalitas
suara yang tidak dikehendaki dalam suatu wilayah dikur dalam satuuan desibel
Jenis Vegetasi
Jenis pepohonan dalam suatu wilayah yang memiliki lebar tajuk tertentu dalam meter
2 Pelayanan
Jangkauan Pelayanan
Jarak terjauh yang bisa dilayani oleh taman
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang terlayani oleh taman tersebut
Luas Taman
Lahan dengan luasan tertentu yang memiliki peruntukan taman
3 Aksesibilitas
Jarak dengan
Jarak tempuh pencapaian lokasi
Pemukiman
dalam meter dari pemukiman.
Jangkauan dari
Jarak lokasi taman dengan rute
transportasi publik
transportasi publik
Keberadaan Trotoar
Keberadaan trotoar untuk jalur pejalan kaki untuk menjamin keamanan jalan
Sumber: analisis, 2016
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan cara-cara yang digunakan dalam memecahkan masalah dalam penelitian yang diangkat, terutama dalam hubungannya dengan instrument yang akan digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi
Data Sekunder
Data sekunder ini diperoleh melalui studi literatur yang berhubungan dengan penelitian yang diambil. Studi literatur ini terdiri dari tinjauan teoritis dan pengumpulan data instansi. Untuk tinjauan teoritis kegiatan pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat teori-teori dari para ahli yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Yang perlu diperhatikan data pengumpulan data sekunder ini adalah keakuratan sumber data serta studi literatur atau kepustakaan dilakukan dengan meninjau isi dari literatur yang bersangkutan dengan tema penelitian ini.
Data Primer
Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan melakukan wawancara kepada beberapa pihak yang berpengaruh dan berkepentingan dalam penelitian. Selain itu juga dilakukan survey lapangan untuk lebih mengetahui kondisi lapangan dan mencari data pendukung dalam penelitian ini.
a. Kuesioner Kuesioner merupakan bentuk pertanyaan yang disusun berdasarkan daftar pertanyaan. Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana jawabannya sudah tersedia dan memiliki bobot/ kriteria tertentu sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya.
b. Wawancara Wawancara dalam penelitian ini yaitu metode wawancara dilakukan pada stakeholder yang berkaitan dengan ruang lingkup penelitian. Hal ini merupakan salah satu metode pengumpulan data dimana metode ini dilakukan dengan cara tanya jawab lisan. Metode ini dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan kondisi langsung bertemu dan berhadap- hadapan.
3.5 Analisa Responden
Pemilihan responden dilakukan sesuai dengan stakeholder yang terkait dalam pemilihan lokasi. Untuk memperoleh informasi yang representatif, maka diperlukan stakeholder yang memahami kondisi lokasi maupun pihak yang terkait dengan adanya Taman Harmoni. Adapun stakeholder yang digunakan pada penelitian ini adalah dari dinas kebersihan dan keamanan (DKP), Kelurahan Keputih dan akademisi. Dalam analisis yang dilakukan pada stakeholder yang berbeda tersebut tersebut bertujuan agar menemukan perbedaan preferensi yang signifikan mengenai faktor apa yang paling diperhatikan dari masing-masing stakeholder dalam menentukan suatu lokasi taman. Berdasarkan identifikasi yang ada, stakeholder yang terkait antara lain:
Tabel 9. Stakeholder Penelitian
No Stakeholder
Kepentingan
Dinas
Sebagai penyelenggaraan urusan kebersihan
1 Kebersihan dan dan pertamanan serta mengetahui segala
Pertamanan
seluk beluk taman di Surabaya Instansi yang bertanggung jawab atas
Kelurahan
2 operasional dan administrasi Taman Harmoni
Keputih
Keputih
Sebagai seorang ahli yang memiliki ilmu dan
3 Akademisi
pengalaman yang lebih
Sumber: Sumber: analisis pribadi, 2016
3.6 Metode Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik pengambilan suatu
keputusan yaitu Analisis Hirarki Proses (AHP) adalah model yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dengan cara membuat asumsi dan memperoleh pemecahan yang diinginkan dengan memasukkan faktor kualitatif dan kuantitatif (Saaty, 1993). Metode tersebut merupakan analisis yang digunakan untuk memformulasikan masalah-masalah yang tidak terstruktur baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun ilmu pengetahuan, dan manajemen serta masalah yang memerlukan keputusan pada situasi yang kompleks atau tidak disangka, dimana data dan informasi sangat minim atau tidak ada sama sekali.
Teknik analisis tersebut digunakan untuk memberikan bobot prioritas pada kriteria- kriteria penentuan lokasi Taman Harmoni. Data yang diinput untuk analisis menggunakan AHP adalah kriteria-kriteria penentuan lokasi taman yang didapat dari kajian pustaka, lalu menghasilkan output berupa tingkat prioritas dari perbandingan kriteria penentuan lokasi taman tersebut. Proses tersebut menunjukkan bahwa pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks diperlukan peentapan prioritas dan melakukan perimbangan. Untuk membantu jalannya analisis hirarki proses, hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden di masukkan ke dalam aplikasi Expert Choice untuk diproses dan dianalisa.
BAB IV GAMBARAN UMUM
4.1 Gambaran Umum
Taman Harmoni Keputih ini berada di Jalan Keputih Tegal Sari no.241 dengan luas lahan yaitu 50 ha.Pembangunan taman ini adalah upaya menyuburkan kembali tanah eks tempat pembuangan akhir (TPA) sampah keputih setelah 11 tahun ditutup
Batas lokasi tapak yang merupakan luasan dan ruang untuk Taman Harmoni saat ini, adalah meliputi :
Sebelah Utara
: Marina Emas Barat
Sebelah Selatan
: Eastern Ring Paradise
Sebelah Timur
: Marina Emas Timur
Sebelah Barat
: SMKN 10 Surabaya
Gambar 3 Lokasi Taman Harmoni Keputih Sukolilo
sumber: www.wikimapia.com , 2016
4.2 Demografi
Menurut Dinas Pendidikan dan Pencatatan Sipil, penduduk di Surabaya sebesar 2.969.555 Jiwa.
4.3 Pelayanan
Taman Harmoni Keputih adalah salah satu taman yang diproyeksikan menjadi Taman Kota oleh Pemerintah Kota Surabaya.
BAB V ANALISIS
5.1 Analisa Faktor Pemilihan Lokasi Menurut Preferensi Stakeholder
Analisis yang digunakan dalam penentuan faktor-faktor pemilihan lokasi taman Haromoni adalah analisis AHP (Analitycal Hierarchy Process). AHP dilakukan dengan melihat penilaian faktor- faktor berupa kriteria dan sub kriteria yang mempengaruhi keputusan penentu lokasi taman Harmoni menurut preferensi stakeholder. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa dalam pengelolaan taman Harmoni melibatkan banyak pihak terkait.
Adapun stakeholder yang digunakan pada penelitian ini adalah dari pihak pemerintah, masyarakat (pengunjung), dan akademisi. Dalam analisis yang dilakukan pada stakeholder yang berbeda tersebut tersebut bertujuan agar menemukan perbedaan preferensi yang signifikan mengenai faktor apa yang paling diperhatikan dari masing-masing stakeholder dalam menentukan suatu lokasi taman. Agar proporsi preferensi antar stakeholder seimbang makan dilakukan analisis AHP secara terpisah. Berikut adalah stakeholder dalam analisis faktor penentuan lokasi taman Harmoni Keputih.
Tabel 10. Stakeholder dalam analisis faktor lokasi Taman Harmoni
No
Stakeholder
1 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
2 Kelurahan Keputih
3 Pengunjung Taman
4 Akademisi
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dilakukan, penentuan atau pemilihan teknik analisis faktor yang akan digunakan adalah didasarkan pada kemampuan teknik tersebut dalam menjelaskan data yang ada serta tingkat keakuratan model analisis. Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam analisis faktor ini adalah dengan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) dan teknik analisis deskriptif. Adapun kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan dalam kuesioner tersebut sebagai berikut :
Keamanan dan Kenyamanan Pelayanan Aksesibilitas
Dari kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan berdasarkan study literature pada bab tinjauan pustaka telah dilakukan analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice dan didapatkan hasil berupa kriteria dan sub kriteria yang sangat berpengaruh Dari kriteria dan sub kriteria yang telah ditentukan berdasarkan study literature pada bab tinjauan pustaka telah dilakukan analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice dan didapatkan hasil berupa kriteria dan sub kriteria yang sangat berpengaruh
A. Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Berikut adalah hasil analisis faktor pemilihan lokasi menurut preferensi Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Surabaya. Dari hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice, baik hasil AHP kriteria maupun sub kriteria dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni. Adapun aktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni menurut preferensi DKP Surabaya disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
Bobot
Bobot
No. Kriteria
Sub Kriteria
AxB Prioritas
(A)
(B)
1 Keamanan dan
Jenis Vegetasi
Jumlah Penduduk 0,493
Luas Taman
Jarak Dengan
Permukiman Jangkauan dari
Publik Keberadan
sumber: analisis , 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan yang sama yaitu sebesar 0,333. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah Kriminalitas, Jumlah Penduduk, dan Keberadaan Trotoar. Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 artinya data yang ada adalah valid.
B. Kelurahan Keputih
Berikut adalah hasil analisis faktor pemilihan lokasi menurut preferensi Kelurahan Keputih. Dari hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice, baik hasil AHP kriteria Berikut adalah hasil analisis faktor pemilihan lokasi menurut preferensi Kelurahan Keputih. Dari hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice, baik hasil AHP kriteria
Tabel 12. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
Bobot
Bobot
No. Kriteria
Sub Kriteria
AxB Prioritas
(A)
(B)
7 Keamanan dan
Jenis Vegetasi
Jumlah Penduduk 0,240
Luas Taman
Jarak Dengan
Permukiman Jangkauan dari
Publik Keberadan
sumber: analisis , 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan tertinggi adalah pelayanan yaitu sebesar 0,413. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah jangkauan pelayanan dengan bobot 0,207. Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 yang artinya data yang didapat valid.
C. Akademisi
Berikut adalah hasil analisis faktor pemilihan lokasi menurut preferensi Akademisi dari ITS Surabaya. Dari hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice, baik hasil AHP kriteria maupun sub kriteria dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni. Adapun aktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni menurut preferensi akademisi Berikut adalah hasil analisis faktor pemilihan lokasi menurut preferensi Akademisi dari ITS Surabaya. Dari hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice, baik hasil AHP kriteria maupun sub kriteria dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni. Adapun aktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni menurut preferensi akademisi
Tabel 13. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
Bobot
Bobot
No. Kriteria
Sub Kriteria
AxB Prioritas
(A)
(B)
4 Keamanan dan
Jenis Vegetasi
Jumlah Penduduk 0,063
Luas Taman
Jarak Dengan
Permukiman Jangkauan dari
Publik Keberadan
sumber: analisis , 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan tertinggi adalah pelayanan yaitu sebesar 0,610. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah jangkauan pelayanan dengan bobot 0,335.
Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 yang artinya data yang didapat valid.
D. Pengunjung RTH Taman Harmoni
Berikut adalah hasil analisis faktor pemilihan lokasi menurut preferensi pengunjung Taman Harmoni. Dari hasil analisis AHP menggunakan aplikasi expert choice, baik hasil AHP kriteria maupun sub kriteria dapat disimpulkan beberapa faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni. Adapun aktor-faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi Taman Harmoni menurut preferensi pengunjung disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 14. Hasil Analisis Antar Kriteria dan Sub Kriteria
Bobot
Bobot
No. Kriteria
Sub Kriteria
AxB Prioritas
(A)
(B)
3 Keamanan dan
Jenis Vegetasi
Jumlah Penduduk 0,101
Luas Taman
Jarak Dengan
Permukiman Jangkauan dari
Publik Keberadan
sumber: analisis , 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan kriteria-kriteria di atas memiliki tingkat pengaruh dan kepentingan tertinggi adalah aksesibilitas yaitu sebesar 0,0,559. Sementara untuk Sub Kriteria yang paling penting adalah jarak dengan permukiman dengan bobot 0,413. Analisis di atas dijalankan pada aplikasi expert choice dan memiliki tingkat inkonsistensi di bawah 0,1 yang artinya data yang didapat valid.
5.2 Kombinasi Analisis Faktor Penentuan Lokasi Taman Harmoni
Berdasarkan hasil olahan aplikasi, didapat kombinasi preferensi stakeholder dalam penentuan faktor-faktor pemilihan lokasi taman harmoni. Ketiga kriteria memiliki tingkat inkonsistensi yang normal karena berada di bawah 0,1.
A. Pembobotan Kriteria
Jika dilihat dari pembobotan antar kriteria hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah pelayanan sebesar 0,360. Kemudian kenyamanan dan keamanan sebesar 0,326. Dan terakhir aksesibilitas dengan bobot 0,314.
Gambar 4 Prioritas Kategori Taman Harmoni Keputih Sukolilo
sumber: analisis , 2016
Sehingga dari penilaian dan analisis antar kriteria didapatkan faktor yang paling berpengaruh pada pemilihan lokasi taman Harmoni adalah faktor pelayanan. Dengan inkonsistensi 0,00167 yang berarti normal.
B. Pembobotan Sub Kriteria
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh berdasarkan kriterianya sebagai berikut:
1. Kriteria Keamanan dan Kenyamanan
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria keamanan dan kenyamanan hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah kriminalitas, dengan bobot 0,551. Kemudian jenis vegetasi dan kebisingan.
Gambar 5 Prioritas Kriteria Keamanan dan Kenyamanan Taman Harmoni Keputih Sukolilo
sumber: analisis , 2016
Sehingga dari penilaian dan analisis antar sub kriteria dalam kriteria keamanan dan kenyamanan didapatkan faktor yang paling berpengaruh pada pemilihan lokasi taman Harmoni adalah faktor kriminalitas. Dengan inkonsistensi 0,00167 yang berarti normal.
2. Kriteria Pelayanan
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria pelayanan hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah jangkauan pelayanan, dengan bobot 0,439. Kemudian luas taman dan jumlah penduduk.
Gambar 6 Prioritas Kriteria Pelayanan Taman Harmoni Keputih Sukolilo
sumber: analisis , 2016
Sehingga dari penilaian dan analisis antar sub kriteria dalam kriteria pelayanan Sehingga dari penilaian dan analisis antar sub kriteria dalam kriteria pelayanan
3. Kriteria Aksesibilitas
Jika dilihat dari pembobotan antar sub kriteria dalam kriteria aksesibilitas hasil kombinasi didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah jangkauan transportasi publik, dengan bobot 0,508. Kemudian jarak dengan permukiman dan keberadaan trotoar.
Gambar 7 Prioritas Kriteria AksesibilitasTaman Harmoni Keputih Sukolilo
sumber: analisis , 2016
Sehingga dari penilaian dan analisis antar sub kriteria dalam kriteria aksesibilitas didapatkan faktor yang paling berpengaruh pada pemilihan lokasi taman Harmoni adalah faktor jangkauan pelayanan. Dengan inkonsistensi 0,00154 yang berarti normal.
C. Faktor-Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Taman
Berdasarkan hasil analisis didapat kobinasi preferensi stakeholder terhadap faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi taman Harmoni sebagai beriut.
Tabel 15. Hasil Analisis Akhir Kombinasi
Bobot
Bobot
No. Kriteria
Sub Kriteria
AxB Prioritas
Keamanan dan
Jenis Vegetasi
Jumlah Penduduk 0,165
Luas Taman
Jarak Dengan
Permukiman Jangkauan dari
Publik Keberadan
Totoar
sumber: analisis , 2016
Gambar 8 Prioritas Sub Kriteria Pemilihan Lokasi Taman Harmoni Keputih Sukolilo
sumber: analisis , 2016
Dari hasil analisis di atas didapatlah 3 (tiga) Sub Kriteria yang paling berpengaruh terhadap pemilihan lokasi taman menurut stakeholder yang ada. Ketiga Sub Kriteria tersebut adalah jangkauan pelayanan, kriminalitas, dan luas taman.
E. Kesesuaian Kriteria dengan Eksisting Taman Harmoni
1. Jangkauan Pelayanan
Jangkauan pelayanan adalah jarak terjauh yang bisa dilayani oleh sebuah layanan. Taman Harmoni merupakan taman berhirarki Kota. Dengan demikian taman ini seharusnya mampu melayani penduduk kota Surabaya khususnya Surabaya Timur. Dengan luas 50 Ha mengindikasikan pelayanan taman harus mampu menjangkau seluruh penduduk Kota Surabaya. Berdasakan eksisting dan hasil preferensi stakeholder jangkauan pelayanan Taman Harmoni memiliki kesesuaian yang tinggi. Terlihat dari pengunjung yang datang saat diwawancarai berasal dari Sidoarjo yang notabene di luar Kota Suabaya sendiri. Selain itu, Taman Harmoni sebagai pelayanan dalam kebutuhan Ruang Terbuka Hijau juga telah dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat yang mengunjunginya seperti bercengkerama dengan keluarga, bermain wahana yang ada, hingga foto Pre – Wedding. Maka faktor jangkauan pelayanan cukup relevan apabila berada di posisi pertama sebagai faktor yang paling diprioritaskan oleh stakeholder.
2. Kriminalitas
Merupakan derajat tingkat kejahatan di suatu wilayah. Taman yang baik adalah yang tingkat kriminalitasnya berada pada taraf aman. Dari segi eksisting kriminalitas di Taman Harmoni memiliki kategori baik. Dengan pencahayaan dan berdekatan dengan Terminal Keputih, tingkat kriminalitas di Taman Harmoni termasuk aman. Sementara untuk standardisasi taman sendiri memang dibutuhkan tempat terbuka yang bebas dari kriminalitas yang membuat taman menjadi tempat yang aman bagi penduduk. Sehingga Merupakan derajat tingkat kejahatan di suatu wilayah. Taman yang baik adalah yang tingkat kriminalitasnya berada pada taraf aman. Dari segi eksisting kriminalitas di Taman Harmoni memiliki kategori baik. Dengan pencahayaan dan berdekatan dengan Terminal Keputih, tingkat kriminalitas di Taman Harmoni termasuk aman. Sementara untuk standardisasi taman sendiri memang dibutuhkan tempat terbuka yang bebas dari kriminalitas yang membuat taman menjadi tempat yang aman bagi penduduk. Sehingga
3. Luas Taman
Luas taman yang sesuai dengan standart kebutuhan RTH di Kota Surabaya yaitu 0,3 m 2 /jiwa. Artinya bagi 100.000 jiwa harus memiliki 30000 m2 atau 30 Ha laha. Penduduk kota Surabaya adalah 2.969.555 jiwa. Artinya membutuhkan public space yang mencapai 890.866,5 m2 atau 890,8 Ha. Taman Harmoni memiliki luas 50 Ha artinya 50.000 m2 dari 890.866,5 m2 telah terakomodasi di Taman Harmoni. Taman Harmoni adalah taman yang diproyeksikan sebagai taman terbesar di Surabaya. Berdasarkan preferensi stakeholder maka dapat disimpulkan bahwa faktor luas taman diprioritaskan terhadap pemilihan lokasi taman di Kota Surabaya dan Taman Harmoni.
E. Hasil Wawancara Stakeholder
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kantor Kelurahan dan Kantor Dinas Kebersihan dan Pertamanan, didapatkan informasi bahwa kriteria lain yang mempengaruhi pemilihan lokasi Taman Harmoni adalah faktor relokasi TPA Keputih. TPA Keputih merupakan lokasi penampungan sampah dengan pelayanan Kota di Surabaya yang telah berjalan 11 tahun. Karena tujuan relokasi tersebut dipertimbangkan penggunaan yang tepat untuk lokasi wilayah TPA dan yang paling memungkinkan adalah peruntukan Taman. Sehingga Taman Harmoni didirikan di atas sisa timbunan aktivitas TPA Keputih sebagai Taman dengan pelayanan Kota.
BAB VI KESIMPULAN
Berdasarkan analisis degan metode AHP, terdapat perbedaan preferensi stakeholder tentang prioritas pemilihan lokasi taman di kota Surabaya. Berdasarkan preferensi Dinas Kebersihan dan Pertamanan memprioritaskan sub kriteria kriminalitas, jumlah penduduk, dan keberadaan trotoar. Dari preferensi Kantor Kelurahan Keputih dan Akademisi memprioritaskan jangkauan pelayanan. Sementara dari preferensi pengunjunh didapatkan sub kriteria jarak dengan pemukiman. Sedangkan berdasarkah hasil kombinasi didapatkan tiga faktor paling diprioritaskan oleh stakeholder, yaitu: Jangkauan Pelayanan, Kriminalitas, dan Luas Taman.
Berdasarkan dari hasil wawancara, faktor yang paling menentukan dalam pemilihan lokasi Taman Harmoni Keputih adalah pelayanan dan aksesibilitas. Alasan pemilihan lokasi Taman Harmoni tidak hanya berdasarkan kriteria yang disebutkan di atas. Pemilihan lokasi taman ini juga dilandasi oleh konversi lahan TPA menjadi Taman. Lahan bekas TPA yang tidak dioperasikan selama 11 tahun ini hanya bisa dikonversikan menjadi Taman. Taman Harmoni Keputih ini hirarkinya adalah Taman Kota yaitu sejajar dengan Taman Bungkul. Berdasarkan temuan dari data eksisting ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat
faktor lain diluar kriteria yang ada namun menjadi pertimbangan faktor pemilihan
lokasi Taman Harmoni Keputih.
Daftar Pustaka
Permen PU No.5 Tahun 2008 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Kawasan Perkotaan SNI 03-1733-1989, tentang Tata cara perencanaan kawasan perumahan kota http://www.penataanruang.com/ruang-terbuka-hijau.html , diakses Mei 2016
Lampiran
KUISIONER PENENTUAN LOKASI TAMAN HARMONI KEPUTIH, SUKOLILO
(KELURAHAN KEPUTIH)
Identitas Nama
: Putut
Pekerjaan
: Sekretaris Kelurahan Keputih
A. PENDAHULUAN Yth Bapak/Ibu Informan,