makalah hama dan penyakit tanaman murbei

MAKALAH
ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK
HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MURBEI

Anggota Kelompok :
PUNTOJIWO K

115050107111023

YULI PUSPITA

125050101111041

ARYO PRADITYO B.

125050101111112

M.WAIS ALQORNI

125050101111115


MOH. SARI

125050101111125

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hama Dan Penyakit Pada
Tanaman Murbei” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan..
Kami sangat berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan baik
untuk kami maupun pembaca kelak. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan komentar positif agar dapat diperbaiki di kesempatan yang
akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa ada saran yang membangun.

Malang, 26 November 2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Daun tanaman murbei (Morus sp) merupakan pakan alami ulat sutera (Bombyx mori).

Tersedianya daun murbei yang cukup dengan mutu yang baik merupakan salah satu persyaratan utama untuk
menghasilkan kokon berkualitas baik.Serangan oleh hama dan penyakit pada tanaman murbei dapat merusak
tanaman sehingga hasil produksi daun untuk pakan ulat sutera sangat merosot. Di Indonesia terdapat sekitar 5
jenis hama yang merusak tanaman murbei yaitu : hama pucuk (G. pulverulentalis), kutu
daun(Maconellicoccus hirsutus), hama penggerek batang (pectes plarator ), kutu batang
(Pseudaulacapsis pentagona) dan rayap (Macrotermes sp.),(Susanto, 1997).Menjelang musim
kemarau hama yang banyak menyerang adalah hama breng/kutu kebul atau (B. myricae) (F.A.O.1988).
Beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman murbei adalah : penyakit powderymildew (Phyllactini
sp), penyakit bintik dan (Sirosporium mori), penyakit bercak dan dan penyakit plasta. Penanganan dan
penggunaan pestisida untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman murbei harus
mempunyai residu yang singkat agar daun murbei yang dimakan ulat sutera tidak menimbulkan kematian
bagi ulat tersebut.

1.2.

Rumusan Masalah
 Hama dan penyakit apa saja yang dapat menyerang tanaman murbei?
 Bagaimana penanganan yang tepat terhadap hama dan penyakit tanaman murbei?
 Pestisida apa saja yang efektif sehingga dapat menekan hama penyakit tanaman murbei tetapi
tidak menimbulkan kematian bagi ulat sutera yang memakan daun murbei?

1.3.

Tujuan
 Untuk mengidentifikasi hama dan penyakit apa saja yang menyerang tanaman murbei.
 Untuk menentukan cara pengendalian yang efektif terhadap hama dan penyakit pada tanaman
murbei.
 Untuk menentukan pestisida yang efektif untuk hama dan penyakit pada tanaman murbei tetapi
aman bagi ulat sutera sehingga dapat meningkatkan produksi bukon sutera.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Hama Penyakit Tanaman Murbei

Tanaman murbei yang umumnya ditanam di Indonesia adalah Morus multicaulis, M.cathayana
dan M. Nigra. Daun tanaman murbei merupakan makanan pokok ulat sutera (Bombyx mori).Hama yang
banyak menyerang pucuk daun murbei adalah :
a. Glyphodes pulverulentalis

Serangga ini termasuk ordo Lepidoptera. Ulatnya lebih menyukai daun tanaman murbei
M.multicaulis karena daunnya lebih lembut dibandingkan dengan varietas yang lain. Kerusakan terjadi
pada tanaman murbei di persemaian dan di lapangan terutama 1– 2 bulan setelahpangkas. Siklus hama ini
kurang lebih 25 hari, larva berwarna hijau bening, kepala coklat dan setelah dewasa menjadi coklat kemerahmerahan. Umur larva 8– 10 hari, ulat yang baru menetasakan memakan daun yang masih lunak sedangkan
ulat instar IV memakan jaringan daun, akibatnya daun berubah menjadi coklat transparan dan meninggalkan
kotoran hitam. Kerusakan terjadi diantara musim hujan dan awal musim kemarau.Sebelum menjadi pupa,
ulat menggulung daun yang dimakannya dengan mengeluarkan serat dan membuat kokon didalamnya.
Umur pupa 7 hari kemudian berubah menjadi ngengat, panjang badan 10 mm, sayap berwarna coklat dengan
bintik-bintik kelabu (Sunanto, 1997).
b. Kutu daun, Mealy Bug (Meconellicoccus hirsutus)

Serangga ini termasuk ordo Hemiptera, mengalami metamorfosa tidak sempurna, badannya ditutupi
oleh tepung putih. Siklus hidup kira-kira 35 hari, nimpha dan dewasa mengeluarka nembun madu yang
menyebabkan semut berdatangan atau embun tersebut dapat menjadi media tumbuh cendawan
Septobasidium dan diikuti dengan cendawan (Corticidium) yang berwarna hitam.Kutu ini merusak daun,

kuncup dan tunas muda dengan menghisap cairan, sehinggapertumbuhan pucuk terhalang atau terhenti. Daun
mengkerut, keriting dan berubah bentuk.Pertumbuhan tunas terhenti, kuncup daun membengkak, ruas
antara pucuk daun menjadi pendek yang mengakibatkan cabang membengkak tidak dapat berkembang serta
mudah patah BalaiPersuteraan Alam Sulawesi Selatan, 1996).
c. Kutu batang (Psedaulacapsis pentagona)

Serangga ini termasuk ordo Hemiptera, menyerang tanaman murbei yang terlindungi olehpohonpohon besar atau karena kondisi lembab. Bentuk nimpha dan dewasa terdapat padacabang atau batang,
menghisap cairan tanaman menyebabkan kulit cabang atau batang menjadiputih keabu-abuan. Jika serangan
cukup berat akan menyebabkan kematian tanaman (Sunanto,1997).
d. Hama breng/Kutu kebul (Bemisia myricae)

Serangga ini termasuk ordo Hemiptera, family: Aleurodidae, banyak ditemukan di bawah
permukaan daun. Serangan serangga ini banyak terjadi pada bulan Mei dan Juni. Bentuk nimpha dan dewasa
menusuk cairan daun dan meninggalkan sekresi berupa embun madu yang menyebabkan daun berwarna
hitam karena pada embun tersebut tumbuh cendawan jelaga (F.A.O., 1988). Daun murbei yang telah
diisap cairannya baik oleh kutu daun dan kutu kebul tidak dapat digunakan sebagai pakan ulat sutera karena
bila termakan akan mengakibatkan ulat sutera sakit dan mati.
Berbagai jenis penyakit yang menyerang tanaman murbei adalah :
a. Penyakit Tepung disebabkan oleh dendawan (Phylllactinia moricola).


Penyakit ini menyerang daun dengan muculnya bintik-bintik putih atau keputih-putihan
padabagian bawah daun kemudian menyebar pada permukaan daun seperti tepung putih.
Biasanyamenyerang daun yang telah dewasa (Balai Persuteraan Alam Sulsel, 1996).
b. Penyakit Bintik Daun oleh cendawan (Sirosporium mori).

Penyakit ini menyerang permukaan bawah daun ditandai dengan munculnya bintik-bintik kecil
berwarna hitam, menyebar dan akhirnya seluruh bagian bawah daun menjadi hitam.
c. Penyakit Plasta (Septobasidium bogoriensi).
Pada cabang muncul bintik-bintik kecil yang lama-kelamaan meluas melingkari cabang.Bintik
penyakit ini berwarna kelabu, muncul pada cabang dan batang terlihat seperti plesteryang
ditempel, permukaannya licin. Selanjutnya bagian tengah berubah menjadi warna coklattua dan
retak. Serangan penyakit ini bersimbiose dengan serangan kutu batang terutamaberkembang
pada jelaga yang dikeluarkan oleh kutu tersebut (Balai Persuteraan Alam Sulsel,1996).
2.2. Teknik Pengendalian Hama Tanaman Murbei
a. Pengendalian secara mekanis, cabang-cabang kecil dan daun yang terserang dipangkas.
b. Pengendalian secara biologis, menggunakan musuh-musuh alami seperti parasit dan predator.
c. Pengendalian secara kultur teknis, jarak tanam diperlebar.
d. Pengendalian secara kimia, menggunakan insektisida dengan konsentrasi formulasi 1-2 cc/ltdengan
volume semprot 1000– 1500 lt / ha
2.3. Teknik Pengendalian Penyakit Tanaman

a. Pengendalian secara mekanis, cabang, batang dan daun yang terserang dipangkas dandibakar.
b. Pengendalian secara kimia, menggunakan fungisida Benlate konst. Form. 0,5 grm/lt denganvolume
semprot 1000– 1500 lt / ha.
2.4. Insektisida yang Digunakan
1. Insektisida Botani atau Biorasional.Insektisida botani adalah campuran dari daun nimba
(Azadirachta indica), daun serai wangi(Cymbopogon nardus) dan rimpang lengkuas

(Alpinia galangal).Daun nimba mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antifeedant,
repellent dan racunkontak. Kandungan minyak yang terdapat dalam daun serai wangi berfungsi
sebagai pewangi detergent dan juga sebagai penghalau serangga. Rimpang lengkuas banyak
digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Hill dan Waller (1988)
menyatakan respon serangga yang terkena ekstrak nimba dapat langsung mati dan ada juga yang
menjadi cacat tubuhnya akibat terganggunya proses ganti kulit,Ekstrak daun serai wangi yang
mengandung minyak atsiri, senyawa aldehid diduga mempunyai sifat menolak terhadap serangga.
Sedangkan rimpang lengkuas mempunyai difat mengurangi nafsu makan terhadap serangga.
Campuran daun nimba : daun serai wangi : rimpang lengkuas dengan ratio 8 kg : 6 kg : 6 kg per ha
mampu menekan hama yang bentuk dewasa dan terbang,berpindah-pindah, lincah seperti hama
breng (kutu kebul) (Kardinan, 2002 dan Pasetriyani,1996).
2. Insektisida kimia, Confidor 200 SL.Bahan aktif insektisida ini adalah imidokloporid 200 gr/liter.
Insektisida ini bersifat sistemik,kontak dan lambung. Insektisida ini sangat efektif untuk hamahama yang berterbangan danlincah seperti hama bring pada tanaman murbei (Bayer).Hasil penelitian

di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang ternyata insektisida inisangat efektif mengendalikan
hama kutu kebul (bemisia tabaci) pada tanaman kentang dengan konsentrasi formulasi 2 cc/lt).
3. Insektisida Succes 25 ECBahan aktif insektisida ini adalah spinosad 25 gr/lt. Insektisida ini
merupakan insektisida alami karena bahan aktifnya menyerupai cendawan, bersifat racun kontak dan
lambung sangat efektif untuk ulat-ulat daun. Interval penggunaan insektisida ini 30– 40 hari sekali
dan hanya digunakan apabila populasi hama sudah mencapai ambang ekonomi (Dow Agro
Sciences).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hama dan penyakit pada tanaman murbei seperti kutu daun, kutu batang, penyakit palsta dsb
merupakan masalah yang harus diatasi untuk dapat memaksimalkan usaha produksi ulat sutera.
Berbagai cara pengendalian dapat dilakukan diantaranya pengendalian secara mekanis maupun
secara kimia. Pemberian intesektisida harus diperhatikan agar dapat efektif dalam mebunuh hama
dan penyakit yang mneyerang tanman murbei tanpa membahayakan ulat sutera saat dikonsumsi.
3.2. Saran
Dengan adanya pembahasan makalah dan dalam bentuk presentasi ini diharapkan mampu
memperluas wawasan dalam bidang usaha produksi ulat sutera serta dapat menambah nilai dari mata
kuliah Ilmu Produksi Aneka Ternak.


DAFTAR PUSTAKA
Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan. 1996.Hama Penyakit Murbei dan Pengendaliannya.
Departemen Kehutanan Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan,
Maros.F.A.O., 1988. Mulberry Cultivation.Agriculture Service. Bulletin 73 (1).
Hill, A.D. and Waller. 1988. Basic Characteristic of Botanical. The Suistanable Agriculture.NeyLetters
Vol. I (4).
Kardinan, A, 2002.Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasinya. Penerbit Swadaya, Jakarta.
Pasetriyani E.T., B,K. Udiarto, dan S. Supriyanto. 1996. Efikasi Insektisida Iorasional Terhadap Hama (Thrips
palmi) pada Tanaman Kentang Laporan Penelitian Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang.
Lembang.
Soemartono S, 1990. Peranan Sumber Hayati dalam Pengelolaan Serangga dan Tungau, Makalah Utama dan
Abstrak Seminar Pengelolaan. Serangga Hama dan Tungau. PAU Hayati ITB.Bandung