FAKULTAS EKONOMI and BISNIS PROGRAM STUD
MAKALAH PRAKTIKUM PERENCANAAN DAN
PENGEMBANGAN SDM
“KONDISI KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA
BAIK SECARA NASIONAL MAUPUN REGIONAL”
DI SUSUN OLEH KELOMPOK III :
Titin Maryati
Jati Perwitasari
Septian Hidayat
Chichi Rahmayanti
Randi Suwanto
43112120417
43114120404
43112120137
43113110493
43112120233
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa kami telah menyelesaikan tugas mata
kuliah Praktikum Perencanaan dan Pengembangan SDM dengan Pokok bahasan “Kondisi
Ketenagakerjaan di Indonesia Baik Secara Nasional maupun Regional” dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua, kerabat, dan teman-teman kami, sehingga kendala-kendala
yang kami hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
•
Ibu Dosen Pengampu Mata kuliah Praktikum Perencanaan dan Pengembangan SDM
•
yang telah memberikan tugas, petunjuk, dan motivasi dalam menyelesaikan tugas ini.
Orang tua, para anggota kelompok dan kerabat yang telah turut membantu,
membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Jakarta, 11 Maret 2016
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Kemandirian suatu bangsa tercermin pada ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas
dan mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan pembangunannya.Upaya untuk
mewujudkan tujuan Negara tersebut dilaksanakan melalui proses yang bertahap, terencana,
terpadu dan berkesinambungan sesuai dengan undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 dengan visi pembangunan
nasional : INDONESIa YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR.
Indonesia telah bangkit dari krisis keuangan yang melanda Asia di akhir 1990-an. Negara ini
berhasil mempertahan-kan pertumbuhan yang positif selama hampir satu dekade. Begitupun,
harus kita akui bersama, dalam persoalan ketenagakerjaan besarnya pertumbuhan ekonomi tidak
serta merta memperluas lapangan kerja formal. Prediksi-prediksi terkait perekonomian dari
berbagai sumber meramalkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat bagi Indonesia, di atas
enam persen per tahun di tahun-tahun mendatang. Hal ini jelas memperlihatkan peluangpeluang yang terbentang di hadapan Indonesia. Pemerintah Indonesia meyakini pertumbuhan
ekonomi yang sehat dan kuat dapat diarahkan pada penciptaan lapangan kerja yang layak dan
pekerjaan yang produktif. Sejumlah upaya telah dilakukan Indonesia. Sejak 2004, negeri ini
telah menyelesaikan reformasi hukum di bidang ketenagakerjaan ketika pada tahun itu UndangUndang Nomor 2 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industri diundangkan. Ini
merupakan satu dari tiga peraturan yang memayungi persoalan ketenagakerjaan di Indonesia.
Sebelumnya sudah ada Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat
Buruh dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.Tak itu saja,
Indonesia merupakan negara pertama di Asia dan negara ke-lima di dunia yang telah
meratifikasi seluruh konvensi dasar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Sejak menjadi
anggota ILO pada 1950, Indonesia telah meratifikasi 18 konvensi.Ini terdiri dari delapan
konvensi pokok, delapan konvensi umum, dan dua konvensi lainnya. Kendati demikian, bukan
berarti Indonesia tidak memiliki persoalan ketenagakerjaan. Indonesia merupakan sedikit dari
negara yang mampu bertahan menghadapi resesi global, yang terjadi pada akhir 1990-an. Dalam
beberapa tahun terakhir, Indonesia bahkan jauh lebih baik dibandingkan negara-negara tetangga
yang perekonomiannya lebih maju, dengan menjaga pertumbuhan ekonomi yang positif.
Kendati dampak negatif krisis dirasakan di seluruh wilayah, Indonesia mampu mempertahankan
pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2009 dan 2010 berkat pasar domestik yang besar.Tentu
saja seluruh upaya reformasi hukum itu belum menjawab seluruh persoalan ketenagakerjaan di
Indonesia. Misi utama pemerintah Indonesia di bidang ketenagakerjaan, dalam hal ini
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, adalah mempromosikan kesempatan kerja dan
pelayanan penempatan kerja, menciptakan hubungan industrial yang harmonis, demokratis, adil
dan bermartabat, dan peningkatan kualitas dari manajemen dan administrasi, sistem
pengawasan, sistem informasi serta penelitian dan pengembangan.Buku ini diterbitkan dalam
rangka kehadiran Presiden Republik Indonesia pada Konferensi Perburuhan Internasional ke100 untuk memberikan gambaran perkembangan ketenagakerjaan di Indonesia serta kebijakan
pemerintah Indonesia di sektor ini. Berikut adalah table yang menggambarkan tentang Fakta
Penduduk di Indonesia.
Pada 2010 Indonesia memperoleh peringkat keempat dari sepuluh negara yang mencatat
peningkatan Human Developmen Index (HDI) secara mengesankan. Dari 135 negara di seluruh
dunia yang dihitung berdasarkan kondisi tingkat pendidikan, kesehatan dan pendapatan per
kapita, peringkat Indonesia naik dari posisi 111 ke 108. Meskipun dari sisi kualitas hidup
manusia Indonesia menggembirakan, kondisi ini sesungguhnya juga memperlihatkan
munculnya tantangan lain, yakni persoalan ketenagakerjaan. Dengan usia hidup yang kian
panjang dan pendidikan yang kian tinggi memunculkan tantangan pemenuhan pasar tenaga
kerja. Terjadi ketidakseimbangan pertumbuhan, yakni antara tenaga kerja dan lapangan kerja.
Hal itu terjadi, salah satunya, karena motor pertumbuhan perekonomian Indonesia telah
bergeser sedikit demi sedikit dari pertanian dan industri pengolahan menjadi jasa. Sektor
pertanian dan industri mencatat tingkat pertumbuhan di bawah rata
I.2. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
Apa saja bagian dalam ketenagakerjaan?
Bagaimana kondisi tenaga kerja di Indonesia?
Bagaimana sistem upah yang berlaku di Indonesia?
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
2. Untuk mengetahui kondisi tenaga kerja di Indonesia.
Untuk mencoba meramalkan kondisi ketenagakerjaan Indonesia mengunakan metode rata-rata
sederhana dan menggunakan metode rata-rata bergerak.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. PENGERTIAN SUMBER DAYA MANUSIA
Secara sederhana (secara objektif) sumber daya diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan,
atau kemampuan untuk memperoleh keuntungan. Sedangakan secara subjektif, sumber daya
dapat diartikan segala sesuatu baik berupa benda maupun bukan benda yang dibutuhkan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara sederhana sumber daya manusia dapat diartikan sebagai seluruh penduduk yang berada
di suatu wilayah atau tempat dengan ciri-ciri demografis dan sosial ekonomis.
Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data kependudukan yang
dimiliki oleh suatu daerah atau negara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu bangsa atau negara. Sumber daya
manusia harus memadai, baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas
bersangkut paut dengan jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk. Sedangkan kualitas
terutama terutama dilihat dari beberapa aspek, seperti tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan
kualitas tenaga kerja yang tersedia.
II.2. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA
Kualitas sumber daya manusia merupakan merupakan komponen penting dalam setiap gerak
pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitas tinggilah yang dapat
mempercepat pembangunan bangsa. Jumlah penduduk yang besar, apabila tidak diikuti dengan
kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan. Kualitas penduduk adalah
keadaan penduduk baik secara perorangan maupun kelompok berdasarkan tingkat kemajuan
yang telah dicapai.
Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh penduduk harus mempunyai kualitas yang
memadai sehinga dapat menjadi modal pembangunan yang efektif. Tanpa adanya peningkatan
koalitas, jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai masalah dan menjadi beban
pembangunan.
Analisis mengenai kualitas sumber daya manusia sering dibedakan menjadi kualitas fisik dan
kualitas non fisik. Indikator yang dapat menggambarkan kualitas fisik penduduk meliputi
tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup. Kualitas non fisik meliputi
kualitas spiritual keagamaan, kekaryan, etos kerja, kualitas kepribadian bermasyarakat, dan
kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya.
Sampai saat ini, baik kualitas fisik maupun non fisik sumbar daya manusioa Indonesia masih
belum sesuai dengan yang diharapkan. Karena adanya kesulitan pengukuran kualitas non fisik,
sehingga yang sering di jadikan patokan adalah kualitas fisik.
II.3. KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan dapat di bagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Tenaga kerja
Klasifikasi tenaga kerja:
a. Tenaga kerja berdasarkan penduduknya
1) Tenaga kerja merupakan penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, yaitu
mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang
bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga.
2) Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja,
meskipun ada permintaan bekerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun
2003, mereka adalah penduduk di luar usia, yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun
dan berusia di atas 64 tahun. Contoh kelompok ini adalah para pensiunan, para lansia (lanjut
usia) dan anak-anak.
b. Tenaga kerja berdasarkan kualitasnya
1) Tenaga kerja terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran
dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.
Contohnya: pengacara,dokter, guru, dan lain-lain.
2) Tenaga kerja terampil
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerjayang memiliki keahlian dalam bidang
tertentudengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja terampil ini dibutuhkan latihan
secara
berulang-ulang
sehingga
mampu
menguasai
pekerjaan
tersebut.
Contohnya:apoteker, ahli bedah, mekanik, dan lain-lain.
3) Tenaga kerja tidak terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja.
Contoh: kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga, dan sebagainya.
2. Angkatan kerja
Angkatan kerja dibagi menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
a. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang
sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti petani yang sdang menunggu panen/
hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan sebagainya.
b. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang sedang bersekolah, mengurus rumah tangga tanpa
mendapat upah, lanjut usia, cacat jasmani dan sebagainya, dan tidak melakukan suatu kegiatan
yang dimasukkan kedalam kategori bekerja, sementara tidak bekerja atau mencari pekerjaan.
3. Usia kerja
Usia kerja merupakan tingkat umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh
pendapatan. usia kerja di Indonesia berkisar antara berumur 10-55 tahun sedangkan batas usia
kerja menurut bank dunia adalah 15-64 tahun.
4. Kesempatan kerja
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan terjadinya lapangan kerja
(pekerjaan) untuk diisi pencari kerja. Kesempatan kerja dapat diartikan kembali sebagai
permintaan akan tenaga kerja atau seberapa banyak tenaga kerja yang terserap kedalam dunia
kerja.
5. Pengangguran
Pengangguran adalah angkatan kerja yang tidak melakukan kegiatan kerja, atau sedang mencari
pekerjaan atau bekerja secara tidak optimal.
Klasifikasi pengangguran
a. Pengangguran menurut lama waktu bekerja
1) Pengangguran terbuka, merupakan tenaga kerja yang betul-betul tidak mempunyai
pekerjaan, meskipun mereka sedang mencari pekerjaan. Pengangguran ini terjadi apabila
seseorang belum mendapat pekerjaan padahaltelah berusaha secaramaksimal, sementara
lapangan kerja yang tersediatidak cocok dengan latar belakang pendidikannya, atau karena
malas mencari pekerjaan.
2) Setengah menganggur merupakan tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
ketiadaan lapangan kerja atau pekerjaannya. Pengangguran ini jam kerjanya kurang dari tiga
puluh lima jam selama seminggu. Sebagai contoh, seorang buruh bangunan yang telah
menyelesaikan pekerjaan di suatu proyek untuk sementara menganggur sambil menunggu
proyek berikutnya.
3) Pengangguran terselubung, adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena
tidak memperoleh pekerjaan yang tidak sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sebagai
contoh, suatu kantor mempekerjakan sepuluh orang karyawan padahal pekerjaan dalam
kantor itu dapat di kerjakan dengan baik dengan delapan karyawan saja, sehingga terdapat
kelebihan dua orang tenaga kerja dan orang-orang tersebut dinamakan pengangguran
terselubung.
b. Pengangguran menurut penyebab
1) Pengangguran struktural, disebabkan oleh ketidak cocokan antara keterampilan tenaga
kerja yang dibutuhkan dan keterampilan tenaga kerja yang tersedia.Latar belakang
ketidakcocokan ini berupa perubahan struktur permintaan penawaran dalam jangka
panjang sebagai dampak kemajuan teknologi, perubahan selera, dan persaingan antar
perusahaan.
2) Pengangguran siklikal, berkaitan dengan naik turunya aktifitas atau keadaan
perekonomian suatu Negara.
3) Pengangguran musiman, disebabkan oleh perubahan permintaan terhadap
tenaga kerja yang sifatnya berkala. Pengangguran seperti ini biasa terjadi pada
tenaga kerja paruh waktu (part time).
4) Pengangguran friksional, disebabkan oleh pergantian pekerjaan atau pergeseran
tenaga kerja. Sering kita jumpai tenaga kerja yang berpindah dari satu
perusahaan keperusahaan lain, atau berpindah dari jenis pekerjaan tertentu ke
jenis pekerjaan lainnya.
5) Pengangguran teknologi adalah Pengangguran yang terjadi karena adanya
penggunaan alat-alat teknologi yang semakin modern yang menggantikan
tenaga krja manusia.
II.4. Kondisi Tenaga Kerja Di Indonesia
Permasalahan tenaga kerja di Indonesia semakin berat. Bagaimana tidak berat, angka
pengangguran saja sudah mencapai 38,3 juta jiwa. Dari angka itu tercatat 8,1 juta yang
menganggur total atau tidak bekerja sama sekali dan tidak memiliki penghasilan.
Sementarayang 30,2 juta, itu setengah menganggur, atau mereka yang bekerja di bawah 35 jam.
Bahkan, bila ada buruh yang dibayar UMR, meski bekerja selama 40 jam, tak cukup untuk
memenuhi standar hidupnya.
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup
memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang
besar,pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan
potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat
mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan
dalam jangka panjang.
Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan,
dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
II.4.1. USAHA untuk menciptakan kesempatan kerja
Usaha untuk menciptakan kesempatan kerja guna mengurangi pengangguran dan
sekaligus menampung pertambahan tenaga kerja merupakan bagian kesatuan dari
seluruh kebijakan dan program-program pembangunan. Bahkan seluruh kebijakan dan
program pembangunan ekonomi dan sosial, mempertimbangkan sepenuhnya tujuantujuan perluasan kesempatan kerja serta kegiatan usaha yang banyak menyerap tenaga
kerja.Para pemimpin pemerintahan, pekerja dan pengusaha mengadopsi Pakta
Lapangan Kerja Global (Global Jobs Pact/GJP) pada Konferensi Perburuhan
Internasional Juni 2009 sebagai sebuah portofolio kebijakan yang telah diujicobakan,
yang menempatkan ketenagakerjaan dan jaminan sosial sebagai pusat dalam upaya
merespons krisis. GJP disusun untuk merespons dampak sosial yang muncul akibat
krisis global pada ketenagakerjaan yang baru-baru ini terjadi dan mengusulkan
kebijakan yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja, memperluas jaminan
sosial, menghargai standar-standar ketenagakerjaan dan mempromosikan dialog sosial.
Persoalan ketenagakerjaan di Indonesia bisa dipelajari berdasarkan kekuasaan politik
yang melatarbelakanginya. Setidaknya ada tiga era waktu yang dapat dipakai.
II.4.2. Kondisi dan tantangan tenaga kerja Indonesia saat ini
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang setahun terakhir, yang diukur berdasarkan kenaikan
Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2010 meningkat sebesar 6,1 persen dibanding 2009.
Pertumbuhan terjadi pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor
transportasi dan komunikasi sebesar 13,5 persen dan terendah di sektor pertanian 2,9 persen.
Jika diperhitungkan tanpa sektor migas, pertumbuhan PDB 2010 mencapai 6,6 persen.Struktur
perekonomian Indonesia secara spasial pada 2010 masih didominasi oleh kelompok provinsi di
Pulau Jawa dan Sumatera. Pulau Jawa memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 57,8
persen. Secara kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih terkonsentrasi
di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih diperankan oleh luar
Jawa.Bersamaan dengan pertumbuhan penduduk, tenaga kerja (penduduk berusia 15 tahun ke
atas) dan angkatan kerja juga terus bertambah.
II.5. Peningkatan Mutu Tenaga Kerja
a. Latihan Kerja
Latihan kerja merupakan proses pengembangan keahlian dan keterampilan kerja yang langsung
dikaitkan dengan pekerjaan dan persyaratan kerja. Dengan kata lain, latihan kerja berkaitan
dengan pengembangan profesionalisme tenaga kerja. Dalam kaitannya dengan peningkatan
mutu kerja, latihan kerja dapat berfungsi sebagai suplemen ataupun komplemen terhadap
pendidikan formal.
b. Pemagangan
Pemagangan adalah latihan kerja langsung ditempat kerja. Jalur pemagangan ini bertujuan
untuk memantapkan profesionalisme yang dibentuk melalui latihan kerja. Dengan bimbingan
dan pengalaman yang terus-menerus dalam dunia kerja maka profesionalisme tenaga kerja akan
dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan keterampilan yang dipelajari selama magang pada
suatu perusahaan.
c. Perbaikan gizi dan kesehatan
Perbaikan gizi dan kesehatan perlu dilaksanakan untuk mendukung ketahanan kerja dan
kemampuan belajar (kecerdasan) dalam menerima pengetahuan baru dan meningkatkan
semangat kerja. Selain peningkatan kemampuan teknis melalui jalur-jalur pengembangan
sumber daya manusia tersebut pula diupayakan agar tercipta manusia yang berkualitas dengan
cirri taat menjalankan agama, toleran dan saling menghargai sesama manusia, berwawasan
kepentingan nasional, produktif, disiplin, inivatif dan bertanggung jawab.
II.6. Upaya Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan di Indonesia
Secara umum kita dapat mengatasi berbagai masalah ketenagakerjaan melalui berbagai upaya
praktis seperti berikut:
1.
Mendorong Investasi
Mengharapkan investasi dari luar negeri kenyataannya belum menunjukkan hasil yang berarti
selama tahun 2006 lalu. Para investor asing mungkin masih menunggu adanya perbaikan iklim
investasi dan beberapa peraturan yang menyangkut aspek perburuhan. Kalau upaya terobosan
lain tidak dilakukan, khawatir masalah pengangguran ini akan bertambah terus pada tahuntahun mendatang.
Beberapa produk perikanan dan kelautan juga sangat potensial untuk dikembangkan seperti
udang, ikan kerapu dan rumput laut dan beberapa jenis budidaya perikanan dan kelautan
lainnya. Sektor industri manufaktur dan kerajinan, khususnya untuk industri penunjang supporting industries seperti komponen otomotif, elektronika, furnitur, garmen dan produk alas
kaki juga memberikan kontribusi besar dalam pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja.
Penulis juga mencermati banyak sekali produkproduk IT dan industri manufaktur yang sangat
dibutuhkan, baik untuk pasar domestik, maupun untuk pasar ekspor. Di samping kedua sektor
tersebut, sector jasa keuangan, persewaan, jasa konsultasi bisnis dan jasa lainnya juga memiliki
prospek baik untuk dikembangkan.
2.
Memperbaiki daya saing
Daya saing ekspor Indonesia bergantung pada kebijakan perdagangan yang terus menjaga
keterbukaan, disamping menciptakan fasilitasi bagi pembentukan struktur ekspor yang sesuai
dengan ketatnya kompetisi dunia. Dalam jangka pendek, Indonesia dapat mendorong ekspor
dengan mengurangi berbagai biaya yang terkait dengan ekspor itu sendiri serta meningkatkan
akses kepada pasar internasional. Kebijakan yang dapat dipakai untuk mengontrol biaya-biaya
tersebut diantaranya i) Menjaga kestabilan dan daya saing nilai tukar ii) Memastikan
peningkatan tingkat upah yang moderat sejalan dengan peningkatan produktifitas iii) Akselerasi
proses restitusi PPn dan restitusi bea masuk impor bagi para eksportir dan iv) Meningkatkan
kemampuan fasilitas pelabuhan dan bandara dan infrastruktur jalan untuk mengurangi biaya
transportasi.
Pemerintah dapat berupaya lebih keras lagi dalam menegosiasikan akses yang lebih besar ke
pasar internasional pada pembicaraan perdagangan multilateral Putaran Doha terbaru. Karena
Indonesia telah mempunyai kebijakan rezim perdagangan yang sangat terbuka, pemerintah
dapat meminta pemotongan bea masuk dan pembebasan atas berbagai pengenaan bea masuk
bukan ad-valorem oleh negara-negara maju, dengan dampak yang kecil bagi kebijakan proteksi
Indonesia sendiri.
3.
Meningkatkan Fleksibilitas tenaga kerja
Indonesia memiliki aturan ketenagakerjaan yang paling kaku serta menimbulkan biaya paling
tinggi di Asia Timur. Sebagai contoh, biaya untuk mengeluarkan pekerja sangatlah tinggi;
pesangon yang harus dibayarkan mencapai 9 bulan gaji. Tentunya kebijakan pasar tenaga kerja
harus berimbang antara penciptaan pasar tenaga kerja yang fleksibel dengan kebutuhan untuk
memberikan perlindungan dan keamanan bagi tenaga kerja.
Langkah-langkah praktis yang dapat dilakukan pemerintah untuk meningkatkan fleksibilitas
tenaga kerja antara lain:
a.
Menyelesaikan pelaksanaan perundang-undangan tenaga kerja dan berkonsentrasi pada
dua isu utama yang mendapat perhatian para pengusaha yaitu: i) keleluasaan dalam
mempekerjakan pekerja kontrak dan ii) keleluasaan dalam melakukan outsourcing, dengan
menekankan para sub-kontraktor untuk memenuhi hak-hak pekerja mereka.
b.
Menciptakan peradilan tenaga kerja, sebagaimana yang diatur dalam undang-undang
perselisihan hubungan industrial. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat proses penyelesaian
perselisihan tenaga kerja.
c.
Membentuk tim ahli dalam menentukan tingkat upah minimum. Pemerintah pusat dapat
menjalankan kewenangan untuk membatasi peningkatan upah minimum di daerah.
d.
Jika diperlukan, merevisi Undang-undang mengenai Sistem Kesejahteraan Sosial Nasional
yang baru disahkan dan membentuk komisi tingkat tinggi yang bertugas mendesain sistem
kesejahteraan nasional. Sistem ini harus dapat dilaksanakan dan mendukung penciptaan
lapangan pekerjaan.
4.
Peningkatan Keahlian Pekerja
Pemerintah seharusnya dapat meningkatkan kemampuan angkatan kerja. Lemahnya
kemampuan pekerja Indonesia dirasakan sebagai kendala utama bagi investor. Rendahnya
keahlian ini akan mempersempit ruang bagi kebijakan Indonesia untuk meningkatkan struktur
produksinya. Walaupun pada saat sebelum krisis pendidikan di Indonesia mencapai kemajuan
yang luar biasa, dalam segi kuantitas, kualitas pendidikan masih tertinggal dibandingkan dengan
negara-negara pesaing lainnya. Pemerintah harus lebih menekankan pencapaian tujuan di
bidang pendidikan formal dengan mereformasi sistem pendidikan, sesuai dengan prinsip dan
manfaat dari proses desentralisasi.
II.7. Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia
Hukum ketenagakerjaan kalau dipelajari lebih jauh cakupannya cukup luas.
Hukum
ketenagakerjaan bukan hanya mengatur hubungan antara pekerja/buruh dengan pengusaha
dalam pelaksanaan hubungan kerja tetapi juga termasuk seorang yang akan mencari kerja
melalui proses yang benar ataupun lembaga-lembaga pelaksana yang terkait.
Hukum ketenagakerjaan adalah merupakan suatu peraturan-peraturan tertulis atau tidak tertulis
yang mengatur seseorang mulai dari sebelum, selama, dan sesudah tenaga kerja berhubungan
dalam ruang lingkup di bidang ketenagakerjaan dan apabila di langgar dapat terkena sanksi
perdata atau pidana termasuk lembaga-lembaga penyelenggara swasta yang terkait di bidang
tenaga kerja.
Pengertian ketenagakerjan berdasarkan ketentuan UU NO 13 tahun 2003 tentang adalah sebagai
berikut:
Pasal 1(1)
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada
waktu sebelum, selama dan sesudah masa kerja.
Pasal 1(2) Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan
guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
untuk masyarakat.
Pengertian tenaga kerja menurut UU NO 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja :
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di
luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat
Undang-undang lainnya yang masih berhubungan dengan ketenagakerjaan dalam arti selama
bekerja adalah UU NO 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Defenisi Jaminan
sosial tenaga kerja menurut Pasal 1 (1) Undang-undang ini : Jaminan Sosial Tenaga Kerja
adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan akibat peristiwa
atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, hari tua dan
meninggal dunia.
Undang-undang yang berhubungan dengan ketenagakerjaan dalan arti sesudah bekerja
diatur dalam UU NO 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial.
Pengertian menurut ketentuan Pasal 1 (1) perselisihan hubungan industrial adalah perbedaan
pendapat yang mengakibatkan pertentangan pendapat antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan
mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja dan
perselisihan antara serikat pekerja / serikat buruh dalam satu perusahaan. Sebagai peraturan
pelaksana dari Undang-undang terebut diatas diatur dalam Peraturan pemerintah (PP), Peraturan
Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) dan Keputusan menteri tenaga kerja
.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan
Kondisi ketenagakerjaan di indonesia amatlah kurang dari harapan. Banyaknya jumlah
pengangguran yang terjadi di Indonesia diakibatkan oleh kurangnya peningkatan terhadap mutu
tenaga kerja sehingga mereka tidak mempunyai skill atau keterampilan yang dibutuhkan oleh
lapangan kerja. Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu dengan cara latihan kerja, pemagangan
dan perbaikan gizi.
Pemerintah dalam rangka mewujudkan penghasilan yang layak bagi pekerja, perlu menetapkan
upah minimum. Penetapan upah minimum itu antara lain dilakukan dengan mempertimbangkan
peningkatan kesejahteraan pekerja, tanpa mengabaikan peningkatan produktivitas dan kemajuan
perusahaan serta perkembangan perekonomian pada umumnya.
Aapun cara untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia dapat melalui investasi,
perbaikan daya saing, peningkatan fleksibilitas tenaga kerja, peningkatan keahlian pekerja dan
yang paling penting adalah terlaksananya hukum ketenagakerjaan yang berlaku.
Saran
Pemerintah harus memperhatikan kondisi tenaga kerja baik dari peningkatan mutu tenaga kerja
maupun dari sistem upah dan hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Untuk tenaga kerja harus
mengasah keterampilan agar mudah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan
kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_kerja
http://hukumketenagakerjaanindonesia.blogspot.com/2012/03/sumber-hukumketenagakerjaan-indonesia.html
Peraturan Mentrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Badan Pusat Statistik