T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB II

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kepemimpinan kepala Sekolah
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan
Secara umum pengertian kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang
menggerakan perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat
juga di artikan sebagai proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. beberapa pengertian
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Wahjosumidjo (1987:11)
pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu
yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat
tertentu seperti: Kepribadian (personallity), kemampuan (abillity),
dan kesanggupan (capibillity). kepemimpinan sebagai rangkaian
kegiatan pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan
serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. kepemimpinan
adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin,
pengikut dan situasi.
b. Ardianto, Ismanto (2012)
Kepemimpinanan adalah kemampuan seseorang dalam memimpin,

mengarahkan, mengendalikan baik orang-orang yang ada di kesatuannya
ataupun fasilitas lain yang berbeda dalam wewenangnya.
Berdasarkan beberapa uraian tentang kepemimpinan kepala sekolah,
terlihat bahwa unsur kunci kepemimpinan adalah pengaruh yang memiliki
seseorang dan pada gilirannya akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak
dipengaruhi. Peranan penting dalam kepemimpinan adalah upaya seseorang yang
memainkan peran sebagai pemimpin guna mempengaruhi orang lain dalam
organisasi/lembaga tertentu untuk mencapai tujuan. Berangkat dari pengertian
kepemimpinan, terdapat tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur manusia,
sarana, dan tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara
seimbang, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan
keterampilan

yang

diperlukan

dalam

melaksanakan


kepemimpinannya.

Pengetahuan dan ketrampilannya dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara

teori ataupun dari pengalamannya dalam praktek selama menjadi pemimpin.
Namun secara tidak disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan
kepemimpinannya menurut caranya sendiri, dan cara-cara yang digunakan itu
merupakan pencerminan dari sifat-sifat dasar kepemimpinannya.
2.1.2 Kepala Sekolah
Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu "Kepala" dan "Sekolah" kata
kepala dapat di artikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah
lembaga. Sedang sekolah adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat
menerima dan memberi pelajaran. jadi secara umum kepala sekolah dapat di
artikan pemimpin sekolah atau suatu lembaga dimana tempat menerima dan
memberi pelajaran. Ibtisam Abu-Duhou (2002;101).
mengungkapkan bahwa "kepala sekolah adalah seorang guru yang
mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada di
sekolah. sehingga dapat di dayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan bersama. kepemimpinan kepala sekolah sangat luas sekali bagi

satu individu. Sebuah solusi dapat diberikan dengan keterlibatan dan
bantuan orang lain untuk memenuhi tugas dan tuntutan tak terbatas.
sumber daya yang dikumpulkan kepala sekolah adalah suatu alternative
praktis. suatu pendekatan bersama atau tim dapat meningkatkan efisiensi
dan efektifitas kepemimpinan"
Berdasarkan pengertian tersebut Kepemimpinan kepala sekolah berarti
suatu bentuk komitmen para guru dan murid untuk selalu meningkatkan dan
mengembangkan kompentensinya dan bertujuan agar kualitas profesional untuk
menjalankan dan memimpin sekolah untuk mau bekerja sama dalam mencapai
tujuan sekolah bersama.
Menurut E. Mulyasa (2004:98), "Kepala

sekolah

harus mampu

melaksanakan pekerjaannya sebagai edukator, manejer, administrator dan
supervisior (EMAS)" . Dalam perkembangan yang disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat dan perkembangan zaman, kepala sekolah juga harus mampu berperan

sebagai leader, inovator, motivator dan enterpreneur disekolahnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat bahwa peranan kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berjalan
efektif dan efisien, oleh karena itu guru dituntut memiliki kompetensi yang
memadai, baik dari segi jenis maupun isinya. Namun jika kita lihat lebih dalam
lagi tentang isi dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana telah disampaikan oleh

para ahli kiranya unruk menjadi guru yang berkomptensi bukan sesuatu yang
sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan
upaya

sungguh-sungguh

dan

bertanggungjawab.

Salah

satu


upaya

mengoptimalkan kompentensi guru dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi
peran kepala sekolah. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2000)
mengemukakan bahwa "Kepala sekolah sebagai pengelolah memiliki tugas
mengembangkan

kinerja

personel,

terutama

meningkatkan

kompetensi

profesional guru".


2.2 Motivasi kerja
2.2.1 Motivasi
Motivasi merupakan sebuah proses ketimbang sebuah hasil. Sebagai
sebuah proses, kita tidak secara langsung mengobservasi motivasi, melainkan kita
menyimpulkan motivasi dari berbagai tindakan dan verbalisasi artinya
mempunyai keputusan pribadi yang didasarkann atas keinginan pribadi.. Hasibuan
dalam Danang (2012:191) mengatakan motivasi adalah suatu perangsang
keinginan daya gerak kemauan bekerja seseorang, setiap motif mempunyai tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan Asa'ad dalam pasolog, Harbani (2010:140)
motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli bahwa motivasi adalah dorongan
psikoloigis yang timbul pada diri sendiri untuk berperilaku dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan. motivasi merupakan kekuatan pendorong yang akan
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan peningkatan prestasi kerja
dirinya. Motivasi dapat mempengaruhi prestasi kerja seseorang dalam
melaksanakan

suatu

kegiatan


tertentu.

Keberhasilan

pemimpin

sekolah

menimbulkan motivasi guru dalam bekerja dipengaruhi oleh pengetahuan dan
kemampuannya menciptakan situasi kerja yang tenang dan teratur.

2.2.2 Hakekat Motivasi Kerja Guru
Motivasi kerja guru adalah faktor-faktor yang mendorong seorang guru
untuk melakukan pekerjaannya, secara lebih bersemangat sehingga akan
memperoleh prestasi yang lebih baik. Faktor-faktor tersebut adalah :

a. Faktor Intrinsik, yaitu faktor-faktor yang memuaskan dan timbul dari
dirinya sendiri. Indikator intrinsik yaitu keinginan untuk berprestasi, untuk
maju, memiliki kehidupan pribadi.

b. Faktor Ekstrinsik, yaitu faktor-faktor dari luar disini seorang guru yang
akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja. Indikator ekstrinsik yaitu
pekerjaan itu sendiri, status kerja, temapt pekerjaan, keamanan pekerjaan,
gaji, atau penghasilan yang layak, pengakuan dan penghargaan
kepercayaan melakukan pekerjaan, kepemimpinan yang baik dan adil, dan
kebijaksanaan administrasi.
Dalam dunia kerja peranan motivasi sangat penting, orang akan bekerja
lebih giat dan tekun apabila memiliki motivasi yang tinggi dalam dirinya. seorang
pekerja merupakan bagian komponen yang berperan penting dalam suatu
organisasi kerjanya. organisasi kerja memberi pengaruh tinggi terhadap tinggi
rendahnya motivasi kerja seseorang.
Hackman dikutip oleh Steer dkk (1985:p 291-294) merinci ada 4 (Empat) bagian
penting yang dapat meningkatkan motivasi kerja seseorang yaitu:
a) Dimensi inti dari pekerjaan
b) Keadaan kritis pekerjaan secara psikologis
c) Hasil kerja dan kepribadian
d) Pertumbuhan kebutuhan individu yang semakin kuat.
Berdasarkan uraian ada sebagian kesamaan pendapat yang dapat diambil
yaitu motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi dalam diri
seseorang. Kebutuhan inilah yang mendorong seseorang untuk berbuat atau

bertingkahlaku. Tinggi rendahnya motivasi di pengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya faktor yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar
individu.
2.3 Kinerja Guru
2.3.1 Pengertian Kinerja
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance)
sumber daya manusia, untuk itu setiap lembaga/perusahaan akan berusaha untuk
meningkatkan kinerja pegawai dalam mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan lebih baik.

Disisi lain, kemampuan pemimpin dalam menggerakan dan memberdayakan
pegawainya akan mempengaruhi kinerja. Istilah kinerja dari kata job performance
atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai
oleh seseorang). Prestasi kerja pada umumnya dipengaruhi oleh kecakapan,
ketrampilan, pengalaman dan kesungguhan kerja dari tenaga kerja yang
bersangkutan. Menurut Rivai (2005:14):
Kinerja merupakan terjemahaan dari kata performance yang didefinisikan
sebagai hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
selama periode tertentu untuk melaksanakan tugas dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran dan

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.
Anwar A (2006:67) menyatakan bahwa kinerja (prestasi kerja) adalah kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja dalam
suatu organisasi dapat dikatakan meningkat jika memenuhi indikator-indikator
antara lain: kualitas kerja, ketepatan waktu, inisiatif, kecakapan, dan komunikasi
yang baik".
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan dapat dinyatakan bahwa
kinerja guru merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang guru dalam
melaksanakan tugasnya atau pekerjaannya selama periode tertentu sesuai standar
kompetensi dan kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kinerja
seorang guru merupakan bagian penting yang dapat menentukan tingkat
kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pengajar yang
merupakan hasil kerja dan dapat diperlihatkan melalui suatu kualitas hasil kerja,
ketetapan waktu, inisiatif, kecepatan dan komunikasi yang baik.
2.3.2 Kinerja Guru
Kinerja guru mempunyai spesifikasi atau kriteria tertentu. Kinerja guru
dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompentensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar Kualifikasi

Akademik dan Kompentensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompentensi Guru dikembangkan secara

utuh dari Empat

kompentensi utama yaitu : (1) Kompentensi pedagogik (2) Kompentensi

Kepribadian (3) Kompentensi sosial dan (4) Kompentensi Profesional. Keempat
kompentensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru yaitu :
1. Kompentensi Pedagogik
Kompentesi pedagogik yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru
berkenan dengan karakteristik siswa dilihat dari berbagai aspek seperti moral,
emosional dan intelektual. hal tersebut berimplikasi bahwa seorang guru harus
mampu menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki
karakter, sifat dan interest yang berbeda. Berkenan dengan pelaksanaan
kurikulum, seorang guru harus mampu mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan masing-masing dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Guru harus mampu mengoptimalkan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan kemampuan di kelas dan harus mampu melakukan kegiatan
penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemampuan yang
harus dimiliki guru berkenan dengan aspek-aspek yang diamati adalah: 1)
penguasaan terhadap karakteristik pesrta didik dari aspek fisik, moral, sosial,
kultur, emosional dan intelektual. 2) Penguasaan terhadap teori bealajar dan
prinsi-prinsip pembelajaran yang mendidik. 3) Mampu mengembangkan
kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu. 4)
Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik. 5) Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan kegiatan
pengembangan yang mendidik. 6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki 7) Berkomunikasi
secara efektif, empati dan santun dengan peserta didik. 8) Melakukan penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi
untuk kepentingan pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Pelaksanaan tugas sebagai guru harus didukung oleh suatu perasaan
bangga akan tugas yang dipercayakan kepadanya untuk mempersiapkan generasi
kualitas masa depan bangsa. Walaupun berat tantangan dan rintangan yang
dihadapi dalam pelaksanaan tugas yang harus tetap tegar dalam melaksanakan
tugas sebagai sorang guru. Pendidikan adalah proses yang direncanakan agar
semua berkembang melalui proses pembelajaran, guru sebagai pendidik harus

dapat mempengaruhi ke arah proses itu sesuai dengan tata nilai yang dianggap
baik dan berlaku dalam masyarakat, 12 tata nilai termasuk norma, moral, estetika,
dan ilmu pengetahuan mempengaruhi perilaku etik guru sebagai pribadi dan
anggota masyarakat. Penerapan disiplin yang baik dalam proses pendidikan
menghasilakan sikap mental, watak dan kepribadian siswa yang kuat. Guru
dituntut harus mampu membelajarkan siswanya tentang disiplin, belajar
membaca, mencintai buku, menghargai waktu, belajar bagaimana cara belajar,
mematuhi aturan/tata tertib dan belajar bagaimana harus berbuat. Semuanya itu
akan berhasil apabila guru juga disiplin dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, guru harus mempunyai kemapuan yang berkaitan dengan
kemantapan dan integritas kepribadian orang guru. Aspek-aspek yang diamati
adalah: 1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
nasional Indonesia.
2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur berhaklak mulia dan teladan bagi
paserta didik dan masyarakat. 3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa. 4) Menunjukan etos kerja, tanggung jawab
yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan rasa percaya diri. 5) Menjujung tinggi
kode etik profesi guru.
3.Kompetensi Sosial
Guru di mata masyarakat dan siswa merupakan panutan yang perlu
dicontohi dan merupakan suritauladan dalam kehidupannya sehari-hari, guru perlu
memiliki kemampuan sosial dengan masyarakat dalam rangka pelaksanaan proses
pembelajaran yang efektif. Dengan dimilikinya kemampuan tersebut otomatis
hubungan sekolah dengan masyarakat akan berjalan dengan lancar sehingga jika
da keperluan dengan orang tua siswa para guru tdiak akan mendapatkan kesulitan.
Kemampuan sosial meliputi kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerjasama,
bergaul simpatik dan mempunyai jiwa yang menyenangkan, kriteria kinerja guru
yang harus dilakukan adalah:
1. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisisk, latar belakang keluarga dan status
sosial ekonomi.
2. Berkomunikasi secara efektif, empati dan santun dengan sesama pendidik.

3. Tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
4. Beradaptasi di tempat bertuga di seluruh wilayah RI
5. Memiliki keragaman sosial budaya.
6. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru dalam
perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajran, guru mempunyai tugas
mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk
itu guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran, guru harus selalu
mengupdate dan menguasai mata pelejaran yang disajikan. Kemampuan yang
harus dimiliki guru dalam proses pembelajaran dapat diamati dari aspek-aspek:
1. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar materi pelajarn /
bidang pengembangan yang diampu.
3. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi
dan mengembangkan diri.
2.3.3 Kerangka Pikir
2.3.3.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMA
N 3 Salatiga
Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah sangat penting dalam mendukung
kinerja seorang guru, perilaku seorang atasan (kepala sekolah) merupakan faktor
utama dari kepuasan kerja. dijelaskan oleh beberapa studi yang pernah dilakukan
menyimpulkan bahwa kepuasan tenaga kerja (guru) dapat ditingkatkan apabila
pimpinan bersikap ramah, menghargai kinerja guru, mendengarkan keluhan guru
dan memperhatikan pendapat guru. Kepemimpinan kepala sekolah sangat
berpengaruh kepada tingkat kepuasan kerja, motivasi kerja, dan keberhasilan
seorang guru dalam melaksankan tugasnya. Berdasarkan uraian diatas, patut

diduga ada hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan keberhasilan
seorang guru dalam melaksanakan tugasnya. artinya semakin tinggi guru
mendapat semangat motivasi dari atasan (kepala sekolah) makan semakin tinggi
kinerjanya. Dengan demikian terdapat hubungan positif antara kepemimpinan
kepala sekolah dengan kinerja Guru.
2.3.3.2 Pengaruh Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMA Negeri 3
Salatiga
Seseorang melakukan kegiatan didasarkan atas kegiatan-kegiatan tertentu.
Demikina pula anggota kelompok, staf atau pelaksanaan program melakukan
kegiatan, pekerjaan atau bekerjasama dengan orang lain dilandasi oleh alasanalasan khusus. Alasan-alasan itu mungkin untuk memenuhi kebutuhan,
menyalurkan minat dan mencapai tujuan bersama.
Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut
berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi dari internal
tersebut adalah "Motivasi". Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya gairah
kerja guru, agar mau bekerja keras dengan menyumbangkan segenap kemampuan
pikiran, keterampilan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Guru menjadi
pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi
makan ia tidak akan berhasil untuk mendidik atau jika dia mengajar karena
terpaksa aja, karena tidak ada kemauan yang berasal dari dalam diri guru itu
sendiri.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa program serfikasi , uji
kompetensi, penilaian kinerja, dan penegembangan keprofesian memiliki peran
sangat penting dalam upaya penegmbangan menuju guru profesional. Oleh karena
itu guru sebagai sosok profesional harus memiliki kompetensi dan kinerja yang
sesuai dengan tuntutan pekerjaannya. (Mulyasa, 2013:30).
2.3.3.3 Pengaruh antara Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja
dengan Kinerja Guru SMA N 3 Salatiga
Berdasarkan gagasan-gagasan diatas jelaslah bahwa kinerja guru
ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut secara sendiri-sendiri
maupun secara bersamaan ikut berperan menentukan tercapainya kinerja guru
yang maksimal. Dari literatur tentang kinerja guru diketahui secara umum, kinerja

guru ditentukan oleh faktor internal yaitu faktor yang berhubung dengan keadaan
guru itu sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berhubung dengan keadaan
yang berada diluar diri guru.
Dari sekian faktor internal yang berkaitan dengan diri guru terdapat dua faktor
dominan yang menurut penulis ikut menentukan kinerja guru yaitu kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja guru.
Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru di dalam melaksanakan
tugas dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, maka dapat
diduga terhadap hubungan positif secara bersama-sama antara kepemimpinan
kepala sekolah terhadap motivasi kerja gurudalam menigkatkan kinerja guru.
Dengan kata lain makin tinggi motivasi kerja maka makin tinggi pula kinerja
seorang guru.
Berdasarkan keterangan variabel maka dapat dirumuskan model kerangka
berpikir Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan Motivasi kerja dalam
meningkatkan Kinerja guru sebagai berikut:

Model Hipotetik Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi
Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga

(X1)
(Y)
(X2)

Gambar 2.1

Keterangan :
X1 = Variabel bebas (Kepemimpinan Kepala Sekolah) mencangkup:
Idealized

influence,

Intellectual

stimulation,

inspiration

or

motivasion , individual consideration, and charisma
X2 = Variabel bebas (Motivasi Kerja) mencangkup: Energi dari dalam diri
untuk mengerakan potensi, dorongan kuat yang menyebabkan
berubahnya perilaku seseorang, dorongan untuk menciptakan
keinginan, dorongan akan memenuhi kebutuhan pribadi.
Y= Variabel Terkait (Kinerja Guru) melingkupi: perencanaan pengajaran,
pelaksanaan proses pengajaran, pelaksanaan penilaian pengajaran,
dan tindak lanjut penilaian.
= Menyatakan Pengaruh

2.3.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut. Maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian tentang Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
dalam meningkatkan kinerja guru SMA N 3 Salatiga sebagai berikut :
1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh siginifikan terhadap kinerja
guru.
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
2. Motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
H0 : β = 0
H1 : β ≠ 0
3. Kepemimpinan dan motivasi secara simultan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru.
H0 : β1, β2 = 0
H1 : β1, β2 ≠ 0
2.3.5 Definisi Operasional
Penelitian ini berjudul "Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Guru dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMA Negeri 3 Salatiga"
supaya tidak terjadi salah penafsiran terhadap judul dan ruang lingkup masalah

yang diteliti, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan definisi istilah yang
terkandung dalam judul penelitian ini sehingga terdapat persamaan pandangan
antara penulis dan pembaca. Adapun definisi-definisi operasional yang berhubung
dengan penelitian ini yaitu :
2.3.5.1 Kinerja Guru
Kinerja guru adalah hasil yang dicapai oleh guru dalam melaksanakan
tugas-tugas dalam pembelajaran yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu dengan output yang
dihasilkan tercermin baik kuantitas maupun kualitasnya. Agar dapat melihat
kinerja diukur melalui kegiatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, pelaksanaan penilaian pembelajaran dan tindak lanjut hasil
penilaian. Data tentang kinerja guru diungkapkan melalui guru sendiri sebagai
sumber data dengan mengunakan metode angket.
2.3.5.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan kepala sekolah yaitu suatu perwujudan tingkahlaku dari
seorang kepala sekolah yang digunakan untuk mempengaruhi bawahannya
supaya mau mengerjakan tugasnya dengan senang hati untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan bersama, pengukurannya dengan indikator; (1)
pengambilan keputusan, (2) pembagian tugas kepada bawahan, (3) inisiatif
bawahan, (4) pemberian sanksi/hukuman, (5) pemberian penghargaan terhadap
prestasi, (6) menjalin komunikasi, (7) monitoring pelaksanaan tugas, dan (8)
rapat kerja.
2.3.5.3 Motivasi Kerja Guru
Menurut G.R. Terry (Malayu Hasibuan 2007 : 145) mengemukakan
bahwa "motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu
yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan ”Sedangkan Ernest J.
McCormick

(1985:268)

sebagaimana

dikutip

Anwar

Prabu

(2009:94)

mengemukakan bahwa "Work motivation is defined as conditions which influence
the arousal, direction, and maintenance of behaviors relevant in work settings".

(Motivasi kerja adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan
dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja). Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa motivasi kerja guru adalah dorongan bagi

seorang guru untuk melakukan pekerjaan dalam kegiatan belajar mengajar agar
tercapai tujuan sesuai rencana.
Motivasi kerja guru dalam penelitian ini adalah kondisi yang berasal dari
dalam diri guru SMA Negeri 3 Salatiga yaitu tanggung jawab, prestasi,
pengembangan diri, kemandirian dalam bertindak untuk mengerahkan segenap
kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan waktunya untuk difokuskan dalam
kegiatan pembelajaran.