MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN MELALUI STRAT (1)

MEMBANGUN EKONOMI PEDESAAN MELALUI
STRATEGI KONVENSIONAL
Oleh :
Muhamad Saeful Anwar
6111131016
ILMU PEMERINTAHAN KELAS A’13
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

ABSTRAK
Strategi konvensional adalah strategi pembangunan yang berorientasi pada
pertumbuhan, berorientasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan, dan
berorientasi pada penghapusan kemiskinan, dengan hal-hal tersebut untuk
mencapainya maka perlu membangun perekonomian yang kondusif di desa
sehingga kesejahteraan masyarakat desa dapat tercapai. Pemerintahan saat ini
sudah berusaha untuk menciptakan pelmbangunan ekonomi yang merata yaitu
dengan beberapa program dan adanya Undang-undang No. 06 Tahun 2014
Tentang Desa.

A. Pendahuluan
Desa pada masa kekinian oleh sebagian masyarakat masih dianggap belum

beranjak dari profil lama, yakni terbelakang dan miskin. Meskipun menurut
sebagian orang desa memiliki peranan penting terhadap kemajuan kota akan tetapi
desa masih dipandang rendah dalam hal pembangunan ekonomi, padahal seperti
yang kita ketahui hampir sebagian besar penduduk Indonesia bertempat tinggal di
desa, hal itu juga yang harus menjadi perhatian besar dari pemerintah pusat
maupun daerah.
Dalam pelaksanaannya, pengaturan mengenai Desa belum dapat mewadahi
segala kepentingan dan kebutuhan masyarakat Desa yang hingga saat ini sudah

msauntukindonesia

berjumlah sekitar 73.000 (tujuh puluh tiga ribu) Desa dan sekitar 8.000 (delapan
ribu) kelurahan. Selain itu, pelaksanaan pengaturan Desa yang selama ini berlaku
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, terutama antara lain
menyangkut kedudukan masyarakat hukum adat, demokratisasi, keberagaman,
partisipasi masyarakat, serta kemajuan dan pemerataan pembangunan sehingga
menimbulkan kesenjangan antarwilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya
yang dapat mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia1.
Dalam hal dunia yang sudah menginjak dalam ranah globalisasi saat ini,
pemerintah desa di harapkan dapat membangun perekonomian di desa agar

masyarakat desa sejahtera dan merata dalam hal pembangunan di desa. Dengan di
undangkannya UU. No. 06 tahun 2014 Tentang Desa membawa angin segar untuk
pemerintah desa saat ini. salah satu hal dalam undang-undang desa tersebut
memuat beberapa isu strategi yang diangkat yaitu : Pembangunan desa, keuangan,
aset dan BUM Desa, Pembangunan Kawasan Perdesaan, Kerjasama antar desa,
dan Lembaga kemasyarakatan.
Pembangunan Desa bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa
dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui penyediaan
pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana, pengembangan
potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan
secara berkelanjutan. Untuk itu pendekatan yang harus dilakukan, yaitu “Desa
membangun‟ dan “membangun Desa‟ yang diintegrasikan dalam perencanaan
Pembangunan Desa.
Kebijakan atau program pemerintah yang telah diimplementasikan untuk
pemberdayaan dan kemandirian desa baik yang berkaitan dengan social, politik
maupun ekonomi telah banyak diluncurkan, misalnya: kebijakan atau program
Kredit

Usaha


Tani(KUT),

Program

Pengembangan

Wilayah

(PPW),

Pengembangan Kawasan Terpadu (PKT), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Jaring
Pengaman Sosial (JPS), Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program
Badan

Koordinasi

Keluarga

Berencana


Nasional

(BKKBN),

Program

Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Pengembangan Usaha Agribisnis
1

Penjelas UU No. 06 Tahun 2014 tentang desa

msauntukindonesia

Perdesaan (PUAP), Kredit Usaha Rakyat (KUR), Pembinaan Peningkatan
Pendapatan Petani-Nelayan Kecil ((P4K), Kelompok Usaha Bersama Ekonomi
(KUBE),Kredit Koperasi dan Usaha Kecil menengah (UKM), Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat(PNPM) dsb.
Strategi konvensional adalah strategi pembangunan yang berorientasi pada
pertumbuhan,


berorientasi

untuk

menciptakan

lapangan

pekerjaan,

dan

berorientasi pada penghapusan kemiskinan. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya strategi konvensional ini sudah diterapkan oleh pemerintah indonesia
melalui Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa.
Dari pada itu, menurut kami untuk membangun pemerataan daerah di sektor
manapun agar merata disemua daerah yang ada di Indonesia, strategi
Konvensional perlu untuk diterapkan secara langsung atau dalam kata lain
diimplementasikannya Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa untuk
membangun masyarakat desa yang sejahtera.

Dalam hal ini kami akan membahas bagaimana membangun ekonomi
pedesaan melalui strategi konvensional.

B. Eksistensi Pemerintah Dalam Membangun Ekonomi Pedesaan
Melalui Strategi Konvensional
Permasalahan pedesaan selama ini secara umum sebetelunya hanya satu,
bahwa desa jauh tertinggal di bandingkan dengan kota. Bilamana melihat akar
permasalahannya sederhana dikarenakan pemerintah selama ini mengacu kepada
pembangunan yang bersifat sentralistik. Dengan semangat UU Desa yang telah
disahkan pembangunan di pedesaan tentunya dengan semangat baru disertai
pembangunan tidak sentralistik lagi melainkan desentralisasi, sehingga diharapkan
proses pembangunan di pedesaan akan terjadi percepatan
Berbagai sudut pandang dapat digunakan untuk menelaah pembangunan
pedesaan. Ada dua sisi pandang untuk menelaah pedesaan2, yaitu:

2

Menurut Haeruman (1997),

msauntukindonesia


1) Pembangunan pedesaan dipandang sebagai suatu proses alamiah yang
bertumpu pada potensi yang dimiliki dan kemampuan masyarakat desa itu
sendiri. Pendekatan ini meminimalkan campur tangan dari luar sehingga
perubahan yang diharapkan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang.
2) Sisi yang lain memandang bahwa pembangunan pedesaan sebagai suatu
interaksi antar potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa dan dorongan dari
luar untuk mempercepat pemabangunan pedesaan.
Adapun sasaran pokok pembangunan pedesaan adalah tercipanya kondisi
ekonomi rakyat di pedesaan yang kukuh, dan mampu tumbuh secara mandiri dan
berkelanjutan. Sasaran pembangunan pedesaan tersebut diupayakan secara
bertahap dengan langkah: pertama, peningkatan kualitas tenaga kerja di pedesaan;
kedua, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa; ketiga, penguatan
lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat desa; keempat, pengembangan
kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa; kelima, pengembangan sarana dan
prasarana pedesaan; dan keenam, pemantapan keterpaduan pembangunan desa
berwawasan lingkungan.
Arah kebijakan dan strategi pembangunan kawasan perdesaan nasional
dijabarkan dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025, serta

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah nasional (RPJMN) Tahun 2010- 2014. RPJMN 2010-2014 merupakan
RPJMN tahap dua dari rangkaian RPJMN yang ditetapkan dalam RPJPN. RPJMN
disusun dalam empat tahapan yaitu RPJMN I (2005- 2009), RPJMN II (20102014), RPJMN III (2015-2019), serta RPJMN IV (2020-2024).
Pentahapan tersebut sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden negara
Republik Indonesia yang dipilih langsung oleh rakyat. RPJMN memuat strategi
pembangunan nasional, kebijakan umum, program kementerian/lembaga dan
lintas kementerian/lembaga, kewilayahan dan lintas kewilayahan, serta kerangka
ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja.

msauntukindonesia

RPJMN I dan RPJMN II ditetapkan dalam rangka melaksanakan misi
pembangunan yang merata dan berkeadilan. Dalam tahap ini pembangunan
perdesaan meliputi:
1. Pengembangan agroindustri padat karya,
2. Peningkatan kapasitas SDM,
3. Pengembangan jaringan infrastruktur penunjang kegiatan produksi di
perdesaan dan kota-kota kecil,

4. Peningkatan akses informasi, pemasaran, lembaga keuangan, kesempatan
kerja, dan teknologi,
5. Pengembangan potensi sosial budaya lokal, serta
6. Intervensi harga dan kebijakan propertanian.
Sedangkan secara khusus, dalam Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional (RPJMN) Tahun
2010-2014 ditetapkan arah kebijakan pembangunan perdesaan adalah sebagai
berikut:
1. Memperkuat kemandirian desa dalam pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan,
2. Meningkatkan ketahanan desa, serta
3. Meningkatkan daya tarik perdesaan melalui peningkatan kesempatan kerja,
kesempatan berusaha, dan pendapatan seiring dengan upaya peningkatan
kualitas SDM dan lingkungan.
Adapun sasaran pembangunan perdesaan dalam RPJMN 2010-2014 adalah
sebagai berikut:
1. Peningkatan kapasitas dan peran pemerintah desa serta kelembagaan
masyarakat,
2. Peningkatan keberdayaan masyarakat perdesaan dan perlindungan masyarakat
adat,

3. Pengembangan ekonomi perdesaan,
4. Peningkatan sarana dan prasarana perdesaan, serta

msauntukindonesia

5. Peningkatan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup
Meskipun sasaran pembangunan perdesaan tersebut merupakan kegiatan yang
multidimensi dan multi sektoral, pembangunan infrastruktur perdesaan dituntut
untuk dapat memperhatikan aspek-aspek penting pembangunan perdesaan.
Dengan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi dan tersinkronisasi dengan
pembangunan perdesaan, pembangunan infrastruktur diharapkan dapat menopang
kegiatan yang diinginkan. Termasuk diantaranya adalah sektor-sektor ekonomi
yang akan dikembangkan dalam suatu kawasan.
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) merupakan salah satu
program pembangunan infrastruktur untuk kawasan desa dalam kategori
berkembang yang berbasis pada partisipasi masyarakat. PPIP berada di bawah
payung kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
dengan komponen kegiatannya meliputi kegiatan fasilitasi dan mobilisasi
masyarakat. Adapun maksud dilaksanakannya kegiatan ini adalah dalam rangka

mengurangi kemiskinan dan memperkuat implementasi tata kelola pemerintahan
yang baik (good governance) di tingkat pemerintah daerah.
Seperti yang dijelaskan di atas, pemerintah Indonesia saat ini telah
menerapkan strategi konvensional dalam rangka membangun desa yang sejahtera
dan merata, melalui banyak program yang dilakukan. Dengan kata lain yang telah
dilakukan pemerintah Indonesia melalui beberapa program berorientasi untuk
pembangunan,

berorientasi

untuk

menciptakan

lapangan

pekerjaan

dan

berorientasi untuk menghapuskan kemiskinan.

C. Membangun Perkembangan Ekonomi Dalam Kawasan
Pedesaan
Kawasan Perdesaan memiliki peran yang penting dalam mendukung
pembangunan

nasional.

Kemandirian

pembangunan

kawasan

perdesaan

merupakan salah satu pendekatan dalam pembangunan kawasan perdesaan dalam
mendorong perkembangan ekonomi di kawasan desa dengan memanfaatkan

msauntukindonesia

potensi yang ada di wilayah tersebut. Perkembangan ekonomi kawasan perdesaan
diharapkan dapat mengurangi ketergantungan kawasan perdesaan terhadap kota,
dan menguatkan peran desa sebagai pusat produksi dan kebutuhan sumberdaya
pembangunan.
Membangun hubungan keterkaitan antar desa-kota juga merupakan salah satu
cara yang ditempuh sebagai suatu upaya pembangunan wilayah perdesaan,
dimana peran desa dikuatkan sebagai pusat produksi dan sumberdaya. Keterkaitan
tersebut dapat mengurangi ketergantungan kawasan perdesaan terhadap kawasan
perkotaan, dan mengurangi angka urban masyarakat dari desa ke kota. Diharapkan
pola tersebut mendorong perkembangan ekonomi desa dan mendorong permerataan
ekonomi antara desa dan kota.

Dalam hubungan yang lebih intensif, hubungan desa-kota tersebut dapat
berupa interaksi spasial antar subsistem rantai agribisnis/agroindustri 3. Dalam
mengukur perkembangan ekonomi kawasan perdesaan, ada beberapa pendekatan.
Adapun beberapa pendekatan dalam mengukur perkembangan ekonomi kawasan
perdesaan adalah sebagai berikut4:

a. Pendapatan Desa Per Kapita
Pendapatan desa perkapita digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk
melihat proporsi pendapatan suatu desa terhadap jumlah penduduk desa.
Pendapatan desa menggunakan prinsip pendapatan domestik bruto, dihitung
dengan jumlah produksi total. Jumlah produksi total tersebut dikonversi dalam
nilai total rupiah dan dibagi dengan jumlah pendapatan.

b. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat) terkait dengan ketimpangan pendapatan yang
terjadi di masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan ekonomi perdesaan harus
diikuti oleh pemerataan pendapatan di masyarakat. Dalam keadaan ekstrim
dimana pendapatan terdistribusi secara merata, 40 persen populasi terbawah akan
3
4

(Rustadi, 2007)
Adisasmita (2006)

msauntukindonesia

menerima 40 persen pendapatan, dan 20 persen populasi teratas menerima 40
persen total pendapatan.5
c.

Diversifisikasi Ekonomi
Diversifikasi ekonomi atau perubahan struktur perekonomian daerah

perdesaan dilihat berdasarkan perubahan struktur ekonomi perdesaan. Dalam
beberapa dekade terakhir, perluasan kawasan perkotaan dan pembukaan akses
kawasan perdesaan mengubah struktur ekonomi kawasan perdesaan tidak lagi
berat pada sektor pertanian. Hal tersebut tampak pada kawasan-kawasan
perdesaan yang mempunyai ciri perkotaan, atau biasa disebut sebagai desa kota.
Strategi pembangunan perekonomian pedesaan harus memiliki karakteristik
yang kuat seperti :
1. Strategi yang dipilih haruslah memiliki jangkauan kemampuan memecahkan
masalah ekonomi yang luas sedemikian rupa, sehingga strategi yang
bersangkutan diimplementasikan, sebagian besar persoalan ekonomi dapat
terselesaikan
2. Strategi

yang

dipilih

untuk

diimplementasikan

tidak

mengharuskan

penggunaan pembiayaan eksternal (pinjaman) yang terlalu besar, sehingga
tidak menambah utang atau beban yang telah besar saat ini.
3. Strategi yang dipilih hendaknya tidak dimulai dari nol, melainkan dapat
memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya, sehingga selain tidak
menimbulkan kegamangan di dalam masyarakat, juga hasilhasil pembangunan
sebelumnya tidak menjadi sia-sia.
4. Strategi

yang

dipilih

untuk

diimplementasikan

mampu

membawa

perekonomian pedesaan ke masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengembangan Agroindustri di pedesaan untuk membangun perekonomian
desa dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar diantaranya:
1. Memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap
wilayah

5

Adisasmita (2006)

msauntukindonesia

2. Memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan
agroindustri

yang sesuai

dan

mampu

dilakukan

di

wilayah

yang

dikembangkan,
3. Memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang
nantinya akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan,
4. Memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistemsubsitem agribisnis,
5. Menghadirkan berbagai sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan.
Dengan beberapa strategy pembangunan ekonomi pedesaan di atas diharapkan
ke depan desa-desa bisa menjadi desa mandiri.
Strategi yang membawa perekonomian pedesaan menuju lebih baik:
1. Bahwa permasalahan mendasar di pedesaan adalah SDM. SDM yang
berkualitas pada dasarnya enggan untuk bekerja membangun desa melainkan
urbanisasi ke kota untuk mencari nafkah dengan penghasilan di di atas ratarata, hal ini menyebabkan desa (off work). Untuk mengantisipasi itu
diperlukan peningkatan kualitas SDM di pedesaan melalui berbagai kegiatan
Diklat (Pendidikan & Pelatihan) maupun Bintek (Bimbingan Teknis) di
segala bidang;
2. Strategi Peberdayaan Masyarakat (Community Empowerment) Proses
pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan kemampuan
kepada masyarakat agar menjadi berdaya, mendorong atau memotivasi
individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan
pilihan hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus
ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang tertinggal, dengan cara
harus terus menerus dibangun secara mental dan moralnya sehingga tumbuh
semangat baru dengan kepercayaan diri yang tinggi;
3. Pemberdayaan potensi desa perlu dilakukan secara berkelanjutan dengan cara
memotret potensi yang sudah dimiliki dan bisa untuk dikembangkan terus,
apakah pertanian dan peternakan menjadi potensi, kedua bidang tersebut harus
menjadi unggulan untuk perekonomian pedesaan.

msauntukindonesia

4. Pertanian

Berkelanjutan

(Sustainable

Agriculture

Development)

Pembangunan yang berkelanjutan kegiatan-kegiatan di suatu wilayah untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan di masa sekarang tanpa membahayakan
daya dukung sumberdaya bagi generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhannya. Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah menemukan
cara untuk meningkatkan kesejahteraan sambil menggunakan sumberdaya
alam secara bijaksana.
5. Peternakan berbasis diversifikasi produk. Produksi yang dihasilkan oleh para
peternak selama ini misalnya susu murni sebagian besar dijual berupa susu
segar ke IPS (Indsutri Pengolahan Susu). Ke depan masyarakat peternak harus
didorong melakukan proses produksi di luar susu segar melainkan harus
memproduksi keju, yoghurt, tahu, dodol, kerupuk termasuk susu pasteurisasi,
sehingga akan terwujud daya saing dan peningkatan penghasilan bagi para
peternak
6. Pengembangan Kawasan Agropolitan
muncul dari permasalahan adanya ketimpangan pembangunan wilayah antar
kota sebagai pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi dengan wilayah
produsen sebagai pusat kegiatan pertanian (yang tertinggal). Wilayah desa
dengan kegiatan utama sektor primer, khususnya pertanian, mengalami
produktivas yang selalu menurun akibat beberapa permasalahan. Di sisi lain
wilayah perkotaan sebagai tujuan pasar dan pusat pertumbuhan menerima
bahan berlebih, sehingga untuk mengatasi kesenjangan ini perlu adanya
strategi

D.

pengembangan

wilayah

agropolitan.

Penutup
Meskipun belum optimal sudah terjadi perubahan institusional di desa,

sudah terjadi perubahan social dan dinamika pemerintahan, namun belum banyak
diikuti oleh perubahan kultur yang kondusif yang dapat meningkatkan kinerja dan
kesejahteraan

yang merata. Masih banyak program kemiskinan dalam

kenyataannya sering menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan.

msauntukindonesia

Demikian pula perubahan struktur ekonomi desa yaitu dengan adanya
kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat desa untuk berkreasi atau
berproduksi belum dikuti oleh budaya ekonomi, yang akhirnya tetap hanya
sebagian kecil masyarakat yang bisa menikmatinya.
Maka perlu adanya suatu rekomendasi dalam upaya untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pembangunan ekonomi
pedesaan yang lebih menitikberatkan pada :
1. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, peningkatan ini menjadi
sesuatu yang penting karena dengan meningkatnya kemampuan sumberdaya
manusia yaitu peningkatan jenjang pendidikan penduduk akan berpengaruh
pada kecepatan penyerapan adopsi teknologi, kemampuan untuk menggali
informasi dan daya kreatifitas dan inovasi. Dengan peningkatan kemampuan
tersebut akan lebih meningkatkan pendapatan masyarakat, yang ada pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraannya dan dapat mengentaskan dari
garis kemiskinan.
2. Adanya penciptaan dan pengembangan lembaga ekonomi yang sudah ada,
lembaga ekonomi ini seperti keberadaan koperasi, unit pelaksana teknis
(UPT), tempat pelelangan ikan (TPI), dimana akan lebih banyak membantu
masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan pendapatannya.
3. Mengevaluasi peraturan-peraturan yang selama ini terkait dan berhubungan
dengan masyarakat pedesaan, agar lebih berpihak pada masyarakat kecil,
dengan demikian campur tangan pemerintah paling tidak dibutuhkan untuk
memberi kepastian hukum dan melindungi masyarakat kecil jika akan
berhadapan dengan golongan masyarakat yang mempunyai modal dan
kekuasaan yang lebih besar.
4. Pemerintah supaya lebih

aktif mendorong dan mancari alternative

matapencarian pada masyarakat pedesaan terutama pada masyarakat yang
hidup pada desa dengan tipologi desa nelayan, desa jasa dan desa
perdagangan. Peran aktif pemerintah tersebut terutama ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat melalui suatu pelatihan atau kursus
maupun pendidikan keterampilan, seperti pelatihan pengolahan hasil

msauntukindonesia

perikanan, bagi desa nelayan maupun pelatihan untuk berkreasi seni lebih
tinggi terhadap hasil keramik dan gerabah pada masyarakat di desa dan
perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA
Mubyarto. 1984 Strategi Pembangunan Pedesaan., Yogyakarta: P3KP-UGM
Sajogyo dan Pudjiwati Sjogyo. 2005 Sosiologi Pedesaan Jilid 1 dan jilid 2,
Yogyakarta: UGM Press.
Kumorotomo, Wahyudi, 1992, Profil Desa Tertinggal,
Bapenas, Jakarta.
Suwarno Utang. KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN DESA DALAM
PERSPEKTIF INSTITUSIONAL DAN PEMBANGUNAN SOSIAL,
POLITIK, EKONOMI. 2013 Bandung : UNPAD

Undang-undang No. 06 Tahun 2014 Tentang Desa
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025

msauntukindonesia