Sosialisasi RPMK TC Revisi Anggaran TA 2018

SOSIALISASI
PERBAIKAN TATA CARA REVISI ANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 2018

Jakarta,

Desember 2017

Dalam hal terdapat perbedaan rumusan dalam paparan ini dengan rumusan dalam draft RPMK mengenai Tata Cara Revisi Anggaran TA
2018, rumusan yang dianggap benar adalah rumusan dalam draft RPMK mengenai Tata Cara Revisi Anggaran TA 2018.

PENDAHULUAN

1. Ketentuan mengenai Tata Cara Revisi Anggaran ditetapkan tiap tahun, sesuai dengan
amanat UU APBN dan Perpres Rincian APBN.
2. Untuk TA 2018, dilakukan perbaikan ketentuan revisi anggaran, antara lain sbb:
a. Pembagian kewenangan pemrosesan usul revisi di DJA dan DJPB;
b. Ketentuan revisi anggaran terkait dengan belanja operasional, tunggakan, dll;
c. Penyeragaman penelaahan revisi anggaran; dan
d. Dukungan sistem aplikasi dalam proses penyelesaian revisi anggaran.
3. Selain itu, memenuhi amanat UU Nomor 15 Tahun 2018 tentang APBN TA 2018, juga

ditambahkan klausul revisi anggaran berupa:
a. Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP antar satuan kerja dalam 1
(satu) program yang sama;
b. Perubahan/tambahan kewajiban yang timbul dari penggunaan dana Saldo Anggaran
Lebih, penarikan pinjaman tunai, dan/atau penerbitan surat berharga sebagai
akibat tambahan pembiayaan.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2

PERUBAHAN PENYAJIAN DAN KEWENANGAN REVISI

No
Uraian
1 Penyajian

2

Kewenangan

revisi

PMK Tata Cara Revisi 2017
61 Batang Tubuh

RPMK Tata Cara Revisi 2018
23 Batang Tubuh

Tanpa Penjelasan

Disertai
Penjelasan
Lampiran-lampiran

DJA:

DJA:







penelaahan (5 hari)
pengesahan
revisi
Kanwil (1 hari)

antar •

penelaahan (5 hari)
- (dialihkan ke Dit PA DJPB)

DJPB:

DJPB:






Kanwil DJPB:
Pengesahan revisi dalam 1
Kanwil

dalam

Dit Pelaksanaan Anggaran
pengesahan revisi antar Kanwil
(1 hari)



Kanwil DJPB:

Pengesahan
Kanwil

revisi


dalam

1

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

3

PENELAAHAN vs PENGESAHAN

REVISI DENGAN PENELAAHAN
 Pagu berubah (selain PNBP untuk Satker BLU, lanjutan
PHLN, hibah langsung)
 Pergeseran anggaran antar output dengan:
 Besaran anggaran yang digeser > 10%, dan
 Berdampak pada penurunan volume keluaran (output).
 Pergeseran anggaran pada peruntukan yang berbeda.
 Diproses di DJA
REVISI BERUPA PENGESAHAN
• Pergeseran anggaran antar output dengan:

Besaran anggaran yang digeser < 10%, dan
Tidak berdampak pada penurunan volume keluaran
(output).
Pergeseran anggaran pada peruntukan yang sama.
• Diproses di DJPB

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

4

KEWENANGAN DJA
a.

Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran berubah: semua usul revisi yang mengakibatkan
penambahan/pengurangan belanja BA K/L atau belanja BA BUN, kecuali:
 Penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN atau APBN Perubahan untuk satker
Badan Layanan Umum dan/atau penggunaan saldo Badan Layanan Umum dari tahun sebelumnya,
 revisi anggaran berupa lanjutan pelaksanaan kegiatan tahun-tahun sebelumnya yang dananya bersumber dari
PHLN dan/atau PHDN, dan/atau
 penambahan hibah luar negeri atau hibah dalam negeri langsung yang diterima setelah Undang-undang

mengenai APBN atau APBN Perubahan Tahun Anggaran 2018 ditetapkan, dan kegiatannya dilaksanakan secara
langsung oleh Kementerian/Lembaga.

b. Revisi Anggaran dalam hal Pagu Anggaran tetap yang memerlukan penelaahan:
 Pergeseran anggaran antar subbagian anggaran dalam BA 999 (BA BUN);
 Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP antar satuan kerja dalam 1 (satu) program yang sama dalam
1 (satu) Bagian Anggaran untuk kementerian/lembaga yang menerapkan kebijakan penggunaan PNBP terpusat;
 pergeseran anggaran antar keluaran (output) dalam 1 (satu) Program yang sama dalam 1 (satu) bagian anggaran
yang besaran pergeseran anggarannya lebih dari 10% (sepuluh persen) dari pagu keluaran (Output) yang direvisi
dan berdampak pada penurunan volume keluaran (Output);
 revisi anggaran dalam rangka penyelesaian sisa pekerjaan tahun 2017 yang dibebankan pada DIPA tahun 2018;
 penggunaan anggaran dalam BA BUN yang belum dialokasikan dalam DIPA BUN; dan/atau
 penggunaan dana Keluaran (Output) cadangan.
c.

Revisi Administrasi yang memerlukan penelaahan, meliputi perubahan rumusan sasaran kinerja dalam database
RKA-K/L DIPA yang diambil dari aplikasi KRISNA, pembukaan blokir DIPA, dan perubahan pejabat penandatangan
DIPA sehingga DIPA induk harus dicetak ulang.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN


5

KEWENANGAN DJPB

a. Revisi anggaran dalam hal pagu berubah, meliputi:
• lanjutan pelaksanaan Kegiatan yang dananya bersumber dari PHLN dan/atau PHDN;
• penambahan dan/atau pengurangan penerimaan hibah langsung;
• penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk Satker Badan
Layanan Umum; dan/atau
• pergeseran anggaran belanja untuk satker PNBP dan BLU yang sumber dananya berasal dari PNBP;
b. Revisi Anggaran dalam hal pagu tetap berupa pergeseran anggaran antar output dalam 1
(satu) kegiatan atau antar kegiatan sepanjang besaran anggaran yang digeser tidak lebih dari
10% (sepuluh persen) dari total pagu anggaran keluaran (Output) yang direvisi, dan tidak
mengurangi volume keluaran (Output) yang direvisi; dan/atau
c. revisi administrasi yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi RKA-KL DIPA, dan revisi
administrasi yang dapat dilakukan secara otomatis
• pergeseran anggaran antar Satker dalam wilayah kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang berbeda, termasuk Satker perwakilan di luar negeri, diproses di Direktorat
Pelaksanaan Anggaran, Direktorat Jenderal Perbendaharaan;

• pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Satker atau antar Satker dalam 1 (satu) wilayah kerja Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, diproses di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

6

REVISI ADMINISTRASI KEWENANGAN DJPB
KEWENANGAN KANWIL DJPB

















ralat kode akun dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi sepanjang dalam
peruntukkan dan sasaran yang sama, termasuk yang mengakibatkan perubahan
jenis belanja
ralat kode Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara sepanjang DIPA belum
direalisasikan;
ralat kode lokasi Satker dan/atau lokasi Kantor Pelayanan Perbendaharaan
Negara;
perubahan rencana penarikan dana/atau rencana penerimaan dalam halaman III
DIPA;
ralat cara penarikan PHLN/PHDN, termasuk penerusan pinjaman;
ralat cara penarikan SBSN;
ralat nomor register pembiayaan proyek melalui SBSN; dan/atau
ralat karena kesalahan aplikasi berupa tidak berfungsinya sebagian atau seluruh
fungsi matematis aplikasi RKA-K/L DIPA;
pencantuman/perubahan catatan halaman IV DIPA berkaitan dengan tunggakan

tahun 2017;
perubahan kantor bayar sepanjang DIPA belum direalisasikan;
perubahan nomenklatur satker untuk kegiatan dekonsentrasi dan/atau tugas
pembantuan; dan
perubahan pejabat perbendaharaan
revisi secara otomatis

KEWENANGAN DIT. PA










perubahan/penambahan nomor
register PHLN;
perubahan/penambahan nomor
register SBSN;
perubahan/penambahan cara
penarikan PHLN/PHDN, termasuk
pemberian pinjaman;
perubahan/penambahan cara
penarikan SBSN;
pencantuman/perubahan/
penghapusan catatan halaman IV.B
DIPA;
revisi administrasi lainnya
sepanjang tidak menyebabkan
perlunya pencetakan ulang DIPA
lama atau pencetakan DIPA baru
revisi secara otomatis.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

7

PERBAIKAN KETENTUAN REVISI
No
1

Uraian
Belanja Operasional

PMK Tata Cara Revisi 2017
Hanya dapat
operasional saja

dipenuhi

dari

RPMK Tata Cara Revisi 2018

belanja Dapat dipenuhi dari belanja operasional dan
non-operasional

Untuk gaji dan tunjangan melekat pada gaji Untuk gaji dan tunjangan melekat pada gaji
dan tunjangan kinerja dapat dipenuhi juga dan tunjangan kinerja dapat dipenuhi dari
dari BA BUN.
belanja non-operasional dan BA BUN.
2

3

4
5

6

Pemenuhan kekurangan anggaran Ketentuan pemenuhan kekurangan belanja Ketentuan pemenuhan kekurangan belanja
akibat selisih kurs untuk kegiatan yang akibat selisih kurs untuk belanja pegawai dan akibat selisih kurs untuk belanja pegawai
dibedakan dengan ketentuan untuk belanja
dibiayai dari PHLN
belanja non-pegawai disamakan.
non-pegawai.
Tidak dibedakan antara tunggakan 1 tahun dibedakan ketentuan antara tunggakan 1
Tunggakan tahun sebelumnya
atau lebih
tahun atau lebih
Tidak
dapat
digunakan
untuk
memenuhi
Dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
Pemanfaatan sisa anggaran
kebutuhan belanja operasional
belanja operasional
Pergeseran
anggaran
kegiatan Hanya mengatur kewenangan DJA
Diatur juga kewenangan DJPB
Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan,
Urusan Bersama
Perubahan output prioritas nasional Perubahan program, kegiatan, proyek Perubahan program, kegiatan, proyek prioritas
nasional, keluaran (output) prioritas nasional,
proyek prioritas nasional
prioritas, keluaran (output), dan lokasi
dan lokasi

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

8

PEMENUHAN BELANJA OPERASIONAL
KEWENANGAN DJA

KEWENANGAN DIT PA DJPB

KEWENANGAN KANWIL DJPB

Pergeseran antar program atau antar BA (dari
BA BUN ke BA KL)

Pergeseran dalam 1 program
antar satker antar kanwil

Pergeseran dalam 1 program
antar satker dalam 1 wilayah
kerja Kanwil DJPB

Dalam peruntukan akun yang sama antar
program atau antar akun dalam program yang
sama atau antar program

Dalam peruntukan akun yang
sama

Dalam peruntukan akun yang
sama

Termasuk dari non-operasional ke operasional:
 diutamakan menggunakan sisa anggaran
kontrak atau swakelola,
 dapat dipenuhi dari pergeseran anggaran
output generik non-operasional sepanjang
usul revisi tersebut tidak berdampak pada
penurunan volume keluaran (output),
 disampaikan oleh Pengguna Anggaran dengan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
*Pergeseran anggaran untuk memenuhi kebutuhan belanja operasional tidak diperkenankan mengubah
sumber dana, misalnya dari PNBP ke RM atau sebaliknya.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

9

PEMENUHAN KEKURANGAN BELANJA AKIBAT SELISIH KURS
KEWENANGAN DJA

KEWENANGAN DIT PA
DJPB

KEWENANGAN KANWIL
DJPB

perubahan anggaran Kegiatan
Kementerian/ Lembaga yang
sumber dananya berasal dari
pinjaman dan/atau hibah luar
negeri :
 Percepatan penarikan PHLN

Pergeseran anggaran dalam
1 program antar satker
antar kanwil untuk
memenuhi kekurangan
selisih kurs

Pergeseran dalam 1
program antar satker
dalam 1 wilayah kerja
Kanwil DJPB untuk
memenuhi kekurangan
selisih kurs

Kekurangan belanja pegawai
akibat selisih kurs untuk pegawai
yang ditempatkan di luar negeri
 dipenuhi dari angggaran BA
BUN

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
0

TUNGGAKAN TAHUN SEBELUMNYA (1/2)
 Dalam rangka penyelesaian tunggakan tahun-tahun sebelumnya dapat dilakukan
Pergeseran anggaran dalam 1 (satu) Program yang sama sepanjang tidak mengurangi
volume Keluaran (Output) dalam DIPA.
 Untuk tiap-tiap tunggakan tahun-tahun sebelumnya harus dicantumkan dalam
catatan-catatan terpisah per tagihan dalam halaman IV DIPA pada tiap-tiap alokasi
yang ditetapkan untuk mendanai suatu Kegiatan per DIPA per Satker.

 Dalam hal jumlah tunggakan tahun-tahun sebelumnya, nilainya:
 sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), harus dilampiri surat
pernyataan dari KPA;
 di atas Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), harus dilampiri hasil verifikasi dari APIP K/L;
dan
 di atas Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah), harus dilampiri hasil verifikasi dari
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
1

TUNGGAKAN TAHUN SEBELUMNYA (2/2)
KEWENANGAN DJA

KEWENANGAN DIT PA DJPB

KEWENANGAN KANWIL DJPB

• Tunggakan 2017 yang dipenuhi
dengan pergeseran anggaran
antar akun.
• Tunggakan sebelum tahun 2017.
• Dalam hal tunggakan tahun-tahun
sebelumnya sudah dilakukan
audit oleh pihak pemeriksa yang
berwenang, usul revisi dapat
menggunakan hasil audit dari
pihak pemeriksa yang berwenang
tersebut sebagai dokumen
pendukung pengganti verifikasi
KPA/APIP K/L/BPKP.
• Dalam hal terdapat perbedaan
angka antara tunggakan yang
tercantum dalam halaman IV.B
DIPA dengan hasil verifikasi/audit,
maka angka yang digunakan
adalah angka hasil
verifikasi/audit.

Tunggakan tahun 2017 terkait
dengan list atau selain yang
termasuk dalam list yang
dipenuhi dengan pergeseran
anggaran antar satker antar
Kanwil Direktorat Jenderal
Perbendaharaan sepanjang
dalam peruntukkan akun yang
sama.

Tunggakan tahun 2017 terkait dengan atau selain:
1.
belanja pegawai khusus gaji dan tunjangan yang melekat pada
gaji;
2.
tunjangan kinerja sesuai dengan peraturan yang berlaku;
3.
uang makan;
4.
belanja perjalanan dinas pindah;
5.
langganan daya dan jasa;
6.
tunjangan profesi guru/dosen;
7.
tunjangan kehormatan profesor;
8.
tunjangan tambahan penghasilan guru Pegawai Negeri Sipil;
9.
tunjangan kemahalan hakim;
10. tunjangan hakim adhoc;
11. honor pegawai honorer/pegawai pemerintah non PNS/guru tidak
tetap;
12. imbalan jasa layanan Bank/Pos Persepsi;
13. pembayaran jasa bank penatausaha pemberian pinjaman;
14. bahan makanan dan/atau perawatan tahanan untuk
tahanan/narapidana;
15. pembayaran provisi benda meterai;
16. bahan makanan pasien rumah sakit;
17. pengadaan bahan obat-obatan rumah sakit;
18. pembayaran tunggakan kontribusi kepada lembaga internasional;
dan/atau
19. perlindungan Warga Negara I di luar negeri
yang dipenuhi dengan pergeseran anggaran antar satker dalam wilayah
kerja Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang sama sepanjang
dalam peruntukkan akun yang sama
DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
2

PERGESERAN ANGGARAN UNTUK KEGIATAN DALAM RANGKA TUGAS
PEMBANTUAN, URUSAN BERSAMA, DAN/ATAU DEKONSENTRASI
KEWENANGAN DJA

KEWENANGAN DIT PA DJPB

KEWENANGAN KANWIL DJPB

Pergeseran anggaran antar
Provinsi/Kabupaten/Kota dan/atau
antar Kewenangan untuk kegiatan
dalam rangka tugas pembantuan,
urusan bersama, dan/atau
dekonsentrasi:

dalam hal terjadi perubahan
prioritas atau kebijakan dari
Kementerian/Lembaga.

telah mendapat persetujuan
dari unit eselon I
Kementerian/Lembaga yang
memberi penugasan atau
pelimpahan,

pergeseran anggaran dalam keluaran
(output) yang sama atau antar keluaran
(output) yang berbeda antar SKPD dalam 1
(satu) provinsi/kabupaten/kota yang sama
terkait dengan tugas pembantuan, urusan
bersama, dan/atau dekonsentrasi ,
sepanjang:
• tidak terjadi perubahan lokasi dan/atau
perubahan kewenangan,
• besaran anggaran yang diusulkan digeser
maksimal 10% (sepuluh persen), dan
• target dan satuan volume keluaran
(output) tetap.

pergeseran anggaran antar keluaran
(output) dalam 1 (satu) SKPD atau antar
SKPD dalam 1 (satu) lokasi yang sama
dalam rangka tugas pembantuan, urusan
bersama, dan/atau dekonsentrasi,
sepanjang:
 tidak terjadi perubahan
kewenangan;
 target dan satuan volume keluaran
(output) tetap;
 besaran anggaran yang diusulkan
digeser maksimal 10% (sepuluh
persen) dari pagu output atau pagu
SKPD, dan
 mendapat persetujuan Eselon I yang
memberikan penugasan

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
3

PENGGUNAAN SISA ANGGARAN KONTRAKTUAL ATAU
SISA ANGGARAN SWAKELOLA
KEWENANGAN DJA

KEWENANGAN DIT PA DJPB

memenuhi kekurangan belanja meningkatkan volume Keluaran
operasional (komponen 001
(Output) pada Kegiatan lain antar
dan/atau komponen 002)
satker antar Kanwil DJPB

Catatan:

KEWENANGAN KANWIL DJPB


meningkatkan volume
Keluaran (Output) pada
Kegiatan yang sama;
• meningkatkan volume
Keluaran (Output) pada
Kegiatan lain dalam Program
yang sama;
dalam wilayah kerja Kanwil DJPB

• Dalam hal sisa anggaran akan digunakan untuk membiayai hal-hal di luar dari yang sudah disebutkan di
atas, usul revisi anggaran terkait dengan penggunaan sisa anggaran harus mendapat persetujuan Menteri
teknis/pimpinan Lembaga/Pengguna Anggaran, dan diproses di DJA.
• Dalam hal diberlakukan kebijakan pengendalian belanja negara, sisa anggaran kontraktual atau swakelola
tidak diperkenankan untuk menambah pagu belanja perjalanan dinas, rapat konsinyering, seminar, dan
honor kegiatan. Selain itu, sisa anggaran kontraktual dan/atau swakelola juga tidak diperkenankan untuk
membiayai kegiatan dengan jenis belanja yang berbeda.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
4

PERUBAHAN PROGRAM, KEGIATAN, PROYEK PRIORITAS
NASIONAL, OUTPUT PRIORITAS NASIONAL, DAN LOKASI
Dalam hal terdapat perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek prioritas nasional,
output prioritas nasional, dan lokasi, Kementerian/Lembaga dapat mengajukan usulan revisi ke Direktorat
Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek prioritas nasional, output prioritas
nasional, dan lokasi telah disetujui oleh Pengguna Anggaran yang dinyatakan dengan surat pernyataan dari
Pengguna Anggaran;
2. Perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek prioritas nasional, output prioritas
nasional, dan lokasi telah disetujui oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dalam
aplikasi KRISNA.
3. Perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek prioritas nasional, output prioritas
nasional, dan lokasi dapat berupa:
 perubahan sasaran/target proyek prioritas nasional termasuk sasaran /target output dalam proyek
prioritas nasional; dan
 lokasi output dalam proyek prioritas nasional.
4. Perubahan program prioritas nasional, kegiatan prioritas nasional, proyek prioritas nasional, output prioritas
nasional, dan lokasi dapat disertai dengan perubahan pagu anggaran keluaran (output) sepanjang pagu
anggaran proyek prioritas nasional tetap.
5. Kementerian/Lembaga melakukan perubahan Renja K/L setelah penetapan revisi anggaran oleh DJA.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
5

CONTOH OUTPUT PRIORITAS NASIONAL

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
6

PERGESERAN ANGGARAN PROGRAM/KEGIATAN/PROYEK
PRIORITAS NASIONAL/OUTPUT PRIORITAS NASIONAL
Dalam hal terdapat pergeseran anggaran program/kegiatan/proyek prioritas nasional/output
prioritas nasional, Kementerian/Lembaga dapat mengajukan usulan revisi ke Direktorat Jenderal
Anggaran Kementerian Keuangan dengan ketentuan sebagai berikut:

 Dalam hal pergeseran anggaran program/kegiatan/proyek prioritas nasional/output prioritas
nasional berdampak pada pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan, usul revisi harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kementerian Perencanaan dan/atau dibahas dalam
pertemuan tiga pihak sebelum disampaikan ke Kementerian Keuangan;

 Dalam hal pergeseran anggaran program/kegiatan/proyek prioritas nasional/output prioritas
nasional berdampak pada pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan, perubahan target
kinerja tersebut diinput terlebih dahulu ke dalam aplikasi KRISNA, dan perubahan target kinerja
tersebut telah disetujui oleh Kementerian Perencanaan dan Kementerian Keuangan;
 Pergeseran anggaran program/kegiatan/proyek prioritas nasional/output prioritas nasional
disertai dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;

 Pergeseran anggaran program/kegiatan/proyek prioritas nasional/output prioritas nasional telah
disetujui oleh Eselon I penanggung jawab program.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
7

KETENTUAN REVISI BARU
No
1

2

Uraian

Keterangan

Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP antar Sesuai dengan ketentuan dalam UU APBN TA 2018.
satuan kerja dalam 1 (satu) program yang sama
Dalam PMK No.10/2017 jo PMK No. 93/2017:
pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP
yang berasal dari instansi penghasil.
Pergeseran anggaran dalam rangka pemenuhan kewajiban Usulan baru
penjaminan yang jatuh tempo.

3

Perubahan/tambahan kewajiban yang timbul dari penggunaan Sesuai dengan ketentuan dalam UU APBN TA 2018;
dana Saldo Anggaran Lebih, penarikan pinjaman tunai,
dan/atau penerbitan surat berharga sebagai akibat tambahan
pembiayaan.

4

Dalam rangka pengendalian dan pengamanan belanja negara, Usulan baru
Menteri Keuangan dapat melakukan pembatasan atas revisi
anggaran, dengan tetap memperhatikan pencapaian kinerja
Kementerian/Lembaga.

5

Penggunaan sistem aplikasi, yang di dalamnya memuat Dalam PMK No. No.10/2017 jo PMK No. 93/2017:
penelaahan online untuk proses revisi anggaran
sudah dicantumkan penyampaian usul revisi melalui
surat elektronik kedinasan.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
8

PERGESERAN ANGGARAN BELANJA YANG DIBIAYAI
DARI PNBP ANTARSATUAN KERJA DALAM 1 (SATU)
PROGRAM YANG SAMA.
 Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP antar satuan kerja dalam 1 (satu)
program yang sama hanya dapat dilakukan oleh Kementerian/Lembaga yang
menerapkan kebijakan penggunaan PNBP secara terpusat, antara lain pergeseran
anggaran antar kegiatan dan/atau keluaran (output) dalam 1 (satu) satker atau antar
satker untuk keluaran (output) yang sama atau sejenis.
 Misalnya, keluaran (output) untuk layanan di bidang pertanahan pada Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN layanan imigrasi di Direktorat Jenderal Imigrasi,
Kementerian Hukum dan HAM.

 Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP antar satuan kerja dalam 1
(satu) program yang sama diproses di DJA.

 Pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dari PNBP dalam satker yang sama diproses
di Kanwil DJPB.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

1
9

PERGESERAN ANGGARAN DALAM RANGKA PEMENUHAN
KEWAJIBAN PENJAMINAN YANG JATUH TEMPO
 Pergeseran anggaran dalam rangka pemenuhan kewajiban
penjaminan yang jatuh tempo dapat dilakukan antar jenis belanja
dan/atau antar Kegiatan dalam 1 (satu) Program.

 Pergeseran anggaran dimaksud merupakan kewajiban pengeluaran
yang timbul sehubungan dengan pembayaran penjaminan yang
telah jatuh tempo.
 Pergeseran anggaran dimaksud merupakan tanggung jawab
Kementerian/Lembaga.
 Usul revisi diproses di DJA.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
0

PERUBAHAN ALOKASI ANGGARAN PEMBAYARAN
BUNGA UTANG
Sebagai konsekuensi dari pinjaman yang dimiliki Pemerintah Indonesia
ataupun surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia, setiap
tahun Pemerintah Indonesia wajib membayar biaya bunga utang dan
kewajiban-kewajiban yang lain. Perubahan alokasi anggaran pembayaran
bunga utang dan kewajiban-kewajiban yang lain dapat berupa:

 Perubahan alokasi anggaran pembayaran bunga utang yang berasal dari
tambahan alokasi anggaran untuk pembayaran bunga utang karena
adanya tambahan kewajiban, perubahan kurs, termasuk pemenuhan
kewajiban yang timbul dari transaksi lindung nilai; dan/atau

 Perubahan atau tambahan kewajiban yang timbul dari penggunaan dana
Saldo Anggaran Lebih, Penarikan Pinjaman Tunai, dan/atau penerbitan
Surat Berharga Negara sebagai akibat tambahan pembiayaan.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
1

SISTEM APLIKASI DALAM PROSES PENYELESAIAN
USUL REVISI

No
Uraian
1 Penyampaian usul revisi

2

Dokumen
usul revisi

PMK Tata Cara Revisi 2017
Dengan Sistem Aplikasi *)
• Melalui surat elekronik kedinasan • Melalui sistem aplikasi (BA K/L)
(BA K/L)
• Melalui surat dinas (BA BUN)
• Melalui surat dinas (BA BUN)

pendukung Surat usulan

Surat usulan

Matriks semula menjadi

Matriks semula menjadi

ADK RKA-K/L DIPA Revisi

ADK RKA-K/L DIPA Revisi

RKA satker

-

Copy DIPA

-

Semua discan dan diupload melalui Hanya surat usulan yang discan dan
diupload dalam sistem aplikasi.
surat elektronik
*) Ditargetkan berlaku Semester II 2018

Dokumen
pendukung
lainnya
sudah tersedia dalam sistem
aplikasi

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
2

PERAN APIP DALAM PMK TATA CARA REVISI ANGGARAN
NO

URAIAN

KETERANGAN
tunggakan Jumlah tunggakan > Rp200jt sd ≤
Rp2M

1

Melakukan verifikasi atas
tahun-tahun sebelumnya

2

Melakukan reviu atas usulan perubahan o Verifikasi atas kelengkapan dan
anggaran BA K/L dan BA BUN yang akan
kebenaran dokumen;
diajukan ke DJA
o Hasil reviu dituangkan dalam surat
Hasil Reviu

3

Memberikan rekomendasi pada saat reviu Persyaratan dokumen pendukung
agar K/L melengkapi dokumen pendukung yang dipersyaratkan dicantumkan
dalam Catatan dalam Halaman IV
DIPA

*) APIP K/L juga berperan dalam melakukan reviu atas sisa pekerjaan dalam hal K/L melakukan usul
perpanjangan kontrak tahun jamak.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
3

FORMAT SURAT USULAN REVISI ANGGARAN DARI ESELON I KEPADA
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
Diisi dengan tema
revisi, contohnya:
perubahan anggaran
belanja yang
bersumber dari PNBP,
perubahan anggaran
yang bersumber dari
PHLN, penyelesaian
tunggakan,
pemenuhan belanja
operasional, dan
sejenisnya.

Diisi dengan tata
cara revisi,
contohnya:
pergeseran anggaran
antarprogram untuk
pemenuhan belanja
operasional,
pergeseran anggaran
antar keluaran
(output) antar Kanwil
DJPB, dan sejenisnya.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
4

MATRIKS PERUBAHAN (SEMULA-MENJADI)

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
5

BATAS AKHIR PENERIMAAN USUL REVISI (1/3)
NO

JENIS REVISI




1.

Lanjutan kegiatan yang dibiayai dari PHLN/SBSN

2.

Penyelesaian sisa pekerjaan tahun 2017 yang •
dibebankan ke DIPA 2018



3.

Penggunaan Output Cadangan

BATAS WAKTU
Dilakukan adendum kontrak sebelum TA
2017 berakhir.
Batas akhir penyampaian usul revisi: 30 Jan
2018.
Dilakukan adendum kontrak sebelum TA
2017 berakhir.

Batas penyampaian usul revisi sesuai
dengan PMK Pelaksanaan Anggaran Dalam
Rangka Penyelesaian Pekerjaaan Yang Tidak
Terselesaikan sd akhir tahun anggaran.

Paling lambat 2 bulan setelah penetapan DIPA,
atau 2 bulan setelah UU APBN P ditetapkan.

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
6

BATAS AKHIR PENERIMAAN USUL REVISI (2/3)
N
O

JENIS REVISI

4

Revisi reguler

5

Revisi Anggaran dalam rangka:
anggaran

untuk

BATAS WAKTU

EKSEKUTOR

30 Oktober 2018

DJA

30 November 2018

DJPB

a.

Pergeseran
pegawai;

belanja

b.

Pergeseran anggaran dari BA 999.08 ke BA
K/L;

c.

Kegiatan dengan sumber dana PNBP, PLN,
HLN terencana, HDN terencana, PDN, serta 14 Desember 2018
SBSN;

d.

Kegiatan K/L sebagai tindak lanjut sidang
kabinet setelah UU APBNP TA 2018
ditetapkan;

e.

Kegiatan yang membutuhkan persetujuan
unit eksternal K/L (DPR, Menkeu, auditor
eksternal)

DJA

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
7

BATAS AKHIR PENERIMAAN USUL REVISI (2/3)
NO

JENIS REVISI

BATAS WAKTU

EKSEKUTO
R

6

Revisi anggaran dalam rangka:
a. Kegiatan lingkup BA BUN yang
memerlukan
persetujuan
Menkeu/perlu PP;
b. Revisi DIPA K/L yang bersumber
dari BA 999.08;
c. Pergeseran
anggaran
untuk
bencana alam; dan
d. Revisi dalam rangka pengesahan

28 Desember 2018

DJA

7

Pengesahan anggaran belanja
dibiayai dari Hibah Langsung

28 Desember 2018

DJPB

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
8

BATAS AKHIR PENERIMAAN USUL REVISI (3/3)
NO

JENIS REVISI

BATAS WAKTU

EKSEKUTOR

6

Penyelesaian
pagu
minus
terkait
pembayaran gaji dan/atau tunjangan
yang melekat pada gaji, dan/atau non
belanja pegawai TA 2018

Batas akhir penyusunan
LKPP TA 2018

DJA

7

Penyelesaian pagu minus tahun 2017,
terkait gaji dan tunjangan yang melekat
pada
gaji;
non
belanja
pegawai;
pengesahan pendapatan dan belanja
satker
BLU;
pengesahan
belanja
bersumber dari Hibah Langsung; dan
PHLN/PHDN;
dan/atau
pengesahan
pendapatan/belanja/
pembiayaan
subbagian anggaran BA BUN

Batas akhir penyusunan
LKPP TA 2017

DJA

8

Penyelesaian sisa pekerjaan tahun 2017 Sebelum
batas
akhir
yang dibebankan pada DIPA TA 2018
penyelesaian
sisa
(S-penyataan
pekerjaan
kesanggupan)

DJA
DJPB

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

2
9

BAGAN ARUS REVISI DJA UNTUK BA K/L DAN BA BUN

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

3
0

BAGAN ARUS REVISI PADA
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN DJPB

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

3
1

BAGAN ARUS REVISI PADA KANWIL DJPB

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

3
2

BAGAN ARUS REVISI PADA KUASA PENGGUNA ANGGARAN

DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN

3
3

TERIMA KASIH
tsp.dsp@kemenkeu.go.id