S PAUD 1201966 Chapter3

24

BAB III
METODE PENELITIAN

A.

Metode dan Desain Peneletian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan konsep diri anak

taman kanak-kanak ditinjau dari pola asuh orang tuanya yang authoritarian,
authoritative, permissive indulgent, dan permissive indifferent. Sesuai dengan tujuan
tersebut, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kausal komperatif atau ex post facto. Penelitian ex post facto adalah penelitian yang
meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan
(dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti (Sukmadinata, 2010, hlm.55).
Komparasi dalam penelitian ini terdiri dari satu model dengan komparasi tiga
sampel atau lebih, yaitu: perbedaan konsep diri anak kelompok B TK Negeri Centeh
Bandung ditinjau dari pola asuh orang tuanya yang authoritarian, authoritative,
permissive indulgent, dan permissive indifferent.
Adapun desain penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagan 3.1
Desain Penelitian
Pola Asuh

Kontrol

Authoritarian

Kehangatan

Authoritative

Permissive
Indulgent

Permissive
Indifferent

Konsep Diri


FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

25

B.

Lokasi, Populasi, dan Sampel

1.

Lokasi
Lokasi penelitian dilaksanakan di TK Negeri Centeh, yang beralamat di Jalan

Pacar No. 5, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.
2.

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua anak dan anak kelompok B TK


Negeri Centeh, Bandung, Tahun Pelajaran 2015/2016. Jumlah anak kelompok B
sendiri adalah 32 anak.
3.

Sampel
Sampel adalah sebagaian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data

(Sukardi, 2004, hlm.54).Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan salah
satu teknik nonprobabilitas, yaitu pengambilan sampel jenuh, sehingga dalam
penelitian ini peneliti mengambil sampel orang tua anak dan anak kelompok B
sebanyak populasi yaitu 32 anak dan 32 orang tua anak. Menurut Sukmadinata (2010,
hlm.261) dalam penelitian kausal komparatif dan eksperimental 15 orang untuk setiap
kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.

C.

Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu pola asuh orang tua dan konsep diri,


dimana masing- masing variabel memiliki definisi operasional. Definisi operasional
dari kedua variabel adalah sebagai berikut:
1.

Variabel Pola Asuh
Pola asuh adalah bentuk perlakuan orang tua terhadap anak dalam

membimbing, mendidik, merawat, melatih, dan berinteraksi yang akan memberikan
pengaruh terhadap tingkah laku anak seperti: berani, bertanggung jawab, disiplin, dan
lain-lain.
Pola asuh dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Baumrind (1971) dan
Maccoby & Martin (1983), dimana pola asuh dikategorikan menjadi empat jenis,
yaitu pola asuh authoritative, authoritarian, permissive indulgent, dan permissive
indifferent. Keempat pola asuh tersebut mengandung pengertian:
FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

26


a.

Pola asuh authoritative, ditandai dengan kontrol yang tinggi dan kehangatan
yang tinggi

b.

Pola asuh authoritarian, ditandai dengan kontrol yang tinggi dan kehangatan
yang rendah

c.

Pola asuh permissive indulgent, ditandai dengan kontrol yang rendah dan
kehangatan yang tinggi

d.

Pola asuh permissive indifferent, ditandai dengan kontrol yang rendah dan
kehangatan yang rendah


Dimensi pola asuh orang tua terhadap anak dibagi menjadi dua dimensi, yaitu
a.

Dimensi Kontrol (Demandigness)
Dimensi ini berhubungan dengan sejauh mana orang tua mengharapkan dan

menuntut tingkah laku yang bertanggung jawab dari anak. Adapun aspek-aspek
dalam dimensi ini, yaitu:
1)

Pembatasan (restrictiveness)

2)

Tuntutan (demandingness)

3)

Pendisiplinan (stricness)


4)

Campur tangan (intrusiveness)

5)

Kekuasaan yang sewenang-wenang (arbitrary exercise of power)

b.

Dimensi Kehangatan(Responsiveness)
Dimensi ini berhubungan dengan tingkat respon orang tua terhadap kebutuhan-

kebutuhan anak dalam penerimaan dan dukungan. Adapun aspek-aspek dalam
dimensi ini, yaitu:
1)

Memperhatikan kesejahteraan anak

2)


Bersifat responsif terhadap kebutuhan anak

3)

Bersedia meluangkan waktu (dalam batas tertentu) bergabung dalam kegiatan
yang dipilih anak

4)

Siap untuk menunjukkan antusiasme terhadap keberhasilan anak dan tindakantindakan yang menunjukkan cinta kasih

FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

27

5)


Peka terhadap keadaan emosi anak

2.

Variabel Konsep Diri
Konsep diri adalah gambaran atau pandangan tentang keseluruhan diri yang

dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri. Konsep diri dalam penelitian ini merujuk
pada pendapat Bee (1981) yang membagi tahap perkembangan konsep diri menjadi
tiga tahap, yaitu: 1) Eksistensial diri, dimana anak mampu mengakui keberadaan
dirinya dan menyadari bahwa dirinya terpisah dengan orang lain, 2) Pengelompokan
diri, dimana anak mampu mengelompokkan dirinya dalam berbagai aspek seperti:
usia, ukuran tubuh, jenis kelamin, dan lain- lain, 3) Harga diri, dimana anak mampu
memiliki sikap harga diri dan perasaan bangga terhadap dirinya ketika menunjukkan
harga diri yang tinggi serta rasa malu ketika ia menunjukkan harga diri yang rendah.

D.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan terbagi menjadi dua jenis yaitu,


sebagai berikut:
1.

Pola asuh orang tua.
Untuk pengumpulan data pola asuh orang tua, teknik yang digunakan adalah
angket. Penyebaran angket ditujukan kepada orang tua anak, baik ibu atau ayah.
Orang tua diminta untuk mengisi angket yang sudah disediakan sebelumnya
oleh peneliti.

2.

Konsep diri anak TK.
Untuk pengumpulan data konsep diri, teknik yang digunakan adalah daftar
ceklis observasi. Pengumpulan data ini peneliti meminta bantuan guru kelas
untuk mengisi daftar ceklis yang sudah disediakan sebelumnya untuk melihat
gambaran riil konsep diri anak.

FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

28

E.

Instrumen Penelitian
Berdasarkan fokus masalah penelitian, terdapat dua instrumen penelitian, yaitu

pola asuh orang tua dan konsep diri anak. Instrumen yang digunakan berupa angket
untuk pola asuh dan daftar ceklis observasi untuk konsep diri, dimana instrumen ini
berisi indikator- indikator yang digunakan untuk mengetahui pola asuh orang tua dan
mengukur konsep diri anak kelompok B TK Negeri Centeh, Bandung.
1.

Instrumen Pola Asuh
Instrumen pola asuh orang tua disusun berdasarkan teori Baumrind (1971) dan

Macoby (1983). Indikator pola asuh orang tua merajuk pada alat pengumpul data pola
asuh orang tua yang dikonstruksi oleh Sri Ratna Chodijah (2009). Peneliti
menggunakan instrumen Chodijah karena sebelumnya sudah melalui uji validitas dan
uji reliabilitas sebelumnya. Pemaparan mengenai uji validitas dan uji reliabilitas ini
akan dibahas pada sub bab berikutnya. Kisi-kisi instrumen tersebut dipaparkan secara
lebih jelas dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh
Variabel
Pola

Asuh

Orang Tua

Dimensi
a. Kontrol/
demandingness

Nomor Item

Indikator

(+)

1) Restritiviness,

(-)

7, 9, 21

2, 17

13, 28

4, 45

27, 40

1, 43,

sejauhmana orang tua
membatasi

aktivitas

anak
2) Demandingness,
sejauhmana orang tua
meletakkan

tuntutan

tinggi kepada

anak

dibanding usianya
3) Striciness, sejauhmana
orang tua menerapkan
aturan
sehingga

yang

51

ketat

anak tidak

FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

29

memungkinkan untuk
menentangnya.
4) Intrusiveness,

39, 44,

sejauhmana orang tua
ikut

campur

52, 37

25

dalam

aktivitas anak
5) Arbitrary exercise of
fower,

sejauhmana

orang

tua

24, 36, 42 41, 46

menggunakan
kekuasaan

secara

sewenang-wenang
b. Kehangatan/
responsiveness

1) Orang

tua

5, 22

18, 26

memerhatikan
kesejahteraan anak
2) Orang

tua

responsive

bersifat 10, 16, 32 6, 19
terhadap

kebutuhan anak
3) Orang

tua

bersedia

meluangkan

8, 30, 38, 3, 29,

waktu 47

33, 53

agar bisa bekerjasama
dengan anak dalam
mengatasi masalah
4) Orang

tua 12, 31, 34 14, 15,

menunjukkan

rasa

35

antusias ketika anak
mampu menyelesaikan
tugas
5) Orang
terhadap

tua

peka 11, 23
keadaan

20, 48,
49, 50

emosional anak

(Chodijah, 2009)
FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

30

Instrumen ini diberikan kepada orang tua anak, baik ibu atau ayah yang menjadi
sampel penelitian. Setiap orang tua diminta untuk memberikan tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam instrumen dengan cara memilih salah
satu alternatif jawaban dari lima alternatif jawaban, yaitu: SL (Selalu), SR (Sering),
KK (Kadang-kadang), JR (Jarang) TP (Tidak Pernah). Jawaban diberikan dengan
cara memberi tanda ceklis (√) pada salah satu kolom jawaban yang disediakan.
Instrumen tersebut memiliki nilai tersendiri yang sesuai dengan alternatif
pilihan jawaban. Berikut adalah nilai untuk masing- masing alternatif jawaban yang
tersedia:
Tabel 3.2
Alternatif Jawaban Instrumen Pola Asuh
Alternatif Jawaban

2.

Pernyataan

Pernyataan

Positif

Negatif

Selalu (SL)

5

1

Sering (SR)

4

2

Kadang-kadang (KK)

3

3

Jarang (JR

2

4

Tidak Pernah (TP)

1

5

Instrumen Konsep Diri
Instrumen yang digunakan dalam mengukur konsep diri anak berupa observasi

yang diturunkan dari teori Bee (1981) yang kemudian dikonstruksi oleh Christy S.
Wiyana (2015). Peneliti menggunakan instrumen Wiyana karena instrument tersebut
sebelumnya sudah melalui uji validitas dan uji reliabilitas sebelumnya. Pemaparan
mengenai uji validitas dan uji reliabilitas ini akan dibahas pada sub bab berikutnya.
Kisi-isi instrumen tersebut dipaparkan secara lebih jelas dalam tabel berikut ini:

FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

31

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Konsep Diri
Variabel
Konsep Diri

Dimensi
Eksistensial

Indikator
diri

Nomor

Indikator

Item

-

1, 2

-

3, 4, 5, 6,

-

7

(categorical 2. Ukuran tubuh

-

8, 9

3. Jenis kelamin

-

10, 11, 12

4. Warna

-

13, 14, 15

-

16, 17, 18,

(existential self),

1. Pengakuan akan

Sub

keberadaan diri
2. Keberadaan diri
yang terpisah dari
orang lain

Pengelompokkan
diri
self)

1. Usia

anggota

tubuh
5. Kemampuan diri

19, 20
Harga

diri

self-esteem)

(the 1. Harga diri yang Sikap terhadap
tinggi

harga diri

21, 22, 23,
24, 25

Perasaan
Bangga (pride)

26, 27, 28,
29, 20

2. Harga diri yang Perasaan malu
rendah

31, 32, 33,
34, 35

(Wiyana, 2015)

Instrumen ini akan diberikan dan diisi oleh guru kelas secara langsung di
lapangan. Guru kelas diminta untuk mengisi seluruh item pernyataan yang terdapat
dalam instrumen dengan cara memilih salah satu alternatif jawaban dari tiga alternatif
jawaban, yaitu: Sudah Mampu Sendiri (SMS), Masih memerlukan Bantuan (MMB),
FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

32

dan Belum Mampu (BM). Jawaban diberikan dengan cara memberi tanda ceklis (√)
pada salah satu kolom jawaban yang disediakan.
Instrumen tersebut memiliki nilai tersendiri yang sesuai dengan alterna tif
pilihan jawaban. Berikut adalah nilai untuk masing- masing alternatif jawaban yang
tersedia:
Tabel 3.4
Alternatif Jawaban Instrumen Konsep Diri
Pilihan

Skor/Nilai

Sudah Mampu Sendiri (SMS)

2

Masih Memerlukan Bantuan (MMB)

1

Belum Mampu (BM)

0

Keterangan:
a. Sudah Mampu Sendiri (SMS), dengan nilai 2, artinya anak mampu
melakukan kegiatan sendiri.
b. Masih Memerlukan Bantuan (MMB) dengan nilai 1, artinya anak masih
memerlukan sedikit bantuan dan bimbingan untuk melakukan kegiatan, dan
c. Belum Mampu (BM), dengan nilai 0, artinya anak masih belum mampu
melakukan kegiatan.

Ketiga opsi alternatif pilihan jawaban tersebut berfungsi untuk mengetahui
apakah konsep diri anak berada pada kriteria sudah berkembang, masih dalam proses
berkembang atau belum berkembang. Artinya, melalui penilaian anak SMS, MMB,
dan BM dalam melakukan kegiatan kita dapat melihat bagaimana perkembangan
konsep diri anak. Hal ini dikarenakan, konsep diri mempunyai peran penting dalam
menentukan tingkah laku seseorang. Cara seseorang memandang dirinya akan
tercermin dari keseluruhan perilakunya (Desmita, 2010,hlm.169) dan kemampuan
anak dalam melakukan kegiatan dapat dilihat dari perilakunya. Jadi, anak dapat
dikatakan konsep dirinya sudah berkembang jika sebagain besar anak sudah mampu
melakukan kegiatan sendiri. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat melalui data
FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

33

kuantitatif yaitu interval skor dalam proses pengelompokan data yang dapat dilihat
pada bab berikutnya.

3.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

a.

Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan atau kevalidan

suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data tersebut valid. Menruut Sugiyono (2011, hlm.172), valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dikarenakan penulis menggunakan instrumen yang suda ada, maka penulis akan
memaparkan hasil uji validitas yang sudah dilakukan oleh Ratna dan Christy terlebih
dahulu kemudian memaparkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan oleh
peneliti. Penghitungan uji validitas dibantu dengan menggunakan bantuan software
Microsoft Office Excel 2010. Berikut uji validitas item pada penelitian ini:
1)

Uji Validitas Konsep Diri
Instrumen konsep diri sebelumnya telah dilakukan uji validitas oleh Christy

dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010. Hasil dari uji
validitas tersebut, dari 35 item pernyataan, terdapat 19 pernyataan yang valid dan 16
pernyataan yang tidak valid. Item pernyataan yang tidak valid ini tetap dipertahankan,
karena memiliki nilai reliabilitas yang kuat.
Peneliti melakukan uji validitas ulang. Hal ini dilakukan dengan tujuan melihat
perbandingan antara hasil uji yang dilakukan oleh Christy dan hasil uji yang
dilakukan oleh peneliti. Selain itu, mengingat lokasi, populasi, dan sampel yang
dipakai oleh Christy dan peneliti berbeda, memungkinkan hasil uji validtas pun dapat
berbeda.
Uji validitas yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil bahwa dari 35 pernyataan
terdapat 14 pernyataan tidak valid dan 21 pernyataan yang valid. Pernyataan yang
tidak valid tersebut, yaitu pernyataan nomor 1, 4, 5 untuk dimensi eksistensial diri,
nomor 8, 11, 12, 17, 20 untuk dimensi pengelompokkan diri, dan nomor 21, 22, 28,
29, 30, 35 untuk dimensi harga diri. Hasil tersebut tidak berbeda jauh dengan hasil uji
FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

34

validitas yang dilakukan oleh Christy. Item yang tidak valid akan dibuang, sehingga
item pernyataan yang akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya adalah
sebanyak 21 item.

2)

Uji Validitas Pola Asuh
Sama halnya dengan variabel konsep diri, peneliti pun melakukan uji validasi

ulang pada variabel pola asuh. Uji validitas yang sudah dilakukan oleh Sri Ratna
Chodijah, diperoleh 27 item yang tidak valid dan 53 item yang valid dari jumlah
seluruh item sebanyak 80 item pernyataan.
Uji validitas yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil bahwa dari 53 pernyataan
terdapat 26 pernyataan tidak valid dan 27 pernyataan yang valid. Pernyataan yang
tidak valid tersebut, yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 6, 9, 10, 13, 14, 18, 19, 20, 21,
24 untuk dimensi kontrol dan nomor 26, 28, 34, 36, 40, 41, 48, 49, 50, 51, 52, 53
untuk dimensi kehangatan. Item yang tidak valid akan dibuang, sehingga item
pernyataan yang akan digunakan dalam penghitungan selanjutnya adalah sebanyak 27
item, 10 item untuk dimensi kontrol dan 17 item untuk dimensi kehangatan.

b.

Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran

(Sukmadinata, 2010, hlm.229). Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
yang sama (Sugiyono, 2011, hlm.173). Menurut kriteria Guilford (dalam Sugiyono,
2008, hlm. 183), koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi 5 kategori,
yaitu sebagai berikut:

FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

35

Tabel. 3.5
Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
Kriteria

Koefisien Reliabilitas α

Sangat Reliabel

>0.900

Reliabel

0.700 – 0.900

Cukup Reliabel

0.400 – 0.700

Kurang Reliabel

0.200 – 0.400

Tidak Reliabel

< 0.200

Uji reliabilitas dilakukan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach.
Adapun rumus Alpha Cronbach sebagai beikut:

Keterangan :
r11

= Reliabilitas instrumen

k

= Banyaknya pertanyaan atau varian soal
= Jumlah varians butir
= Varians total
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya uji reliabilitas yaitu untuk

mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen tersebut. Pada penelitian ini, uji
reliabiltas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS v.20. Berikut hasil
uji reliabilitas:
1)

Uji Reliabilitas Konsep Diri
Sama halnya dengan uji validitas, peneliti pun melakukan uji relibilitas ulang

pada variabel pola asuh dan variabel konsep diri. Instrumen konsep diri sudah di uji
reliabilitasnya oleh Christy dengan menggunakan rumus koefisien Alpha Cronbach,
yang dihitung menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2010 versi
14.0.4760.1000 (32-bit). Adapun hasil uji reliabilitas tersebut adalah sebagai berikut:
a)

Reliabilitas Pernyataan Konsep Diri jika item pernyataan yang tidak valid
dibuang:

FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

36

Jumlah varian (δ i) = 2.39
Varian total (δ t ) = 14.61
Reliabilitas = 0.88 (Reliabel)
b)

Reliabilitas Pernyataan Konsep Diri (Variabel X) jika item pernyataan yang
tidak valid tidak dibuang:
Jumlah varian (δ i) = 2.88
Varian total (δ t ) = 17.16
Reliabilitas = 0.86 (Reliabel)
Dari hasil perhitungan tersebut, Christy memakai hasil uji reliabilitas dengan

item yang tidak valid tidak dibuang. Hal ini dikarenakan selisih antara nilai hasil uji
reliabilitas dengan item pernyataan yang tidak valid dibuang yaitu sebesar 0.88
(Reliabel) dengan hasil uji reliabilitas item pernyataan yang tidak valid tidak dibuang
sebesar 0.86 (Reliabel), selisihnya tidak jauh berbeda, yaitu sebesar 0.02.Berdasarkan
hasil uji relibilitas ini, maka jumlah item pernyataan untuk instrumen konsep diri
yang digunakan sebanyak 35 pernyataan. Selanjutnya, hasil uji reliabilitas yang sudah
dilakukan oleh peneliti adalah sebesar 0,968 yang artinya sangat reliabel. Berbeda
dengan Christy yang melakukan uji reliabilitas dua kali, peneliti hanya melakukan uji
reliabilitas sekali karena sudah memutuskan untuk membuang item yang tidak valid.

2)

Uji Reliabilitas Pola Asuh
Sama halnya dengan instrumen variabel konsep diri, instrumen pola asuh pun

telah diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rumus Spearman-Brown (Split Half)
dan dengan bantuan software SPSS versi 12.0 oleh Sri Ratna Chodijah, diperoleh
hasil bahwa koefisien reliabilitas untuk instrumen pola asuh orang tua sebesar 0,739.
Hal tersebut menunjukkan bahwa instrumen pola asuh ini reliabel. Selanjutnya, hasil
uji reliabilitas yang sudah dilakukan peneliti adalah sebesar 0,8590. Hasil tersebut
pun menunjukkan bahwa instrumen pola asuh reliabel.

FinaAfilia R., 2016
PERBED AAN KONSEP D IRI ANAK TAMAN KANAK-KANAK D ITINJAU D ARI POLA ASUH ORANG TUA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

37

F.

Pengelompokan Data
Untuk

melihat profil karakteristik

pengelompokan

terhadap

data-data

yang

sumber data penelitian dilakukan
diperoleh.

Data

yang

diperoleh

dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:
1.

Kelompok Data Pola Asuh Orang Tua

Untuk mengetahui kategori pola asuh setiap orang tua, dilakukan pengkategorian
dengan menggunakan teknik persentil (Akdon dan Hadi dalam Chodijah, 2009 :
Silalahi, 2009). Persentil merupakan sekumpulan data yang telah disusun mulai dari
yang terkecil sampai dengan terbesar kemudian dibagi menjadi seratus bagian yang
sama (Siregar, 2012, hlm.63). Pengkategorian ini bertujuan untuk menempatkan
individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah. Variabel pola asuh dibagi ke
dalam empat kategori, yaitu: authoritarian, authoritative, permissive indulgent, dan
permissive indifferent. Keempat kategori tersebut ditentukan berdasarkan tinggi atau
rendahnya skor kontrol (demandingness) dan skor kehangatan (responsiveness).
Perhitungan pengkategorian pola asuh orang tua dilakukan sebagai berikut:
a.

Mengurutkan data terkecil sampai data terbesar

b.

Menghitung dan mencari posisi persentil dengan menggunakan rumus:

Posisi PSx = data ke-x/100 (n+1)
Sumber: Sudjana (1992, hlm.84)
c.

Membuat kategorisasi pola asuh berdasarkan skor persentil
Tabel 3.6
Kategorisasi Pola Asuh Orang Tua
Berdasarkan Dimensi Kontrol dan Dimensi Kehangatan
Dimensi
Kontrol

Kehangatan

(Demandingness)

(Responsiviness)

Authoritarian

X≥P

X