Tindak Tutur Asertif Dan Direktif Dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari

LAMPIRAN

1) Bentuk Tuturan:
“Kuggy! Wooi! Ada telepon tuh !” (5/PK)
2) Bentuk Tuturan :
“Panggilan utnuk Keenan penumpang KA Parahyangan dari Jakarta, sekali lagi, saudara
Keenan, sepupu dari Eko Kurniawan, ditunggu oleh saudara Eko yang ciri-cirinya
sebagai berikut : rambut cepak berjambul Tintin, tinggi 175 cm,kulit cokelat sedang,
mata besar bulu mata lentik, pakai kaus Limpbizikit, ditemani oleh dua cewek cakep.”
Kuggy memlaporkan (23/PK)
3) Bentuk Tuturan :
“Jadi, kita harus mulai dari mana?”Kugy bertanya.
“Kita akan bagi tiap kelas sesuai kemampuan mereka masing-masing. Kelas paling dasar
hanya akan belajar membaca, menghitung, dan menggambar. Persis pelajaran anak TK.
Tapi dalam satu kelas umurnya bisa bervariasi, dari mulai empat tahun sampai sepuluh
tahun.” (80/PK)
4) Bentuk Tuturan :
“Gy, kenalin. Ini sepupu gua, Wanda,”Noni berkata. (82/PK)
5) Bentuk Tuturan :
“Ami? Hai, ini Kugy. aku udah memustuskan ... iya ... aku mau jadi pengajar di Sakola
Alit. Mulai secepatnya bisa? Iya.. aku siap kok.”(87/PK)

6) Bentuk Tuturan :
“Aku mau bicara soal Keenan. waktu liburan semesternya nanti, dia kepingin sekali pergi
ke tempatmu di Ubud..”
“Keenan sudah lama bilang. Sejak dia masih di Amsterdam, dia juga pernah
meneleponku soal itu”, potong Wayan (51/PK)
7) Bentuk Tuturan :
“Teman-teman, sudah saatnya kalian tahu bahwa gua ini sebetulnya..,”(Kugy menahan
napas, suaranya bergetar)”..alien.” (sunyi yang lebih mencekam, atau tepatnya mencekik,
seketika memberangus mereka. Eko sudah mau mati menahan semburan tawa. “Gua
sebetulnya anak buah Neptunus yang dikirim ke Bumi untuk jadi mata-mata,”papar Kugy

Universitas Sumatera Utara

lagi,”dan, SECARA KEBETULAN SEKALI, zodiak
kan?”tambahnya dengan mata berbinar-binar. (33/PK)

gua

Aquarius.


Ajaib,

8) Bentuk Tuturan :
“Tumben aku ketemu kamu di kampus. Kalau bukan kita berempat punya ritual nonton
midnight setiap Sabtu, kayaknya aku nggak akan ketemu kamu di mana-mana lagi.
Sibuk, ya?”
Keenan menebarkan pandangannya ke sekitar, mengangkat bahu sekilas. “Saya di
kampus hanya seperlunya aja. Nggak terlalu suka nongkrong-nongkrong.” (42/PK)
9) Bentuk Tuturan :
“Tapi aku tidak enak kalau tidak langsung minta izin sama kamu.”
“Keenan sudah kuanggap seperti anakku sendiri. ini rumahnya juga. Kapan pun dia ingin
kemari, sudah pasti kuterima.”Nada itu berubah tegas. (51/PK)
10) Bentuk Tuturan :
“Buat orang yang nggak tahu kamu, cerpen itu mungkin bagus. Tapi saya merasa
dongeng-dongeng kamu jauh lebih otentik, lebih orisinil, dan lebih mencerminkan kamu
yang sebenarnya. Dalam cerpen itu, saya tidak menemukan diri kamu. Yang saya
temukan adalah penulis yang pintar merangkai kata-kata, tapi nggak ada
nyawa,”sambung Keenan lagi. (54/PK)
11) Bentuk Tuturan :
“Saya sebetulnya pingin cerita banyak. Tapi begitu nelepon, malah bingung. Mungkin

nanti aja kalau kita ketemu di Bandung lagi, ya.” (75/PK)
12) Bentuk Tuturan :
“ Untung kamu tidak di sini, Nan. Mama sudah kayak resepsionis pribadi ngangkatin
telepon buat dia,” celetuk ibunya lagi. (15/PK)
13) Bentuk Tuturan :
“Saya nggak ingat mukanya, dia juga pasti sama. Kami terakhir ketemu kan waktu SD!”
Jeroen langsung menyambar senang, “Nah! Itu dia, Ma! Kalau aku ikut, aku nanti bisa
kasih tahu Mas Eko yang mana.”
“Alasan kamu memang masuk akal, Nan. Tapi Eko sudah mama pesankan untuk bawa
tulisan nama kamu. Jadi, biarpun kalian tidak hafal muka, kalian pasti akan bertemu,”
jawab ibunya sambil mengerling ke arah Jeroen. (16/PK)

Universitas Sumatera Utara

14) Bentuk Tuturan :
“Waktu aku kecil, punya cita-cita ingin jadi penulis dongeng masih terdengar lucu.
Begitu sudah besar begini, penulis dongeng terdengar konyol dan nggak realistis.
Setidaknya, aku harus jadi penulis serius dulu. Baru nanti setelah mapan, lalu orangorang mulai percaya, aku bisa nulis dongeng sesuka-sukaku.”
“Jadi kamu ingin menjadi sesuatu yang bukan diri kamu dulu, untuk akhirnya menjadi
diri kamu yang asli, begitu ?” (37/PK)

15) Bentuk Tuturan :
“Saya dan Kugy pulang naik angkot, Mi. Kalian duluan aja pakai mobil Bimo. Jadi ngga
perlu kayak pindang. Oke?” (123/PK)
16) Bentuk Tuturan :
“Saya cukup tahu bahwa hidup yang sekarang ini saya jalankan adalah hidup yang
Papa mau, bukan yang saya mau,”kata Keenan getir.”Saya ingin berhenti kuliah mulai
dari semester depan. Dan saya tidak akan membebani Papa lagi. Saya akan cari uang dan
membiayai hidup saya sendiri.” (157/PK)
17) Bentuk Tuturan :
“Yang ini yang paling aneh,” potong Kugy, menunjuk lukisan yang hanya seperti gradasi
warna dan garis-garis halus seperti larik-larik kapas.”Yang lain ada gambar orangnya
semua. Cuma ini yang nggak ada.” (45/PK)
18) Bentuk Tuturan :
“Sejak tahu lukisan saya laku, prespektif saya benar-benar berubah. Saya merasa makin
yakin untuk mengambil jalan ini.”
“Saya cuma mau melukis. Mungkin sudah saatnya saya mempertimbangkan untuk benarbenar mandiri. Selesai semester ini saya akan coba bicara sama Papa untuk nggak usah
meneruskan kuliah.’’
“Kamu tahu apa artinya itu, kan, Nan?”ujar Wanda dengan penekanan,”Kamu akan
menguntungkan diri sepenuhnya ke penjualan lukisan kamu. Kamu nggak bisa mainmain.” (140/PK)
19) Bentuk tuturan :

“Kamu – kamu belum tahu seujung kuku pun tentang hidup! Jangan pikir saya
terkesan dengan usaha kamu yang sok kepingin mandiri itu. Kamu ngga tahu apa yang
kamu hadapi di luar sana – “(157/PK)

Universitas Sumatera Utara

20) Bentuk Tuturan :
“Mau pakai baju yang mana?” seru Noni. “Yang ini!”sahut Kuggy. “Yah, jangan gitugitu amat, dong, Gy. Lu ngambek ya?”balas Noni. “Oh, nggak. Gua Cuma berdandan
sesuai kasta gua aja. Kuli dorong mobil. Ayo, cabut!”sahut Kuggy seraya menyambar
jaket jins di gantungan. (18/PK)
21) Bentuk Tuturan :
“Nanti malam gua sama Eko janjian mau ke tempat kosnya. Mau ikut, nggak?” (81/PK)
22) Bentuk Tuturan :
“Gy! Bangun! Pergi, yuk!” Kuggy menyahut dengan gumaman tak jelas. “Nggak usah
berlagak, deh. Ayo bangun.” Seru Noni (17/PK)
23) Bentuk Tuturan :
“Kalau begitu, habis makan siang, kita ke tempat saya, yuk. Saya mau kasih lihat lukisanlukisan saya.” seru Keenan. Kugy langsung mengangguk. Ada senyuman spontan yang
tak bisa ia tahan. Mendadak ia mensyukuri celetukan asalnya tadi. (44/PK)
24) Bentuk Tuturan :
“Hai, hai. Gimana malam Minggu kemarin? Seru ya, filmnya? Noni sampai

kemimpi-mimpi gitu. Sori ya, aku nggak gabung. Udah makan malam belum? Pemadam
Kelaparan yuk..”dengan semangat tinggi Kugy menyerocos. “Saya masih kenyang, dan
harus cepat pulang. Banyak tugas. Nggak pa-pa, ya?” Keenan menimpali ringkas.
(54/PK)
25) Bentuk Tuturan :
“Malam minggu ini kita mau nonton midnight kayak biasa. Ikut, yuk. Kamu selalu
ditanyain sama Mas Itok, tuh.” (95/PK).
26) Bentuk Tuturan :
“Mungkin ini saja yang sebaiknya kamu bawa, vent,” Oma menyerahkan dua buah buku
bertuliskan 2500 Latihan Soal UMPTN, “supaya jij bisa belajar di pesawat.” (3/PK).
27) Bentuk Tuturan :
“Kita bangunkan saja dia,”ujarnya tidak sabar. “Ah, nggak usah. Biar dia tidur
sepuas-puasnya. Kasihan Keenan, dari kemarin begadang terus,”istrinya menyerangnya
dengan senyum mengembang, “toh hari ini dia sudah membuat kita semua lega.” (12/PK)

Universitas Sumatera Utara

28) Bentuk Tuturan:
“Dicoba saja, Nan. Siapa tahu cocok...,”(Banyu ikut menimpali). “Sudah, tunggu apa
lagi? Mumpung bapaknya si Banyu juga lagi di sini, jadi kamu bisa tanya-tanya. Karya

mereka ini bahkan disegani di desa Mas,”Pak Wayan ikut memanas-manasi. (70/PK)
29) Bentuk Tuturan :
“Kamu pikirkan dulu aja, Gy. Kita berkomitmen mengajar mereka empat hari seminggu.
Jadi lumayan menyita waktu.”(salah seorang menyarankan kepada Kugy. (81/PK).
30) Bentuk Tuturan :
“Kamu ke kamar aja deluan. Saya tunggu di sini. Bentar lagi taksi saya juga datang.”kata
Keenan.
Wanda menggeleng. “Aku mendingan kedinginan di sini, daripada kehilangan momen
sama kamu,”ujarnya pelan. (134/PK)
31) Bentuk Tuturan :
“Di jalan saya nggak bisa tidur, Pak. Saya belum tidur dari kemarin. Tapi rasanya masih
oke,kok,”sahut Keenan. “Wah! Kamu harus cepat istirahat kalau gitu,”sambar Ibu
Ayu,”Tidur saja. Nanti malam baru dibangunkan untuk makan sama-sama, ya?”
32) Bentuk Tuturan :
“Ma, aku bolos sehari, deh. Aku juga mau ke Bandung. Ketemu Mas Eko,” rengek Jeroen.
“Nggak bisa Roen, kamu harus sekolah,” sahut Mama (16/PK)
33) Bentuk Tuturan :
“Gue nitip Kugy ya, Non. Kalau ada apa-apa, tolong kabarin gue.” (102/PK)
34) Bentuk Tuturan :
“Saya ada atu permintaan lagi Ma...”

“Apa itu?”
“Tolong jangan bilang siapa-siapa saya ada di Ubud. Bahkan Jeroen nggak perlu tahu.
Cukup mama yang tahu.”(196/PK)
35) Bentuk Tuturan :
“Aku punya peti kuno,dikasih sama Karel, abangku. Bentuknya kayak peti harta karun
yang ada di komik-komik. Karel bilang, peti itu diambil dari perahu karam, dan isisnya
gulungan-gulungan naskah sejarah yang jadi hancur karena terendam air laut. Aku senang

Universitas Sumatera Utara

sekali dapat peti itu, dan aku bertekad untuk mengisinya ulang dengan naskah-naskah
dongeng buatanku, supaya peti itu kembali berisikan sesuatu. Aku menulis dengan super
semangat. Bertahun-tahun. Dan jadilah bundel itu. Silakan kamu baca-baca. Kamu bisa
kembalikan kapan pun kamu mau.” (38/PK)
36) Bentuk Tuturan :
“Ada agenda apa lagi, ya? Kita harus ke mana lagi sekarang? tanya ayah Keenan pada
Wanda.
“Mmm.. nggak ada apa-apa lagi Om. Silakan saja lihat-lihat. Mungkin Om dan Tante
mau minum? Kita ada teh, wine..”
“Maaf, saya nggak bisa terlalu lama,”ujar ayah Keenan lagi,”Lena, lima belas menit lagi

kita jalan, ya?” (111/PK)
37) Bentuk Tuturan :
“Ya udah, minggu depan pokoknya gua tunggu di Bandung, ya. Jangan lupa :STTB,
pesan tiket kereta api, packing, paketin buku-buku lu, payung lipat yang dulu lu pinjam,
jaket jins gua-masih di lu kan, ya? Terus ..”(Kugy menjauhkan gagang telepon sebentar
dari kupingnya, menunggu sayup suara Noni selesai bicara sambil pindah-pindah saluran
teve) “Gy? Udah dicatat semua? Kugy?” (Kugy buru-buru menyambar telepon kembali.
“Siap!sampai ketemu minggu depan ya!” (7/PK)
38) Bentuk Tuturan :
“Sebetulnya sih aku kepingin ngobrol, tapi ya udah, nanti-nanti aja.” (Kugy tersenyum
lebar)
“Tentang?” tanya Keenan
“Udah hampir dua minggu aku kasih majalah yang ada cerpenku itu, tapi....he-he..kok,
kamu belum komentar,”Kugy mesem-mesem,
“Boleh jujur?”tanyanya. “Harus dong!”seru Kugy mantap. (54/PK)
39) Bentuk Tuturan :
“Agung, Banyu, sebentar ya. Nggak sampai lima menit!” seru Keenan (sambil merogoh
dompetnya, mencari catatan kecil yang ia selipkan). (73/PK)
40) Bentuk Tuturan :
“Ma! Keenan belum berangkat, kan ?” tanya Jeroen seketika, memastikan. Ibunya

tersenyum dan menggeleng. “Belum. Tapi kamu harus mandi dulu baru bisa ikut antar
abangmu ke stasiun.” (15/PK)

Universitas Sumatera Utara

41) Bentuk Tuturan :
“Tadi aku bilang, lain kali kamu naik taksi aja ke mana-mana, jangan percaya deh sama
si Fuad. Udah sering kamu dikerjain mobil satu itu.” Seru Ojos kepada Kugy. “Ogah, ah.
Naik taksi mahal. Kalau dorong Fuad, udahannya malah suka dijajanin minum sama
Eko.” (29/PK)
42) Bentuk Tuturan :
“Yah, gua hargai optimeisme lu. Tapi udahlah, mereka berdua ketemu aja belum. Belum
tentu nyantol. Nggak usah mengkhayal triple-date dulu,” kata Kugy, hampir tak bisa
menutupi nada suaranya yang berubah ketus. (78/PK)
43) Bentuk Tuturan :
“Yah, gua hargai optimeisme lu. Tapi udahlah, mereka berdua ketemu aja belum.
Belum tentu nyantol. Nggak usah mengkhayal triple-date dulu,” kata Kugy, hampir tak
bisa menutupi nada suaranya yang berubah ketus. (78/PK)
44) Bentuk Tuturan :
“Sesama agen harus saling mendukung. Sebentar lagi kamu bakal jadi pelukis

profesional. Waktu aku di Warista, aku sempat dengar Wanda cerita. Dia bilang, kalo
kamu memang ingin serius jadi pelukis, kamu harus meluangkan waktu banyak untuk
nambah koleksi lukisan kamu. Terus, kamu harus pameran, keliling-keliling. Kamu
nggak akan sempat lagi gambar di bawah pohon seperti begini,”tutur Kugy (dengan nada
yang dibuat setenang mungkin). (121/PK)
45) Bentuk Tuturan :
“Lain kali, ingat-ingat kalo ini kota Bandung. Pakai rok mini malam-malam gini hanya
disarankan bagi yang udah kebal dan terlatih nahan angin kayak bencong di Jalan
Veteran.” (135/PK)
46) Bentuk Tuturan :
"Kenapa ngintip? Naksir sama tamu tadi, ya?”goda Keenan. “Ng...nggak!”bantah Luhde,
panik.
“Eh, benar itu si Keenan. Nanti kalau kamu cari jodoh, cari yang seperti itu.
Ganteng,sukses,masih muda...cinta sama seni lagi!” celetuk Pak Wayan sambil
terbahak.”Jangan mau sama yang kayak kita-kita ini. Kantongnya sakit asma, napasnya
satu-satu!” (212/PK)
47) Bentuk Tuturan :
“Cep! Jangan jauh-jauh!” petugas stasiun memepringatkan . (59/PK)

Universitas Sumatera Utara

48) Bentuk Tuturan :
“Saya minta waktu. Saya minta ekstra seminggu dari jatah liburan kuliah.” “Aku ngerti
maksudnya,”potong ayahnya tajam. “Kamu minta izin seminggu bolos kuliah, gitu ?
(66/PK)
49) Bentuk Tuturan :
“Nan, aku udah kerja keras untuk kamu dan lukisan kamu. Semua ucapan kamu barusan
bikin hati aku sakit.”
“Selama ini kamu bantu saya karena lukisan saya – atau karena saya ?” (132/PK)

.

Universitas Sumatera Utara