Tindak Tutur Asertif Dan Direktif Dalam Novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari struktur bahasa secara luar
atau eksternal, yakni sebagai satuan kebahasaan yang digunakan dalam berkomunikasi (Wijana,
2009: 4). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu pragmatik menekankan
penggunaan bahasa yang dihubungkan dengan adanya suatu makna. Oleh karena itu, pragmatik
mengungkapkan maksud yang disampaikan oleh penutur terhadap mitra tuturnya. Untuk
menyampaikan maksud tersebut kajian pragmatik sangat berhubungan dengan adanya konteks,
yaitu dasar pemahaman dari kajian ilmu pragmatik. Konteks tuturan dalam linguistik merupakan
sesuatu yang menyertai atau bersama teks dan menjadi lingkungan atau situasi penggunaan bahasa
(Rani, 2004: 190). Konteks berhubungan dengan interaksi linguistik dalam ujaran atau lebih yang
melibatkan pihak, yakni penutur dan lawan tutur dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat,
dan situasi tertentu (Chaer dan Leonie, 2004: 47). Dalam pragmatik konteks pada hakikatnya adalah
semua latar belakang pengetahuan bersama yang dipahami oleh penutur dan lawan mitra tuturnya.

Tuturan atau disebut satuan ujaran berkaitan dengan ilmu pragmatik. Tuturan adalah
pengujaran kalimat pada konteks yang sesungguhnya (Purwo, 1990: 16). Konteks yang
berhubungan dengan bahasa akan menjadi sebuah tuturan sehingga membentuk adanya sebuah
tindak tutur. Ada kalanya, bahasa yang disampaikan tidak dapat diterima oleh mitra tutur

disebabkan penyampaian bahasa yang dilakukan menggunakan penyampaian yang terlalu rumit.

Universitas Sumatera Utara

Bahasa yang kita sampaikan kepada mitra tutur kita harus memilki pemahaman bahasa yang
sama. Penyampaian yang sederhana, singkat tetapi tidak rumit merupakan hal yang terpenting
dalam menyampaikan bahasa. Dalam penyampaian bahasa yang dibedakan secara tulis ataupun
lisan tersebut, manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan.
Oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan dalam bentuk tulisan.
Dalam ilmu pragmatik, terdapat beberapa bidang ilmu dalam satuan analisisnya. Kancah
yang dijelajahi oleh pragmatik berupa implikatur, deiksis, praanggapan, dan tindak tutur. Oleh
karena itu, salah satu kajian dalam ilmu pragmatik tersebut digunakan dalam menganalisis
penggunaan bahasa dalam bentuk tuturan percakapan yang terdapat dalam novel Perahu Kertas,
yakni tindak tutur.
Tindak tutur merupakan pengujaran kalimat untuk menyatakan agar sutau maksud dari
pembicara diketahui pendengar (Kridalaksana, 2001: 171). Tindak tutur atau speech act
merupakan suatu tindakan yang diungkapkan melalui bahasa yang disertai dengan gerak dan
sikap anggota badan untuk mendukung penyampaian maksud pembicaraan. Dalam tindak tutur
sangat diperhitungkan suatu tuturan itu dapat mengekspresikan sikap penutur sebagai mitra tutur
mampu menangkap pesan yang tersirat di dalamnya. Austin merumuskan ada tiga macam bentuk

tindak tutur, yaitu lokusi (locutionary), ilokusi (illocutionary), dan perlokusi (perlocutionary).
Sependapat itu juga, teori Austin mengenai pembagian tindak tutur tersebut dikritik oleh
murridnya sendiri, Searle (dalam Tarigan, 1990 : 45) mengemukakan bahwa teori Austin
memiliki terlalu banyak teori tanpa pengklasifikasian yang efisien sehingga Searle
mengelompokkan tindak tutur menjadi lima macam, yakni tindak tutur asertif, direktif, ekspresif,
deklaratif, dan komisif.

Universitas Sumatera Utara

Bentuk komunikasi asertif dan direktif yaitu sebuah tuturan atau ujaran yang berisi agar
orang lain itu mau melakukan tindakan yang sesuai dengan yang dikehendaki oleh penutur.
Supaya komunikasinya dapat berhasil, penutur harus menggunakan bentuk-bentuk komunikasi
atau wacana sebagai sarana komunikasi yang memenuhi persyaratan tertentu, seperti unsur
komponen tutur yang di antaranya berupa tindakan pembicara, mitra bicara, topik pembicaraan,
suasana, dan tempat (Yule, 2006: 93). Tindak tutur asertif merupakan sebuah tindak tutur yang
melibatkan pembicara pada kebenaran proposisi yang diekspresikan. Tindak tutur asertif ini
berkaitan dengan penyampaian sebuah informasi kepada lawan tuturannya. Tindak tutur direktif
menimbulkan beberapa efek melalui tindakan yang diucapkan oleh pembicara kepada sang
penyimak atau pendengar, misalnya memesan, memerintahkan, memohon, meminta,
menyarankan, menganjurkan, menasihatkan.

Novel termasuk salah satu prosa fiksi atau khayalan yang menceritakan banyak kisah
kehidupan manusia yang dilakonkan oleh beberapa tokoh serta perwatakan melalui rangkaian
kata yang menarik. Novel juga dapat membawa kita ke dalam dunia fantasi khayalan terhadap
apa telah dibaca. Selain itu, novel juga ada yang dapat memberikan beberapa pengetahuan secara
verbal terhadap pembaca. Dalam rangkaian kata yang tersusun dalam novel tersebut banyak
ditemukan percakapan antara penutur dengan mitra tuturnya yang menimbulkan reaksi tuturan
secara asertif dan direktif.
Penelitian ini berhubungan dengan wacana tertulis berupa novel Perahu Kertas karya Dewi
Lestari. Penulis menjadikan novel Perahu Kertas sebagai objek penelitian disebabkan dalam
novel ini terdapat banyak tuturan yang dikaji dengan menggunakan kajian ilmu pragmatik berupa
tindak tutur. Novel yang dikarang oleh Dewi Lestari ini menceritakan sebuah tahap pendewasaan
dari tokoh yang remaja menjadi seorang yang benar-benar dewasa baik dari sikap, berpikir,

Universitas Sumatera Utara

berpendapat dan bermimpi. Novel ini diperankan oleh beberapa tokoh, salah satu tokoh
utamanya ialah Kuggy, Keenan, Eko dan Noni. Novel ini menceritakan perjalanan cinta antara
Kuggy dan Keenan yang memiliki karakter yang sama yaitu suka berkhayal dan selalu menjadi
diri sendiri dalam setiap hal dan juga diselingi oleh persahabatan yang terjalin antara mereka.
Novel ini menyiratkan kepada pembaca untuk yakin dengan apa yang kita lakukan. Menjadi diri

sendiri, bebas dan berkarya buat apa pun hasilnya.
Sehubungan dengan itu, penulis akan meneliti tuturan yang terdapat dalam novel Perahu
Kertas yang difokuskan pada penggunaan bahasa yang terdapat dalam situasi tindak tutur asertif
dan direktif dengan menggunakan kajian ilmu pragmatik sebagai ilmu untuk meneliti makna
tuturan yang dikaitkan dengan konteks. Penelitian ini dikaji dengan tinjauan pragmatik dengan
alasan bahwa segi kebahasaan yang terdapat dalam percakapan pada novel Perahu Kertas
banyak terdapat keterkaitan bahasa dengan unsur-unsur eksternal yang menjadi ciri khas ilmu
pragmatik. Penulis hanya mengkaji tuturan langsung yang terdapat pada novel tersebut, yakni
tuturan langsung secara asertif dan direktif.
Penelitian tentang tindak tutur asertif dan direktif dalam novel Perahu Kertas karya Dewi
Lestari

memfokuskan

pada

penggunaan

tindak


tutur

asertif

seperti

menyatakan,

memberitahukan, menyarankan, membanggakan, mengeluh, menuntut dan melaporkan
sedangkan pada tindak tutur direktif seperti mengajak, mempersilahkan, menyuruh,
menyarankan, melarang, dan mendesak. Dalam hal pembagian tindak tutur ini, penulis
menggunakan pendapat Searle sebagai penguat landasan teori pengkajian tindak tutur asertif dan
direktif yang terdapat dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.
1.2 Rumusan Masalah

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur asertif pada novel Perahu Kertas?

2. Bagaimanakah bentuk-bentuk tindak tutur direktif pada novel Perahu Kertas?

1.3 Batasan Masalah
Sebuah penelitian sangat membutuhkan batasan masalah agar penelitian tersebut terarah dan
tidak terlalu luas sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Dalam penelitian ini, peneliti
menjadikan “Tindak Tutur Asertif dan Direktif dalam Novel Perahu Kertas“ sebagai objek
penelitian. Peneliti membatasi objek penelitian ini hanya dari tindak tutur asertif dan direktif
yang digunakan dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1

Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur asertif yang
terdapat dalam novel Perahu Kertas
2. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan bentuk- bentuk tindak tutur direktif yang
terdapat dalam novel Perahu Kertas.

1.4.2

Manfaat penelitian

1.4.2.1 Manfaat Teoretis
Adapun manfaat teoretis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

1. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang pragmatik terkhususnya kajian
ilmu pragmatik dalam novel.
2. Menambah kajian analisis pragmatik khususnya pemakaian tindak tutur asertif dan
direktif dengan objek kajian novel.

1.4.2.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini, antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan sumbangan terhadap apresiasi karya sastra seperti novel dikalangan
mahasiswa khususnya masyarakat umum terutama dalam memahami tindak tutur
asertif dan direktif.
2. Memberikan manfaat terhadap perkembangan ilmu bahasa, khususnya kajian

pragmatik.

Universitas Sumatera Utara