Analisis Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK), Kebutuhan Oksigen Biologi dan Minyak Lemak pada Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit merupakan tanaman dengan nilai ekonomis yang cukup tinggi
karena merupakan salah satu tanaman penghasil minyak nabati. Bagi Indonesia,
kelapa sawit memiliki arti penting karena mampu menciptakan kesempatan kerja
bagi masyarakat dan sebagai sumber perolehan devisa negara. Sampai saat ini
Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit (CPO) dunia selain
Malaysia dan Nigeria.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas nonminyak dan gas bumi andalan
Indonesia . Selama PJPT I agribisnis kelapa sawit berkembang pesat. Pada awal
tahun 1968 luas areal perkebunan kelapa sawit 105.800 ha dengan produksi
minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO) sebesar 167.668 ton. Pada akhir PJPT I,
yaitu Desember 1993, luas areal kelapa sawit telah berkembang menjadi
1.467.469 ha. Angka tersebut telah melampaui target yang ditetapkan, yakni
1.381.000 ha. Sedangkan jumlah produksi CPO sebesar 3.276.000 ton sehingga
mencapai sasaran tahun 1993, yakni 4.000.000 ton. Pada akhir tahun 1994 target
produksi CPO diperkirakan dapat melapaui 4.187.000 ton, pada tahun 1998 luas
areal kelapa sawit akan bertambah menjadi dua juta hektar dengan produksi CPO

6,3 juta ton

Universitas Sumatera Utara

2
Proses pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit juga menghasilkan
limbah cair dalam jumlah besar. Untuk menghasilkan satu ton minyak kelapa
sawit , dihasilkan dua setengah ton limbah cair pabrik kelapa sawit.
Pengembangan industri kelapa sawit yang diikuti dengan pembangunan pabrik
dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Limbah cair tersebut
berasal dari proses perebusan, klarifikasi, dan hidrosiklon. Beban pencemaran
lingkungan dari limbah pabrik kelapa sawit (LPKS) serta kandungan bahan
organik yang cukup tinggi pada limbah menuntut pabrik untuk mengolah
limbahnya, antara lain melalui daur ulang.

Limbah cair PKS mengandung BOD ( Biological Oxygen Demand) sekitar 25.500
ppm, COD (Chemical Oxygen Demand) sekitar 48.000 ppm, padatan total sekitar
29.000 mg/L, padatan tersuspensi sekitar 18.750 mg/L dan minyak (oil&grease)
sekitar 5000 mg/L. Adanya pencemaran ini dapat merusak kelestarian lingkungan
hidup apabila tidak adanya keseimbangan antara bahan pencemar dan lingkungan,

bila dalam hal ini tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah
kesehatan manusia dan dapat menimbulkan kerusakan pada benda, tanamtanaman dan peternakan serta merusak dan membunuh biota air.
Berdasarkan uraian diatas, saya tertarik untuk menentukan kadar kebutuhan
oksigen kimiawi, kadar oksigen biologi dan kadar minyak/lemak pada limbah cair
industri kelapa sawit yang terdapat pada outlet instalasi pengolahan air limbah.
Dan apakah limbah cair teesebut memenuhi standard baku mutu yang telah
ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

3
1.2. Permasalahan
Efisiensi air limbah yang akan menghasilkan kualitas air limbah cair pabrik kelapa
sawit yang sesuai dengan baku mutu Permen/LH/5/2014 tentang baku mutu air
limbah
1. Berapa kadar kebutuhan oksigen kimiawi (KOK), kebutuhan oksigen
biologi dan minyak/lemak pada limbah cair pabrik kelapa sawit ?
2. Apakah limbah cair pabrik kelapa sawit dengan menganalisis beberapa
parameter telah memenuhi standart baku mutu sesuai dengan keputusan
Permen/LH/5/2014 tentang baku mutu air limbah ?


1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar kebutuhan oksigen kimiawi (KOK), kebutuhan
oksigen biologi (KOB) dan minyak/lemak pada limbah cair pabrik kelapa
sawit
2. Untuk mengetahui kualitas limbah cair pabrik kelapa sawit yang sesuai
dengan baku mutu limbah cair pabrik kelapa sawit yang ditetapkan oleh
Permen/LH/5/2014 tentang baku mutu air limbah

Universitas Sumatera Utara

4
1.4. Manfaat
Dapat mengetahui bahwa limbah cair industri kelapa sawit layak atau tidak untuk
dibuang ke badan air . Sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan terutama
perairan pembuangan limbah tersebut, setelah dilakukan beberapa analisa dan
proses pengendalian air limbah.

Universitas Sumatera Utara