Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Selulosa Asetat Dari Alang - Alang Dengan Kapasitas 80.000 Ton Tahun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Selulosa asetat merupakan ester yang paling penting yang berasal dari

asam organik. Selulosa asetat tidak mudah terbakar, berbentuk padatan putih,
tidak beracun, tidak berasa, tidak berbau, dan umumnya digunakan pada industri
serat dan plastik. Selulosa asetat telah dipakai secara luas, diantaranya sebagai
material membran, filter rokok, tekstil, plastik dan industri makanan serta farmasi
(Rachmilda,2008).
Kebutuhan akan selulosa asetat di Indonesia sendiri masih harus diimport
dari luar negeri sehingga memerlukan biaya yang mahal. Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu dilakukan suatu kajian mengenai rancangan pabrik selulosa asetat
yang pada hakekatnya bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap
negara lain, menghemat devisa dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat
yaitu dengan membangun industri-industri baru yang produknya dapat
menggantikan peranan bahan-bahan import.
Dalam perkembangannya, kebutuhan selulosa asetat di Indonesia cenderung

meningkat. Tabel 1.1 memperlihatkan kebutuhan impor selulosa asetat di
Indonesia.
Tabel 1.1. Jumlah Impor Selulosa Asetat di Indonesia
Tahun

Impor (ton)

2009

4.820

2010

78.272

2011

84.516

2012


83.570

2013

45.305

(Sumber : Data BPS, 2014)
Berdasarkan data dari Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa tingginya
kebutuhan selulosa asetat di Indonesia masih dipenuhi dengan mengimpor dari
luar negeri. Indonesia merupakan salah satu penghasil tekstil terbesar di dunia,
kebutuhan akan selulosa asetat menjadikan APBN Indonesia untuk impor bahan

Universitas Sumatera Utara

baku ini cukup tinggi, sehingga membebani ongkos produksi produk yang
membutuhkan selulosa asetat dalam negeri. Selain itu juga, ketergantungan ini
sangatlah tidak menguntungkan, karena jika timbul gejolak harga di negara lain
maka harga produk-produk yang menggunakan selulosa asetat sebagai bahan baku
akan ikut terpengaruh. Hal ini perlu ditanggulangi dengan pendirian pabrik

selulosa asetat di Indonesia. Maka dari itu perlu dilakukan upaya mendapatkan
sumber alternatif bahan dasar selulosa asetat dengan memanfaatkan bahan dasar
yang tersedia di Indonesia, diantaranya tumbuhan rumput alang-alang.
Alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv) merupakan tumbuhan
rumput menahun yang tersebar hampir di seluruh belahan bumi dan dianggap
sebagai gulma pada lahan pertanian. Menurut Garrity et al. (1997), di wilayah
Asia Tenggara dapat dijumpai sekitar 35 juta ha, dan sekitar 8,5 juta ha tersebar di
Indonesia. Sejauh ini, alang-alang dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan,
bahan baku kertas, pupuk, selebihnya dipotong dan dibuang karena menghambat
pertumbuhan tanaman utama. ( Sevy, dkk. 2012). Dilihat dari kandungan
kimianya, gulma tersebut mengandung bahan lignoselulosa yang cukup tinggi,
Komposisi kandungan kimia tersebut antara lain selulosa 44,28 %, Air 28,58 %,
lignin 18,12 %, Abu 5, 42 %, dan Silika 3.6 %. (Budi, dkk. 2012). Komposisi αselulosa yang cukup besar dalam alang - alang menjadikan alang - alang ini
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan selulosa asetat.

1.2

Perumusan Masalah
Sehubungan dengan semakin berkembangnya industri serat dan plastik,


maka kebutuhan akan selulosa asetat juga meningkat. Dengan potensi bahan baku
pembuatan selulosa asetat cukup besar di indonesia diantaranya alang alang, maka
perlu dilakukan kajian mengenai produksi selulosa asetat secara industrial,
diantaranya melakukan pra rancangan pabrik pembuatan selulosa asetat dari
alang-alang dan asetat anhidrid dengan bantuan katalis asam sulfat.

Universitas Sumatera Utara

1.3

Tujuan Rancangan
Tujuan pra rancangan pabrik pembuatan selulosa asetat ini adalah untuk

menerapkan disiplin ilmu Teknik Kimia, khususnya dibidang rancang, proses dan
operasi teknik kimia, sehingga memberikan gambaran layak atau tidaknya Pra
rancangan pabrik ini dibuat.

1.4

Manfaat Rancangan

Manfaat Pra rancangan pabrik Pembuatan Selulosa Asetat dari Alang-

alang adalah memberi gambaran kelayakan dari segi rancangan dan ekonomi
pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia, dan menekan biaya impor dan
menjaga ketersediaan selulosa asetat yang selama ini merupakan salah satu
komoditas yang harus didatangkan dari luar Indonesia.

Universitas Sumatera Utara