Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Oksalat dari Alang-Alang dengan Metode Peleburan Alkali dengan Kapasitas 2.0500 Ton/Tahun
PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN ASAM
OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN
METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN
KAPASITAS 2.500 TON/TAHUN
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sidang Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
RAHMAD DENNIE AGUSTIN POHAN
120425009
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA EKSTENSI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
LEMBAR PENGESAHAN
PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN KAPASITAS 2.500
TON/TAHUN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia
Oleh :
RAHMAD DENNIE AGUSTIN POHAN NIM : 120425002
Telah Diperiksa / Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Iriany, M.Si NIP. 19640613 199003 2 001
Dosen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji III
Dr. Ir. Iriany. M.Si Ir. Renita Manurung, MT Dr. Eng. RondangTambun, ST. MT NIP. 196406131990032001 NIP : 196812141997022002 NIP : 197206122000121001
Mengetahui, Kooerdinator Tugas Akhir
Mhd. Hendra S. Ginting, ST. MT NIP : 19700919 199903 1 001 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul
“Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Oksalat dari Alang-Alang dengan
Metode Peleburan Alkali dengan Kapasitas 2.0500 Ton/Tahun”. Tugas Akhir ini dikerjakan sebagai syarat untuk kelulusan dalam sidang sarjana.
Selama mengerjakan Tugas akhir ini penulis begitu banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Iriany, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan selama menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Eng. Irvan, MT selaku Ketua Departemen Teknik Kimia. 3. Ibu Dr. Ir. Fatimah, MT selaku sekretaris Departemen Teknik Kimia 4. Bapak Mhd. Hendra S.Ginting, ST, MT, selaku Koordinator Tugas Akhir. 5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai administrasi Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama menjalani studi.
6. Orang tua saya Edison Pohan dan Ivone Victoria Laemers, abang saya Muhammad Henry Pohan dan kakak saya Fitry Patricia Pohan, Evy Junita Pohan yang selalu mendukung penulis dalam melaksanakan studi dan dalam proses pengerjaan skripsi ini.
7. Teman-teman angkatan 2011, 2012 dan 2013 Program Ekstensi Teknik Kimia yang memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
8. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
(4)
Medan, Januari 2015 Penulis,
Rahmad Dennie Agustin Pohan
(5)
INTI SARI
Pabrik asam oksalat ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 2.500 ton tahun (315.657 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun. Pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Indonesia terhadap kebutuhan asam oksalat dan ditargetkan dapat mengimpor asam oksalat.
Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di daerah Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 8.774 m2 untuk wilayah pabrik dan 2.000 m2 untuk perumahan karyawan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 141 orang. Bentuk badan usaha yang direncakan adalah Perseroan Terbatas dan bentuk organisasinya adalah organisasi garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik asam oksalat ini adalah:
- Modal Inversatasi = Rp 170.468.165.821,-
- Biaya Produksi Per Tahun = Rp 196.284.469.644,-
- Harga Jual Produk Per tahun = Rp. 288.530.476.532,-
- Laba Bersih Per Tahun = Rp. 60.205621.243,-
- Profit Margin (PM) = 30,4 %
- Break Even Point (BEP) = 28,3 %
- Return on Investment (ROI) = 35,3 %
- Pay Out Time (POT) = 2,83 tahun
- Return on Network (RON) = 58,8 %
- Internal Rate of Return (IRR) = 46,59 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan asam oksalat ini layak untuk didirikan.
(6)
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ... i
INTISARI ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... I-1 1.1 Latar Belakang ... I-1 1.2 Perumusan Masalah ... I-2 1.3 Tujuan Pra Rancangan Pabrik ... I-2 1.4 Manfaat Pra Rancangan Pabrik ... I-2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1 2.1 Asam Oksalat ... II-1 2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat ... II-1 2.1.2 Kegunaan Asam Oksalat ... II-1 2.2 Tanaman Alang- Alang ... II-3 2.3 Sifat – Sifat Bahan Utama ... II-3 2.3.1 Sifat- Sifat Utama ... II-3
(7)
2.4 Proses Pembuatan Asam Oksalat ... II-5 25 Deskripsi Proses ... II-12
BAB III NERACA MASSA ... ...III-1 3.1 Gudang Penyimpanan Alang-Alang ... III-1 3.2 Rotary Cutter Knife ... III-1 3.3 Tangki Penyimpan Alang-Alang ... III-1 3.4 Reaktor Kalsium Oksalat ... III-1 3.5 Tangki Pendingin ... III-2 3.6 Vibrating Screen ... III-2 3.7 Rotary Vacuum Filter ... III-3 3.8 Reaktor Asam Oksalat ... III-3 3.9 Filter Press ... III-4 3.10 Evaporator ... III-4 3.11 Kristalizer ... III-4 3.12 Centrifuge ... III-5 3.13 Ball Mill ... III-6 3.14 Vibrating Screen II ... III-6
BAB IV NERACA PANAS ... IV-1 4.1 Reaktor Kalsium Oksalat ... IV-1 4.2 Tangki Pendingin ... IV-1 4.3 Rotary Vacuum Filter ... IV-2
(8)
4.4 Reaktor Asam Oksalat ... IV-2 4.5 Cooler I ... IV-2 4.6 Filter Press ... IV-2 4.7 Evaporator ... IV-3 4.8 Cooler II ... IV-3 4.9 Kristalizer ... IV-3 4.10 Centrifuge ... IV-3
BAB V SPESIFIKASI PERALATAN ... V-1 5.1 Gudang Bahan Baku Alang-Alang (GB-01) ... V-1 5.2 Rotary Cutter Knife (RCK-01) ... V-1 5.3 Tangki Penampung Alang-Alang (TP-01) ... V-1 5.4 Belt Conveyer (BC-01) ... V-2 5.5 Tangki Penampung Ca(OH)2 (TP-02) ... V-2
5.6 Tangki Oksigen (TP-03) ... V-3 5.7 Reaktor Asam Oksalar (R-01) ... V-3 5.8 Screw Conveyer (SC-01) ... V-3 5.9 Bucket Elevator (BE-01) ... V-3 5.10 Tangki Pendingin (TP-04) ... V-4 5.11 Screw Conveyer (SC-02) ... V-4 5.12 Vibrating Screen (VS-01) ... V-4 5.13 Screw Conveyer (SC-03) ... V-5
(9)
5.14 Rotary Vacuum Filter (RVF-01) ... V-5 5.15 Bucket Elevator (BE-02) ... V-6 5.16 Tangki Penampung H2SO4 (TP-05) ... V-6
5.17 Reaktor Asam Oksalat (R-02) ... V-6 5.18 Cooler I (C-01) ... V-7 5.19 Filter Press (FP-01) ... V-7 5.20 Bak Penampung (BP-01) ... V-7 5.21 Pompa (P-01) ... V-8 5.22 Evaporator (EV-01) ... V-8 5.23 Cooler (C-02) ... V-9 5.24 Kristalizer (K-01) ... V-9 5.25 Centrifuge (CF-01) ... V-10 5.26 Bak Penampung (BP-02) ... V-10 5.27 Screw Conveyer (SC-04) ... V-10 5.28 Ball Mill (BM-01) ... V-11 5.29 Vibrating Screen (VS-02) ... V-11 5.30 Bak Penampung (BP-02) ... V-11 5.31 Screw Conveyer (SC-05) ... V-11 5.31 Gudang Penyimpan Produk(GB-02) ... V-12
BAB VI INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA ... VI-1 6.1 Instrumentasi ... VI-1
(10)
6.2 Keselamatan Kerja ... VI-3
BAB VII UTILITAS ... VII-1 7.1 Unit Penyedia Uap (Steam) ... VII-1 7.2 Unit Penyedia Air ... VII-5 7.3 Kebutuhan Bahan Kimia untuk Utilitas ... VII-14 7.4 Unit Penyedia Listrik ... VII-14 7.5 Unit Penyedia Bahan Bakar ... VII-12 7.6 Unit Pengolahan Limbah ... VII-18 7.7 Spesifikasi Peralatan Utilitas ... VII-22
BAB VIII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK ... VIII-1 8.1 Lokasi Pabrik ... VIII-1 8.2 Tata Letak Pabrik ... VIII-5
BAB IX ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN ... IX-1 9.1 Organisasi Perusahaan ... IX-1 9.1.1 Bentuk Organisasi Garis ... IX-2 9.1.2 Bentuk Organisasi Fungsional ... IX-2 9.1.3 Bentuk Organisasi Garis dan Staf ... IX-3 9.1.4 Bentuk Oraganisasi Fungsional dan Staf ... IX-3 9.2 Bentuk Perusahaan ... IX-4 9.3 Uraian, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ... IX-4 9.3.1 Rapat Umum Pemegang Saham ... IX-4
(11)
9.3.2 Pemegang Saham ... IX-5 9.3.3 Dewan Komisaris ... IX-5 9.3.4 Dewan Direksi ... IX-5 9.3.5 Pembagian Devisi dan Tugasnya ... IX-6 9.4 Status Karyawan dan Upah ... IX-9 9.5 Jadwal Kerja Karyawan ... IX-9 9.6 Jaminan Sosial dan Kesejahteraan Karyawan ... IX-11 9.7 Sistem Pengajian ... IX-14 9.8 Fasilitas Tenaga Kerja ... IX-15
BAB X ANALISA EKONOMI ... X-1 10.1 Modal Investasi ... X-1 10.1.1 Modal Investasi Tetap/Fixed Capital Investment (FCI) X-1 10.1.2 Modal Kerja/Working Capital (WC) ... X-3 10.2 Biaya Produksi Total (BPT)/Total Cost (TC) ... X-4 10.2.1 Biaya Tetap/Fixed Cost (FC) ... X-4 10.2.2 Biaya Variabel/Variable Cost (VC) ... X-4 10.3 Perkiraan Rugi/Laba Usalah ... X-5 10.4 Analisa Aspek Ekonomi ... X-5 10.4.1 Profit Margin (PM) ... X-5 10.4.2 Break Even Point (BEP) ... X-5 10.4.3 Return on Investment (ROI) ... X-6
(12)
10.4.4 Pay Out Time (POT) ... X-7 10.4.5 Return on Network ... X-7 10.4.6 Internal Rate of Return ... X-7
BAB XI KESIMPULAN ... XI-1
DAFTAR PUSTAKA ... xii
(13)
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 1.1 Impor Asam Oksalat di Indonesia ... I-2 Tabel 2.1 Perbedaan Keuntungan dan Kerugian pada Berbagai Proses Sintesa
Asam Oksalat... II-12 Tabel 3.1 Gudang Penyimpan Alang-Alang... III-1 Tabel 3.2 Rotary Cutter Knife ... III-1 Tabel 3.3 Tangki Penyimpan Alang-Alang ... III-1 Tabel 3.4 Reaktor Kalsium Oksalat ... III-1 Tabel 3.5 Tangki Pendingin... III-2 Tabel 3.6 Vibrating Screen ... III-2 Tabel 3.7 Rotary Vacuum Filter ... III-3 Tabel 3.8 Reaktor Asam Oksalat ... III-3 Tabel 3.9 Filter Press ... III-4 Tabel 3.10 Evaporator ... III-4 Tabel 3.11 Kristalizer ... III-4 Tabel 3.12 Centrifuge ... III-5 Tabel 3.13 Ball Mill... III-5 Tabel 3.11 Vibrating Screen II ... III-5 Tabel 4.1 Reaktor Kalsium Oksalat ... IV-1 Tabel 4.2 Tangki Pendigin... IV-1
(14)
Tabel 4.3 Rotary Vacuum Filter ... IV-2 Tabel 4.4 Reaktor Asam Oksalat ... IV-2 Tabel 4.5 Cooler I ... IV-2 Tabel 4.6 Filter Press ... IV-3 Tabel 4.7 Evaporator ... IV-3 Tabel 4.8 Cooler II... IV-3 Tabel 4.9 Kristalizer ... IV-3 Tabel 4.10 Centrifuge ... IV-3 Tabel 6.1 Alat Instrument yang digunakan ... VI-6 Tabel 6.2 Alat Pengaman yang digunakan ... VI-8 Tabel 7.1 Kebutuhan Steam untuk Pemanas dan Proses ... VII-2 Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendigin pada Peralatan Proses ... VII-6 Tabel 7.3 Kebutuhan Air Proses ... VII-7 Tabel 7.4 Karakteristik Air Sungai ... VII-8 Tabel 7.5 Kebutuhan Bahan Kimia Untuk Utilitas ... VII-14 Tabel 7.6 Kebutuhan Tenaga Listrik Proses ... VII-15 Tabel 7.7 Kebutuhan Tenaga Listrik Utilitas ... VII-16 Tabel 7.8 Analog Perhitungan Pompa Utilitas ... VII-23 Tabel 8.1 Luas Lokasi Pabrik Asam Oksalat ... VIII-6 Tabel 8.2 Tata Letak Pabrik Asam Oksalat ... VIII-7 Tabel 9.1 Jadwal Kerja Karyawan Pabrik Asam Oksalat ... IX-10
(15)
Tabel 9.2 Jumlah Karyawan Pabrik Asam Oksalat ... IX-12 Tabel 9.3 Sistem Pengajian ... IX-14 Tabel LA.1 Daftar Nilai Berat Molekul ... LA-1 Tabel LA.2 Komposisi Alang-alang ... LA-1 Tabel LA.3 Gudang Penyimpan Alang-alang ... LA-2 Tabel LA.4 Rotary Cutter Knife ... LA-2 Tabel LA.5 Tangki Penampung alang-Alang ... LA-2 Tabel LA.6 Reaktor Asam Oksalat ... LA-5 Tabel LA.7 Tangki Pendingin... LA-5 Tabel LA.8 Vibrating Screen ... LA-8 Tabel LA.9 Rotary Vacuum Filter ... LA-10 Tabel LA.10 Reaktor Asam Oksalat ... LA-14 Tabel LA.11 Filter Press ... LA-16 Tabel LA.12 Evaporator ... LA-18 Tabel LA.13 Kristalizer ... LA-20 Tabel LA.14 Centrifuge ... LA-22 Tabel LA.15 Ball Mill... LA-25 Tabel LA.16 Vibrating Screen II ... LA-28 Tabel LB.1 Reaktor Kalsium Oksalat ... LB-9 Tabel LB.2 Tangki Pendigin... LB-12 Tabel LB.3 Rotary Vacuum Filter ... LB-14
(16)
Tabel LB.4 Reaktor Asam Oksalat ... LB-21 Tabel LB.5 Cooler I ... LB-23 Tabel LB.6 Filter Press ... LB-25 Tabel LB.7 Evporator ... LB-27 Tabel LB.8 Cooler II... LB-28 Tabel LB.9 Kristalizer ... LB-30 Tabel LB.10 Centrifuge ... LB-31 Tabel LE.1 Perincian Harga Bangunan, dan Sarana Bangunan ... LE-2 Tabel LE.2 Penafsiran Indeks Harga dengan Least Square ... LE-3 Tabel LE.3 Estimasi Harga Peralatan Proses ... LE-5 Tabel LE.4 Estimasi Harga Peralatan Utilitas ... LE-6 Tabel LE.5 Biaya Sarana Transportasi ... LE-8 Tabel LE.6 Perincian Gaji Pegawai... LE-11 Tabel LE.7 Perincian Biaya Kas selama 3 bulan ... LE-13 Tabel LE.8 Perincian Modal Kerja ... LE-14 Tabel LE.9 Perhitungan Biaya Depresiasi... LE-15 Tabel LE.10 Data Perhitungan BEP ... LE-22 Tabel LE.11 Data Perhitungan IRR... LE-23
(17)
DAFTAR GAMBAR
... Hal Gambar 2.1 Alang-Alang ... II-2 Gambar 2.2 Proses Oksidasi Glukosa dengan Asam Nitrat ... II-6 Gambar 2.3 Proses Oksidasi Etilen Glikol dengan Asam Nitrat ... II-7 Gambar 2.5 Proses Oksidasi Propilen Glikol ... II-9 Gambar 2.6 Proses Peleburan Alkali ... II-10 Gambar 2.7 Proses Fermentasi Glukosa... II-11 Gambar 7.1 Unit Penyedia Listrik Pabrik Asam Oksalat ... VII-14 Gambar 8.1 Lokasi Pabrik Asam Oksalat ... VIII-4 Gambar 8.2 Tata letak Pra Rncangan Pabrik Pembuatan Asam Oksalat ... VIII-7 Gambar 9.1 Struktur Organisasi Pabrik Asm Oksalat ... IX-16 Gambar LE.1 Grafik BEP ... LE-22
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LA-1 LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA PANAS ... LB-1 LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN ... LC-1 LAMPIRAN D PERHITUNGAN SPESIFIKASI ALAT UTILITAS ... LD-1 LAMPIRAN E PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI ... LE-1
(19)
INTI SARI
Pabrik asam oksalat ini direncanakan akan berproduksi dengan kapasitas 2.500 ton tahun (315.657 kg/jam) dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun. Pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Indonesia terhadap kebutuhan asam oksalat dan ditargetkan dapat mengimpor asam oksalat.
Lokasi pabrik yang direncanakan adalah di daerah Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara dengan luas tanah yang dibutuhkan sebesar 8.774 m2 untuk wilayah pabrik dan 2.000 m2 untuk perumahan karyawan.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pabrik sebanyak 141 orang. Bentuk badan usaha yang direncakan adalah Perseroan Terbatas dan bentuk organisasinya adalah organisasi garis dan staff.
Hasil analisa terhadap aspek ekonomi pabrik asam oksalat ini adalah:
- Modal Inversatasi = Rp 170.468.165.821,-
- Biaya Produksi Per Tahun = Rp 196.284.469.644,-
- Harga Jual Produk Per tahun = Rp. 288.530.476.532,-
- Laba Bersih Per Tahun = Rp. 60.205621.243,-
- Profit Margin (PM) = 30,4 %
- Break Even Point (BEP) = 28,3 %
- Return on Investment (ROI) = 35,3 %
- Pay Out Time (POT) = 2,83 tahun
- Return on Network (RON) = 58,8 %
- Internal Rate of Return (IRR) = 46,59 %
Dari hasil analisa aspek ekonomi, maka dapat disimpulkan bahwa pabrik pembuatan asam oksalat ini layak untuk didirikan.
(20)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin meningkatnya perkembangan industri yang diikuti dengan pertumbuhan ekonomi menuntut dibutuhkannya bahan-bahan kimia yang beraneka ragam dalam jumlah yang cukup besar. Namun Indonesia saat ini masih bergantung akan produksi luar negeri, dengan lebih banyak mengimpor bahan-bahan kimia tersebut. Dilihat dari beraneka ragamnya sumber daya alam di Indonesia, harusnya Indonesia mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada secara maksimal yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Adapun bentuk pemanfaatan sumber daya alam yaitu dengan pemanfaatan tanaman alang-alang yang ketersedianya cukup melimpah dan kurang begitu termanfaatkan dengan luas wilayah 16.000 juta hektar di Indonesia, dimana 4.363,72 hektar terletak di asahan. Alang –alang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan asam oksalat.
Asam oksalat,”Ethanedioic Acid” merupakan salah satu anggota dari asam karboksilat yang mempunyai rumus molekul C2H2O4. Asam oksalat tidak
berbau, higroskopis, berwarna putih sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol. Secara komersial asam oksalat dikenal dalam bentuk padatan dihidrat yang mempunyai rumus molekul C2H2O4.2H2O dan berat
molekulnya 126,07 gr/mol. Asam oksalat digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan logam, penyamakan kulit, produksi kobalt dan pemisahan dan pemulihan unsur tanah. Sejumlah besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia lainnya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, Indonesia masih mengimpor asam oksalat untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri seperti ditunjukkan ditabel 1.1. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, perlu didirikan pabrik
(21)
asam oksalat dengan kapasitas yang memadai. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan data impor asam oksalat dari tahun 2009-2013 di Indonesia.
Tabel 1.1. Impor Asam Oksalat di Indonesia
Tahun Impor (ton)
2009 1183.856
2010 1498.327
2011 1312.355
2012 1438.517
2013 1469.626
(Sumber : Badan Pusat Statistik 2014)
Kebutuhan Asam Oksalat dunia pada tahun 2009 adalah 450.000 ton, dimana sebanyak 300.000 ton asam oksalat dihasilkan di China pada tahun yang sama.
1.2. Perumusan Masalah
Kebutuhan asam oksalat di Indonesia belum dapat terpenuhi, dan di Indonesia belum berdiri pabrik yang memproduksi asam okslat, sehingga untuk menanggulangi kebutuhan asam oksalat di dalam negeri dan dapat diekspor keluar negeri maka pabrik pembuatan asam oksalat perlu untuk didirikan.
1.3. Tujuan Pra Perancangan Pabrik
Tujuan pra perancangan pabrik pembuatan asam oksalat dari alang-alang ini
adalah mengaplikasikan disiplin ilmu teknik kimia yang meliputi neraca massa, neraca energi, perancangan peralatan, operasi teknik kimia, utilitas, dan bidang
(22)
ilmu teknik kimia lainnya serta mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik.
1.4. Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan asam okaslat adalah memberikan informasi mengenai pabrik asam oksalat sebagai tolak ukur sehingga dapat dijadikan referensi untuk pendirian suatu pabrik asam oksalat. Pra rancangan pabrik ini juga memberikan manfaat bagi perguruan tinggi sebagai suatu karya ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan, masukan dalam perkembangan studi di kalangan akademis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Oksalat
Asam oksalat disintesis untuk pertama kali pada tahun 1776 oleh Scheele melalui oksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian oleh Wohler disintesis dengan hidrolisis sianogen pada tahun 1824. Asam oksalat digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan logam, penyamakan kulit dan produksi kobalt. Sejumlah besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia lainnya (Kirk Othmer, 2007).
Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Asam oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung 2 gugus karboksil yang terletak pada ujun-ujung rantai karbon yang lurus yang mempunyai rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis, berwarna putih
sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Kirk Othmer, 2007).
2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat
(23)
ilmu teknik kimia lainnya serta mengetahui aspek ekonomi dalam pembiayaan pabrik.
1.4. Manfaat Pra Rancangan Pabrik
Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan asam okaslat adalah memberikan informasi mengenai pabrik asam oksalat sebagai tolak ukur sehingga dapat dijadikan referensi untuk pendirian suatu pabrik asam oksalat. Pra rancangan pabrik ini juga memberikan manfaat bagi perguruan tinggi sebagai suatu karya ilmiah yang dapat dipergunakan sebagai bahan acuan, masukan dalam perkembangan studi di kalangan akademis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asam Oksalat
Asam oksalat disintesis untuk pertama kali pada tahun 1776 oleh Scheele melalui oksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian oleh Wohler disintesis dengan hidrolisis sianogen pada tahun 1824. Asam oksalat digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan permukaan logam, penyamakan kulit dan produksi kobalt. Sejumlah besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia lainnya (Kirk Othmer, 2007).
Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat dapat diproduksi dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Asam oksalat merupakan turunan dari asam karboksilat yang mengandung 2 gugus karboksil yang terletak pada ujun-ujung rantai karbon yang lurus yang mempunyai rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis, berwarna putih
sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Kirk Othmer, 2007).
2.1.1 Sifat-sifat Asam Oksalat Dihidrat
(24)
Berwarna putih, berbentuk kristal dan tidak berbau
Melting point : 101,5 oC
Densitas : 1,653 gr/cm3
∆Hf (18 OC) : -1422 kJ/mol
Berat molekul : 126 gr/mol
pH : 1 (10 g/l H2O, 20oC)
Tidak berbau
Hidroskopis
2.1.2 Kegunaan Asam Oksalat
Asam oksalat merupakan salah satu bahan baku yang dibutuhkan pada industri sebagai berikut :
Sebagai bahan pelapis yang melindungi logam dari kerak.
Sebagai bahan peledak
Sebagai bahan pembuatan zat warna
Sebagai bahan analisa laboratorium
Sebagai bahan dalam industri lilin
Sebagai bahan kimia dalam fotografi.
2.2 Tanaman Alang-alang
Alang-alang atau Imperata Cylindrica adalah tanaman liar dan merupakan tanaman pengganggu pertanian yang merisaukan karena sifatnya yang mudah dan cepat berkembang biak, di berbagai tempat terlebih di tempat yang tanahnya subur dapat mencapai ketinggian 1,0 – 2,0 meter.
(25)
Gambar 2.1. Alang alang
Klasifikasi tanaman alang-alang adalah sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Liliopsida
Kelas : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Species : Imperata Cylindrica
Di beberapa daerah di Indonesia alang-alang dikenal dengan nama ilalang. Alang-alang merupakan tumbuhan menahun dan tumbuh liar di lahan terbuka atau sedikit terlindung, seperti ladang atau perkebunan. Alang-alang banyak terdapat di pulau Jawa dengan ketinggian tempat tumbuh dari 0-2700 mdpl (Djauhariya dan Hernani, 2009). Alang-alang dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi. Alang-alang dapat menurunkan pH tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitritifikasi menunjukkan korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang (Santoso, 1990).
2.3 Sifat-sifat Bahan Utama 2.3.1 Sifat Bahan Utama
A. Alang-alang
Komposisi Alang-alang :
Abu : 5,42 %
Silika : 3,6 %
(26)
Pentosan : 28,58 %
Alfa Selulosa : 44,28%
B. Ca(OH)2 (Kalsium Hidrosida)
Dalam proses bereaksi dengan selulosa membentuk calcium oksalat. Sifat Fisika :
Putih berbentuk kristal
Berat molekul : 74,1 gr/mol
Spesifik Gravity : 2.130 pada 70 oF(21,1 oC)
Density : 2.126 gr/cm3
Sifat Kimia :
Higroskopis
Kelarutan : Air dingin (10 oC) 17,6/ gr/l
C. Asam Sulfat (H2SO4)
Bereaksi dengan kalsium oksalat membentuk asam oksalat (C2H2O4.2H2O)
Sifat Fisika
Berupa cairan kental tidak berwarna/jernih
Berat Molekul : 98,08 g/mol
Spesifik Gravity : 1,839 pada 14,5 oC
Melting Point : 10,49 oC
Titik didih : 270 0C Sifat Kimia
Korosif
Termasuk asam kuat
Dapat bereaksi dengan berbagai macam campuran organik untuk produksi yang berguna
Dapat melarutkan logam
Merupakan pengoksidasi kuat
(27)
D. CaSO4.H2O
Merupakan limbah hasil reaksi pembentukan asam oksalat pada reaktor asam oksalat.
Sifat Fisika
Berat Molekul : 171,1798 g/mol
Spesifik Gravity : 2,32
Kelarutan : 0,92 pada 100 g H2O (15 oC)
Sifat Kimia
Keras, berupa serbuk putih pada waktu kering, berbentuk paste putih ketika tercampur air.
E. CaC2O4 (Kalsium oksalat )
Merupakan hasil reaksi intermediet dari keseluruhan proses untuk mengikat (C2O4)
2-
dari reaksi pembentukan kalsium oksalat pada reaktor kalsium oksalat, setelah C5H10O5 direaksikan dengan Ca(OH)2
Sifat Fisika
Berat Molekul : 176,18
Spesifik Gravity : 1,55 pada 20 oC
Kelarutan : 5 pada 5 oC
: 45,5 pada 80 oC
Boiling Point : 1200 30 Sifat Kimia
Larut Dalam air
2.4 Pembuatan Asam Oksalat
Asam Oksalat dapat disintesis dengan beberapa metode yaitu :
1. Oksidasi Karbohidrat
Cara ini ditemukan oleh “Scheele” pada tahun 1776. Asam oksalat
diproduksi dengan mengoksidasi karbohidrat seperti glukosa, sukrosa, starch, dextrin dan selulosa dengan menggunakan asam nitrat. Biasanya
(28)
untuk proses ini bahan yang digunakan adalah bahan yang banyak mengandung karbohidat, misalnya tepung. Dimana tepung yang digunakan biasanya adalah tepung jagung, tepung gandum, tepung ubi jalar atau tepung yang lainnya dan bisa juga menggunakan gula atau mollases. Ketika digunakan bahan baku seperti selulosa maka harus dihidrolisa terlebih dahulu dengan asam sulfat, sehingga menjadi monosakarida. Glukosa ini kemudian dioksidasi dengan asam nitrat pada temperatur 63-85oC dengan katalis vanadium pentoksida (Kirk Othmer, 2007).
Reaksi :
5C6H12O6 + 30HNO3 15C2H2O4 + 3NO + 9N2O + 9NO2 + 30H2O
Glukosa Asam Nitrat As.Oksalat N.oksida Nitro oksida Nitrit Air
Produksi asam oksalat dengan oksidasi karbohidrat masih dapat dikembangkan karena banyaknya bahan baku seperti limbah pertanian (Kirk-Othmer, 2007).
Dalam pembuatan asam oksalat dengan proses ini bahan dasarnya mengandung 60 % larutan glukosa. Temperatur pada proses ini perlu dikontrol dan dijaga. Untuk menghindari terjadinya oksidasi asam oksalat menjadi karbondioksida, maka ditanggulangi dengan penambahan asam sulfat. Kemurnian produk akhir adalah 99 % dengan konversi asam oksalat pada proses ini adalah 63 – 65 %. Prosesnya dapat dilakukan secara batch maupun kontinyu (Kirk Othmer, 2007).
(29)
Proses Hidrolisa Proses Oksidasi Glukosa Proses Absorber Proses Penkristalan Asam Oksalat Proses Pemisahan
Mother Liquor dari asam oksalat Proses
Evaporasi
Proses Pelarutan kembali kristal Asam
Oksalat
Proses Pemisahan Mother liquor yang terikut dari kristal asam
oksalat Proses Penkristalan kembali asam oksalat Proses Pengeringa asam Oksalat Air H2SO4
starch Glukosa
NO2
H2O
CO2
CO
CO2
CO
Fe2(SO4)3
Asam Nitrat Asam Oksalat mother liquor Recycle mother liquor
Kristal asam oksalat
Mother
Liquor Asam Oksalat mother liquor
Produk asam oksalat 99 %
Gambar 2.3. Proses Oksidasi Glukosa dengan Asam Nitrat
2. Proses Etilen Glikol
Dalam proses ini etilen glikol dioksidasi dalam campuran 30-40 % asam sulfat dan asam nitrat 20-25 % dengan 0,001-0,1 % vanadium pentoksida pada suhu 50-70oC untuk menghasilkan asam oksalat lebih dari 93 % (Kirk Othmer, 2007).
Proses ini telah dikembangkan di Jepang oleh Mitsubishi Gas Chemical yang memproduksi 12.000 Ton/tahun asam oksalat. Etilen Glikol teroksidasi dengan konsentrasi 60 % asam nitrat pada 0,3 MPa (43,5 psi), 80oC dengan oksigen. Inisiator seperti NaNO2 dapat membantu
menghasilkan oksida nitrogen dan promotor seperti senyawa vanadium atau asam sulfat yang digunakan untuk mempercepat reaksi oksidasi. Yield asam oksalat yang dihasilkan adalah 90 % (Kirk Othmer, 2007).
(30)
Reaksi berlangsung sesuai persamaan reaksi berikut
(CH2OH)2 + 4NO2 (COOH)2 + 4NO +
2H2O
Etilen Glikol Nitrit As.Oksalat N.Oksida Air
4NO + 2O2 4NO
N.oksida Oksigen N.oksida
Keseluruhan: (CH2OH)2 + 2O2 (COOH)2 + 2H2O E.Glikol Oksigen As.Oksalat Air
Proses Evaporasi
Proses Pemisahan mother liquor dari Asam
Oksalat
Proses Penkristalan
Asam Oksalat Proses Oksidasi Etilen
Glikol
Proses Absorber
Proses Pelarutan kembali kristal Asam
Oksalat
Proses Pemisahan Mother liquor yang terikut dari kristal Asam
Oksalat Proses Penkristalan kembali asam oksalat Proses pengeringan Asam oksalat Asam nitrat
H2O
Fe2(SO4)2
NO2
Asam Oksalat mother liquor Ethylene Glikol
Recycle mother liquor
Kristal Asam Oksalat
Mother Liquor
Kristal As. Oksalat
Produk Asam Oksalat 99 %
(31)
3. Proses Propilen
Pembuatan asam oksalat dengan oksidasi propylene, menggunakan gas bersih dari stok umpan pada operasi cracking minyak bumi. Pada proses propilen, propilen dioksidasi oleh asam nitrat melalui 2 tahap: Tahap pertama propilen direaksikan dengan NO2 cair untuk menghasilkan produk
antara berupa asam α-nitrotolactid yang selanjutnya dioksidasi pada temperatur tinggi untuk menghasilkan asam oksalat (Kirk Othmer, 2007).
Rhone-Poulenc (Prancis) mengembangkan sebuah versi modifikasi dari proses pembuatan asam oksalat atau asam laktat, atau keduanya dari propilen. Pada tahun 1978, 65.000 ton/tahun asam oksalat diproduksi di seluruh dunia dengan proses ini, Pada 1990-an proses ini dioperasikan hanya oleh Rhone-Poulenc (Kirk Othmer, 2007).
Reaksi oksidasi Rhone-Poulenc seperti persamaan reaksi berikut:
CH3CH=CH2 + 3HNO3 CH3CHCOOH + 2NO + 2H2O
CH3CHCOOH + 5/2 O2 (COOH)2 + CO2 + HNO3 + H2O
Pada langkah pertama, propylene dicampurkan pada 10-40oC dengan asam nitrat, konsentrasi dijaga pada 50-75 w% dan perbandingan rasio molar untuk propilena 0,01-0,5 hingga terkonversi menjadi asam α
-nitratolactic dan asam laktat. Pada tahap kedua asam α-nitratolactic teroksidasi oleh oksigen dengan adanya katalis pada 45-100oC untuk menghasilkan asam oksalat dihidrat. Secara keseluruhan dengan konsentrasi
ONO2
Propilen As.Nitrat α-nitrolactid N.oksida
ONO2
(32)
propylene lebih besar dari 90% untuk menghasilkan konversi propylene 77,5% (Kirk Othmer, 2007).
Proses Kondensasi
Proses oksidasi kedua Proses
Oksidasi Pertama
Proses Kristalisasa
Proses Penyaringan H2SO4 dari asam oksalat
Proses Pengeringan Asam Sulfat
Asam Oksalat
Air Asam Oksalat Alfa Nitrolactic
Acid
Propylene 100 % Liquid NO2
Gambar 2.5. Proses Oksidasi Propilen Glikol
4. Proses Dialkil Oksalat
Asam oksalat dihasilkan dengan hidrolisis diester asam oksalat dengan gas CO dengan produk samping alkohol. Pada tahun 1978 UBE Industries (Jepang) mengkomersialisasikan proses dua-langkah ini (Kirk Othmer, 2007).
Sintesis pertama yang dilaporkan dengan menggunakan contoh PdCl2
-CuCl2 dalam system redoks dengan persamaan reaksi berikut :
2CO + 2 ROH + PdCl2 (COOR)2 + 2HCl + Pd0
Karbon D Alkohol Pd.Klorida Dialkil Oksalat As.Klorida Paladium
Pd0 + 2CuCl2 PdCl2 + Cu2Cl2
(33)
Cu2Cl2 + 2HCl + ½ O2 2 Cu2Cl2 + H2O
Cu(II) klorida As.Klorida Oksigen Cu(II) klorida Air
Overall 2CO + 2ROH + ½ O2 (COOR)2 +H2O
Karbon D Alkohol Oksigen Dialkil Oksalat Air
(COOR)2 + H2O (COOH)2 + 2ROH
Dialkil Oksalat Air As.Oksalat Alkohol
5. Proses Peleburan Alkali
Pembuatan asam oksalat dengan proses peleburan alkali menggunakan bahan baku yang mengandung selulosa tinggi seperti serbuk gergaji, sekam, tongkol jagung, dan lain-lain. Bahan ini dilebur dengan calcium hidroksida pada suhu 240 – 285ºC.
Produk ini kemudian direaksikan dengan asam sulfat untuk membentuk asam oksalat.
Reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: (C6H10O5)n + 3n Ca(OH)2 + 6,5n O2
Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen
CaC2O4 + nCa(CH3COO)2 + n(HCOOCa)+9H2O+4CO2
Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida
CaC2O4 + H2SO4 (COOH)2 + CaSO4
Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat
Konversi yang diperoleh dari proses ini kurang dari 45 % dengan kemurnian produk sebesar 60 % (Isti Azra, dkk., 2011).
Bahan Baku Proses Pemasakan dengan NaOH
Proses
Pendinginan Proses Penyaringan
Proses Pengkristalan
Kristal Asam CaCl2
(34)
Gambar 2.6. Proses Peleburan Alkali
6. Fermentasi Glukosa
Asam oksalat dapat dihasilkan dengan menggunakan proses fermentasi gula dengan menggunakan jamur (seperti Aspergillum atau Penicillium) sebagai pengurainya. Produk yang diperoleh kemudian disaring, diasamkan dan dihilangkan warnanya. Setelah itu, produk dinaikkan konsentrasinya dengan evaporator dan hasilnya dikristalkan. Kemudian dilakukan pengeringan untuk memisahkan produk dengan airnya. Hasil dari asam oksalat tergantung dari nutrient (nitrogen) yang ditambahkan.
Persiapan fermentasi Proses fermentasi Proses pengendapan hasil fermentasi Proses pengambilan asam oksalat dari asam sitrat Proses pembentukan asam oksalat Proses pengeringan asam oksalat Proses pemisahan
gypsum dari asam oksalat Proses Pemekatan Asam Oksalat Mollases nutrient Air Air Ca(OH)2 Endapan Ca Oksalat H2SO4
Air
Produk asam oksalt 99 % CaSO4
Asam Oksalt gypsum
Gambar 2.7. Proses Fermentasi Glukosa
7. Metode Baru
Banyak upaya telah dilakukan untuk mensintesis asam oksalat dengan reduksi elektrokimia karbon dioksida baik dengan elektrolit cair maupun tidak cair, misalnya, asam oksalat dibuat dari CO2 sebagai garam Zn yang dalam
(35)
mengandung (C4H9)4NClO4 dengan efesiensi lebih besar dari 90 % (Kirk
Othmer, 2007).
Tabel 2.1 Perbedaan Keuntungan dan Kerugian pada Berbagai Proses Sintesa Asam Oksalat
Metode Keuntungan Kerugian
1. Oksidasi Karbohidrat
Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield 63-65 %).
Bahan bakunya mahal seperti tepung tapioka, tepung jagung dan lain-lain.
Diperlukan katalis tertentu yaitu V2O5/Fe3+.
2. Etilen Glikol Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield > 90 %).
Menggunakan bahan baku yang mahal, yaitu etilen glikol.
3. Proses Propilen Dihasilkan asam oksalat dalam jumlah besar (yield 75 %).
Menggunakan proses yang cukup sulit. 4. Proses Dialkil
Oksalat
Menggunakan proses yang kompleks. 5. Proses
Peleburan Alkali
Bahan yang digunakan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, dll.
Asam oksalat yang dihasilkan tidak terlalu besar (yield < 45 %).
(36)
Proses yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan
penambahan Ca(OH)2
dan H2SO4.
6. Fermentasi Glukosa
Bahan utama yang berasal dari karbohidrat mudah didapat.
Prosesnya yang cukup panjang yaitu gula difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan jamur aspergillus atau penicillium. 7. Metode Baru Efisiensi proses yang
sangat tinggi (>90%).
Prosesnya memerlukan biaya yang cukup mahal dan diperlukan penelitian lebih lanjut.
2.5Deskripsi Proses
Berdasarkan metode proses pembuatan asam oksalat, dipilih salah satu yaitu proses peleburan alkali. Dengan alasan bahan yang digunakan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak, seperti sabut kelapa, serbuk gergaji, sekam padi, disamping itu proses yang digunakan cukup sederhana yaitu hanya dengan penambahan Ca(OH)2, dan H2SO4 .
Dalam pembuatan asam oksalat dihidrat dengan proses peleburan alkali ini, terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Proses Pembentukan Natrium Oksalat (Peleburan Alkali)
Alang-alang yang mengandung selulosa tinggi dan larutan Ca(OH)2 dengan
konsentrasi 50% dengan perbandingan 1:1,5 dialirkan ke dalam reaktor dimana operasi berlangsung pada suhu 98oC. Didalam reaktor terjadi reaksi antara alang-alang dan larutan Ca(OH)2 Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
(37)
(C6H10O5)n + 3n Ca(OH)2 + 6,5n O2
Selulosa Ca.Hidroksida Oksigen
CaC2O4 + nCa(CH3COO)2 + n(HCOOCa)+9H2O+4CO2
Ca.Oksalat Ca.Asetat Ca. Formiat Air K dioksida
2. Proses Pemisahan I
Sebelum masuk pada proses pemisahan, bahan yang keluar dari reaktor terlebih didinginkan. Pada proses pemisahan ini bertujuan untuk memisahkan filtrat yang mengandung kalsium oksalat.
3. Proses Pengasaman
Setelah hasilnya masuk pada tahap pengasaman dengan menggunakan asam sulfat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
CaC2O4 + H2SO4 C2H2O4 + CaSO4
Ca.Oksalat Asam Sulfat As.Oksalat Ca.Sulfat
4. Proses Pemisahan II
Asam oksalat dan kalsium sulfat dipisahkan hingga memperoleh asam oksalat sebagai filtat.
5. Proses Evaporasi I
Pada proses evaporasi ini filtrat yang berupa asam oksalat dipekatkan kemudian dialirkan menuju tahap kristalizer.
6. Proses Kristalizer
Asam oksalat dari evaporator dialirkan menuju kristalizer untuk didinginkan sampai 30oC hingga terbentuknya kristal dihidrat. Kemudian asam oksalat dialirkan menuju proses pemisahan.
7. Proses Pemisahan III
Pada tahap ini bertujuan memisahkan kristal dari mother liquornya (yang berupa asam oksalat yang tidak mengkristal, H2O dan impurities
(38)
BAB III
NERACA MASSA
Pra Rancangan Pabrik Asam Oksalat direncanakan beroperasi dengan kapasitas produksi 2.500 ton/tahun. Setelah dilakukan perhitungan pada lampiran A maka didapat hasil perhitungan neraca massa pada tabel 3.1 – 3.2 di bawah ini : Satuan dalam kg/jam
1. Gudang Penyimpanan Alang-Alang
Komponen Masuk Keluar
F F1
Alang-alang 1.987,006 1.987,006
2. Rotary Cutter Knife
Komponen Masuk Keluar
F1 F2
Alang-alang 1.987,0069 1.987,006
3. Tangki Penyimpan Alang-alang
Komponen Masuk Keluar
F2 F3
(39)
4. Reaktor Kalsium Oksalat
Komponen Masuk Keluar
F4 F5 F6 F7
Selulosa 879,846 - - -
Abu 107,696 - - -
Silika 71,532 - - -
Lignin 360,045 - - -
Pentosan 567,886 - - -
Ca(OH)2 - 1490,254 - 887,397
O2 - - 564,839 -
CaC2O4 - - - 347,594
H2O - 1490,254 - 1930,177
Ca(CH3COO)2 - - - 429,061
Ca(HCOO)2 - - - 353,025
CO2 - - - 477,941
Humus - - - 1107,159
Total 1987,006 2980,508 564,839 5532,353
5532,353 5532,353
5. Tangki Pendingin
Komponen Masuk (kg) keluar (kg)
F9 F10
Ca(OH)2 887,397 887,397
CaC2O4 347,594 347,594
H2O 1930,177 1930,177
Ca(CH3COO)2 429,061 429,061
Ca(HCOO)2 353,025 353,025
CO2 477,941 477,941
Humus 1107,159 1107,159
(40)
6. Vibrating Screen
7. Rotary Vacuum Filter
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F14 F15 F16 F17
Ca(OH)2 882,419 -
0,85208 881,567
CaC2O4 345,644 - 345,644 -
H2O 1919,349 86,411 1,853 2003,907
Ca(CH3COO)2 427,111 - 0,412 426,698
Ca(HCOO)2 350,618 - 0,339 350,279
Total 3925,140 86,411 349,100 3662,451
4011,551 4011,551
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F11 F12 F13
Ca(OH)2 887,397 882,419 4,978
CaC2O4 347,594 345,644 1,950
H2O 1930,177 1919,349 10,828
Ca(CH3COO)2 429,061 427,111 1,950
Ca(HCOO)2 353,025 350,618 2,407
Humus 1107,159 - 1107,159
Total 5054,412 3925,140 1129,272
(41)
8. Reaktor Asam Oksalat
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F17 F18 F19
Ca(OH)2 0,852 - -
CaC2O4 345,644 - -
Ca(CH3COO)2 0,412 - -
Ca(HCOO)2 0,339 - -
H2O 1,853 1630,242 1632,510
C2H2O4 - - 243,031
CH3COOH - - 0,313
HCOOH - - 0,240
H2SO4 - 319,527 53,255
CaSO4 - - 369,521
Total 349,100 1949,769 2298,869
2298,869
9. Filter Press
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F20 F21 F22
H2O 1632,510 1629,383 3,127
C2H2O4 243,031 242,565 0,465
CH3COOH 0,313 0,313 0,001
HCOOH 0,240 0,239 0,000
H2SO4 53,255 53,153 0,102
CaSO4 369,521 - 369,521
Total 2.298,869 373,217 1925,653
(42)
10. Evaporator
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F24 F25 F26
H2O 1629,383 1386,000 243,384
C2H2O4 242,565 - 242,565
CH3COOH 0,313 - 0,313
HCOOH 0,239 - 0,239
H2SO4 53,153 - 53,153
Total 1.925,653 1386,000 539,653
1.925,653
11. Kristalizer
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F27 Kristal (F28) Larutan (F28)
H2O 243,384 - 154,242
C2H2O4 242,565 - 19,712
Impurities 53,704 0,537 53,167
C2H2O4.2H2O - 311,994 -
Total 539,653 312,531 227,122
539,653 539,653
12. Centrifuge
Komponen
Masuk (kg) Keluar (kg)
F28 F29
(kristal) F30 (larutan) Kristal Larutan Kristal Larutan Kristal Larutan
H2O - 154,242 - 4,245 - 149,997
C2H2O4 - 19,712 - 0,542 - 19,170
Impurities 0,537 53,167 0,532 1,463 0,005 51,704
(43)
Total 312,531 227,122 309,406 6,251 3,125 220,871
539,653 539,653
13.Ball Mill
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F31 F33 F32
C2H2O4.2H2O 309,406 3,125 312,531
H2O 4,245 0,043 4,288
Impurities 1,463 0,015 1,478
C2H2O4 0,542 0,005 0,548
Total 315,657 3,188 318,845
318,845
14.Vibrating Screen II
Komponen Masuk (kg) Keluar (kg)
F32 F34 F33
C2H2O4.2H2O 312,531 309,406 3,125
H2O 4,288 4,245 0,043
Impurities 1,478 1,463 0,015
C2H2O4 0,548 0,542 0,005
Total 318,845 315,657 3,188
(44)
BAB IV
NERACA ENERGI
Pra Rancangan Pabrik Asam Oksalat direncanakan beroprasi dengan kapasitas 2.500 ton/tahun. Setelah dilakukan perhitungan pada lampiran B maka didapatkan hasil perhitungan neraca energi pada tabel di bawah ini :
1. REAKTOR KALSIUM OKSALAT
Panas Masuk Jumlah Panas Keluar Jumlah
kkal/jam kkal/jam
Alang-Alang 3541,895 CaC2O4 7239,627
Ca(OH)2 2154,827 Ca(CH3COO)2 24086,182
O2 553,444 Ca(HCOO)2 14452,264
H2O 7463,533 H2O 146396,377
CO2 7525,230
Ca(OH)2 18733,663
Humus 31180,720
Jumlah 13713,699 Jumlah 249614,065
Q yang disuplai
3097612,038 Q loss 147505,335
steam ΔHr o25 2714206,338
Jumlah 3111325,738 Jumlah 3111325,738
2. TANGKI PENDINGIN
Panas Masuk Jumlah Panas Keluar Jumlah
kkal/jam kkal/jam
CaC2O4 7239,627 CaC2O4 991,730
Ca(CH3COO)2 24086,182 Ca(CH3COO)2 3299,477
Ca(HCOO)2 14452,264 Ca(HCOO)2 1979,762
Ca(OH)2 18733,663 Ca(OH)2 2566,255
H2O 146396,377 H2O 19333,537
Humus 31180,720 Humus 4268,507
Q yang diserap pendingin 197545,124
(45)
Jumlah 242088,835 Jumlah 242088,835 3. ROTARY VACUUM FILTER
Panas Masuk Jumlah Panas Keluar Jumlah
kkal/jam kkal/jam
H umpan 28824,311 H filtrat 26839,840
H air pencuci 431,579 H cake 974,835
Q loss 1441,216
Jumlah 29255,890 Jumlah 29255,890
4. REAKTOR ASAM OKSALAT
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 974,835 H produk 97635,412
H H2SO4 557,575 ΔH reaksi -27335,827
H H2O 8164,624 Q air pendingin -60602,552
Jumlah 9697,034 Jumlah 9697,034
5. COOLER
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 97635,412 H produk 54343,167
Q media pendingin 38410,475
Q loss 4881,771
Jumlah 97635,412 Jumlah 97635,412
6. FILTER PRESS
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 54343,167 H produk 49616,471
H Cake 2009,537
(46)
Jumlah 54343,167 Jumlah 54343,167
7. EVAPORATOR
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 49616,471 H produk 20571,982
Q Steam 841500,378 H Vapour 830473,421
Q loss 40071,447
Jumlah 891116,849 Jumlah 891116,849
8. COOLER II
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 20571,982 H produk 7996,464
Q media pendingin 12575,518
Jumlah 20571,982 Jumlah 20571,982
9. CRYZTALIZER
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 7996,464 H produk 1437,947
Q kristalisasi 36726,724 Q loss 399,823
Q media pendingin 42885,418
Jumlah 44723,188 Jumlah 44723,188
10. CENTIFUGE
Panas masuk Jumlah (kkal/jam) Panas keluar Jumlah (kkal/jam)
H umpan 1437,947 H cake 590,005
Q larutan 847,942
(47)
(48)
BAB V
SPESIFIKASI PERALATAN
5.1 Gudang Bahan Baku Alang-Alang (GB-01)
Fungsi : Untuk menyimpan bahan baku alang-alang.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Kondisi Penyimpanan : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm Lama Persediaan : 3 hari
Kondisi Fisik : Panjang = 8 m
Lebar = 6 m
Tinggi = 8 m
5.2 Rotary Cutter Knife (RCK-01)
Fungsi : Memotong alang-alang yang berasal dari gudang. Bahan konstruksi : Carbon steel
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm
Power : 2,5 Hp
5.3 Tangki Penampung Alang-Alang (TP-01)
Fungsi : Menampung alang-alang setelah dipotong-potong.
Bentuk : Horizontal Silinder
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm Waktu Tinggal : 4 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft Tinggi = 8,351 ft
(49)
5.4 Belt Conveyer (BC-01)
Fungsi : Mengankut alang-alang dari TP-01 ke reaktor kalsium oksalat
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Panjang belt = 10,198 m
Power : 3 Hp
5.5 Tangki Penampung Ca(OH)2 (TP-02)
Fungsi : Menampung larutan Ca(OH)2 50 %
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah datar. Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC
Tekanan = 1 atm Waktu Tinggal : 4 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft Tinggi = 8,5 ft
5.6 Tangki Oksigen (TP-03)
Fungsi : Menyimpan Oksigen
Bahan konstruksi : Stainless Stell SA-240 Grade M
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah standart dished head.
Waktu tinggal : 6 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 5 ft Tinggi = 9,5 ft
(50)
Fungsi : Mereaksikan antara alang-alang dengan Ca(OH)2
50% .
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah Torispherical.
Kondisi Operasi : Temperatur = 98 oC Tekanan = 1 atm Waktu tinggal : 1 jam
Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft Tinggi = 11 ft
Power : ¼ Hp
5.8 Screw Conveyer (SC-01)
Fungsi : Mengangkut produk dari reactor kalsium oksalat ke bucket elevator.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in Diameter Shaft = 2 in Diameter flights = 10 in Ukuran lumps = 1 1/2
Kecepatan : 55 rpm
Power : 7 Hp
5.9 Bucket Elevator (BE-01)
Fungsi : Mengangkut bahan dari screw conveyer ke tangki
pendingin.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm
(51)
Kondisi Fisik : Elevasi Center = 25 ft
Ukuran Bucket = 8 x 5 ½ x 7 ¾ in
Head Shaft : 28 rpm
Power : 1 Hp
5.10 Tangki Pendingin(TP-04)
Fungsi : Mendinginkan Produk dari reactor kalsium
oksalat.
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 Grade C
Bentuk : Horizontal Silinder
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Diameter = 6 ft
Tinggi = 8,2 ft
5.11 Screw Conveyer (SC-02)
Fungsi : Mengangkut produk dari tangki pendingin ke vibrating screen.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in Diameter Shaft = 2 in Diameter flights = 10 in Ukuran lumps = 2 1/2 in
Kecepatan : 55 rpm
Power : 7 Hp
5.12 Vibrating Screen (VS-01)
Fungsi : Memisahkan hasil reaksi dari reaktor kalsium oksalat dengan humus.
(52)
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Panjang = 1 ft
Lebar = 1 ft
Power : 5 Hp
5.13 Screw Conveyer (SC-03)
Fungsi : Mengangkut cake dari vibrating screen ke rotary vacuum filter
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 35 oC Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in Diameter Shaft = 2 in Diameter flights =9 in Ukuran lumps = 2 1/4
Kecepatan : 40 rpm
Power : 5 Hp
5.14 Rotary Vacuum Filter (RVF-01)
Fungsi : Memisahkan antara CaC2O4 dengan filtrate
(CH3COO)2Ca, (HCOO)2Ca, Ca(OH)2, H2O
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283 Grade C
Bentuk : Silinder Tegak dengan tutup atas dan bawah Torispherical.
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 0,6 atm Kondisi Fisik : Diameter = 1,43 ft
Tinggi = 2,87 ft
(53)
Fungsi : Mengangkut cake dari RVF-01 ke reactor asam oksalat.
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Elevasi Center = 25 ft
Ukuran Bucket = 8 x 5 ½ x 7 3/4
Head Shaft : 28 rpm
Power : 1 Hp
5.16 Tangki Penampung H2SO4 (TP-05)
Fungsi : Menampung larutan asam sulfat.
Bahan konstruksi : Stainless steel SA-240 Grade M
Bentuk : Silinder tegak dengan tutup alas dan bawah standart dished heads
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Diameter = 4 ft
Tinggi = 6 ft
5.17 Reaktor Asam Oksalat(R-02)
Fungsi : Mereaksikan CaC2O4 dengan larutan H2SO4 4 N
Bahan konstruksi : Stainless steel SA-240 Grade M
Bentuk : Silinder tegak dengan tutup alas dan bawah standart dished heads
Kondisi Operasi : Temperatur = 80 oC Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Diameter = 5,5 ft
Tinggi = 10 ft
(54)
Fungsi : Mendinginkan produk dari reaktor asam oksalat Bahan konstruksi : Stell Pipa
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger.
Dipakai : 1 in OD tube 12 BWG, panjang 16 ft
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 80 oC
Temperatur akhir (T2) : 55 oC
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 25 oC
Temperatur akhir (t2) : 45 oC
5.19 Filter Press(FP-01)
Fungsi : Memisahkan antara gypsum (cake) dengan filtrat, Bentuk : Horizontal plate and frame filter press.
Kondisi Operasi : Temperatur = 54,614 oC Tekanan = 1 atm Waktu Filtrasi= 30 menit
5.20 Bak Penampung (BP-01)
Fungsi : Untuk menampung filrat dari filter press.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan : Beton
Waktu tinggal : 2 jam
Kondisi Fisik : Panjang : 4,13 ft Lebar : 2,75 ft Tinggi : 1,38 ft
5.21 Pompa (P-01)
Fungsi : Memopakan larutan dari bak penampung (BP-01) ke Evaporator.
(55)
Tipe : Centifugal pump
Kondisi Operasi : Temperatur = 54,614 oC Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Panjang pipa lurus : 14 m
Tinggi : 9,8 m
Diameter (OD) : 0,07 m Kecepatan aliran : 2,8 ft/s
Power : 1/4 Hp
5.22 Evaporator (EV-01)
Fungsi : Memekatkan filtrat asam oksalat.
Bentuk : Short tube evaporator dengan tutup atas dan bawah berbentuk dished head.
Jenis : 1-2 shell and tube exchanger.
Dipakai : ½ in OD tube 20 BWG, panjang 12 ft
Jumlah tube : 115 buah
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 148 oC (g)
Temperatur akhir (T2) : 148 oC (l)
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 55 oC
Temperatur akhir (t2) : 100 oC
Kondisi Fisik : Diameter : 4,5 ft
Tinggi : 8 ft
5.23 Cooler(C-02)
Fungsi : Mendinginkan larutan asam oksalat dari 100oC ke 55oC
(56)
Jenis : 2-4 shell and tube exchanger.
Dipakai : 1/2 in OD tube 12 BWG, panjang 16 ft
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 100 oC
Temperatur akhir (T2) : 55 oC
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 25 oC
Temperatur akhir (t2) : 45 oC 5.24 Kristalizer (K-01)
Fungsi : Mengkristalkan larutan asam oksalat.
Jenis : Swenson Walker
Waktu tinggal : 12 jam
Fluida Panas
Temperatur Awal (T1) : 55oC
Temperatur akhir (T2) : 30 oC
Fluida dingin
Temperatur Awal (t1) : 25 oC
Temperatur akhir (t2) : 45 oC
Kondisi fisik : Diameter : 6 ft
tinggi : 10 ft
5.25 Centrifuge(CF-01)
Fungsi : Memisahkan Kristal asam oksalat dengan
filtratnya.
Waktu tinggal : 1 jam
Kecepatan : 7500 rpm
(57)
Kondisi Fisik : diameter bowl : 13 in Diameter disk : 9,5 in Jumlah disk : 107 buah
5.26 Bak Penampung (BP-02)
Fungsi : Untuk menampung filrat dari centifuge.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan : Beton
Waktu tinggal : 2 jam
Kondisi Fisik : Panjang : 2 ft Lebar : 1,5 ft Tinggi : 0,64 ft
5.27 Screw Conveyer (SC-04)
Fungsi : Mengangkut Kristal asam oksalat ke ball mill
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2,5 in Diameter Shaft =2 in Diameter flights = 9 in Ukuran lumps = 1 1/2 in
Kecepatan : 40 rpm
Power : 5 Hp
5.28 Ball Mill (BM-01)
Fungsi : Menghaluskan Kristal asam oksalat dengan
ukuran 200 mesh.
Tipe : Continious ball mill no 200
Kapasitas maksimal : 14 ton/jam
Kecepatan : 35 rpm
(58)
Kondisi Fisik : Panjang : 4 ft Lebar : 3 ft
5.29 Vibrating Screen (VS-02)
Fungsi : Memisahkan asam oksalat yang sesuai sepsifikasi dengan yang tidak
Tipe : High Speed Vibrating Screen.
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm Kondisi Fisik : Panjang = 3,241 ft
Lebar = 3,241 ft
Power : 5 Hp
5.30 Bak Penampung (BP-03)
Fungsi : Untuk menampung Kristal asam oksalat
Bentuk : Persegi panjang
Bahan : Beton
Waktu tinggal : 3 jam
Kondisi Fisik : Panjang : 1,96 ft Lebar : 1,31 ft Tinggi : 0,65 ft
5.31 Screw Conveyer (SC-05)
Fungsi : Mengangkut Kristal asam oksalat ke ball mill
Tipe : Plain spouts or chuter
Kondisi Operasi : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm
Kondisi Fisik : Diameter pipa = 2 1/2 in Diameter Shaft = 2 in Diameter flights = 9 in Ukuran lumps = 1 1/2
(59)
Kecepatan : 40 rpm
Power : 5 Hp
5.32 Gudang Penyimpan Produki (GB-02)
Fungsi : Untuk menyimpan kristal asam oksalat.
Bentuk : Persegi panjang
Bahan Konstruksi : Beton
Kondisi Penyimpanan : Temperatur = 30 oC Tekanan = 1 atm Lama Persediaan : 3 hari
Kondisi Fisik : Panjang = 12 m
Lebar = 8 m
(60)
BAB VI
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
6.1 Instrumentasi
Untuk mengatur dan mengendalikan kondisi operasi peralatan sehingga didapatkan produk sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya alat kontrol dan instrumentasi. Instrumentasi ini dapat merupakan suatu petunjuk (indicator), suatu perekam (recorder) atau suatu pengontrol (controller). Dalam industri kimia banyak variabel proses yang perlu dikontrol seperti temperatur, tekanan, ketinggian cairan, dan kecepatan alir.
Pada perancangan pabrik asam oksalat dihidrat ini instrumen yang digunakan berupa alat kontrol otomatis dan manual. Hal ini tergantung dari sistem peralatan dan faktor pertimbangan teknis dan ekonomisnya.
Dengan penggunaan alat-alat kontrol ini diharapkan tercapai hal-hal sebagai berikut :
1. Dapat menjaga variabel proses pada operasi yang dikehendaki. 2. Laju produksi dapat diatur dalam batas-batas yang aman. 3. Kualitas produksi lebih terjamin.
4. Membantu mempermudah pengoperasian suatu alat.
5. Kondisi-kondisi yang berbahaya dapat diketahui secara dini melalui alarm peringatan sehingga lebih terjamin keselamatan kerja.
6. Efesiensi akan lebih meningkat.
Beberapa alat kontrol atau instrumen yang digunakan pada pabrik asam oksalat dihidrat ini adalah sebagai berikut :
1. Speed Controller (SC)
Fungsi : untuk mengatur kecepatan motor penggerak alat angkut bahan padatan mengumpankan bahan padatan ke dalam peralatan proses.
2. Temperature Controller (TC)
Fungsi : untuk mengatur, mengontrol dan mengendalikan temperatur operasi. 3. Flowrate Controller (FC)
(61)
Fungsi : untuk mengontrol laju alir bahan ke dalam suatu peralatan proses.
4. Feed Ratio Controller (FRC)
Fungsi : untuk mengontrol perbandingan laju alir bahan ke dalam suatu peralatan proses.
Tabel. 6.1. Alat Instrumentasi yang Digunakan
No Nama Peralatan Kode Alat Instrumentasi Parameter
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Rotary Cutter Knife Belt Conveyor
Tangki Penampung Ca(OH)2
Tangki Oksigen
Reaktor Kalsium Oksalat Screw Conveyer Bucket Elevator Tangki Pendingin Screw Conveyer Vibrating Screen Screw Conveyer Rotary Vacuum Filter Bucket Elevator
Tangki Penampung H2SO4
Reaktor Asam Oksalat Filter Press Pompa Evaporator Kristalizer Centrifuge Screw Conveyer Ball Mill
Vibrating Screen II Screw Conveyer RCF-01 BC-01 TP-02 TP-03 R-01 SC-01 BE-01 TP-04 SC-02 VS-01 SC-03 RVF-01 BE-02 TP-05 R-02 FP-01 P-01 EV-01 K-01 CF-01 SC-04 BM-01 VS-02 SC-05 SC SC FC FC TC SC SC TC SC SC SC FC SC FC TC FC FC TC TC SC SC SC SC SC Kecepatan motor Kecepatan motor Laju Alir Laju alir Temperatur Kecepatan motor Kecepatan motor Temperatur Kecepatan motor Kecepatan motor Kecepatan Motor Laju Alir Kecepatan motor Laju alir Temperatur Laju alir Laju Alir Temperatur Temperatur Kecepatan motor Kecepatan motor Kecepatan motor Kecepatan motor Kecepatan motor
(62)
(63)
6.2 Keselamatan Kerja
Memasuki era globalisasi, Indonesia ditantang untuk memasuki perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor industri akan bertambah sejalan dengan pertambahan industri. Dengan pertambahan tersebut, maka konsekuensi permasalahan industri juga semakin kompleks, termasuk masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Kemajuan teknologi dan perubahan struktur ekonomi akan menuntut perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat, sikap dan disiplin kerja, lingkungan dan kondisi kerja. Demikian juga dalam menghadapi resiko kerja, perlu kerjasama yang baik antara pengusaha, karyawan dan semua pihak yang terkait dalam proses produksi.
Unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek
yang mendapat perhatian dalam pembangunan ketenagakerjaan. Dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992, pasal 23 (ayat 1) bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
Berkaitan dengan itu, pemerintah mendorong pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan-perusahaan industri serta mengusahakan agar keselamatan dan kesehatan kerja dapat menjadi naluri dan budaya masyarakat. Berbagai upaya untuk menciptakan K3 telah dilakukan, antara
lain melalui perundang-undangan seperti Undang-Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970 yang mewajibkan setiap perusahaan melaksanakan usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja, juga melalui kampanye K3 sejak bulan
Januari 1993, pembentukan P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) disetiap perusahaan, penyediaan alat-alat pengaman dan peralatan K3,
pengadaan tenaga ahli K3 dan sebagainya. Apabila keselamatan kerja diperhatikan
dan dilaksanakan dengan baik maka dampaknya adalah para pekerja dapat bekerja dengan perasaan aman, sehingga meningkatkan efisiensi kerja.
(64)
disebabkan karena kecelakaan mesin-mesin pabrik, kebocoran bahan-bahan yang berbahaya, peledakan, kebakaran. Usaha untuk mengurangi dan mencegah terjadinya bahaya yang timbul di dalam pabrik antara lain :
1. Bangunan Pabrik
Bangunan pabrik meliputi gedung maupun unit peralatan :
a. Konstruksi gedung harus mendapat perhatian yang cukup besar.
b. Perlu memperhatikan kelengkapan peralatan penunjang untuk pengamanan terhadap bahaya alamiah, seperti untuk bangunan yang tinggi dipasangkan penangkal petir, bahaya alamiah lain seperti angin dan gempa. Oleh karena itu perusahaan bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam hal ini Badan Metereologi dan Geofisika agar dapat mengetahui lebih awal tentang bahaya alamiah tersebut.
2. Ventilasi
Pada ruang proses maupun ruang lainnya, pertukaran udara diusahakan berjalan baik sehingga dapat memberikan kesegaran kepada karyawan serta dapat menghindari gangguan pernapasan.
3. Perpipaan
Jalur proses yang terletak di atas tanah lebih baik dibandingkan yang letaknya dibawah permukaan tanah, karena hal tersebut akan mempermudah pendeteksian terjadinya kebocoran.
4. Alat-alat penggerak
Peralatan yang bergerak hendaknya ditempatkan pada tempat yang tertutup. Hal ini untuk mempermudah penanganan dan perbaikan serta menjaga keamanan dan keselamatan para pekerja.
5. Listrik
Pada pengoperasian maupun perbaikan instalasi listrik hendaknya selalu menggunakan alat pengaman yang telah disediakan. Dengan demikian para pekerja dapat terjamin keselamatannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Keselamatan listrik di bawah tanah sebaiknya diberi tanda-tanda tertentu. b. Sebaiknya disediakan pembangkit tenaga cadangan.
(65)
c. Semua bagian pabrik harus diberi penerangan yang cukup.
d. Distribusi beban harus seimbang antara bagian yang satu dengan yang lain. 6. Pencegahan kebakaran dan penanggulangan bahaya kebakaran.
Penyebab kebakaran dapat berupa :
a. Kemungkinan terjadinya nyala terbuka yang datang dari unit utilitas, workshop, laboratorium dan unit proses lainnya.
b. Terjadinya loncatan bunga api pada sekitar workshop dan stop kontak serta pada alat lainnya.
c. Gangguan peralatan utilitas seperti pada combustion chamber boiler. Cara mengatasi bahaya kebakaran meliputi :
1) Pencegahan bahaya kebakaran.
a. Penempatan alat-alat utilitas yang cukup jauh dari power plant tetapi praktis dari unit proses.
b. Bangunan seperti workshop, laboratorium, dan kantor sebaiknya diletakkan agak jauh dari unit proses.
c. Pemasangan isolasi yang baik pada seluruh kabel transmisi yang ada. d. Diberi tanda-tanda larangan suatu tindakan yang dapat mengakibatkan
kebakaran seperti tanda larangan merokok. 2) Pengamanan dan pengontrolan kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran api harus dilokalisir, harus dapat diketahui kemungkinan apa saja yang dapat terjadi dan bagaimana cara mengatasi. Dimana letak dari pemadam kebakaran ini sesuai dengan tata letak pabrik yaitu dekat dengan bengkel, daerah bahan baku, serta daerah utilitas.
7. Karyawan
Karyawan terutama karyawan proses perlu diberikan bimbingan, pengarahan ataupun pendidikan dan latihan, studi banding serta kursus agar dapat melaksanakan tugasnya yaitu dimana karyawan tersebut ditempatkan sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikan ataupun pengalaman mereka sehingga dengan pertimbangan itu karyawan bekerja dengan tidak membahayakan keselamatan jiwa maupun keselamatan orang lain.
(66)
Pemakaian alat pengaman kerja pada pabrik asam oksalat yaitu berupa Alat Pelindung Diri (APD). Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengaman tempat, peralatan dan lingkungan kerja adalah sangat perlu diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya masih belum dapat dikendalikan
sepenuhnya sehingga perlu digunakan alat pelindung diri.
Penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja sebab telah diketahui bahwa pengguna pelindung diri sangat berperan menciptakan keselamatan ditempat kerja. Bila alat-alat proteksi diri tidak memadai atau tenaga kerja tidak memakainya sama sekali karena mereka lebih senang tanpa pelindung, akibatnya mungkin terjadi kecelakaan pada kepala, mata, kaki, dan lain-lain.
Alat-alat pelindung diri yang digunakan pada pabrik asam oksalat dihidrat ini sebagai berikut :
1. Pakaian kerja
Pakaian kerja merupakan alat pelindung terhadap bahaya-bahaya kecelakaan. Untuk itu, perusahaan menyediakan jenis pakaian kerja yang cocok. Pakaian kerja mungkin cepat rusak oleh karena sifat pekerjaan yang berat, keadaan udara lembab dan pekerjaan penuh kotoran. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin seharusnya berlengan pendek, pas atau tidak longgar pada dada atau punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin mendatangkan bahaya.
2. Kacamata
Salah satu masalah tersulit dalam pencegahan kecelakaan adalah pencegahan yang menimpa mata. Kecelakaan mata berbeda-beda sehingga jenis kacamata pelindung yang digunakan juga beragam. Banyak pekerja yang enggan menggunakan alat pelindung tersebut dengan alasan mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan mengurangi kenikmatan kerja. Tenaga kerja yang berpandangan bahwa resiko kecelakaan terhadap mata adalah besar akan memakainya dengan kesadaran sendiri. Sebaliknya, jika mereka merasa bahwa bahaya itu kecil, mereka tidak akan menggunakannya.
(67)
3. Sepatu pengaman
Sepatu pengaman seharusnya dapat melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh bahan-bahan berat yang menimpah kaki seperti paku atau benda tajam lainnya yang mungkin terinjak. Selain itu sepatu pengaman juga harus bisa melindungi kaki dari bahaya terbakar karena logam cair dan bahan kimia korosif lainnya, juga kemungkinan tersandung atau tergelincir. Biasanya sepatu kulit yang kuat dan baik cukup memberikan perlindungan
4. Sarung tangan
Fungsinya melindungi tangan dan jari-jari dari api panas dingin, radiasi elekrtomagnetik dan radiasi mengion, listrik, bahan kimia, benturan dan pukulan, luka dan lecet, infeksi dan bahaya-bahaya lainnya yang bisa menimpa tangan jenis sarung tangan yang dipakai tergantung dari tingkat kecelakaan yang akan dicegah yang penting jari dan tangan harus bebas bergerak.
5. Helm pengaman
Helm pengaman harus dipakai tenaga kerja yang mungkin tertimpa benda jatuh atau melayang atau benda-benda lain yang bergerak. Di Indonesia sudah ada SNI helm pengaman ini, namun demikian helm pengaman tersebut selayaknya cukup keras dan kokoh tetapi tetap ringan sehingga tidak menggangu pekerjaan. Bahan plastik dengan lapisan kain cocok untuk keperluan ini.
6. Pelindung telinga
Telinga harus dilindungi dari kebisingan. Perlindungan kebisingan dilakukan dengan sumbat atau tutup telinga.
7. Masker
Paru-paru harus dilindungi dari udara tercemar atau kemungkinan kekurangan oksigen dalam udara. Bahan-bahan pencemar dapat berbentuk gas, uap logam, kabut dan debu yang bersifat racun. Sedangkan kekurangan oksigen
(68)
mungkin terjadi ditempat-tempat yang pengudaraannya buruk seperti tangki atau pada areal boiler.
(69)
Tabel. 6.2 Alat Pengaman yang Digunakan
No Nama Alat Pengaman Pekerja yang Dilindungi
1. Masker Petugas yang bekerja pada areal proses dan
laboratorium, boiler dan bengkel
2. Helm pengaman Petugas yang bekerja pada areal proses dan bengkel.
3. Sepatu pengaman Petugas yang bekerja pada areal proses dan bengkel.
4. Sarung tangan Petugas yang bekerja pada areal proses, bengkel dan Laboratorium
5. Hydrant
Petugas yang bekerja pada tempat bahan baku, daerah bahan bakar, areal proses, dan gudang.
6. Pakaian Kerja Petugas yang bekerja pada Laboratorium,
area proses pabrik dan Bengkel
7. Kacamata Petugas yang bekerja pada Bengkel
8. Pelindung telinga Petugas yang bekerja pada areal proses
9. Safety Belt Petugas yang bekerja untuk perbaikan alat
(70)
BAB VII
UTILITAS
Unit utilitas merupakan salah satu bagian paling penting untuk menunjang jalannya proses dalam suatu industri kimia. Pada pra rancangan pabrik asam oksalat ini, digunakan utilitas yang terdiri dari unit-unit :
1. Unit Penyedian Uap (Steam) 2. Unit Penyediaan Air
3. Unit Pembangkit Tenaga Listrik 4. Unit Penyediaan Bahan Bakar 5. Unit Pengolahan Limbah
7.1 Unit Penyediaan Uap (Steam)
Penyediaan steam untuk pabrik dihasilkan oleh boiler. Air umpan boiler terlebih dahulu diolah melalui unit pengolahan air (water treatment) untuk memenuhi syarat sebagai air ketel, sehingga pembentukan kerak dan korosi pada boiler dapat dihindari.
Air umpan boiler mempunyai syarat sebagai berikut : (Tabel 9-53 Perry and Green)
a. Total padatan (Total dissolved solid) : 3500 ppm
b. Alkalinitas : 700 ppm
c. Padatan terlarut : 300 ppm
d. Silika : 60 – 100 ppm
e. Besi : 0,1 ppm
f. Tembaga : 0,5 ppm
g. Oksigen : 0,007 ppm
h. Kesadahan : 0 ppm
i. Kekeruhan : 175 ppm
j. Minyak : 7 ppm
(1)
% Kapasitas Biaya tetap Biaya variabel Total biaya produksi
0,00 33.936.364.403,16 0,00 33.936.364.403,16
10,00 33.936.364.403,16 16.240.489.668,32 50.176.854.071,48
20,00 33.936.364.403,16 32.480.979.336,63 66.417.343.739,79
30,00 33.936.364.403,16 48.721.469.004,95 82.657.833.408,11
40,00 33.936.364.403,16 64.961.958.673,27 98.898.323.076,43
50,00 33.936.364.403,16 81.202.448.341,58 115.138.812.744,74
60,00 33.936.364.403,16 97.442.938.009,90 131.379.302.413,06
70,00 33.936.364.403,16 113.683.427.678,22 147.619.792.081,38
80,00 33.936.364.403,16 129.923.917.346,53 163.860.281.749,69
90,00 33.936.364.403,16 146.164.407.014,85 180.100.771.418,01
100,00 33.936.364.403,16 162.404.896.683,17 196.341.261.086,33
0 50.000.000.000 100.000.000.000 150.000.000.000 200.000.000.000 250.000.000.000 300.000.000.000 350.000.000.000
0 15 30 45 60 75 90 105
Har
g
a
(R
p
)
Kapasitas produksi (%)
Biaya tetap Biaya variabel Total biaya produksi Penjualan
Garis BEP
(2)
Penjualan
0,00 28.853.047.636,23 57.706.095.272,47 86.559.142.908,70 115.412.190.544,94 144.265.238.181,17 173.118.285.817,40 201.971.333.453,64 230.824.381.089,87 259.677.428.726,10 288.530.476.362,34
(3)
IRR
Thn Laba sebelum pajak Pajak Laba Sesudah pajak Depresiasi
0 - - -
-1 85.876.238.906 25.710.371.672 60.165.867.234 6.407.267.197
2 94.463.862.797 28.339.158.839 66.124.703.958 6.407.267.197
3 103.910.249.076 31.173.074.723 72.737.174.353 6.407.267.197
4 114.301.273.984 34.290.382.195 80.010.891.789 6.407.267.197
5 125.731.401.382 37.719.420.415 88.011.980.968 6.407.267.197
6 138.304.541.521 41.491.362.456 96.813.179.064 6.407.267.197
7 152.134.995.673 45.640.498.702 106.494.496.971 6.407.267.197
8 167.348.495.240 50.204.548.572 117.143.946.668 6.407.267.197
9 184.083.344.764 55.225.003.429 128.858.341.335 6.407.267.197
10 202.491.679.240 60.747.503.772 141.744.175.468 6.407.267.197
IRR 46,57
(4)
Net Cash Flow P/F pada i
= 40% PV pada i = 50%
P/F pada
i =50% PV pada i = 60%
-170.483.654.397 1 -170.483.654.397 1 -170.483.654.397
66.573.134.431
0,7143 47.553.189.924 0,6667 44.384.308.725
72.531.971.155
0,5102 37.005.811.683 0,4444 32.233.207.981
79.144.441.550
0,3644 28.840.234.501 0,2963 23.450.498.031
86.418.158.986
0,2603 22.494.646.784 0,1975 17.067.586.400
94.419.248.165
0,1859 17.552.538.234 0,1317 12.435.014.983
103.220.446.261
0,1328 13.707.675.264 0,0878 9.062.755.182
112.901.764.168
0,0949 10.714.377.420 0,0585 6.604.753.204
123.551.213.865
0,0678 8.376.772.300 0,0390 4.818.497.341
135.265.608.532
0,0484 6.546.855.453 0,0260 3.516.905.822
148.151.442.665
0,0346 5.126.039.916 0,0173 2.563.019.958
(5)
TK-01
5 1
Unit Asam Asetat WP SC CTWR RC-01 BP-01 BC-01 1 30 3 30 1 BE-02 TK-03 FP-01 EV-01 C-02 CF-01 BP-02 SC-04 SC-05 FC STEAM CWT FC G-01 BP-03 22 ALIRAN MASSA NO KETERANGAN TEMPERATUR ( oC )
FC TC 1 2 3 4 5 TEMPERATUR CONTROLLER FLOW CONTROLLER SIMBOL 9 10 CWT WP STEAM SC
CTWR COOLING WATER RETURN (TOWER)
NO SIMBOL KETERANGAN 8 7 6 STEAM CONDENSATE WATER PROCESS STEAM
COOLING WATER TOWER
K-01
SC-01 SC-02 VS-01
RV-01 BE-01
UTILITAS
25 CF-01 Centrifuge 1
23 C-02 Cooler 1
22 EV-01 Evaporapor 1
21 P-01 Pompa 1
20 BP-01 Bak Penampung 1
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
1 12 11 11
18 C-01 Cooler 1
19 FP-01 Ftlter Prees 1
1 12 11 11
16 TP-03 Tangki Penampung H2SO4 1 17 R-02 Reaktor Asam Oksalat 1
15 BE-02 Bucket Elevator 1 14 RVF-01 Rotary Vacuum Filter 1 13 SC-03 Screw Conveyor 1 12 VS-01 Vibrating Screen 1 11 SC-02 Screw Conveyor 1 10 TP-01 Tangki Pendingin 1 9 BC-01 Bucket Conveyor 1 8 SC-01 Screw Conveyor 1 7 R-01 Reaktor Kalsium Oksalat 1 6 TK-02 Tangki Penampung Oksigen 1 5 TK-01 Tangki Penampung Ca(OH)2 50% 1 4 BC-01 Belt Conveyor 1 3 BP-01 Tangki Penampung Alang-alang 1 2 RC-01 Rotary Cutter Knife 1 30 BP-03 Bak Penampung 1 29 VS-02 Vibrating Screen 1 28 BM-01 Ball Mill 1 27 SC-04 Screw Conveyor 1
1 G-01 Gudang Bahan Baku 1 No KODE KETERANGAN JUMLAH 26 BP-02 Bak Penampung 1 24 K-01 Kristalizer 1
SC-03
CasO4 (Gypsum)
BP-01 P-01 Humus VS-02 G-02 C-01 BM-01 TK-02 R-01
32 G-02 Gudang Produk 1 31 SC-05 Screw Conveyor 1
TEKANAN (Atm)
FC
TP-01
9981
6301 11351 13351
12351
1734,61
1634,61
15251
1 1830
19801
20551
2154,61
54,6
251001
261001
27551
28301
30301
29 301
33301
32301
34301
R-02 FC
FC
TC
2301
1
1
30
7981
8
1
98
10351
14 1 35 23 1 54 ,6
2454,61
31301
TC TC
FC
FC
TC
PRA RANCANGAN PABRIK ASAM OKSALAT DARI
ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI
Skala : Tanpa Skala
Nama : R. Dennie. A. Pohan NIM: 120425009 Nama : Dr. Ir. Iriany, MSi NIP : 19640613 199003 2 001 Diperiksa / Disetujui
Digambar
Tanggal Tanda Tangan
DIAGRAM ALIR PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN
KAPASITAS 2.500 TON/TAHUN
PROGRAM STUDI EKSTENSI TEKNIK KIMIA DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
3301
Komponen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Selulosa 879,846 879,846 879,846 879,846
Abu 107,696 107,696 107,696 107,696
Silika 71,532 71,532 71,532 71,532
Lignin 360,045 360,045 360,045 360,045
Pentosan 567,886 567,886 567,886 567,886
Ca(OH)2 1490,254 887,397 887,397 887,397 887,397 882,419 4,978 882,419 881,567 0,852
O2 564,839
CaC2O4 347,594 347,594 347,594 347,594 347,594 345,644 1,950 345,644 345,644
Ca(CH3COO)2 429,061 429,061 429,061 429,061 429,061 427,111 1,950 427,111 426,698 0,412
Ca(HCOO)2 353,025 353,025 353,025 353,025 353,025 350,618 2,407 350,618 350,279 350,279
H2O 1490,254 1930,177 1930,177 1930,177 1930,177 1930,177 1919,349 10,828 1919,349 86,411 2003,907 1,853 1630,242 1632,510 1632,510 1629,383 3,127 1629,383 1629,383 1386,000 243,384 243,384 154,242 4,245 149,997 4,245 4,288 0,043 4,245
CO2 477,941
Humus 1107,159 1107,159 1107,159 1107,159 1107,159 1107,159
C2H2O4 243,031 243,031 242,565 0,465 242,565 242,565 242,565 242,565 19,712 0,542 19,170 0,542 0,548 0,005 0,542
CH3COOH 0,313 0,313 0,001 0,001 0,001 0,001 0,313
HCOOH 0,240 0,240 0,239 0,000 0,239 0,239 0,239
CaSO4 369,521 369,521 369,521
H2SO4 319,527 53,255 53,255 53,153 0,102 53,153 53,153 53,153
Impuritis 53,704 53,704 1,995 51,709 1,995 1,478 0,015 1,463
C2H2O4.2H2O 311,994 308,874 3,120 308,874 312,531 3,125 309,406
1987,006 1987,006 1987,006 1987,006 2980,508 564,839 5532,353 4167,016 5054,412 5054,412 5054,412 3925,140 1129,272 3925,140 86,411 3662,451 699,041 1949,769 2298,869 2298,869 1925,341 373,217 1925,341 1925,341 1386,000 539,653 539,653 539,653 315,657 223,996 315,657 318,845 3,188 315,657
(6)
PU-01 BP-01
CL PU-03
PU-04 SF PU-02
Saturated steam
DE
Domestik
Air Proses
MA
PU-05
BP-02
TP-05 Kaporit
PU-14
CE
PU-06
AE H2SO4
PU-08
TP-03 NaOH
PU-10
TP-04
PU-7
FC
KU
PU-8 Air Pendingin Bekas
Air Pendingin
PU-15
Na2CO3
Al2(SO4)3
TP-01 TP-02
148 oC, 4,7 bar
25 oC, 1 atm
SC-01
TB Generator
PU-10 PU-11 Kondensat Bekas
Skala : Tanpa Skala
Nama : R. Dennie. A. Pohan
NIM : 120425009
Nama : Dr. Ir. Iriany, MSi NIP : 19640613 199003 2 001 Diperiksa /
Disetujui Digambar
Tanggal Tanda Tangan
DIAGRAM ALIR PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATANASAM OKSALAT DARI ALANG-ALANG DENGAN METODE PELEBURAN ALKALI DENGAN
KAPASITAS 1.500 TON/TAHUN PROGRAM STUDI EKSTENSI TEKNIK KIMIA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
FC
FC FC
FC
FC
FC FC
FC
FC FC FC
FC FC
FC
FC
FC
Keterangan AE = Anion Exchanger
BP = Bak Penampungan
CE = Cation Exchanger
CL = Clarifier
CTW = Water Cooling Tower
DE = Dearator
KU = Ketel Uap
PU = Pompa Utilitas
SC = Screening
SF = Sand Filter
TB = Tangki Bahan Bakar
TP = Tangki Pelarut
Uap air dari EV
PU-12
FC
PU-13
FC
CTW
PU-9
FC