Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Eucalyptus IND 61 Umur 5 Tahun di IUPHHK PT.Toba Pulp Lestari, Sektor Tele, Sumatera Utara

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbondioksida
(CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC),
perfluorokarbon (PFC) dan sulfur heksafluorida (SF6) di atmosfer sudah
menimbulkan dampak lingkungan dengan naiknya suhu udara di bumi. Konsentrasi
CO2 di atmosfer terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hutan memiliki
fungsi ekologis dalam menjaga iklim. Hal ini terkait dengan kemampuan tegakan
hutan untuk menyerap karbondioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2) dalam
proses fotosintesis. Semakin banyak CO2 yang diserap oleh tumbuhan dan disimpan
dalam bentuk biomassa karbon maka semakin besar pengaruh buruk efek rumah kaca
dapat dikendalikan.

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dengan luas hutan terbesar
yaitu 120,3 juta hektar. Sekitar 17% dari luasan tersebut adalah hutan konservasi
dan 23% hutan lindung, sementara sisanya adalah hutan produksi, dimana lebih
dari 50% nyamerupakan kawasan hutan yang dikelola untuk tujuan produksi hasil
hutan melalui Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan
pembayaran jasa lingkungan melalui Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan

(IUP‐JL). Karena itu selain menjadi tulangpunggung bagi pemasukan penting bagi
negara, kawasan hutan produksi yang luas tersebutjuga menjadi kawasan penting
yang menentukan apakah target penurunan emisi nasionalsebesar 26% dimana
lebih dari sebesar 50% dari sektor kehutanan dapat berhasil atau tidak
(FWI/GFW, 2003).

Universitas Sumatera Utara

2

Perdagangan karbon saat ini sedang intensif dibicarakan oleh masyarakat
dunia. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam menduga kandungan karbon melalui
rumusan allometrik, sehingga dapat diketahui potensi cadangan karbon pada suatu
kawasan. Dengan persentase kawasan hutan yang dikelola untuk tujuan produksi

hasil hutan melaluiIzin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan
pembayaran jasa lingkunganmelalui Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan
(IUP‐JL) ini merupakan pemanfaatan fungsi kawasan yang terbesar yaitu lebih
dari 50 % maka hal ini menjadi salah satu peluang bagi hutan yang berstatus sebagai
Hutan Tanaman Industri (HTI) seperti Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Toba Pulp

Lestari, Sektor Tele yang memiliki potensi untuk ikut ambil bagian namun untuk saat
belum diketahui potensi karbon yang tersimpan di dalamnya. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan penelitian mengenai pendugaan kandungan karbon pada kawasan Hutan
Tanaman Industri (HTI) PT. Toba Pulp Lestari, Sektor Tele tersebut. Penelitian ini
bertujuan untuk menduga besarnya potensi cadangan karbon pada kawasan Hutan
Tanaman Industri (HTI) PT. Toba Pulp Lestari, Sektor Tele. Hasil penelitian ini
diharapkan diperoleh data besarnya potensi besaran karbon yang tersimpan pada
hutan tersebut.

Berdasarkan kondisi di lapangan, kemiringan lokasi penelitian termasuk
ke dalam kategori datar. Lokasi penelitian berada di daerah dataran tinggi,
berkisar antara 1712 mdpl – 1733 mdpl. Suhu udara terendah di lokasi penelitian
ini mencapai ± 16,40C. Kondisi kesuburan tanah pada lokasi penelitian termasuk
kurang subur, dapat dilihat dari vegetasi tumbuhan bawah yang sedikit. Menurut
Wijaya (2009) Kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Toba Pulp Lestari,
Sektor Tele berada pada 02°15’00” - 02°50’00” LU dan 98°20’00” - 98°50’00”
BT, meliputi Kabupaten Samosir (Kecamatan Harian Boho), Kabupaten Pak-pak

Universitas Sumatera Utara


3

Barat (Kecamatan Salak dan Kerajaan) dan Kabupaten Dairi (Kecamatan Sumbul,
Parbuluan, dan Sidikalang).
Pembangunan HTI terutama dimaksudkan untuk merehabilitasi lahanlahan dalam kawasan hutan tidak produktif. Di masa depan peran HTI untuk
memasok kebutuhan kayu akan semakin penting, karena pasokan kayu dari hutan
alam akan terus menurun. Kayu Eucalyptus sp telah menjadi salah satu spesies
pohon yang penting dalam pembangunan HTI di Indonesia. Hingga saat ini,
pohon Eucalyptus sp merupakan spesies yang paling banyak ditanam, terutama
pada HTI di Sumatera. Spesies ini dikembangkan untuk HTI karena
pertumbuhannya yang cepat dan mempunyai kemampuan tumbuh pada lahan
marjinal.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Menganalisis adanya perbedaan kadar karbon pada batang, ranting dan daun
dari Eucalyptus IND 61 umur 5 tahun di IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk Sektor Tele, Sumatera Utara.
2. Mendapatkan model allometrik pendugaan potensi cadangan karbon pada
Eucalyptus IND 61 umur 5 tahun di IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari, Tbk
Sektor Tele, Sumatera Utara.

3. Menduga potensi biomassa dan massa karbon tegakan Eucalyptus IND 61
umur 5 tahun di IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sektor Tele,
Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

4

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan khususnya bagi
peneliti terkait dan pembaca mengenai biomassa dan karbon tegakan
Eucalyptus IND 61 pada umur 5 tahun di IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari,
Tbk Sektor Tele.
2. Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Sektor Tele
merupakan perusahaan yang turut memberikan kontribusi dalam membantu
penyerapan karbon pada isu pemanasan global.
Hipotesis
Adanya perbedaan kadar karbon pada batang, ranting dan daun dari
Eucalyptus IND 61 umur 5 tahun di IUPHHK-HT PT. Toba Pulp Lestari, Tbk

Sektor Tele, Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara