Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etilasetat Daun Ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, penggunaan tanaman obat semakin diperhatikan dengan
berbagai alasan. Diantaranya karena biaya pengobatan secara medis yang semakin
mahal, adanya efek samping untuk pemakaian obat kimiawi jangka panjang,
maupun kesembuhan melalui cara medis yang tidak 100% khususnya untuk
penyakit kronis (Hariana, 2011). Khasiat tanaman obat di Indonesia masih banyak
berdasarkan data empiris, sehingga perlu dibuktikan secara ilmiah.Bukti-bukti
ilmiah akan lebih meyakinkan masyarakat dalam menggunakan obat tradisional
(Muhlisah, 2001).
Salah satu tanaman obat yang sering digunakan untuk pengobatan
tradisional adalah ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)termasuk ke dalam suku
Leguminosae. Bagian dari tanaman ini yang digunakan sebagai obat adalah
daunnya untuk mengobati sembelit, sariawan, dan infeksi bakteri seperti ulkus
kulit, sifilis, bronkitis, infeksi jamur seperti panu, kurap, dan eksim (Yacob,
2009). Secara tradisional masyakarat pesisir Riau menggunakan daun ketepeng
untuk mengobati infeksi kulit terutama penyakit kudis dengan mengambil ± 10
gram daun segar, dicuci lalu ditumbuk sampai lumat dan ditempelkan pada lokasi
infeksi (Anonim, 2016). Penelitian menunjukkan bahwa aktifitas antibakteri daun
ketepeng
dikarenakan adanya senyawa-senyawa kimia seperti fenol, tanin,
saponin, steroid, flavonoid, dan karbohidrat (Owoyale, 2005).
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada kulit
antara lain bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis,
danPseudomonas aeruginosa.Staphylococcus aureus merupakan salah satu
1
Universitas Sumatera Utara
bakteri patogen utama pada manusia.Sumber utama infeksi ini adalah pada lukaluka yang terbuka, benda-benda yang terkontaminasi luka, serta saluran napas dan
kulit manusia (Jawetz, 2007).Sedangkan Staphylococcus epidermidis merupakan
bakteri penyebab infeksi kulit yang ringan yang disertai pembentukan
abses.Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri penyebab 10-20% infeksi
nosokomial.Sering diisolasi dari penderita dengan neoplastik, luka, dan luka bakar
yang berat.Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan
bagian bawah, saluran kemih, mata, dan lain-lainnya (Warsa, 1994).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun
ketepeng efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa secara invitro dengan konsentrasi hambat minimum
masing-masing 12 mg/ml dan 20 mg/ml (Doughari, 2007), akan tetapi pada
penelitian tersebut tidak menggunakan pelarut etanol dan belum sampai pada
tahap fraksinasi. Fraksinasi adalah suatu metode pemisahan senyawa organik
berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa tersebut dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur, biasanya antara pelarut air dan pelarut organik.(Soebagio,
2005).
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis melakukan pengujian aktivitas
antibakteri ekstrak serta fraksi n-heksan dan etilasetat daun ketepeng (Senna alata
(L.)Roxb.)terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
dan Pseudomonas aeruginosa yang merupakan beberapa bakteri
yang
menyebabkan infeksi pada kulit. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang
dikandung, dilakukan skirining fitokimia terhadap simplisia, ekstrak, fraksi nheksan dan fraksi etil asetat daun ketepeng serta dilakukan karakterisasi simplisia
daun ketepeng.
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahannya adalah:
a. golongan senyawa kimia apa yang terdapat dalam simplisia daun
ketepeng?
b. bagaimana karakteristik dari simplisia daun ketepeng?
c. apakah ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat daun
ketepeng memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa.
1.3 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
a. golongan senyawa kimia yang ada didalam simplisia daun ketepeng adalah
tanin, saponin, glikosida, flavonoid, dan fenol.
b. karakteristik simplisia daun ketepeng memenuhi persyaratan MMI.
c. ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat daun ketepeng
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk:
a. mengetahui golongan senyawa kimia pada simplisia daun ketepeng.
b. mengetahui karakteristik dari simplisia daun ketepeng.
c. mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana
danfraksietilasetatdaunketepengterhadapbakteriStaphylococcusaureus,
Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa.
3
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
bukti ilmiah khasiat antibakteri dari daun ketepeng terhadap beberapa bakteri
penyebab infeksi kulit.
4
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, penggunaan tanaman obat semakin diperhatikan dengan
berbagai alasan. Diantaranya karena biaya pengobatan secara medis yang semakin
mahal, adanya efek samping untuk pemakaian obat kimiawi jangka panjang,
maupun kesembuhan melalui cara medis yang tidak 100% khususnya untuk
penyakit kronis (Hariana, 2011). Khasiat tanaman obat di Indonesia masih banyak
berdasarkan data empiris, sehingga perlu dibuktikan secara ilmiah.Bukti-bukti
ilmiah akan lebih meyakinkan masyarakat dalam menggunakan obat tradisional
(Muhlisah, 2001).
Salah satu tanaman obat yang sering digunakan untuk pengobatan
tradisional adalah ketepeng (Senna alata (L.)Roxb.)termasuk ke dalam suku
Leguminosae. Bagian dari tanaman ini yang digunakan sebagai obat adalah
daunnya untuk mengobati sembelit, sariawan, dan infeksi bakteri seperti ulkus
kulit, sifilis, bronkitis, infeksi jamur seperti panu, kurap, dan eksim (Yacob,
2009). Secara tradisional masyakarat pesisir Riau menggunakan daun ketepeng
untuk mengobati infeksi kulit terutama penyakit kudis dengan mengambil ± 10
gram daun segar, dicuci lalu ditumbuk sampai lumat dan ditempelkan pada lokasi
infeksi (Anonim, 2016). Penelitian menunjukkan bahwa aktifitas antibakteri daun
ketepeng
dikarenakan adanya senyawa-senyawa kimia seperti fenol, tanin,
saponin, steroid, flavonoid, dan karbohidrat (Owoyale, 2005).
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan penyakit infeksi pada kulit
antara lain bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis,
danPseudomonas aeruginosa.Staphylococcus aureus merupakan salah satu
1
Universitas Sumatera Utara
bakteri patogen utama pada manusia.Sumber utama infeksi ini adalah pada lukaluka yang terbuka, benda-benda yang terkontaminasi luka, serta saluran napas dan
kulit manusia (Jawetz, 2007).Sedangkan Staphylococcus epidermidis merupakan
bakteri penyebab infeksi kulit yang ringan yang disertai pembentukan
abses.Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri penyebab 10-20% infeksi
nosokomial.Sering diisolasi dari penderita dengan neoplastik, luka, dan luka bakar
yang berat.Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan
bagian bawah, saluran kemih, mata, dan lain-lainnya (Warsa, 1994).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun
ketepeng efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Pseudomonas aeruginosa secara invitro dengan konsentrasi hambat minimum
masing-masing 12 mg/ml dan 20 mg/ml (Doughari, 2007), akan tetapi pada
penelitian tersebut tidak menggunakan pelarut etanol dan belum sampai pada
tahap fraksinasi. Fraksinasi adalah suatu metode pemisahan senyawa organik
berdasarkan kelarutan senyawa-senyawa tersebut dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur, biasanya antara pelarut air dan pelarut organik.(Soebagio,
2005).
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis melakukan pengujian aktivitas
antibakteri ekstrak serta fraksi n-heksan dan etilasetat daun ketepeng (Senna alata
(L.)Roxb.)terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
dan Pseudomonas aeruginosa yang merupakan beberapa bakteri
yang
menyebabkan infeksi pada kulit. Untuk mengetahui golongan senyawa kimia yang
dikandung, dilakukan skirining fitokimia terhadap simplisia, ekstrak, fraksi nheksan dan fraksi etil asetat daun ketepeng serta dilakukan karakterisasi simplisia
daun ketepeng.
2
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahannya adalah:
a. golongan senyawa kimia apa yang terdapat dalam simplisia daun
ketepeng?
b. bagaimana karakteristik dari simplisia daun ketepeng?
c. apakah ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat daun
ketepeng memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa.
1.3 Hipotesis
Berdasarkan permasalahan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah:
a. golongan senyawa kimia yang ada didalam simplisia daun ketepeng adalah
tanin, saponin, glikosida, flavonoid, dan fenol.
b. karakteristik simplisia daun ketepeng memenuhi persyaratan MMI.
c. ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat daun ketepeng
mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus,
Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk:
a. mengetahui golongan senyawa kimia pada simplisia daun ketepeng.
b. mengetahui karakteristik dari simplisia daun ketepeng.
c. mengetahui adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol, fraksi n-heksana
danfraksietilasetatdaunketepengterhadapbakteriStaphylococcusaureus,
Staphylococcus epidermidis, dan Pseudomonas aeruginosa.
3
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan
bukti ilmiah khasiat antibakteri dari daun ketepeng terhadap beberapa bakteri
penyebab infeksi kulit.
4
Universitas Sumatera Utara