Lamp II SK 302 Thn 2017 ttg IL.PT. GLOBAL(3)
Lampiran II:
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR : 188.44/ 302 /KUM/2017
TANGGAL 8 AGUSTUS 2017
TENTANG
IZIN
LINGKUNGAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
DAN
OPERASIONAL
PANGKALAN TRANSPORTIR BAHAN BAKAR
MINYAK PT. GLOBAL BORNEO TRANSPORT DI
TRANS KALIMANTAN SIMPANG 4 HANDIL
BAKTI, KECAMATAN ALALAK, KABUPATEN
BARITO KUALA,
TELAAHAN
SEBAGAI
DASAR
ARAHAN
PENGELOLAAN
DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
PT. Global Borneo Transport
yang
bergerak
pada
bidang transportir
bbm industri, yang menyalurkan bbm industri kepada pihak industri.
Penyaluran dilakukan dengan rit yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dengan
pihak
pembeli
(industri)
dengan
menggunakan
kendaraan
angkutan armada truk tangki minyak yang siap melakukan pengiriman
minyak.
Prakiraan dampak yang terjadi pada pembangunan dan operasional
pangkalan transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport
dikaji mulai dari tahap pra konstruksi sampai tahap operasi, Analisa
perkiraan dampak dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran
bagaimana suatu komponen atau parameter lingkungan yang akan
berubah
akibat
adanya
suatu
aktivitas/kegiatan
manusia.
Metode
perkiraan dampak yang dipakai adalah pendekatan yang bersifat formal
maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku
mutu lingkungan yang ada.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan dan operasional pangkalan
transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport wajib
melakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang
ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan sehingga
pembangunan dan operasional pangkalan transportir bahan bakar minyak
sebagai sarana pemenuhan hidup bagi masyarakat secara keseluruhan
dapat
terwujud.
Mengingat
dampak
yang
ditimbulkan
tersebut,
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Melengkapi
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan,
maka
kegiatan
ini
wajib
dilengkapi dokumen UKL dan UPL. pembangunan dan operasional
pangkalan transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport
berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, baik
berupa dampak positif maupun dampak negatif, untuk meminimalkan
dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka perlu dilakukan
perencanaan
pengelolaan
lingkungan
usaha
kegiatan.
Perencanaan
pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai pedoman dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang
muncul
akibat
kegiatan
pembangunan
dan
operasional
pangkalan
transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport di Keluruhan
Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, diperkirakan
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak
tersebut
meliputi
komponen
lingkungan
fisik–kimia,
biologi,
sosial
ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan
sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu
dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah
akibat
adanya
suatu
aktivitas/kegiatan
manusia,
maka
dilakukan
perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan
adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan
menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada
sehingga
perlu
dilakukan
arahan
pengelolaan
dan
pemantauan.
Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak
negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha
dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan
dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan
sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap
kontruksi dan tahap operasi, maka program kegiatan yang dilakukan
adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI DAN OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Survey lapangan
Survey lapangan dimaksudkan untuk melihat dari dekat kondisi fisik,
kimia dan biologi lingkungan serta data ekonomi sosial budaya, data
kesehatan masyarakat setempat dan data-data perencanaan teknis
lainnya. Kegiatan ini mempunyai dampak terhadap lingkungan yaitu
pada
komponen
sosial
ekonomi
yaitu
adanya
keresahan
pada
masyarakat. Kegiatan ini berpengaruh pada ekososbud bersifat sesaat,
dengan penjelasan dan pemberina informasi yang tepat, lengkap dan
transparan pada masyarakat keresahan dapat dihindari. Pembebasan
lahan tidak dilaksanakan karena lahan adalah milik sendiri.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Sosialisasi kegiatan yang akan dilakukan sehingga masyarakat
dapat mengetahui secara jelas dan lengkap mengenai proyek
pembangunan dan operasional pangkalan transportir bahan bakar
minyak dan manfaatnya bagi masyarakat dan daerah sekitarnya.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosialisasi dan Perizinan
Kegiatan sosialisasi diprakirakan menimbulkan dampak positif dan
negatif pada komponen sikap dan persepsi masyarakat, terutama bagi
masyarakat
sekitar
yang
terkait
dengan
pangkalan transportir bahan bakar minyak.
lokasi
pembangunan
Dampak negatif yang
muncul pada sikap dan persepsi masyarakat akan menghasilkan
dampak lanjutan pada kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan secara terbuka yang melibatkan
semua elemen yang terkait yang berlandaskan azas musyawarah
untuk mufakat akan dapat mengeliminir sikap dan persepsi negatif
dari masyarakat dan gangguan keamanan dan ketertiban yang dipicu
oleh kecemburuan sosial. Hal ini juga didukung dengan pengurusan
perizinan yang berlaku sebagai bentuk pentaatan terhadap peraturan
dan perundangan yang berlaku. Dampak positif yang muncul antara
lain adalah persepsi masyarakat akan kemudahan pengisian bahan
bakar untuk kendaraan umum maupun pribadi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana
pembangunan pangkalan transportir bahan bakar minyak secara
keseluruhan kepada masyarakat.
Mentaati dan memenuhi segala perizinan yang diperlukan.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembersihan Lahan
Pembersihan
lahan
pemadatan tanah.
meliputi
pembersihan,
pengurugan,
dan
Penggunaan peralatan pada saat pembersihan
lahan akan menghasilkan gas buang CO dan CO2 serta akan
meningkatkan kebisingan dilokasi proyek.
Selain itu lahan yang
terbuka dan diikuti dengan kegiatan pengurugan serta pemadatan
akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan hidrologi
terutama terhadap arah aliran dan resapan air. Dampak primer yang
ditimbulkan oleh kegiatan pembersihan lahan ini selanjutnya akan
menimbulkan dampak negatif lanjutan pada komponen lingkungan lain
yaitu kualitas air, biota air, kesehatan masyarakat, serta sikap dan
persepsi masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Melakukan pembersihan dan pematangan lahan sesuai dengan
keperluan proyek, penggunaan penutup telinga (ear plug) bagi
pekerja, mengisolasi air larian dengan membuat saluran keliling.
4. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Mobilisasi
Peralatan
dan
Material Konstruksi
Kegiatan mobilisasi berupa pengangkutan peralatan dan material
konstruksi berdampak terhadap lalu lintas darat terutama kemacetan
dan
kenyamanan
berlalu
lintas
serta
meningkatnya
kerawanan
lalulintas, terutama disegmen jalan menuju ke lokasi proyek.
Hilir
mudiknya
juga
truk-truk
pengangkut
material
konstruksi
ini
menyebabkan meningkatnya kadar debu dan gas buang disepanjang
jalan yang dilewati.
Untuk itu perlu ditambahkan rambu-rambu lalu
lintas disekitar pangkalan transportir bahan bakar minyak serta perlu
adanya analisa dampak lalu lintas.
Dampak primer yang timbul ini
selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Terhadap penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
yang mungkin terjadi, upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan
adalah dengan cara
mengurangi
kecepatan
kendaraan untuk
mengurangi kebisingan dan menghimbau kepada pemilik dan sopir
kendaraan pengangkut agar tidak terjadi pembakaran yang tidak
sempurna, sedangkan untuk mengurangi tingkat kecelakaan dan
kemacetan lalu lintas darat adalah dengan melakukan pengangkutan
pada jam-jam tidak sibuk (sepi) dan penggunaaan sopir yang sadar
berlalulintas serta pemasangan rambu-rambu lalulintas.
5. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Penerimaan
tenaga
kerja
konstruksi
Hampir seluruh peralatan dan material yang dibutuhkan dalam
pembangunan Pembangunan dan Opersional Pangkalan Transportir
Bahan Bakar Minyak di datangkan dari daerah Barito Kuala dan
sekitarnya.
Peralatan dan material diangkut dengan menggunakan
jalan darat menuju lokasi kegiatan. Komponen kegitan yang mungkin
menimbulkan dampak lingkungan terjadi pada komponen fisik kimia
yaitu adanya peningkatan konsentrasi debu di udara, meningkatkan
kebisingan serta meningkatnya kemacetan. Dampak ini sifatnya
sementara dan pada lokasi tertentu saja sehingga dampak dapat
berkurang bila pekerjaan berakhir.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga
kerja konstruksi.
Melakukan
penerimaan
tenaga
kerja
secara
terbuka
dan
transparan
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembangunan konstruksi fisik
pangkalan transportir bbm
Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak yang akan dibangun terdiri
atas kanopi untuk mobil dan motor, Ruang kantor, Ruang genset, Toilet
dan Gudang.
Pada tahap ini komponen kegiatan yang menimbulkan dampak
lingkungan
terjadi
pada
komponen
fisik
kimia
yaitu
adanya
peningkatan konsentrasi debu di udara serta kebisingan.
Namun
dampak ini hanya bersifat sesaat saja sehingga dampak tidak
berlanjut.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Perawatan peralatan yang digunakan sehiingga kebisingan, gas
buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan.
plug
bagi
pekerja,
pemberlakuan
Penggunaan ear
peraturan-peraturan
K3,
meminimalkan perubahan tata guna lahan dan sistem hidrologis
dengan melakukan pembangunan fisik pangkalan transportir bahan
bakar minyak sesuai dengan keperluan dan tetap menyediakan
lahan terbuka hijau yang cukup, serta membuat saluran keliling dan
melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
keberadaan
pangkalan
transportir
bahan
tentang
manfaat
bakar
minyak
bagi
Terhadap
Pembangunan
Sarana
dan
penunjang
untuk
masyarakat sekitar.
7. Pengelolaan
Dampak
prasarana penunjang
Sarana
dan
prasarana
kelancaran
operasional
Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak yang akan dibangun
meliputi jalan masuk, , drainase, jaringan listrik, tempat sampah,
instalasi untuk pemadam kebakaran, Olie catcher, Sumur pantau dan
lainnya.
Untuk pembuatan sumur pantau akan didesain dengan
kedalaman lebih dari 3 m dengan konstruksi dari beton cor-coran dan
dilengkapi dengan pipa PVC dimater 4˝ ditambah ijuk dan kerikil. Pada
sumur pantau ini bagian atas akan ditutup dengan pelat berukuran
tebal 3 mm. Di sekitar lokasi kegiatan akan dipasang rambu-rambu lalu
lintas terutama diareal jalan masuk serta akan dipasang lampu
penerangan jalan yang berguna untuk mencegah terjadinya kecelakan.
Pada tahap ini komponen kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
pada lingkungan bersifat negatif. Kegiatan ini menimbulkan dampak
negatif yaitu penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Perawatan peralatan yang digunakan sehiingga kebisingan, gas
buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan.
plug
bagi
pekerja,
pemberlakuan
Penggunaan ear
peraturan-peraturan
K3,
meminimalkan perubahan tata guna lahan dan sistem hidrologis
dengan melakukan pembangunan fisik pangkalan transportir bahan
bakar minyak sesuai dengan keperluan dan tetap menyediakan
lahan terbuka hijau yang cukup, serta membuat saluran keliling dan
melakukan
sosialisasi
kepada
keberadaan
pangkalan
transportir
masyarakat sekitar.
masyarakat
bahan
tentang
bakar
manfaat
minyak
bagi
8. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Penerimaan
tenaga
kerja
Pengelola Pangkalan Transportir BBM
Pengangkatan pegawai Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak
dimaksudkan adalah pengangkatan pegawai Pangkalan Transportir
Bahan Bakar Minyak kontrak.
Pegawai ini merupakan pegawai yang
bertugas pada pengelolaan Kantor, keamanan, pengelolaan kebersihan
dan yang lebih penting adalah tenaga pelayanan distribusi.
tahap
ini
komponen
lingkungna
yang
terkena
dampak
Pada
adalah
komponen sosial ekonomi dimana terjadi keresahan pada masyarakat
yaitu adanya perasaan sentiment like and dislike dalam penerimaan
pegawai.
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah tenaga kerja
yang mempunyai ketrampilan atau keahlian pada bidang kerjanya
serta mempunyai pengalaman. Tenaga kerja yang direkrut diharapkan
dapat melaksanakan pekerjaannya secara mandiri. Tenaga kerja yang
dibutuhkan pada tahap operasional adalah tenaga kerja lapangan,
Operasional kantor, bengkel, keamanan dan bagian logistik yang
keseluruhan berjumlah 61 orang.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Penerimaan tenaga kerja secara tranparan lebih mengutamakan
masyarakat
local
sesuai
dengan
tingkat
pendidikan
dan
keterampilan yang dibutuhkan, seleksi kesehatan bagi tenaga kerja
serta
memberikan
keterampilan
dan
kesempatan
kepada
masyarakat sekitar untuk berusaha dibidang jasa/usaha yang secara
langsung
maupun
tidak
langsung
terkait
dengan
keberadaan
pangkalan transportir bahan bakar minyak.
9. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Transportir Bahan Bakar Minyak
Pengoperasionalan
Pangkalan
Operasional
Transportir
Bahan
Pangkalan
Bakar
Minyak
dimaksudkan adalah pelayanan utama yaitu pelaksanaan distribusi
bahan bakar minyak serta pelayanan penunjang yaitu perbengkelan.
Penyaluran bahan bakar minyak (BBM) di distribusikan kepada
konsumen/perusahaan-perusahan yang berada diwilayah Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Pada
tahap
ini
yang
mempunyai
dampak
terhadap
komponen
lingkungan fisik kimia yaitu tercemarnya badan air dan air bersih
akibat tumpahan, bocoran bahan bakar dan oli. Dampak lingkungan
lain dari tahap operasional ini adalah adanya penambahan kemacetan
akibat adanya antrian pada jam-jam sibuk, sehingga dimungkinkan
timbulnya dampak sekunder yaitu peningkatan kebisingan, polutan
udara (CO, NO2, SO2, serta debu) bagi lingkungan. Dampak sekunder
dari kegiatan operasional Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak
adalah rawan terjadi kebakaran. Selain kegiatan operasional tersebut
akan ada kegiatan domestik seperti penggunaan kamar mandi, toilet,
air wudhu dan akan menghasilkan air limbah domestik yang akan
dikelola melalui aliran menuju septic tank.
Adapun tahapan kegiatan operasional Transportir PT. Global Borneo
Transport antara lain :
a. Mempersiapkan armada darat berupa truck tangki yang telah lulus
uji dari Dishubkominfo maupun badan Metereologi dan Geofisika
setempat.
b. Untuk pengiriman kepada konsumen melalui Moda Darat/ Truck
tangki akan dilakukan pemompaan BBM dengan menggunakan selang
isap dan bongkar melalui alat flowmeter/ alat ukur BBM sesuai dengan
ukuran
kapasitas
masing-masing
truck
tangki
sesuai
dengan
permintaan, untuk selanjutnya dikirimkan kepada konsumen.
c. Truck tangki yang digunakan untuk pengiriman BBM kepada
Konsumen yang selesai diisi akan dilakukan pengukuran menggunakan
alat
sundingan
tera
dan
pasta,
selanjutnya
tangki
dilakukan
penyegelan pada masing-masing menhol/ penutup penempungan BBM
baik untuk pengisian maupun pengeluaran BBM.
d. Mempersiapkann surat kirim berupa berita acara penerimaan BBM,
Faktur, Invoice, Delivery Note/ Surat Jalan, Delivery Orders/ Bukti Tebus
kepada Konsumen.
e. Selanjutnya BBM siap untuk didistribusikan kepada konsumen.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Membuat
saluran
drainase
kolam/bak kutipan minyak.
keliling
yang
bermuara
pada
Melakukan penanaman pohon yang mampu menyerap bahan
pencemar
udara
dan
meredam
suara
bising
disekitar
lokasi
pangkalan transportir bahan bakar minyak.
Pembuatan larangan menyalakan api disekitar lokasi yang ada
bahan berbahaya untuk menghindari terjadinya kebakaran.
Menyediakan alat/sistem pemadam kebakaran.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan seperti
masker dan kacamata.
Melakukan pengaturan antrian keluar masuk dan lalulintas
disekitar pangkalan transportir bahan bakar minyak dengan cara
pemasangan
rambu
dan
menyediakan
tenaga
kerja
untuk
pengaturan lalulintas.
10.Pengelolaan Dampak Terhadap Operasional
Pemeliharaan sarana dan prasarana
Operasional
genset
jika
terjadi
pemadaman
Genset
aliran
listrik
dan
akan
menimbulkan bunyi sehingga akan berdampak terhadap komponen
lingkungan kebisingan.
Operasional genset juga akan menghasilkan
gas buang seperti CO, NO2, dan SO2 (bahan pencemar udara)
sehingga kadar kadar gas buang tersebut diudara menjadi meningkat
dan akan menurunkan kualitas udara, disamping itu perawatannya
akan menghasilkan oli bekas yang bersama aliran permukaan akan
masuk ke badan air sehingga mempengaruhi kualitas perairan
tersebut.
Pada tahap operasi yang perlu diperhatikan adalah :
a. Sistem pembuangan sampah
Kegiatan pembuangan sampah berkaitan dengan produksi sampah,
penyimpanan,
pengangkutan,
pembuangan
/pengolahan
sampah.
Komponen kegiatan ini akan berdampak pada aspek lingkungan fisik
kimia, bakteriologis yaitu timbulnya bau, pencemaran pada tanah dan
timbulnya
penyakit.
Karena
menjadi
tempat
bersarang
dan
berkembang biaknya vector serangga dan tikus. Pengelolaan sampah
padat dilakukan dengan membuat dan menempatkan tempat sampah
pada areal Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak yang mudah
dijangkau
oleh
karyawan,
Sampah
nantinya
akan
dilakukan
pengambilan secara berkala oleh karyawan bagian kebersihan dan
dibuang ke lokasi TPS yang berada disekitar lokasi kegiatan, untuk
selanjutnya
masuk
kedalam
sistem
pengelolaan
sampah
yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Barito Kuala.
b. Sistem drainase
Kegiatan drainase menyangkut aspek area tangkapan, pengaliran air
hujan, peresapan air dan pengumpulan air pada areal Pangkalan
Transportir Bahan Bakar Minyak dilakukan dengan cara pembuatan
saluran keliling. Komponne kegiatan ini akan berdampak pada aspek
lingkungan fisik kimia yaitu terjadinya genangan dan penularan
penyakit.
c. Sistem pembuangan air limbah
Kegiatan
pembuangan
air
limbah/atau
sisa
buangan
olie
akan
ditangkap dengan menggunakan oil catcher yang didesain sedemikian
rupa di areal Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak. Dibuat juga
drainase keliling untuk mengelola buangan air tersebut.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Melakukan perawatan genset serta sarana dan prasarana secara
berkala, menempatkan genset pada suatu ruang yang mampu
mengurangi
tingkat
kebisingan
yang
ditimbulkannya
dan
mengurangi ceceran pelumas dan BBM serta melakukan penanaman
pohon
yang
mampu
menyerap
bahan
pencemar
udara
dan
kebisingan disekitar pangkalan transportir bahan bakar minyak.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Pembangunan dan Operasional Pangkalan
Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global Borneo Transport di Trans
Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten
Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa pertimbangan
sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan dan
Operasional Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global
Borneo Transport di Trans Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan
pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun
2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 2000-2015 dan
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan dan Operasional Pangkalan
Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global Borneo Transport di Trans
Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten
Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin
keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur perijinan
yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan
segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih
namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila
memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah
diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah
dilakukan baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosialekonomi-budaya maupun pendekatan institusi.
4. Dari
aspek
kemitraan
dengan
pihak
masyarakat
terutama
masyarakat di wilayah Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak
menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak
langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau
sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak
5. sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan
atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera
diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
dan Operasional Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global
Borneo Transport di Trans Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR : 188.44/ 302 /KUM/2017
TANGGAL 8 AGUSTUS 2017
TENTANG
IZIN
LINGKUNGAN
KEGIATAN
PEMBANGUNAN
DAN
OPERASIONAL
PANGKALAN TRANSPORTIR BAHAN BAKAR
MINYAK PT. GLOBAL BORNEO TRANSPORT DI
TRANS KALIMANTAN SIMPANG 4 HANDIL
BAKTI, KECAMATAN ALALAK, KABUPATEN
BARITO KUALA,
TELAAHAN
SEBAGAI
DASAR
ARAHAN
PENGELOLAAN
DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
PT. Global Borneo Transport
yang
bergerak
pada
bidang transportir
bbm industri, yang menyalurkan bbm industri kepada pihak industri.
Penyaluran dilakukan dengan rit yang telah ditetapkan oleh perusahaan
dengan
pihak
pembeli
(industri)
dengan
menggunakan
kendaraan
angkutan armada truk tangki minyak yang siap melakukan pengiriman
minyak.
Prakiraan dampak yang terjadi pada pembangunan dan operasional
pangkalan transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport
dikaji mulai dari tahap pra konstruksi sampai tahap operasi, Analisa
perkiraan dampak dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran
bagaimana suatu komponen atau parameter lingkungan yang akan
berubah
akibat
adanya
suatu
aktivitas/kegiatan
manusia.
Metode
perkiraan dampak yang dipakai adalah pendekatan yang bersifat formal
maupun non formal dengan menggunakan kriteria atau standar baku
mutu lingkungan yang ada.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan dan operasional pangkalan
transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport wajib
melakukan upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang
ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan sehingga
pembangunan dan operasional pangkalan transportir bahan bakar minyak
sebagai sarana pemenuhan hidup bagi masyarakat secara keseluruhan
dapat
terwujud.
Mengingat
dampak
yang
ditimbulkan
tersebut,
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Melengkapi
Analisis
Mengenai
Dampak
Lingkungan,
maka
kegiatan
ini
wajib
dilengkapi dokumen UKL dan UPL. pembangunan dan operasional
pangkalan transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport
berpotensi untuk menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitar, baik
berupa dampak positif maupun dampak negatif, untuk meminimalkan
dampak yang terjadi dari suatu kegiatan tersebut maka perlu dilakukan
perencanaan
pengelolaan
lingkungan
usaha
kegiatan.
Perencanaan
pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai pedoman dalam
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Berdasarkan kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang
muncul
akibat
kegiatan
pembangunan
dan
operasional
pangkalan
transportir bahan bakar minyak PT. Global Borneo Transport di Keluruhan
Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, diperkirakan
akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang bersifat
positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena dampak
tersebut
meliputi
komponen
lingkungan
fisik–kimia,
biologi,
sosial
ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan
sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu
dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah
akibat
adanya
suatu
aktivitas/kegiatan
manusia,
maka
dilakukan
perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan
adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan
menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada
sehingga
perlu
dilakukan
arahan
pengelolaan
dan
pemantauan.
Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak
negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha
dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan
dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan
sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap
kontruksi dan tahap operasi, maka program kegiatan yang dilakukan
adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI DAN OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Survey lapangan
Survey lapangan dimaksudkan untuk melihat dari dekat kondisi fisik,
kimia dan biologi lingkungan serta data ekonomi sosial budaya, data
kesehatan masyarakat setempat dan data-data perencanaan teknis
lainnya. Kegiatan ini mempunyai dampak terhadap lingkungan yaitu
pada
komponen
sosial
ekonomi
yaitu
adanya
keresahan
pada
masyarakat. Kegiatan ini berpengaruh pada ekososbud bersifat sesaat,
dengan penjelasan dan pemberina informasi yang tepat, lengkap dan
transparan pada masyarakat keresahan dapat dihindari. Pembebasan
lahan tidak dilaksanakan karena lahan adalah milik sendiri.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Sosialisasi kegiatan yang akan dilakukan sehingga masyarakat
dapat mengetahui secara jelas dan lengkap mengenai proyek
pembangunan dan operasional pangkalan transportir bahan bakar
minyak dan manfaatnya bagi masyarakat dan daerah sekitarnya.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosialisasi dan Perizinan
Kegiatan sosialisasi diprakirakan menimbulkan dampak positif dan
negatif pada komponen sikap dan persepsi masyarakat, terutama bagi
masyarakat
sekitar
yang
terkait
dengan
pangkalan transportir bahan bakar minyak.
lokasi
pembangunan
Dampak negatif yang
muncul pada sikap dan persepsi masyarakat akan menghasilkan
dampak lanjutan pada kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat.
Kegiatan sosialisasi yang dilakukan secara terbuka yang melibatkan
semua elemen yang terkait yang berlandaskan azas musyawarah
untuk mufakat akan dapat mengeliminir sikap dan persepsi negatif
dari masyarakat dan gangguan keamanan dan ketertiban yang dipicu
oleh kecemburuan sosial. Hal ini juga didukung dengan pengurusan
perizinan yang berlaku sebagai bentuk pentaatan terhadap peraturan
dan perundangan yang berlaku. Dampak positif yang muncul antara
lain adalah persepsi masyarakat akan kemudahan pengisian bahan
bakar untuk kendaraan umum maupun pribadi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang rencana
pembangunan pangkalan transportir bahan bakar minyak secara
keseluruhan kepada masyarakat.
Mentaati dan memenuhi segala perizinan yang diperlukan.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembersihan Lahan
Pembersihan
lahan
pemadatan tanah.
meliputi
pembersihan,
pengurugan,
dan
Penggunaan peralatan pada saat pembersihan
lahan akan menghasilkan gas buang CO dan CO2 serta akan
meningkatkan kebisingan dilokasi proyek.
Selain itu lahan yang
terbuka dan diikuti dengan kegiatan pengurugan serta pemadatan
akan menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan hidrologi
terutama terhadap arah aliran dan resapan air. Dampak primer yang
ditimbulkan oleh kegiatan pembersihan lahan ini selanjutnya akan
menimbulkan dampak negatif lanjutan pada komponen lingkungan lain
yaitu kualitas air, biota air, kesehatan masyarakat, serta sikap dan
persepsi masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Melakukan pembersihan dan pematangan lahan sesuai dengan
keperluan proyek, penggunaan penutup telinga (ear plug) bagi
pekerja, mengisolasi air larian dengan membuat saluran keliling.
4. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Mobilisasi
Peralatan
dan
Material Konstruksi
Kegiatan mobilisasi berupa pengangkutan peralatan dan material
konstruksi berdampak terhadap lalu lintas darat terutama kemacetan
dan
kenyamanan
berlalu
lintas
serta
meningkatnya
kerawanan
lalulintas, terutama disegmen jalan menuju ke lokasi proyek.
Hilir
mudiknya
juga
truk-truk
pengangkut
material
konstruksi
ini
menyebabkan meningkatnya kadar debu dan gas buang disepanjang
jalan yang dilewati.
Untuk itu perlu ditambahkan rambu-rambu lalu
lintas disekitar pangkalan transportir bahan bakar minyak serta perlu
adanya analisa dampak lalu lintas.
Dampak primer yang timbul ini
selanjutnya akan menimbulkan dampak negatif lanjutan terhadap
kesehatan masyarakat serta sikap dan persepsi masyarakat.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Terhadap penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan
yang mungkin terjadi, upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan
adalah dengan cara
mengurangi
kecepatan
kendaraan untuk
mengurangi kebisingan dan menghimbau kepada pemilik dan sopir
kendaraan pengangkut agar tidak terjadi pembakaran yang tidak
sempurna, sedangkan untuk mengurangi tingkat kecelakaan dan
kemacetan lalu lintas darat adalah dengan melakukan pengangkutan
pada jam-jam tidak sibuk (sepi) dan penggunaaan sopir yang sadar
berlalulintas serta pemasangan rambu-rambu lalulintas.
5. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Penerimaan
tenaga
kerja
konstruksi
Hampir seluruh peralatan dan material yang dibutuhkan dalam
pembangunan Pembangunan dan Opersional Pangkalan Transportir
Bahan Bakar Minyak di datangkan dari daerah Barito Kuala dan
sekitarnya.
Peralatan dan material diangkut dengan menggunakan
jalan darat menuju lokasi kegiatan. Komponen kegitan yang mungkin
menimbulkan dampak lingkungan terjadi pada komponen fisik kimia
yaitu adanya peningkatan konsentrasi debu di udara, meningkatkan
kebisingan serta meningkatnya kemacetan. Dampak ini sifatnya
sementara dan pada lokasi tertentu saja sehingga dampak dapat
berkurang bila pekerjaan berakhir.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Mengutamakan tenaga kerja lokal dalam penerimaan tenaga
kerja konstruksi.
Melakukan
penerimaan
tenaga
kerja
secara
terbuka
dan
transparan
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Pembangunan konstruksi fisik
pangkalan transportir bbm
Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak yang akan dibangun terdiri
atas kanopi untuk mobil dan motor, Ruang kantor, Ruang genset, Toilet
dan Gudang.
Pada tahap ini komponen kegiatan yang menimbulkan dampak
lingkungan
terjadi
pada
komponen
fisik
kimia
yaitu
adanya
peningkatan konsentrasi debu di udara serta kebisingan.
Namun
dampak ini hanya bersifat sesaat saja sehingga dampak tidak
berlanjut.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Perawatan peralatan yang digunakan sehiingga kebisingan, gas
buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan.
plug
bagi
pekerja,
pemberlakuan
Penggunaan ear
peraturan-peraturan
K3,
meminimalkan perubahan tata guna lahan dan sistem hidrologis
dengan melakukan pembangunan fisik pangkalan transportir bahan
bakar minyak sesuai dengan keperluan dan tetap menyediakan
lahan terbuka hijau yang cukup, serta membuat saluran keliling dan
melakukan
sosialisasi
kepada
masyarakat
keberadaan
pangkalan
transportir
bahan
tentang
manfaat
bakar
minyak
bagi
Terhadap
Pembangunan
Sarana
dan
penunjang
untuk
masyarakat sekitar.
7. Pengelolaan
Dampak
prasarana penunjang
Sarana
dan
prasarana
kelancaran
operasional
Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak yang akan dibangun
meliputi jalan masuk, , drainase, jaringan listrik, tempat sampah,
instalasi untuk pemadam kebakaran, Olie catcher, Sumur pantau dan
lainnya.
Untuk pembuatan sumur pantau akan didesain dengan
kedalaman lebih dari 3 m dengan konstruksi dari beton cor-coran dan
dilengkapi dengan pipa PVC dimater 4˝ ditambah ijuk dan kerikil. Pada
sumur pantau ini bagian atas akan ditutup dengan pelat berukuran
tebal 3 mm. Di sekitar lokasi kegiatan akan dipasang rambu-rambu lalu
lintas terutama diareal jalan masuk serta akan dipasang lampu
penerangan jalan yang berguna untuk mencegah terjadinya kecelakan.
Pada tahap ini komponen kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
pada lingkungan bersifat negatif. Kegiatan ini menimbulkan dampak
negatif yaitu penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Perawatan peralatan yang digunakan sehiingga kebisingan, gas
buang dan ceceran minyak dapat diminimalkan.
plug
bagi
pekerja,
pemberlakuan
Penggunaan ear
peraturan-peraturan
K3,
meminimalkan perubahan tata guna lahan dan sistem hidrologis
dengan melakukan pembangunan fisik pangkalan transportir bahan
bakar minyak sesuai dengan keperluan dan tetap menyediakan
lahan terbuka hijau yang cukup, serta membuat saluran keliling dan
melakukan
sosialisasi
kepada
keberadaan
pangkalan
transportir
masyarakat sekitar.
masyarakat
bahan
tentang
bakar
manfaat
minyak
bagi
8. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Penerimaan
tenaga
kerja
Pengelola Pangkalan Transportir BBM
Pengangkatan pegawai Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak
dimaksudkan adalah pengangkatan pegawai Pangkalan Transportir
Bahan Bakar Minyak kontrak.
Pegawai ini merupakan pegawai yang
bertugas pada pengelolaan Kantor, keamanan, pengelolaan kebersihan
dan yang lebih penting adalah tenaga pelayanan distribusi.
tahap
ini
komponen
lingkungna
yang
terkena
dampak
Pada
adalah
komponen sosial ekonomi dimana terjadi keresahan pada masyarakat
yaitu adanya perasaan sentiment like and dislike dalam penerimaan
pegawai.
Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah tenaga kerja
yang mempunyai ketrampilan atau keahlian pada bidang kerjanya
serta mempunyai pengalaman. Tenaga kerja yang direkrut diharapkan
dapat melaksanakan pekerjaannya secara mandiri. Tenaga kerja yang
dibutuhkan pada tahap operasional adalah tenaga kerja lapangan,
Operasional kantor, bengkel, keamanan dan bagian logistik yang
keseluruhan berjumlah 61 orang.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Penerimaan tenaga kerja secara tranparan lebih mengutamakan
masyarakat
local
sesuai
dengan
tingkat
pendidikan
dan
keterampilan yang dibutuhkan, seleksi kesehatan bagi tenaga kerja
serta
memberikan
keterampilan
dan
kesempatan
kepada
masyarakat sekitar untuk berusaha dibidang jasa/usaha yang secara
langsung
maupun
tidak
langsung
terkait
dengan
keberadaan
pangkalan transportir bahan bakar minyak.
9. Pengelolaan
Dampak
Terhadap
Transportir Bahan Bakar Minyak
Pengoperasionalan
Pangkalan
Operasional
Transportir
Bahan
Pangkalan
Bakar
Minyak
dimaksudkan adalah pelayanan utama yaitu pelaksanaan distribusi
bahan bakar minyak serta pelayanan penunjang yaitu perbengkelan.
Penyaluran bahan bakar minyak (BBM) di distribusikan kepada
konsumen/perusahaan-perusahan yang berada diwilayah Kalimantan
Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Pada
tahap
ini
yang
mempunyai
dampak
terhadap
komponen
lingkungan fisik kimia yaitu tercemarnya badan air dan air bersih
akibat tumpahan, bocoran bahan bakar dan oli. Dampak lingkungan
lain dari tahap operasional ini adalah adanya penambahan kemacetan
akibat adanya antrian pada jam-jam sibuk, sehingga dimungkinkan
timbulnya dampak sekunder yaitu peningkatan kebisingan, polutan
udara (CO, NO2, SO2, serta debu) bagi lingkungan. Dampak sekunder
dari kegiatan operasional Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak
adalah rawan terjadi kebakaran. Selain kegiatan operasional tersebut
akan ada kegiatan domestik seperti penggunaan kamar mandi, toilet,
air wudhu dan akan menghasilkan air limbah domestik yang akan
dikelola melalui aliran menuju septic tank.
Adapun tahapan kegiatan operasional Transportir PT. Global Borneo
Transport antara lain :
a. Mempersiapkan armada darat berupa truck tangki yang telah lulus
uji dari Dishubkominfo maupun badan Metereologi dan Geofisika
setempat.
b. Untuk pengiriman kepada konsumen melalui Moda Darat/ Truck
tangki akan dilakukan pemompaan BBM dengan menggunakan selang
isap dan bongkar melalui alat flowmeter/ alat ukur BBM sesuai dengan
ukuran
kapasitas
masing-masing
truck
tangki
sesuai
dengan
permintaan, untuk selanjutnya dikirimkan kepada konsumen.
c. Truck tangki yang digunakan untuk pengiriman BBM kepada
Konsumen yang selesai diisi akan dilakukan pengukuran menggunakan
alat
sundingan
tera
dan
pasta,
selanjutnya
tangki
dilakukan
penyegelan pada masing-masing menhol/ penutup penempungan BBM
baik untuk pengisian maupun pengeluaran BBM.
d. Mempersiapkann surat kirim berupa berita acara penerimaan BBM,
Faktur, Invoice, Delivery Note/ Surat Jalan, Delivery Orders/ Bukti Tebus
kepada Konsumen.
e. Selanjutnya BBM siap untuk didistribusikan kepada konsumen.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Membuat
saluran
drainase
kolam/bak kutipan minyak.
keliling
yang
bermuara
pada
Melakukan penanaman pohon yang mampu menyerap bahan
pencemar
udara
dan
meredam
suara
bising
disekitar
lokasi
pangkalan transportir bahan bakar minyak.
Pembuatan larangan menyalakan api disekitar lokasi yang ada
bahan berbahaya untuk menghindari terjadinya kebakaran.
Menyediakan alat/sistem pemadam kebakaran.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi karyawan seperti
masker dan kacamata.
Melakukan pengaturan antrian keluar masuk dan lalulintas
disekitar pangkalan transportir bahan bakar minyak dengan cara
pemasangan
rambu
dan
menyediakan
tenaga
kerja
untuk
pengaturan lalulintas.
10.Pengelolaan Dampak Terhadap Operasional
Pemeliharaan sarana dan prasarana
Operasional
genset
jika
terjadi
pemadaman
Genset
aliran
listrik
dan
akan
menimbulkan bunyi sehingga akan berdampak terhadap komponen
lingkungan kebisingan.
Operasional genset juga akan menghasilkan
gas buang seperti CO, NO2, dan SO2 (bahan pencemar udara)
sehingga kadar kadar gas buang tersebut diudara menjadi meningkat
dan akan menurunkan kualitas udara, disamping itu perawatannya
akan menghasilkan oli bekas yang bersama aliran permukaan akan
masuk ke badan air sehingga mempengaruhi kualitas perairan
tersebut.
Pada tahap operasi yang perlu diperhatikan adalah :
a. Sistem pembuangan sampah
Kegiatan pembuangan sampah berkaitan dengan produksi sampah,
penyimpanan,
pengangkutan,
pembuangan
/pengolahan
sampah.
Komponen kegiatan ini akan berdampak pada aspek lingkungan fisik
kimia, bakteriologis yaitu timbulnya bau, pencemaran pada tanah dan
timbulnya
penyakit.
Karena
menjadi
tempat
bersarang
dan
berkembang biaknya vector serangga dan tikus. Pengelolaan sampah
padat dilakukan dengan membuat dan menempatkan tempat sampah
pada areal Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak yang mudah
dijangkau
oleh
karyawan,
Sampah
nantinya
akan
dilakukan
pengambilan secara berkala oleh karyawan bagian kebersihan dan
dibuang ke lokasi TPS yang berada disekitar lokasi kegiatan, untuk
selanjutnya
masuk
kedalam
sistem
pengelolaan
sampah
yang
dilakukan pemerintah Kabupaten Barito Kuala.
b. Sistem drainase
Kegiatan drainase menyangkut aspek area tangkapan, pengaliran air
hujan, peresapan air dan pengumpulan air pada areal Pangkalan
Transportir Bahan Bakar Minyak dilakukan dengan cara pembuatan
saluran keliling. Komponne kegiatan ini akan berdampak pada aspek
lingkungan fisik kimia yaitu terjadinya genangan dan penularan
penyakit.
c. Sistem pembuangan air limbah
Kegiatan
pembuangan
air
limbah/atau
sisa
buangan
olie
akan
ditangkap dengan menggunakan oil catcher yang didesain sedemikian
rupa di areal Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak. Dibuat juga
drainase keliling untuk mengelola buangan air tersebut.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
Melakukan perawatan genset serta sarana dan prasarana secara
berkala, menempatkan genset pada suatu ruang yang mampu
mengurangi
tingkat
kebisingan
yang
ditimbulkannya
dan
mengurangi ceceran pelumas dan BBM serta melakukan penanaman
pohon
yang
mampu
menyerap
bahan
pencemar
udara
dan
kebisingan disekitar pangkalan transportir bahan bakar minyak.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Pembangunan dan Operasional Pangkalan
Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global Borneo Transport di Trans
Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten
Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa pertimbangan
sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan dan
Operasional Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global
Borneo Transport di Trans Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala tidak menyalahi aturan
pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan nomor 9 tahun
2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan Tahun 2000-2015 dan
Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan dan Operasional Pangkalan
Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global Borneo Transport di Trans
Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten
Barito Kuala telah didesain sedemikian rupa sehingga terjamin
keamanannya dan akan dibangun sesuai dengan prosedur perijinan
yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan
segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih
namun lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila
memang dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah
diberikan rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah
dilakukan baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosialekonomi-budaya maupun pendekatan institusi.
4. Dari
aspek
kemitraan
dengan
pihak
masyarakat
terutama
masyarakat di wilayah Kelurahan Handil Bakti Kecamatan Alalak
menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak
langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau
sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak
5. sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan
atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera
diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
dan Operasional Pangkalan Transportir Bahan Bakar Minyak PT. Global
Borneo Transport di Trans Kalimantan Simpang 4 Handil Bakti,
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD