Lamp II Rekomendasi SK 303 Thn 2017 ttg IL.PT KRUING(3)
Lampiran II
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR : 188.44/303 /KUM/2017
TANGGAL 8 AGUSTUS 2017
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN
BATOLA
RESIDENCE PT. KERUWING INDAH (TAHAP II)
DI DESA SUNGAI LUMBAH, RT.
11,KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO
KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya
pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai kemampuan
hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesejahteraan
yang optimal. Pemenuhan akan perumahan merupakan hak setiap warga
Indonesia. Negara dalam hal ini pemerintah daerah berkewajiban
mengupayakan dan memfasilitasi setiap usaha kearah kondisi tersebut.
Fungsi rumah selain sebagai tempat berlindung dan membentuk keluarga
rumah juga sebagai wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh
kembang anggota keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial.
Untuk memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi
beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman juga
punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu perumahan dan
permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga berjalan sesuai dengan
fungsinya.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan perumahan wajib melakukan
upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang ditimbulkan
seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan sehingga perumahan
sebagai sarana pemenuhan hidup bagi masyarakat secara keseluruhan
dapat terwujud. Mengingat dampak yang ditimbulkan tersebut,
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Melengkapi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi
dokumen UKL dan UPL. Pembangunan Perumahan Batola Residence PT.
Keruwing Indah (Tahap II) berpotensi untuk menimbulkan dampak
terhadap lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak
negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan
tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha
kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Berdasarkan
kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang muncul akibat
kegiatan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di
Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang
bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena
dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial
ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan
sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu
dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah
akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka dilakukan
perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan
adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan
menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada
sehingga
perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan.
Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak
negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha
dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan
dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan
sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap
kontruksi dan tahap operasi, maka program kegiatan yang dilakukan
adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI DAN OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat pada saat prakontruksi akan bersifat positif
selama dalam penerimaan tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar.
Dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja, terutama tenaga kerja
nonskill yang akan diterima, maka jumlah mereka yang terkena
dampak cukup banyak. Dampak yang terjadi akan berlangsung selama
kegiatan pembangunan perumahan berlangsung.
Kontroversi di masyarakat dan/atau kepada pelaksana kegiatan dapat
muncul apabila tenaga kerja yang diterima lebih banyak dari luar
daerah sekitar lokasi kegiatan, karena hal tersebut akan menimbulkan
kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal. Selain itu dengan
memperhatikan berbagai latar belakang struktur dan komposisi
penduduk yang terdiri atas berbagai etnis yang akan berinteraksi dalam
kehidupan seharihari, kurang pemahaman terhadap keberadaan sistem
nilai dari suku lain dan kurangnya saling pengertian antara penduduk
dapat memicu terjadinya konflik sosial yang akan mengganggu
ketertiban dan keamanan di daerah studi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Pemberian sumbangan dana pembangunan sarana dan prasarana
umum.
•
Ikut berperan serta dalam kegiatan yang bersifat nasional dan
keagamaan di masyarakat sekitar.
•
Mengadakan kegiatan musyawarah, keagamaan dan keolahragaan di
masyarakat sekitar.
•
Penggajian karyawan mengacu ketentuan UMP.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap Konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi
menyebabkan terjadinya perubahan kualitas udara terutama berupa
peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan tingkat kebisingan, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Menguji/menghentikan mesin yang tidak layak.
•
Pembinaan penggunaan masker dan earplug.
•
Penanaman atau menanami kembali tanaman pelindung yang mati.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Lalu Lintas
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi
menyebabkan terjadinya kerusakan jalan dan kemacetan arus lalu
lintas serta peningkatan kecelakan pada jalan yang dilalui, terutama
akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Mengatur waktu kegiatan, terutama kegiatan pengangkutan
material.
•
Pengaturan lalu lintas didepan jalan masuk.
•
Memberikan ruang yang cukup untuk keluar masuk kendaraan.
•
Memasang tanda/ramburambu peringatan disekitar lokasi kegiatan.
•
Pembinaan perilaku karyawan tentang keselamatan berlalu lintas.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Dampak positif berupa peningkatan sosial ekonomi masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan pada tahap kontruksi berkaitan erat dengan
terbukanya kesempatan kerja dan berusaha dari adanya kegiatan
pembangunan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap
II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11. Dengan diterimanya penduduk
sekitar menjadi tenaga kerja pembangunan perumahan tentunya akan
mengakibatkan peningkatan pendapatan keluarga. Terlebih lagi apabila
hal tersebut dapat memunculkan pola nafkah ganda dalam keluarga
yang tentunya akan sangat membantu kondisi perekonomian keluarga.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan tenaga kerja lokal sebanyak 50%.
•
Memberikan upah yang wajar sesuai ketentuan peraturan.
•
Pembinaan karyawan tentang pentingnya alat safety.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
Mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
Perubahan status kesehatan masyarakat, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan seleksi ketat terhadap kesehatan pelamar, terutama bagi
penderitapenderita
yang
bersifat carrier dengan cara
memberlakukan syarat kesehatan yang diperoleh dari Dokter
Pemerintah dalam penerimaan karyawan (medical check up).
•
Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat terhadap penderita
penyakit dan carrier.
•
Penerapan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan.
•
Meningkatkan perilaku sehat dilingkungan kerja.
•
Mewajibkan para pekerja menggunakan masker dan earplug.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Tanah
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas ± 90.000 M2
( 9,00 ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 mengakibatkan penurunan kualitas tanah pada
area tersebut, terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan lahan secara optimal dengan pembangunan sarana dan
prasarana sesuai kebutuhan operasional.
•
Penanaman tanaman pelindung dan tanaman sela di lahan kosong
dan disekeliling areal tapak usaha.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Flora dan Fauna
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas ± 90.000 M2
( 9,00 ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 mengakibatkan penurunan biota teresterial pada
area tersebut, terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Penanaman tanaman pelindung pada lahan kosong sebagai tanaman
sela dan disekeliling tapak usaha dengan jarak tanam 4 m, dengan
menggunakan tanaman setempat, misalnya Galam. Tanaman lain
yang bisa digunakan antara lain Ketapang, Akasia dll.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Penggunaan energi pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan Terjadi peningkatan kadar debu dan gas kimia udara kurang
50% dan sesaat.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap opeasional ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan tingkat kebisingan, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Penghijaun di Tapak Proyek (di sepanjang jalan) dengan
menggunakan jenis tanaman setempat seperti galam atau tanaman
penghiujauan lain seperti Ketapang, Akasia dan tanaman penghijuan
lainnya.
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan perawatan peralatan secara berkala.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air
Penggunaan rumah/hunian Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 diprediksi menyebabkan
terjadinya perubahan kualitas air permukaan, terutama akibat aktivitas
dapur dan MCK serta timbulan sampah pada tahap operasi.
Aktivitas harian penggunaan rumah/hunian akan menghasilkan
sampah berupa sisasisa bahan makanan dan makanan yang tidak
termakan. Sampah ini kalau dibuang secara langsung dan
sembarangan, akan berdampak terhadap estetika dan kualitas air
permukaan yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap
kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan
dapur berupa pencucian bahan makanan dan peralatan dapur lainnya
akan menghasilkan limbah cair yang dapat berdampak negatif terhadap
kualitas air badan air penerima. Limbah cair tersebut banyak
mengandung bahan organik yang walaupun tingkat toksisitasnya
tergolong rendah, namun dalam proses dekomposisinya akan
menimbulkan bau tidak sedap dan merupakan media hidup yang baik
bagi organisme patogen, sehingga dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap kesehatan masyarakat. Dalam proses dekomposisinya, bahan
organik memerlukan sejumlah oksigen terlarut yang diambil dari
perairan dan akan menghasilkan senyawasenyawa kimia yang bersifat
toksik bagi organisme perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan
mengganggu keseimbangan ekologis badan air penerima limbah.
Kegiatan MCK dengan menggunakan sabun dan detergen serta bahan
lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung
bahanbahan kimia. Hal ini akan mengakibatkan dampak negatif
terhadap parameter kualitas air, berupa peningkatan kandungan fosfat
dan senyawa lainnya di perairan. Peningkatan kandungan fosfat ini
akan mempengaruhi kesimbangan N/P diperairan sehingga unsur N
akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem perairan. Senyawa
senyawa lainnya yang terdapat dalam limbah cair tersebut juga akan
masuk ke perairan sehingga akan menurunkan nilai kualitas air dan
mengganggu kehidupan organisme perairan yang ada di dalamnya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Membuat TPS disekitar lokasi perumahan yang mudah dijangkau
warga dengan perbandingan rasio =
Jumlah daya tampung TPS X 1000.
Jumlah penduduk
•
Melakukan pengarahan kepada warga perumahan agar tidak
membuang sampah sembarangan
•
Membuat septic tank untuk satu rumah satu septictank dengan
jarak minimal 10 meter dari sumur.
•
Membuat IPAL untuk pembuangan limbah rumah tangga.
•
Adanya petugas yang mengangkut sampah dari rumah ke TPS, dari
TPS Ke Pembuangan sampah selanjutnya.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala
tidak menyalahi aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan nomor 9 tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan
Tahun 20002015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala
nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Batola Residence
PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala telah didesain
sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya dan akan
dibangun sesuai dengan prosedur perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan
segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih namun
lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila memang
dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah diberikan
rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah dilakukan
baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosialekonomibudaya
maupun pendekatan institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama
masyarakat di wilayah Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan
Alalak, menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak
langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau
sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak
sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan
atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera
diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11, Rt. 11 Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD
KEPUTUSAN BUPATI BARITO KUALA
NOMOR : 188.44/303 /KUM/2017
TANGGAL 8 AGUSTUS 2017
TENTANG IZIN LINGKUNGAN KEGIATAN
PEMBANGUNAN PERUMAHAN
BATOLA
RESIDENCE PT. KERUWING INDAH (TAHAP II)
DI DESA SUNGAI LUMBAH, RT.
11,KECAMATAN ALALAK KABUPATEN BARITO
KUALA,
TELAAHAN SEBAGAI DASAR ARAHAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN.
Pembangunan perumahan pada hakikatnya adalah penyelenggaraan upaya
pemenuhan kebutuhan rakyat akan papan. Untuk mencapai kemampuan
hidup damai bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan kesejahteraan
yang optimal. Pemenuhan akan perumahan merupakan hak setiap warga
Indonesia. Negara dalam hal ini pemerintah daerah berkewajiban
mengupayakan dan memfasilitasi setiap usaha kearah kondisi tersebut.
Fungsi rumah selain sebagai tempat berlindung dan membentuk keluarga
rumah juga sebagai wahanan pendidikan dan penunjang proses tumbuh
kembang anggota keluarga baik dari segi fisik mental maupun sosial.
Untuk memfungsikan rumah seperti tujuan tersebut maka harus dipenuhi
beberapa persyaratan rumah yang kondusif. Lingkungan pemukiman juga
punya peran yang penting dalam hal tersebut. Untuk itu perumahan dan
permukiman perlu dikelola dengan baik sehingga berjalan sesuai dengan
fungsinya.
Menyadari hal tersebut maka pembangunan perumahan wajib melakukan
upaya pengelolaan lingkungan agar dampak negatif yang ditimbulkan
seperti pencemaran lingkungan dapat diminimalkan sehingga perumahan
sebagai sarana pemenuhan hidup bagi masyarakat secara keseluruhan
dapat terwujud. Mengingat dampak yang ditimbulkan tersebut,
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012
tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan yang Wajib Melengkapi
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, maka kegiatan ini wajib dilengkapi
dokumen UKL dan UPL. Pembangunan Perumahan Batola Residence PT.
Keruwing Indah (Tahap II) berpotensi untuk menimbulkan dampak
terhadap lingkungan sekitar, baik berupa dampak positif maupun dampak
negatif, untuk meminimalkan dampak yang terjadi dari suatu kegiatan
tersebut maka perlu dilakukan perencanaan pengelolaan lingkungan usaha
kegiatan.
Perencanaan pengelolaan tersebut tertuang dalam dokumen sebagai
pedoman dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan. Berdasarkan
kepada hasil prakiraan dan evaluasi terhadap dampak yang muncul akibat
kegiatan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di
Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan, baik yang
bersifat positif maupun negatif. Komponen lingkungan yang terkena
dampak tersebut meliputi komponen lingkungan fisik–kimia, biologi, sosial
ekonomi dan budaya, serta kesehatan masyarakat dimana besaran dan
sifat dampak akan bervariasi terhadap komponen lingkungan yang satu
dengan komponen yang lainnya baik pada tahap pra konstruksi, tahap
konsruksi dan tahap operasi.
Untuk mengetahui bagaimana suatu komponen lingkungan akan berubah
akibat adanya suatu aktivitas/kegiatan manusia, maka dilakukan
perkiraan dampak lingkungan. Metode perkiraan dampak yang digunakan
adalah pendekatan yang bersifat formal maupun non formal dengan
menggunakan kriteria atau standar baku mutu lingkungan yang ada
sehingga
perlu dilakukan arahan pengelolaan dan pemantauan.
Pengelolaan terhadap dampak ini bertujuan untuk meminimalkan dampak
negatif dan mengoptimalkan dampak positifnya. Dari rencana usaha
dan/atau kegiatan yang dilaksanaan ini berdasarkan rona lingkungan dan
dampak yang ditimbulkan maka pengelolaan yang dilakukan berdasarkan
sumber dampak dan jenis dampak baik pada tahap pra konstruksi, tahap
kontruksi dan tahap operasi, maka program kegiatan yang dilakukan
adalah :
A. SUMBER DAN JENIS DAMPAK PADA TAHAP PRA KONSTRUKSI,
KONSTRUKSI DAN OPERASI
1. Pengelolaan Dampak Terhadap Sikap dan Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat pada saat prakontruksi akan bersifat positif
selama dalam penerimaan tenaga kerja memprioritaskan warga sekitar.
Dengan memperhatikan jumlah tenaga kerja, terutama tenaga kerja
nonskill yang akan diterima, maka jumlah mereka yang terkena
dampak cukup banyak. Dampak yang terjadi akan berlangsung selama
kegiatan pembangunan perumahan berlangsung.
Kontroversi di masyarakat dan/atau kepada pelaksana kegiatan dapat
muncul apabila tenaga kerja yang diterima lebih banyak dari luar
daerah sekitar lokasi kegiatan, karena hal tersebut akan menimbulkan
kecemburuan sosial bagi tenaga kerja lokal. Selain itu dengan
memperhatikan berbagai latar belakang struktur dan komposisi
penduduk yang terdiri atas berbagai etnis yang akan berinteraksi dalam
kehidupan seharihari, kurang pemahaman terhadap keberadaan sistem
nilai dari suku lain dan kurangnya saling pengertian antara penduduk
dapat memicu terjadinya konflik sosial yang akan mengganggu
ketertiban dan keamanan di daerah studi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Pemberian sumbangan dana pembangunan sarana dan prasarana
umum.
•
Ikut berperan serta dalam kegiatan yang bersifat nasional dan
keagamaan di masyarakat sekitar.
•
Mengadakan kegiatan musyawarah, keagamaan dan keolahragaan di
masyarakat sekitar.
•
Penggajian karyawan mengacu ketentuan UMP.
2. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap Konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi
menyebabkan terjadinya perubahan kualitas udara terutama berupa
peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap konstruksi ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan tingkat kebisingan, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Menguji/menghentikan mesin yang tidak layak.
•
Pembinaan penggunaan masker dan earplug.
•
Penanaman atau menanami kembali tanaman pelindung yang mati.
3. Pengelolaan Dampak Terhadap Lalu Lintas
Mobilisasi peralatan dan pengadaan material pada tahap konstruksi
kegiatan pembangunan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi
menyebabkan terjadinya kerusakan jalan dan kemacetan arus lalu
lintas serta peningkatan kecelakan pada jalan yang dilalui, terutama
akibat aktivitas truck pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Mengatur waktu kegiatan, terutama kegiatan pengangkutan
material.
•
Pengaturan lalu lintas didepan jalan masuk.
•
Memberikan ruang yang cukup untuk keluar masuk kendaraan.
•
Memasang tanda/ramburambu peringatan disekitar lokasi kegiatan.
•
Pembinaan perilaku karyawan tentang keselamatan berlalu lintas.
4. Pengelolaan Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Dampak positif berupa peningkatan sosial ekonomi masyarakat di
sekitar lokasi kegiatan pada tahap kontruksi berkaitan erat dengan
terbukanya kesempatan kerja dan berusaha dari adanya kegiatan
pembangunan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap
II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11. Dengan diterimanya penduduk
sekitar menjadi tenaga kerja pembangunan perumahan tentunya akan
mengakibatkan peningkatan pendapatan keluarga. Terlebih lagi apabila
hal tersebut dapat memunculkan pola nafkah ganda dalam keluarga
yang tentunya akan sangat membantu kondisi perekonomian keluarga.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan tenaga kerja lokal sebanyak 50%.
•
Memberikan upah yang wajar sesuai ketentuan peraturan.
•
Pembinaan karyawan tentang pentingnya alat safety.
5. Pengelolaan Dampak Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3)
Mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
Perubahan status kesehatan masyarakat, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan seleksi ketat terhadap kesehatan pelamar, terutama bagi
penderitapenderita
yang
bersifat carrier dengan cara
memberlakukan syarat kesehatan yang diperoleh dari Dokter
Pemerintah dalam penerimaan karyawan (medical check up).
•
Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat terhadap penderita
penyakit dan carrier.
•
Penerapan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan.
•
Meningkatkan perilaku sehat dilingkungan kerja.
•
Mewajibkan para pekerja menggunakan masker dan earplug.
6. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Tanah
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas ± 90.000 M2
( 9,00 ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 mengakibatkan penurunan kualitas tanah pada
area tersebut, terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Pemanfaatan lahan secara optimal dengan pembangunan sarana dan
prasarana sesuai kebutuhan operasional.
•
Penanaman tanaman pelindung dan tanaman sela di lahan kosong
dan disekeliling areal tapak usaha.
7. Pengelolaan Dampak Terhadap Flora dan Fauna
Kegiatan Pembersihan lahan pada area tapak seluas ± 90.000 M2
( 9,00 ha) dan Pekerjaan struktur pada tahap konstruksi pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 mengakibatkan penurunan biota teresterial pada
area tersebut, terutama akibat proses pembukaan lahan.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Penanaman tanaman pelindung pada lahan kosong sebagai tanaman
sela dan disekeliling tapak usaha dengan jarak tanam 4 m, dengan
menggunakan tanaman setempat, misalnya Galam. Tanaman lain
yang bisa digunakan antara lain Ketapang, Akasia dll.
8. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Udara dan Kebisingan
Penggunaan energi pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan Terjadi peningkatan kadar debu dan gas kimia udara kurang
50% dan sesaat.
Adapun kegiatan pembangunan jalan pada tahap opeasional ini
diprediksi menyebabkan juga terjadinya perubahan kualitas udara
terutama berupa peningkatan dispersi debu yang disebabkan oleh
aktivitas truk pengangkut material konstruksi jalan dan proses
pemadatan tanah urug jalan. Sedangkan Mobilisasi peralatan dan
pengadaan material pada tahap operasional kegiatan pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 ini diprediksi menyebabkan terjadinya
perubahan tingkat kebisingan, terutama akibat aktivitas truck
pengangkut peralatan dan material konstruksi.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Melakukan penyiraman pada jalan.
•
Penghijaun di Tapak Proyek (di sepanjang jalan) dengan
menggunakan jenis tanaman setempat seperti galam atau tanaman
penghiujauan lain seperti Ketapang, Akasia dan tanaman penghijuan
lainnya.
•
Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut.
•
Melakukan perawatan peralatan secara berkala.
9. Pengelolaan Dampak Terhadap Kualitas Air
Penggunaan rumah/hunian Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 diprediksi menyebabkan
terjadinya perubahan kualitas air permukaan, terutama akibat aktivitas
dapur dan MCK serta timbulan sampah pada tahap operasi.
Aktivitas harian penggunaan rumah/hunian akan menghasilkan
sampah berupa sisasisa bahan makanan dan makanan yang tidak
termakan. Sampah ini kalau dibuang secara langsung dan
sembarangan, akan berdampak terhadap estetika dan kualitas air
permukaan yang selanjutnya dapat berdampak lanjutan terhadap
kesehatan penghuni rumah dan masyarakat sekitar. Selain itu, kegiatan
dapur berupa pencucian bahan makanan dan peralatan dapur lainnya
akan menghasilkan limbah cair yang dapat berdampak negatif terhadap
kualitas air badan air penerima. Limbah cair tersebut banyak
mengandung bahan organik yang walaupun tingkat toksisitasnya
tergolong rendah, namun dalam proses dekomposisinya akan
menimbulkan bau tidak sedap dan merupakan media hidup yang baik
bagi organisme patogen, sehingga dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap kesehatan masyarakat. Dalam proses dekomposisinya, bahan
organik memerlukan sejumlah oksigen terlarut yang diambil dari
perairan dan akan menghasilkan senyawasenyawa kimia yang bersifat
toksik bagi organisme perairan seperti NH3 dan H2S sehingga akan
mengganggu keseimbangan ekologis badan air penerima limbah.
Kegiatan MCK dengan menggunakan sabun dan detergen serta bahan
lainnya akan menghasilkan limbah cair yang banyak mengandung
bahanbahan kimia. Hal ini akan mengakibatkan dampak negatif
terhadap parameter kualitas air, berupa peningkatan kandungan fosfat
dan senyawa lainnya di perairan. Peningkatan kandungan fosfat ini
akan mempengaruhi kesimbangan N/P diperairan sehingga unsur N
akan menjadi faktor pembatas pada ekosistem perairan. Senyawa
senyawa lainnya yang terdapat dalam limbah cair tersebut juga akan
masuk ke perairan sehingga akan menurunkan nilai kualitas air dan
mengganggu kehidupan organisme perairan yang ada di dalamnya.
Upaya pengelolaan yang harus dilakukan untuk meminalisasi dampak
yang ditimbulkan adalah :
•
Membuat TPS disekitar lokasi perumahan yang mudah dijangkau
warga dengan perbandingan rasio =
Jumlah daya tampung TPS X 1000.
Jumlah penduduk
•
Melakukan pengarahan kepada warga perumahan agar tidak
membuang sampah sembarangan
•
Membuat septic tank untuk satu rumah satu septictank dengan
jarak minimal 10 meter dari sumur.
•
Membuat IPAL untuk pembuangan limbah rumah tangga.
•
Adanya petugas yang mengangkut sampah dari rumah ke TPS, dari
TPS Ke Pembuangan sampah selanjutnya.
B. REKOMENDASI KELAYAKAN LINGKUNGAN
Dari hasil analisis prakiraan dampak penting dan evaluasi dampak
penting, maka kegiatan Perumahan Batola Residence PT. Keruwing
Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan Alalak,
Kabupaten Barito Kuala dapat dinilai layak dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut :
1. Dari aspek ketataruangan, keberadaan kegiatan Pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala
tidak menyalahi aturan pada Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan nomor 9 tahun 2000 tentang RTRW Kalimantan Selatan
Tahun 20002015 dan Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala
nomor 6 tahun 2012.
2. Aspek teknis kegiatan Pembangunan Perumahan Batola Residence
PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa Sungai Lumbah, Rt. 11
Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala telah didesain
sedemikian rupa sehingga terjamin keamanannya dan akan
dibangun sesuai dengan prosedur perijinan yang akan diperoleh.
3. Penanganan dampak terhadap lingkungan dapat ditangani dengan
segera dan tidak memerlukan teknologi yang sangat canggih namun
lebih bersifat penanganan yang dilakukan secara umum bila memang
dampak tersebut terjadi. Dari dampak yang timbul telah diberikan
rancangan dan rumusan tindakan yang bersifat mudah dilakukan
baik melalui pendekatan teknis, pendekatan sosialekonomibudaya
maupun pendekatan institusi.
4. Dari aspek kemitraan dengan pihak masyarakat terutama
masyarakat di wilayah Desa Sungai Lumbah, Rt. 11 Kecamatan
Alalak, menjadi wilayah administrasi proyek yang mendapat dampak
langsung telah dapat dilakukan komunikasi dan pendekatan atau
sosialisasi bersama yang menguntungkan kedua belah pihak
sehingga proses pengelolaan dampak pada aspek adanya gesekan
atau ketidaksepahaman dengan masyarakat sekitar dapat segera
diminimalisir.
Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kegiatan Pembangunan
Perumahan Batola Residence PT. Keruwing Indah (Tahap II) di Desa
Sungai Lumbah, Rt. 11, Rt. 11 Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito
Kuala layak bagi lingkungan.
BUPATI BARITO KUALA,
H. HASANUDDIN MURAD