Analisis hukum islam terhadap praktek "Lelang Undian" dalam penyewaan tanah kas Desa : Studi di Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.

ANALISIS HUKUM
UM ISLAM TERHADAP PRAKTEK “LELAN
ANG UNDIAN”
DAL
ALAM PENYEWAAN TANAH KAS DESA
nB
Bojonegoro)
(Studi Di Desa Su
Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten
SKRIPSI

Oleh:
Haryati
NIM. C02213029

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum Islam
ukum Perdata Islam Prodi Hukum Ekonomi Sy
Syari’ah
Jurusan Huk
(Mu’amalah)

Surabaya
2017

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek ‚Lelang
Undian‛ dalam Penyewaan Tanah Kas Desa di Desa Sumberagung Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro‛ penelitian ini bertujuan untuk menjawab
pertanyaan: Bagaimana syarat praktek lelang undian dalam penyewaan tanah kas
desa di Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho kabupaten Bojonegoro?
Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktek lelang undian dalam
penyewaan tanah kas desa di desa Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro?.
Data penelitian ini dihimpun melalui wawanacara dan dokumentasi.
kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif-analisis dengan
menyatakan fakta-fakta atau kenyataan di lapangan, yaitu tentang praktek lelang
undian dalam penyewaan tanah kas desa dan selanjutnya akan dianalisis dari segi
hukum Islam.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam penyewaan tanah kas
desa dilakukan dengan cara undian yang diikuti oleh setiap KK (Kartu Keluarga)

dengan perwakilan satu nama di setiap KK. Namun ketika undian sudah keluar
dan keluar satu nama ada seseorang yang mengalihkan hak sewa kepada orang
lain yang mau menyewa tanah kas desa tersebut dengan harga lebih tinggi dari
yang sudah ditentukan oleh perangkat desa.
Selanjutnya, dalam praktek penyewaan tanah kas desa di desa
Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro, Meskipun pihak yang
mendapatkan undian ada yang tidak menyewa akan tetapi dialihkan kepada orang
lain dengan harga lebih tinggi hal itu juga diperbolehkan dalam Islam, dengan
alasan hal itu sudah menjadi kebiasaan masyarakat dalam menyewakan barang
sewaan kepadaan orang lain. Karena syariat yang tidak bertentangan
diperbolehkan dalam Islam dan juga dalam transaksi tersebut meskipun harganya
lebih tinggi akan tetapi kedua belah pihak sepakat dan tidak ada unsur
keterpaksaan maka hal ini tidak dilarang dalam hukum Islam.
Sejalan dengan kesimpulan diatas, maka di sarankan kepada pihak yang
mendapatkan lotre undian hendaknya ketika ingin mengalihkan hak sewa kepada
orang lain, harga yang ditentukan tidak terlalu tinggi supaya tidak ada kerugian
yang akan dirasakan oleh penyewa.

v


DAFTAR ISI

halaman

SAMPUL DALAM ............................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................ iii
PENGESAHAN .................................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR TRANSLITERASI .............................................................................. xi
BAB 1

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.

E.
F.
G.
H.
I.

BAB 11

Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................... 6
Rumusan Masalah .................................................................. 7
Kajian Pustaka ....................................................................... 8
Tujuan Penelitian ................................................................... 10
Kegunaan Hasil Penelitian .................................................... 10
Definisi Operasional .............................................................. 11
Metode Penelitian .................................................................. 12
Sitematika Pembahasan ........................................................ 16

KONSEP IJA>RAH (SEWA-MENYEWA) DALAM HUKUM
ISLAM

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Pengertian sewa-menyewa ................................................... 18
Dasar hukum sewa-menyewa ............................................... 21
Rukun dan Syarat sewa-menyewa ....................................... 25
Macam-macam ija>rah ........................................................... 31
Pengalihan sewa-menyewa menurut hukum Islam ............. 31
Pembatalan dan berakhirnya sewa-menyewa ..................... 35
Pengembalian sewa ............................................................... 37

viii

BAB 111


PRAKTEK LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN
TANAH KAS DESA DI DESA SUMBERAGUNG
KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
A. Gambaran umum wilayah penelitian .................................... 38
1. Letak geografis kabupaten Bojonegoro ......................... 38
2. Keadaan geografis desa Sumberagung dan
Kependudukan ................................................................. 39
3. Keadaan sosial ekonomi desa Sumberagung ................. 41
4. Keadaan sosial pendidikan .............................................. 44
5. Keadaan sosial agama ..................................................... 44
B. Sistematika praktek lelang undian dalam penyewaan
tanah kas desa ....................................................................... 45
1. Sejarah sewa-menyewa ................................................... 45
2. Syarat sewa-menyewa tanah kas desa ........................... 46
3. Data tanah kas desa yang disewakan ............................. 47
4. Praktek undian tanah kas desa ........................................ 48
5. Pendapat masyarakat tentang penyewaan tanah
kas desa ............................................................................. 50

BAB IV


ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK
LELANG UNDIAN DALAM PENYEWAAN TANAH KAS
DESA DI DESA SUMBERAGUNG KECAMATAN
NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
A. Analisis terhadap syarat praktek lelang undian
dalam penyewaan tanah kas desa ....................................... 52
B. Analisis hukum Islam terhadap syarat praktek
lelang undian dalam penyewaan tanah kas desa .................. 57

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 63
B. Saran ....................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix


DAFTAR TABEL
Halaman
Gambar 3.1 Tanah Kas Desa ................................................................................ 41
Gambar 3.2 Tanah Kas Desa yang disewakan kepada masyarakat ................... 47

x

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang paling sempurna dalam mengatur aspek
kehidupan. Salah satunya yaitu muamalah, dalam kehidupan sehari-hari
manusia hidup saling berhubungan dalam hal muamalah. Bentuk-bentuk
muamalah sangatlah luas, sehingga manusia bisa mencukupi kebutuhannya
dengan berbagai hal. Akan tetapi cara yang digunakan manusia berbeda-beda.
Adanya Agama Islam di muka bumi ini, diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya
terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana manusia itu menyikapi hidup

dan kehidupan ini dengan cara yang baik sesuai ajaran dalam Islam. Islam juga
mengajarkan pada umatnya untuk hidup dengan saling tolong-menolong
antara sesama. Seperti yang ada dalam QS. al-Maidah ayat 2:
         
Artinya: ‚dan tolong menolonglah kamu dalam (mengajarkan) kebajikan
dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran‛.(QS. al-Maidah:2).1
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa, manusia dianjurkan untuk
saling tolong-menolong

dalam

masalah

kebaikan.

Dalam

kehidupan


bermasyarakat tolong-menolong adalah cara manusia dalam berinteraksi
dengan manusia lainnya, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan demi
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir maupun batin. Islam

1

Depag RI, AL-Quran Terjemah Indonesia, (Jakarta: Sari Agung, 2002), 192.

1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

2

sebagai landasan hukum serta pedoman bagi manusia, juga mengatur berbagai
aturan yang terkait dengan interaksi manusia.
Aturan-aturan berinteraksi sesama manusia dalam Islam dikenal dengan
istilah muamalah, yaitu aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lainnya dalam kaitannya dengan cara
memperoleh dan mengembangkan harta benda.
Manusia kapanpun dan di manapun, harus senantiasa mengikuti aturan

yang telah ditetapkan Allah SWT, sekalipun dalam perkara yang bersifat
duniawi sebab segala aktivitas manusia akan dimintai pertanggungjawabannya
kelak di akhirat.
Dengan kata lain, dalam Islam tidak ada pemisahan antara amal dunia dan
amal akhirat, sebab sekecil apapun aktivitas manusia di dunia harus
didasarkan pada ketetapan Allah SWT agar kelak selamat di akhirat.
Pada dasarnya objek muamalah dalam Islam mempunyai berbagai macam
bidang yang luas, Alquran dan sunnah secara garis besar telah banyak
membicarakan persoalan muamalah dalam bentuk yang global. Salah satu
jenis muamalah yang sering kita lihat dalam masyarakat adalah sewamenyewa, di mana sewa-menyewa merupakan peranan penting untuk manusia
dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sewamenyewa sering dilakukan orang-orang dalam berbagai keperluan mereka
yang bersifat harian, bulanan, dan tahunan. Dengan demikian, hukum-hukum

Ija>rah ini layak diketahui. Karena, tidak ada bentuk kerja sama yang dilakukan
manusia di berbagai tempat dan waktu yang berbeda, kecuali hukumnya telah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

3

ditentukan dalam syariat Islam, yang selalu memperhatikan maslahat dan
menghapuskan kerugian.2
Sewa-menyewa (al-Ija>rah) bisa diartikan sebagai akad pemindahan hak
guna atas barang atau jasa dalam batasan waktu tertentu, melalui pembayaran
upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang.3 Dalam
syariat Islam ija>rah adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan
kompensasi.4
Sewa-menyewa adalah suatu cara untuk memperoleh manfaat dengan cara
penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar dalam
melakukan kegiatan muamalah tidak memakan harta sesama manusia dengan
cara yang bathil dan dibenci Allah. Karena pada dasarnya manusia terkadang
membutuhkan sesuatu yang berada dalam kepemilikan orang lain. Dengan
demikian orang tersebut bisa mempergunakan sesuatu itu dengan cara
melakukan transaksi, salah satunya dengan akad sewa-menyewa/ ija>rah.5
Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Az-Zuhruf ayat 32.
             
            


Artinya:‛Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu?kami
telah menentukan antara mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat,
agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan

2

Saleh Al-Fauzan, Fiqih Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani, 2006), 481.
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 153.
4
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 4, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), 203.
5
Dimyauddin Djuwaini . . . , 154.
3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

4

rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.‛(QS. AzZuhruf (43):32).6
Segala bentuk muamalah itu adalah boleh kecuali telah ditentukan oleh
Alquran dan sunnah. Muamalah dilakukan atas dasar suka rela tanpa
mengandung unsur paksaan di dalamnya, muamalah dilakukan atas
pertimbangan manfaat dan menghindarkan mudharat dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini juga didasarkan pada kebutuhan masyarakat akan jasajasa tertentu seperti halnya kebutuhan akan barang. Ketika akad dalam jual
beli diperbolehkan, maka terdapat suatu kewajiban untuk membolehkan akad

ija>rah atas manfaat/jasa.
Dari bentuk-bentuk muamalah yang ada, kita bisa menganalisis seperti
apa tindak kelakuan masyarakat mengenai muamalah yang ada pada suatu
masyarakat. Ketika ada sebuah penyimpangan dalam hukum Islam kita harus
bisa memecahkan masalah yang ada yang sesuai dengan aturan-aturan yang
telah ditetapkan oleh Allah.
Masyarakat di desa yang mayoritas kehidupannya adalah bertani mereka
mengandalkan hidupnya untuk mengolah lahan pertanian mereka agar dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena dengan bertani mereka dapat
menyekolahkan anak-anaknya dan memenuhi kebutuhan yang semakin
banyak di zaman seperti sekarang ini. Lapangan pekerjaan yang kurang
memadai hingga mereka hanya bisa mengandalkan dari hasil pertanian
tersebut. Tidak semua orang memiliki lahan untuk bertani, akan tetapi
mereka terkadang menyewa lahan dari seseorang untuk bercocok tanam.
Dengan adanya sewa-menyewa ini bisa membantu mereka yang tidak

6

Depag RI, Al-Qur’an Terjemah Indonesia . . . , 977.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

5

mempunyai lahan bisa menyewa lahan orang lain dengan memberikan
imbalan sewa atau upah untuk pemilik objek sewa.
Di Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
penduduknya mayoritas adalah petani. Di desa ini terdapat sebuah tradisi
dalam sewa menyewa tanah kas desa dan ini sudah merupakan kebiasaan
dalam masyarakat ini. Tanah kas desa ini adalah tanah-tanah yang dimiliki
oleh perangkat desa (pamong) akan tetapi, mereka tidak bisa mengolah lahan
tersebut dengan baik. Pamong desa mempunyai inisiatif menyewakan tanah
kas desa ini kepada masyarakat di desa Sumberagung. Dahulu penyewaan
tanah kas desa ini dilakukan dengan sistem lelang dengan harga tertinggi,
akan tetapi sekarang menggunakan praktek lelang ini dengan sistem undian
(lotre).
Dalam praktek penyewaan tanah kas desa ini disyaratkan setiap KK
(Kartu Keluarga) diwajibkan mengikuti perwakilan satu orang untuk
mengikuti lelang penyewaan tanah kas desa dan disyaratkan untuk warga
dari desa Sumberagung, akan tetapi cara yang digunakan dengan sistem
undian. Dalam hal ini tidak memandang apakah orang itu mau menyewa
tanah ataupun tidak. Sehingga apabila dalam undian nama itu keluar harus
menyewa tanah kas tersebut. Ada pihak yang dapat menyewa tanah kas
tersebut karena mampu membayar uang sewa dan ada yang mengalihkan hak
sewa itu kepada orang lain. Namun bagi yang sudah pernah mendapatkan
undian pada tahun berikutnya tidak boleh mengikuti undian lagi. 7

7

Syaiful, Wawancara, Sumberagung, 26 September 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

6

Dalam penyewaan tanah kas desa ini diberi jangka waktu dalam
penyewaan. Ketika ada pihak yang mengalihkan hak sewa itu mereka
mencari orang yang mau menyewa tanah kas desa. Harga dari sewa tanah kas
desa tersebut sudah ditentukan oleh pihak panitia. Namun, ketika dalam
pengalihan sewa tersebut harga yang ditawarkan oleh pemenang undian
kepada seseorang yang ingin menyewa lahan diberi dengan harga lebih
tinggi. Misalkan dari panitia dalam jangka waktu 4 tahun diberi harga Rp.
6.000.000,- maka dari pihak pemenang undian disewakan kepada pihak lain
yang ingin menggarap lahan tersebut dengan harga Rp. 7.000.000,Pembayaran untuk sewa menyewa tanah kas desa ini dilakukan diawal.
Dari penelitian ini, peneliti merasa hal ini menarik dan perlu diteliti
lebih dalam lagi sehingga peneliti mengambil penelitian dengan judul
‚Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek ‚Lelang Undian‛ Dalam
Penyewaan Tanah Kas Desa (Studi di Desa Sumberangung Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro)‛. Penulis lebih fokus untuk membahas dari
Praktek lelang undian dan dari segi penyewaan yang dialihkan kepada orang
lain dalam sewa menyewa.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Melalui latar belakang tersebut di atas, terdapat beberapa permasalahan
yang dapat peneliti identifikasi dalam penulisan penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Praktek sewa-menyewa dengan sistem lelang undian di desa Sumberagung.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

7

2. Setiap KK (Kartu Keluarga) perwakilan satu orang diwajibkan mengikuti
lelang undian dalam penyewaan tanah kas desa.
3. Orang yang mendapatkan lelang kadang masih melemparkan sewa kepada
orang lain.
4. Untuk mengikuti undian setiap orang tidak dikenakan biaya.
5. Orang yang mendapatkan lotre kadang masih menyewakan kepada orang
lain dengan harga lebih tinggi.
6. Proses terjadinya pengalihan hak sewa di desa Sumberagung.
7. Sebab-sebab sewa menyewa tanah kas desa di desa Sumberangung.
Adapun batasan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu
peneliti akan mengkaji tentang:
1. Syarat praktek lelang undian dalam penyewaan tanah kas desa di desa
Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
2. Analisis Hukum Islam terhadap praktek lelang undian dalam penyewaan
tanah kas desa di desa Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro.

C. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang, identifikasi dan batasan masalah tersebut di atas,
Maka rumusan masalah yang akan peneliti kaji dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana syarat praktek lelang undian dalam penyewaan tanah kas desa
di desa Sumberagung Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

8

2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap praktek lelang undian dalam
penyewaan tanah kas desa di desa Sumberagung Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro?

D. Kajian Pusataka
Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian atau penelitian
yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat
jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau
duplikasi dari kajian atau penelitian yang sudah ada.8 pertama dari kajian yang
ditulis oleh Taufik Nur Hadi (Skripsi 1999) dengan judul ‚Tinjauan Hukum
Islam dan UUPA Terhadap Praktek Sewa-menyewa Tanah Pertanian Di
Kelurahan Cibodasari Kecamatan Jatiuwung Kota Madya Tangerang Jawa
Barat‛. Dalam skripsi ini menjelaskan bahwa praktek pelaksanaan sewamenyewa yang dilakukan masyarakat kelurahan Cibodasari Tangerang tidak
bertentangan dengan hukum Islam karena ada sebuah perjanjian kedua belah
pihak yang melakukan akad sewa. Islam memandang bahwa perjanjian itu
adalah sebagai perbuatan muamalah di mana setiap masalah dalam muamalah
dipandang mubah. Sedang dalam UUPA secara garis besar dapat dibenarkan,
walaupun pada kenyataannya ada ketentuan yang ditetapkan tidak
dilaksanakan seperti mendaftarkan pada pejabat atau notaris, tetapi itu semua
dipandang tidak bersifat prinsipal.9

8

Tim Penyusun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya , Petunjuk Teknis

Penulisan Skripsi, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2016), 8.
9

Taufik Nur Hadi, ‚Tinjauan Hukum Islam dan UUPA Terhadap Praktek Sewa-menyewa Tanah
Pertanian di Kelurahan Cibodasari Kecamatan Jatiuwung Kota Madya Tangerang Jawa Barat‛
(Skripsi-- IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 1999), 83.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

9

Kedua, Elis Ernawati (Skripsi 2006) dengan judul ‚Studi Analisis Hukum
Islam Tentang Hukum Sewa Menyewa Tanah Untuk Pertanian Menurut
Taqiyudin An-Nabhani‛. Menyimpulkan bahwa menurut pemikiran Taqiyudin
An-Nabhani tentang hukum sewa-menyewa tanah pertanian hukumnya haram.
Baik pemiliknya memiliki lahan dan kegunaannya atau hanya memiliki
kegunaannya saja baik sewanya berupa uang maupun yang lain. Faktor yang
melatar belakangi adalah kondisi masyarakat pada waktu itu, di mana banyak
pemilik tanah (tuan tanah) yang menyia-nyiakan tanahnya dan juga
mengekploitasi para petani penggarap (penyewa tanah) dengan cara
mengambil pembayaran sewa tanah yang tinggi dari mereka (di dalamnya
terdapat unsur kesamaran dan penipuan serta ada pihak yang merasa
dirugikan).10
Ketiga, Iqki Syaifu Rizal (Skripsi 2012) dengan judul ‛ Tinjauan Hukum
Islam dan PERDA Kabupaten Kediri No. 6 Tahun 2006 Terhadap Sewa
Tunggu Tanah Bengkok Di Desa Ngletih Kabupaten Kediri‛. Menyimpulkan
bahwa terjadinya sewa-menyewa tanah bengkok dikarenakan kurangnya
kemampuan pamong untuk mengolah lahan pertanian sehingga, hasilnya
kurang maksimal. Dalam tinjauan hukum Islam aplikasi sewa menyewa tanah

bengkok di desa Ngletih akad sewanya fasid. Karena akad sewanya dilakukan
tanpa sepengetahuan kepala desa sebagai penanggung jawab desa. Dalam
PERDA No. 6 Tahun 2006 tentang sumber pendapatan desa, praktek ini
menyalahi aturan karena dalam PERDA dijelaskan bahwa sewa harus

10

Elis Ernawati, ‚Studi Analisis Hukum Islam Tentang Hukum Sewa-menyewa Tanah untuk
Pertanian Menurut Taqiyudin An-Nabhani‛ (Skripsi-- IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2006), 70.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

10

dilakukan dengan sepengetahuan kepala desa dan jangka waktu 1-2 tahun.
Namun tidak dilakukan oleh aparat pamong Desa Ngletih.11
Dari beberapa penelitian di atas, maka penelitian ini jelas berbeda dengan
penelitian tersebut. Di sini penulis lebih memfokuskan dalam praktek lelang
undian yang di dalamnya pihak pamong membuat lotre pada praktek
penyewaan tanah kas desa, bagi nama yang keluar dalam lotre undian maka
berhak menyewa tanah kas desa dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
Selanjutnya dari undian ini ada pihak yang menyewakan kepada pihak lain
yang lebih menginginkan tanah kas desa tersebut dengan harga lebih tinggi
dari yang telah pihak pamong berikan.

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan syarat praktek lelang undian dalam
penyewaan tanah kas desa di Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro.
2. Untuk mengetahui analisis hukum Islam terhadap praktek lelang undian
dalam penyewaan tanah kas desa di Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Berdasarkan Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian di atas, maka
diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan manfaat bagi

11

Iqki Syaifu Rizal, ‚Tinjauan Hukum Islam dan PERDA Kabupaten Kediri No. 6 Tahun 2006
Terhadap Sewa Tunggu Tanah Bengkok di Desa Ngletih Kabupaten Kediri‛ (Skripsi-- IAIN
Sunan Ampel, Surabaya, 2012), 65.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

11

pembaca maupun penulis sendiri, baik secara teoritis maupun secara praktis.
Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan ini dapat ditinjau dari dua
aspek yaitu:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau
menambah pengetahuan dalam pengembangan hukum Islam, khususnya
dalam bidang muamalah yang berkaitan dengan praktek lelang undian
dalam penyewaan tanah kas desa dan sekaligus dapat dijadikan
perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk pamong dan
masyarakat dalam melakukan kegiatan muamalah agar tidak merugikan
orang lain dan menjadi perdebatan.

G. Definisi Operasional
Definisi Operasional

memuat beberapa penjelasan tentang pengertian

yang bersifat operasional, yaitu memuat masing-masing variabel yang
digunakan dalam penelitian yang kemudian didefinisikan secara jelas dan
mengandung spesifikasi mengenai variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah
sebagai berikut:
Hukum Islam

:Penyelidikan

terhadap

suatu

peristiwa

berlandaskan Alquran, Sunnah Nabi serta ijtihad
para Ulama’ yang mengatur mengenai praktek
muamalah dalam akad Ija@rah (sewa-menyewa).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

12

Sehingga dapat diketahui baik atau buruk, halal
atau haram, serta boleh tidaknya praktek sewamenyewa tersebut dilakukan
Praktek

: suata cara yang digunakan oleh masyarakat dalam
penyewaan tanah kas desa dengan cara undian.

H. Metode Penelitian
Adapun

penulisan

dan

pembahasan

dalam

skripsi

ini

penulis

menggunakan metode penelitian kualitatif, karena data yang dikemukakan
bukan data angka. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan dan penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.12
1. Data yang dikumpulkan
Data merupakan kumpulan dari keterangan/informasi yang benar dan nyata
yang diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber sekunder.13
a. Data primer ialah yang berkaitan dengan syarat praktek lelang undian
dalam penyewaan tanah kas desa.
b. Data sekunder ialah tentang analisis hukum Islam terhadap praktek
lelang undian dalam penyewaan tanah kas desa.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian sebagai berikut:

12
13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 9.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005 ), 211.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

13

a. Sumber Primer
Sumber data primer adalah sumber pertama di mana sebuah data
dihasilkan, yaitu sumber yang terkait secara langsung.14 Yang meliputi:
1. Kepala Desa maupun peangkat desa yang menyewakan tanah kas
desa.
2. Pihak yang mendapatkan lotre undian dalam penyewaan tanah kas
desa.
3. Pihak petani yang mau menyewa tanah kas desa dari hasil pengalihan
sewa yang dilakukan oleh pihak yang mendapatkan lotre undian.
b. Sumber Data Sekunder
Yang di ambil dari bahan pustaka dan dokumen yang ada dan
berhubungan dengan penelitian ini, antara lain:
1. Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, jilid 4
2. Depag RI, al-Quran Terjemah Indonesia.
3. Wahbah Al-zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu
4. Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagasi berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dan informan atau orang yang diwawancara, di mana
14

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001),
129.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

14

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama.15
Pada penelitian ini, selanjutnya penulis akan melakukan tanya
jawab dengan masyarakat petani yang menyewa tanah kas desa, baik
dari lotre undiannya maupun yang mendapatkan sewa dari pengalihan
dan kepada perangkat desa di Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui data
tertulis, terutama berupa buku-buku tentang pendapat, teori, dalil, atau
hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah.16 Pada hal ini
penulis akan mencari data terkait praktek lelang undian dalam
penyewaan tanah kas desa dan mencari dokumen-dokumen yang ada
hubungannya dengan praktek ini.
4. Teknik Pengolahan Data.
Data dari penelitian yang telah dikumpulkan dan untuk mempermudah
peneliti dalam melakukan analisa data, maka peneliti mengolah data
tersebut melalui beberapa teknik, dalam hal ini data yang diolah merupakan
data yang telah terkumpul dari beberapa sumber adalah sebagaimana
berikut:
a. Editing, mengadakan pemeriksaan kembali terhadap data-data yang
diperoleh dari segi kelengkapan, kejelasan makna, keserasian dan

15
16

Ibid., 111.
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 191.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

15

keselarasan antara yang satu dengan lainnya.17 Penulis akan memeriksa
kelengkapan data yang telah dikumpulkan atau memeriksa kembali
informasi yang telah diterima oleh peneliti.
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun kembali data sumber
dokumentasi sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh gambaran
yang sesuai dengan rumusan masalah, serta pengelompokan data yang
diperoleh.18 Dalam hal ini penulis mengatur dan menyusun data tentang
proses dari praktek lelang undian dalam penyewaan tanah kas desa dari
awal sampai akhir.
c. Analyzing, yaitu tahapan analisis data yang telah diperoleh dari
penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta
yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari
rumusan masalah.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh kemudian menyimpulkannya sehingga
mudah dipahami.19 Setelah penulis mengumpulkan data secara sistematis
dan valid, kemudian penulis menganalisisnya dengan menggunakan
pendekatan deskriptif-analisis untuk mendapatkan gambaran, fakta-fakta,
sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diselidiki serta dianalisis
untuk diambil kesimpulan. Penulis menggunakan metode ini karena ingin

17

Soeratno, Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: UU AMP YKPN,
2004), 127.
18
Ibid., 154.
19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D . . ., 145.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

16

memaparkan, menjelaskan dan menguraikan data yang terkumpul
kemudian dianalisis untuk diambil kesimpulan.

I. Sistematika Pembahasan
Untuk lebih mengarah tercapainya tujuan pada pembahasan skripsi ini
maka penulis membuat sistematika pembahasan tulisan skripsi ini yang terdiri
dari lima bab yang masing-masing bab berisi pembahasan di bawah ini sebagai
berikut:
Bab pertama berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,
identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan
penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian
dan sistematika pembahasan.
Bab kedua membahas konsep ija>rah dalam hukum Islam yang berkaitan
dengan studi ini yaitu pengertian sewa menyewa, dasar hukum sewa
menyewa, rukun dan
pengalihan

syarat-syarat

sewa-menyewa

menurut

menyewa,
hukum

macam-macam

Islam,

ija>rah,

pembatalan

dan

berakhirkanya sewa, pengembalian sewa, bentuk sewa menyewa dalam Islam
yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan.
Bab ketiga memaparkan mengenai gambaran praktek lelang undian dalam
penyewaan tanah kas desa di Desa Sumberagung Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro.
Bab keempat berisi tentang analisis hukum Islam terhadap praktek lelang
undian dalam penyewaan tanah kas desa di Desa Sumberagung Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

17

Bab kelima merupakan bagian akhir dari skripsi ini atau penutup yang
berisi tentang kesimpulan serta saran-saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

BAB II
KONSEP IJA>RAH (SEWA-MENYEWA) DALAM HUKUM ISLAM

A. Pengertian Sewa-menyewa
Lafal al- ija>rah dalam bahasa Arab berarti upah, sewa, jasa, atau
imbalan. al-ija>rah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah dalam
memenuhi keperluan hidup manusia, seperti sewa-menyewa, kontrak, atau
menjual jasa perhotelan dan lain-lain.1
Secara etimologi al-ija>rah berasal dari kata

al-Ajru yang berartial-

‘Iwad}, penggantian.2 Sedangkan menurut bahasa ija>rah berarti ‚upah‛ atau
‚ganti‛ atau ‚imbalan‛. Dalam arti luas, ija>rah bermakna suatu akad yang
berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam
jumlah tertentu. Hal ini sama artinya dengan menjual manfaat sesuatu
benda, bukan menjual ‘ain dari benda itu sendiri.3
Menurut bahasa ijara>h adalah ‚balasan, tebusan, atau pahala‛ sedangkan
menurut syara’ berarti melakukan akad mengambil manfaat sesuatu yang
diterima dari orang lain dengan jalan membayar sesuai dengan perjanjian
yang telah ditentukan dengan syarat-syarat tertentu.4

1

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), 228.
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2010), 277.
3
Helmi Karim, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), 29.
4
Moh. Syaifulloh Al-aziz, Fiqih Islam Lengkap, (Surabaya: Terbit Terang, 2005), 377.
2

18
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

19

Ada yang menerjemahkan, ija>rah sebagai jual-beli jasa (upahmengupah), yakni mengambil manfaat tenaga manusia, ada pula yang
menerjemahkan sewa-menyewa, yakni mengambil manfaat dari barang.5
Menurut syariat Islam, ija>rah adalah jenis akad untuk mengambil
manfaat dengan kompensasi. Manfaat tersebut bisa berbentuk barang, karya,
ataupun bisa pula itu berbentuk kerja kasar pribadi seperti pelayanan.6
Sudarsono menerangkan bahwa: ija>rah, ialah perakadan (perikatan)
pemberian kemanfaatan (jasa) kepada orang lain dengan syarat memakai

‘iwad} (penggantian/balas jasa) dengan berupa uang atau barang yang
ditentukan.7
Sedangkan

menurut

istilah

para

ulama

berbeda-beda

dalam

mendefisinikan ija>rah, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Ulama Hanafiyah:8

ٌ‫َع ْقدٌٌ َعلَىٌاْمَاَفِ ِعٌبِ َع ْوض‬
َ

Artinya:‛akad atas suatu kemanfaatan dengan pengganti‛.
b. Ulama Syafi’iyah:9

ِ ِ
ٌ‫اح ِةٌٌبِ َع ْوض ٌَم ْعلُ ْوم‬
ُ ‫ىٌمْ َف َعة ٌَم ْق‬
َ َ‫احةٌٌقَبِلَةٌٌل ْلبَ ْدل ٌَواْ ِإب‬
َ َ‫ص ْوَدةٌٌ َم ْعلُ ْوَمةٌٌ ُمب‬
َ ٌَ‫َع ْقدٌٌ َعل‬

Artinya:‛akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud
tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan
pengganti tertentu‛.

5

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2004), 122.
Sayyid Sabbiq, Fiqih Sunnah, Jilid 4, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), 203.
7
Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), 422.
8
Ahmad Wardy Muslich, Fiqih Muamalah , (Jakarta : Amzah, 2013), 316.
9
Ismail Nawawi, Fiqh Mu’amalah , (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2010), 312

6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

20

c. Ulama Malikiyah dan Hanabilah:

ِ ٌ ‫ََْلِي‬
ٌٌِ‫احةٌٌ ُمدٌ َةٌٌ َم ْعلُ ْومٌٌبِ َع ْوض‬
ُْ
َ َ‫كٌ َمَافعٌٌ َش ْىءٌٌ ُمب‬

Artinya:‛menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam
waktu tertentu dengan pengganti.‛10
Adapun menurut pendapat Amir Syarifudin al-ija>rah secara sederhana
dapat diartikan dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan
imbalan tertentu. Bila yang menjadi objek transaksi adalah manfaat atau jasa
dari suatu benda disebut ija>rah al’Ain, seperti sewa-menyewa rumah untuk
ditempati.11
Dikutip dalam bukunya Hendi Suhendi yang dimaksud dengan ija>rah
adalah suatu perjanjian atas manfaat yang diketahui yang disengaja, yang
bisa diserahkan kepada pihak lain secara mubah dengan ongkos yang
diketahui.12
Adapun menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional bahwa al-ija>rah adalah
akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam
waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian akad al-ija>rah
tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna saja
dari yang menyewakan kepada penyewa.13

10

Rahmat Syafei, Fiqih Muamalah . . . , 121-122.
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2003), 216.
12
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 114.
13
Adi Warman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), 128.
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

21

Menurut Muhammad Al-Syarbini al-Khatib bahwa yang dimaksud
dengan ija>rah adalah:14

ِ
ٍ‫شٌرٌْوط‬
ٌُ ٌِ‫كٌٌ َمٌٌْ َفٌ ٌَع ٌةٌبٌِعٌِ ٌوضٌٌب‬
ُ ‫ٌٌَْلٌْي‬
ُ

َ

Artinya: ‚pemilikan manfaat dengan adanya imbalan dan syaratsyarat.‛
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa ija>rah adalah menukar
sesuatu dengan adanya imbalan.15 Atau juga dapat disimpulkan lagi ija>rah
adalah perjanjian timbal balik untuk mengambil suatu benda dengan
pemberian imbalan atau kompensasi atas benda yang dijadikan objek.
B. Dasar Hukum Sewa-menyewa.
Jumhur ulama berpendapat bahwa ija>rah disyariatkan berdasarkan
Alquran, al sunnah, dan Ijma’ para ulama.16
a. Landasan hukum sewa-menyewa berdasarkan Alquran:
QS. Al-Qashas ayat 26-27
ٌٌٌٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ 

ٌٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌٌ

Artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata:‛Ya bapakku
ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya
orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah
orang yang kuat lagi dapat dipercaya‛. Berkatalah Dia (Syu’aib):
‚Sesungguhnya aku bermaksud akan menikahkan kamu dengan salah
14

Ibid., 114.
Ibid., 114.
16
Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah . . . , 123.
15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

22

seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku
delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah
(suatu kebaikan) dari kamu , maka aku tidak hendak memberati kamu dan
kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang
baik‛(Al-Qashash:27).17
Ayat ini berkisah tentang perjalanan Nabi Musa as. Bertemu dengan
kedua putri Syu’aib. Salah seorang putrinya meminta Nabi Musa as. untuk
disewa tenaganya guna menggembala domba. Kemudian Syu’aib bertanya
tentang alasan putrinya tersebut. Putri Syu’aib mengatakan bahwa Nabi
Musa as. telah berbaik hati dengan memberikan air minum kepada binatang
ternak mereka lalu mengatakan ‚karena susungguhnya orang yang paling
baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi
dapat dipercaya.18 Cerita dari ayat ini menggambarkan tentang proses
penyewaan jasa seseorang.
QS. Al-Thalaq ayat 6
ٌ ٌٌٌٌٌ
Artinya: Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah
mereka. (QS. Al-Thalaq:6).19
QS. Al-Baqarah ayat 233
ٌٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ ٌ
ٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌٌ 
Artinya: Dan jika ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertaqwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat
apa yang kamu kerjakan. (QS. al-Baqarah: 233).20
17

Depag RI, AL-Quran Terjemah Indonesia, (Jakarta: Sari Agung, 2002), 759.
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Volume 10, Cetakan 7, (Tangerang: Lentera Hati), 334.
19
Depag RI, AL-Quran Terjemah Indonesia . . . , 1140.
20
Ibid., 67.

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

23

b. Landasan hukum sewa-menyewa berdasarkan Sunnah
Diriwayatkan dari Ibn Abbas r.a. Rasulullah saw bersabda:

ِ
ِ ‫ولٌالل ٌِصلٌىٌاه‬
ٌ‫ٌحَر ًاما‬
ُ ‫ا ْحتَ َج َم ٌَر ُس‬
َُ َ
ْ ‫ىٌح َج َم ٌُأ‬
َ ‫َجَرُ ٌَولَ ْوكاَ َن‬
َ ‫ٌعلَْي ٌَو َسل َم ٌَوأ َْعطَىٌالذ‬
ٌِ ‫ٌََْيٌُْع ِط‬

Artinya: Beberkamlah dan beliau memberikan upah kepada orang
yang membekamnya itu. Seandainya pembekamnya haram niscaya beliau
tidak memberinya upah.21

َِ ‫أ ُْع ٌطُواٌاأ َِجْي ٌرٌاَ ْجٌر ٌقَ ْبلٌاَ ْن‬
َ ‫ٌَف‬
ٌُُ‫ٌعَرق‬
َ َُ َ
Artinya: Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.22

ِ
ٌ‫كرى‬
َ َ‫ٌعلَْي ٌٌِ َو َسل َمٌق‬
َ ُ‫ٌصلىٌاه‬
َ ‫ٌس َعدٌبْ ِنٌاَِِ ٌَوقَاصٌاَ ْن ٌَر ُس ْو ُلٌاه‬
َ ‫َع ْن‬
َ َ‫ٌ َكا َنٌن‬:‫ال‬
ِ ‫لىٌالسو ِاق ٌِمنٌالزرِعٌفَ هىٌرسوِلٌاهٌِصلىٌاهٌعلَي ٌِوسلمٌعن‬
ِ ‫ض ٌَِِاٌع‬
ٌ‫ك‬
َ ‫ٌدل‬
َ َْ ْ ََ َْ ُ َ
َ ِ ‫اأ َْر‬
ْ ُ َ َ َ َْ َ َ
)‫ابوٌداودٌوال ساٌئى‬,‫َو َامَرنَاٌاَ ْنٌنَكَْريْ َهاٌبِ َد َ بٌأ َْوَوَرقِزٌ(روا ٌأمد‬
Artinya: dari Sa’ad bin Abi Waqqash sesungguhnya Rasulullah saw
bersabda: dahulu kami menyewa tanah dengan (jalan membayar dari)
tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan
memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang emas dan perak.
(HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i).23
Hadist di atas menerangkan bahwa pada zaman dahulu sewamenyewa tanah dibayar dengan bagi hasil dari tanaman. Namun
Rasulullah

saw

melarang

hal

tersebut

kemudian

Rasulullah

memerintahkan membayar dengan emas dan perak. Rasulullah saw
bersabda:

21

Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Ensiklopedi Hadist 2 , (Jakarta: Almahira, 2012), 138.
Abu Dawud Sulaiman bin Asy’ats, Ensiklopedi Hadist 5, (Jakarta: Almahira, 2013), 728.
23
Imam Nasaiy, Sunan Nasaiy, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994), 271.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

24

ِ
ِ
ٌِ ‫ٌعلَْي‬
‫اهٌع َم ْر ٌَر ِض‬
َ ُ‫ٌصلىٌاه‬
َ
ُ ٌ‫ٌعْبد‬
َ ‫ٌاَ ْن‬,‫ٌع ْنٌنَاف ِع‬,
َ ‫ٌعْبدٌاه‬
َ ‫َع ْن‬
َ ‫ىٌاهٌعْ ُه َماٌاَ ْحبَ ُرٌَأن ٌَر ُس ْو ُلٌاه‬
ِ َ ‫ٌعاملٌأَ ْ ل‬
)‫اٌَ ُر ُج ٌِمْ َهاٌ ِم ْنٌََرٌأ َْوَزْرِعٌ(روا ٌالبخارى‬
َْ ‫ىٌم‬
َ َ‫ٌخْيبَ َرٌبشطْر َعل‬
َ َ َ َ ‫َو َسل َم‬

Artinya: Dari Abdullah, dari Nafi’ sesunggunya Abdullah Ibnu
Umar RA bahwasannya Rasulullah SAW pernah mempekerjakan
penduduk Khoibar dengan memperoleh setengah dari hasilnya berupa
buah dan tanaman. (HR. Bukhori).24

c.

Landasan hukum sewa-menyewa berdasarkan Ijma’
Mengenai

disyaraktakan

ija>rah,

para

ulama

keilmuan

dan

cendekiawan bersepakat tentang keabsahan ija>rah, sekalipun ada hanya
sebagian kecil di antara mereka yang berbeda pendapat tetapi itu tidak
dianggap.25 Dari ayat Alquran dan beberapa hadis Rasulullah tersebut
jelaslah bahwa akad ija>rah atau sewa-menyewa hukumnya dibolehkan,
karena memang akad tersebut dibutuhkan oleh masyarakat.
Disamping Alquran dan sunnah, dasar hukum ija>rah adalah Ijma’.
Sejak zaman sahabat sampai sekarang ija>rah telah disepakati oleh para
ahli hukum Islam. Hal tersebut dikarenakan masyarakat sangat
membutuhkan akad ini.26 Dalam kenyataan kehidupan sehari-hari, ada
orang kaya yang memiliki rumah tidak di tempati. Di sisi lain ada orang
yang tidak memiliki tempat tinggal. Dengan dibolehkannya ija>rah maka
orang yang tidak memiliki tempat tinggal bisa menempati rumah orang
lain yang tidak digunakan untuk beberapa waktu tertentu, dengan
memberikan imbalan berupa uang sewa disepakati bersama tanpa harus
membeli rumah tersebut.
24

Al-Bukhori, Shahih Bukhori, (Beirut: mustafa Dib Al-Baga, 1987), 821.
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunah Jilid 13, (Kairo: Dar al-Fikr, 2001), 239.
26
Ahmad Wardy Muslich, Fiqih Muamalah . . . , 320.
25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.

25

C. Rukun dan Syarat sewa-menyewa
a. Rukun ija>rah
Menurut ulama Hanafiyah, rukun al-ija>rah itu hanya satu, yaitu ijab
(ungkapan menyewakan) dan qabul (persetujuan terhadap sewa-menyewa).
Akan tetapi, jumhur ulama mengatakan bahwa rukun al-ija>rah itu ada
empat, yaitu: (a) orang yang berakad, (b) sewa/imbalan, (c) manfaat, dan

S}higa>t (ijab dan qabul). Ulama Hanafiyah menyatakan bahwa orang yang
berakad, sewa/imbalan, dan manfaat, termasuk syarat-syarat al-ija>rah,
bukan rukun-rukunnya.27
Rukun ija>rah menurut jumhur ulama adalah sebagai berikut:
1) Mu’ji@r dan Musta’ji@r

Mu’ji@r

dan Musta’ji@r, yaitu orang yang melakukan akad sewa-

menyewa atau upah mengupah. Mu’ji@r adalah yang memberikan upah
dan yang menyewakan, musta’ji@r adalah orang yang menerima upah
untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa sesuatu, disyaratkan pada

mu’ji@r dan musta’ji@r adalah baligh, berakal, bisa mengendalikan harta,
dan saling meridhai.28 Menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah apabila
orang yang belum atau tidak berakal, seperti anak kecil dan orang gila

ija>rahnya tidak sah. Akan tetapi, ulama Hanafiyah dan Malikiyah
berpendapat bahwa kedua orang yang berakad itu tidak harus mencapai
usia baligh. Oleh karenanya, anak yang baru mumayyiz pun boleh

27
28

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah . . . , 231.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah . . . , 117.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

Dokumen yang terkait

Status Penguasaan Tanah Timbul (Aanslibbing) Di Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu

3 69 140

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA SEKS PRANIKAH ( Studi Kasus Remaja Putri di Desa Sumberarum, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro)

0 4 15

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK GADAI KEBUN CENGKEH DI DESA PEGAYAMAN, KECAMATAN SUKASADA, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Gadai Kebun Cengkeh Di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.

0 5 16

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGARAPAN SAWAH DI DESA GEDONGAN KECAMATAN Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Penggarapan Sawah Di Desa Gedongan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

0 2 18

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGARAPAN SAWAH DI DESA GEDONGAN KECAMATAN Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Penggarapan Sawah Di Desa Gedongan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

0 4 18

PERUBAHAN SOSIAL DALAM BIDANG EKONOMI DI DESA PAYAMAN KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO.

0 12 103

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENGELOLAAN TANAH “CATON” (TANAH PEMERINTAH) DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN.

0 1 89

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO.

0 0 91

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MAPPASANRA TANAH SAWAH (Studi Kasus Desa Singa Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba)

0 3 89

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MAPPASANRRA TANAH SAWAH (STUDI KASUS DI DESA BARUGA RIATTANG KECAMATAN BULUKUMPA KABUPATEN BULUKUMBA)

0 1 74