ANALISIS MASLAHAH MURSALAH TERHADAP KRIMINALISASI POLIGAMI SIRRI DALAM RANCANGAN UNDANG-UNDANG HUKUM MATERIAL PERADILAN AGAMA BIDANG PERKAWINAN.

ANALISIS MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP
KRIMINALISASI POLIGAMI SIRRI DALAM RANCANGAN
UNDANG-UNDANG HUKUM MATERIAL PERADILAN
AGAMA BIDANG PERKAWINAN

SKRIPSI
Oleh:
Ayu Dwi Lestari
NIM: C01212010

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2017

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan dengan judul Analisis
Mas}lah}ah Mursalah Terhadap Kriminalisasi Poligami sirri dalam Rancangan

Undang-Undang Hukum Material Peradilan Agama Bidang Perkawinan.
Rumusan masalah adalah: Mengapa Rancangan Undang-undang hukum material
Peradilan Agama Bidang Perkawinan mengatur tentang Kriminalisasi terhadap
pelaksanaan poligami sirri? Bagaimana analisis mas}lah}ah mursalah terhadap latar
belakang kriminalisasi poligami dalam rancangan undang-undang hukum
material peradilan agama bidang perkawinan?
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif yaitu untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan secara jelas tentang kriminalisasi
poligami dalam Rancangan Undang-Undang hukum material Peradilan Agama
bidang Perkawinan. Selanjutnya di analisis dengan menggunakan pola pikir
deduktif yaitu diawali dengan menggunakan teori atau dalil yang bersifat umum
kemudian ditarik dan diambil dengan bersifat khusus, atau data yang bersifat
khusus kemudian ditarik diambil dengan bersifat umum tentang perkawinan,
kemudian di analisis secara hukum Islam yang fokus pada mas}lah}ah mursalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya rancangan undang-undang
hukum material peradilan agama bidang perkawinan tentang kriminalisasi
poligami menegaskan bahwa poligami yang dilakukan dengan tidak ada ijin
terlebih dahulu dari pengadilan akan mendapat ancaman pidana. Dengan alasan
banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh perkawinan tersebut terutama hak
keperdataan istri dan anak jika timbul permasalahan di kemudian hari.

Hasil analisis menjelas bahwa sanksi pidana tersebut berlaku bagi pelaku
poligami tanpa ada ijin dari Pengadilan dimaksudkan untuk memberikan
kemaslahatan bagi umat manusia terutama tidak merugikan pihak anak-anak dan
perempuan (istri) dan menghindari dari kemadharatan. Sedangkan perubahan
zaman dan waktu pasti berpengaruh pada perubahan hukum.
Untuk para suami yang melakukan poligami, maka persiapkan segala sesuatu
berdasarkan aturan perundang-undangan perkawinan yang menjadi hukum
negara, agar tidak timbul masalah di kemudian hari. Jika RUU disahkan oleh
pemerintah maka hak istri dan anaknya terlindungi dan kemaslahatan bisa
terwujud dan memberi pembaharuan hukum perkawinan di negara.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ..........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN .........................................................................


ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................

iii

PENGESAHAN .................................................................................................. iv
ABSTRAK ....................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ....................................................................................

vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................

viii

MOTTO .............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI....................................................................................................

x

DAFTAR TRANSLITERASI .........................................................................

xiii

BAB I

:

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah .........................................

8


C. Rumusan Masalah .................................................................

9

D. Kajian Pustaka ......................................................................

9

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 13
F. Kegunaan Hasil Penelitian.................................................... 14
G. Definisi Operasional ............................................................. 15
H. Metode Penelitian ................................................................. 16
I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 20
BAB II

:

KAJIAN TEORI TENTANG MAS}LAH}AH MURSALAH,
POLIGAMI, DAN PERKAWINAN TIDAK DICATAT

A. Teori Mas}lah}ah ..................................................................... 22
1. Pengertian mas}lah}ah ...................................................... 22
2. Macam-macam mas}lah}a ................................................ 25
B. Teori Mas}lah}ah Mursalah ..................................................... 31

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1. Pengertian mas}lah}ah mursalah ....................................... 31
2. Kehujahan dan syarat-syarat mas}lah}ah mursalah........... 34
3. Aplikasi mas}lah}ah mursalah dalam kehidupan............... 37
C. Teori Poligami ..................................................................... 39
1. Pengertian poligami......................................................... 39
2. Dasar hukum dan syarat-syarat poligami ....................... 41
D. Perkawinan Tidak Dicatat ................................................... 45
BAB III

:


KRIMINALISASI POLIGAMI DALAM RANCANGAN
UNDANG-UNDANG HUKUM MATERIAL PERADILAN
AGAMA BIDANG PERKAWINAN
A. Latar belakang lahirnya rancangan undang-undang hukum
material Peradilan Agama bidang Perkawinan .................... 48
B. Pengertian Kriminalisasi poligami....................................... 51
C. Ketentuan kriminalisasi poligami sirri dalam rancangan
undang-undang hukum material Peradilan Agama bidang
perkawinan ........................................................................... 54

BAB IV :

KRIMINALISASI POLIGAMI DALAM RANCANGAN
UNDANG-UNDANG HUKUM MATERIAL PERADILAN
AGAMA BIDANG PERKAWINAN PERSPEKTIF

MAS}LAH}AH MURSALAH
A. Analisis Latar belakang Rancangan Undang-Undang
hukum material bidang Perkawinan ...................................... 64
B. Analisis Pengertian terhadap Kriminalisasi ......................... 66

C. Ketentuan

Hukum

Kriminalisasi

Poligami

dalam

Rancangan Undang-Undang hukum material Peradilan
Agama Bidang Perkawinan .................................................. 67
BAB V

:

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 74
B. Saran ...................................................................................... 76


xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Suatu keluarga di bentuk mula-mula adanya suatu ikatan perkawinan
antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, karena menurut ajaran Islam
perkawinan hal yang dianjurkan untuk mendapatkan ketentraman dan juga
melestarikan keturunan bagi yang melakukannya, sebagaimana yang

disebutkan dalam firman Allah SWT dalam surat al-Sa@ffa@t ayat 77:
.   
Artinya: “Dan Kami jadikan anak cucunya yang melanjutkan
keturunan”.1
Pernikahan merupakan sunna@tullah yang umum dan berlaku pada
semua makhluk-Nya, baik manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan.
Perkawinan adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT, sebagai jalan
bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya.2
Nikah, menurut bahasa: al-jam’u dan al-d}hamu yang artinya kumpul.
Makna nikah (zawa@j) bisa diartikan dengan ‘aqdu al-tazwi@j yang artinya akad
nikah. Juga bisa diartikan (wath’u al-zaujah) bermakna menyetubuhi istri.
Definisi yang hampir sama dengan di atas juga dikemukakan oleh Rahmat
1

Departeman Agama RI, Al Quran Tajwid dan Terjemahnya, (Bandung: PT. Syammil Media
Cipta, 2006), 995.
2
M. A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Muna