PENERAPAN ITSBAT NIKAH DALAM PERKAWINAN POLIGAMI MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN.

ABSTRAK
Penerapan Itsbat Nikah Dalam Perkawinan Poligami Menurut Hukum
Islam Dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Rizki Fitrotuzakiyah Adinata
110111090060
Praktik poligami dalam kehidupan masyarakat tentu masih terdapat
pelanggaran-pelanggaran baik yang bersifat kecil maupun besar, salah
satunya adalah dengan dilakukannya poligami tanpa prosedur sehingga
perkawinannya harus di itsbat-kan, berdasarkan permasalahan tersebut
penulis dapat merumuskan tujuan penelitian yaitu memperoleh dan/atau
mendapatkan gambaran mengenai status itsbat nikah perkawinan
poligami di Pengadilan Agama berdasarkan Hukum Islam dan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan menetapkan
dan/atau mencari kepastian mengenai akibat hukum dari perkawinan
poligami yang telah di itsbat-kan berdasarkan Hukum Islam dan UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
Penelitian menggunakan metode penulisan deskriptif analisis
dengan pendekatan yuridis normatif, yang menguraikan/memaparkan
sekaligus menganalisis tentang penerapan itsbat nikah dalam perkawinan
poligami menurut Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974 Tentang Perkawinan, tahap penelitian yang dilakukan adalah studi
kepustakaan dan studi lapangan yang meliputi proses pengamatan dan
wawancara di Pengadilan Agama dan Kantor Urusan Agama, teknik

pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan mengkaji data-data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer,bahan hukum sekunder,
dan bahan hukum tersier, metode analisis data yang digunakan adalah
metode yuridis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status itsbat nikah perkawinan
poligami yang dilakukan oleh Abdul Basit dan Syarifah Ainun adalah sah
menurut hukum baik berdasarkan UU Perkawinan, PP NO.9 Tahun 1975
maupun dari segi pengaturan dalam Hukum Islam. Permasalahannya
adanya pelanggaran hukum pada awal perkawinan poligaminya yaitu tidak
dilaksanakan izin poligami ke Pengadilan Agama, namun pada saat di
itsbat-kan perkawinannya terdapat fakta yang meringankan para pihak
bahwa istri pertama dari Abdul Basit telah diceraikan sehingga itsbat
nikahnya dikabulkan. Perkawinan poligami yang telah di itsbat-kan
tersebut memiliki akibat hukum terhadap kedudukan istri dan anak-anak
yaitu kedudukan keduanya menjadi sah menurut hukum negara. Anak
yang dilahirkan dari perkawinan poligami yang telah di itsbat-kan akan
dapat memperoleh hak-haknya dan memperoleh akta kelahiran sebagai
anak dari suami istri.

IV


ABSTRAC
The Implementation Of The Marriage Legalization In Polygamy Marriage
According To The Islamic Law And The Law No.1 Of 1974 On Marriage.
Rizki Fitrotuzakiyah Adinata
110111090060
There are still major and minor violations to the polygamy practice
in the society, one of which is the non-procedural polygamy marriage
practice so that the marriage must be legalized. Based on these problems
the writer can formulate research is to obtain and / or get an overview the
status of the marriage legalization (itsbat) for the polygamy marriage in the
religious court based on Islamic Law and Law No. 1 of 1974 About
Marriage, and establish and / or seek certainty about the legal
consequence of the legalized polygamy marriage based on Islamic Law
and Law No. 1 of 1974 About marriage.
This research employed a descriptive analysis method with the
normative judicial approach which at once outline and analyze the
implementation of the marriage legalization in polygamy marriage
according to the Islamic Law and the Law No.1 of 1974 on Marriage.
Stage of the research are library studies and field studies that include

observation and interview process at the religious courts and office of
religious affair, techniques of data collection in this research is done by
examining secondary data consisting of primary legal materials, secondary
legal materials, and materials tertiary law, the data analysis method used
is qualitative juridical methods.
The findings showed that according to the Law of Marriage –
Government Regulation No.9 of 1975 and the Islamic Law perspective, the
status of marriage legalization in the polygamy marriage carried by Abdul
Basit and Syarifah Ainun is legal. The problem was that the violation of law
happened at the beginning of the marriage, where the polygamy marriage
was not being legalized in the religious court. However, when the marriage
was being legalized, the fact that Abdul Basid’s first wife had been
divorced alleviated the parties thus the marriage legalization was granted.
Legalized polygamy marriage has a legal consequence towards the wife
and the children position where both are legal from the Law perspective.
Children who are born under legalized polygamy marriage will obtain their
rights and obtain the birth certificate as the children of the husband and
the wife.

V