Tinjauan hukum Islam terhadap implementasi akad sewa website Kitabisa.com untuk penghimpunan donasi online.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD
SEWA WEBSITE KITABISA.COM UNTUK PENGHIMPUNAN
DONASI ONLINE

SKRIPSI

Oleh
Bachrudin Setiawan
NIM C02213016

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah
SURABAYA
2017

i

ii


iii

iv

v

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang berjudul “Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Implementasi Akad Sewa Website Kitabisa.com Untuk
Penghimpunan Donasi Online”, yang bertujuan untuk menjawab rumusan masalah
mengenai bagaimana praktik akad sewa website di Kitabisa dan bagaimana
analisis hukum Islam terhadap implementasi akad sewa website untuk
penghimpunan donasi online di Kitabisa.
Data penelitian ini dihimpun melalui dokumentasi dan wawancara. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
metode analisis deskriptif, yaitu pembahasan yang dimulai dengan mengumpulkan
data yang diperoleh dari lapangan tentang sewa website di Kitabisa, kemudian
data dianalisis menggunakan hukum Islam, yaitu teori ija>rah.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: pertama, sewa website di Kitabisa

merupakan akad sewa-menyewa antara pemilik kampanye (pihak penyewa) dan
Kitabisa (yang menyewakan). Kitabisa tidak menjelaskan jumlah nominal biaya
sewa yang harus dibayarkan oleh pemilik kampanye dan tanpa dibatasi waktu.
Pembayaran biaya jasa diambil dari uang donasi yang terkumpul sebesar 5% oleh
sistem Kitabisa sebelum masuk di campaign. Biaya jasa dibebankan kepada
donatur bukan kepada pemilik kampanye. Apabila campaign selama promosi tidak
menghasilkan donasi, maka tidak akan dibebankan biaya jasa; kedua, pembayaran
biaya jasa dalam donasi online di Kitabisa diperbolehkan dalam hukum Islam,
karena pada dasarnya pembayaran jasa donasi termasuk dalam kategori akad
ija>rah. Pembayaran biaya jasa donasi dirasa tidak menyalahi aturan hukum Islam
dalam hal perolehannya, karena biaya jasa donasi tersebut telah terhindar dari
gharar. Transaksi yang dilakukan juga telah sesuai dengan aturan hukum Islam.
Dalam hal ini, kedua belah pihak juga tidak merasa dirugikan, sehingga dapat
mencegah terjadinya permusuhan dan perselisihan.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka disarankan: pertama, kepada pihak
Kitabisa hendaknya memperbaiki akad perjanjian dan memberikan informasi yang
jelas mengenai jasa donasi kepada pengguna fasilitas donasi online agar tidak ada
informasi yang kurang dipahami; kedua, kepada pihak pemilik kampanye dan
donatur hendaknya selalu memperhatikan prinsip-prinsip yang telah diajarkan oleh
syariat Islam agar tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang.


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ................................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................... iv
PERSEMBA\HAN ................................................................................................... v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR TRANSLITERASI ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ....................................................... 7
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 11

F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................................. 11
G. Definisi Operasional ............................................................................ 11
H. Metode Penelitian ............................................................................... 13
I. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 17
BAB II SEWA MENYEWA (IJA>RAH) DALAM HUKUM ISLAM .................... 19
A. Pengertian Akad Ija>rah ......................................................................... 19
B. Dasar Hukum Ija>rah ............................................................................. 24
C. Jenis Akad Ija>rah ................................................................................. 27
D. Rukun Akad Ija>rah................................................................................ 28
E. Syarat Akad Ija>rah ............................................................................... 29
F. Prinsip Akad Ija>rah .............................................................................. 40
G. Sifat Ija>rah ........................................................................................... 40

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

H. Pembagian dan Hukum Ija>rah ............................................................. 41
I. Pembatalan dan Berakhirnya Akad Ija>rah............................................ 42
BAB III IMPLEMENTASI SEWAWEBSITE KITABISA.COM UNTUK DONASI
ONLINE .................................................................................................... 45
A. Profil Kitabisa ................................................................................... 45

B. Sistem Kerja Kitabisa ....................................................................... 50
1. Prosedur Mendaftar Sebagai Pengguna Kitabisa ......................... 50
2. Prosedur Penggalangan Dana di Kitabisa .................................... 53
3. Prosedur Donasi Online di Kitabisa ............................................. 56
4. Prosedur Zakat Online di Kitabisa ............................................... 60
5. Proses Pengambilan Biaya Sewa Website Kitabisa .................... 62
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SEWAWEBSITE UNTUK
PENGHIMPUNAN DONASI ONLINE .................................................. 66
A. Analisis Implementasi Akad Sewa Website Kitabisa ...................... 66
B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Akad Sewa Website
Kitabisa ............................................................................................. 69
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 75
A. Kesimpulan .......................................................................................... 75
B. Saran .................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77
LAMPIRAN

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai khali>fah di muka bumi diciptakan untuk menjadi pemimpin
dan menjaga kelangsungan kehidupan di muka bumi. Pemaknaan pemimpin ini
senantiasa harus ada tatanan tugas untuk saling kerjasama dengan manusia yang
lain, karena manusia juga sebagai makhluk sosial yang saling membantu
menjalankan keseimbangan dalam segala bidang seperti alam, sosial, budaya,
ekonomi, dan yang lainnya.
“Makhluk sosial” dimaksudkan yaitu manusia yang saling membantu untuk
melengkapi kebutuhan mereka sehari-hari dengan proses hubungan sesama manusia
(hablu minan na>s) seperti kegiatan traksaksional (tija}ri) untuk memperoleh sebuah
keuntungan contohnya perdagangan, kerjasama bisnis, dan kegiatan komersiil
lainnya. Selain itu, manusia menjalankan fungsi kegiatan sosial (tabbaru’) untuk
saling tolong-menolong tanpa mengharapkan imbalan dari manusia dan diniatkan
untuk mencari pahala dari sisi Allah swt contohnya infa>q, hibah, sedekah, zakat, dan
wakaf.
Kegiatan sosial ditujukan kepada korban yang mengalami musibah atau
bencana yang menimpanya dengan menyebabkan kerugian harta, hilangnya nyawa
atau tempat tinggal, berbagai bencana sering menimpa bumi pertiwi karena negara

Indonesia terletak di wilayah tropis dengan dikelilingi cincin api dan palung laut
yang bila ada pergerakan dari perut bumi akan menimbulkan potensi seperti gempa

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

gunung meletus, angin kencang, dan bila gempa terjadi di dalam laut dapat
menimbulkan tsunami.
Bencana alam didefinisikan dalam Wikipedia.org berupa suatu peristiwa alam
yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat
berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai
salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado,
kebakaran liar, dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak secara
alami, contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam, jumlah
besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam.1
Peran manusia di dalam terjadinya bencana yaitu untuk membantu
meringankan beban mereka dengan mengumpulkan sumbangan atau donasi dapat

berupa uang, baju, sembako, perlengkapan sekolah, perlengkapan rumah tangga,
selimut, dan yang lainnya. Praktiknya mereka koordinasikan untuk proses
sumbangan dari pengumpulan, perhitungan, pengelolaan hingga penyampaian
bantuan kepada para korban bencana, dengan kerjasama dari beberapa pihak untuk
melakukan kegiatan donasi tersebut.
Kemajuan teknologi di zaman sekarang membuat tugas dan pekerjaan
manusia semakin dimudahkan, semua menjadi praktis dan cepat termasuk didalam
penggalangan bantuan donasi untuk kegiatan sosial dengan menggunakan sistem
online. Bermula pembentukan donasi bersistem online di Indonesia dari inovasi
pemuda Indonesia yaitu Alfatih Timur dengan rekannya Vikra Ijas dibawah
bimbingan Prof. Rhenald Kasali Ph.D dari yayasan “Rumah Perubahan” melihat

1

Bagas,”Bencana Alam”, dalam http://wikipedia.org/wiki/Bencanaalam, diakses pada 11 April 2017.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3


fenomena sulitnya komunikasi antara pemilik kegiatan sosial dengan para donatur
yang akan menyumbangkan dana nya untuk ikut membantu kegiatan sosial, dan
sistem donasi yang ada sekarang kurang transparan sehingga menimbulkan
kecurigaan para donatur sosial yang telah menyumbangkan dana apakah sudah
disalurkan kepada yang berhak menerima.
Dengan berbagai alasan tersebut terfikir untuk membuat galang dana dan
donasi online berbasis open platform yang semua orang bisa menggunakan dan
mengakses website tersebut untuk kegiatan sosial mereka yang tidak melanggar
peraturan hukum, serta dengan sistem keuangan yang transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan para campaigner membuat resume atau laporan
ketika dana telah disumbangkan kepada target donasi. Sebuah website Kitabisa
untuk tempat crowdfunding (menggalang dana) dan donasi berbasis online yaitu
Kitabisa.com, website online tersebut sebagai tempat untuk mengumpulkan seluruh
kegiatan sosial dari komunitas masarakat baik itu yang mengadakan kegiatan sosial
perorangan atau kelompak organisasi yang bertujuan untuk mengajak para orang
baik di luar sana untuk turut membantu menyuksekan kegiatan sosial mereka
dengan cara berdonasi.
Website Kitabisa.com sendiri mulai diluncurkan pada 6 Juli 2013 di Jakarta,
yang pertama kali masih dalam bentuk badan hukum yayasan kemudian di bulan
April tahun 2017 berganti badan hukum menjadi PT. Kitabisa Indonesia yang telah

terdaftar dengan Nomor. 002/10.2031.74.05.1002/-1.848/2017. Dalam perjalanan
selama 3 tahun ini PT. Kitabisa Indonesia telah sukses mendanai 4.924 campaign
(kegiatan sosial), mengumpulkan donasi sebanyak Rp 105.793.967.637 dan
menghubungkan 288.617 donatur dari seluruh wilayah Indonesia.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Secara definisi crowdfunding merujuk pada kegiatan pengumpulan dukungan
dan pendanaan untuk suatu inisiatif proyek maupun organisasi, yang berasal dari
banyak orang berupa kontribusi finansial yang biasanya dilakukan melalui internet.2
Di negara Indonesia sudah tidak asing dengan adanya konsep crowdfunding, nilainilai yang bersifat patungan dan iuran untuk membantu orang lain, seperti
penggalangan dana secara individu atau kelompok/massal. Contohnya, seperti “koin
untuk Prita Mulyasari” dan penggalangan untuk korban bencana tanah longsor di
Jawa Timur. Sehingga, crowdfunding memiliki konsep serta nilai-nilai yang sama
dengan budaya Indonesia, yaitu nilai saling bergotong-royong membantu orang lain,
dan nilai tersebut yang telah mengakar pada kehidupan bangsa Indonesia.
Website Kitabisa.com dalam menjalankan penggalangan dana menggunakan
akad sewa jasa, yaitu berupa jasa penyewaan website sebagai wadah pengumpulan

donasi dan sewa jasa untuk pengelolaan keuangan donasi yang telah terkumpul di
Kitabisa.com. Adapun untuk imbal jasa setiap campaign (kegiatan sosial) yang
dibuka di website Kitabisa.com akan dikenakan biaya 5% dari donasi yang
terkumpul ke campaign sosial tersebut. Pengambilan biaya tersebut ditinjau dari
hukum Islam mengenai akad sewa dengan keuntungan berupa persentase dilarang di
dalam syari’at, karena dalam salah satu syarat ija>rah (sewa) harus diketahui oleh
penyewa mengenai jumlah upah atau sewa dari suatu pekerjaan, seperti
dikemukakan dalam Hadis Nabi dari Ibn>u Abu Sulaiman.

َِ‫عنَْجرِيرَِبْنَِحا ِ َعنَْحما َ وَابْنَأَبِيَسلَيْما َ أَنهَسِلََعنَْرجلَاسْتأجرَأَجِرًاَعلَىَطَعامِه‬
3

2
3

‫قَالََلَاَحتىَتعْلِمه‬

Admin Wikipedia, dalam http://en.Wikipedia.org/wiki/Crowndfunding, diakses pada 17 April 2017.
An-Nasa’i, Sunan An-Nasa’i (Beirut: Dar Al-Fikr, t.t.), 323.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Dari Jarir bin Hazim dari Hammad -yaitu Ibnu Abu Sulaiman-, bahwa ia
pernah ditanya mengenai seseorang yang menyewa orang upahan dengan
upah makanannya, maka ia menjawab, "Tidak boleh, hingga ia
memberitahukan jumlahnya." (HR. Nasa’i No. 4671)4
Hadis Nabi dalam Musnad Abdurrazzaq dari Abu Said Al-Khud}ri.

َِّ‫َمنَِاسْتأَجرََأجِيرًَافَليسم‬:ََ‫عنَْأَبِىَسعِيْدَال رِ َِّرضِىَااهَُعنْهَأَ ََالنِْىَصلَىَاهَُعلَيْهَِ سلَمَقَال‬
5
‫لَهَُأجْرته‬
Dari Abu Said Al Khudri ra. Bahwasannya Nabi saw bersabda: “Barangsiapa
memperkerjakan pekerja, maka tentukanlah upahnya.” (HR. Abdurrazzaq
dalam hadits ini terdapat Inqitha’ Baihaqi me-maunshul-kannya dari jalur
Abu Hanifah)6
Dalam menyewakan website, Kitabisa.com menentukan dengan tidak jelas
berapa biaya sewa dan itu menyalahi salah satu syarat dalam akad ija>rah. Selain itu,
penentuan biaya sewa berbentuk persentase yang mengandung unsur gharar yaitu
tidak diketahui berapa biaya sewa (ujrah) yang harus dibayar, pemilik donasi baru
bisa mengetahui biaya ketika donasi sudah terkumpul baik itu memenuhi target
donasi maupun tidak mencapai target. Sistem sewa seperti itu dilarang oleh

syari’at, dulu nabi pernah melarang menyewakan tanah yang penghasilan
pekerja/penggarap tanah menunggu dari hasil panen yang dikerjakannya, upah
penghasilannya belum jelas bisa saja tanah itu menghasilkan atau tidak. Rasulullah
juga bersabda menentukan upah dengan jumlah yang diketahui.

ََ ‫سأَلتَرافِعَبْنَخدِيجَعنَْكِراءَِالَأرْضَِبِال َ بَِ الورِ َِفَقَالََلَاَبأ َبِهَِإِنماَكَا ََالنا َيَاجِر‬
َ‫علَىَع ْدَِالنِْيَِصلَىَاللَهَعلَيْهَِ سلَمَعلَىَالما ِيانا َِ أَقْالَِالجدا ِلَِ أَشْياءََمِنَْال رْعَِفَي ْلِكَ َا‬

Fachrurazi, Terjemah Sunan An-Nasa’i, jilid 3 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), 455.
Abdurrazzaaq Ash-Shan’ani, Musnaf Abdurrazzaq, jilid 1 (Beirut: Al-Maktab Al-Islami, t.t.), 289.
6
Ibnu Hajar al-‘Asqolani, Bulughul Maram, jilid 2 (Irfan Maulana Hakim), (Bandung: PT Mizan Pustaka),
2010), 316.

4

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

َ ‫يسْلَمَ َاَ يسْلَمَ َاَ ي ْلِكَ َاَفَلَمَْي ُنَْلِلنا َِكِراءمَِإلَاَ َاَفَلِ َلِكَ جِرَعنْهَفَأَماَشيْءمَمعْلُو‬
7
ِ‫مضْمو ٌَفَلَاَبأ َبِه‬
Handlalah bin Qais Al Anshari dia berkata; "Saya bertanya kepada Rafi' bin
Khadij mengenai menyewakan tanah perkebunan dengan bayaran emas dan
perak." Maka dia menjawab; "Hal itu tidak mengapa. Dulu pada masa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, banyak para sahabat yang
menyewakan tanahnya dengan imbalan memperoleh hasil panen dari
tanaman yang tumbuh di sekitar parit atau saluran air atau sejumlah
tanaman itu sendiri, apabila suatu ketika pemilik tanah itu rugi, justru
pemilik tanah itu merasa diuntungkan, atau pemilik tanah mendapatkan
keuntungan dan penyewa yang merasa dirugikan, tetapi anehnya banyak
dari orang-orang yang melakukan penyewaan seperti itu. Oleh karena itu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang penyewaan tanah seperti
di atas. Sedangkan penyewaan tanah dengan pembayaran yang telah
diketahui dan dapat dipertanggung jawabkan, maka hal itu tidaklah
dilarang." (HR. Muslim No. 2887).8
Penentuan biaya sewa dalam akad ija>rah berupa persentase juga dilarang
dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia memberi
penjelasan lebih detail mengenai sistem ija>rah. Fatwa DSN MUI Nomor 44/DSNMUI/VIII/2004 tentang pembiayaan multijasa, bahwa dalam ketentuan umum
“dalam akad ija>rah besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan
dalam bentuk nominal bukan dalam persentase.”9
Penjelasan proses pengambilan biaya juga tidak ditentukan apakah dari
setelah seluruh donasi terkumpul atau dari setiap donasi donatur yang masuk ke
rekening Kitabisa.com, karena itu tidak memenuhi syarat perikatan Islam yaitu
harus jelas dari Ijab Kabul (sighat al-‘aqd) dan tidak memenuhi syarat dari akad

ija>rah itu sendiri.

Abu Husain Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Al-Fikr, t.t), 145.
Abd. Mufid Ihsan, Terjemah Shahih Muslim Jilid 2, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2006), 690.
9
Fatwa DSN MUI No. 44/DSN-MUI/III/2004 Tentang Pembiayaan Multijasa.

7
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Ditinjau dari segi hukum Islam, praktik jasa sewa yang dilakukan oleh
Kitabisa.com bisa saja merupakan transaksi yang sah dan halal untuk dikerjakan jika
memenuhi syarat dan rukun sewa. Ketika terdapat unsur yang tidak sesuai dalam
praktik sewa bisa menggeser konsep kehalalan dari transaksi yang dilakukan.
Padahal Rasulullah pernah bersabda bahwa sedekah adalah perbuatan mulia yang
mendatangkan keberkahan dan ketentraman hidup. Dengan demikian, aktivitas
sedekah yang baik juga harus dengan cara yang benar yaitu sesuai dengan hukum
Islam.
Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, penulis merasa bahwa masalah ini
perlu untuk diteliti. Dari beberapa permasalahan untuk mengkaji lebih lanjut terkait
sistem sewa yang terjadi dalam judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap
Implementasi Akad Sewa Website Kitabisa.com untuk Penghimpunan Donasi

Online”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan yang ada pada latar belakang masalah di atas,
penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang muncul dari kegiatan sewa

website kitabisa.com adalah sebagai berikut:
a. Pengertian donasi online yang diterapkan dalam kegiatan PT Kitabisa
Indonesia.
b. Akad sewa yang digunakan website Kitabisa.com antara PT. Kitabisa
Indonesia dan pemilik kegiatan sosial dan fasilitas yang didapatkan pemilik
kegiatan sosial.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

c. Fasilitas pengelolaan keuangan donasi oleh PT. Kitabisa sebelum dicairkan
oleh pemilik kegiatan sosial.
d. Multijasa yang diapakai dalam satu akad perjanjian oleh PT. Kitabisa
Indonesia.
e. Pengambilan biaya sewa website yang tidak dijelaskan kapan di dalam
kontrak akad.
f. Masa waktu sewa yang tidak dibatasi dan sewa website Kitabisa.
g. Analisis

hukum

Islam

terhadap

implementasi

akad sewa

website

Kitabisa.com.
2. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang
sebenarnya, maka penulis memberi pembatasan masalah. Berdasarkan latar
belakang masalah di atas, maka penulis memberikan batasan yaitu:
1. Praktik perjanjian akad sewa jasa donasi online Kitabisa.com.
2. Analisis hukum Islam terhadap implementasi akad sewa website
Kitabisa.com untuk menghimpun donasi online.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa rumusan
masalah dalam penelitian ini:
1. Bagaimana implementasi perjanjian donasi online di Kitabisa.com ?
2. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap implementasi akad sewa website
Kitabisa.com untuk penghimpunan donasi online?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini bertujuan untuk memperoleh suatu gambaran yang
memiliki hubungan topik yang akan diteliti dari beberapa penelitian terdahulu
yang sejenis atau memiliki keterkaitan, sehingga tidak ada pengulangan penelitian
dan duplikasi. Dalam penelusuran awal, sampai saat ini penulis menemukan
beberapa penelitian terkait kegiatan sewa dan bisnis online, yaitu:
Pertama penelitian yang dilakukan oleh saudara Afif Rahman, Muamalah
UIN Sunan Ampel Surabaya 2013. Yang menuliskan penelitiannya dengan judul‚
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Sewa Tanah Lahan Pertanian di Desa
Golokan Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik” dalam kajian penelitian ini
membahas tentang ketentuan sewa tanah pertanian yang perjanjian tidak dibuat
secara tertulis sehingga menimbulkan kerugian apabila ada salah satu pihak yang
meninggal maka akad itu berakhir, selanjutnya agar perjanjian dibuat tertulis
untuk memperkuat kontrak dan bukti apabila ada pihak yang melanggar
(wanprestasi).10
Kedua penelitian yang dilakukan oleh saudari Juliana Niswah Qonita,
Muamalah 2014. Yang menuliskan penelitiannya dengan judul, “Bisnis Investasi

Online di www.profitclicking.com dalam Perspektif Hukum Islam” dalam kajian
penelitian ini membahas sistem penyertaan modal dengan persentase profit yang
ditentukan dan sistem migration dan restart system feature yang cenderung
merugikan member. Investasi online dengan penyertaan modal yang terdapat

10 Afif Rahman, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Sistem Sewa Tanah Lahan Pertanian di Desa Golokan
Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik” (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2013), 68.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

unsur gharar dalam pembagian keuntungan yang didapat, serta tidak ada
penjaminan simpanan investasi nasabah membuat akad kerjasamanya batal karena
salah satu pihak ada yang dirugikan.11
Ketiga penelitian yang dilakukan oleh saudara Achmad Fatchul Bari,
Muamalah 2016. Yang menuliskan penelitiannya dengan judul, “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Penetapan Perpanjangan Sewa Menyewa Secara Sepihak Dari
Pihak Rental Di Rental Mobil Semut Jalan Stasiun Kota Surabaya”. Perpanjangan
sewa yang ditetapkan sepihak oleh pemilik rental mobil ketika peminjam
terlambat mengembalikan lebih dari 3 jam, ini tidak diperbolehkan karena tidak
ada pemberitahuan di perjanjian mengenai sanksi keterlambatan pengembalian
barang dan belum ada kerelaan dari perpanjangan sewa itu.12
Dengan adanya kajian pustaka di atas, penulis melakukan penelitian ini
dengan variabel yang berbeda. Penelitian dengan judul “Tinjauan Hukum Islam
Terhadap Implementasi Sewa Website Kitabisa.com Untuk Penghimpunan Donasi

Online” ini lebih memfokuskan pada perjanjian sewa jasa di website Kitabisa.com
dengan persentase biaya dalam hukum Islam.

E>. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka dalam melakukan penelitian
ini penulis memiliki tujuan:
1. Mengetahui praktik perjanjian sewa jasa donasi online Kitabisa.com.

Juliana Niswah Qonita, “Bisnis Investasi Online di www.profitclicking.com dalam Perspektif Hukum
Islam” (Skripsi--UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014), 70.
12
Achmad Fatchul Bari, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Penetapan Perpanjangan Sewa Menyewa
Secara Sepihak Dari Rental Di Rental Mobil Semut Jalan Stasiun Kota Surabaya” (Skripsi--UIN Sunan
Ampel Surabaya, 2016), 66.

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

2. Mengetahui analisis hukum Islam terhadap implementasi akad sewa website
Kitabisa.com.

F. Kegunaan dan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunanaan, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Secara umum, kegunaan penelitian yang dilakukan penulis
ini dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu:
1. Dari Tinjauan Teoritis – Akademis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas
wawasan ilmu pengetahuan di bidang hukum Islam terutama pada bidang
muamalah terkait dengan transaksi sewa website dalam donasi online.
2. Kegunaan Praktis
Sebagai upaya menyelesaikan permasalahan dalam bermuamalat
seperti sewa website untuk donasi secara online.

G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami beberapa istilah yang
ada di dalam penelitian ini, maka penulis memberikan penjelasan atau definisi dari
beberapa istilah sebagai berikut:
1. Hukum Islam

seperangkat aturan yang bersumber dari
al-Qur’an, hadis, dan kitab-kitab Fikih
mengenai akad ija>rah (sewa menyewa).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

2. Akad sewa

akad sewa antara PT. Kitabisa Indonesia
dengan pemilik kegiatan sosial, dimana
pemilik kegiatan sosial menghubungi dan
daftar ke Kitabisa untuk menyewa website
Kitabisa

untuk

kegiatan

sosialnya,

kemudian Kitabisa memberikan hosting

website sesuai nama kegiatan sosial yang
kita

miliki

yaitu

link

Kitabisa.com/longsorponorogo

seperti
dan

membantu proses administrasi keuangan,
kemudian menetapkan biaya sewa sebesar
5% dari donasi yang terkumpul.
3. Website Kitabisa.com

perusahaan jasa pengumpulan donasi
sosial untuk beragam kategori kegiatan
sosial,

dan

menyediakan

fasilitas

pembayaran zakat ma{al dan penghasilan,
dengan menggunakan sistem online yang
berkantor pusat di Jakarta dan cabang di
Surabaya.
4. Donasi Online

bentuk pengumpulan dana untuk kegiatan
sosial secara online melalui website dan
pembayaran dana dengan transfer via
rekening sistem website.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

H. Metode Penelitian
Aspek-aspek yang digunakan dalam sub bab “Metode Penelitian” ini
berkenaan dengan lokasi penelitian, data yang dikumpulkan, sumber data,
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data sebagai berikut:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kitabisa Indonesia di Surabaya yang
beralamat di jalan Kedinding II No. 10 Surabaya.
2. Data yang Dikumpulkan
Dalam rangka menjawab rumusan masalah yang pertama, dalam
penelitian ini akan dikumpulkan data tentang:
a. Konsep jasa sewa website yang ada dalam perjanjian.
b. Pengambilan biaya sewa dari donasi yang terkumpul di tiap pengambilan.
c. Jangka waktu sewa dalam perjanjian sewa website Kitabisa.
d. Implementasi akad sewa dalam perjanjian sewa website Kitabisa.com.
Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah:
a. Ayat suci Al-Quran tentang norma akad ija>rah (sewa menyewa).
b. Hadis tentang norma akad ija>rah (sewa menyewa).
c. Kitab Fiqh tentang norma akad ija>rah (sewa menyewa).
3. Sumber Data
a. Sumber Data Primer

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Sumber data primer ialah sumber data yang berkaitan langsung
dengan objek penelitian.13 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam
penelitian ini adalah:
1) Pihak manajemen PT. Kitabisa Indonesia di Surabaya
2) Pemilik kegiatan sosial Kitabisa di Surabaya.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber secara
tidak langsung dari pengumpulan data14, yaitu dari pustaka yang berkaitan
dengan norma akad dalam hukum Islam mengenai akad ija>rah (sewa
menyewa) terhadap implementasi akad sewa website antara PT. Kitabisa
Indonesia dengan pemilik kegiatan sosial tersebut, yaitu:
1) Kitab suci Al-Qur’an
2) Terjemah kitab Al-Qur’an Tim Lajnaj Pentashihan Mushaf Al-Qur’an
(LPMQ) Kementrian Agama Republik Indonesia, diketuai oleh
Muhammad Shohib.
3) Kitab Hadis:
a) Shahih Bukhari, karya Imam Bukhari.
b) Shahih Muslim, karya Imam Muslim.
c) Sunan Nasa’i, karya Imam Nasa’i.
4) Terjemah Kitab Hadis:
a) Shahih Bukhari, karya Imam Bukhari, diterjemahkan oleh Achmad
Sunarto.

13
14

Chalid Narbuko dan Abu Acmadi, Metodelogi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), 62.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,\ (Bandung: Alfabeta, 2012), 62.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

b) Shahih Muslim, karya Imam Muslim, diterjemahkan oleh Subhan dan
Imran Rosadi.
c) Sunan Nasa’i, karya Imam Nasa’I, diterjemahkan oleh Abu Syuhbah.
5) Bulughul Maram, karya Imam Ibn Hajar Al-Asqalani.
6) Ensiklopedi Hukum Islam, karya Abdul Azis Dahlan.
7) Fiqih Sunnah, karya Sayyid Sabiq, diterjemahkan oleh Nor Hasanuddin.
8) Fiqih Islami Wa Adillatuhu, karya Wahbah az-Zuahaily, diterjemahkan
oleh Abdul Hayyie Al-Kattani.
9) Fiqh Muamalah, karya Nasrun Haroen.
10) Fiqh Muamalah, Karya Muhammad Yazid.
11) Fiqh Muamalat, karya Abdul Aziz Muhammad Azzam.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan teknik:
a. Wawancara (Interview), yakni teknik pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung kepada pihak yang berkaitan dengan permasalahan yang
akan dibahas. Dalam hal ini, wawancara langsung dilakukan dengan pihak
manajemen PT. Kitabisa Indonesia di Surabaya dan pemilik kampanye
sosialnya. Wawancara dengan pihak manajemen Kitabisa dilakukan untuk
mengumpulkan data tentang:
1) Fasilitas apa saja yang didapat pemilik kegaiatan sosial dari sewa

website Kitabisa.
2) Akad sewa dalam surat perjanjian sewa website donasi online Kitabisa.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

3) Pengenaan tarif sewa dari donasi yang terkumpul dan cara pembayaran
biaya sewa kepada pihak Kitabisa.
4) Batas masa sewa website yang terdapat di Kitabisa.
Adapun wawancara yang dilakukan dengan pihak pemilik
kampanye/kegiatan sosial dilakukan untuk mengumpulkan data
tentang:
1) Praktik pengenaan biaya sewa yang dikenakan kepada pemilik
kampanye sosial.
2) Pengambilan donasi yang terkumpul apabila sudah sesuai target maupun
tidak.
3) Praktik promosi kegiatan sosial yang dilakukan terhadap jumlah donatur
yang menyumbang.
b. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan menggali bahan pustaka dari literatur yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas. Adapun bahan pustaka literatur
yang akan digali adalah Al-Qur’an, kitab-kitab Hadis dan kitab-kitab Fiqh
Muamalah.
5. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengolah data-data dalam penelitian ini, penulis melakukan halhal berikut:
a. Editing, ialah memeriksa kelengkapan data. Teknik ini digunakan untuk
pememeriksaan kembali data-data yang telah diperoleh.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

b. Organizing, yaitu menyusun data-data hasil editing sedemikian rupa
sehingga menghasilkan data yang baik dan mudah dipahami.15
6. Teknik Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
data deskriptif dalam menjabarkan data-data tentang akad sewa dan
implementasinya di dalam sewa website antara PT. Kitabisa Indonesia dengan
pemilik kampanye sosial.
Kemudian untuk tinjauan hukum Islam-nya menggunakan analisis
kualitatif dengan memaparkan dalil-dalil umum yang berkaitan dengan akad

ija>rah (sewa-menyewa) dalam hukum Islam yang dipakai dalam praktik donasi
online.

I. Sistematika Pembahasan
Dari hasil penelitian ini akan dituangkan dalam laporan berbentuk karya
ilmiah skripsi yang sistematika pembahasannya terdiri dari lima bab, sebagaimana
berikut:
Bab pertama memuat hal-hal yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan
penelitian. Hal-hal tersebut dituangkan dalam Sembilan sub bab yang terdiri dari:
latar belakang masalah, identifikasi dan batasan massalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.

15

Andi Praswoto, Metodelogi Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2014), 210.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Bab kedua tentang norma akad sewa menyewa dalam hukum Islam yan
dijadikan pijakan analisis dalam penelitian ini dituangkan dalam bab kedua dengan
tajuk “Akad Ija>rah dalam Hukum Islam”. Uraian dalam bab kedua ini berisi uraian
tentang pengertian dan dasar hukum akad ija>rah, rukun dan syarat ija>rah, bentukbentuk ija>rah, dan prinsip-prinsip ija>rah.
Bab ketiga menyajikan deksripsi hasil penelitian dengan tajuk “Sewa Website
Kitabisa.com Untuk Donaasi Online” deskripsi yaitu mengenai gambaran tentang
PT. Kitabisa Indonesia dari aspek sejarah singkat, latar belakang pembentukan dan
deskripsi umum website Kitabisa.com. Kemudian, memuat deskripsi tetang akad
sewa antara Kitabisa dan pemilik kampanye sosial meliputi syarat dan ketentuan
menjadi pemilik kampanye sosial (campaigner), klausul akad sewa website dan
pengolahan keuangan donasi serta biaya sewa yang dibayarkan kepada Kitabisa.
Bab keempat merupakan hasil penelitian implementasi akad sewa website
antara PT. Kitabisa Indonesia dengan pemilik kampanye sosial yang telah
dideskripsikan tersebut akan dianalisis dengan perspektif hukum Islam. Bab yang
bertajuk “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Website Untuk Penghimpunan
Donasi Online Di Kitabisa”.
Bab kelima menyajikan kesimpulan dan saran kepada para pihak yang terkait
dengan implementasi hasil penelitian ini.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

IJA>RAH (SEWA MENYEWA) DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Akad Ija>rah

Ija>rah secara etimologis, berasal dari kata: 1 ‫اجرَ–َياجرَ–َاجراَ–َ إجار‬
Al- ija>rah berasal dari kata al-ajru yang berarti al-‘iwad{u (ganti). Oleh sebab
itu, al-s{awa>b (pahala) dinamai al-ajru (upah).2 Ijara>h juga berarti upah, sewa,
atau imbalan.3 Secara istilah pengertian ija>rah adalah suatu kontrak
pertukaran antara suatu manfaat dengan ganjaran atau bayaran tertentu.4
Lafadz ija>rah mempunyai pengertian umum yang meliputi upah atas
pemanfaatan suatu benda atau imbalan suatu kegiatan, atau upah melakukan
sesuatu aktifitas. Ija>rah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat
sesuatu dengan memberikan imbalan dengan jumlah tertentu dalam waktu
tertentu. Hal ini, sama artinya dengan menjual manfaat sesuatu benda, bukan
menjual dari benda itu sendiri.5
Dalam fiqh muamalah, ija>rah mempunyai dua pengertian yaitu:
1. Perjanjian sewa menyewa barang
2. Perjanjian sewa menyewa jasa atau tenaga (perburuan).6

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munnawwir Arab-Indonesia Terlengkap, Edisi Kedua
(Surabaya: Pustaka Progressif, 1994), 9.
2
Sayyid Sabiq, Fiqih al-Sunnah, Jilid 3 (Kairo: Dar al-Fath li al-I’lam ak-Arabiy, 1410 H./1990
M.), 283.
3
Abd. Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), 660.
4
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Kencana, 2013), 247.
5
Helmi Karim, Fiqh Islam (Jakarta: PT> Raja Grafindo Persada, 1997), 29.
6
Rahmad Syafe’i, Fiqh Muamalah (Bandung: CV Pustaka Setia, 2004), 102.
1

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Secara umum ija>rah mempunyai definisi bahwa akad sewa menyewa
antara pemilik objek sewa (ma’jur) dan penyewa (musta’jir) untuk
mendapatkan imbalan atas objek yang telah disewakan.7 Perjanjian antara
penyewa dan orang yang menyewakan untuk menjual manfaat atas suatu objek
berupa jasa maupun barang dengan menentukan biaya sewa yang disepakati
oleh pihak penyewa dan pihak yang menyewa dengan jumlah dan batas
tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak.
Definisi ija>rah menurut pendapat beberapa ulama fiqih berbeda dari segi
lafadz tetapi sama dari segi makna:
1. Ulama Hanafiyah

‫عقدَعلَىَمنافِعَِبعِوض‬
Akad atas suatu manfaat dengan suatu imbalan.
Menurut Hanafiyah bahwa maksud dari akad perjanjian adalah ija>b
dan qa>bul. Misalnya, seseorang menyewa mobil selama dua hari, maka
setelah dua hari masanya telah habis, pemilik mobil berhak meminta mobil
tersebut. Jika orang yang menyewa mobil tersebut belum mengembalikan
barang yang disewa maka baginya setiap hari sejak masa habis ada
ongkosnya tiap hari sampai dia mengembalikan barang tersebut. Maksud
dari mahzab Hanafiyah ini adalah yang menyewakan berhak mendapatkan

Ivan Rahmawan A., Kamus Istilah Akuntasi Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),
87.
7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

uang ganti rugi atau denda apabila si penyewa mangkir dalam membayar
sewa tersebut.
2. Ulama Syafi’iyah

َِ‫اإِباح َِبِعوْضَمعْلُوْ عقدَعلَىَمنْ َع َِمق وْ َمعْلُوْم َمْاح َقَابِلَ َلِلْ ل‬
Akad atas suatu kemanfaatan yang mengandung maksud tertentu dan
mubah, serta menerima pengganti atau kebolehan dengan pengganti
tertentu.
Menurut Syafi’iyah bahwa maksud dari akad perjanjian adalah
manfaat yang bisa diambil dari barang ataupun jasa yang dijual. Maksudnya
hanya mengambil kemanfaatannya tidak untuk dimiliki dengan penerima
imblan sebagai ganti, transaksi ini dibolehkan menurut Syafi’iyah.
Misalnya, seseorang menyewa gedung pernikahan selama 12 jam denga
biaya Rp. 8.000.000, maka setelah 12 jam telah habis, penyewa gedung
tersebut harus menyelesaikan pada waktu yang telah disepakati dan
pemilik gedung berhak meminta imbalan tersebut. Jadi si penyewa hanya
mengambil kemanfaatan dari gedung tersebut dan memberi imbalan atas
manfaat tersebut.
3. Ulama Malikiyah dan Hanabilah

‫تمْلِيْكَمنافِعَِشيْءٍَمْاح َمد ًَمعْلُوْم ًَبِعوْض‬
Menjadikan milik suatu kemanfaatan yang mubah dalam waktu
tertentu dengan pengganti.8
Malikiyah menjelaskan ija>rah dan al-kira mempunyai kata yang
semakna, hanya saja kata ija>rah mengatur dalam pemberian nama dari

8

Rahmat Syafe’i, Fiqih Muamalah (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 121.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

perjanjian atas manfaat manusia dan benda bergerak selain kapal laut dan
binatang. Menamakan perjanjian persewaan atas benda tetap, yaitu secara
khusus dengan istilah “al-kira”, meskipun keduanya termasuk barang yang
bisa dipindahkan.9 Maksudnya, ija>rah adalah akad-akad yang penggunaan
manfaatnya bersifat manusiawi yang merupakan kebutuhan primer dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Hanabilah bahwa dibolehkan atas menjual kemanfaatan
suatu barang maupun jasa dengan waktu tertentu dengan imbalan yang
disepakati kedua belah pihak.
Menurut Wahbah Azuhaili ija>rah adalah akad yang berisi pemberian
suatu manfaat berkompensasi dengan syarat-syarat tertentu. Ija>rah bisa
juga didefinisikan sebagai akad atas manfaat yang dikehendaki, diketahui,
dapat diserahkan, dan bersifat mubah dengan kompensasi yang diketahui.10
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa ija>rah
adalah menjual kemanfaatan atas barang atau jasa bukan bendanya. Dapat
diterjemahkan, berarti sewa menyewa dan upah mengupah yaitu:
1. Sewa menyewa adalah menjual manfaat suatu benda
2. Upah mengupah adalah menjual tenaga atau kekuatan
Adapun menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional bahwa ija>rah adalah
akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 114-115.
Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, Penerjemah Muhammad Afifi dan Abdul Hafiz, Judul Asli:
Al-Fiqhu Asy-Syafi’i Al-Muyassar, Cet. I (Jakarta: Al-Mahira, 2010), 37.
9

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian, akad ija>rah
tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari
yang menyewakan kepada penyewa.
Di dalam teknis perbankan ija>rah adalah akad atau perjanjian antara
bank dengan nasabah untuk menyewa suatu barang atau cek milik bank,
dimana bank mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya, dan
diakhir periode nasabah membeli barang atau objek yang disewakan.
Pengalihan pemilikan akad yang diakadkan di awal, hanya semata-mata untuk
memudahkan bank dalam pemeliharaan aset itu sendiri baik sebelum dan
sesudah berakhirnya sewa.

Ija>rah dalam konteks perbankan Islam adalah suatu lease contract bahwa
suatu bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan (equipment),
sebuah bangunan atau barang-barang seperti mesin-mesin, dan lain-lain
kepada salah satu nasabahnya berdasarkan beban biaya yang sudah ditentukan
secara pasti sebelumnya.11
Dalam transaksi ija>rah, bank menyewakan suatu aset yang sebelumnya
telah dibeli oleh bank kepada nasabahnya untuk jangka waktu tertentu dengan
jumlah sewa yang telah disetujui dimuka. Dalam pelaksanaanya, bank atau
lembaga keuangan membeli barang dari pemasok barang dan pada akhirnya
perjanjian ija>rah barang yang disewa kembali pada pihak yang menyewakan
barang yaitu bank atau lembaga keuangan syariah. Pada perjanjian ija>rah

Sutan Remi Sjahdeini, Perbankan Syariah dan Kedudukan Dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, Cet. I (Jakarta: PT Pustaka Utaman Grafiti, 1999), 70-71.

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

sepanjang masa perjanjian ija>rah tersebut kepemilikan atas barang tetap
berada pada bank. Setelah barang kembali, bank dapat menyewakan barang
tersebut kepada pihak lain atau menjualnya kembali dengan status barang
bekas (second hand) karena sudah hak dari kepemilikan bank itu sendiri.
Menurut jumhur ulama fiqih ija>rah adalah menjual manfaat dan yang
boleh disewakan adalah manfaatnya bukan bendanya.12 Ija>rah ialah suatu jenis
akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Sedangkan dalam
kamus hukum, ija>rah adalah perjanjian dalam upah-mengupah dan sewa
menyewa.13
Sewa menyewa sebagaimana perjanjian lainnya adalah pernjanjian yang
bersifat konsensual, perjanjian ini mempunyai kekuatan hukum yaitu saat
sewa menyewa berlangsung (akad sedang berlangsung), maka pihak yang
menyewakan berkewajiban untuk menyerahkan barang kepada pihak
penyewa. Lalu pihak penyewa berkewajiban untuk menyerahkan uang
sewanya (ujrah) kepada pihak yang menyewakan.14 Apabila akad sewa
dilaksanakan, penyewa sudah memiliki hak atas manfaat dan pihak yang
menyewakan berhak mengambil kompensasi sebab sewa adalah suatu akad
timbal balik.15
Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan ija>rah adalah suatu akad
sewa menyewa barang yang pada hakikatnya mengambil suatu manfaat atas

12

Ibid., 122.
Sudarsono, Kamus Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), 176.
14
H. Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam (Jakarta: Sinar
Grafika, 1994), 52.
15
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, terj. Nur Hasanuddin (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2004), 203.
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

barang yang telah kita sewa dengan ganti upah (pembayaran). Dengan
demikian, sewa menyewa mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Adanya pihak penyewa dan yang menyewakan.
2. Adanya akad antara kedua belah pihak.
3. Adanya objek sewa yang dapat dipergunakan manfaatnya.
4. Adanya imbalan/harga yang jelas terhadap pemanfaatan objek sewa
tersebut.
5. Manfaat objek sewa diketahui dengan jelas.
6. Dilaksanakan dalam periode tertentu.

B. Dasar Hukum Ija>rah
Sewa menyewa disyariatkan dalam Islam berdasarkan dalil-dalil
berdasarkan dari Al-Qur’an dan Hadis serta ijma’ (kesepakatan para ulama).
1. Al-Qur’an
Al-Qur’an membolehkannya praktik sewa menyewa. Hal tersebut
diatur dengan jelas dalam Al-Qur’an
Al-Baqarah ayat 233:
َََََََََََََ
Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak
ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayawan menurut
kamu yang patut.
Al-Qashash ayat 26 :
َ ََََََََ َََ

Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: |Ya bapakku ambillah
ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), akrena sesungguhnya

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita)
ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.
Ath-Thalaq ayat 6:
ََََََ

Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka berikanlah
mereka upahnya.16
2. Hadis

َ‫ٌَاعْطُوا‬:َ‫عنَْابْنَِعمرَرضِيَاهَُعنْ ماَقَالََقَألََرسوْلَُاهَُصلََاهَُعلَيْهَِ سلَم‬
َ‫ا َأجِيْرََاجْرَُقَْلََاَ َيجِفَعرقُهَ(ر اَُابنَماجه‬
Dari Ibnu Umar RA, berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda:
berikanlah upah pekerjaan sebelum keringatnya kering. (riwayat
Ibnu Majah).17
Hadis diatas menjelaskan bahwa, dalam persoalan sewamenyewa terutama yang memakai jasa manusia untuk mengerjakan
suatu pekerjaan, upah atau pembayaran harus segera diberikan sebelum
keringatnya kering, maksudnya, dalam hal pembayaran upah harus
disegerakan dan langsung, tidak boleh ditunda-tunda pembayarannya.

َ‫ر اَُمِنَْاِبنَِعْسَرضِيَاهَعنْهَِاجْتحمَرسولَُاهَِصلَىَاهَعلَيْهَِ سلَمَ َأعْطَى‬
َ ‫الَ ِ َحجمهََأجْرَُ لَوْكَاناَحرامًاَلَمَْيعْطِهَِ(ر اَُصحيحَالْ ار‬
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, beliau berkata: Rasulullah pernah
berbekam dan beliau memberikan upa

Dokumen yang terkait

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD AL- MUḌᾹRABAH AL-MUṬLAQAH DALAM PRODUK PENGHIMPUNAN DANA Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Al- MuḌᾹrabah Al-MuṬlaqah Dalam Produk Penghimpunan Dana BMT Amanah Ummah Gumpang Kartasura Sukoharjo.

0 10 24

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN AKAD AL- MUḌᾹRABAH AL-MUṬLAQAH DALAM PRODUK PENGHIMPUNAN Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pelaksanaan Akad Al- MuḌᾹrabah Al-MuṬlaqah Dalam Produk Penghimpunan Dana BMT Amanah Ummah Gumpang Kartasura Sukoharjo.

0 1 16

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA-MENYEWA RUMAH Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah (Studi Kasus Di Kampung Joyodiningratan Kratonan Surakarta).

0 2 18

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA-MENYEWA RUMAH Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah (Studi Kasus Di Kampung Joyodiningratan Kratonan Surakarta).

0 3 16

PENDAHULUAN Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Perjanjian Sewa-Menyewa Rumah (Studi Kasus Di Kampung Joyodiningratan Kratonan Surakarta).

0 3 5

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ‘AKAD SEWA MENYEWA ALAT-ALAT PESTA PADA PERSEWAAN JK SOUND SISTEM DI Tinjauan Hukum Islam Terhadap ‘Akad Sewa Menyewa Alat-Alat Pesta Pada Persewaan JK Sound Sistem Di Kecamatan Donorojo-Pacitan.

1 1 16

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ‘AKAD SEWA MENYEWA ALAT-ALAT PESTA PADA PERSEWAAN JK SOUND SISTEM Tinjauan Hukum Islam Terhadap ‘Akad Sewa Menyewa Alat-Alat Pesta Pada Persewaan JK Sound Sistem Di Kecamatan Donorojo-Pacitan.

0 1 17

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Perjanjian Sewa Rumah Di Desa Randusari Teras Boyolali.

0 2 13

PENDAHULUAN Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Perjanjian Sewa Rumah Di Desa Randusari Teras Boyolali.

0 3 13

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH Tinjauan Hukum Islam Terhadap Akad Perjanjian Sewa Rumah Di Desa Randusari Teras Boyolali.

0 2 15