SPIRITUALITAS KAUM MUDA KAMPUS : AL-KHIDMAH KAMPUS DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI SURABAYA.

SPIRITUALITAS KAUM MUDA KAMPUS
(Al-Khidmah Kampus di Lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya)

Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S-1) dalam Ilmu Ushuluddin dan Filsafat

Disusun Oleh:
TANWIROTUL BARIROH
(NIM: E51211027)

PRODI FILSAFAT AGAMA
JURUSAN PEMIKIRAN ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2015

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PENULISAN SKRIPSI


Bisrrillahirrahmanirrahim

Ymg bertanda tangan di bawah ini,

saya:

\ama

Tanwirotul Bariroh

NL\1

Est2t1027

Frogram Studi

Filsafat Agama

.\lamat


Dsn. Janggan Ds. PomahanJanggan Kec' Turi Kab'
Lamongan Jawa Timur.

llenyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1t

tinggi mana
Skripsi ini tidak pemah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan
pun untuk mendapat gelar akadernik apapun

saya secara mandiri dan bukan merupakan
-31 Skripsi ini benar-benar hasil karya
hasil plagiasi atas karya orang lain

!

r

skripsi ini sebagai hasil

-\pabila di kemudian hari telbukti atau dapat dibuktikan
yang terjadi
plagiasi, saya akan bersedia menanggung segala konsekuensi hukum

Surabaya, Juli 2015

NIM. E51211021

v1

PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi oleh Tanwirotul Bariroh ini telah dipertahankan di depan
Tim Penguji Skripsi
SurabaYa, 20 Agustus 20 1 5

Mengesahkan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
X'akultas Ushuluddin dan Filsafat

W#


31002199303

1019200901 1006

NrP.19820210200

271993031004

NIP. 196209271992031

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama

Tanwirotul Bariroh

NIM

Est2lt027


Program Studi

Filsafat Agama

Judul

Spirituialitas Kaum Muda Kampus (Al_Khidmah Kampus di
Lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya).

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Surabaya, Juli 2015
Dosen Pembimbing,

IV

ABSTRAK
Tanwirotul Bariroh, NIM. E51211027, 2015. Spiritualitas Kaum Muda Kampus (AlKhidmah Kampus di Lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di
Surabaya). Skripsi Program Studi Filsafat Agama Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan
Ampel Surabaya.
Kata Kunci : Spiritualitas, Kaum Muda Kampus, Al-Khidmah Kampus
Skirpsi dengan judul “Spiritualitas Kaum Muda Kampus (Al-Khidmah
Kampus Di Lingkungan Perguruan Tinggi Negeri Di Surabaya” ini adalah hasil
penelitian lapangan untuk menjawab bagaimana pertanyaan Apa yang di maksud
dengan kaum muda kampus, dan Bagaimana peran Al-Khidmah Kampus bagi
penbentukan spiritualitas kaum muda kampus.
Data penelitian ini dihimpun melalui penelitian lapangan dari wawancara
yang selanjutnya di analisis dengan menggunakan metode deskriptif naratif, dengan
cara menggambarkan peran Al-Khidmah Kampus bagi pembentukan spiritualitas
kaum muda kampus/mahasiswa.
Hasil penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban oleh informan bahwa peran
Al-Khidmah Kampus bagi pembentukan spiritualitas kaum muda kampus/mahasiswa
sangatlah dominan, karena rata-rata mereka para pengikut/jama‟ah al-khidmah
kampus melalui majlis dzikir, mengatakan bahwa sedikit banyak pasti mengalami
perubahan spiritualitas dalam diri mereka, baik itu disadari secara langsung atau
tidak. Al-Khidmah Kampus dinyatakan telah membawa perubahan diri mereka
menjadi lebih baik dalam segi spiritualitasnya. Al-khidmah Kampus sendiri adalah
sebuah organisasi yang ditujukan kepada para kaum muda kampus/mahasiswa dalam

pembentukan spiritualitasnya. Namun, masih banyak para kaum muda kampus yang
belum mengerti dan mengetahui apa dan bagaimana Al-KhidmahKampus.
Sejalan, kesimpulan di atas maka diharapkan para jama‟ah Al-Khidmah
Kampus dapat lebih bisa memperjuangkan keberadaan organisasi tersebut, sehingga
dapat diterima oleh seluruh kalangan kaum muda kampus/mahasiswa.

iii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ....................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. vi
MOTTO ............................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................... ix
DAFTAR ISI........................................................................................ xi


BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 7
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
D. Penegasan Judul ......................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 13
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 13
G. Telaah Pustaka .......................................................................... 14
H. Metodologi Penelitian ............................................................... 16
1. Jenis Penelitian.................................................................... 16
2. Sumber Data........................................................................ 18
3. Metode Pengumpulan Data ................................................. 19
xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4. Teknik Analisis Data........................................................... 21
I. Sistematika Pembahasan ........................................................... 22
BAB II KAJIAN TEORITIK............................................................. 24

1. Spiritualitas ............................................................................... 24
a. Makna Spiritualitas ............................................................. 24
b. Ciri-ciri Spiritualitas ........................................................... 30
c. Tasawuf dan Tarekat dalam Islam ...................................... 32
d. Definisi Tarekat .................................................................. 41
e. Tujuan dan Dasar Hukum tarekat ....................................... 42
f. Zikir..................................................................................... 45
BAB III PENYAJIAN DATA ............................................................ 49
A. Sejarah Berdirinya Al-Khidmah Kampus ................................. 49
B. Visi Misi Al-Khidmah Kampus ................................................ 52
C. Asas, Sifat, Tujuan dan Fokus Gerakan Al-Khidmah Kampus 53
D. Susunan Kepengurusan Al-Khidmah Kampus ......................... 54
E. Rangkaian Amaliyah Jama‟ah Al-Khidmah Kampus ............... 56
F. Setting Penelitian ...................................................................... 58
G. Al-Khidmah Kampus Dalam Pandangan Kaum Muda
Kampus/Jama‟ah Al-Khidmah Kampus ................................... 59
BAB IV AL-KHIDMAH KAMPUS DAN SPIRITUALITAS
KAUM MUDA KAMPUS .................................................................. 67
A. Peran Al-Khidmah Kampus dalam Perkembangan
Spiritualitas Kaum Muda Kampus/Mahasiswa ......................... 67

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Meningkatnya Intensitas Dzikir .......................................... 67
b. Meningkatnya Intensitas Ibadah ......................................... 76
c. Meningkatnya Frekuensi Membaca Al-Qur‟an .................. 82
d. Meningkatnya Perilaku Islami ............................................ 83
B. Analisis Spiritualitas Kaum Muda Kampus terhadap
Jama‟ah Al-Khidmah Kampus .................................................. 88
BAB V PENUTUP............................................................................... 97
A. Simpulan ................................................................................... 97
B. Saran ......................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Khidmah Kampus adalah sekumpulan jama‟ah yang secara khusus berada
di lingkungan Perguruan Tinggi. Fokus gerakan Al-Khidmah Kampus adalah
menjalankan sistem kederisasi dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan Al-Khidmah
baik yang bersifat Amaliyah, Ilmiah, maupun ekstrakurikuler di lingkungan
Perguruan Tinggi.1 Al-Khidmah Kampus sendiri merupakan cabang dari organisasi
Al-Khidmah yang jauh sebelumnya sudah berdiri. Oleh karenanya, Al-Khidmah
Kampus dibentuk tidak untuk memisahkan diri dari Al-Khidmah, akan tetapi justru
bertujuan untuk memperkuat sistem kaderisasi dan regenerasi jamaah mahasiswa AlKhidmah di Perguruan Tinggi. Sedangkan pedoman dasar organisasi yang terdapat
dalam Al-Khidmah Kampus berlaku untuk memudahkan dan mendisiplinkan sistem
kaderisasi dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan Al-Khidmah di lingkungan
Perguruan Tinggi secara berkelanjutan.
Berdirinya Al-Khidmah Kampus dilatarbelakangi oleh Syaikh Ahmad Asrori
yang memiliki keinginan agar para kaum muda pada era sekarang ini memiliki
sebuah pedoman hidup khususnya oleh para mahasiswa, karena melihat pada kondisi
yang terjadi sekarang para kaum muda semakin sulit untuk dikendalikan, dibimbing,
mengalami krisis moral dan keringnya spiritual, sehingga didirikannya Al-Khidmah
Kampus diharapkan menjadi sebuah wadah bagi kaum mahasiswa untuk dapat

1

Pengurus Al-Khidmah Kampus, Pedoman Dasar Organisasi Al-Khidmah Kampus,
(Semarang: Al-Khidmah Kampus Indonesia, tt),. 10.
1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

memperbaiki moral, membentuk karakter dan juga meningkatkan daya spiritual para
kaum mahasiswa.
Al-Khidmah Kampus pertama didirikan pada tanggal 29 Oktober 2010 sehari
setelah peringatan sumpah pemuda di Semarang. Nama Al-Khidmah Kampus sendiri
diberikan langsung oleh pendiri Al-Khidmah yaitu Syaikh Ahmad Asrori Al-Ishaqi.
Nama Al-Khidmah Kampus dipandang lebih tepat dibandingkan dengan nama-nama
yang lain untuk wadah para Mahasiswa Al-Khidmah di Perguruan Tinggi. Secara
literal, Al-Khidmah Kampus dianggap lebih cocok dan lebih dekat di hati
Mahasiswa. Selain itu, penggunaan Al-Khidmah Kampus dianggap lebih kompatibel
dengan kondisi dan karateristik para Mahasiswa dan akademisi Kampus. Secara
defacto sangat berbeda dengan kondisi yang berada di luar Kampus atau Perguruan
Tinggi.
Al-Khidmah sendiri merupakan bukan sebuah Tarekat, namun isi dan
tujuannya memiliki tujuan yang sama dengan tarekat, yang mana tujuan dari sebuah
Tarekat sendiri adalah untuk meningkatkan spiritual dan membangun karakter yang
ada dalam diri manusia, Al-Khidmah Kampus merupakan sebuah organisasi yang di
dalamnya mengajarkan tentang ketarekatan, mengajak pengikutnya untuk senantiasa
mengingat Tuhan dengan jalan berdzikir dan membangun spiritual.
Istilah Tarekat itu sendiri, merupakan bagian dari tiga istilah utama dalam
tasawuf, yakni tarekat, makrifat dan hakikat. Tarekat muncul ke permukaan sebagai
akses dari luasnya pola hidup tasawuf di kalangan umat Islam yang masih
berlangsung bebas. Sehingga Tarekat merupakan upaya pengorganisasian komunitas
sufi dengan rumusan yang jelas untuk menempuh jalur sufi. Tarekat sendiri

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

merupakan bentuk dari gerakan tasawuf yang bukan hanya semata-mata sebagai
pengorganisasian diri. Namun, disamping itu untuk menunjukkan jati diri kaum sufi,
yang juga dimaksudkan untuk merespons perkembangan zaman dengan keadaan
masyarakatnya.
Tuntunan yang dipakai oleh Jama‟ah Al-Khidmah Kampus dalam
melaksanakan Majlis Dzikir yang merupakan cabang dari Al-Khidmah adalah
Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah. Dimana tujuan dari Tarekat ini adalah
menuntun manusia agar mendapat ridha Allah, sejahtera di dunia dan behagia di
akhirat kelak. Tarekat ini merupakan salah satu jalan untuk membukakan diri agar
tercapai arah tujuan, dimana tujuannya mencakup empat hal, yaitut taqarrub ilallah
(mendekatkat diri kepada Allah dengan jalan ibadah), Mardhatillah (berusaha
mendapatkan keridhaan Allah), kemakrifatan (mengenal Allah), dan mahabbah atau
kecintaan.
Dengan demikian, tarekat merupakan sebuah alternatif jalan para kaum sufi
untuk mencapai tujuan mereka, yaitu dapat mendekatkan diri kepada Tuhan serta
meningkatkankan spiritual. Alasan seseorang untuk bertarekat juga dilatar belakangi
karena merasa keringnya spiritual yang ada di dalam dirinya. Tidak dapat dipungkiri
bahwa

kemajuan dunia di era modern telah sedemikian banyak membantu

kemudahan-kemudahan bagi kehidupan umat manusia. Teknologi-teknologi yang
dicapainya telah membuka mata akan ketercukupan alam semesta bagi kebahagiaan
yang ingin diraihnya. Namun, modernisme telah menciptakan gaya baru bagi
kehidupan manusia itu sendiri dalam mancapai kebahagiaan, dan capaiannya hanya
berupa kebahagiaan yang semu.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Jika dilihat dari sudut pandang perbedaannya, antara tarekat dan al-Khidmah
Kampus tentu berbeda. Ibarat Al Khidmah itu jiwanya, Al-Khidmah itu jamaah
perkumpulan/pergerakannya, sedangkan tarekat itu ruhnya dan amaliyahnya, yang
satu sama lain saling berkaitan. Sehingga keberadaan Al-Khidmah Kampus sendiri
diharapkan sebagai upaya untuk membiasakan dan seterusnya (untuk diharapkan)
bisa menjadi para generasi cendikia muda serta segenap civitas akademika yang
solih solihah, pandai bersyukur, dan gemar mendoakan kedua orang tua, keluarga,
dan guru/dosen. Sehingga dapat membahagiakan mereka semua kelak hingga
Sayyidina Syaikh Abdul Qodir Al Jilani ra, terus sampai pada Nabi Muhammad
SAW.
Manusia memang secara fitrahnya adalah makhluk spiritual, seperti yang
dijelaskan dalam Alqur‟an dalam Surah Al-Dzariyat ayat 56:

Artinya: Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.2 (Surat Al-Dzariyat 51:56).
Sehingga jika manusia berupaya untuk menghilangkan dimensi spiritualnya,
itu sama saja manusia telah menyimpang dari visi firtahnya sendiri. Ini telah terjadi
pada manusia modern. Sehingga Al-Khidmah yang bukan merupakan organisasi
tarekat merupakan salah satu jalan yang digunakan oleh masyarakat untuk mencapai
tujuannya yaitu dapat memperbaiki prilaku, memperkuat keyakinan, menambah daya
spiritual, dan bahkan untuk sampai pada maqam tertinggi dalam bertasawuf yaitu
pada maqam mahabbah atau mendapatkan cinta dari Tuhan.

2

QS: Surat Al-Dzariyat (51:56).

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

Dalam praktek keagamaan yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan AlKhidmah adalah dzikir dan istighatsah, keduanya merupakan implementasi ibadah
yang telah menjadi basis material di bidang keagamaan yang kukuh dan mendarah
daging bagi warga Islam tradisional yang menjalankan amalan-amalan tarekat,
berupa pembacaan ayat-ayat Al-qur‟an tertentu yang dipilih, secara bersama-sama
dan Nama Tuhan (Asma’ Al-Husna) tertentu diucapkan secara berulang-ulang
dengan tuntunan yang diamanatkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para
Sahabatnya.3
Jika pada umumnya Tarekat hanyalah dianut dan diikuti oleh kaum dewasa.
Berbeda dengan Al-Khidmah Kampus yang memang sengaja didirikan untuk
menjadi sebuah wadah bagi kaum muda atau mahasiswa yang ingin mendekatkan
diri kepada Tuhan. Sehingga ini menjadi hal unik tersendiri karena jika dilihat pada
umumnya rata-rata pada zaman sekarang para kaum muda hanya melakukan
kesenangan, menginginkan kebebasan tanpa ada peraturan yang mengikatnya.
Dalam Al-Khidmah Kampus, para Jama‟ah mahasiswa diajak untuk
senantiasa mengingat Tuhan, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan sudah tentu
terdapat banyak aturan keagamaan di dalamnya guna mencapai tujuan dalam
bertarekat tersebut. Jika tanpa didasari rasa kesadaran dari masing individu, baik
kesadaran itu muncul dari pribadi masing-masing atau melalui ajakan orang lain,
maka ketarekatan yang diikuti oleh komunitas kaum muda tersebut tidak akan
pernah berdiri. Sehingga salah satu fungsi Al-Khidmah Kampus sendiri yaitu

3

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta:
LP3ES, 1994)., 136.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

menghimpun para kaum muda untuk senantiasa menjadi lebih baik baik dari segi
prilaku maupun spiritualnya.
Dengan landasan keyakinan dan kesadaran inilah para kaum muda AlKhidmah dapat terus berdiri dan berkembang pesat di Perguruan-perguruan Tinggi di
Indonesia. Al-Khidmah Kampus yang merupakan sebagai Jam‟iyah Diniyah
Islamiyah yang berbasis Perguruan Tinggi, berasas faham Ahlussunnah Wal Jama‟ah
yang bersandar pada tuntunan Alqur‟an, Al-Hadits, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas yang
keempatnya menjadi pedoman bagi Al-Khidmah Kampus untuk membimbing para
jamaahnya atau mahasiswa. dengan bimbingan dan arahan tersebut, maka AlKhidmah Kampus diharapkan dapat mencapai tujuan utamnaya yaitu dapat
mewujudkan generasi mahasiswa dan calon pemimpin masa depan yang bertaqwa,
berbudi luhur, berakhlakul karimah, berpengetahuan luas dan bterampil, berguna
bagi agama, bangsa dan negara, serta dapat mewujudkan Al-Khidmah sebagai Oase
dunia secara nyata baik ilmiah maupun amaliyah.
Penelitian penting karena dalam penelitian ini dapat mengungkapkan sebuah
fenomena bahwasanya kegiatan ketarekatan tidak hanya diikuti oleh para kaum
dewasa melainkan para generasi kaum muda pun sudah terjun di dalam dunia
tasawuf. Yaitu dengan mengikuti kegiatan ketarekatan yang berwujud dalam
keorganisasian Al-Khidmah Kampus, dimana di dalam Al-Khidmah Kampus
menghimpun para generasi kaum muda yang ingin menempuh jalur sufi/bertasawuf
dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dari fenomena inilah yang membuat peneliti tertarik untuk memilih dan
sekaligus meneliti tentang apa saja kegiatan-kegiatan yang ada di Al-Khidmah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

Kampus, bagaimana jama‟ahnya tersebut berkembang dari kampus ke kampus yang
lain, serta sejauh mana peranannya dalam membentuk spiritual mahasiswa/generasi
kaum muda. Oleh karena itu penulis bermaksud menulis penelitian ini yang berjudul
Spiritualitas Kaum Muda Kampus (Al-Khidmah Kampus Di Perguruan Tinggi
Negeri Surabaya).
B. Identifikasi Masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, di
antaranya:
1. Sejauh mana peranan Al-Khidmah Kampus dalam membentuk karakter
melalui kegiatan ketarekatan.
2. Seberapa

besar

pengaruh

Al-Khidmah

Kampus

terhadap

spiritual

mahasiswa/generasi muda kampus.
Dengan demikian, untuk efisiensi waktu dan tenaga, maka dalam kajian ini
akan ada pembatasan masalah. Pembatasan maslah dilakukan agar kajian ini dapat
memenuhi target dengan hasil yang maksimal. Pembatasan masalah yang dimaksud,
yaitu akan difokuskan pada pengaruh kegiatan ketarekatan Al-Khidmah Kampus
dalam meningkatkan spiritualitas Mahasiswa atau kaum muda.
C. Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang jelas terhadap permasalahan yang akan
diteliti, maka perlu kiranya ada perumusan masalah. Rumusan masalah yang
dimaksud, di antaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas Kaum Muda Kampus?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

2. Bagaimana peran Al-Khidmah Kampus bagi pembentukan spiritual
Mahasiswa/generasi muda kampus?
D. Penegasan Istilah Judul
Spiritualitas

: Spiritual, menurut kamus Webster, kata spirit berasal dari
bahasa latin yaitu spiritus, yang berarti nafas (breath) dan kata
kerja spire yang berarti bernafas, dan memiliki artinya
memiliki spirit. Mempunyai spiritual berrati mempunyai
ikatan yang lebih kepada hal yang bersifat kerohanian atau
kejiwaan, dibandingkan hal yang bersifat fisik atau material.
Spiritual merupakan kebangkitan atau pencerahan diri dalam
mencapai makna hidup dan tujuan hidup. Spiritual merupakan
bagian

esesnsial

dari

keseluruhan,

kesehatan,

dan

kesejahteraan seseorang.4
Kaum Muda Kampus : Pengertian Kaum Muda Kampus, menurut Soerjono
Soekamto adalah, kaum muda yang dapat juga diartikan
sebagai remaja. Dikatakan sebagai kaum muda adalah mereka
dalam sikap dan tindakannya sudah mendekati sikap-tindak
orang dewasa, walaupun dari sudut pandang perkembangan
mental belum sepenuhnya demikian dan biasanya mereka
berharap agar dianggap dewasa oleh masyarakat. Kaum muda
(remaja) tergolong kalangan

yang transisional

artinya

keremajaan mereka merupakan gejala sosial yang bersifat

4

David Fontana, Psycologi, Religion and Spirituality, (Bps Blackwell, 3003), 69.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

sementara. Oleh karena berbeda dengan antara usia kanakkanak dengan usia dewasa, kaum muda menginginkan sistem
atau kaedah dan nilai yang serasi dengan kebutuhan atau
dengan keinginannya.5
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa: golongan kaum muda
atau remaja mempunyai berbagai ciri tertentu. Adapun ciri-ciri
itu sebagai berikut:
a. Perkembangan fisik yang pesat, sehingga ciri-ciri fisik
sebagai laki-laki atau wanita nampak semakin tegas, oleh
remaja perkembangan fisik yang baik dan bagus dianggap
suatu kebanggaan tersendiri.
b. Keinginan yang kuat dalam mengadakan interaksi sosial
dengan kalangan yang lebih dewasa atau yang dianggap
lebih matang pribadinya.
c. Mulai memikirkan kehidupan secara mandiri, baik secara
sosial, ekonomi, maupun politis, dengan mengutamakan
kebebasan dari pengawasan yang terlalu ketat oleh orang
tua ataupun sekolah.
d. Menginginkan sistem kaidah dan nilai yang serasi dengan
kebutuhan atau keinginannya, yang tidak selalu sama

5

Soerjono Soekanto, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004),. 51.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

dengan sistem kaidah dan nilai yang dianut oleh orang
dewasa.
e. Berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan situasi,
akan tetapi dengan cara-caranya sendiri dan kalau hal itu
tercapai,

maka

mereka

merasakan

adanya

suatu

kebahagiaan.
Dari beberapa ciri diatas, apabila dikaitkan dengan golongan
muda seperti sekarang ini, pastilah sangat sesuai sekali,
bahwasanya golongan muda itu selalu berusaha keras untuk
menyesuaikan diri dengan situasi dan dengan cara-caranya
sendiri, dan apabila hal tersebut tercapai maka akan merasa
adanya suatu kebahagiaan. Aristoteles berpendapat bahwa
“perkembangan individu itu melalui fase-fase. Masa remaja
merupakan masa perkembangan kematangan fisisk, kemudian
diikuti masa kematangan emosi dan diakhiri kematangan
intelek.6 Golongan muda khususnya yang hidup di kota besar
lebih banyak dihadapkan pada pengaruh kebudayaankebudayaan dari luar atau asing apalagi pada zaman seperti
sekarang ini budaya-budaya asing tersebut dengan sangat
mudah masuk ke kota-kota besar baik itu melalui majalah, dan
melalui kecanggihan teknologi, seperti teknologi komunikasi,
yaitu televisi, komputer dan internet. Sedangkan yang
dimaksud dengan kaum muda kampus yaitu golongan pemuda
6

Panuju, Panut Umani, Ida, Psikologi Remaja, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999),. 17.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

yang menjalankan aktifitasnya di dalam perguruan tinggi atau
kampus. Tentang pengertian kaum muda, dalam acara yang
diadakan oleh DPD BKPRMI kota Surabaya dengan tema
Membangun Karakter Bangsa melalui Pemberdayaan Pemuda
Masjid, Mentri Pemuda dan Olahraga (Menpora) bapak
Nahrawi mengatakan yang dikatakan pemuda yaitu seseorang
yang berusia antara enambelas tahun sampai tigapuluh tahun.
Namun jika dilihat dari segi sosialnya seseorang dikatakan
sebagai pemuda yaitu asal ia masih memiliki jiwa pemuda
maka ia masih pantas disebut sebagai pemuda.7
Al-Khidmah Kampus : Khidmah dalam segi bahasa, lafadz khidmah musytaq dari
fi‟il madli lafadz kha-da-ma yang berarti melayani, pelayan.
Khidmah secara bahasa disebut dengan kegiatan, pengabdian,
dan pelayanan.8 Yaitu, sebuah pengabdian yang sengaja
ditujukan hanya kepada Allah SWT., dan juga diberikan
kepada Rasulullah SAW. Khidmah yang dilakukan oleh
seseorang, alangkah lebih baik diniatkan atau diarahkan untuk
pencarian dan pengharapan ridho seseorang telah meluncur,
maka segala apa yang ia miliki akan ia berikan dan ia
persembahkan kepada orang yang ia ridhoi.

7

Pidato Oleh Bapak Menpora Dalam Acara Workshop Kepemudaan Pada Tanggal 29 Maret
2015 Di Masjid Ulul Albab UIN Sunan Ampel Surabaya.
8

Poewodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, tt)., 504.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Al-khidmah kampus merupakan sebuah organisasi informal
yang independen
pengikut

Jama‟ah

dan longgar dalam strukturnya. Para
Al-Khidmah

Kampus

adalah

para

mahasiswa. Istilah Al-Khidmah Kampus sendiri belum ada
secara baku, namun organisasi yang namanya diberikan
langsung oleh pendirinya yaitu Syaikh Ahmad Asrori AlIshaqi ini mempunyai arti yaitu, Al-Khidmah Kampus adalah
sekumpulan jama‟ah yang secara khusus berada di lingkungan
Perguruan Tinggi. Fokus gerakan Al-Khidmah Kampus adalah
menjalankan sistem kederisasi dan penyelenggaraan kegiatankegiatan Al-Khidmah baik yang bersifat Amaliyah, Ilmiah,
maupun ekstrakurikuler di lingkungan Perguruan Tinggi.9 AlKhidmah Kampus sendiri merupakan cabang dari organisasi
Al-Khidmah yang jauh sebelumnya sudah berdiri. Oleh
karenanya, Al-Khidmah Kampus dibentuk tidak untuk
memisahkan diri dari Al-Khidmah, akan tetapi justru
bertujuan untuk memperkuat sistem kaderisasi dan regenerasi
jamaah

mahasiswa

Al-Khidmah di

Perguruan Tinggi.

Sedangkan pedoman dasar organisasi yang terdapat dalam AlKhidmah

Kampus

mendisiplinkan

berlaku

sistem

untuk

kaderisasi

memudahkan

dan

dan

penyelenggaraan

kegiatan-kegiatan Al-Khidmah di lingkungan Perguruan
Tinggi secara berkelanjutan.
9

Pengurus Al-Khidmah Kampus, Pedoman Dasar Organisasi Al-Khidmah Kampus,
(Semarang: Al-Khidmah Kampus Indonesia, tt),. 10.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Di Lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya: yaitu obyek yang dijadikan
penelitian ini adalah mencakup beberapa perguruan tinggi negeri di Surabaya seperti
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Airlangga, Universitas Negeri
Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menjelaskan maksud dan pengertian tentang Tarekat Kaum Muda Kampus
secara lebih mendalam.
2. Menjelaskan peran Al-Khidmah Kampus dalam pembentukan spiritual
Mahasiswa/generasi muda kampus.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. Secara teoritis
Penelitian ini dapat memperkaya wawasan khazanah keilmuan,
terutama di bidang kajian teologi dan keislaman. Juga dapat memberikan
manfaat bagi pengembangan penelitian yang sejenis.
2. Secara praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi
kontribusi tentang pelaksanaan ketarekatan Al-Khidmah Kampus yang

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

berada di perguruan-perguruan tinggi bagi mahasiswa-mahasiswa yang
belum tahu tentang adanya aktifitas spiritual tersebut. Sekaligus
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi empiris tentang
kegiatan ketarekatan terhahadap para kaum muda atau mahasiswa.
G. Telaah Pustaka
Selain di dukung data-data dari informan melalui wawancara, peneliti juga
melakukan tinjauan pustaka. Diantaranya
1. Skripsi yang berjudul “Dimensi Ikhlas Dalam Proses Dakwah: Studi Kualitatif
Terhadap Suksesnya Dakwah Jama’ah Al-Khidmah Yang Diasuh Oleh KH.
Ahmad Anshorial –Ishaqi Gresik,” (2000) yang dirulis oleh Maghfiroh,
mahasiswa UIN Sunan Ampel jurusan KPI Fakultas Dakwah. Skripsi ini meneliti
tentang kesuksesan dakwah Jama‟ah Al-Khidmah yang digunakan langsung oleh
pendiri Jama‟ah Al-Khidmah dan letak hubungannya konsep keikhlasan proses
dakwah oleh da‟iyah.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
Grounded Reseach, dengan pengumpulan data wawancara dan observasi. Dalam
penelitian ini disimpulkan bahwa dakwah yang sukses sangat ditentukan oleh
kepiawaian da‟i. Hal ini meliputi personality, kepemimpinan dan kapabilitas
yang diwujudkan dalam metode yang digunakan selama berdakwah. Pola
dakwah yang ditujukan langsung “ke hati” sebagai organ yang sngat vital dalam
struktur jasmani dan rohani manusia. Dari sini dapat dikatakan bahwa dakwah
yang sukses ditentukan oleh keikhlasan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

2. Skripsi oleh Elok Farihah, Istighotsah Jama’ah Al-Khidmah (orong-orong) di
Kota Gresik, (2002) penelitian ini ditekankan bentuk organisasi dilihat dari segi
historisnya dan fungsi internal dan eksternal ajaran dan pengalaman Istighotsah
bagi Jama‟ah Al-Khidmah (orong-orong) di Kota Gresik.
3. Skripsi yang berjudul “Peranan Jama’ah Al-Khidmah Dalam Kehidupan Sosial
Keagamaan di Gresik,” (2006) yang ditulis oleh Moch. Ali Mas‟ud, mahasiswa
UIN Sunan Ampel jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin. penelitian
ini membahas tentang perkembangan Jama‟ah Al-Khidmah yang begitu pesat
baik dalam masyarakat di luar Kota Gresik, yang ruang lingkupnya dibatasi
hanya pada bentuk organisasi yang dilihat dari segi historisnya dan fungsi
internal dan eksternalnya ajaran dan pengalaman social keagamaan bagi Jama‟ah
Al-Khidmah di Gresik.
4. Skripsi yang berjudul ”Metode Dakwah Jama’ah Al-Khidmah di Desa Berbek
Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo,” (3013) yang ditulis oleh Luluk Fikri
Zuhriyah, mahasiswa UIN Sunan Ampel jurisan KPI Fakultas Dakwah.
penelitian ini ditekankan bahwa penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
bagaimana metode dakwah dakwah Jama‟ah Al-Khidmah di Berbek dan untuk
mengetahui faktor yang melatar belakangi Jama‟ah Al-Khidmah menggunakan
metode dakwah tersebut, mengingat ada sekian banyak metode yang digunakan
oleh seorang Da‟I maupun kelompok.
5. Buku yang ditulis oleh KH. Achmad Asrori Al-Ishaqy, yang berjudul Pedoman
Kepemimpinan dan Kepengurusan dalam Kegiatan dan ‘Amaliyah Ath Thoriqoh
dan Al-Khidmah, (2005) yang menjelaskan tentang beberapa tuntunan dan arahan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

dalam bertarekat, bahwasanya kehidupan ini agar tidak terlepas dari satu titik,
yaitu sebagai hamba Allah Swt.
6. Buku yang ditulis oleh Pengurus Pusat Al-Khidmah, yang berjudul “ Pedoman
Dasar Organisasi Al-Khidmah Kampus,” (2013) yang menjelaskan tentang
beberapa pedoman organisasi Al-Khidmah Kampus terhadap para jamaahnya
atau mahasiswa yang ditekankan pada sistem anggaran dasar aturan rumah
tangga serta peraturan-peraturan yang telah ditentukan dalam keorganisasian alKhidmah Kampus seperti tujuan, visi, misi, struktrur kepengurusan, dan lainlain.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian kualitatif. karena
permasalah penelitian diatas berhubungan dengan fenomena-fenomena spiritual
yang menarik untuk dikaji. Kemudian peneliti menggunakan metode deskriptifnaratif. Penelitian ini adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang perilakunya yang dapat
diamati.10
Sedang pendekatan yang digunakan adalah deskriptif, yang dimaksud
metedologi deskriptif adalah metode yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung).
Kemudian mengangkat kepada permukaan karakter atau gambaran tentang
10

Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996),
3.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

kondisi ataupun situasi obyek peneliti.11 Penelitian deskriptif yang dimaksud
disini bertujuan untuk memperoleh suatu gejala dan sifat situasi pada
penyelidikan yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti ikut berpartisipasi pada
setiap kegiatan yang dilakukan di lapangan penelitian.12
Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pelaksanaan kegiatan Al-Khidmah Kampus yang dilaksanakan disetiap masingmasing Kampus. Kegiatan Al-Khidmah Kampus yang berupa majlis dzikir
tersebut dilaksanakan setiap satu bulan sekali sebagai jadwal tetap rutinan.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field reseacrh) atau sering
disebut juga dengan penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus adalah suau
penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu
organisai, lembaga atau gejala tertentu. Jika ditinjau dari wilayahnya, maka
penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit, tetapi
bila ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam.13 Oleh karena
itu, biasanya penelitian lapangan merupakan studi terhadap realitas sosial
masyarakat secara langsung. Karena penelitian lapangan dilakukan dalam
aktivitas keseharian, maka penelitian lapangan dapat bersifat terbuka, terstruktur
dan fleksibel.
Penelitian terhadap spiritualitas kaum muda kampus: Al-Khidmah
Kampus di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di Surabaya ini sangat tepat
11

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2011), 44.

12

Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1996), 54.
13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta Rineka
Cipta, 2006), 142.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

menggunakan studi kasus karena penelitian ini berorientasi pada kehendak
mamahami karakteristik pemahaman individu secara mendalam. Karakteristik
individu yang tercermin dalam perilaku keseharian mereka akan dipelajari secara
mendalam dalam penelitian ini.
2.

Sumber Data
a. Sumber data primer
Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek

penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari,14 sederhananya
sumber data primer merupakan sumber data utama dan pokok yang dijadika
rujuakan dalam penelitian ini. Sumber data primer dalam penelitian ini
adalah para jama‟ah AL-Khidmah Kampus di Perguruan Tinggi Negeri di
Surabaya.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya.15 Sumber data
sekunder adalah sumber-sumber referensi baik itu dari buku, majalah, surat
kabar, jurnal, dan artikel yang relevan dengan penelitian ini kaitannya
dengan teologi lingkungan, diantaranya:
a.

Pengurus Pusat Al-Khidmah Kampus, Pedoman Dasar Organisasi AlKhidmah Kampus

b.

KH. Ahmad Asrori Al-Ishaqi, Tuntunan dan Bimbingan

14

Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 91.

15

Ibid., 91.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

c. Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual ESQ
Selain

itu

peneliti

harus

memperhatikan

cara

atau

teknik

pengumpulan data yang digunakan sebagai alat pengumpulan data. Sesuai
dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam

penulisan

skripsi

ini

penulis

menggunakan

metode

pengumpulan data sebagai berikut:
c. Metode Pengumpulan Data
1. Metode observasi: yatu suatu upaya pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.16 Dalam observasi
diusahakan mengamati keadaan secara wajar dan sebenarnya tanpa usaha
yang disengaja untuk mempengaruhi dan manipulasi. Tidak hanya
menulis dan mengamati akan tetapi mengikuti kegiatan yang sedang
diteliti.
2. Metode interview: yaitu dengan jalan tanya jawab sepihak dikerjakan
dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.17
Wawancara juga dapat diartikan dengan proswes tanya jawab.
Wawancara sendiri ialah suatu komunikasi verbal atau percakapan yang
memerlukan kemampuan responden untuk merumuskan buah pikiran
serta perasaan dengan tepat. Wawancara dilakukan dengan saksi sejarah.
Teknik wawancara (interview) yaitu menggali data dari informan secara
16

Sutrisno hadi, Metodelogi Research Jilid 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), 136.

17

Ibid, 143.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

lebih mendalam (indept interview). Dalam penelitian ini teknik
wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara tidak terstruktur
atau lebih dikenal dengan istilah wawancara mendalam. Teknik
wawancara

tidak

terstruktur

ini

lebih

bersifat

luwes,

susunan

pertanyaannya dan susunan kata-kata dalam setiap pertanyaan dapat
diubah pada saat wawancara.18 Teknik wawancara ini digunakan dalam
menggali data dari sumber data primer di atas.
3. Metode dokumenter: yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
laporan tertulis dari semua peristiwa yang lainnya atas penjelasan dan
pemikiran sebuah peristiwa.19 Penggunaan dokumentasi pada penelitian
ini untuk memperoleh kevalidan data, bahwa peneliti telah terjun
langsung kelapangan untuk melakukan wawancara dan observasi.
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto dilapangan maupun
berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku dokumen pribadi atau
arsip-arsip Al-Khidmah Kampus di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri
Surabaya.
4. Kajian Pustaka, untuk mendukung penelitian maka peneliti menggunakan
sumber-sumber referensi baik itu dari buku, majalah, surat kabar, jurnal,
dan artikel yang relevan dengan penelitian ini.

18

Tholchah Hasan dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif Tinjauan Teoritis dan Praktis
(Surabaya: Visi Press Offset, 2003), 142-143.
19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), 145.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

5. Pengolahan data dan Analisis data: Data yang terkumpul selanjutnya
diolah dengan cara mengelompokkan dan menyeleksi data sejenis, lalu
data yang diperoleh dari lapangan maupun studi kepustakaan tersebut
dianalisa. Setelah itu data diolah lagi dengan menyeleksi dan
membandingkan tingkat validitasnya. Kemudian data yang telah
dikelompokkan, diintegrasikan dengan mengorganisir sesuai dengan
kerangka laporan penelitian yang telah disiapkan. Metode analisis data
penelitian
d. Teknik Analisis Data
Metode alisis data merupakan tahapan setelah data selesai dikumpulkan
dengan lengkap dari lapangan maka data dikerjakan dan dimanfaatkan
sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran-kebenaran
yang didapat untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam
penelitian.20
a. Analisis historis, dengan menggunakan metode ini dimaksudkan
untuk menganalisis sejarah atau latar belakang sprititualitas di AlKhidmah Kampus di lingkungan Perguruan Tinggi Negeri di
Surabaya.
b. Metode personal analisis, yaitu jalan yang dipakai untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan ilmiah dengan menganalisis terhadap tiap-tiap
responden mengenai pemahaman tentang peran Al-Khidmah Kampus
dalam membentuk spiritualitas kaum muda kampus melalui
20

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012), 244.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

organisasi al-Khidmah Kampus, untuk sekedar memperoleh kejelasan
mengenai hal yang diteliti yang selanjutnya akan dianalisis
berdasarkan ciri spiritualitas. Dari analisis ini diharapkan dapat
ditemukan sebuah fakta yang mungkin tidak disadari oleh orang lain
secara umum.
c. Metode deskriptif, metode ini dilakukan untuk membuat gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat menegani faktafakta dilapangan serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
d. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sintesis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami dan temuannya
dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan
dengan mengorganisasikan data, mengabarkan ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain.21
I. Sistematika Pembahasan
Penulisan ini terdiri lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa
sub bab, sebagai berikut:
BAB I

: Pendahuluan, dalam bab ini diterangkan tentang latar belakang
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

21

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2010), 88.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

manfaat penelitian, telaah pustaka, metodologi penelitian, sistematika
pembahasan.
BAB II

: Landasan teori yang meliputi penjelasan tentang definisi Tarekat
Kaum Muda, Al-Khidmah Kampus, serta peranan dan pengaruh
kegiatan ketarekatan Al-Khidmah Kampus dalam meningkatkan
spiritual Mahasiswa.

BAB III

: Penyajian data hasil wawancara dari sekian banyak narasumber yang
menjadi obyek dalam penelitian ini mengenai kegiatan ketarekatan
Al-Khidmah Kampus serta pengaruhnya terhadap peningkatan
spiritual mahasiswa.

BAB IV

: Berisikan analisis dari hasil wawancara tentang kegiatan ketarekatan
Al-Khidmah Kampus serta pengaruhnya dalam meningkatkan
spiritual mahasiswa.

BAB V

: Penutup, kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan akhir dan
beberapa saran yang berkaitan dengan judul penelitian.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORITIK
1. Spiritualitas
a. Makna Spiritualitas
Spiritualitas berasal dari kata spirit yang berasal dari bahasa Latin yaitu
Spiritus yang berarti nafas. Dalam istilah modern mengacu kepada energi batin yang
non jasmani meliputi emosi dan karakter. Dalam kamus psikologi, kata spirit berati
suatu zat atau makhluk immaterial, biasanya bersifat ketuhanan menurut aslinya,
yang diberi sifat dari banyak ciri karakteristik manusia, kekuatan, tenaga, semangat,
vitalitas energi disposisi, moral atau motivasi.1
Spiritualitas dalam makna luas merupakan hal yang berhubungan dengan
spirit. Sesuatu yang bersifat spiritual memiliki kebenaran abadi yang berhubungan
tujuan hidup manusia. Salah satu aspek menjadi spiritual adalah memiliki arah dan
tujuan hidup yang secara terus menerus meningkatkan kebijaksanaan dan kekuatan
berkehendak dari seseorang untuk mencapai hubungan yang lebih dekat dengan
Tuhan. Dengan kata lain spiritualitas mampu menjawab apa dan siapa seseorang itu.
Menurut Ary Ginanjar Agustian, spiritualitas adalah kemampuan untuk
memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkahlangkah dan pemikiran yang bersifat fitrah menuju manusia yang seutuhnya (hanif)

1

J.P. Caplin, Kamus Lengkap Psikologi, cet. 1 (Jakarta: Rajawali Pers, 1989), 480.

24
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

dan memiliki pola pemikiran tauhid (integralistik), serta berprinsip “hanya karena
Allah (lillahi ta’ala).2
Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha
Pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh individu. Spiritualitas
merupakan hubungan personal seseorang terhadap sosok transenden. Spiritualitas
mencakup inner life individu, idealisme, sikap, pemikiran, pikiran dan
pengharapannyaterhadap yang Mutlak. Spiritualitas juga mencakup bagaimana
individu mengekspresikan hubungannya dengan sosok transenden tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
Spirirtualitas dalam arti sempit berhubungan dengan jiwa, hati, ruh, yaitu
kemampuan jiwa seseorang dalam memahami sesuatu. Merujuk pada spiritualitas
sebagai cara individu memahami keberadaan maupun pengalaman yang terjadi pada
dirinya.
Agar individu dapat memahami keberadaan maupun pengalamannya dimulai
dari kesadarannya mengenai adanya realitas transenden (berupa kepercayaan kepada
Tuhan atau apapun yang dipersepsikan individu sebagai sosok transenden) dalam
kehidupan dan dicirikan oleh pandangan atau nila-nilai yang dipegangnya berkaitan
dengan diri sendiri, orang lain secara universal, alam, hidup dan apapun yang
dipersepsikannya sebagai Yang Mutlak.
Spiritualitas sering dikaitkan dengan agama. Namun agama dan spiritualitas
memiliki perbedaan. agama sering dikarakteristikkan sebagai sebuah institusi,
2

Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ
(Jakarta: Arga, 2001), 57.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

kepercayaan individu dan praktek. Sementara spiritualitas sering diasosasikan
dengan keterhubungan atau perasaan di dalam hati dengan Tuhan.
Spritualitas adalah kepercayaan akan adanya kekuatan non fisik yang lebih
besar daripada kekuatan diri, suatu kesadarran yang menghubungkan manusia
langsung dengan Tuhan atau apapun yang dinamakan sebagai keberadaan manusia.
Spiritualitas adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan
rasa memiliki. Spiritualitas lebih merupakan sebentuk pengalaman psikis yyang
meninggalkan kesan dan makna mendalam. Sementara pada anak-anak, hakikat
spiritualitas tercermin dalam kreativitas tak terbatas imajinasi luas, serta pendekatan
terhadap kehidupan yang terbuka dan gembira.
Dalam bukunya Duane Schultz, Maslow mendefinisikan spiritualitas sebagai
sebuah tahapan aktualisaasi diri seseorang, yang mana seseorang berlimpah dengan
kreativitas, intuisi, keceriaan, sukacita, kasih, kedamaian, toleransi, kerendahan hati
serta memiliki tujuan hidup yang jelas. Menurut Maslow, pengalaman spiritual
adalah puncak tertinggi yang dapat dicapai oleh manusia serta merupakan
peneguhan dari keberadaannya sebagai makhluk spiritual. Pengalaman spiritual
merupakan kebutuhan tertinggi manusia. Bahkan Maslow menyatakan bahwa
pengalaman spiritual telah melewati hierrarki kebutuhan manusia.3 Maslow juga
berpendapat bahwa motivasi individu tidak terletak pada sederetan penggerak, tetapi

3

Duane Schultz, Psikologi Pertumbuhan, Penerjemah: Yustinus, (Yogyakarta: Kanisius,
1991), 89.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

lebih dititikberatkan pada hierarki, kebutuhan tertentu “yang lebih tinggi” diaktifkan
untuk memperluas kebutuhan lain yang lebih rendah” dan sudah terpuaskan.4
Dalam bukunya, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ PowerAri Ginanjar
menjelaskan bahwa fitrah manusia sebagai makhluk spiritual.5 Ia mendasarkan teori
ESQnya ini kepada realitas alam semesta sebagai suatu sistem yang teratur dan
memang keteraturannya itu telah ditetapkan oleh sunnatullah. Keteraturan alam yang
di contohkan dalam buku ini ialah sistem perputaran tata surya dan perputaran
elemen atom yakni elektron yang mengitari proton sebagai pusat. Dalam sistem tata
surya, matahari yang sebagai pusatnya akan dikelilingi oleh planet-planet sesuai
dengan garis orbitnya. Sementara dalam atom juga terdapat elemen yang sebagai
pusatnya yakni proton, elektron akan selalu mengitari proton sesuai dengan hukum
ketetapannya. Jika keteraturan antara elekrton dengan proton maka ia akan
mengeluarkan energi yang dahsyat. Energi inilah yang kemudian dimanfaatkan
sebagai energi atom. Sama halnya dengan sistem tata surya yang jika terganggu
keseimbangannya maka akan terjadi benturan antar planet. Intinya adalah bahwa
alam semesta baik dalam lingkup makrokosmos (tata surya) maupun mikrokosmos
(atom) terdapat sebuah sistem fitrah keteraturan yang mana sistem tersebut
m