Abstrak Permen No. 02 Tahun 2014

PPRODUK DALAM NEGERI - PENGADAAN BARANG/JASA – PEDOMAN.
2014
PERMENPERIN NO.02/M-IND/PER/1/2014;BN TH 2014/NO. 45; LL KEMENPERIN:
22 HLM.
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG PEDOMAN PENINGKATAN
PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI DALAM PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH.
ABSTRAK

: - Dalam rangka melaksanakan ketentuan diktum Kedua Instruksi
Presiden No. 2 Tahun 2009 tentang Penggunaan Produk Dalam
Negeri Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah perlu
menetapkan Permenperin tentang Pedoman
Peningkatan
Penggunaan Produk Dalam Negeri Dalam Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
- Dasar Hukum Peraturan Menteri ini adalah: UU No.5 Tahun 1984,
UU No.18 Tahun 1999, PERPRES No.47 Tahun 2009 sebagaimana
telah beberapa kali diubah dengan PERPRES No.91 Tahun 2011,
PERPRES No.24 Tahun 2009 sebagaimana telah beberapa kali
diubah dengan PERPRES No.92 Tahun 2011, PERPRES No. 54

Tahun 2010 sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan
PREPRES No. 70 Tahun 2012, KEPPRES No.84/P Tahun 2011
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
KEPPRES No.59/P Tahun 2011, PERMENPERIN No. 105/MIND/PER/10/2010.
- Dalam Peraturan Menteri ini diatur tentang Pedoman peningkatan
penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah, dengan menetapkan batasan istilah yang digunakan
dalam pengaturanya. Ruang lingkup pengaturan dalam pedoman
peningkatan penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah meliputi:- Produk dalam negeri;
pemanfaatan jasa perusahaan jasa dalam negeri;- Tingkat
komponen dalam negeri dan bobot manfaat perusahaan;- Daftar
inventarisasi barang/jasa produksi pemerintah;- Verifikasi TKDN;Tim peningkatan penggunaan produk dalam negeri;- Monitoring
evaluasi, dan pelaporan;-Penghargaan atas penggunaan produk
dalam negeri;- dan Sanksi. Kementerian Perindustrian melakukan
monitoring terhadap capaian TKDN yang dilakukan setiap tahun,
apabila capaian TKDN tidak sesuai dengan hasil verifikasi,
Kementerian Perindustrian dapat mencabut tanda sah capaian
TKDN dan mengeluarkan dari daftar inventaris barang/jasa P3DN.
Penggunaan produksi dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa

pemerintah dilaporkan oleh Pimpinan K/L/D/I, Bank Indonesia,
LPS,OJK, Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, dan
BUMN/BUMD kepada Menteri selaku Ketua Timnas P3DN setiap
tahun paling lambat pada minggu kedua bulan Januari pada tahun
berikutnya. Menteri selaku Ketua Timnas P3DN melaporkan hasil
penggunaan produksi dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa
pemerintah kepada Presiden setiap tahun paling lambat pada
minggu kedua bulan Februari pada tahun berikutnya. Sanksi
administratif dapat dikenakan kepada KPA/PPK/ULP/Pejabat
Pengadaan yang menyimpang dari ketentuan dalam Peraturan
Menteri ini. Penyedia barang/jasa dapat dikenakan sanksi apabila:

membuat dan/atau menyampaikan dokumen dan/atau keterangan
lain yang tidak benar terkait dengan capaian TKDN; dan
berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan adanya ketidak
sesuaian dalam penggunaan barang/jasa produksi dalam negeri,
sanksi tersebut berupa: sanksi administratif dan sanksi finansial.
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa produksi dalam negeri yang
dilakukan oleh kontraktor dan sub kontraktor jasa EPC atau sub
kontraktor KKKS, wajib mengacu pada ketentuan Peraturan

Menteri ini. Pimpinan K/L/D/I, Bank Indonesia, LPS, OJK, PTN
Badan Hukum dan BUMN/BUMD dalam pengadaan barang/jasa di
lingkungan masing-masing dapat mensyaratkan capaian TKDN
yang lebih ketat, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
Peraturan Menteri ini. Ketentuan mengenai penggunaan produk
dalam negeri untuk produk tertentu atau bidang tertentu diatur
tersendiri dengan Peraturan Menteri atau Peraturan Menteri Teknis
lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri
ini.
CATATAN

: - Peraturan Menteri inii mulai berlaku pada tanggal diundangkan, 13
Januari 2014, ditetapkan 8 Januari 2014
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Permenperin No.15/MIND/PER/2/2011 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
- Lamp.; 7 hlm.