Index of /ProdukHukum/kehutanan

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
NOMOR
: 853/ KPTS- VI/ 1999
TANGGAL : 11 OKTOBER 1999
KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN
PT. BELAYAN RIVER TIMBER

KETENTUAN I

:

TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN

Pengusahaan Hut an Bert uj uan unt uk meningkat kan pot ensi
dan produkt ivit as sumber daya hut an produksi dalam rangka
unt uk memenuhi kebut uhan hasil hut an bagi kepent ingan
masyarakat , pembangunan, indust ri dan eksport . Unt uk
mencapai t uj uan t ersebut maka pengusahaan hut an
melaksanakan kegiat an-kegiat an yang meliput i, penebangan
kayu, penanaman/ permudaan dan pemeliharaan hut an,
perlindungan/ pengamanan, pengolahan dan pemasaran hasil

hut an sesuai dengan Rencana Karya Pengusahaan Hut an
menurut ket ent uan-ket ent uan yang berlaku sert a berdasarkan
asas manf aat dan lest ari, kerakyat an, keadilan, kebersamaan,
ket erbukaan dan ket erpaduan.
KETENTUAN II

:

PELAKSANAAN

PT. BELAYAN RIVER TIMBER sebagai pemegang Hak
Pengusahaan Hut an yang unt uk selanj ut nya disebut
“ PERUSAHAAN” melaksanakan pengusahaan hut an pada areal
kerj a yang t elah dit et apkan sesuai perat uran perundangundangan yang berlaku sert a ket ent uan-ket ent uan berikut :
A.

BIDANG PERENCANAAN
1.

Pot ret Udara dan Invent arisasi Hut an

a.

Pot ret Udara :
PERUSAHAAN
diwaj ibkan
membuat
dan
menyerahkan kepada Depart emen Kehut anan
dan Perkebunan pet a penaf siran pot ret udara
berupa pet a penaf siran veget asi dan pet a garis
bent uk masing-masing skala 1 : 25. 000 dari
pot ret udara areal HPH skala 1 : 20. 000 sesuai
dengan ket ent uan yang berlaku dan diserahkan
kepada
Depart emen
Kehut anan
dan
Perkebunan paling lambat 2 (dua) t ahun sej ak
dit erbit kannya Keput usan ini.


b. Invent arisasi. . .

b.

2.

Invent arisasi Hut an
1)

Perusahaan waj ib unt uk melaksanakan
invent arisasi hut an unt uk memperoleh
dat a/ inf ormasi yang akurat , t erpercaya
dan t erbaru mengenai keadaan f isik
daerah, alam f lora dan f auna dari seluruh
areal kerj a HPH, sert a sosial budaya
masyarakat di dalam dan sekit arnya guna
penyusunan
rencana-rencana
karya
pengusahaan (RKPH, RKL, dan RKT).


2)

Dalam Melaksanakan invent arisasi hut an
Perusahaan harus berpedoman kepada
ket et apan dan ket ent uan yang berlaku.

Penat aan Hut an
a. PERUSAHAAN
harus
membent uk
dan
mengusahakan seluruh areal kerj anya sebagai
sat u at au beberapa Kesat uan Pengelolaan
Hut an Produksi (KPHP) at au bagian dari suat u
KPHP yang akan dit et apkan lebih lanj ut lebih
lanj ut dengan kelas perusahaan hut an yang
meliput i areal hut an seluas + 97. 500 (sembilan
puluh t uj uh ribu lima rat us) hekt ar, yang
t erlet ak dikelompok hut an Sungai Senyiur

Hulu, Sungai Len – Sungai Belayan, Kabupat en
Daerah Dat i II Kut ai, Propinsi Daerah Tingkat I
Kalimant an Timur.
b. PERUSAHAAN
harus
mengelola
dan
mengusahakan areal ut annya sedemikian rupa
sehingga selalu ada kegiat an pembinaan,
pemeliharaan,
perlindungan/ pengamanan
hut an dan kegiat an pengusahaan hut an lainnya
secara t erus menerus set iap t ahun selama
j angka wakt u pengusahaan hut annya.
c. PERUSAHAAN harus melaksanakan t at a bat as
dan pengukuran sert a pemet aan t erhadap
seluruh
areal
kerj anya
sesuai

dengan
ket ent uan yang berlaku paling lambat dalam
wakt u 3 (t iga) t ahun sej ak dit erbit kannya
Keput usan ini.
d. PERUSAHAAN harus melaksanakan pembagian
areal kerj anya dan menj adi beberapa bagian
hut an (bos af deling) blok-blok, da pet ak-pet ak
kerj a pemanenan usaha pemanf aat an hasil
hut an kayu pada hut an alam dengan t andat anda. . .

t anda bat as yang j elas dan permanen yang
dapat
berupa bat as-bat as buat an sert a
pembukaan wilayah hut an sesuai dengan
perat uran perundangan yang berlaku.
e. PERUSAHAAN harus bert anggung j awab unt uk
penyelesaian segala akibat yang t imbul dari
pelaksanaan kegiat an yang dilakukannya at as
t anah milik perseorangan at au t anah yang di
bebani hak lain.

3.

Rencana Karya Pengusahaan Hut an
a. PERUSAHAAN harus melaksanakan pengusahaan
dan rehabilit asi/ penanaman dan pemeliharaan
hut an berdasarkan Rencana Karya Pengusahaan
Hut an (RKPH) yang disahkan oleh Depart emen
Kehut anan unt uk areal kerj anya, yang t erdiri
dari RKPH yang meliput i seluruh j angka wakt u
pengusahaan hut an, Rencana Karya Lima
Tahun (RKL), dan Rencana Karya Tahunan
(RKT).
b. PERUSAHAAN waj ib menyusun Rencana Karya
Pengusahaan hasil penaf siran pot ret udara dan
at au invent arisasi hut an sert a dat a/ inf ormasi
lainnya, dan menyerahkan kepada Depart emen
Kehut anan unt uk memperoleh pengesahan.
Penyusunan dan penyerahan RKPH t ersebut
dilaksanakan sesuai pedoman yang dit et apkan
oleh Depart emen Kehut anan dan Perkebunan.

c. Rencana Karya Pegusahaan Hut an t ersebut di
at as secara keseluruhan merupakan sat u
kesat uan rencana yang saling kait mengkait
dan menent ukan sert a disusun sesuai dengan
Pedoman Penyusunan RKPH pada yang berlaku.
RKPH pada yang t elah disahkan t idak dapat
direvisi kecuali dengan izin Depart emen
Kehut anan dan Perkebunan.

B.

BIDANG PEMANFAATAN
1.

Pemungut an Dan Pemanf aat an Kayu
a.

PERUSAHAAN
harus melaksankan
sist em

silvikult ur Tebang Pilih Tanam Indonesia pada
areal hut an seluas + 80. 804 (delapan puluh
ribu delapan rat us empat ) hekt ar yang t erlet ak
dikelompok
hut an
Krueng
Inong-Krueng
Tuemarong Kabupat en Daerah Dat i II Aceh
Barat Propinsi Daerah Ist imewa Aceh, secara
lengkap, benar dan bersungguh-sungguh dan
berpedoman pada ket ent uan yang berlaku.
Disamping. . .

Disamping
sist em
silvikult ur
t ersebut ,
Perusahaan dibenarkan unt uk menggunakan
sist em Silvikult ur Tebang Habis dengan
Permudaan Buat an (THPB) dan kewaj iban

unt uk merehabilit asi/ melaksanakanpenanaman
hut an pada areal hut an t idak berhut an/ t idak
produkt if / semak belukar/ t anah kosong melalui
Rencana Karya Pengusahaan Hut an (RKPH)
yang t elah disahkan Depart emen Kehut anan.
b.

Unt uk
t ercapainya
kelest arian
hut an
Perusahaan diberikan Jat ah Tahunan sebagai
berikut :
- Luas t ebangan maksimum 4. 303 ha/ Th;
- Volume t ebangan maksimum 170. 282
m3/ Th;
- Jumlah bat ang maksimum 68. 347 bt g/ Th;

c.


PERUSAHAAN harus mempergunakan cara-cara
penebangan kayu dan at au mengangkut hasil
hut an lainnya yang sesuai dengan keadaan
wilayah kerj anya dengan t idak meninggalkan
azas kelest arian hut an dan keseimbangan
lingkungan.

d.

Semua kegiat an pemanf aat an dan penebangan
kayu harus dilaksanakan dengan cara yang
t idak mengakibat kan adanya pemborosan dan
kerugian-kerugian sumber daya alam.

e.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang j enis
kayu yang dilindungi t anpa ij in khusus yang
dikeluarkan oleh Depart emen Kehut anan dan
Perkebunan.

f.

PERUSAHAAN t idak dibenarkan menebang
melampaui j at ah t ebang yang t elah dit et apkan
dalam Rencana Karya Lima Tahunan dan
Rencan Karya Tahunan.

g.

PERUSAHAAN
dilarang
melaksanakan
penebangan hut an diluar areal yang t elah
dit et apkan di dalam RKL dan RKT yang t elah
disahkan.

h.

PERUSAHAAN dilarang menebang diluar areal
Hak Pengusahaan Hut annya.

i.

PERUSAHAAN dilarang melakukan penebangan
ulang pada areal bekas t ebangan t anpa ij in
khusus dari Depart emen Kehut anan dan
Perkebunan.

j.

PERUSAHAAN dilarang melakukan perburuan
sat wa liar baik sat wa yang dilindungi maupun
sat wa yang t idak dilindungi.
k. PERUSAHAAN. . .

2.

k.

PERUSAHAAN dilarang melakukan penebangan
pohon di kawasan lindung.

l.

PERUSAHAAN t idak dapat melarang dan waj ib
mengij inkan penduduk at au masyarakat hukum
adat set empat unt uk memungut hasil hut an
non kayu (get ah-get ahan, rot an, akar-akaran,
dan sebagainya) sesuai dengan hak penduduk
at au
masyarakat
hukum
adat
yang
bersangkut an.

Jaringan Jalan
PERUSAHAAN harus membangun dan memelihara
j aringan j alan di dalam areal kerj anya sesuai
dengan perat uran perundangan yang berlaku
t ent ang pembuat an j alan angkut an hasil hut an sert a
sesuai dengan Rencana Kerj a Usaha Pemanf aat an
Hasil Hut an Kayu pada hut an alam yang t elah
disahkan.
Jaringan j alan angkut an hasil hut an dalam areal
kerj a dibuat dengan ket ent uan :
a. Jaringan
j alan
ut ama
sej auh
mungkin
disesuaikan dengan rencana pembangunan j alan
umum yang dilakukan oleh Pemerint ah.
b. Pada
daerah
yang
berawa,
Perusahaan
dibenarkan membangun j alan rel sebagai
j aringan j alan ut ama.
c. PERUSAHAAN waj ib t et ap memelihara bekas
j alan angkut an kayu dalam hal ini j alan ut ama
dan j alan cabang dengan t uj uan unt uk
dipert ahankan sebagai j alan pengawasan dan
pemeliharaan hut an.
d. PERUSAHAAN waj ib mengat ur penggunaan dan
pemanf aat an semua j alan besar at au kecil dan
j alan
pengangkut an
lainnya
baik
unt uk
keperluan
sendiri,
pihak
lain,
maupun
masyarakat disekit arnya dengan sebaik-baiknya,
dengan t et ap memperhat ikan perlindungan dan
pengamanan areal kerj anya t erut ama dari
pemcurian, perambahan hut an dan peladang
berpindah.

3.

Peralat an Logging
a. Dalam rangka pelaksanaan kegiat an di areal
kerj anya,
PERUSAHAAN
diwaj ibkan
unt uk
membuat rencana pengadaan/ pemanf aat an dan
laporan realisasi t ent ang j enis, j umlah sert a
keadaan. . .

keadaan, j enis alat eskploit asi yang digunakan
sepert i alat berat , chain saw yang ada di
lapangan kepada Depart emen Kehut anan dan
Perkebunan.
b. Set iap pemindahan peralat an yang digunakan
ket empat lain diluar areal kerj anya perlu
mendapat
perset uj uan
dari
Depart emen
Kehut anan dan Perkebunan
c. Set iap peralat an yang t idak dipergunakan lagi
dan at au direncanakan unt uk dapat dihapuskan
agar dibuat berit a acara dan dilaporkan secara
t ert ulis kepada Depart emen Kehut anan dan
Perkebunan.
4.

Penanaman Modal
a. Unt uk
memenuhi
kewaj iban-kewaj ibannya
dalam
kegiat an pengusahaan
hasil hut an,
PERUSAHAAN akan
menanamkan
modalnya
sebesar US$ 151. 050. 870 (serat us lima puluh
sat u j ut a lima puluh ribu delapan rat us t uj uh
puluh) US dollar.
b. Perubahan penanaman modal dilaksanakan
sesuai dengan perset uj uan Pemerint ah.
c. PERUSAHAAN waj ib melaporankan pelakasanaan
penanaman modal set iap t ahun dalam bent uk
isian yang t elah dit ent ukan dan neraca akhir
t ahun yang diaudit oleh Akunt an Publik kepada
Depart emen
Kehut anan
dan
Perkebunan
selambat -lambat nya
pada
akhir
semest er
pert ama t ahun berikut nya, dengan berpedoman
pada Pedoman St andart Akunt ansi Keuangan No.
32 yang dit et apkan oleh Keput usan Ment eri
Kehut anan No. 581/ Kpt s-II/ 1994 t anggal 16
Desember 1994.

5.

Ket enaga Kerj aan
a.

PERUSAHAAN diwaj ibkan menyusun St rukt ur
Organisasi
perusahaan
dan
membent uk
manaj er pembinaan hut an yang memiliki t ugas
dan wewenang t erpisah dengan manaj er
logging dan dalam wakt u selambat -lambat nya
5 (lima) t ahun sej ak Keput usan ini dit erbit kan,
harus sudah ada t enaga Sarj ana Kehut anan
yang duduk sebagai salah sat u Direksi pada
perusahaan.

b.

Penggunaan Tenaga Kerj a
PERUSAHAAN. . .

PERUSAHAAN harus menggunakan t enaga kerj a
Indonesia yang t erlat ih, t erampil dan ahli
dalam j umlah yang cukup unt uk semua bidang
dan j enis pekerj aan dan j asa yang diperlukan.
Unt uk t enaga ahli
kehut anan,
minimal
mempekerj akan
t enaga-t enaga
sarj ana
kehut anan bidang perencanaan dan penat aan
hut an, bidang pengelolaan hut an dan t enagat enaga ahli pengukuran dan penguj ian kayu.
PERUSAHAAN diwaj ibkan unt uk mengaj ukan
Rencana Penggunaan Tenaga Kerj a Tahunan
kepada
Depart emen
Kehut anan
dan
Perkebunan.
c.

Program Pendidikan Dan Lat ihan Tenaga
Kerj a
PERUSAHAAN
harus melaksanakan
pendidikan dan lat ihan bagi
sebanyakbanyaknya t enaga kerj a Indonesia unt uk
membina, meningkat kan dan mengembangkan
ket rampilan dan keahliannnya, dan disamping
it u PERUSAHAAN diwaj ibkan mengikut sert akan
t enaga
kerj a pada set iap pendidikan dan
lat ihan yang dilakukan oleh Pemerint ah
sepanj ang menyangkut bidang kegiat annya.

d.

Pemut usan Hubungan Kerj a
Pada set iap t erj adinya pemut usan hubungan
kerj a karyawan harus diperlakukan sesuai
dengan perat uran perundang-undangan yang
berlaku.

6.

Pungut an/ Iuran
PERUSAHAAN haru membayar Iuran waj ib, Iuran
Hasil Hut an/ PSDH, Dana Reboisasi sert a iuran-iuran
lainnya sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.

7.

C.

Penyediaan Dana
a.

PERUSAHAAN
waj ib
menyediakan
dana
invest asi unt uk pelest arian hut an sert a unt uk
penelit ian, pengembangan, pendidikan dan
lat iahan sert a penyuluhan.

b.

PERUSAHAAN waj ib menyediakan dana j aminan
kinerj a sesuai dengan ket ent uan perat uran
perundang-undangan yang berlaku.

BIDANG PENGOLAHAN
1. Unt uk. . .

D.

1.

Unt uk kepent ingan indust ri pengolahan kayu secara
nasional,
PERUSAHAAN
waj ib
meningkat kan
ef isiensi, ef ekt ivit as dan produkt if it as indust ri
pengolahan
kayu
yang
t elah
dimiliki,
mengembangkan indust ri hilir dengan orient asi
eksport dan membant u keperluan bahan kayu
lainnya, sert a berperan sebagai Bapak angkat bagi
indust ri pendukung/ t erkait .

2.

PERUSAHAAN waj ib meningkat kan kemampuan
rekayasa, rancang bangun, dan pengembangan
perangkat lunak lainnya bagi peningkat an dan
pengembangan Indust ri pengolahan kayu.

BIDANG PEMASARAN
1.

PERUSAHAAN diwaj ibkan memberikan inf ormasi
t ent ang dat a pemasaran set iap saat diperlukan
Pemerint ah

2.

PERUSAHAAN
harus
selalu
meningkat kan
pengembangan pemasaran baik unt uk dalam negeri
maupun luar negeri dengan mengembangkan
konsep, st rat egi dan perencanaan pemasaran dan
harus berusaha memenuhi kebut uhan dalam negeri
dengan t ingkat harga yang waj ar.

3.

PERUSAHAAN harus mendukung kebij aksanaan
Pemerint ah dalam pemasaran hasil hut an, ant ara
lain dengan menyisihkan kayu bulat unt uk
kebut uhan lokal minimal 5% dari produksi
t ahunannya.

4.

PERUSAHAAN harus selalu mengembangkan dan
meningkat kan keanekaragaman j enis dan mut u hasil
hut an.

5.

PERUSAHAAN harus mempekerj akan t enaga grader
dan scaler secukupnya sebanding dengan volume
hasil hut an yang dihasilkan.

6.

PERUSAHAAN harus memasarkan j enis kayu yang
kurang dikenal sedikit nya 2, 5% dari volume kayu
yang sudah dikenal/ dipasarkan.

7.

PERUSAHAAN harus ment aat i perat uran t ent ang
peredaran hasil hut an yang meliput i ket ent uan Tat a
Usaha Kayu dan ket ent uan Tat a Usaha Hasil Hut an
lainnya.

8.

Dalam memant apkan pemasaran hasil hut an baik di
dalam negeri maupun di luar negeri Perusahaan
sej auh mungkin harus memiliki perwakilan di Pusat pusat pemasaran hasil hut an dan membant u
Pemerint ah dalam analisa perencanaan dan
pelaksanaan pemasaran.
E. BIDANG. . .

E.

BIDANG PEMBINAAN HUTAN
Berdasarkan komposisi j enis dan susunan diamet er
t egakan hut an pada areal berhut an yang diusahakan
dengan sist em silvikult ur Tebang Pilih Tanam Indonesia
unt uk mempert ahankan meningkat kan kelest arian hasil,
PERUSAHAAN harus melaksanakan :
1.

2.

Langkah-langkah pengamanan t egakan t inggal
dalam melaksanakan penebangan, penyaradan dan
pengangkut an agar kerusakan t egakan yang
dit inggal
dan erosi sej auh mungkin dapat
dihindarkan, yait u dengan cara :
a.

Penandaan/ penomeran
pohon-pohon
yang
akan di t ebang dan yang dit inggalkan sebagai
pohon int i at au pohon induk.

b.

Penebangan
dilaksanakan
hanya
pohon
berdiamet er minimal 50 (lima puluh) cm pada
hut an produksi t et ap dan minimal 60 (enam
puluh) cm di hut an produksi t erbat as dengan
arah rebah yang t epat .

c.

PERUSAHAAN
t idak
boleh
melaksanakan
penebangan dengan radius kurang dari 200
(dua rat us) met er dari mat a air dan kanan kiri
sungai selebar kurang dari 100 (serat us) met er.
Unt uk
daerah-daerah
yang
dinyat akan
mempunyai nilai est et ika at au ilmiah, j arak
t ersebut diat as t idak boleh kurang dari 100
(serat us) met er.

d.

Tempat pengumpulan kayu dan j alan sarad
dibuat sebaik-baiknya sesuai dengan ket ent uan
yang berlaku.

e.

Melaksanakan
reboisasi,
perkayaan
dan
permudaan hut an sesuai dengan ket ent uanket ent uan yang dit et apkan dan sesuai dengan
Rencana Karya Pengusahaan Hut an yang t elah
disahkan.

PERUSAHAAN waj ib melaksanakan upaya-upaya
unt uk meningkat kan nilai hut an, produkt if it as dan
pot ensi hut an melalui :
a.

Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian pembinaan
hut an yang baik dan benar sesuai dengan
ket ent uan yang berlaku.

b.

Membuat t anaman berdaur panj ang pada lahan
yang t idak produkt if dan t anah-t anah kosong
yang t ersebar at au berdaur pendek dan
berdaur panj ang pada t anah-t anah kosong yang
mengelompokan. . .

mengelompokan 300 (t iga rat us) ha/ t ahun
t erut ama pada daerah-daerah rawan dan yang
berbat asan
dengan
lahan
penduduk
disekit arnya.

F.

3.

PERUSAHAAN waj ib membuat permanent plot unt uk
megukur pert umbuhan/ riap t egakan hut an minimal
100 (serat us) ha/ RKL dan mengukur debet air sert a
mut u air sungai akibat damapak erosi.

4.

PERUSAHAAN waj ib menanamkan modalnya dan
menyisihkan sebagian dari keunt ungannya unt uk
pembinaan, rehabilit asi dan pembangunan hut an
baik di bekas t ebangan TPTI maupun areal hut an
t idak
berhut an/ t idak
produkt if / semak
belukar/ t anah kosong unt uk t anaman sebagai
berikut :
a.

Unt uk TPTI per ha sebesar US $ 105 s/ d 125
(serat us lima s/ d serat us dua puluh lima US
dollar).

b.

Unt uk THPB per ha sebesar US $ 600 s/ d 800
(enam rat us s/ d delapan rat us US dollar).

BIDANG PERLINDUNGAN HUTAN DAN PELSTARIAN ALAM
1.

Bidang Perlindungan Hut an
a.

PERUSAHAAN bert anggungj awab penuh at as
t erj adinya kebakaran hut an di daerah kerj a
Hak Pengusahaan Hut annya.

b.

Unt uk mencegah t erj adinya kebakaran hut an
PERUSAHAAN waj ib :
b. 1.

Menyediakan
sarana
pemadam
kebakaran dalam j umlah yang memadai
sesuai dengan luas dan keadaan areal
kerj anya.

b. 2.

Ikut akt if melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan kebakaran di dalam
areal kerj anya dan disekit arnya ant ara
lain
dengan
mengamankan
semua
kegiat an eksploit asinya yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran sert a
mengamankan
penyimpanan
bahanbahan yang mudah t erbakar.

b. 3.

Segera
melaporkan
pada
inst ansi
kehut anan set iap t erj adinya kebakaran
di areal kerj anya.
c. PERUSAHAAN. . .

2.

c.

PERUSAHAAN harus menghindarkan, mencegah
dan
menanggulangi
t erj adinya
t indak
pelanggaran oleh pihak lain yang menyebabkan
kerusakan hut an dalam areal kerj anya, ant ara
lain pencurian hasil hut an, penebangan liar,
perladangan berpindah dan perambahan lahan
hut an.

d.

Apabila t erj adi perambahan hut an dan at au
t ebangan liar oleh pihak ket iga at au pihak lain
sebagai akibat dibangunnya j alan angkut an
oleh pemegang Hak Pengusahaan Hut an, maka
pemegang
Hak
Pengusahaan
Hut an
bert anggung j awab membayar denda at as
kerusakan hut annya.

e.

Unt uk melaksanakan perlindungan hut an,
perusahaan diwaj ibkan membent uk Sat uan
Pengamanan (SATPAM) dengan kualif ikasi
t erdidik dan dalam j umlah yang memadai.

f.

PERUSAHAAN segera melpaor set iap t erj adinya
kerusakan dan ganguan hama penyakit
t erhadap hut an dan hasil hut an diareal
kerj anya.

Bidang Pelest arian Alam
a.

b.

Perlindungan t erhadap Tumbuh-Tumbuhan
a. 1.

PERUSAHAAN
t idak
dibenarkan
menebang pohon-pohon dan memungut
t umbuh-t umbuhan lain yang dit et apkan
sebagai j enis yang dilindungi sesuai
dengan
ket ent uan-ket ent uan
yang
berlaku.

a. 2.

PERUSAHAAN
harus
akt if
dalam
pengembangan dan pelindungan sumber
daya alam, dan harus mencegah
t erj adinya
dampak
negat if
dan
meningkat kan dampak posit if
dari
kegiat an yang dilaksanakan dengan
memperhat ikan
hasil-hasil
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

Perlindungan t erhadap Sat wa Liar
b. 1.

PERUSAHAAN
t idak
dibenarkan
melakukan perburuan baik at as sat wasat wa liar dan at au sat wa yang
dilindungi yang t erdapat di areal
kerj anya t anpa izin.

b. 2.

PERUSAHAAN
harus
mencegah
t erj adinya perburuan liar di areal
kerj anya.
b. 3. Unt uk. . .

b. 3.

c.

d.

G.

Unt uk
menj amin
dan
memelihara
t erselenggaranya perlindungan t erhadap
sat wa
liar,
pemanf aat an
hut an
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
t idak t erdapat sat wa liar yang t erj ebak
didalam areal yang diusahakan dengan
menyediakan
areal
pengungsian
sat wa/ koridor/ kant ong sat wa sesuai
dengan st udi AMDAL-nya.

Perlindungan t erhadap Obyek-Obyek
Bernilai Ilmiah dan Budaya

yang

c. 1.

PERUSAHAAN harus mencegah at as
t erj adinya
kerusakan-kerusakan
t erhadap obyek-obyek yang bernilai
ilmiah dan budaya.

c. 2.

PERUSAHAAN harus segera melaporkan,
bila menemukan t empat -t empat yang
bernilai ilmiah dan budaya.

Unt uk
menj amin
dan
memelihara
t erselenggaranya kelest arisn hut an lindung,
hut an wisat a dan hut an suaka alam,
PERUSAHAAN harus menyediakan daerah
peyangga yang berbat asan dengan kawasan
t ersebut sesuai dengan ket ent uan :
d. 1.

Lebar minimal penyangga adalah 500
(lima rat us) diukur dari bat as hut anhut an
t ersebut
sepanj ang
bat as
persekut uannya.

d. 2.

Sarana
pengusahaan
hut an
yang
diperbolehkan diadakan pada daerah
penyangga hanya pembuat an j alan
sarad.

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERUSAHAAN
waj ib
melakukan
penelit ian
dan
pengembangan at as keadaan hut an yang t elah dilakukan
unt uk perbaikan areal bekas t ebangan selama j angka
wakt u pengusahaan hut an.
Unt uk it u dalam rangka
pengembangan sert a peningkat an pengusahaan hut an
perlu didukung oleh berbagai penelit ian, oleh karenanya
perusahaan harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1.

Jenis-j enis penelit ian yang perlu dilakukan guna
memdukung pembent ukan Kesat uan Pengusahaan
Hut an Produksi yang akan dilaksanakan secara
bert ahap di wilayah areal kerj a.

2.

Penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan
unt uk mendukung kegiat an penelit ian permudaan
hut an melalui sist em silvikult ur lainnya yang
dit et apkan. . .

dit et apkan Ment eri Kehut anan dan Perkebunan
sesuai perat uran perundangan yang berlaku.
3.

KETENTUAN III

:

Tat a wakt u pelaksanaan set iap j enis penilaian
sesuai dengan
priorit asnya yang kemudian
dit uangkan dalam usulan RKPH.

KEWAJIBAN-KEWAJIBAN LAIN

1.

2.

Persyarat an mengenai kesehat an dan keselamat an
a.

PERUSAHAAN waj ib memperhat ikan at au mengambil
langkah-langkah secara maksimal unt uk menj amin
kesehat an dan keselamat an umum karyawan dan
at au orang lain yang berada di dalam areal
kerj anya.

b.

Didalam hal t erj adinya kecelakaan-kecelakaan yang
menimpa karyawan PERUSAHAAN at au orang lain
yang berada di dalam areal kerj anya, maka kepada
mereka harus diperlakukan sesuai perat uran
perundangan yang berlaku.

Pembangunan Masyarakat
a.

Fasilit as pembangunan masyarakat .
PERUSAHAAN harus membant u Pemerint ah dalam
melaksanakan pembangunan masyarakat di dalam
dan di sekit ar areal kerj anya sepert i :
a.
Pengadaan t empat -t empat ibadah
b.
Pengadaan f asilit as-f asilit as pendidikan
c.
Pengadaan f asilit as-f asilit as kesehat an
d.
Pengadaan f asilit as olah raga
e.
Pengadaan f asilit as pelat ihan karyawan

b.

Kesempat an kerj a
PERUSAHAAN harus memberi kesempat an kerj a
kepada masyarakat baik di dalam maupun di sekit ar
areal kerj anya.

c.

Fasilit as pengobat an
c. 1.

PERUSAHAAN Harus mendirikan klinik dengan
kapasit as minimum 6 (enam) t empat t idur
lengakap dengan t enaga medis yang cukup
dan bekerj a penuh unt uk PERUSAHAAN.

c. 2.

PERUSAHAAN Harus menyediakan pelayanan
pengobat an kepada seluruh karyawannya dan
anak ist rinya.

c. 3.

Anggot a masyarakat set empat walaupun
bukan karyawan PERUSAHAAN dapat t urut
menggunakan f asilit as klinik t ersebut dengan
biaya seringan mungkin.
c. PERUSAHAAN. . .

c. 4.

2.

PERUSAHAAN Harus menyediakan pos-pos
pert olongan pert ama pada t empat -t empat
yang diperlukan.

d.

PERUSAHAAN diwaj ibkan melaksanakan pembinaan
minimal 1 (sat u) desa yang ada di dalam/ sekit ar
areal kerj a HPHnya.

e.

PERUSAHAAN waj ib memberikan ij in kepada
masyarakat hukum adat / masyarakat t radisional dan
anggot anya yang berada di dalam areal kerj anya
unt uk memungut , mengambil, mengumpulkan,
mengangkut dan menj ual hasil hut an ikut an sepert i
: Rot an, Sagu, Madu, Damar, Buah-buahan, Get ahget ahan, Rumput -rumput an, Bambu, Kulit kayu dan
lain sebagainya sepanj ang hasil hut an t ersebut
unt uk memenuhi/ menunj ang kehidupan sehari-hari.

f.

PERUSAHAAN
diwaj ibkan
membina
dan
mengembangkan Koperasi Karyawan dan/ at au KUD
at au Koperasi Primer lainnya yang ada di sekit ar
areal Hak Pengusahaan Hut annya sert a waj ib
memberi kesempat an kepada koperasi t ersebut
unt uk memiliki saham perusahaan.

g.

PERUSAHAAN
diwaj ibkan
menyisihkan
dana
maksimum 5% (lima persen) dari keunt ungannya
unt uk pembinaan dan pengembangan golongan
ekonomi lemah/ koperasi.

Fasilit as t empat t inggal karyawan dan kegiat an logging
a.

Base Camp
a. 1. PERUSAHAAN harus membangun Base Camp :
kant or administ rat or, komplek perumahan,
guest house dengan kapasit as minimal 6
(enam) orang dan f asilit as lainnya secara
permanen dengan kuant it as dan kualit as dan
kondisi lingkungan yang memadai.
a. 2. Dalam pelaksanaan pembangunan Base Camp,
PERUSAHAAN harus memenuhi ket ent uanket ent uan :
a. 2. 1.

Pembangunan
rumah/ barak
unt uk
karyawan harus memenuhi kelayakan
ruang t empat yang sehat .

a. 2. 2.

Penggunaan
lahan
hut an
unt uk
pembangunan Base Camp harus sesuai
dengan kebut uhan.

a. 2. 3.

Pembangunan Base Camp di areal hak
pengusahaan hut an lain, harus ada
perset uj uan
t ert ulis
dari
yang
bersangkut an.
b. Tempat . . .

b.

Tempat penimbunan kayu
Tempat penimbunan
t empat Base Camp.

c.

kayu

harus t erpisah

dari

Bangunan lainnya
Bangunan-bangunan lain yang ada dan yang akan
didirikan
didalam
areal
kerj anya
harus
mendapat kan ij in Depart emen Kehut anan dan
Perkebunan.

KETENTUAN IV

:

LAIN LAIN

A.

PERUBAHAN LUAS AREAL KERJA
Perubahan
luas areal
kerj a dimungkinkan dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan perundang-undangan
yang berlaku.

B.

HAK-HAK LAIN
PERUSAHAAN t idak mempunyai hak-hak lain selain apa
yang t ercant um di dalam Keput usan Hak Pengusahaan
Hut an dan kelengkapannya. Hak-hak lain yang dimaksud
adalah meliput i hak pengelolaan at as t anah hut an, hakhak at as mineral, minyak bumi, gas alam, bahan-bahan
kimia, bat u-bat u mulia at au set engah mulia dan sumbersumber alam lainnya.

KETENTUAN V

:

PENGAWASAN

Pemerint ah melakukan pengawasan dan pembinaan t erhadap
pelaksanaan semua kegiat an PERUSAHAAN baik mengenai
pelaksanaan f isik pengusahaan hut an maupun semua
administ rasi/ pembukuan dan surat menyurat mengenai
pengelolaan PERUSAHAAN.
KETENTUAN VI

:

PELANGGARAN/ SANKSI

A.

Pengert ian Pelanggaran
Tidak melaksanakan, ment aat i dan at au t idak memenuhi
persyarat an/ kewaj iban sebagaimana t ercant um dalam
perat uran perundang-undangan yang berlaku dan at au
Keput usan ini.

B.

Pengenaan Sanksi
Pelanggaran sepert i t ersebut pada but ir A akan
dikenakan sanksi sesuai dengan perat uran perundangundangan yang berlaku.

KETENTUAN VII

:

KONSEKUENSI
TERHADAP
PENCABUTAN
DAN/ ATAU
PENYERAHAN KEMBALI HAK PENGUSAHAAN HUTAN

A.

Kewaj iban PERUSAHAAN set elah t erj adinya pencabut an
Dalam. . .

Dalam
hal
dicabut nya
keput usan
ini,
kepada
PERUSAHAAN t et ap dibebankan kewaj iban-kewaj iban
yang t ercant um dalam pasal 21 ayat 2 Perat uran
Pemerint ah Nomor 6 t ahun 1999.
B.

Hak yang dimiliki PERUSAHAAN set elah habisnya j angka
wakt u, penyerahan kembali at au dicabut nya Hak
Pengusahaan Hut an
Set elah berakhirnya masa Keput usan ini,
at au
menyerahkan kembali sebelum habis masa berlakunya
maka :
1.

PERUSAHAAN harus menyerahkan dalam keadaan
baik semua benda t idak bergerak sepert i base
camp, gedung, j alan, j embat an gudang, pelabuhan
udara, pelabuhan sungai dan laut , dok dan lain-lain
yang t elah dibangun oleh PERUSAHAAN kepada
Pemerint ah
t anpa adanya gant i
rugi
dari
Pemerint ah.

2.

Barang-barang persediaan yang berada didalam
gudang
dan
benda-benda
bergerak
yang
dipergunakan PERUSAHAAN sehubungan dengan
kegiat an usaha pemnf aat an hut an, t et ap menj adi
milik PERUSAHAAN.

3.

Jika Hak Pengusahaan Hut an Alam berakhir karena
habis wakt unya at au karena diserahkan kembali
oleh PERUSAHAAN at au karena dicabut oleh Ment eri
Kehut anan dan Perkebunan, maka :

4.

3. 1.

Segala hak yang dimiliki oleh pemegang Hak
Pengusahaan Hut an berakhir.

3. 2.

Areal hut an yang dibebani Hak Pengusahaan
kembali kepada Negara.

3. 3.

Pemegang
Hak
Pengusahaan
Hut an
diwaj ibkan menyerahkan semua klise dan
bahan-bahan sert a pet a, gambar-gambar
ukuran t anah dan sebagainya kepada
Depart emen
Kehut anan
dengan
t idak
menerima gant i rugi.

3. 4.

Pemegang Hak Pengusahaan Hut an t et ap
dibebani/ waj ib
menyelesaikan
semua
kewaj iban-kewaj iban yang t ercant um dalam
Keput usan ini bersert a lampirannya yang
belum t erpenuhi.

Dalam hal PERUSAHAAN akan menyerahkan kembali
Hak Pengusahaan Hut annya sebelum habis masa
berlakunya, maka PERUSAHAAN sebelumnya harus
sudah menyelesaikan dan memenuhi semua
kewaj iban t eknis dan f inansial sebagaimana
t ercant um dalam Keput usan ini.

Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN HUMAS
TTD.
WIDODO SUTOYO, SH. MM. MBA.
NIP. 080023934

MENTERI KEHUTANAN,
TTD.
Dr. Ir. MUSLIMIN NASUTION.