km. no. 41 tahun 2010.

MENTERIPERHUBUNGAN
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN M ENTERI PERHUBUNGAN
N O M O R : K M . 41 T A H U N 2010
TENTANG
S T A N D A R S P E S IF IK A S I T E K N IS K E R E T A Y A N G D IT A R IK LO K O M O T IF
DENGAN RAHM AT TUHAN YANG M AHA ESA
M ENTERI PERHUBUNGAN,
a.

bahw a
dalam
P asal
197
P eraturan
P em erintah
N om or
56
T ahun
2009
tentang

P enyelenggaraan
P erkeretaapian telah diatur m engenai standar spesifikasi teknis
sarana perkeretaapian;

b. bahw a berdasarkan pertim bangan sebagaim ana
dim aksud
dalam
huruf
a,
perlu
m enetapkan
P eraturan
M enteri
P erhubungan tentang S tandar S pesifikasi T eknis K ereta Y ang
D itarik Lokom otif;
1.

U ndang-U ndang N om or 23 T ahun 2007 tentang P erkeretaapian
(Lem baran N egara R epublik Indonesia T ahun 2007 N om or 65,
T am bahan Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 4722);


2.

P eraturan
P em erintah
N om or
P enyelenggaraan P erkeretaapian
Indonesia T ahun 2009 N om or
N egara R epublik Indonesia N om or

3.

P eraturan
P em erintah
N om or 72 T ahun
2009 tentang
Lalu Lintas dan A ngkutan K ereta A pi (Lem baran N egara
R epublik Indonesia T ahun 2009 N om or 176, T am bahan
Lem baran N egara R epublik Indonesia N om or 5086);


4.

P eraturan
P residen
N om or
47
T ahun
2009
P em bentukan dan O rganisasi K em enterian N egara;

5.

56 T ahun
2009 tentang
(Lem baran N egara R epublik
129, T am bahan Lem baran
5048);

tentang


P eraturan P residen N om or 24 T ahun 2010 tentang K edudukan,
T ugas

D an

F ungsi

K em enterian

N egara

S erta

S usunan

O rganisasi, T ugas D an F ungsi E selon I K em enterian N egara;
6.

P eraturan M enteri P erhubungan N om or K M . 43 T ahun 2005
tentang O rganisasi dan T ata K erja D epartem en P erhubungan,

sebagaim ana telah diubah terakhir dengan P eraturan M enteri
P erhubungan N om or K M . 20 T ahun 2008;

M EMU

T U S K A N:

PERATURAN
M ENTERI
PERHUBUNGAN
TENTANG
S T A N D A R S P E S IF IK A S I T E K N IS
KERETA YANG
D IT A R IK
LO K O M O T IF .

BABI
KETENTUAN UM UM

1.


P erkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
prasarana, sarana, dan sum ber daya m anusia, serta norm a,
kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan
transportasi kereta api.

2.

K ereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga
gerak, baik berjalan sendiri m aupun dirangkaikan dengan
sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di jalan rei yang terkait dengan perjalanan kereta api.

3.

S arana
perkeretaapian
bergerak di jalan reI.

4.


P enyelenggara sarana perkeretaapian adalah badan usaha
yang m engusahakan sarana perkeretaapian um um .

5.

K om ponen kereta yang ditarik lokom otif adalah bagian-bagian
utam a yang m em bentuk kesatuan pelengkap suatu kereta
yang ditarik dengan lokom otif.

6.

P ersyaratan teknis adalah ketentuan teknis yang
standar spesifikasi teknis sarana perkeretaapian.

7.

S pesifikasi teknis adalah persyaratan um um , ukuran, kinerja,
dan gam bar teknis sarana perkeretaapian.


8.

K ereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokom otif
atau m em punyai penggerak sendiri yang digunakan untuk
m engangkut orang.

9.

M enteri adalah M enteri yang tugas dan tanggung jaw abnya
di bidang perkeretaapian.

10.

D irektur Jenderal adalah D irektur Jenderal yang tugas dan
tanggung jaw abnya di bidang perkeretaapian.

adalah

kendaraan


yang

dapat

m enjadi

B A B II
JE N IS K E R E T A Y A N G D IT A R IK LO K O M O T IF

K ereta yang ditarik lokom otif
m em punyai penggerak sendiri.

m erupakan

kereta

yang

tidak


(1)

K ereta yang ditarik lokom otif sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 2 terdiri atas:
a. kereta penum pang;
b. kereta m akan;
c. kereta pem bangkit; dan
d. kereta bagasi.

(2)

K ereta penum pang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
huruf a, m erupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk penum pang.

(3)

K ereta m akan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf b,
m erupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas untuk
dapur dan m akan.


(4)

K ereta pem bangkit sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
huruf c, m erupakan kereta yang dilengkapi dengan fasilitas
untuk pem bangkit listrik.

(5)

K ereta bagasi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf d,
m erupakan kereta yang dilengkapi dengan fasillitas untuk
m engangkut barang hantaran.

B A B III
K O N S T R U K S I, K O M P O N E N K E R E T A Y A N G D IT A R IK
LO K O M O T IF , D A N P E R LE N G K A P A N P E N U N JA N G
B agian K esatu
K onstruksi dan K om ponen K ereta Y ang D itarik Lokom otif

P asal4
(1)

K onstruksi dan kom ponen kereta yang ditarik lokom otif harus
m em perhatikan:
a. lebar jalan rei dan beban gandar;
b. kelengkungan jalan rei;
c. ruang bebas dan ruang batas sarana; dan
d. pelestarian fungsi lingkungan hidup.

(2)

Lebar jalan rei dan beban gandar sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. lebar jalan rei 1067 m m , 1435 m m , atau sesuai
kebutuhan; dan
b. beban gandar m aksim um sesuai dengan kelas jalur
kereta api.

(3)

K elengkungan jalan rei sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
huruf b, radius lengkung sesuai dengan kelas jalur kereta api
yang akan dilalui.

(4)

R uang bebas dan ruang batas sarana sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) huruf C, m em punyai ukuran yang dibedakan
berdasarkan jalur jalan rei tunggal dan jalur jalan rei ganda
pad a bagian lurus atau lengkung.

(5)

P elestarian fungsi lingkungan hid up sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. kelem baban relatif antara 40% -98% ;
b. tem peratur udara sekeliling antara 18°-40o C ; dan
c. ketinggian dari perm ukaan laut m aksim um 1200 m .

(1)

K onstruksi dan kom ponen kereta
terdiri atas:
a. rangka dasar;
b. badan;
c. bogie;
d. peralatan perangkai;
e. peralatan pengerem an; dan
f.
peralatan keselam atan.

(2)

K ereta yang ditarik lokom otif sebagaim ana dim aksud pad a
ayat (1), selain m em enuhi persyaratan
konstruksi dan
kom ponen harus dilengkapi dengan perlengkapan penunjang
sesuai dengan jenis kereta yang ditarik lokom otif.

(1)

R angka dasar sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5 ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. balok penyangga;
b. balok ujung;
c. balok sam ping;
d. balok m elintang; dan
e. penyangga peralatan baw ah lantai.

yang

ditarik

lokom otif

(2)

R angka dasar sebagaim ana
dim aksud
pada ayat (1),
dirancang sebagai konstruksi baja rakitan las, terbuat dari baja
karbon atau m aterial lain yang m em punyai kekuatan dan
kekakuan yang tinggi terhadap pem bebanan tanpa terjadi
deform asi tetap dan dilengkapi dengan konstruksi tahan
benturan.

R angka dasar sebagaim ana dim aksud dalam P asal 6 ayat (1),
harus m em enuhi persyaratan:
a. terbuat dari baja karbon atau m aterial lain dengan kekuatan
2
tarik m inim um 41 kg/m m ;
b. dapat m enahan beban, getaran, dan goncangan sebesar berat
kereta yang ditarik lokom otif;
c. tahan terhadap korosi; dan
d. konstruksi m enyatu atau tidak m enyatu dengan badan kereta.

(1)

B adan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5 ayat (1) huruf b,
dirancang sebagai konstruksi rakitan tabung (m o n o c o q u e )
yang seringan-ringannya terdiri atas rangka dasar, lantai,
dinding sam ping, dinding ujung dan atap yang m em punyai
kekuatan serta kekakuan tinggi terhadap pem bebanan tanpa
terjadi deform asi tetap.

(2)

P em bebanan terhadap badan kereta sebagaim ana dim aksud
pad a ayat (1), m eliputi:
a. beban kom presi longitudinal pad a alat perangkai m inim um
sebesar 100 ton, m erupakan beban statis yang dikenakan
pada peralatan perangkai, diperhitungkan bersam a atau
tanpa beban vertikal;
b. beban
vertikal
diperhitungkan
berdasarkan
form ula
sebagai berikut:
P v = k (P 1+ P 2)
P v = beban vertikal
1,3 (koefisien dinam is)
k
P1
berat badan kereta dalam keadaan siap operasi
P 2 = jum lah penum pang x 75 kg
jum lah tem pat duduk +
jum lah penum pang
jum lah penum pang berdiri
2
8 orang; dan
jum lah penum pang berdiri setiap m

=
=

=

=

c.

tegangan yang terjadi pada beban m aksim um pada titik
kritis konstruksi badan kereta, untuk tegangan tarik
m aupun tegangan geser m aksim um 75% tegangan m ulur
bahan.

B adan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 8, harus m em enuhi
persyaratan:
a. terbuat dari bahan yang m em iliki kekuatan dan kekakuan tinggi;
b. konstruksi tahan benturan;
c. tahan terhadap korosi dan cuaca;
d. m am pu m eredam kebisingan;
e. sederhana, kokoh, dan ringan; dan
f.
dirancang untuk m em udahkan pad a saat pem eriksaan dan/atau
peraw atan.

(1)

K ereta dapat m enggunakan bogie atau tanpa bogie.

(2)

B ogie sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5 ayat (1) huruf c,
terdiri atas:
a. rangka bogie;
b. sistem suspensi; dan
c. perangkat roda.

(3)

K ereta tanpa bogie sebagaim ana
terdiri atas:
a. sistem suspensi; dan
b. perangkat roda.

(1)

R angka bogie sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10
ayat (2) huruf a, berupa konstruksi sam bungan las dari pelat
baja atau konstruksi baja cor yang m em iliki kekuatan tarik
2
m inim al 41 kg/m m .

(2)

S istem suspensi sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10
ayat (2) huruf b, terdiri atas suspensi prim er dan suspensi
sekunder yang dilengkapi peredam .

dim aksud

pad a ayat (1),

(3)

S istem suspensi sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10
ayat (3) huruf a, terdiri atas suspensi prim er yang dilengkapi
peredam .

(4)

P erangkat roda sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10
ayat (2) huruf c dan ayat (3) huruf b, terdiri atas roda dan as
roda, harus m em enuhi persyaratan:
a. roda terbuat dari baja tem pa, baja roll atau baja tuang;
b. roda harus m em iliki kekerasan
lebih
rendah dari
kekerasan jalan rei;
c. jenis roda adalah roda peja/;
d. profil roda sesuai profil jalan rei untuk kereta api di
Indonesia; dan
e. as roda dari baja tem pa yang m am pu m enahan beban
yang diterim anya.

B ogie sebagaim ana dim aksud dalam P asal 10, harus m em enuhi
persyaratan:
a. rangka bogie terbuat dari baja yang m em iliki kekuatan dan
kekakuan tinggi terhadap pem bebanan tanpa terjadi deform asi
tetap;
b. konstruksi tahan pem bebanan;
c. m am pu m eredam getaran;
d. konstruksi sederhana dan kokoh;
e. dirancang agar keausan serta alih beban pad a roda dan rei
serendah m ungkin; dan
f.
m am pu m em berikan kua/itas pengendaraan (V r) m aksim al 2,5
pada kecepatan m aksim al operasi di jalur kereta api sesuai
standar teknis jalan rei yang ditetapkan (m etode E . S p e rlin g J . L . K o ffm a n ).

S istem suspensi pada kereta tanpa bogie sebagaim ana dim aksud
dalam P asal 10 ayat (3) huruf a, harus m am pu m em berikan kualitas
pengendaraan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 12 huruf f.

(1)

P eralatan perangkai sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5
ayat (1) huruf d, berfungsi sebagai alat yang m enghubungkan
antara sarana perkeretaapian.

(2)

P eralatan perangkai sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
harus m em enuhi persyaratan:
a. kokoh, kom pabilitas tinggi, dan m am pu tukar;
b. dilengkapi dengan peralatan yang dapat m enyerap
benturan;
c. terbuat dari baja tuang, baja tem pa atau bahan lainnya
serta dapat m enahan beban norm al m inim al 200 ton tanpa
terjadi deform asi tetap; dan
d. tinggi peralatan perangkai antara sarana perkeretaapian
yang satu dengan lainnya pada saat dirangkai harus sam a
atau m em iliki selisih ketinggian m aksim um 25 m m dihitung
dari sum bu peralatan perangkai yang diukur kondisi kereta
siap operasi.

(1)

P eralatan pengerem an sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5
ayat (1) huruf e, digunakan sebagai:
a. rem pelayanan;
b. rem parkir; dan
c. rem darurat.

(2)

R em pelayanan sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf a,
dioperasikan dari lokom otif untuk m engendalikan kecepatan
atau m enghentikan kereta api sesuai tingkat kecepatan.

(3)

R em parkir sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf b,
harus m am pu m enahan kereta sesuai kelandaian jalan rei
yang dilalui.

(4)

R em darurat sebagaim ana dim aksud pada ayat (1) huruf c,
m erupakan sistem yang dapat berfungsi otom atis dan
dioperasikan dari dalam kereta.

P eralatan pengerem an sebagaim ana dim aksud dalam P asal 15,
harus m em enuhi persyaratan:
a. m am pu m enghentikan kereta sesuai tingkat kecepatan dalam
keadaan norm al atau darurat; dan
b. bekerja secara otom atis pad a keadaan saluran pengerem an
terputus.

(1)

P eralatan keselam atan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5
ayat (1) huruf f, m erupakan suatu perlengkapan atau alat yang
digunakan untuk keperluan darurat.

(2)

P eralatan keselam atan sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1),
sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. alat pem adam kebakaran;
b. palu pem ecah kaca;
c. pengganjal roda; dan
d. rem darurat.

(3)

A lat pem adam kebakaran sebagaim ana dim aksud pada
ayat (2) huruf a, berkapasitas 3-5 kg sekurang-kurangnya
1 (satu) unit untuk setiap ruang penum pang, ruang dapur,
ruang pem bangkit, dan ruang bagasi dengan jenis d ry
c h e m ic a l atau jenis lain yang sesuai dengan pelestarian fungsi
lingkungan hid up.

(4)

P alu pem ecah kaca sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2)
huruf b, sekurang-kurangnya 1 (satu) unit untuk setiap ruang
penum pang yang terbuat dari besi yang dirancang khusus
untuk m em ecahkan kaca.

(5)

P engganjal roda sebagaim ana dim aksud pad a ayat (2)
huruf c, sekurang-kurangnya 4 (em pat) balok pengganjal roda
untuk setiap kereta yang terbuat dari kayu atau bahan lain
yang ringan dan kuat serta m udah digunakan.

(6)

R em darurat sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf d,
sekurang-kurangnya dipasang 2 (dua) tuas rem darurat untuk
setiap kereta.

P eralatan keselam atan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 17,
harus m em enuhi persyaratan:
a. sesuai dengan peruntukannya;
b. m udah dalam pengoperasian;
c. m udah dijangkau; dan
d. dilengkapi dengan petunjuk pengoperasian.

B agian K edua
P erlengkapan P enunjang K ereta Y ang D itarik Lokom otif
P aragraf 1
P erlengkapan P enunjang K ereta P enum pang
P asal 19
P erlengkapan penunjang sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5
ayat (2), untuk kereta penum pang m eliputi:
a. ruang penum pang; dan
b. toilet.

(1)

R uang penum pang sebagaim ana dim aksud dalam P asal 19,
huruf a, sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. pintu;
b. jendela;
c. tem pat dud uk;
d. rak bagasi;
e. pegangan tangan ;
f.
pengatur sirkulasi udara;
g. lam pu penerangan; dan
h. inform asi penum pang.

(2)

R uang penum pang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
harus m em enuhi standar kebisingan m aksim um 85 dB A .

P intu sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20 ayat (1) huruf a,
harus m em enuhi persyaratan:
a. dirancang dengan ukuran yang dapat m em berikan keselam atan
dan kenyam anan;
b. kereta yang dilengkapi fasilitas penyandang cacat, lebar pintu
dirancang untuk m em udahkan keluar m asuk kursi roda; dan
c. bagian atas pintu dipasang kaca dari jenis s a fe ty g la s s .

Jendela sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20 ayat (1) huruf b,
harus m em enuhi persyaratan:
a. dirancang dengan ukuran yang dapat m em berikan keselam atan
dan kenyam anan pandangan;
b. rangka jendela tidak m em punyai sudut yang tajam ;
c. kaca jendela
dari jenis
s a fe ty
g la s s
(te m p e re d )
dan
dilam inasi; dan
d. m asing-m asing dinding kereta dilengkapi sekurang-kurangnya
2 (dua) jendela darurat.

(1)

T em pat duduk sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20
ayat (1) huruf c, harus m em enuhi persyaratan:
a. dirancang ergonom is;
b. konstruksi rangka kokoh dan tahan korosi;
c. bahan
tem pat
duduk
terbuat
dari
bahan
tahan
ram batan api; dan
d. konstruksi tem pat duduk m am pu m enahan beban pada
sandaran m inim um 500 N atau 51 kgf dan pad a bagian
baw ah m inim um 1000 N atau 102 kgf untuk setiap orang.

(2)

T em pat duduk dilengkapi dengan
peralatan
kenyam anan sesuai dengan kelas pelayanan.

penunjang

R ak bagasi sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20 ayat (1)
huruf d, harus m em enuhi persyaratan:
a. konstruksi rak bagasi harus m am pu m enahan beban statis
2
2
vertikal m inim um 1 N /c m atau 0,102 k g f/c m ; dan
b. dipasang sepanjang kedua dinding sam ping penum pang bagian
atas.

(1)

P egangan tangan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20
ayat (1) huruf e, harus m em enuhi persyaratan:
a. konstruksi pegangan tangan harus m am pu m enahan
beban statis vertikal m inim um sebesar 17 N atau 1,73 kgf
untuk setiap 10 m m yang bekerja pada sudut konis 45°
dari vertikal ke arah baw ah;
b. pegangan tang an dan sam bungannya terbuat dari bahan
tahan korosi serta bebas dari sudut-sudut tajam ; dan
c. dirancang untuk kenyam anan penum pang berdiri.

(2)

K ereta penum pang yang digunakan untuk angkutan antarkota
dapat tidak dilengkapi dengan pegangan tangan.

(1)

P engatur sirkulasi udara sebagaim ana
P asal 20 ayat (1) huruf f, dapat berupa:
a. kipas angin;
b. penghisap udara; dan/atau
c. pengatur tem peratur udara (A C ).

(2)

K ipas angin dan penghisap udara sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf b, harus m em enuhi
persyaratan:
a. kecepatan
aliran
udara yang
diterim a
penum pang
m aksim um 0,5 m /detik; dan
b. m am pu m engatur keseim bangan udara di dalam ruang
penum pang.

(3)

P engatur tem peratur udara (A C ) sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) huruf c, harus m em enuhi persyaratan:
a. m engatur tem peratur ruang penum pang 22°-26°C;
b. m enjaga kelem baban relatif 60%-70%; dan
c. m enggunakan re frig e ra n sesuai peraturan perundangan
yang berlaku.

dim aksud

dalam

Lam pu penerangan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20
ayat (1) huruf g, harus m em enuhi persyaratan:
a. lam pu ruang penum pang dengan intensitas cahaya m inim um
300 lux;
b. lam pu tidur dengan intensitas cahaya 60-100 lux; dan
c. titik lam pu disesuaikan dengan kebutuhan.

Inform asi penum pang sebagaim ana dim aksud dalam P asal 20
ayat (1) huruf h, harus m em enuhi persyaratan:
a. m elalui m edia audio jelas dan jernih dengan kuat suara
m inim um 80 dB A diukur di dalam ruang penum pang; dan
b. m elalui m edia visual m udah dibaca dan jelas.

T oilet sebagaim ana dim aksud dalam P asal 19 huruf b, harus
m em enuhi persyaratan:
a. ruang toilet m erupakan suatu m odul dari bahan yang tahan
korosi;
b. dilengkapi pintu dan petunjuk isi atau kosong;
c. dilengkapi pengatur sirkulasi udara;
d. dilengkapi
closet, air, w astafel,
cerm in, dan pegangan
tangan; dan
e. lim bah tidak m encem ari pelestarian fungsi Iingkungan hid up.

K ereta penum pang yang digunakan
dapat tidak dilengkapi dengan toilet.

untuk

angkutan

perkotaan

P aragraf 2
P erlengkapan P enunjang K ereta M akan

P erlengkapan penunjang sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5
ayat (2), untuk kereta m akan m eliputi:
a. ruang dapur; dan
b. ruang m akan.

(1)

R uang dapur sebagaim ana dim aksud dalam P asal 31 huruf a,
sekurang-kurangnya dilengkapi:
a. peralatan m em asak atau m em anaskan;
b. penyim pan m akanan dan/atau m inum an;
c. pengatur sirkulasi udara; dan
d. lam pu penerangan.

(2)

R uang dapur sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), harus
m em enuhi persyaratan:
a. cukup
m em adai
untuk
keperluan
m em asak
atau
m em anaskan; dan
b. dinding ruang dapur dari bahan yang tidak m udah
terbakar.

(1)

P eralatan
m em asak
atau
m em anaskan
sebagaim ana
dim aksud
dalam
P asal 32 ayat (1) huruf a, harus
m enggunakan tenaga listrik.

(2)

P enyim pan
m akanan
dan/atau
m inum an
sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 32 ayat (1) huruf b, harus dapat
m enyim pan m akanan dan/atau m inum an dengan teratur dan
higienis.

(3)

P engatur sirkulasi udara sebagaim ana dim aksud dalam P asal
32 ayat (1) huruf c, m engikuti ketentuan tentang pengatur
sirkulasi udara sebagaim ana dim aksud dalam P asal 26.

(4)

Lam pu penerangan ruang dapur sebagaim ana dim aksud
dalam
P asal 32 ayat (1) huruf d, harus m em enuhi
persyaratan:
a. intensitas cahaya lam pu m inim um 300 lux; dan
b. titik lam pu disesuaikan dengan kebutuhan.

(1)

R uang m akan sebagaim ana dim aksud
huruf b, dilengkapi:
a. m eja dan tem pat duduk tetap;
b. pengatur sirkulasi udara; dan
c. lam pu penerangan.

dalam

P asal

31

(2)

R uang m akan sebagaim ana dim aksud ayat pada (1), harus
m em enuhi persyaratan:
a. cukup m em adai untuk kebutuhan ruang m akan;
b. dilengkapi jendela kaca bebas pandang dan dirancang
dengan ukuran yang dapat m em berikan keselam atan dan
kenyam anan pandangan; dan
c. kaca jendela dari jenis s a fe ty g la s s .

(1)

M eja dan tem pat duduk tetap sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 34 ayat (1) huruf a, harus m em enuhi persyaratan:
a. dirancang ergonom is;
b. konstruksi rangka kokoh dan tahan korosi;
c. bahan
tem pat
duduk
terbuat
dari
bahan
tahan
ram batan api;
d. konstruksi m eja sesuai peruntukan; dan
e. konstruksi tem pat duduk m am pu m enahan beban pada
bagian baw ah m inim um 1000 N atau 102 kgf untuk setiap
orang.

(2)

P engatur sirkulasi udara sebagaim ana dim aksud dalam P asal
34 ayat (1) huruf b, m engikuti ketentuan tentang pengatur
sirkulasi udara sebagaim ana dim aksud dalam P asal 26.

(3)

Lam pu penerangan ruang m akan sebagaim ana dim aksud
dalam P asal 34 ayat (1) huruf c, harus m em enuhi persyaratan
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 33 ayat (4) huruf a dan
huruf b.
P aragraf 3
P erlengkapan P enunjang K ereta P em bangkit

P erlengkapan penunjang sebagaim ana dim aksud dalam P asal 5
ayat (2), untuk kereta pem bangkit m eliputi:
a. ruang pem bangkit listrik; dan
b. ruang operator.

(1)

R uang pem bangkit listrik sebagaim ana
P asal 36 huruf a, dilengkapi dengan:
a. pem bangkit listrik;
b. pengatur sirkulasi udara; dan
c. lam pu penerangan;

dim aksud

dalam

(2)

R uang pem bangkit listrik sebagaim ana
dim aksud
pada
ayat (1), harus m em enuhi persyaratan:
a. dinding ruang pem bangkit dari bahan yang tidak m udah
terbakar dan dilengkapi peredam suara;
b. dinding ruang pem bangkit dilengkapi
isolasi panas
sehingga panas yang keluar m aksim um 35°C ; dan
c. kebisingan di dalam
kereta pem bangkit
m aksim um
85 dB A yang diukur 6 (enam ) m eter dari luar ruang
pem bangkit.

(1)

P em bangkit listrik sebagaim ana dim aksud dalam P asal 37
ayat (1) huruf a, harus m em enuhi persyaratan:
a. dilengkapi isolasi panas sehing~ a panas yang keluar dari
pem bangkit listrik m aksim um 45 C ;
b. em isi gas buang sesuai dengan ketentuan perundangan
yang berlaku; dan
c. m enghasilkan daya listrik sesuai kebutuhan.

(2)

P engatur sirkulasi udara sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 37 ayat (1) huruf b, harus m am pu m engatur
keseim bangan udara di ruang pem bangkit listrik.

(3)

Lam pu
penerangan
ruang
pem bangkit
sebagaim ana
dim aksud dalam P asal 37 ayat (1) huruf c, harus m em enuhi
persyaratan sebagaim ana dim aksud dalam P asal 33 ayat (4)
huruf a dan huruf b.

(1)

R uang operator sebagaim ana dim aksud
huruf b, dilengkapi dengan:
a. peralatan kontrol;
b. pengatur sirkulasi udara; dan
c. lam pu penerangan.

(2)

R uang operator sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), harus
m em enuhi persyaratan:
a. dinding ruang operator dari bahan yang tidak m udah
terbakar dan dilengkapi peredam suara;
b. dinding ruang operator dilengkapi pelindung panas; dan
c. kebisingan di dalam ruang operator m aksim um 85 dB A .

dalam

P asal

36

(1)

P eralatan kontrol sebagaim ana dim aksud dalam P asal 39
ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. peralatan pem utus arus listrik (n o n fu s e b re a k e r); dan
b. peralatan pem antau (volt m eter, am pere m eter, frekuensi
m eter).

(2)

P eralatan kontrol sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), harus
m em enuhi persyaratan:
a. m udah dibaca; dan
b. m udah dioperasikan.

(1)

P engatur sirkulasi udara sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 39 ayat (1) huruf b, harus m am pu m engatur
keseim bangan udara di ruang operator.

(2)

Lam pu penerangan ruang operator sebagaim ana dim aksud
dalam P asal 39 ayat (1) huruf c, harus m em enuhi persyaratan
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 33 ayat (4) huruf a dan
huruf b.

P aragraf 4
P erlengkapan P enunjang K ereta S agasi

P erlengkapan penunjang sebagaim ana
ayat (2), untuk kereta bagasi m eliputi:
a. ruang bagasi; dan
b. pintu.

dim aksud dalam P asal 5

(1)

R uang bagasi sebagaim ana dim aksud
huruf a, dilengkapi dengan:
a. pengatur sirkulasi udara; dan
b. lam pu penerangan.

dalam

P asal

42

(2)

R uang bagasi sebagaim ana dim aksud pad a ayat (1) harus
m em enuhi persyaratan:
a. dinding ruang bagasi m enggunakan bahan yang tidak
m udah terbakar; dan
b. cukup untuk penem patan barang.

(1)

P engatur sirkulasi udara sebagaim ana dim aksud dalam
P asal 43 ayat (1) huruf a, harus m am pu m engatur
keseim bangan udara di ruang bagasi.

(2)

Lam pu penerangan ruang bagasi sebagaim ana dim aksud
dalam P asal 43 ayat (1) huruf b, harus m em enuhi persyaratan
sebagaim ana dim aksud dalam P asal 33 ayat (4) huruf a dan
huruf b.

P intu sebagaim ana dim aksud dalam P asal 42 huruf b, harus
m em enuhi persyaratan:
a. dirancang dengan ukuran yang dapat m em berikan kem udahan
keluar m asuk barang;
b. dilengkapi dengan kaca dari jenis safety glass; dan
c. dilengkapi kunci.

B A B IV
P E R S E T U JU A N S P E S IF IK A S I T E K N IS
K E R E T A Y A N G D IT A R IK LO K O M O T IF

(1)

S pesifikasi teknis kereta yang ditarik lokom otif berdasarkan
penilaian dokum en yang telah m em enuhi standar spesifikasi
teknis dalam P eraturan ini diberikan persetujuan oleh D irektur
Jenderal sebagai persyaratan pem buatan rancang bangun
dan rekayasa.

(2)

P ersetujuan spesifikasi teknis sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), berlaku paling lam a 5 (lim a) tahun dan dapat
diperpanjang untuk jangka w aktu 2 (dua) tahun.

(3)

K etentuan lebih lanjut m engenai tata cara dan persyaratan
pem berian
persetujuan
spesifikasi
teknis
sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), diatur dengan P eraturan D irektur
Jenderal.

BABV
KETENTUANPENUTUP

D isahkan di Jakarta
padatanggal21 JU LI2010

MENTERI PERHUBUNGAN,
ttd

SALINAN
1.
2.
3.
4.
5.

P eraturan ini disam paikan kepada :

M enteri K euangan;
M enteri P erencanaan P em bangunan N asional/K epala B appenas;
M enteri B U M N ;
S ekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan D irektur Jenderal
K em enterian P erhubungan;
D irektur U tam a P T . K ereta A pi (P ersero).
S A LI N A N sesuai de
K E P A LA B IR H

UMA
R IS S H . M M M H
P em bina T k. I (IV /b)
N IP . 19630220 198903 1 001

P erkeretaapian