Artikel dan Makalah Pendidikan | tentang PENDIDIKAN | n 6

PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH
- DR. JEMARI M.

Mengapa harus berubah?
 Dunia berubah dengan cepat
 Tuntutan masyarakat berubah
 Persaingan kemampuan sumber daya

manusia
 Peningkatan kualitas pendidikan yang
terus menerus dan berkelanjutan

Kultur sekolah
 Peningkatan kualitas yang terus menerus
 Pimpinan sekolah yang sukses memahami

lingkungan sekolah secara holistik,
 Pandangan yang holistik ini merupakan konsep
kultur sekolah
 Melalui pemahaman kultur sekolah, pimpinan
akan memiliki bekal untuk membentuk nilai,

keyakinan, dan sikap yang diperlukan untuk
membangun sekolah belajar yang kontinu

Apa yang harus berubah ?
 Cara berpikir
 Tindakan
 Kebiasaan
 Penampilan
 Keberhasilan
 Nilai dan Keyakinan



Norma
Interaksi & komunikasi

Strategi melakukan perubahan
 Pendekatan struktural

Peraturan

 Klasikal
Pendekatan kultural
Interaksi
Dari bawah
Lambat tapi terus menerus







Kualitas kultur
 Struktur : Rantai pengguna
 Fokus : Layanan yang memuaskan
 Komunikasi: kualitas komunikasi dua arah
 Gaya: Penekanan pada kualitas utama
 Responsip: Penekanan pada kepuasan

pemakai internal dan eksternal.


Sekolah menurut kultur sekolah
1. Sekolah tipe I








Memahami kultur sekolah
Ada tim pengembang
Delegasi tugas dan wewenang
Interaksi antar warga sekolah
Komitmen warga sekolah
Sosialisasi program perbaikan
Program perbaikan dirancang dari bawah

Sekolah tipe II

 Interaksi antar warga sekolah kurang baik
 Penentuan kebijakan terpusat
 Harapan sangat rendah
 Menyalahkan faktor luar
 Tidak banyak yang bisa dilakukan dengan

keadaan yang ada
 Menunggu

3. Sekolah tipe III
 Puas dengan yang dicapai
 Bergerak lambat
 Menunggu yang lain
 Interaksi antar warga kurang baik
 Komitmen kurang

Tipologi kultur sekolah
1. Formal – sekolah tradisional dengan

penekanan pada disiplin.

2. Sekolah sejahtera– bahagia, berpusat
pada siswa
3. Sekolah yang panas – harapan sangat
tinggi.
4. Sekolah perjuangan – penekanan pada
kontrol dasar, harapan kecil, moral
rendah

PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
 DIMENSI STRUKTURAL:


PELATIHAN, PENATAAN ULANG BERBAGAI
KOMPONEN, PENGATURAN, PERATURAN,
ORIENTASI KURIKULER, DSB.

 DIMENSI KULTURAL:





PERUBAHAN BERASAL DARI DALAM
LEMBAGA
PERUBAHAN PRILAKU NYATA DALAM AKSI

Kultur sekolah
• Deal & Peterson (1990):
• Pola nilai, keyakinan, dan tradisi yang
terbentuk melalui sejarah sekolah

• Stolp & Smith (1994):
• Pola makna yang dipancarkan secara historis
yang mencakup norma, nilai, keyakinan,
seremonial, ritual, tradisi, dan mitos dalam
derajad yang bervariasi oleh warga sekolah

Beberapa pengertian
• Norma: perilaku yang diterima oleh suatu
kelompok masyarakat
• Nilai: Sesuatu yang memiliki manfaat atau

kepercayaan atas manfaat
• Keyakinan: suatu yang dianggap benar
dan salah
• Seremonial: upacara yang selalu diadakan
atas dasar keyakinan tertentu

Peran kultur
 Memperbaiki

kinerja sekolah
 Membangun komitmen warga sekolah
 Membuat suasana kekeluargaan,
kolaborasi, ketahanan belajar, semangat
terus maju, dorongan bekerja keras, tidak
mudah mengeluh

Kultur sekolah
 Positif:

Menghargai kesuksesan

• Menekankan pencapaian dan kolaborasi
• Mengikat suatu komitmen pada staf dan siswa
untuk selalu belajar
 Negatif:
• Menyalahkan siswa atas prestasinya
• Menghindari kolaborasi
• Selalu ada pertentangan antar warga


Mengubah kultur sekolah
 Kepala sekolah harus memahami kultur yang

ada
 Pengubahan kultur mengubah variasi hubungan
antar warga sekolah
 Perubahan dilakukan melalui dialog, perlahanlahan dengan kesabaran, dan komitmen
 Perubahan dimulai dari atas dengan contoh
perbuatan

PRODUK KULTUR YANG BAIK

 Peningkatan kinerja individu dan kelompok
 Peningkatan kinerja sekolah atau institusi
 Terjalin hubungan yang sinergi diantara ketiga

tingkatan di atas.
 Tugas dilaksanakan dengan perasaan senang
 Timbul iklim akademik
 Kompetisi dengan kolaborasi
 Interaksi yang menyenangkan

Membangun sekolah belajar
(Senge, 1990)
 Masteri personal: berusaha meningkatkan diri
 Model mental: Norma tak tertulis yang mengatur

operasi sekolah
 Tim belajar: kapasitas stakeholders untuk
merefleksikan fungsi sekolah yang belajar
 Sistem berpikir: melihat hubungan peran warga


Kultur Utama









Suka membaca
Jujur
Bersih
Disiplin dan efisien
Kolaborasi
Saling percaya
Berprestasi
Penghargaan dan Teguran

KEPALA SEKOLAH














MENSOSIALISASIKAN VISI SEKOLAH DAN
RENCANA MENCAPAI VISI
MENJELASKAN HARAPAN THD GURU DAN SISWA
SELALU TAMPAK DI SEKOLAH
DIPERCAYA GURU DAN SISWA
MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMAMPUAN
GURU
MEMBERDAYAAN GURU DAN ORANG TUA
MEMBERI PUJIAN DAN PERINGATAN KEPADA
GURU DAN SISWA
MEMILIKI RASA HUMOR
SEBAGAI MODEL BAGI GURU DAN SISWA

SEKIAN DAN TERIMAKASIH

SELAMAT BEKERJA
Yogyakarta Mei 2004
Djemari Mardapi