24. Proseding Survey Geokimia Mineral Logam di Provinsi Sumatera Barat

II.24

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

SURVEY GEOKIMIA MINERAL LOGAM DI PROVINSI SUMATERA BARAT
Ernowo, Kisman, Armin T, Eko Yoan T, Syahya S

SARI

”Kegiatan survey ini dilaksanakan dalam rangka kerjasama antara China Geological Survey dengan
Badan Geologi mengenai kerjasama teknik dan keilmuan di bidang Kebumian yang dilaksanakan oleh
Pusat Sumber Daya Geologi melalui DIPA 2011 bersama dengan Wuhan Center of China Geological
Survey. Oleh karena kerjasama ini berlangsung selama 3 (tiga) tahun (2011 – 2013), maka dalam periode
pertama ini dipilih Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan.

Maksud kegiatan penyelidikan geokimia ini adalah untuk melakukan pengambilan conto sedimen sungai
aktif, sari dulang dan batuan termineralisasi di daerah penyelidikan.Adapun tujuannya adalah untuk
mengetahui penyebaran unsur–unsur kimia logam dari conto yang diambil dan zona-zona anomali unsur
logam serta daerah prospek sebagai data penunjang untuk penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan
(WIUP).
Sebanyak 354 conto yang terdiri dari conto sedimen sungai aktif, konsentrat dulang, batuan dan apungan diambil dari lokasi Sangir Batanghari, Kabupaten Solok Selatan dan Surian – Ulu Suliti yang masuk

wilayah administrative Kabupaten Solok dan Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Analisis kimia
dilakukan untuk conto sedimen sungai aktif dan beberapa batuan termineralisasi meliputi unsur-unsur
Cu, Pb, Zn, Fe, Au, Ag, As, Sb, Fe, K, Li, Mn dan Mo, sementara untuk beberapa conto batuan mengandung
bijih besi dilakukan analisis terhadap kandungan SiO2, Al2O3, Fe2O3, Fe3O4, Fe.Total, CaO, MgO, TiO2,
P.Total, S.Total, H2O. Analisis Fisika dilakukan terhadap conto konsentrat dulang, batuan dan apungan
meliputi mineral butir, mineragrai dan petrograi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis terhadap data-data geokimia yang ada di lokasi penyelidikan
dapat diketahui adanya mineralisasi logam mulia di daerah penyelidikan ditunjukkan dengan hadirnya
butiran emas pada konsentrat dulang dalam beberapa lokasi baik di daerah Sangir Batanghari maupun,
anomali logam dasar (Cu.Pb, Zn) dan logam mulia (Au,Ag) diketemukan di beberapa lokasi baik di Sangir
Batanghari maupun di Surian – Ulu Suliti, terutama anomali Au di daerah Sungai Abu dan mineralisasi
besi dan tembaga di daerah penyelidikan adalah kontak metasomatis jenis skarn. Untuk mengetahui daerah prospek dan tipe mineralisasi yang ada di daerah penyelidikan atas dasar data anomali tersebut, perlu
ditindaklanjuti dengan pemetaan geologi yang lebih rinci di daerah Sungai Abu.



PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL


PENDAHULUAN
Survey geokimia merupakan salah satu tahapan
kegiatan awal eksplorasi mineral logam. Data
dan informasi hasil kegiatan ini sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan untuk
mendeliniasi zona-zona anomali unsur logam
mulia dan logam dasar untuk menindaklanjuti
dengan tahapan kegiatan selanjutnya.
Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah
yang telah dilakukan penyelidikan geokimia
regional sistematik sekala 1: 250.000 dan
telah menghasilkan data dan informasi yang
bermanfaat untuk pelaku kegiatan eksplorasi
mineral logam. Secara sistematik, kegiatan
survey geokimia ini masih perlu dilanjutkan
dengan sekala yang lebih rinci. Dalam rangka
kerjasama antara China Geological Survey dengan Badan Geologi mengenai kerjasama teknik
dan keilmuan di bidang Kebumian, salah satu
implementasi yang akan dilakukan adalah survey geokimia mineral logam di wilayah Provinsi
Sumatera Barat. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh Pusat Sumber Daya Geologi melalui DIPA

2011 bersama dengan Wuhan Center of China
Geological Survey. Oleh karena kerjasama ini
berlangsung selama 3 (tiga) tahun (2011 –
2013), maka dalam periode pertama ini dipilih
Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan.
Maksud kegiatan penyelidikan geokimia ini
adalah untuk melakukan pengambilan conto
sedimen sungai aktif, sari dulang dan batuan
termineralisasi di daerah penyelidikan. Adapun
tujuannya adalah untuk mengetahui penyebaran unsur–unsur kimia logam dari conto yang
diambil dan zona-zona anomali unsur logam
serta daerah prospek sebagai data penunjang

II.24

untuk penetapan Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP).
Berdasarkan hasil pendataan sekunder lokasi
kegiatan penyelidikan pada tahun 2011 ini
dilaksanakan di dua daerah yaitu Daerah Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan dan
Daerah Surian – Ulu Suliti yang masuk dalam

wilayah administratif Kabupaten Solok dan
Kabupaten Solok Selatan (Gambar 1).

METODOLOGI
Metoda penyelidikan berupa pengumpulan data
yang dilakukan dalam pekerjaan ini meliputi
pengumpulan data sekunder dan pengumpulan
data primer.
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan
mempelajari literatur-literatur hasil pemetaan
dan survei mineral di daerah penelitian dengan
cara :
• mengumpulkan data-data laporan hasil
inventarisasi dan eksplorasi yang dilakukan
oleh Direktorat Sumber Daya Geologi atau
Pusat Sumber daya Geologi.
• mempelajari Peta Geologi Skala 1 : 250.000
yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi (P3G).
• mengumpulkan data-data laporan hasil

penelitian dari pemerintah daerah setempat.
Pengumpulan data primer merupakan peker-

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

jaan yang langsung dilakukan di lapangan
yang meliputi pengambilan conto sedimen
sungai, sari dulang, batuan dan pengamatan geologi, alterasi serta mineralisasi pada
lintasan sungai dan di lokasi yang memiliki
indikasi keterdapatan maupun secara konsep
geologi memungkinkan terbentuknya endapan
mineral logam berdasarkan hasil evaluasi data
sekunder.
Pemercontoan geokimia dengan dilakukan cara
pengambilan conto endapan sungai aktif menggunakan saringan lolos 60 mesh atau 80 mesh,
disertai pemercontoan konsentrat mineral
berat dengan melakukan pendulangan pada
lokasi yang sama. Bila ditemukan indikasi pemineralan, dilakukan pengambilan conto batuan

ubahan dan termineralisasi dengan metoda
grab sampling.

HASIL PENYELIDIKAN
Sebanyak 354 conto diambil dari lapangan
didalam kegiatan penyelidikan ini (Tabel 1)
untuk dilakukan analisis di laboratorium baik
analisis kimia maupun fisika. Analisis kimia
untuk conto sedimen sungai aktif dan beberapa
batuan termineralisasi meliputi unsure-unsur
Cu, Pb, Zn, Fe, Au, Ag, As, Sb, Fe, K, Li, Mn dan
Mo, sementara untuk beberapa conto batuan
mengandung bijih besi dilakukan analisis terhadap kandungan SiO 2, Al 2O 3, Fe 2O 3, Fe 3O 4,
Fe.Total, CaO, MgO, TiO2, P.Total, S.Total, H2O.

Daerah Sangir Batang Hari
Morfologi daerah penyelidikan di Sangir
Batanghari dan sekitarnya terbagi menjadi dua
satuan yaitu satuan dataran, perbukitan (Gambar 2). Satuan morfologi dataran memiliki pola
pengaliran dendritik dimana menempati daerah disekitar lembah sungai Sangir dan bagian

timur daerah penyelidikan berada pada ketinggian antara 13 – 300 meter diatas permukaan
air laut yang dimanfaatkan sebagai daerah
pemukiman, persawahan dan perkebunan.
Morfologi perbukitan berada di sebelah barat
aliran Sungai Sangir menempati daerah pada
ketinggian antara 300 – 852 meter diatas permukaan air laut, dengan lereng-lereng terjal
dan memiliki pola pengaliran trellis.
Batuan penyusun daerah penyelidikan Sangir
Batanghari terdiri dari berbagai macam jenis
meliputi batuan sedimen, metamorf, gunungapi
maupun batuan terobosan dan endapan permukaan (Gambar 3). Batuan paling tua merupakan
Formasi Barisan (Pb) yang tersusun oleh filit,
batusabak, batugamping dan grewake meta.
Batugamping anggota Formasi Barisan (Pbl) ini
merupakan batugamping kristalin dengan sifat
hablur dan pejal memiliki komposisi karbonat
sekitar 80% dan mineral opak 2 %). Batuan
gunungapi Formasi Palepat (Pp) juga diendapkan pada jaman Perm, tersusun oleh lava, tuff
sela hablur dan tuf sela berkomposisi andesitan. Jaman Jura Awal terjadi terobosan batuan
granit (Jgr) berupa granit biotit hornblende

sampai granodiorit. Selanjutnya pada jaman
Kapur terjadi lagi terobosan batuan granitan
(Kgr) yang berupa batuan granodiorit sampai
granit dan terobosan diorit (Dio).

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Pada jaman Tersier kala Oligosen diendapkan batuan sedimen Formasi Sinamar (Tos).
Formasi Sinamar disusun oleh litologi berupa
konglomerat, batupasir kuarsa berbutir kasar,
batupasir mika, batupasir arkosan, batulempung, napal, batulempung pasiran. Kala Pliosen
juga terbentuk batuan terobosan andesit berupa
retas-retas yang tersebar di beberapa tempat.
Batuan gunungapi Kuarter (Qvu) merupakan
batuan gunungapi yang tak terpisahkan tersusun oleh breksi gunungapi, lahar, breksi
tuff dengan komposisi basalt sampai andesit.

Terakhir adalah endapan permukaan (Qa) yang
merupakan endapan-endapan pada dataran
banjir sepanjang aliran Sungai Batanghari dan
sungai Sangir.
Struktur geologi yang berkembang di daerah
Sangir Batanghari adalah sesar normal dan
sesar mendatar. Sesar mendatar merupakan
sesar yang membentuk aliran Sungai Sangir dengan arah umum timurlaut – baratdaya.
Kelurusuan struktur dengan arah dominan
baratlaut – tenggara yang membentuk lerenglerang terjal (gawir) pada Formasi Barisan,
terutama anggota batugamping, serta rekahan
– rekahan yang intensif sehingga membentuk
pola pengaliran trellis.

Daerah Surian – Ulu Suliti
Morfologi daerah penyelidikan di Surian – Ulu
Suliti didominasi oleh satuan perbukitan dengan pola pengaliran dendritik – trellis dan
lereng yang bergelombang sampai terjal (Gambar 4). Daerah dataran hanya menempati
sebagian kecil daerah penyelidikan yang berada
pada dataran banjir dari hulu sungai Batang-


II.24

hari pada ketinggian antara 224 – 400 meter
diatas permukaan air laut yang dimanfaatkan
sebagai lahan pertanian dan perkebunan oleh
masyarakat
Litologi daerah Surian – Ulu Suliti tersusun oleh
bermacam batuan terdiri dari batuan sedimen,
gunungapi, metamorf, batuan beku, batuan
ultrabasa dan endapan permukaan (Gambar
5). Batuan tertua adalah Formasi Barisan (Pb)
dan anggota batugamping Formasi Barisan
(Pbl) sama dengan di daerah penyelidikan Sangir Batanghari yang diendapkan jaman Perm.
Selanjutnya pada jaman Jura – Kapur diendapkan Formasi Siguntur (Ps) yang tersusun oleh
kuarsit pejal sedikit terubah, serpih, batulanau
dan Anggota Batugamping Formasi Siguntur
(Jsl). Pada jaman Kapur terbentuk batuan ultrabasa (Kub) yang diikuti terobosan-terobosan
batuan granit (Kgr) dan diorit (Dio).
Jaman Tersier kala Miosen diendapkan batuan

sedimen Formasi Ombilin (Tmo) yang tersusun
oleh batulempung pasiran, batupasir tufan,
batupasir kuarsa, batupasir glokonitan, batulempung napalan dan konglomerat dengan
komposisi andesitan yang diikuti terobosan
batuan granodiorit (Tgdr).
Batuan gunungapi kuarter terdiri dari Batuan
gunungapi asam yang tak terpisahkan (Qou),
Batuan gunungapi yang tak terpisahkan (Qyu),
Lava (Qol) dan Batuan gunungapi andesitbasal(Qv). Selanjutnya terbentuk endapan
permukaan hasil erosi pada dataran banjir sungai (Qa).
Struktur geologi yang berkembang di daerah
Surian – Ulu Suliti adalah sesar normal dan

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

sesar mendatar. Sesar mendatar merupakan
sesar yang membentuk hulu aliran Sungai
Batanghari dngan arah umum baratdaya – tenggara. Sesar normal membentuk lereng-lereng
terjal (gawir) pada daerah sekitarnya. Daerah
ini mengalami control struktur yang sangat kuat
dengan ditunjukkan adanya pola aliran trellis
mengikuti sesar utama hulu Sungai Batanghari.

kelas dan kumulatif frekuensi didapatkan nilai
background 3196,84 ppb threshold 14656 ppb
erratic 27217 ppb. Di dalam Peta Sebaran dan
Anomali Unsur Au (Gambar 6), anomali kuat Au
(lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada
conto SEL_136 (13246 ppb), SEL_25 (14674
ppb), SEL_27 (28603 ppb serta data out of control SEL_11 (100320 ppb).
Tembaga (Cu)

ANALISIS GEOKIMIA
Data hasil analisis geokimia dari sedimen
sungai aktif diolah menggunakan software
Microsoft Excell untuk mendapatkan descriptive
statistics. Anomali masing-masing unsur dan
penentuan kelas didalam peta sebaran unsur
dihitung dari Mean+2SDEV. Pengeplotan nilai
dan pembuatan peta sebaran unsur dilakukan
menggunakan bantuan software MapInfo.

Daerah Sangir Batanghari
Analisis statistik terhadap nilai unsur dari
62 conto sedimen sungai aktif berupa mean,
standar deviasi, jumlah dianalisis, nilai minimal,
nilai maksimal dan batas bawah hasil pengukuran laboratorium untuk masing masing unsur
dari daerah survey di Sangir Batanghari dan
sekitarnya ditampilkan dalam Tabel 2.
Emas ( Au)
Sebanyak 57 data hasil analisis geokimia unsur
Au dengan kisaran antara 2 ppb sampai dengan
28603 ppb dianalisis statistik sehingga didapat
nilai rata-rata 1546,47 ppb dan standar deviasi
4691,78 ppb. Perhitungan berdasar interval

Sebanyak 61 data dianalisis untuk unsur tembaga, dengan kisaran nilai antara 8 ppm sampai
dengan 236 ppm, dengan rata-rata 39,82 ppm
dan standar deviasi 44,78 ppm Perhitungan
berdasar interval kelas dan kumulatif frekuensi
didapatkan nilai background 43,45 ppm, threshold 194,5 ppm, erratic 226,5 ppm.
Didalam Peta Sebaran dan Anomali Unsur Cu
(Gambar 7), diketahui adanya anomali kuat Cu
(lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada
conto SEL_02 (157 ppm), SEL_25 (229 ppm),
serta data out of control SEL_27 (498 ppm) dan
SEL_136 (236 ppm).
Timah hitam (Pb)
Sebanyak 61 data hasil analisis geokimia unsur
Pb dengan kisaran antara 6 ppm sampai dengan
150 ppm dianalisis statistik sehingga didapat
nilai rata-rata 26,44 ppm dan standar deviasi
32,04 ppm. Perhitungan berdasar interval kelas
dan kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 28,04 ppm, threshold 126,5 ppm, erratic
148,5 ppm.
Didalam Peta Sebaran dan Anomali Unsur Pb
(Gambar 8), diketahui adanya anomali kuat Pb

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

(lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada
conto SEL_11 (126 ppm), SEL_12 (131 ppm),
SEL_25 (150 ppm), SEL_27 (135 ppm) serta data
out of control SEL_136 (222 ppm).
Seng (Zn)
Sebanyak 61 data hasil analisis geokimia unsur
Zn dengan kisaran antara 30 ppm sampai
dengan 648 ppm dianalisis statistik sehingga
didapat nilai rata-rata 157,80 ppm dan standar
deviasi 32,04 ppm. Perhitungan berdasar interval kelas dan kumulatif frekuensi didapatkan
nilai background 158,60 ppm, threshold 614,5
ppm, erratic 614,5 ppm.
Didalam Peta Sebaran dan Anomali Unsur Zn
(Gambar 9), diketahui adanya anomali kuat Zn
( lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) pada
conto SEL_14 (466 ppm), SEL_25 (648 ppm),
SEL_27 (461 ppm), SEL_136 (598 ppm) serta
data out of control SEL_117 (1315 ppm).

Daerah Surian – Ulu Suliti
Analisis statistik terhadap nilai unsur terhadap
101 conto sedimen sungai aktif berupa mean,
standar deviasi, jumlah dianalisis, nilai minimal,
nilai maksimal dan batas bawah hasil pengukuran laboratorium untuk masing masing unsur
dari daerah survey di Sangir Batanghari dan
sekitarnya ditampilkan dalam Tabel 3.
Sebaran unsur Cu (Gambar 10), diketahui adanya nilai yang lebih dari rata-rata + 2
standar deviasi pada conto L082C1 (68 ppm),
SEL_119 (68 ppm), SEL_120 (84 ppm), SEL_102
(86 ppm), SEL_106 (91 ppm), SEL_01 (95 ppm),
serta data out of control SEL_122 (136 ppm),

II.24

SEL_131 (177 ppm) dan SEL_132 (190 ppm).
Nilai unsur tersebut tersebar mengikuti jalur
sesar yang merupakan hulu Sungai Batanghari
dari daerah Surian sampai Cubadak, Kecamatan Pantai Cermin, namun daerah tersebut
dianggap sudah bukan merupakan anomali,
dengan adanya aktivitas penambangan tembaga dan besi.

Emas (Au)
Sebanyak 91 data dianalisis untuk Au, dengan kisaran nilai antara 2 ppb sampai dengan
1150 ppb, nilai rata-rata 48,85 ppb dan standar
deviasi 164,43 ppb. Dari perhitungan berdasar
kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 110,65 ppb, threshold 694,5 ppb, erratic
1156,5 ppb.
Dari Peta Sebaran dan Anomali Unsur Au
(Gambar 11) diketahui adanya anomali tinggi
(lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) di daerah Ulu Suliti pada conto SEL_43 (642 ppb) dan
nilai out of control pada conto SEL_39 (2440
ppb). Anomali lain di daerah Sungai Abu pada
conto SOL_134 (863 ppb), SOL_36 (1150 ppb)
serta nilai out of control SOL_138 (1519 ppb)
dan SOL_34 (2309 ppb).

Timah hitam (Pb)
Sebanyak 99 data dianalisis untuk Pb, dengan
kisaran nilai antara 8 ppm sampai dengan 315
ppm, nilai rata-rata 26 ppm dan standar deviasi
30,95 ppm. Dari perhitungan berdasar kumulatif frekuensi didapatkan nilai background
32,14 ppm, threshold 274 ppm, erratic 315 ppm.
Dari Peta Sebaran dan Anomali Unsur Pb

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

(Gambar 12) diketahui adanya anomali tinggi
(lebih dari rata-rata + 2 standar deviasi) di daerah Sungai Abu pada conto SOL_20 (315 ppm)
serta data out of control SOL_135 (1041 ppm)
dan SEL_42 (1682 ppm).

Sementara itu di daerah Surian – Ulu Suliti
(Tabel 5) diketahui hanya Zn yang relatif berhubungan dengan Mn, sementara unsur lain
tidak menunjukkan hubungan.

Seng (Zn)

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebanyak 98 data dianalisis untuk Zn, dengan
kisaran nilai antara 8 ppm sampai dengan 252
ppm, nilai rata-rata 87,86 ppm dan standar
deviasi 41,04 ppm. Dari perhitungan berdasar
kumulatif frekuensi didapatkan nilai background 88,65 ppm, threshold 189 ppm, erratic
255 ppm.

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis
terhadap data-data geokimia yang ada di lokasi
penyelidikan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

Dari Peta Sebaran dan Anomali Unsur Zn (Gambar 13) diketahui adanya anomali tinggi (lebih
dari rata-rata + 2 standar deviasi) di daerah
Sungai Abu pada conto SOL_133 (182 ppm),
SOL_132 (241 ppm) serta data out of control
SOL_134 (268 ppm), SOL_131 (271 ppm) dan
SOL_19 (272 ppm). Sementara itu nilai diatas
mean + 2 standar deviasi lainnya diketemukan
di daerah Bulangadang yang merupakan daerah tambang.

PEMBAHASAN
Berdasarkan perhitungan angka antar unsur
yang dianalisis (Tabel 4) dari daerah Sangir
Batanghari diketahui beberapa unsur yang
relatif berkaitan (angka hubungan > 0,5). Unsur
Cu relatif berkaitan dengan Pb, Zn, Au dan As.
Selain itu Zn juga dengan Mn. Mn berhubungan relatif erat dengan Fe. Perhitungan juga
menunjukkan hubungan antara Au dengan As.

1. Petunjuk adanya mineralisasi logam mulia
di daerah penyelidikan ditunjukkan dengan
hadirnya butiran emas pada konsentrat
dulang dalam beberapa lokasi baik di daerah Sangir Batanghari maupun Surian – Ulu
Suliti
2. Di luar area penambangan yang sudah aktif,
Anomali logam dasar (Cu.Pb, Zn) dan logam
mulia (Au) diketemukan di beberapa lokasi
baik di Sangir Batanghari maupun di Surian
– Ulu Suliti, terutama anomali Au di daerah
Sungai Abu.
3. Mineralisasi besi dan tembaga di daerah
penyelidikan adalah kontak metasomatis
jenis skarn
Untuk mengetahui daerah prospek dan tipe
mineralisasi yang ada di daerah penyelidikan
atas dasar data anomali tersebut, perlu ditindaklanjuti dengan pemetaan geologi yang lebih
rinci di daerah Sungai Abu.

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

DAFTAR PUSTAKA
Crow, M.J., Johnson, C.C., McCourt, W.J. dan
Harmanto, 1993, Geokimia Regional Lembar
Painan dan Muara Siberut, Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung.

Suganda, E dan Johnson, C.C., 1993, Geokimia
Regional Lembar Sungai Penuh dan Ketaun,
Direktorat Sumberdaya Mineral, Bandung

Gafoer, S. dan Suharsono, 1996, Peta Geologi
Lembar Painan, Sumatera skala 1 : 250.000.
PPPG, Bandung.

II.24

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 1. Peta lokasi blok penyelidikan Surian-Ulu Suliti dan Sangir Batang Hari

Gambar 2. Peta morfologi daerah Sangir Batanghari

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 3. Peta geologi daerah Sangir Batanghari

II.24

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 4. Peta morfologi daerah Surian – Ulu Suliti

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 5. Peta geologi daerah Surian – Ulu Suliti

Gambar 6. Peta Sebaran dan anomali unsur Au daerah Sangir Batanghari

II.24

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 7. Peta Sebaran dan anomali unsur Cu daerah Sangir Batanghari

Gambar 8. Peta Sebaran dan anomali unsur Pb daerah Sangir Batanghari

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 9. Peta Sebaran dan anomali unsur Zn daerah Sangir Batanghari

Gambar 10. Peta Sebaran dan anomali unsur Au daerah Surian – Ulu Suliti

II.24

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Gambar 12. Peta Sebaran dan anomali unsur Pb daerah Surian – Ulu Suliti

Gambar 11. Peta Sebaran dan anomali unsur Cu daerah Surian – Ulu Suliti

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Gambar 13. Peta Sebaran dan anomali unsur Zn daerah Surian – Ulu Suliti

Tabel 1. Jumlah conto dan analisis laboratorium

II.24

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

BUKU 2 : BIDANG MINERAL

Tabel 2. Rangkuman statistik daerah Sangir Batanghari

Analisis mineral logam yang dominan ditunjukkan oleh unsur Au, Cu, Pb dan Zn.
Tabel 3. Rangkuman statistik daerah Surian – Ulu Suliti

Keterangan : Cu, Pb, Zn, Mn, Ag, Li, K, As, Mo dan Sb (ppm), Au (ppb), Fe (%)
Tembaga (Cu)

BatangTabel 4. Angka hubungan antar unsur daerah Sangir Batanghari

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011

II.24

BUKU 2: BIDANG MINERAL

Tabel 5. Angka hubungan antar unsur daerah Surian – Ulu Suliti

II.24

PROSIDING HASIL KEGIATAN PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2011